Anda di halaman 1dari 83

KONSTRUKSI BETON 1

(SIL317)

KOLOM BETON

Dr. Ir. Erizal, MAgr.


Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
Fakultas Teknolog Pertanian
Institut Pertanian Bogor

1
Materi Kuliah
• Definisi
• Pembuatan Kolom
Apa yang
dimaksud dengan
Kolom ?
KOLOM

KOLOM BETON BERTULANG


I. Teori Kolom
Pendahuluan

KOLOM :

Elemen struktur vertikal


Menyalurkan beban tekan aksial
dengan atau tanpa momen
Menyalurkan beban dari lantai
dan atap ke pondasi.
Apa yang
dimaksud dengan
Elemen Struktur ?
I. Teori Kolom
Pendahuluan

Elemen Struktur :

Adalah elemen pembentuk struktur utama


sebuah bangunan

Elemen struktur harus ada pada sebuah


bangunan (tidak boleh tidak ada)
Apa yang dimaksud dengan
Beban tekan Aksial ?
I. Teori Kolom
Pendahuluan
Beban Tekan Aksial (Sentris) :
Beban yang bekerja pada sumbu titik berat
elemen (sejajar dengan serat/sumbu elemen)

P : Gaya yang bekerja


A : Luas penampang
P σ
 : Tegangan yang timbul
A
I. Teori Kolom
Pendahuluan

Namun demikian, dalam kenyataan di lapangan


ditemukan bahwa gaya-gaya yang bekerja itu tidak selalu
berada pada sumbu titik berat, melainkan dengan jarak
tertentu dari titik berat

P
e

e : eksentrisitas, jarak dari


Gaya bekerja ke titik
berat penampang
I. Teori Kolom
Pendahuluan

P P
e e

Lenturan
I. Teori Kolom
Pendahuluan

Lenturan Momen Lentur

KESIMPULAN :
Beban Tekan Aksial

KOLOM

Beban Tekan Aksial + Momen Lentur


I. Teori Kolom
Pendahuluan

Kolom merupakan elemen tekan yang menumpu


balok yang memikul gaya-gaya pada lantai.
BENTUK – BENTUK KOLOM
Apa saja bentuk-bentuk
kolom itu ?
Bentuk-Bentuk Kolom
KOLOM

Jenis-Jenis Kolom menurut Wang


dan Fergusson (1986) adalah :

1. Kolom ikat (tied column)


2. Kolom spiral (spiral column)
3. Kolom komposit (composite column)
Bentuk-Bentuk Kolom
1. Kolom ikat (tied column)

Kolom ikat (tied column) biasanya berbentuk segi


empat, di mana tulangan utama memanjang
(longitudinal) kedudukannya dipegang oleh pengikat
lateral (begel) terpisah yang umumnya ditempatkan
pada jarak 150 – 400 mm
Kolom dengan Sengkang

95% kolom bangunan adalah Kolom-


Sengkang (Kolom Segi Empat)

Spasi sengkang h (kecuali untuk


gempa)
Sengkang menyokong tulangan
utama (mengurangi tekuk)
Memperkuat kekuatan lateral
Bentuk-Bentuk Kolom
2. Kolom Spiral (Spiral Column)

Kolom spiral (spiral column) biasanya berbentuk


lingkaran, di mana tulangan utama memanjang
(longitudinal) disusun membentuk lingkaran dan
dipegang oleh spiral yang ditempatkan secara
menerus dengan pitch sebesar 50 – 70 mm
Bentuk-Bentuk Kolom
3. Kolom Komposit (Composite Column)

Kolom komposit (composite column), merupakan


gabungan antara beton dan profil baja struktur, pipa,
atau tube, tanpa atau dengan tulangan memanjang
tambahan yang diikat dengan beugel (spiral atau ikat)
Pengikat Spiral

Pitch 50 – 70 mm
150 – 400 mm

(a). Kolom bersengkang (b). Kolom spiral


Spiral dan
tulangan
tambahan

Baja
Profil

(c). Kolom Komposit dengan tulangan tambah + tulangan ikat spiral

Diisi / dicor beton

Pipa baja / besi

(d). Kolom Komposit (baja menyelubungi inti beton)


PEMBAGIAN KOLOM

Pembagian oleh Nawy (1990) lebih lengkap,


yaitu jenis kolom dibagi atas dasar
bentuk dan susunan tulangan, posisi
beban pada penampangnya, dan atas
panjang kolom dalam hubungannya
dengan dimensi lateralnya
PEMBAGIAN KOLOM (MENURUT NAWY, 1990)

a. Berdasarkan bentuk dan susunan tulangan

• Kolom ikat (tied column)


• Kolom spiral (spiral column)
• Kolom komposit (composite column)
PEMBAGIAN KOLOM (MENURUT NAWY, 1990)

b. Berdasarkan posisi beban pada penampangnya

• Kolom yg mengalami beban sentris


• Kolom yg mengalami beban
eksentris
Menurut Posisi Beban Pada Penampang
1. Kolom dengan beban sentris
Kolom yg mengalami beban sentris, dimana beban aksial (P)
bekerja tepat pada as/sumbu kolom, yang artinya kolom
tidak mengalami momen lentur. Dalam kenyataan kolom
sentris tidak mungkin terjadi.
P

(a). Kolom dengan beban sentris


Menurut Posisi Beban Pada Penampang
2. Kolom dengan beban Eksentris

Kolom yang mengalami beban eksentris, di mana kolom


mengalami beban aksial (P) dan momen lentur (M).

Momen ini dapat dikonversikan menjadi satu beban P yang


bekerja dengan suatu eksentrisitas (dapat ex, ey, exy)
tertentu terhadap as/sumbu kolom.

Momen lentur ini dapat bersumbu tunggal (uniaksial) di


mana hanya ada ex atau ey, dan dapat dianggap bersumbu
rangkap (biaksial) di mana ada exy (ada ex dan ey
bersama-sama.
Menurut Posisi Beban Pada Penampang
2. Kolom dengan beban Eksentris

P e
e
e
P

Y
Y

(b). Kolom dengan beban Eksentris


PEMBAGIAN KOLOM (MENURUT NAWY, 1990)

c. Berdasarkan atas panjang kolom dalam hubungannya


dengan dimensi lateralnya (Kelangsingan)

• Kolom Pendek
• Kolom Panjang (Langsing)
Menurut Kelangsingan
1. Kolom Pendek

Kolom pendek, di mana dalam batas keruntuhan


mekanismenya ditentukan oleh kekuatan
bahannya (baja atau betonnya)
Menurut Kelangsingan
1. Kolom Panjang (Langsing)

Kolom panjang, dimana dalam batas keruntuhan


mekanismenya ditentukan oleh kekuatan
bahannya (baja atau betonnya) dan mungkin
juga oleh adanya momen tambahan akibat
faktor tekuk
Teori Kolom
Pemisahan Kolom Pendek dan Panjang

Pemisahan kolom pendek dan langsing didasarkan


pada nilai rasio kelangsingan kolom.

kl Definisi kolom pendek yang tidak tahan


≤ 22
u

goyangan ke samping
r
kl Definisi kolom panjang/langsing yang
 22
u
tidak ditahan goyangan ke samping
r
Di mana :

lu : tinggi bagian kolom yang tidak ditumpu secara lateral


k : faktor yang bergantung pada restraint pada ujung-ujung kolom
r : adalah jari-jari girasi
Teori Kolom
Pemisahan Kolom Pendek dan Panjang

Kolom yang ditahan terhadap goyangan ke samping

klu 34 12 M1 Definisi kolom pendek


r M2
klu 34 12 M1
Definisi kolom panjang/langsing
r M2

r, adalah jari-jari girasi, dengan r =  ( Ig/Ag), dapat diambil r = 0,3.h


untuk penampang segi-empat, dimana h adalah dimensi kolom
tegak lurus terhadap sumbu lentur.
Untuk penampang lingkaran r dapat diambil sebesar 0,25.h.
M1 dan M2 adalah momen ujung kolom terfaktor, dengan M2>M1.
M1/M2 bernilai positif bila kolom melentur dengan kelengkungan
tunggal dan bernilai negatif bila kolom melentur dengan
kelengkungan ganda.
Teori Kolom
Nilai k

Bebas Sendi Sendi Jepit

L L L L

Jepit Jepit Sendi Jepit

k=2 k = 0.7 k=1 k = 0.5


Teori Kolom
Contoh Soal
Sebuah kolom seperti tergambar.

Sendi

a a 3D25
2m h = 35 cm
3D25

b = 25 cm
Sendi

Selidikilah jenis kolom tersebut ?


(Kolom pendek atau kolom langsing).
Teori Kolom
Diketahui :

lu = 2 m
k = 1 (Sendi-Sendi)
b = 25 cm
h = 35 cm

Ditanya : Kolom pendek atau Kolom Panjang ……..????


Teori Kolom
Penyelesaian :
Rumus yang dipakai :

kl u

r = Jari-jari Inersia
Teori Kolom
Penyelesaian :

I
r ……………… Mek. Rek II
A
Untuk penampang segi empat :

Momen Inersia (I) = 1/12 × b × h3……………… Mek. Rek II


Luas Penampang (A) = b × h

Maka :

1 ×b×h3
r 12  1 h  1 ×h
2
0.3h
b×h 12 12
Teori Kolom
Penyelesaian :

r 0.3h  0.3×35 10.5cm

kl u
………………Rumus kelangsingan kolom
r
kl 1×200
u
 19.05
r 10.5
Sehingga,
19.05 ≤ 22 ……………….. Kolom Pendek (Short Column)
Teori Kolom
Contoh Soal 2
Sebuah kolom dengan tumpuan sendi-sendi seperti
tergambar.
7.5 cm
P2

6m h = 30 cm

b = 30 cm
P1
P1 = P2 = 104 ton
5 cm

Selidikilah jenis kolom tersebut ? (Kolom pendek atau


kolom langsing).
Teori Kolom
Diketahui :

lu = 6 m
k = 1 (Sendi-Sendi)
b = 30 cm
h = 30 cm

P1 = P2 = 104 ton

Ditanya : Kolom pendek atau Kolom Panjang ……..????


Teori Kolom
Penyelesaian :

r 0.3h  0.3×309cm

kl u

klu  1×600  66.67


r 9
Teori Kolom
Penyelesaian :
M=P × e
M1 = 104 × 0.05 = 5.2 ton-m
7.5 cm
M2 = 104 × 0.075 = 7.8 ton-m P2

M1
34 12
M2
5.2
3412×  26
7.8

klu 34 12 M1 P1 5 cm


r M2

66.67 > 26 …………………………Kolom Langsing


BAGAIMANA PEMBUATAN KOLOM ???
PEKERJAAN KOLOM

1. Penentuan lokasi as kolom

Pekerjaan ini harus dilakukan dengan cermat dan


hati-hati untuk menghindari pergeseran lokasi as yang
berlebihan. Untuk bangunan bertingkat tinggi harus
diusahakan pergeseran as kolom (error) seminimal
mungkin. Hal tersebut mengingat semakin tinggi
bangunan, maka akan terjadi cumulative error yang
semakin besar dan gedung yang dibangun akan terlihat
miring. Penentuan lokasi as kolom dilakukan dengan
menggunakan alat theodolit atau waterpass (Gambar 2.1).
Titik as yang sudah ditentukan kemudian diberi tanda
atau dengan memberikan tali bantuan yang diikatkan
pada suatu pasak dari kayu.
Gambar 2.1 Penentuan titik As Kolom
2. Pemasangan tulangan kolom

Untuk lantai pertama, tulangan kolom paling dasar


dimasukkan atau diangkurkan kedalam tulangan fondasi.
Tulangan utama kolom satu persatu dimasukkan ke dalam
tulangan fondasi yang pada ujung bagian bawah
dibengkokkan kearah luar untuk dudukan tulangan supaya
dapat berdiri. Setelah semua tulangan pokok terpasang,
dipasanglah tulangan sengkang untuk menjaga agar tulangan
pokok kolom tidak berubah lokasi. Tulangan sengkang ini
dimasukkan dari atas atau samping mengelilingi tulangan
pokok kolom sesuai dengan gambar rencana. Pemasangan
tulangan kolom dilakukan dengan bantuan scaffolding untuk
menegakkan posisi atau sebagai penyangga tulangan kolom.
Pemasangan tulangan kolom pada lantai dasar atau yang
berhubungan dengan fondasi dilakukan bersamaan dengan
pemasangan tulangan pondasi atau pelat / pur fondasi dan
tulangan balok sloof (Gambar 2.2.a dan 2.2.c)
Tulangan Tulangan Tulangan
Utama sengkang Utama
Balok sloof Kolom Kolom

Tulangan
Tanah
sengkang
Asli
Sloof
Tulangan
Pondasi

Tahu
Beton

Gambar 2.2.a Pemasangan tulangan


kolom pada tulangan fondasi
Beton Tahu, fungsinya untuk menyangga tulangan pada saat
pekerjaan perakitan (gambar 2.2.b)

Gambar 2.2.b Pembuatan tahu beton


Gambar 2.2.c Pemasangan tulangan
sengkang pada tulangan utama kolom
3. Penyambungan tulangan kolom antar lantai bangunan

Tulangan kolom lantai 1 yang terputus, disambung dengan


tulangan pokok baru yang diikat dengan kawat bendrat (tulangan
kolom lantai 2). Penyambungan tulangan ini dilakukan satu
persatu dengan bantuan scaffolding hingga seluruh tulangan
terpasang termasuk sengkangnya (Gambar 2.3).
Gambar 2.3 Penyambungan tulangan
kolom lantai 1 dan lantai 2
4. Pembuatan Sepatu kolom

Sepatu kolom adalah sebuah blok beton yang dibuat dari


adukan beton pada bagian ujung bawah tulangan kolom yang
berhubungan dengan pondasi yang sudah dicor. Sepatu kolom
ini dibuat dengan ukuran sesuai dengan ukuran kolom, dengan
tinggi ± 5 cm, yang berfungsi sebagai pengaku posisi tulangan
kolom agar tidak berubah posisi pada saat proses pengecoran
dan juga berfungsi sebagai penahan bekisting bagian bawah
agar posisi bekisting tidak berubah dan ukuran kolom menjadi
benar (Gambar 2.4)
Tulangan
kolom Plat pondasi

Sepatu
kolom

Gambar 2.4 Pembuatan sepatu kolom


5. Pemasangan bekisting kolom
Bekisting kolom dipasang setelah semua tulangan
kolom selesai dikerjakan dan sepatu kolom sudah
selesai dibuat dan mengeras. Bekisting dibuat dari
multipleks, dengan pengaku atau penyangga
menggunakan balok girder. Bekisting dipasang satu
persatu pada setiap sisinya secara berurutan dengan
menggunakan tali. Setelah semua bekisting tersusun
pada setiap sisinya kemudian dipasang pengekang.
Untuk menjaga kestabilan kedudukan bekisting,
dipasang penyangga samping (skur) pada keempat
sisinya atau dua sisi yang saling tegak lurus. Posisi
ketegakan kolom diatur dengan memutar skur pada
tiap sisi bekisting yang disangga sampai posisi
bekisting tegak lurus (gambar 2.5). Pengukuran
ketegakan kolom mengguankan alat bantu tali dan
unting-unting serta meteran (gambar 2.6).
Balok girder

Bekisting
multipleks

Beugel
bekisting Pengatur ketegaran
kolom bekisting kolom
(skur)

Gambar 2.5 Spesifikasi bekisting kolom


Gambar 2.6 Pemasangan bekisting kolom
6. Pengecoran kolom

Pengecoran kolom dapat dilakukan dengan


menggunakan adukan beton ready mix yang diangkut
oleh concrete mixer truck (gambar 2.7) atau adukan
beton dengan concrete mixer diesel (gambar 2.8)dsb.
Pengecoran dapat dilakukan dengan cara manual dan
menggunakan concrete pump (gambar 2.9).
Diusahakan agar adukan beton tidak jatuh terlalu
tinggi ± 1,5 meter. Sambil dituang, adukan beton
dipadatkan dengan alat getar (gambar 2.10 dan 2.11).

Catatan : Agar lebih berhati-hati, pengecoran


menggunakan concrete pump sering menyebabkan
pemisahan agregat dan mortarnya, hal ini disebabkan
tekanan yang dikeluarkan oleh concrete pump terlalu
besar.
Gambar 2.7 Concrete mixer truck
Gambar 2.8 Concrete mixer diesel
Gambar 2.9 Concrete pump truck
Gambar 2.11 Alat penggetar beton

Gambar 2.10 Pengecoran Kolom


secara manual (menggunakan
ember)
7. Pembongkaran bekisting kolom

Bekisting harus dibongkar dengan cara sedemikian


rupa sehingga menjamin keselamatan penuh atas
struktur. Pembongkaran bekisting dilakukan dengan
bantuan linggis. Beton yang akan dipengaruhi oleh
pembongkaran cetakan harus memiliki kekuatan cukup
sehingga tidak akan rusak pada saat pembongkaran. Pada
beberapa proyek, pembongkaran dilakukan kurang lebih
satu hari setelah pelaksanaan pengecoran dengan
pertimbangan bahwa beton sudah cukup keras dan
mampu menahan berat sendirinya..
8. Perawatan beton

Perawatan dilakukan dengan cara menyirami


permukaan beton dengan air sesering mungkin untuk
menjaga kelembaban beton.

Beton (selain beton kuat awal tinggi) harus dirawat pada


suhu di atas 10oC dan dalam kondisi lembab sekurang-
kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran.

Beton kuat awal tinggi harus dirawat di atas 10 o C dalam


kondisi lembab sekurang-kurangnya 3 hari pertama.
KOLOM

Analisis dan Desain Kolom Pendek


Kolom Pendek
Definisi

Kolom pendek, di mana dalam batas keruntuhan


mekanismenya ditentukan oleh kekuatan
bahannya (baja atau betonnya)

kl Definisi kolom pendek yang tidak diberi


u
≤ 22 bresing
r
I. Teori Kolom
Materi Kuliah

Sama halnya dengan balok, kekuatan kolom


dievaluasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip
berikut :

1. Distribusi regangan di sepanjang tebal kolom


bersifat linear.
2. Tidak terjadi slip antara kolom dan tulangan
3. Regangan tekan maksimum beton pada kondisi
ultimit = 0.003
4. Kekuatan tarik beton diabaikan
I. Teori Kolom
Materi Kuliah

Keruntuhan kolom disebabkan oleh :


1. Kelelehan tulangan pada zona tarik
Terjadi pada
2. Kerusakan beton pada zona tekan kolom pendek

3. Tekuk -------------------- pada kolom langsing


I. Kolom Pendek
Kekuatan kolom pendek yang dibebani sentrik

Kekuatan kolom pendek yang dibebani secara


sentris (konsentris) terdiri atas sumbangan beton
dan baja yaitu :

A1 A2 b

h
I. Kolom Pendek
Kekuatan kolom pendek yang dibebani sentrik

Sumbangan beton :

Cc = 0.85 fc’ (Ag - Ast) ………………….. (1)

Sumbangan Baja :

Cs = Ast. fy ………………….. (2)

(1) + (2), adalah

P0 = 0.85 fc’ (Ag - Ast) + Ast . fy


I. Kolom Pendek
Kekuatan kolom pendek yang dibebani sentrik

Ast = A1 + A2
A1 A2 b Ag = b.h

PO PO terletak satu sumbu dengan resultan


dari Cc, Cs1 dan Cs2.

Plastic centroid

Cs1 = A1.fy Cs2 = A2.fy


Cc = 0.85 fc’ (Ag - Ast)
I. Kolom Pendek
Kekuatan kolom pendek yang dibebani sentrik

Σ V = 0  P0 = Cc + Cs1 + Cs2

P0 = 0.85 fc’ (Ag - Ast) + Ast . fy

atau

P0 = Ag { 0.85 fc’ (1 - g) + g . fy }

Di mana : g = Ast
Ag
I. Kolom Pendek
Kekuatan kolom pendek yang dibebani sentrik
Kekuatan Nominal penampang
Kolom tulangan Spiral

Pn(max) = 0.85  (0.85 fc’ (Ag - Ast) + fy Ast)

Kolom tulangan pengikat/sengkang

Pn(max) = 0.80  (0.85 fc’ (Ag - Ast) + fy Ast)

 = 0.8 untuk aksial tarik, aksial tarik + lentur


 = 0.65 untuk aksial tekan, aksial tekan + lentur
I. Kolom Pendek
Contoh Soal
Kolom pendek berikut dibebani gaya aksial seperti
tergambar
Hitung kekuatan aksial nominal Pn(max) dari penampang
kolom tersebut?

A1 = A2 = 3 D 28
A1 A2 b = 305 mm As = 1846 mm2

f’c = 27.6 MPa


h = 508 mm fy = 400 MPa
I. Kolom Pendek
Penyelesaian
Diketahui :
b = 305 mm
h = 508 mm
A1 = A2 = 3 D 28 = 1846 mm2
f’c = 27.6 MPa
fy = 400 MPa

Penyelesaian :

Ag = b.h = 305 × 508 = 154940 mm2


Ast = A1 + A2 = 1846 + 1846 = 3692 mm2
I. Kolom Pendek
Penyelesaian
Kolom tulangan pengikat/sengkang

Pn(max) = 0.80 × (0.85 fc’ (Ag - Ast) + fy Ast)

Pn(max) = 0.80 × (0.85 × 27.6 × (154940 - 3692) + 400 × 3692

Pn(max) = 4020 kN
I. Kolom Pendek
Contoh Soal 2
Kolom pendek berikut dibebani gaya aksial seperti
tergambar

A1 A2 b = 300 mm
A1 = A2 = 3 D 22

f’c = 25 MPa
h = 500 mm
fy = 400 MPa

Hitung kekuatan aksial nominal Pn(max) dari penampang


kolom tersebut?
I. Kolom Pendek
Penyelesaian
Diketahui :
b = 300 mm
h = 500 mm
A1 = A2 = 3 D 22
f’c = 25 MPa
fy = 400 MPa

Penyelesaian :

Ast = A1 + A2 = 1140 + 1140 = 2280 mm2

Ag = b.h = 300 × 500 = 150000 mm2


I. Kolom Pendek
Penyelesaian

Kolom tulangan pengikat/sengkang

Pn(max) = 0.80 × (0.85 fc’ (Ag - Ast) + fy Ast)

Pn(max) = 0.80 × (0.85 × 25 × (150000 - 2280) + 400 × 2280)

Pn(max) = 3240840 N = 3240 kN


TUGAS
PR # 1
Sebuah kolom pendek dibebani gaya aksial seperti
tergambar

A1 A2 b = 400 mm
A1 = A2 = 4 D 20

f’c = 30 MPa
h = 600 mm
fy = 240 MPa

Hitung kekuatan aksial nominal Pn(max) dari penampang


kolom tersebut?
I. Kolom Pendek
Kolom yang dibebani secara eksentris

Prinsip blok tegangan persegi ekivalen yang berlaku pada


analisis balok dapat diterapkan pada analisis kolom
terhadap beban eksentrik.

Anda mungkin juga menyukai