Anda di halaman 1dari 17

PERHITUNGAN KAMPUH LAS

1. Tegangan-tegangan las
Dalam penampang las,
tegangan yang diperkecil oleh faktor yang
berdasarkan pengalaman, seperti 0,65 jika ada
beban pada kampuh las sudut.
2. Lekuk awal = lekuk akhir = a
Untuk panjang kampuh las yang dibebani,
pengurangan lekuk harus dimasukkan dalam
perhitungan.

I = L-2.a
3. Bagian yang tersambung bersifat simetris

F = A.

*note A = Σ (a . l)
4. Bagian yang tersambung bersifat asimetris
Gaya yang bekerja pada titik berat harus dihitung sesuai
dengan hukum tuas, yang diterapkan pada sambungan-
sambungan yang di las.

. b = F . (b – e) =F.e
= =
F = Gaya (N)
A = Penampang Longiduntal kampuh (
L = Panjang total kampuh las (dengan
lekuk awal dan lekuk akhir)
Keterangan : I = Panjang kampuh las yang dibebani
a = tebal las sudut
e = jarak titik berat dalam penampang
yang asimetris
= tegangan las (N/)
PERHITUNGAN ZAT
CAIR
 Debit aliran adalah besaran yang menunjukkan volume fluida
yang mengalir melalui suatu penampang tiap satuan waktu.
 Rumus Debit Aliran Fluida

Q = A . V = V/t

Keterangan:
V = volume fluida yang mengalir ()
t = waktu (s) 
A = luas penampang (
v =  Kecepatan aliran (m/s)
Q = debit aliran fluida (
RUMUS FLUIDA KONTINUITAS
Kontinuitas atau kekekalan debit ini dapat dinyatakan
dengan rumus persamaan kontinuitas yang dituliskan
sebagai berikut

 =
  .   =  .
RUMUS TEKANAN HIDROSTATIS
Tekanan hidrostatis pada titik kedalaman berapapun
tidak dipengaruhi oleh berat air, luasan permukaan
air, ataupun bentuk bejana air. Tekanan hidrostatis
menekan ke segala arah. Satuan tekanan adalah 
Newton per meter kuadrat (N/m2) atau Pascal (Pa).
Rumus tekanan hidrostatis diformulasikan dengan:

=ρ.g.h

keterangan:
ρ = berat jenis air (untuk air tawar,  ρ = 1000)
g = besar percepatan gravitasi 9,8
h = titik kedalaman yang diukur dari permukaan air
(m)
HUKUM OHM
 Bunyi Hukum Ohm

“Kuat arus dalam suatu rangkaian berbanding lurus


 
dengan tegangan pada ujung-ujung rangkaian dan
berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian”

 Hukum Ohm dinamai dari ahli fisika Jerman, Georg Simon Ohm (1787-
1854). Hukum Ohm digunakan untuk menghitung tegangan listrik,
hambatan listrik, atau kuat arus dalam rangkaian listrik.
 Rumus Hukum Ohm

Keterangan:
R = Hambatan (Ω)
V = Tegangan Listrik (V)
I = Kuat Arus Listrik (A)
PENERAPAN HUKUM OHM DALAM RANGKAIAN LISTRIK

Dari rangkaian listrik diatas


terlihat bahwa sumber arus baterai akan
mengalir melalui saklar yang kemudian akan
melewati hambatan listrik atau
beban. Semakin besar nilai hambatan, maka arus
yang diserap akan semakin kecil. Sebaliknya jika
nilai hambatan semakin kecil, maka arus yang
mengalir semakin besar. Namun arus yang
mengalir harus sesuai dengan kemampuan beban.
HUBUNGAN
Jika tahanan konstan dan tegangan meningkat, maka arus
listrik akan meningkat.

Jika tegangan konstan dan tahanan meningkat, maka arus


listrik akan berkurang.

*note : Hukum Ohm hanya berlaku untuk listrik searah


saja, dalam listrik bolak balik hanya berlaku untuk
tahanan beban murni.
HUBUNGAN TAHANAN
 Resistansi (Resistance)  atau yang lebih sering
disebut dengan istilah resistor dapat dirangkai
satu sama lainnya untuk keperluan mendapatkan
nilai tahanan tertentu.
 Rangkaian hambatan atau resistor ini dapat kita
bagi menjadi 3 macam:
1. Hubungan seri

2. Hubungan paralel

3. Hubungan seri paralel


HUBUNGAN SERI
Pada rangkaian seri hambatan listrik atau resistor dihubungkan atau disusun
secara berurutan satu sama lainnnya. Pada rangkain seri ini  berlaku ketentuan
sebagai berikut.
1.      Besarnya kuat arus pada masing masing tahanan (resistor) akan sama besar
I1 = I2 = I3 = I

2.      Besarnya beda potensial (tegangan listrik) pada masing – masing hambatan


akan berbeda – beda jika nilai hambatannya berbeda sesuai dengan prinsip hukum
ohm.
VR1 = I x R1
VR2  = I x R2
VR3 = I x R3

3.      Besarnya hambatan total pada rangkaian ini merupakan total penjumlahan


dari masing – masing nilai resistor yang terhubung
Rtotal = R1 + R2 + R3
HUBUNGAN PARALEL
Pada rangkaian hambatan paralel, resistor disusun secara paralel atau
sejajar sehingga mempunyai dua ujung yang sama.
Pada rangkaian paralel berlaku ketentuan sebagai berikut.
1. Besarnya kuat arus pada masing – masing resistor berbeda – beda
bergantung pada besarnya nilai hambatan resistor.
I1 ≠ I2 ≠ I3 ≠ I tetapi I = I1 + I2 + I3

2. Besarnya beda potensial atau tegangan pada masing – masing


resistor akan sama
V R1 = V R2 = V R3 = V Rp
3.      Besarnya hambatan total dapat dihitung dengan dengan rumus
berikut.
HUBUNGAN SERI PARALEL
Merupakan gabungan dari rangkaian seri dan paralel.
Rangkaian ini juga biasa disebut dengan rangkaian
campuran atau rangkaian kombinasi.

Untuk menghitung nilai hambatan total dari rangkaian seri


paralel, maka kita dapat menggunakan teori rangkaian seri
dan paralel di atas. Biasanya untuk memudahkan
perhitungan, didahulukan menghitung rangkaian serinya,
kemudian baru dihitung bagian paralelnya. Terakhir
lakukan penjumlahan dari rangkaian total
keduanya(sangat tergantung dari bentuk rangkaian
campurannya). 

Anda mungkin juga menyukai