FAKULTAS TEKNIK
Dosen Pengajar :
Oleh :
S1 TEKNIK MESIN
KELAS S1TM
2020 A
A. Macam-macam Jenis Tumpuan Mekanika Teknik
Tumpuan juga dikatakan dengan landasan dimana sebuah balok akan diletakkan
kepadanya. Dalam ilmu konstruksi dikenal ada 3 jenis Tumpuan yaitu : Tumpuan Sendi,
Tumpuan Rol dan Tumpuan Jepit.
1. Tumpuan Sendi/Engsel
❖ Tumpuan engsel adalah tumpuan yang dapat menahan gerak translasi, namun tidak
mampu menahan gerak rotasi. Atau secara sederhana pada tumpuan engsel dapat
menahan gaya vertikal dan horisontal tetapi tidak mampu menahan momen pada batang
tersebut. Hal tersebut berlaku pula pada persendian siku pada lengan dimana sendi
dapat digerakan keatas dan kebawah (rotasi), namun tidak dapat digerakan kesamping
(translasi)
❖ Aplikasi
Tumpuan engsel dapat digunakan dalam suatu rangka batang (Truss). Dengan
menghubungkan rangkaian batang yang terhubung dengan sambungan engsel, maka
rangka batang akan mendorong satu sama lain sehingga menginduksikan gaya aksial
dalam pada batang.
❖ Keterbatasan:
Tumpuan engsel tunggal yang disematkan tidak mampu menahan struktur sepenuhnya,
karena setidaknya memerlukan dua tumpuan untuk menahan momen pada struktur
tersebut.
2. Tumpuan Rol
❖ Tumpuan roll adalah jenis tumpuan yang mampu menahan gaya vertikal, namun tidak
mampu menahan gaya horizontal. Pada tumpuan roll, batang atau struktur akan bebas
bergerak secara horizontal.
3. Tumpuan Jepit
❖ Tumpuan jepit adalah jenis tumpuan atau koneksi yang paling kaku diantara jenis
tumpuan yang lain. Tumpuan jepit membatasi dalam semua gerakan translasi dan
rotasi (Tidak bisa bergerak atau berputar ke segala arah). Contoh dari tumpuan jepit
yang paling sering ditemui adalah tiang atau kolom beton pada suatu bangunan. Tiang
beton tersebut tidak dapat bergerak, berputar dan berpindah yang pada dasarnya semua
gerakannya dibatasi (Fixed).
❖ Keterbatasan
Pada tumpuan jepit, karena strukruktur tersebut bersifat kaku, sehingga tidak deapat
digunakan pada suatu struktur yang membutuhkan lendutan untuk menjaga struktur
tersebut dari beban kejut yang besar.
Selain mengenal ketiga jenis tumpuan, kita juga harus mengenal penentuan reaksi
dan momen gaya. Penentuan reaksi dan momen gaya dijelaskan sebagai berikut.
1. Penentuan Reaksi
Adanya gaya aksi yang bekerja pada suatu balok dimana balok ditumpu oleh dua
tumpuan, maka akan menimbulkan gaya reaksi guna menjaga kesetimbangan. Gaya-
gaya reaksi ini akan bekerja pada titik-titik tumpuan. Sebagaimana dikemukakan
terdahulu sesuai dengan hukum Newton, gaya aksi sama dengan gaya reaksi. Gaya
aksi yang merupakan gaya-gaya yang bekerjapada balok adalah merupakan gaya-gaya
yang diketahui besarnya, sedangkan gaya reaksi merupakan gaya yang akan dihitung.
Untuk mendapatkan gaya reaksi ini maka berlaku hukum keseimbangan momen, gaya
vertikal, dan gaya horizontal. Jelasnya penjumlahan momen adalah 0 (nol), dapat
disimpulkan ∑M=0. Demikian juga terhadap penjumlahan gaya-gaya vertikal dan
horizontal sama dengan 0 (nol) dan dapat disimpulkan : ∑V=0 dan ∑H=0.
2. Momen Gaya
Momen sebagaimana batasan yang sudah dikemukakan adalah merupakan Gaya dikali
dengan Jarak. Momen (M) merupakan gaya (P) dengan satuan ton (t) dikalikan Jarak
(L) dengan satuan meter (m), dari perkalian ini akan didapatkan satuan momen yaitu
ton meter (t.m). Perhitungan Momen ini juga memakai prinsip-prinsip kesetimbangan.
C. Analisis Struktur Teknik
❖ Analisis struktur teknik dalam pembahasan kali ini dijabarkan menjadi 4 bagian yaitu
analisis truss (rangka batang), analisis beam (kekakuan balok), analisis frames (portal),
dan analisis machine (mesin).
❖ Untuk keseimbangan struktur yang terdiri dari beberapa bagian batang yang
bersambungan, maka gaya dalam (internal forces) seperti halnya gaya luar harus
diperhitungkan juga. Dalam interaksi antara bagian yang terhubung, Newton’s 3rd Law
(Hukum Newton Ketiga) menyatakan bahwa gaya aksi dan reaksi antara benda dalam
keadaan kontak mempunyai besar yang sama, garis aksi yang sama, dan berlawanan arah.
• Truss terdiri dari bagian berbentuk lurus dan terhubung pada sambungan. Tidak ada
bagian yang menembus sambungan.
• Sebagaian besar struktur dibentuk dari beberapa truss yang dihubungkan bersama
membentuk kerangka ruang (space framework). Masing-masing truss menumpu
beban yang beraksi pada bidangnya sehingga dapat diperlakukan sebagai struktur.
• Sambungan Baut atau las diasumsikan disambung dengan memakai pin (pasak).
Gaya yang beraksi pada ujung- ujung bagian tereduksi menjadi gaya tunggal dan
tidak ada kopel. Hanya dipandang sebagai bagian dua gaya (two-force members).
• Ketika gaya cenderung untuk menarik bagian batang, dikatakan mengalami tegang
(tension) [T]. Ketika gaya cenderung untuk menekan batang, batang dalam keadaan
tekan (compression) [C].
Bagian-bagian truss berbentuk batang (slender) dan
hanya bisa mendukung beban ringan dalam arah
lateral. Beban harus diterapkan pada
sambungannya bukan langsung pada bagian-
bagiannya.
• Uraikan truss dan buat freebody diagram untuk masing-masing bagian dan pin.
• Dua gaya yang ada pada masing-masing bagian (satu gaya pada masing-masing ujung) adalah
besarnya sama,garis aksi yang sama, dan berlawanan arah.
• Gaya yang ditimbulkan oleh suatu bagian pada pin atau sambungan pada ujungnya harus
berarah sepanjang bagian itu dan harus sama dan berlawanan.
• Kondisi keseimbangan pada pins memberikan 2n persamaan untuk 2n besaran yang tidak
diketahui. untuk simple truss, 2n = m + 3. dapat dipecahkan untuk m member forces and 3
reaction forces pada tumpuan.
M C = 0
Cx = 0
Fx = 0 = Cx
Cy = 7000 lb
• Sumbu X-Y adalah sistem koordinat global struktur, yang nantinya diacu semua
elemen. Sedangkan sumbu Z tegak lurus terhadap bidang gambar (mengarah
pembaca) mengikuti kaidah tangan kanan, sehingga terbentuk sistem koordinat
yang mengikuti right-handed rule. Sumbu x-y merupakan sistem koordinat lokal
elemen, yang hanya berlaku untuk satu elemen tertentu saja, yang orientasinya
disesuaikan dengan arah elemen yang bersangkutan.
• Setiap elemen balok selalu memiliki dua nodal (titik simpul) ujung. Ujung awal
elemen diberi notasi nodal i sedangkan ujung lainnya diberi notasi j. Pusat sumbu
lokal elemen adalah nodal i , dan arah sumbu x lokal positif selalu dibuat dari
nodal i ke nodal j dari elemen tersebut. Sumbu y lokal dibuat tegak lurus sumbu
x, sedangkan sumbu lokal arah z dibuat searah dengan sumbu Z global dan tegak
lurus terhadap bidang struktur (bidang X-Y).
• Beam adalah batang lurus ditumpu di dua atau lebih titik, mendapatkan
pembebanan tunggal, merata maupun beban kombinasi (termasuk beban momen)
dimana defleksi yang terjadi terdiri atas defleksi linier berarah tegak lurus sumbu
aksial dan puntiran. Struktur beam lurus serba sama (uniform) dapat dilihat pada
gambar 2.1.
• atau :
• Jika nilai matriks {a} pada persamaan 18) dikembalikan pada persamaan 17) maka
akan didapat :
• Dimana :
• Maka dengan mengikuti prosedur sebagaimana pada struktur truss akan diperoleh
persamaan berikut :
• Catatan :
1. Perlu diketahui bahwa dalam kondisi tanpa tumpuan (seperti pada gambar 2.1.)
beam harus berada dalam keseimbangan dibawah 4 gaya nodal dan 4 defleksi.
Jadi :
2. Karena pada matriks [K] baris 1 = – baris 3 maka matriks [K] singular, artinya
[K]-1 tidak bernilai (tidak eksis), jadi tidak ada penyelesaian. Secara fisik hal
ini tidak benar karena tidak pernah terjadi beam tanpa tumpuan. Maka dapat
dipastikan bahwa ada setidaknya 1 tumpuan pada ujung-ujung struktur beam.
Contoh : Jika ujung 1 ditumpu dengan tumpuan jepit, maka v1 = θ1 = 0
sehingga:
Umpamakan suatu elemen beam, kerja yang dilakukan oleh beban nodal tapi tidak
diketahui nilainya dinyatakan dalam bentuk :
Di sisi lain, kerja yang dilakukan oleh beban terdistribusi dapat diperoleh dengan
cara :
Dimana fungsi defleksi v (x) dinyatakan dalam persamaan 19) dengan bentuk matriks :
Persamaan 21) disamakan dengan persamaan 22) menjadi :
Persamaan 24) menyatakan bahwa beban ekuivalen kerja yang bersesuaian dengan
derajat kebebasannya diperoleh dengan mengintegrasikan perkalian fungsi beban
terdistribusi dengan fungsi bentuknya. Definisi ini dapat digeneralisasi untuk tipe-
tipe elemen lainnya seperti elemen plate dan shell. Karena beban yang ditemukan
diperoleh secara konsisten sesuai fungsi bentuk yang bersesuaian maka beban-beban
tersebut dinamakan Beban-beban Konsisten.
c) Frames (Portal/Bingkai)
• Rangka dan mesin adalah struktur dengan setidaknya satu anggota multiforce.
Bingkai dirancang untuk mendukung beban dan biasanya tidak bergerak. Mesin berisi
bagian yang bergerak dan dirancang untuk mengirimkan dan memodifikasi gaya.
• Diagram benda bebas dari rangka lengkap digunakan untuk menentukan gaya luar
yang bekerja pada rangka.
• Gaya internal ditentukan dengan memotong rangka dan membuat diagram benda
bebas untuk setiap komponen.
• Pasukan pada dua anggota kekuatan telah mengetahui garis aksi tetapi tidak
diketahui besarnya dan pengertiannya.
• Pasukan pada anggota multiforce memiliki besaran dan jalur tindakan yang tidak
diketahui. Mereka harus diwakili dengan dua komponen yang tidak diketahui.
• Gaya antar komponen yang terhubung adalah sama, memiliki garis aksi yang sama,
dan pengertian yang berlawanan.
Frames/Bingkai yang berhenti menjadi kaku saat lepas dari penopangnya dapat
diuraikan sebagai berikut :
• Rangka harus dianggap sebagai dua benda kaku yang berbeda, namun
terkait.
• Dengan reaksi yang sama dan berlawanan pada titik kontak antar
anggota, dua diagram benda bebas menunjukkan 6 komponen gaya yang
tidak diketahui.
Soal : Anggota ACE dan BCD dihubungkan dengan pin di C dan dengan penghubung
DE. Untuk pembebanan yang ditunjukkan, tentukan gaya di penghubung DE dan
komponen gaya yang bekerja di C pada anggota BCD.
Penyelesaiannya sebagai berikut :
3) Jumlah gaya dalam arah x dan y dapat digunakan untuk mencari gaya komponen di C.