(Slender Columns)
1
Secara umum kolom dapat dibedakan dalam 3 macam :
2
Batas keruntuhan dari kolom, mekanismenya dapat
ditentukan oleh kekuatan bahannya (baja atau
betonnya) kolom pendek
3
Pada kolom langsing yang dibebani 𝑃 dengan
eksentrisitas 𝑒, maka momen yang terjadi pada ujung
kolom adalah :
𝑀𝑒 = 𝑃 𝑥 𝑒
Akibat 𝑃, kolom langsing mengalami perpindahan lateral
(defleksi) sebesar ∆ yang meningkatkan besarnya
momen yang terjadi di sepanjang tinggi kolom. Besar
kecilnya nilai ∆ yang dihasilkan tergantung pada
kelangsingan kolom ; semakin langsing kolom semakin
besar nilai ∆ yang dihasilkan. Defleksi maksimum pada
tengah tinggi kolom dan besarnya momen yang terjadi :
𝑀𝑒 = 𝑃 ( 𝑒 + ∆)
4
Jadi ada peningkatan momen akibat defleksi ∆,yaitu tambahan
momen akibat kelangsingan kolom atau pengaruh 𝑃 − ∆
Kolom langsing secara umum dapat didefinisikan sebagai kolom yang mengalami
reduksi kapasitas aksial tekan yang cukup besar yaitu ≥ 5% akibat pengaruh 𝑃 − ∆
5
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
proses desain suatu kolom panjang meliputi :
Tekuk
Perpendekan elastis
Momen sekunder akibat deformasi lateral
Tinggi atau panjang kolom
Ukuran penampang
Rasio kelangsingan, serta
Kondisi tumpuan ujung
6
Rasio kelangsingan merupakan rasio antara panjang kolom, 𝑙
dengan jari-jari girasi, 𝑟, sedangkan jari-jari girasi merupakan
𝑟 = 𝐼 𝐴, dengan 𝐼 adalah momen inersia penampang dan
𝐴 adalah luas penampang.
klu
Slenderness ratio =
r
7
Untuk penampang persegi dengan lebar 𝑏 dan tinggi ,
3
maka 𝐼𝑥 = 𝑏 12
𝐼𝑦 = 𝑏3
12
𝐴 = 𝑏.
sehingga 𝑟𝑥 = 𝐼𝑥 𝐴= 0,288 ≈ 0,3h dan
𝑟𝑦 = 𝐼𝑦 𝐴 = 0,288 𝑏 ≈ 0,3𝑏
8
Panjang efektif kolom (𝑘𝑙𝑢 ):
Faktor Panjang efektif (𝑘) mempunyai nilai bervariasi antara nilai 0,50-2,0
tergantung kondisinya, tipikal:
(𝐸𝐼 𝑙𝑐 ) 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
𝜓=
(𝐸𝐼 𝑙𝑏) 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
Atau
𝐸𝑐 = 4.700 𝑓′𝑐
𝐴𝑠𝑡 𝑀𝑢 𝑃𝑢
𝐼 = 0,80 + 25 1− − 0,5 𝐼𝑔 ≤ 0,875𝐼𝑔
𝐴𝑔 𝑃𝑢 𝑃𝑜
Dengan 𝑀𝑢 dan 𝑃𝑢 diperoleh dari kombinasi beban yang ditinjau atau dari
kombinasi 𝑀𝑢 dan 𝑃𝑢 yang ditentukan dengan nilai 𝐼 yang terkecil.
Nilai 𝐼 sendiri tidak perlu diambil lebih kecil dari 0,35𝐼𝑔
𝑀1
Rasio bernilai positip apabila terjadi kelengkungan tunggal dan bernilai
𝑀2
negatif bila terjadi kelengkungan ganda.
Apabila faktor kelangsingan penampang harus diperhitungkan
dalam proses desain, maka perencanaan elemen struktur tekan
harus didasarkan pada gaya dalam dan momen terfaktor hasil
analisis orde kedua, yang memperhitungkan non-
linieritas bahan, kelengkungan elemen struktur tekan,
goyangan lateral, durasi beban, susut dan rangkak serta
interaksi dengan pondasi.
𝑃𝑢 ∆𝑜
𝑄= ≤ 0,05
𝑉𝑢𝑠 𝑙𝑐
𝑀 = 𝑀𝑎 + 𝑀′
𝑀 = 𝛿𝑀𝑎
0,4𝐸𝑐 𝐼𝑔
𝐸𝐼 = (2)
1:𝛽𝑑𝑛𝑠
dengan ;
𝐸𝑐 =4700 𝑓′𝑐
𝐸𝑠 =200.000 MPa
𝐼𝑔 = momen inersia bruto penampang terhadap sumbu yang ditinjau
𝐼𝑠𝑒 = momen inersia tulangan baja
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑎𝑘𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠 1,2𝐷
𝛽𝑑𝑛𝑠 = =
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠 1,2𝐷:1,6𝐿
3. Tentukan besarnya beban tekuk Euler 𝑃𝑐
𝜋2 𝐸𝐼
𝑃𝑐 = (3)
(𝑘𝑙𝑢 )2
Gunakan nilai 𝐸𝐼, 𝑘, 𝑑𝑎𝑛 𝑙𝑢 yang diperoleh dari langkah diatas
𝑀𝑐 = 𝛿𝑛𝑠 𝑀2
1
𝛿𝑠 = ≥ 1,0 (5)
1;𝑄
27
namun bila 𝛿𝑠 yang dihasilkan besarnya melebihi 1,5 maka 𝛿𝑠 harus
dihitung berdasarkan analisis orde kedua, atau dengan menggunakan
persamaan :
1
𝛿𝑠 = 1− 𝑃𝑢 ≥ 1,0 (6)
0,75 𝑃𝑐
dengan
𝑃𝑢 adalah jumlah seluruh beban vertikal terfaktor yang bekerja
pada suatu tingkat
𝑃𝑐 dihitung dengan menggunakan persamaan (3) dan 𝑘 ditentukan
seperti pada analisis portal tak bergoyang namun dengan
menggunakan nomogram untuk portal bergoyang.
Nilai 𝐸𝐼 diambil dari persamaan (1) atau (2) namun 𝛽𝑑𝑛𝑠 diganti
dengan 𝛽𝑑𝑠 .
Nilai 𝛽𝑑𝑠 dapat diambil sama dengan nol, karena umumnya beban
lateral bekerja dalam durasi waktu yang singkat.
Beban lateral yang bekerja tetap hanya dijumpai pada kasus khusus
misalnya struktur yang berdiri pada tanah miring yang memikul
beban tekanan lateral tanah hanya pada satu sisi saja.
28
4. Hitung momen ujung, 𝑀1 dan 𝑀2 yang telah diperbesar
𝑀1 = 𝑀1𝑛𝑠 + 𝛿𝑠 𝑀1𝑠
𝑀2 = 𝑀2𝑛𝑠 + 𝛿𝑠 𝑀2𝑠
dengan 𝑀1𝑛𝑠 dan 𝑀2𝑛𝑠 adalah momen yang diperoleh dari
kondisi tak bergoyang, sedangkan 𝑀1𝑠 dan 𝑀2𝑠 adalah momen
yang diperoleh dari kondisi bergoyang.
29
6. Elemen struktur tekan dapat didesain terhadap beban
terfaktor aksial 𝑃𝑢 dan momen 𝑀𝑐 pada persamaan (7)
apabila :
35
𝑙𝑢 𝑟 <
𝑃𝑢
𝑓′𝑐 . 𝐴𝑔
Sebagai tambahan elemen struktur tekan tersebut harus
didesain terhadap beban terfaktor aksial 𝑃𝑢 beserta momen,
𝑀𝑐 = 𝛿𝑛𝑠 𝑀2𝑛𝑠 + 𝛿𝑠 𝑀2𝑠 , apabila :
35
𝑙𝑢 𝑟 >
𝑃𝑢
𝑓′𝑐 . 𝐴𝑔
30
Contoh :
1. Kolom beton setinggi 6 m memikul beban mati 40 ton
dan beban hidup 35 ton dengan eksentrisitas 75 mm
pada ujung atas kolom dan eksentrititas 50 mm pada
ujung bawah kolom. Hitung momen rencana untuk
kolom tersebut !
31
Jawab :
1. Cek jenis kolom (langsing atau pendek)
𝑘𝑙𝑢 1,0 𝑥 6.000
= = 66,67
𝑟 0,3(300)
dimana :
𝑃𝑢 = 1,2 x(40) +1,6 (35) = 104 ton
𝑀2 = 104 x 0,075 = 7,8 tm
𝑀1 = 104 x 0,050 = 5,2 tm
𝑀1 5,2
34 − 12 = 34 − 12 = 26
𝑀2 7,8
𝑘𝑙𝑢 𝑀1
Karena > 34 − 12 , berarti kolom merupakan kolom
𝑟 𝑀2
langsing
𝐶𝑚 0,8667
𝛿𝑛𝑠 = = = 5,4
𝑃𝑢 104
1− 1−
0,75𝑃𝑐 0,75𝑥140,95
Nilai 𝛿𝑛𝑠 yang didapat terlalu besar. Oleh karena itu perlu
dilakukan redesign dengan menggunakan ukuran
penampang kolom yang lebih besar.
34
Contoh 2 :
35
Jawab :
1. Cek apakah momen maksimum terjadi di lokasi selain
ujung-ujung kolom :
𝑙𝑢 5,55 5,55
= = = 33,6
𝑟 0,3 0,3 𝑥 0,55
35 35
𝑃𝑢
= 3.204
= 63,6
𝑓′𝑐 𝐴𝑔 35 𝑥(0,55 𝑥 0,55)
36
1,0 1,0
𝛿𝑠 = 𝑃 = 70.000 = 3 > 1,0 (OK!)
1;0,75 𝑢𝑃 1;
0,75𝑥140.00
𝑐
3. Cek stabilitas :
Karena nilai 𝛿𝑠 > 2,0 maka penampang kolom tidak
memadai. Jadi kolom harus diperbesar atau diperkaku
37
Contoh 3 :
Rencanakan sebuah kolom interior persegi pada lantai pertama
dari bangunan kantor berlantai 8. Tinggi bersih lantai pertama
adalah 4,85 m, sedangkan tinggi lantai lainnya adalah 3,35 m.
Kolom dianggap merupakan bagian dari portal bergoyang.
Beban-beban yang bekerja pada kolom interior lantai pertama
akibat beban gravitasi dan beban angin ditabelkan sbb :
38
Gunakan 𝑓′𝑐 =35 MPa, 𝑓𝑦 = 400 MPa.
Asumsikan 𝐸𝐼 𝑙 untuk balok adalah sebesar 40.700 kN-m. Anggap
pula bahwa beban untuk kolom eksterior adalah 2/3 beban kolom
interior sedangkan untuk kolom sudut dianggap memikul beban
sebesar 1/3 beban kolom interior.
39
Penyelesaian :
1. Hitung beban terfaktor yang bekerja dengan menggunakan kombinasi
pembebanan yang ada.
41
𝑃𝑛 𝑒 𝑒 54,43
𝑅𝑛 = = 𝐾𝑛 = 0,655𝑥 = 0,0792
𝑓′𝑐. 𝐴𝑔. 450
Maka dari grafik P-M yang sesuai diambil 𝜌𝑔 =0,01 sehingga
𝐴𝑠𝑡 = 0,01(450)(450) = 2.025 𝑚𝑚2 . Maka digunakan kolom berukuran
450x450 mm dengan tulangan memanjang4D29 (=2.640 𝑚𝑚2 ).
42
3. Periksa kelangsingan penampang :
450 4
𝐼𝑔 = = 3.417.187.500 𝑚𝑚4
12
𝐸𝑐 = 4.700 35 = 27.800 𝑀𝑃𝑎
Karena nilai 𝑙𝑢 𝑟 < 53,62 maka 𝑀2𝑛𝑠 tidak perlu dikalikan faktor perbesaran
44
5. Hitung nilai 𝑃𝑐 ∶
𝐸𝑐 = 27.800 MPa 𝐸𝑠 = 200.000 MPa
𝐼𝑔 = 3.417.185.500mm4 𝐼𝑠𝑒 = 2.640 320 2 2
= 67.584.000 𝑚𝑚4
Untuk perhitungan 𝐸𝐼 portal bergoyang, maka nilai 𝛽𝑑𝑠 dapat diambil sama dengan nol ,
sehingga :
0,2𝐸𝑐 𝐼𝑔 + 𝐸𝑠 𝐼𝑠𝑒 0,2 27.800 3.417.187.500 + 200.000(67.584.000)
𝐸𝐼 = =
1 + 𝛽𝑑𝑠 1+0
𝐸𝐼 =32.516 x109 𝑁. 𝑚𝑚
𝜋 2 𝐸𝐼 𝜋 2 32.516𝑥109
𝑃𝑐 = = = 9.966.587,89 𝑁 = 9.966,6 𝑘𝑁
𝑘𝑙𝑢 2 1,17𝑥4.850 2
Pada lantai pertama ada 14 kolom interior, 18 kolom eksterior serta 4 buah kolom
sudut, maka :
2 1
𝑃𝑢 =14(2.338)+18( 𝑥2.338) + 4( 𝑥2.338)= 63.905,33 kN
3 3
2
𝑃𝑐 = 14(9.966)+22(3 𝑥9.966,6)
= 285.709,2 kN
1 1
𝛿𝑠 = = = 1,425 > 1,0
𝑃𝑢 63.905,33
1− 1−
0,75 𝑃𝑐 0,75𝑥285.709,2
45
6. Beban rencana adalah 𝑃𝑢 = 2.338 𝑘𝑁 dan 𝑀𝑢 = 259,88 kN.m
sehingga :
𝑀𝑢 259,88
𝑒= = = 0,11115 𝑚 = 111,15 > 𝑒𝑚𝑖𝑛 (= 28,5 𝑚𝑚)
𝑃𝑢 2.338
385 − 329,2
𝜀𝑡 = 0,003 = 0,0005 < 0,002 (𝜙 = 0,65)
329,2
46