Anda di halaman 1dari 52

TEKUK (BUCKLING, KNIK) PADA KOLOM

Kapasitas pikul beban pada elemen struktur tekan (yaitu kolom) tergantung daripada panjang
efektif, dimensi penampang melintang (khususnya dimensi terkecil) dan sifat materialnya.
Kapasitas pikul beban pada elemen struktur tekan (yaitu kolom) tergantung daripada panjang efektif, dimensi penampang melintang (khususnya di
mensi terkecil) dan sifat materialnya.

KLASIFIKASI KOLOM

Kolom dapat digolongkan menjadi kolom pendek atau kolom panjang, tergantung dari nilai relatif antara kedua besaran tersebut (panjang dan dime
nsi) yang dinyatakan dengan λ (rasio kelangsingan).

λ = L/r

λ = rasio kelangsingan (slenderness ratio)

L = panjang kolom (dengan tumpuan ujung sendi-sendi)

r = radius girasi minimum = √ (Imin / A)

3
4
A. Kolom Pendek
Kolom jenis ini mempunyai nilai rasio antara panjang terhadap dimensi penampang melintang relatif kecil harganya. Kapasitas kolom ini d
alam memikul beban tidak dipengaruhi oleh panjang kolom. Kolom akan mengalami kegagalan karena hancurnya material (pada beton) at
au lelehnya material (pada baja). Jadi kapasitas kolom tergantung dari kekuatan materialnya, yaitu :

P = A * σy

dimana : A = luas penampang melintang

σy = tegangan leleh material

5
6
A. Kolom Panjang
Kolom jenis ini mempunyai nilai rasio antara panjang terhadap dimensi penampang melintang relatif besar harganya. Kolom ini kegagalan
nya ditentukan oleh terjadinya tekuk (buckling). Jadi kegagalannya adalah karena ketidakstabilan dan bukan karena kekuatan materialny
a.

Kolom semakin panjang akan semakin langsing. Perilaku kolom jenis ini sangat berbeda dengan kolom pendek dalam memikul tekan. Kar
ena adanya potensi menekuk maka kapasitas pikul bebannya menjadi lebih kecil.

Apabila kolom tersebut telah menekuk maka kolom tersebut tidak mempunyai kemampuan lagi untuk menerima beban tambahan. Sedikit
saja penambahan beban akan dapat meruntuhkan kolom tersebut. Sehingga tekuk berkaitan dengan kekakuan (stiffness) elemen struktu
r. Beban terkecil yang dapat menyebabkan sumbu kolom dari keadaan lurus sekonyong-konyong menjadi melengkung disebut beban teku
k atau beban kritis.

Beban tekuk (Pcr) kolom dengan kondisi tumpuan ujung sendi-sendi adalah : (ditemukan oleh Leonhard Euler, tahun 1744)

7
B. Kolom Panjang

8
A. Kolom Panjang
Karena Pcr sebanding dengan momen kelembamam maka tekuk terjadi terhadap sumbu utama yang mempunyai momen kelembamam y
ang paling kecil (minimum) atau disebut juga sumbu lemah.

Sumbu-sumbu utama penampang (Ix > Iy)

9
A. Kolom Panjang

10
A. Kolom Panjang

11
A. Kolom Panjang
Rumus Euler ini juga berlaku untuk kolom dengan tumpuan ujung selain sendi-sendi yaitu dengan menggunakan panjang efektif Le sebag
ai ganti dari panjang sesungguhnya L,

Le = panjang efektif = jarak momen nol (zero-moment points) pada kolom

=K*L

dimana :

K = koefisien (konstanta) panjang tekuk → tergantung dari kondisi tumpuan ujung

L = panjang aktual kolom

12
A. Kolom Panjang

13
14
σcr selalu berkurang dengan naiknya λ ini. Tidak ada angka keamanan pada persamaan di atas. Oleh sebab itu supaya struktur aman ter
hadap bahaya tekuk maka beban tekan yang diperbolehkan (diijinkan) adalah : Pa = Pcr/n

dimana : n = angka keamanan

Demikian pula besarnya tegangan yang diperbolehkan adalah tegangan hancur atau tegangan tekuk dibagi angka keamanan, tergantung
apakah termasuk kolom pendek atau kolom panjang.

15
Karena rumus Euler di atas diturunkan dengan menggunakan E (= modulus elastisitas, modulus Young) maka berlakunya juga selama ba
han masih bersifat elastis (mengikuti hukum Hooke). Karena batas elastis hampir sama dengan batas proporsional (perbandingan seharg
a) maka batas berlakunya rumus Euler adalah :

E
λ≥π
σp

contoh batas berlakunya rumus Euler pada baja (E = 200 Gpa) dengan σy = 250 Mpa :

16
Gambar perbandingan sifat kolom dengan kondisi ujung yang berbeda

17
Pada analisis didepan diasumsikan tegangan yang terjadi masih dibawah batas perbandingan seharga (proporsional), kondisi batang lurus

sebelum dibebani dan batang homogen, penampang prismatis, beban bekerja pada titik berat penampang melintang, tidak ada tegangan

residu.

Banyak kolom yang tidak termasuk dalam kedua jenis tadi, yaitu dinamakan kolom menengah (intermediate column), dimana kolom akan

tertekuk secara inelastis.

Dari hasil eksperimen menunjukkan bahwa :

untuk harga Le / i besar → σcr mengikuti hukum Euler, tergantung dari E tapi tidak tergantung dari σy.

untuk harga Le / i kecil → σcr ditentukan dari σy tapi tidak tergantung dari E.

untuk harga Le / i menengah → σcr ditentukan dari σy dan E.

18
19
Diatas batas ini maka kolom akan tertekuk secara elastis dan berlaku rumus Euler sedangkan dibawah batas ini tegangan pada kolom aka
n melebihi tegangan proporsional (perbandingan seharga) maka kolom tertekuk secara inelastis. Untuk perhitungan beban kritis pada dae
rah menengah ini beberapa teori, yaitu diantaranya teori modulus tangen (teori Engesser, tahun 1895), teori modulus tereduksi (teori Con
sidere-Engesser), teori tekuk inelastis Shanley (teori Shanley, tahun 1946).

20
Sebagaimana pada tekuk elastis yang berlaku rumus Euler, maka rumus tekuk inelastis ini juga dapat digunakan untuk kolom dengan tum
puan ujung selain sendi-sendi dengan menggunakan panjang efektif Le sebagai ganti dari panjang sesungguhnya L.

21
Add an image

Icon

Contoh Soal
Contoh soal :
1). Sebuah kolom dari kayu dengan panjang 3,0 m, kondisi tumpuan ujung sendi-sendi, E = 13 GPa dan penampang melintang
sebagai berikut :

Hitunglah angka kelangsingan, beban kritis dan tegangan akibat beban kritis !

23
Solusi :

24
Solusi :

25
Solusi :

26
Contoh soal :
2). Tentukanlah panjang minimal sebuah kolom baja dengan tumpuan ujung sendi-sendi yang mempunyai luas penampang 60
mm x 100 mm dimana rumus Euler masih berlaku.
E = 200 * 109 Pa dan dianggap batas proporsional 250 MPa !

27
Solusi :
Oleh karena itu apabila panjang kolom ini ≥ 1,54 m maka kolom akan tertekuk secara elastis dimana tegangan kritis pada kondisi tekuk ini tidak akan melampaui
batas proporsional bahan.

28
Contoh soal :
3). Sebuah kolom dari baja dengan panjang 9,0 meter dengan tumpuan jepit pada kedua ujungnya. Bentuk dan ukuran
penampang melintang sebagai berikut :

Hitunglah beban kritis apabila E = 200 GPa dan σy = 250 MPa !

29
Solusi :

30
Solusi :

31
Contoh soal :
4). Sebuah kolom jepit-bebas dengan tinggi 3,0 m dan berpenampang persegi berlobang seperti pada gambar dibawah. Apabila E
= 20 GPa dan σy = 250 N/mm2, angka keamanan n = 2, hitunglah beban aksial tekan sentris yang diijinkan dan tegangan aksial
yang terjadi !

32
Solusi :

33
Solusi :

34
Solusi :

35
Untuk menambah kapasitas terhadap memikul beban maka pada kolom dipasang pengaku.

Pengaruh pengaku lateral terhadap tekuk kolom :

Pengaku akan merubah panjang efektif kolom, bentuk (pola) tekuk kolom dan beban tekan yang menyebabkan tertekuknya kolom.

Beban tekuk pada kolom :

Kolom diberi pengaku pada arah paling lemah. Kolom akan cenderung tertekuk pada arah yang mempunyai rasio kelangsingan paling besar.

37
Untuk menentukan beban tekuk pada kolom ini maka harus dihitung beban tekuk terhadap sumbu x-x, yaitu Pcrx dan terhadap sumbu y-y, yaitu Pcry. Beba
n tekuk kolom adalah nilai yang terkecil dari Pcrx dan Pcry.

41
Add an image

Icon

Contoh Soal
Contoh soal :
1). Sebuah kolom baja tinggi 8,0 ditumpu jepit pada dasarnya. Pada ujung atas kolom dipengaku pada arah sumbu lemahnya dan
bebas bergerak pada arah sumbu kuatnya.

(penampang melintang)
Apabila E = 205 GPa, σy = 275 MPa, angka keamanan n = 3, hitunglah gaya tekan yang diijinkan !

43
Solusi :

44
Solusi :

45
Solusi :

46
Solusi :

47
Contoh soal :

2). Kolom baja IWF 200x46 dengan mutu A36 ditumpu jepit pada dasarnya dan sendi pada ujung atas. Kolom diberi pengaku pada
setengah tingginya terhadap sumbu lemahnya. Hitunglah beban kritis kolom tersebut !

(penampang melintang)
Apabila E = 205 GPa, σy = 275 MPa, angka keamanan n = 3, hitunglah gaya tekan yang diijinkan !

48
Solusi :

49
Solusi :

50
Solusi :

51
Solusi :

52

Anda mungkin juga menyukai