Anda di halaman 1dari 46

Kolom Langsing

(Slender Columns)

1
Secara umum kolom dapat dibedakan dalam 3 macam :

 Kolom dengan dengan rasio kelangsingan relatif tinggi


sehingga dibutuhkan pengekang lateral maupun dinding
lateral atau geser
 Panjang dengan rasio kelangsingan menengah yang akan
menyebabkan perlunya reduksi /pengurangan kekuatan,
namun demikan jenis kolom ini tidak memerlukan
pengekang lateral.
 Pendek dimana rasio kelangsingan kecil. Reduksi
kekuatan tidak memberikan efek yang signifikan sehingga
dapat diabaikan

2
Batas keruntuhan dari kolom, mekanismenya dapat
ditentukan oleh kekuatan bahannya (baja atau
betonnya)  kolom pendek

dan juga oleh adanya momen tambahan akibat faktor


tekuk - kolom panjang

3
Pada kolom langsing yang dibebani 𝑃 dengan
eksentrisitas 𝑒, maka momen yang terjadi pada ujung
kolom adalah :

𝑀𝑒 = 𝑃 𝑥 𝑒
Akibat 𝑃, kolom langsing mengalami perpindahan lateral
(defleksi) sebesar ∆ yang meningkatkan besarnya
momen yang terjadi di sepanjang tinggi kolom. Besar
kecilnya nilai ∆ yang dihasilkan tergantung pada
kelangsingan kolom ; semakin langsing kolom semakin
besar nilai ∆ yang dihasilkan. Defleksi maksimum pada
tengah tinggi kolom dan besarnya momen yang terjadi :

𝑀𝑒 = 𝑃 ( 𝑒 + ∆)

4
Jadi ada peningkatan momen akibat defleksi ∆,yaitu tambahan
momen akibat kelangsingan kolom atau pengaruh 𝑃 − ∆

Tambahan momen ini tentu saja akan mempengaruhi


diagram interaksi aksial- lentur yang dihasilkan.

Terjadi pengurangan kapasitas aksial


tekan pada kolom yang dibebani gaya 𝑃
dengan eksentrisitas ujung 𝑒 dari OA (kolom
pendek/tidak langsing) ke OB (kolom langsing).

Dalam kondisi ekstrem, kapasitas kolom dalam


memikul gaya aksial tekan sudah tidak
ditentukan lagi oleh faktor kapasitas material
penampang, tetapi ditentukan oleh faktor
geometri, yaitu tekuk (OC)

Kolom langsing secara umum dapat didefinisikan sebagai kolom yang mengalami
reduksi kapasitas aksial tekan yang cukup besar yaitu ≥ 5% akibat pengaruh 𝑃 − ∆
5
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
proses desain suatu kolom panjang meliputi :
 Tekuk
 Perpendekan elastis
 Momen sekunder akibat deformasi lateral
 Tinggi atau panjang kolom
 Ukuran penampang
 Rasio kelangsingan, serta
 Kondisi tumpuan ujung

Elemen kolom dengan rasio kelangsingan yang tinggi akan


memiliki reduksi kekuatan yang cukup besar dibanding kolom
dengan rasio kelangsingan yang kecil.

6
Rasio kelangsingan merupakan rasio antara panjang kolom, 𝑙
dengan jari-jari girasi, 𝑟, sedangkan jari-jari girasi merupakan
𝑟 = 𝐼 𝐴, dengan 𝐼 adalah momen inersia penampang dan
𝐴 adalah luas penampang.

klu
Slenderness ratio =
r

𝑙𝑢 = tinggi tak terkekang kolom antara dua lantai tingkat


𝑘 = faktor panjang efektif
𝑟 = jari-jari girasi
𝐼 = momen inersia penampang
𝐴 = luas penampang

7
 Untuk penampang persegi dengan lebar 𝑏 dan tinggi 𝑕,
3
maka 𝐼𝑥 = 𝑏𝑕 12
𝐼𝑦 = 𝑏3 𝑕
12
𝐴 = 𝑏. 𝑕
sehingga 𝑟𝑥 = 𝐼𝑥 𝐴= 0,288 𝑕 ≈ 0,3h dan

𝑟𝑦 = 𝐼𝑦 𝐴 = 0,288 𝑏 ≈ 0,3𝑏

Sedangkan untuk kolom dengan penampang lingkaran berdiameter


𝐷 memiliki 𝐼𝑥 = 𝐼𝑦 = 𝜋 𝐷4 64 dan 𝐴 = 𝜋 𝐷2 4 sehingga :
𝑟𝑥 = 𝑟𝑦 = 0,25 𝐷

8
Panjang efektif kolom (𝑘𝑙𝑢 ):

 Panjang kolom yang dipergunakan untuk menentukan rasio


kelangsingan kolom merupakan fungsi dari panjang efektif
kolom (𝑘𝑙𝑢 ).

 Panjang efektif kolom ini merupakan fungsi dari 2 faktor


utama :
1. Faktor Panjang tak terkekang (𝑙𝑢 )
2. Faktor Panjang efektif (𝑘)
1. Faktor Panjang tak terkekang (𝑙𝑢 )
 Merepresentasikan tinggi tak terkekang kolom antara dua lantai tingkat.
 Nilai diukur dari jarak bersih antar pelat lantai, balok ataupun elemen struktur
lain yang memberikan kekangan lateral pada kolom
2. Faktor Panjang efektif (𝑘)
 Merupakan rasio antara jarak dua titik dengan momen nol terhadap
panjang tak terkekang dari kolom.

 Faktor Panjang efektif (𝑘) mempunyai nilai bervariasi antara nilai 0,50-2,0
tergantung kondisinya, tipikal:

Kedua ujung sendi, tidak bergerak lateral 𝑘 =1


Kedua ujung jepit 𝑘 = 0,5
Satu ujung jepit, ujung lain bebas 𝑘 = 2,0
Kedua ujung jepit, ada gerak lateral 𝑘 = 1,0

 Untuk kolom yang merupakan komponen rangka (balok-kolom),


tahanan ujungnya terletak antara sendi dan jepit dengan
𝑘 = 0,75-0,90

 Untuk kolom kaku tertanam plat lantai , nilai 𝑘 = 0,75-0,90


 Nilai 𝑘 dapat pula ditentukan dengan nomogram dengan
terlebih dahulu menghitung faktor tahanan ujung 𝜓𝐴 dan
𝜓𝐵 pada sisi atas dan bawah kolom, yaitu :

(𝐸𝐼 𝑙𝑐 ) 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
𝜓=
(𝐸𝐼 𝑙𝑏) 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘

 Dalam memperhitungkan faktor 𝜓 pada suatu titik, maka


harus diperhitungkan semua balok dan kolom yang
bertemu pada titik tersebut.
Untuk tumpuan ujung sendi 𝜓 diambil sebesar 10
Untuk tumpuan ujung jepit 𝜓 diambil sebesar 1,0
 Dalam perhitungan nilai 𝜓 dibutuhkan besaran jari-jari girasi
penampang yang nilainya sangat ditentukan oleh modulus elastisitas dan
momen inersia penampang

𝐸𝑐 = 0,043𝑤 1,5 𝑓′𝑐 dengan 𝑤 antara 1440-2560 𝑘𝑔 𝑚3

Atau

𝐸𝑐 = 4.700 𝑓′𝑐

Dan modulus elastisitas tulangan baja diambil sebesar 𝐸𝑠 = 200.000 𝑀𝑃𝑎


 Momen inersia penampang akan bervariasi sepanjang elemen struktur
tergantung pada tingkat retak penampang dan tulangan baja terpasang.

 Untuk menghitung faktor 𝜓 maka nilai 𝐸𝐼 dari balok dan


kolom harus diperhitungkan dan momen inersia dapat
direduksi sbb :
Elemen struktur tekan :
Kolom 𝐼 = 0,70𝐼𝑔
Dinding geser (tidak retak) 𝐼 = 0,70𝐼𝑔
Dinding geser (retak) 𝐼 = 0,35𝐼𝑔
Elemen struktur lentur :
balok 𝐼 = 0,35𝐼𝑔
pelat datar dan slab datar 𝐼 = 0,25𝐼𝑔
dengan 𝐼𝑔 adalah momen inersia bruto dari penampang
 Sebagai alternatif, momen inersia untuk elemen struktur tekan
dan lentur dapat dihitung dengan :
Untuk elemen struktur tekan :

𝐴𝑠𝑡 𝑀𝑢 𝑃𝑢
𝐼 = 0,80 + 25 1− − 0,5 𝐼𝑔 ≤ 0,875𝐼𝑔
𝐴𝑔 𝑃𝑢 𝑕 𝑃𝑜

Dengan 𝑀𝑢 dan 𝑃𝑢 diperoleh dari kombinasi beban yang ditinjau atau dari
kombinasi 𝑀𝑢 dan 𝑃𝑢 yang ditentukan dengan nilai 𝐼 yang terkecil.
Nilai 𝐼 sendiri tidak perlu diambil lebih kecil dari 0,35𝐼𝑔

Untuk elemen struktur lentur :


𝑏𝑤
𝐼 = 0,10 + 25𝜌 1,2 − 0,2 𝐼𝑔 ≤ 0,5𝐼𝑔
𝑑

𝐼 tidak perlu diambil kurang dari 0,25𝐼𝑔


Batasan Rasio Kelangsingan (𝑘𝑙𝑢 /𝑟)
 Batasan antara kolom panjang dan kolom pendek ditentukan oleh rasio
kelangsingan. Batasan tersebut diberikan pada Pasal 6.2.5 yang
menyatakan bahwa efek kelangsingan boleh diabaikan untuk :

1. Elemen struktur tekan bergoyang, apabila :


𝑘𝑙𝑢
≤ 22
𝑟
2. Elemen struktur tekan tak bergoyang apabila :
𝑘𝑙𝑢 𝑀1
≤ 34 − 12 ≤ 40
𝑟 𝑀2
Dimana 𝑀1 dan 𝑀2 adalah momen ujung terfaktor pada kolom, dengan
𝑀2 > 𝑀1 .

𝑀1
Rasio bernilai positip apabila terjadi kelengkungan tunggal dan bernilai
𝑀2
negatif bila terjadi kelengkungan ganda.
Apabila faktor kelangsingan penampang harus diperhitungkan
dalam proses desain, maka perencanaan elemen struktur tekan
harus didasarkan pada gaya dalam dan momen terfaktor hasil
analisis orde kedua, yang memperhitungkan non-
linieritas bahan, kelengkungan elemen struktur tekan,
goyangan lateral, durasi beban, susut dan rangkak serta
interaksi dengan pondasi.

Momen total (termasuk hasil analisis orde kedua) pada elemen


struktur tekan, balok penopang atau struktur lain tidak boleh
melebihi 1,4 kali momen yang dihasilkan dari analisis orde
pertama.
Selain menggunakan analisis orde kedua, diperkenankan pula
melakukan analisis dengan menggunakan metode perbesaran
momen.
Metode perbesaran momen portal tak bergoyang
Langkah awal dalam proses desain kolom panjang adalah
menentukan apakah portal termasuk jenis bergoyang atau tidak.

Elemen struktur kolom dikatakan tidak bergoyang apabila :


1. Pertambahan momen ujung kolom hasil analisis orde kedua
tidak lebih dari 5% hasil analisis orde pertama

𝑃𝑢 ∆𝑜
𝑄= ≤ 0,05
𝑉𝑢𝑠 𝑙𝑐

dimana 𝑃𝑢 dan 𝑉𝑢𝑠 masing-masing adalah beban vertikal


terfaktor total dan gaya geser tingkat horisontal pada tingkat yang
dievaluasi, dan ∆𝑜 adalah defleksi lateral relatif orde pertama antara
tepi atas dan bawah tingkat tersebut akibat 𝑉𝑢𝑠
 Secara umum kolom akan mengalami simpangan lateral yang
menimbulkan momen sekunder. Apabila momen sekunder 𝑀′
ditambahkan pada momen lentur yang bekerja pada kolom 𝑀𝑎 ,
maka momen lentur total yang timbul adalah :

𝑀 = 𝑀𝑎 + 𝑀′

Suatu metode pendekatan untuk memperkirakan besarnya momen


total 𝑀 adalah dengan cara mengalikan 𝑀𝑎 dengan suatu faktor
yang disebut faktor perbesaran momen (𝜹) yang sama atau
lebih besar dari 1,0

𝑀 = 𝛿𝑀𝑎

Momen 𝑀𝑎 diperoleh dari hasil analisis struktur secara elastis


dengan menggunakan beban-beban terfaktor yang bekerja pada
kolom baik pada ujung maupun pada tengah bentang apabila ada
beban yang bekerja dalam arah transversal
Prosedur metode perbesaran momen :

1. Tentukan bahwa kolom yang dianalisis termasuk dalam bagian dari


portal tak bergoyang, dan tentukan panjang tak terkekang 𝑙𝑢
serta panjang efektif 𝑘
2. Hitung kekakuan kolom dengan persamaan :

0,2𝐸𝑐 𝐼𝑔 :𝐸𝑠 𝐼𝑠𝑒


𝐸𝐼 = (1)
1:𝛽𝑑𝑛𝑠
atau

0,4𝐸𝑐 𝐼𝑔
𝐸𝐼 = (2)
1:𝛽𝑑𝑛𝑠
dengan ;
𝐸𝑐 =4700 𝑓′𝑐
𝐸𝑠 =200.000 MPa
𝐼𝑔 = momen inersia bruto penampang terhadap sumbu yang ditinjau
𝐼𝑠𝑒 = momen inersia tulangan baja
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑎𝑘𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠 1,2𝐷
𝛽𝑑𝑛𝑠 = =
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠 1,2𝐷:1,6𝐿
3. Tentukan besarnya beban tekuk Euler 𝑃𝑐
𝜋2 𝐸𝐼
𝑃𝑐 = (3)
(𝑘𝑙𝑢 )2
Gunakan nilai 𝐸𝐼, 𝑘, 𝑑𝑎𝑛 𝑙𝑢 yang diperoleh dari langkah diatas

4. Hitung nilai 𝐶𝑚 untuk menghitung faktor perbesaran momen :


0,4𝑀1
𝐶𝑚 = 0,6 +
𝑀2
≥ 0,4 (4)

Rasio 𝑀1 𝑀2 bernilai positif untuk kelengkungan tunggal dan


bernilai negatif untuk kelengkungan ganda.
Untuk kolom yang memikul beban transversal diantara kedua
tumpuannya, maka nilai 𝐶𝑚 harus diambil sama dengan 1,0
5. Hitung faktor perbesaran momen 𝛿𝑛𝑠
𝐶𝑚
𝛿𝑛𝑠 = 𝑃𝑢
≥ 10
1;0,75𝑃
𝑐

dengan 𝑃𝑢 adalah beban aksial terfaktor yang bekerja, dan 𝑃𝑐 serta 𝐶𝑚


telah dihitung dalam langkah 3 dan 4.

6. Lakukan desain kolom dengan beban aksial terfaktor 𝑃𝑢 serta momen


𝑀𝑐 yang besarnya :

𝑀𝑐 = 𝛿𝑛𝑠 𝑀2

dengan 𝑀2 adalah momen ujung terfaktor yang terbesar

7. Nilai momen ujung terfaktor maksimum 𝑀2 harus diambil tidak kurang


dari :

𝑀2𝑚𝑖𝑛 ≥ 𝑃𝑢 (15 + 0,03𝑕)

Angka 15 dan 𝑕 dinyatakan dalam mm


Metode perbesaran momen portal bergoyang
Efek kelangsingan dapat diabaikan pada elemen struktur kolom yang
merupakan bagian portal bergoyang, jika
𝑘𝑙𝑢 𝑟 < 22.

Prosedur untuk menentukan faktor perbesaran momen


pada portal bergoyang dapat diurutkan sebagai berikut :
1. Tentukan apakah portal termasuk portal bergoyang atau tidak,
tentukan faktor panjang efektif, 𝑘 dan panjang tak terkekang 𝑙𝑢
2. Hitung besarnya 𝐸𝐼, 𝑃𝑐 dan 𝐶𝑚 dengan menggunakan persamaan
(1) sampai (4)
3. Faktor perbesaran momen dapat dihitung dengan persamaan
berikut :

1
𝛿𝑠 = ≥ 1,0 (5)
1;𝑄

27
namun bila 𝛿𝑠 yang dihasilkan besarnya melebihi 1,5 maka 𝛿𝑠 harus
dihitung berdasarkan analisis orde kedua, atau dengan menggunakan
persamaan :
1
𝛿𝑠 = 1− 𝑃𝑢 ≥ 1,0 (6)
0,75 𝑃𝑐
dengan
𝑃𝑢 adalah jumlah seluruh beban vertikal terfaktor yang bekerja
pada suatu tingkat
𝑃𝑐 dihitung dengan menggunakan persamaan (3) dan 𝑘 ditentukan
seperti pada analisis portal tak bergoyang namun dengan
menggunakan nomogram untuk portal bergoyang.
Nilai 𝐸𝐼 diambil dari persamaan (1) atau (2) namun 𝛽𝑑𝑛𝑠 diganti
dengan 𝛽𝑑𝑠 .
Nilai 𝛽𝑑𝑠 dapat diambil sama dengan nol, karena umumnya beban
lateral bekerja dalam durasi waktu yang singkat.

Beban lateral yang bekerja tetap hanya dijumpai pada kasus khusus
misalnya struktur yang berdiri pada tanah miring yang memikul
beban tekanan lateral tanah hanya pada satu sisi saja.

28
4. Hitung momen ujung, 𝑀1 dan 𝑀2 yang telah diperbesar

𝑀1 = 𝑀1𝑛𝑠 + 𝛿𝑠 𝑀1𝑠
𝑀2 = 𝑀2𝑛𝑠 + 𝛿𝑠 𝑀2𝑠
dengan 𝑀1𝑛𝑠 dan 𝑀2𝑛𝑠 adalah momen yang diperoleh dari
kondisi tak bergoyang, sedangkan 𝑀1𝑠 dan 𝑀2𝑠 adalah momen
yang diperoleh dari kondisi bergoyang.

5. Apabila 𝑀2 lebih besar dari 𝑀1 yang dihasilkan dari analisis


struktur, maka momen yang digunakan untuk desain kolom
adalah :
𝑀𝑐 = 𝑀2𝑛𝑠 + 𝛿𝑠 𝑀2𝑠 (7)

29
6. Elemen struktur tekan dapat didesain terhadap beban
terfaktor aksial 𝑃𝑢 dan momen 𝑀𝑐 pada persamaan (7)
apabila :
35
𝑙𝑢 𝑟 <
𝑃𝑢
𝑓′𝑐 . 𝐴𝑔
Sebagai tambahan elemen struktur tekan tersebut harus
didesain terhadap beban terfaktor aksial 𝑃𝑢 beserta momen,
𝑀𝑐 = 𝛿𝑛𝑠 𝑀2𝑛𝑠 + 𝛿𝑠 𝑀2𝑠 , apabila :

35
𝑙𝑢 𝑟 >
𝑃𝑢
𝑓′𝑐 . 𝐴𝑔

30
Contoh :
1. Kolom beton setinggi 6 m memikul beban mati 40 ton
dan beban hidup 35 ton dengan eksentrisitas 75 mm
pada ujung atas kolom dan eksentrititas 50 mm pada
ujung bawah kolom. Hitung momen rencana untuk
kolom tersebut !

31
Jawab :
1. Cek jenis kolom (langsing atau pendek)
𝑘𝑙𝑢 1,0 𝑥 6.000
= = 66,67
𝑟 0,3(300)
dimana :
𝑃𝑢 = 1,2 x(40) +1,6 (35) = 104 ton
𝑀2 = 104 x 0,075 = 7,8 tm
𝑀1 = 104 x 0,050 = 5,2 tm
𝑀1 5,2
34 − 12 = 34 − 12 = 26
𝑀2 7,8
𝑘𝑙𝑢 𝑀1
Karena > 34 − 12 , berarti kolom merupakan kolom
𝑟 𝑀2
langsing

2. Cek apakah 𝑀2 > 𝑀2𝑚𝑖𝑛 ?


𝑀2𝑚𝑖𝑛 = 𝑃𝑢 (15 +0,03𝑕)= 104 (15 +0,03(300))x 10;3
= 2,50 tm < 𝑀2 (OK)----------------------jadi gunakan 𝑀2 32
3. Hitung 𝐸𝐼
Karena luas tulangan belum diketahui, maka 𝐸𝐼 dihitung sbb :
0,40 𝐸𝑐 𝐼𝑔
𝐸𝐼 =
1 + 𝛽𝑑𝑛𝑠
dimana :
𝐸𝑐 = 4700 𝑓′𝑐 = 27.800 MPa = 2,78 x 106 𝑡 𝑚2
𝑏𝑕3 0,3 𝑥 0,33
𝐼𝑔 = = = 0,000675 𝑚4
12 12
1,2 𝑥 40
𝛽𝑑𝑛𝑠 = = 0,46
104
0,40 𝐸𝑐 𝐼𝑔 0,40 𝑥 2,78.106 𝑥 6,75.10−4
𝐸𝐼 = = = 514,11 t𝑚2
1:𝛽𝑑𝑛𝑠 1:0,46

4. Hitung momen desain


𝑀𝑐 = 𝛿𝑛𝑠 𝑀2
dimana :
𝑀1 5,2
𝐶𝑚 = 0,6 + 0,4 = 0,6 + 0,4 = 0,8667
𝑀2 7,8
33
𝜋2 𝐸𝐼 𝜋2 𝑥 514,11
𝑃𝑐 = = = 140,95 ton
(𝑘𝑙𝑢 )2 (1𝑥6)2

𝐶𝑚 0,8667
𝛿𝑛𝑠 = = = 5,4
𝑃𝑢 104
1− 1−
0,75𝑃𝑐 0,75𝑥140,95
Nilai 𝛿𝑛𝑠 yang didapat terlalu besar. Oleh karena itu perlu
dilakukan redesign dengan menggunakan ukuran
penampang kolom yang lebih besar.

Umumnya batas maksimum nilai 𝛿𝑛𝑠 yang masih dianggap


ekonomis adalah 𝛿𝑛𝑠 =2,0

34
 Contoh 2 :

Kolom persegi 550 mm x 550 mm yang merupakan bagian dari suatu


struktur portal mempunyai tinggi 𝑙𝑢 = 5,55 m dan tidak dikekang terhadap
goyangan. Akibat kombinasi beban gravitasi terfaktor pada kolom bekerja :
𝑃𝑢 = 3.204 kN ; 𝑀1 =64 kN-m ; 𝑀2 =170 kN-m
Sedangkan akibat beban angin terfaktor pada kolom bekerja :
𝑃𝑢 = 400 kN ; 𝑀𝑢 =138 kN-m
Jumlah total beban pada lantai yang ditinjau akibat beban gravitasi terfaktor
adalah :
𝑃𝑢 = 70.000 kN dan 𝑃𝑐 = 140.000 kN
Jika 𝑓′𝑐 = 35 MPa dan 𝑓𝑦 = 400 MPa, hitung 𝑀𝑑𝑠𝑛 ?

35
Jawab :
1. Cek apakah momen maksimum terjadi di lokasi selain
ujung-ujung kolom :
𝑙𝑢 5,55 5,55
= = = 33,6
𝑟 0,3𝑕 0,3 𝑥 0,55

35 35
𝑃𝑢
= 3.204
= 63,6
𝑓′𝑐 𝐴𝑔 35 𝑥(0,55 𝑥 0,55)

Karena 33,6 < 63,6 ---- tidak perlu pengecekan


2. Kombinasi beban yang diperhitungkan adalah :
𝑈 = 0,75 𝑥 1,2𝐷 + 1,6𝐿 + 1,6 𝑊
𝑃𝑢 = 0,75 x (3.2014 + 400) = 2.703 kN
𝑀2𝑛𝑠 = 0,75 x 170 = 127,5 kN-m
𝑀2𝑠 = 0,75 x 138 = 103,5 kN-m

36
1,0 1,0
 𝛿𝑠 = 𝑃 = 70.000 = 3 > 1,0 (OK!)
1;0,75 𝑢𝑃 1;
0,75𝑥140.00
𝑐

 𝑀2 = 𝑀2𝑛𝑠 + 𝛿𝑠 𝑀2𝑠 = 127,5 + 3 (103,5) = 438 kN-m

3. Cek stabilitas :
Karena nilai 𝛿𝑠 > 2,0 maka penampang kolom tidak
memadai. Jadi kolom harus diperbesar atau diperkaku

37
Contoh 3 :
Rencanakan sebuah kolom interior persegi pada lantai pertama
dari bangunan kantor berlantai 8. Tinggi bersih lantai pertama
adalah 4,85 m, sedangkan tinggi lantai lainnya adalah 3,35 m.
Kolom dianggap merupakan bagian dari portal bergoyang.
Beban-beban yang bekerja pada kolom interior lantai pertama
akibat beban gravitasi dan beban angin ditabelkan sbb :

Jenis beban Beban Aksial Momen Lentur


(kN) Atas (kN-m) Bawah (kN-m)
Beban mati (D) 1.690 43 73
Beban hidup (L) 620 27 48
Beban Angin (W) 0 67 67

38
Gunakan 𝑓′𝑐 =35 MPa, 𝑓𝑦 = 400 MPa.
Asumsikan 𝐸𝐼 𝑙 untuk balok adalah sebesar 40.700 kN-m. Anggap
pula bahwa beban untuk kolom eksterior adalah 2/3 beban kolom
interior sedangkan untuk kolom sudut dianggap memikul beban
sebesar 1/3 beban kolom interior.

39
Penyelesaian :
1. Hitung beban terfaktor yang bekerja dengan menggunakan kombinasi
pembebanan yang ada.

Beban Momen Lentur


Aksial Atas bawah
Jenis beban (kN) (kN-m) (kN-m)
Beban mati (D) 1.690 43 73
Beban hidup (L) 620 27 48
Beban Angin (W) 0 67 67

No Kombinasi Beban M1 M2 M1ns M2ns M1s M2s


1 1,4D 2366 60,2 102,2 60,2 102,2 60,2 102,2
2 1,2D+1,6L 3020 94,8 164,4 94,8 164,4 94,8 164,4
3 1,2D+0,5L 2338 65,1 111,6 65,1 111,6 65,1 111,6
4 1,2D+0,5W 2028 85,1 121,1 85,1 121,1 51,6 87,6 33,5 33,5
5 1,2D-0,5W 2028 85,1 121,1 85,1 121,1 51,6 87,6 -33,5 -33,5
6 1,2D+1,0W+0,5L 2338 132,1 178,6 132,1 178,6 65,1 111,6 67 67
7 1,2D-1,0W+0,5L 2338 -1,9 44,6 -1,9 44,6 65,1 111,6 -67 -67
8 0,9D+1,0W 1521 105,7 132,7 105,7 132,7 38,7 65,7 -67 67
9 0,9D-1,0W 1521 -28,3 -1,3 -1,3 -28,3 65,7 38,7 -67 -67
40
Dari kombinasi tersebut, dipilih nilai maksimum 𝑃𝑢 dan 𝑀𝑢 yang mungkin
terjadi, yaitu :
𝑃𝑢 = 3.020 𝑘𝑁 𝑀𝑢 = 164,4 𝑘𝑁. 𝑚
Sehingga besar eksentrisitas yang terjadi adalah :
𝑀𝑢 164,4
𝑒= = = 0,05443 𝑚 = 54,43 𝑚𝑚
𝑃𝑢 3.020
Periksa terhadap syarat eksentrisitas minimum :
𝑒𝑚𝑖𝑛 = 15 + 0,03𝑕 = 15 + 0,03(450)=28,5 mm < 54,43 mm
(asumsikan 𝑕 = 450 𝑚𝑚)

2.Lakukan desain awal penampang kolom dengan menggunakan grafik-


grafik. Dalam hal ini sebagai acuan awal diambil ukuran kolom 450
mmx450 mm dengan nilai 𝛾 = 0,7 serta menggunakan
𝑃𝑢 = 3.020 𝑘𝑁, 𝑀𝑢 = 164,4 𝑘𝑁. 𝑚
Nilai 𝐾𝑛 dan 𝑅𝑛 dihitung sbb :
𝑃𝑛 𝑃𝑢 3.020𝑥103
𝐾𝑛 = = = = 0,655
𝑓′𝑐 𝐴𝑔 𝜙𝑓′𝑐 𝐴𝑔 0,65𝑥35𝑥450𝑥450

41
𝑃𝑛 𝑒 𝑒 54,43
𝑅𝑛 = = 𝐾𝑛 = 0,655𝑥 = 0,0792
𝑓′𝑐. 𝐴𝑔. 𝑕 𝑕 450
Maka dari grafik P-M yang sesuai diambil 𝜌𝑔 =0,01 sehingga
𝐴𝑠𝑡 = 0,01(450)(450) = 2.025 𝑚𝑚2 . Maka digunakan kolom berukuran
450x450 mm dengan tulangan memanjang4D29 (=2.640 𝑚𝑚2 ).

42
3. Periksa kelangsingan penampang :
450 4
𝐼𝑔 = = 3.417.187.500 𝑚𝑚4
12
𝐸𝑐 = 4.700 35 = 27.800 𝑀𝑃𝑎

Untuk penampang kolom maka besar momen inersia bruto direduksi


menjadi 𝐼 = 0,70𝐼𝑔 .

Kolom lantai dasar dengan panjang 4,85 m memiliki 𝐸𝐼 𝑙𝑐 sebesar :


𝐸𝐼 (27.800)(0,7.3.417.187.500)
= = 13.711.024.484 𝑁𝑚𝑚
𝑙𝑐 4.850
= 13.711,02 𝑘𝑁𝑚

Kolom lantai kedua dengan panjang 3,35 m memiliki 𝐸𝐼 𝑙𝑐 sebesar :


𝐸𝐼 (27.800)(0,7.3.417.187.500)
= = 19.850.289.179 𝑁𝑚𝑚
𝑙𝑐 3.350
= 119.850,29 𝑘𝑁𝑚
43
Untuk semua balok 𝐸𝐼𝑔 𝑙 = 40.700 kNm, dengan 𝐼 = 0,35𝐼𝑔 , maka
𝐸𝐼
𝑙𝑏
=0,35(40.700) = 14.245 kNm
Selanjutnya faktor tahanan ujung, 𝜓 dapat dihitung :
𝐸𝐼 𝑙𝑐 13.711,02 + 19.850,29
𝜓𝐴 = = = 1,178
𝐸𝐼 𝑙𝑏 2(14.245)

𝜓𝐵 = 0 karena tumpuan jepit


Dari Grafik Nomogram untuk portal bergoyang diperoleh 𝑘 = 1,17
𝑘𝑙𝑢 1,17𝑥4850
= = 42,03
𝑟 0,3𝑥450
Nilai 𝑘𝑙𝑢 𝑟 melebihi 22 tapi kurang dari 100 sehingga pengaruh kelangsingan
penampang harus diperhitungkan dalam perencanaan.

4. Nilai 𝑙𝑢 𝑟 = 4.850 0,3𝑥450 =35,93 maka


35 35
= = 53,62
3.020𝑥103
𝑃𝑢
𝑓′𝑐 𝐴𝑔 35𝑥450𝑥450

Karena nilai 𝑙𝑢 𝑟 < 53,62 maka 𝑀2𝑛𝑠 tidak perlu dikalikan faktor perbesaran
44
5. Hitung nilai 𝑃𝑐 ∶
𝐸𝑐 = 27.800 MPa 𝐸𝑠 = 200.000 MPa
𝐼𝑔 = 3.417.185.500mm4 𝐼𝑠𝑒 = 2.640 320 2 2

= 67.584.000 𝑚𝑚4
Untuk perhitungan 𝐸𝐼 portal bergoyang, maka nilai 𝛽𝑑𝑠 dapat diambil sama dengan nol ,
sehingga :
0,2𝐸𝑐 𝐼𝑔 + 𝐸𝑠 𝐼𝑠𝑒 0,2 27.800 3.417.187.500 + 200.000(67.584.000)
𝐸𝐼 = =
1 + 𝛽𝑑𝑠 1+0
𝐸𝐼 =32.516 x109 𝑁. 𝑚𝑚
𝜋 2 𝐸𝐼 𝜋 2 32.516𝑥109
𝑃𝑐 = = = 9.966.587,89 𝑁 = 9.966,6 𝑘𝑁
𝑘𝑙𝑢 2 1,17𝑥4.850 2
Pada lantai pertama ada 14 kolom interior, 18 kolom eksterior serta 4 buah kolom
sudut, maka :
2 1
𝑃𝑢 =14(2.338)+18( 𝑥2.338) + 4( 𝑥2.338)= 63.905,33 kN
3 3
2
𝑃𝑐 = 14(9.966)+22(3 𝑥9.966,6)
= 285.709,2 kN
1 1
𝛿𝑠 = = = 1,425 > 1,0
𝑃𝑢 63.905,33
1− 1−
0,75 𝑃𝑐 0,75𝑥285.709,2

𝑀𝑐 = 𝑀2𝑛𝑠 + 𝛿𝑠 𝑀2𝑠 = 164,4 + 1,425 67 = 259,88 𝑘𝑁𝑚

45
6. Beban rencana adalah 𝑃𝑢 = 2.338 𝑘𝑁 dan 𝑀𝑢 = 259,88 kN.m
sehingga :
𝑀𝑢 259,88
𝑒= = = 0,11115 𝑚 = 111,15 > 𝑒𝑚𝑖𝑛 (= 28,5 𝑚𝑚)
𝑃𝑢 2.338

7. Lakukan analisis penampang dengan 𝑃𝑢 =2.338 kN, 𝑀𝑢 = 259,88


kN.m, 𝜙 = 0,65, 𝑒 = 111,15 mm, serta 𝐴𝑠 = 𝐴′𝑠 = 1.320 𝑚𝑚2 .
Hasil akhir analisis yang diperoleh adalah :
𝑎 = 263,36 𝑚𝑚, 𝑐 = 329,2 𝑚𝑚, 𝜙𝑃𝑛 = 2.522,14, dan
𝜙𝑀𝑛 = 280,34 𝑘𝑁. 𝑚

385 − 329,2
𝜀𝑡 = 0,003 = 0,0005 < 0,002 (𝜙 = 0,65)
329,2

46

Anda mungkin juga menyukai