𝑃𝑛 = 𝐶𝑐 + 𝐶𝑠 - 𝑇
1
Penampang Kolom Regangan Tegangan
Tulangan yang cukup dekat dengan sumbu netral akan memiliki nilai
regangan yang kecil dan gaya yang disumbangkan oleh tulangan ini juga
kecil dan dapat diabaikan, sebaliknya tulangan yang cukup dekat dengan
𝐴𝑠 dan 𝐴′𝑠 memberikan kontribusi yang cukup untuk menambah
kapasitas penampang.
2
Contoh 6 :
Tentukan gaya tekan pada kondisi seimbang , 𝑃𝑏 serta tentukan
eksentrisitas dan momen pada kondisi seimbang , 𝑒𝑏 dan 𝑀𝑏 untuk
penampang kolom berikut. Gunakan 𝑓′𝑐 = 27,5 MPa dan 𝑓𝑦 = 400 MPa.
3
Penyelesaian :
1. Hitung jarak sumbu netral
𝑐𝑏 0,003
= 𝑓𝑦 untuk nilai 𝐸𝑠 = 200.000 MPa maka :
𝑑 0,003: 𝐸
𝑠
600 600
𝑐𝑏 = 𝑑 = 485= 291 mm
600:𝑓𝑦 600:400
𝑎𝑏 =0,85(291) = 247,35 mm
3. Hitung 𝑷𝒏𝒃 = 𝑪𝒄 + 𝑪𝒔 − 𝑻
𝑃𝑏 = 3.179.993,44 + (1.514.032,5 + 363.592,92 + 15.460,92)-
(295.068+1.608.000)
= 3.170.011,78 N = 3.170,01 kN
5
5. Nilai eksentrisitas kondisi seimbang 𝒆𝒃 :
𝑀𝑏 1.205,99
𝑒𝑏 = = = 0,3804 m = 380,4 mm
𝑃𝑏 3.170,01
6
Contoh 7 :
Ulangi contoh 6, namun menggunakan 𝑒 = 150 mm
Penyelesaian :
Karena 𝑒 = 150 mm < 𝑒𝑏 = 380,4 mm, maka jenis keruntuhan yang terjadi
adalah keruntuhan tekan.
Asumsikan 𝑐 = 414,892 𝑚𝑚 (dengan coba − coba) dan
𝑎 =0,85(414,892)= 352,66 mm
7
2. Hitung gaya-gaya internal pada beton dan baja tulangan :
𝐶𝑐 = 0,85𝑓′𝑐 𝑎𝑏= 0,85(27,5)(352,66)(550)= 2.885.184,9 N
Dengan menggunakan diagram distribusi regangan, dapat dihitung nilai-nilai:
𝑓𝑠1 = 400,00 𝑀𝑃𝑎 𝐶𝑠1 = 1.608.000 𝑁
𝑓𝑠2 = 354,15 𝑀𝑃𝑎 𝐶𝑠2 = 569.477,84 𝑁
𝑓𝑠3 = 202,31 𝑀𝑃𝑎 𝐶𝑠3 = 325.308,28 𝑁
𝑓𝑠4 = 50,46 𝑀𝑃𝑎 𝐶𝑠4 = 81.138,71 𝑁
𝑓𝑠5 = 101,39 𝑀𝑃𝑎 𝑇 = 407.577,14 𝑁
3. Hitung : 𝑃𝑛 = 𝐶𝑐 + 𝐶𝑠 - 𝑇 = 5.061.532,6 N = 5.061,53 kN
𝑀𝑛 =𝑃𝑛 . 𝑒 = 5.061.532,6(150)= 759.229.890 Nmm = 759,23 kNm
8
5. Hitung nilai 𝜙 dengan menentukan besarnya regangan pada tulangan
tarik,
𝑑;𝑐 485;414,892
𝑒𝑡 = 0,003 = 0,003 = 0,000507
𝑐 414,892
Karena 𝑒𝑡 < 0,002, maka nilai 𝜙 =0,65 sehingga :
𝜙𝑃𝑛 = 0,65 5.061,53 = 3.289,99 𝑘𝑁
𝜙𝑀𝑛 = 0,65 759,23 = 493,49 𝑘𝑁.m
9
Kolom yang dibebani Momen Biaxial
Apabila 𝑃𝑛 bekerja pada sumbu y dengan eksentrisitas sebesar 𝑒𝑦 , akan dihasilkan
momen terhadap sumbu x yang besarnya adalah 𝑀𝑛𝑥 = 𝑃𝑛 𝑒𝑦 dan bila
𝑃𝑛 bekerja pada sumbu x dengan eksentrisitas sebesar 𝑒𝑥 , akan dihasilkan momen
terhadap sumbu y yang besarnya adalah 𝑀𝑛𝑦 = 𝑃𝑛 𝑒𝑥
10
Namun beban 𝑃𝑛 dapat juga bekerja pada suatu titik yang
berjarak 𝑒𝑦 terhadap sumbu x dan berjarak 𝑒𝑥 terhadap
sumbu y. Dalam hal ini akan timbul beban kombinasi antara
𝑃𝑛 , 𝑀𝑛𝑥 = 𝑃𝑛 𝑒𝑦 dan 𝑀𝑛𝑦 = 𝑃𝑛 𝑒𝑥 . Kolom pada kondisi ini
dikatakan mengalami lentur dua arah (biaxial bending)
11
Analisis dan desain dari penampang kolom yang mengalami
lentur dua arah tidak mudah dilakukan dengan hanya
menggunakan prinsip-prinsip dasar keseimbangan statika.
Sumbu netral akan terletak pada suatu sudut tertentu dari
sumbu x dan sumbu y, sehingga akan dibutuhkan
perhitungan yang cukup panjang dan rumit untuk
menentukan lokasi sumbu netral, regangan dan gaya dalam
beserta letak titik tangkap gaya.
Kuat lentur dua arah dari kolom yang memikul beban aksial
dapat direpresentasikan sebagai diagram interaksi tiga
dimensi sbb :
12
13
Metode Analisis Kolom dengan Beban Biaxial
Metode Resiprokal Bresler
1 1 1 1
= + −
𝑃𝑛 𝑃𝑛𝑥 𝑃𝑛𝑦 𝑃𝑜
dengan :
𝑃𝑛 = beban tekan nominal kolom pada saat lentur dua
arah terjadi
𝑃𝑛𝑥 = beban tekan nominal yang bekerja dengan
eksentrisitas 𝑒𝑦 dengan 𝑒𝑥 =0
𝑃𝑛𝑦 = beban tekan nominal yang bekerja dengan
eksentrisitas 𝑒𝑥 dengan 𝑒𝑦 =0
𝑃𝑜 = beban tekan aksial murni dengan 𝑒𝑥 = 𝑒𝑦 = 0
Persamaan Bresler ini berlaku apabila nilai 𝑃𝑛 sama dengan atau lebih
besar dari 0,10𝑃𝑜 . Persamaan ini tidak berlaku apabila beban aksial yang
bekerja adalah berupa beban aksial tarik.
14
Metode Analisis Kolom dengan Beban Biaxial
Metode Kontur Beban PCA
Metode ini dikembangkan oleh Portland Cement Association dari
pengembangan metode Bresler.
15
Apabila pada penampang kolom persegi, tulangan memanjang
didistribusikan secara seragam pada keempat sisinya maka
𝑀𝑜𝑦
rasio 𝑀𝑜𝑥 akan mendekati rasio
𝑏
penampang sehingga
persamaan menjadi :
𝑏 1−𝛽
𝑀𝑛𝑦 + 𝑀𝑛𝑥 ≈ 𝑀𝑜𝑦
ℎ 𝛽
ℎ 1−𝛽
𝑀𝑛𝑥 + 𝑀𝑛𝑦 ≈ 𝑀𝑜𝑥
𝑏 𝛽
16
Contoh 8 :
Suatu penampang kolom persegi dengan
ukuran 400x600 mm dengan tulangan
memanjang terdiri dari 8D32 yang
terdistribusi merata pada keliling
penampang.
Tentukan besarnya beban tekan rencana
𝜙𝑃𝑛 yang dapat bekerja pada eksentrisitas
𝑒𝑥 = 200 mm dan 𝑒𝑦 = 300 mm.
Gunakan mutu beton 𝑓′𝑐 = 35 MPa
dan mutu baja 𝑓𝑦 = 400 MPa. Lakukan
analisis dengan metode Resiprokal Bresler
dan metode kontur PCA !
17
Penyelesaian:
1. Menentukan kapasitas beban 𝑃𝑛𝑥 terhadap sumbu x yang bekerja
dengan eksentrisitas 𝑒𝑦 = 300 𝑚𝑚.
Dalam hal ini 𝑏 = 400 mm , ℎ = 600 mm , 𝑑 = 535 mm, 𝑑′= 65 mm,
dan
𝐴𝑠 = 𝐴′𝑠 = 3(804) = 2.412 𝑚𝑚2 .
a) Untuk analisis keadaan seimbang, lokasi sumbu netral
600 600
𝑐𝑏 = 𝑑= 535 = 321 𝑚𝑚
600: 𝑓𝑦 600:400
𝑎𝑏 = 𝛽1 𝑐𝑏 = 0,80 321 = 256,8 𝑚𝑚
(𝛽1 = 0,80 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑓′𝑐 = 35 𝑀𝑃𝑎)
𝑐𝑏 ;𝑑′ 321;65
𝑓′𝑠 = 600 = 600 = 478,5 𝑀𝑃𝑎 > 400 𝑀𝑃𝑎
𝑐𝑏 321
Sehingga 𝑓′𝑠 = 𝑓𝑦 = 400 𝑀𝑃𝑎
Hitung gaya yang bekerja pada penampang kolom :
𝐶𝑐 = 0,85 𝑓′𝑐 𝑎𝑏 𝑏 = 0,85 35 256,8 400 = 3.055,920 𝑁
𝑇 = 𝐴𝑠 𝑓𝑦 = 2.412 400 = 964.800 𝑁
𝐶𝑠 = 𝐴′𝑠 𝑓′𝑠 − 0,85𝑓′𝑐 = 2.412 400 − 0,85 35 = 893.043 𝑁
18
Hitung 𝑃𝑏𝑥 ∶
𝑃𝑏𝑥 = 𝐶𝑐 + 𝐶𝑠 − 𝑇 = 3.055,920 + 893.043 − 964.800
= 2.984,163 𝑁 = 2.984,2 𝑘𝑁
19
Ambil jumlahan momen terhadap 𝐴𝑠 :
1 𝑎
𝑃𝑛 = 𝐶𝑐 𝑑 − + 𝐶𝑠 (𝑑 − 𝑑 ′ )
𝑒′ 2
𝑒 ′ = 𝑒 + 𝑑" = 300 + 235 = 535 𝑚𝑚
1 𝑎
𝑃𝑛 = 11.900𝑎 535 − + 893.043 (535 − 65)
535 2
𝑃𝑛 = 11.900 𝑎 − 11.1215 𝑎2
+ 748.542,45 (ii)
Misal diasumsikan 𝑐 = 331,306 𝑚𝑚 yang lebih besar daripada
𝑐𝑏 (=321 mm) maka :
𝑎 = 0,8 331,306 = 265,0448 𝑚𝑚
Substitusikan nilai 𝑎 ke dalam persamaan (ii) :
𝑃𝑛1 = 11.900 (265,0448) − 11.1215 (265,0448)2 + 748.542,45
=3.157,304 N
Hitung 𝑓𝑠 dari diagram regangan dengan 𝑐 = 331,306 𝑚𝑚
535;331,306
𝑓𝑠 = 600 = 368,89 𝑀𝑃𝑎
331,306
𝜀𝑠 = 𝜀𝑡 = 𝑓𝑠 𝐸𝑠 = 0,0018
20
Substitusi 𝑎 = 265,0448 𝑚𝑚 dan 𝑓𝑠 = 368,89 𝑀𝑃𝑎 kedalam (i) :
𝑃𝑛2 = 11.900 265,0448 + 893.043- 2.412 (368,89) =3.157.313,44 N
Nilai ini cukup dekat dengan 𝑃𝑛1 sehingga 𝑃𝑛𝑥 = 3.157 kN > 𝑃𝑏𝑥 , jadi
benar terjadi keruntuhan tekan.
Periksa apakah benar tulangan tekan sudah luluh dengan
menggunakan diagram regangan :
331,306;65
𝜀′𝑠 = 0,003 = 0,0024 > 𝜀𝑦 = 0,002
331,306
(tulangan tekan sudah luluh)
21
Untuk analisis keadaan seimbang, lokasi sumbu netral :
600 600
𝑐𝑏 = 𝑑= 335 = 201 𝑚𝑚
600 + 𝑓𝑦 600 + 400
𝑎𝑏 = 𝛽1 𝑐𝑏 = 0,80 201 = 160,8 𝑚𝑚
(𝛽1 = 0,80 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑓′𝑐 = 35 𝑀𝑃𝑎)
𝑐𝑏 − 𝑑′ 201 − 65
𝑓′𝑠 = 600 = 600 = 405,97 𝑀𝑃𝑎 > 400 𝑀𝑃𝑎
𝑐𝑏 201
Sehingga 𝑓′𝑠 = 𝑓𝑦 = 400 𝑀𝑃𝑎
22
Untuk 𝒆𝒙 = 𝟐𝟎𝟎 𝒎𝒎 < 𝑑 (= 335 𝑚𝑚), asumsikan keruntuhan
tekan maka :
𝐶𝑐 = 0,85 𝑓′𝑐 𝑎𝑏 = 0,85 35 𝑎 600 = 17,85 𝑎
𝐶𝑠 = 𝐴′𝑠 𝑓′𝑠 − 0,85𝑓′𝑐 = 2.412 400 − 0,85 35 = 893.043 𝑁
(Asumsikan tulangan tekan luluh)
𝑇 = 𝐴𝑠 𝑓𝑦 = 2.412 𝑓𝑠 (𝑓𝑠 < 𝑓𝑦 )
𝑃𝑛 = 𝐶𝑐 + 𝐶𝑠 − 𝑇 = 17,85 𝑎 + 893.043 − 2.412𝑓𝑠 (iii)
23
Misal diasumsikan 𝑐 = 206,51 𝑚𝑚 yang lebih besar daripada
𝑐𝑏 (=201 mm) maka 𝑎 = 0,8 206,51 = 165,21 𝑚𝑚
24
Periksa apakah benar tulangan tekan sudah luluh dengan
menggunakan diagram regangan :
206,51;65
𝜀′𝑠 = 0,003 = 0,0021 > 𝜀𝑦 = 0,002 (tulangan tekan
206,51
sudah luluh)
3. Tentukan nilai 𝑃𝑜 :
𝑃𝑜 = 0,85𝑓′𝑐 𝐴𝑔 + 𝐴𝑠𝑡 (𝑓𝑦 − 0,85 𝑓′𝑐 )
𝑃𝑜 = 0,85 35 400 600 + 8 804 400 − 0,85 35
= 9.521,448 𝑁 = 9.521,45 𝑘𝑁
25
Dengan metode PCA ;
1. Asumsikan 𝛽 = 0,65. Kapasitas beban tekan aksial pada kondisi lentur
satu arah untuk arah x dan y telah dihitung seperti cara diatas :
𝑃𝑛𝑥 = 3.157 𝑘𝑁 𝑃𝑛𝑦 = 2.941,59 𝑘𝑁
2. Kapasitas momen dari penampang terhadap sumbu x adalah :
𝑀𝑜𝑥 = 𝑃𝑛𝑥 . 𝑒𝑦 = 3.157 300 = 947.100 kN. mm
Kapasitas momen dari penampang terhadap sumbu y adalah :
𝑀𝑜𝑦 = 𝑃𝑛𝑦 . 𝑒𝑥 = 2.941 200 = 588.318 kN. mm
3. Misalkan beban tekan yang terjadi pada saat lentur dua arah adalah 𝑃𝑛
maka momen rencana nominal dari penampang terhadap
sumbu x dan y :
𝑀𝑛𝑥 = 𝑃𝑛 . 𝑒𝑦 = 300 𝑃𝑛 kN. mm
𝑀𝑛𝑦 = 𝑃𝑛 . 𝑒𝑥 = 200 𝑃𝑛 kN. mm
26
𝑀𝑛𝑦 𝑀𝑛𝑥
4. Periksa apakah >
𝑀𝑜𝑦 𝑀𝑜𝑥
𝑀𝑛𝑦 200𝑃𝑛
= = 3,399. 10;4 𝑃𝑛
𝑀𝑜𝑦 588.318
𝑀𝑛𝑥 300𝑃𝑛
= = 3,167. 10;4 𝑃𝑛
𝑀𝑜𝑥 947.100
𝑀𝑛𝑦 𝑀𝑛𝑥
Karena > maka gunakan persamaan :
𝑀𝑜𝑦 𝑀𝑜𝑥
𝑀𝑛𝑦 𝑀𝑛𝑥 1−𝛽
+ =1
𝑀𝑜𝑦 𝑀𝑜𝑥 𝛽
1;0,65
3,399. 10;4 𝑃𝑛 + 3,167. 10;4 𝑃𝑛 =1
0,65
Dari persamaan tersebut diperoleh nilai 𝑃𝑛 = 1.959,13 𝑘𝑁 (sedikit lebih
besar daripada yang diperoleh dengan metode Bresler)
27
PR
28