Anda di halaman 1dari 36

TEGANGAN NORMAL

TEGANGAN TARIK DAN TEGANGAN TEKAN


TEGANGAN NORMAL
• Tegangan normal yakni tegangan
yang terjadi karena pengaruh dari
gaya normal. Tegangan normal
terjadi akibat adanya reaksi yang
diberikan pada benda.
• Jika gaya dalam diukur dalam kg,
sedangkan luas penampang dalam
cm2, maka satuan tegangan adalah
kg/cm2.
TEGANGAN TARIK
• Tegangan tarik adalah tegangan yang timbul akibat
adanya gaya tarik.
σT = P/F
• Keterangan :
σT = Tegangan tarik (kg/cm2)
F = Luas penampang (cm2)
P = gaya tarik (kg)
Contoh Soal
• Sebuah batang dengan diameter 7 cm mendapat beban tarik sebesar
8 ton. Berapakah besarnya tegangan tarik yang timbul?
P = 8000 kg
F = /4.d2
= /4.72
= 38,5 cm2

σT = P/F
= 8000/38,5
= 207,792 kg/cm2
TEGANGAN TEKAN
• Tegangan tekan adalah tegangan yang timbul akibat adanya gaya
tekan. Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi gaya P
yang saling berlawanan dan terletak dalam satu garis gaya.
• Misalnya, terjadi pada tiang bangunan yang belum mengalami
tekukan, porok sepeda, dan batang torak.
σD = P/F
• Keterangan :
σD = Tegangan tekan (kg/cm2)
F = Luas penampang (cm2)
P = gaya tekan (kg)
REGANGAN NORMAL
• Regangan merupakan perubahan bentuk per satuan
panjang pada suatu batang. Semua bagian bahan yang
mengalami gaya-gaya luar, dan selanjutnya tegangan
internal akan mengalami perubahan bentuk (regangan).
• Misalnya di sepanjang batang yang mengalami suatu
beban tarik aksial akan teregang atau diperpanjang,
sementara suatu kolom yang menopang suatu beban
aksial akan tertekan atau diperpendek.
• Perubahan bentuk total (total deformation) yang dihasilkan
suatu batang dinyatakan dengan huruf Yunani  (delta).
• Jika panjang batang adalah L, regangan (perubahan bentuk
per satuan panjang) dinyatakan dengan huruf Yunani ε
(epsilon), maka:
ε = L/L
• Bentuk Regangan Normal:
oRegangan Tarik (Tensile Strain) : terjadi jika batang
mengalami Tarik
oRegangan Tekan (Compressive Strain) : terjadi jika batang
mengalami tekan
• Hubungan antara tegangan dan regangan
erat kaitannya dalam teori
elastisistas.
• Apabila hubungan antara tegangan dan
regangan dilukiskan
dalam bentuk grafik, dapat diketahui
bahwa diagram tegangan-regangan
berbeda-beda bentuknya menurut jenis
bahannnya.
• Hal ini membuktikan bahwa
keelastisitasan benda dipengaruhi bahan
dari bendanya. Dapat kita ambil contoh
grafik keelastisitasan suatu logam kenyal.
• Tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu
regangan tertentu bergantung pada sifat bahan yang
diberi tegangan tersebut. Perbandingan tegangan
terhadap regangan atau tegangan per satuan
regangan, disebut modulus elastis atau modulus
Young bahan tersebut.
Modulus Elastisitas Bahan
• Modulus elastisitas sering disebut sebagai Modulus Young yang
merupakan perbandingan antara tegangan dan regangan aksial
dalam deformasi yang elastis, sehingga modulus elastisitas
menunjukkan kecenderungan suatu material untuk berubah bentuk
dan kembali lagi kebentuk semula bila diberi beban (SNI 2826-2008).
E= =
• Bila nilai E semakin kecil, maka akan semakin mudah bagi bahan
untuk mengalami perpanjangan atau perpendekan. Dalam SI, satuan
Modulus Young sama dengan satuan tegangan (kg/m2).
• Semakin besar nilai modulus elastis suatu bahan, maka semakin besar
pula tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan regangan tertentu
pada bahan tersebut.
HUKUM HOOK
• Hukum Hooke adalah gagasan yang diperkenalkan oleh
Robert Hooke yang menyelidiki hubungan antar gaya yang
bekerja pada sebuah pegas/benda elastis lainnya supaya
benda tersebut dapat kembali ke bentuk semua atau tidak
melampaui batas elastisitasnya.
• Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Hukum Hooke
mengkaji jumlah gaya maksimum yang dapat diberikan pada
sebuah benda yang sifatnya elastis (seringnya pegas) agar
tidak melwati batas elastisnya dan menghilangkan sifat
elastis benda tersebut.
• Hukum Hooke berbunyi bahwa besarnya gaya yang bekerja
pada benda sebanding dengan pertambahan panjang
bendanya. Tentu hal ini berlaku padan beda yang elastis
(dapat merenggang).
F=k.x
• Keterangan :
• F = gaya yang bekerja pada pegas (kg)
k = konstanta pegas (kg/cm)
x = pertambahan panjang pegas (cm)
• Sedangkan perubahan panjang atau pendek
suatu bahan dapat dinyatakan dengan rumus:


• P = beban (kg)
• E = elastisitas bahan (kg/cm2)
• F = Luas penampang (cm2)
• Mencari Modulus Elastisitas Bahan
E
• Mencari Luas Penampang
F
• Mencari Gaya
P
• Mencari Panjang Batang
L
TEGANGAN GESER
Tegangan Geser
• Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua
gaya yang berlawanan arah, tegak lurus sumbu batang, tidak
segaris gaya namun pada penampangnya tidak terjadi
momen.
• Tegangan ini banyak terjadi pada konstruksi misalnya,
sambungan keling, gunting, dan sambungan baut.
Apabila tegangan geser dijabarkan dalam rumus:

• τ = tegangan geser (kg/cm2)


• P = gaya geser (gaya lintang maksimum) (kg)
• F = Luasan daerah geser (cm2)
Contoh Soal:
• Diketahui sambungan paku keling:
P = 3140 kg
d = 20 mm
• Ditanyakan:
Tegangan geser yang timbul pada keling?
• Penyelesaian:

= 10 kg/mm2
,
Contoh Soal:
• Diketahui :
q = 200 kg/m
L=8m
b = 20 cm
h = 30 cm
• Ditanyakan: tegangan geser maksimum yang timbul?
• Penyelesaian:
P = q X L = 200 x 8 = 1600 kg
RA = RB = ½P = 800 kg
Bidang Geser
DA = RA = 800 kg
DC = RA – q.l = 800 – 200.4 = 800 – 800 = 0
DB = RA – q.L = 800 – 200.8 = 800 – 1600 = -800 kg
DB = RB = 800 kg
• Dilihat dari gaya lintang yang dihasilkan, gaya geser maksimum
sebesar 800 kg, maka dapat dihitung tegangan geser yang
dihasilkan sebesar:

kg/cm2
TEGANGAN TEKUK
Tegangan Tekuk
• Suatu bagian konstruksi mengalami gaya tekan baik dari beban
konstruksi itu sendiri maupun dari beban luar yang bekerja secara
aksial yang akan menekuk secara literal.
• Suatu kolom yang menerima beban tekan (P), sebelum hancur ia akan
menekuk terlebih dahulu.
• Pada dasarnya pembebanan buckling dapat diklasifikasikan
berdasarkan kesetimbangannya, yaitu kesetimbangan stabil,
kesetimbangan netral, kesetimbangan labil.
• Tegangan tekuk, yaitu tegangan yang timbul akibat gaya tekan yang
menekuk batang.
• Menurut Euler besarnya gaya tekuk adalah:

PK = gaya tekuk (kg)
π = 3,14
E = modulus elastsitas (kg/cm2)
I = momen Inersia (cm4)
LK = panjang tekuk
• Bidang batang yang tertekuk akan mengalami kelagsingan dimana
besarnya kelangsingan adalah:

• λ = kelangsingan
• Lk = Panjang tekuk (cm)
• i = jari- jari inersia (cm), dimana ;
• I = momen inersia (cm4)
• Untuk inersia persegi : I = 1/12 bh3
• Untuk inersia lingkaran : I = 1/64 D4 = 1/20 D4F
• Rumus Euler hanya dapat digunakan apabila kelangsingan yang timbul
sama atau lebih besar dari kelangsingan bahan. Kelangsingan bahan
dapat dihitung dengan rumus:
• )
• Jadi rumus Euler dapat dipakai jika:
• )

)
Contoh Soal
• Batang baja diameter 2 cm dan panjangnya 3 meter kedua
ujungnya pada sendi (C = 1). Jika E = 2x106 kg/cm2 dan =
2000 kg/cm2. Tentukan gaya sentries maksimum pada tiang!
Penyelesaian:
,
• = = 100

        ,  

, ,


,
• 600 > 100, maka rumus euler dapat digunakan.
,

• Jadi, gaya tekan sentries maksimum pada tiang = 177,8 kg
Latihan
• Tiang kayu tingginya 5 meter, kedua ujungnya dianggap jepit akan
menerima gaya tekan sentris. Jika E = 105 kg/cm2, kedua tentukanlah
gaya tekan sentries maksimum pada tiang. Tentukan pula
kelangsingan yang timbul pada tiang jika penampang kayu 12 x 12 cm.

Anda mungkin juga menyukai