Anda di halaman 1dari 14

Tugas Mekanika dan Kekuatan Bahan

Tumpuan dan Struktur Teknik

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS TEKNIK

Dosen Pengajar :

Bapak Heru Arizal

Oleh :

Vincentius Septian Dwi Saputra (20050754028)

S1 TEKNIK MESIN

KELAS S1TM

2020 A
A. Macam-macam Jenis Tumpuan Mekanika Teknik

Tumpuan juga dikatakan dengan landasan dimana sebuah balok akan diletakkan
kepadanya. Dalam ilmu konstruksi dikenal ada 3 jenis Tumpuan yaitu : Tumpuan Sendi,
Tumpuan Rol dan Tumpuan Jepit.

1. Tumpuan Sendi/Engsel

❖ Tumpuan engsel adalah tumpuan yang dapat menahan gerak translasi, namun tidak
mampu menahan gerak rotasi. Atau secara sederhana pada tumpuan engsel dapat
menahan gaya vertikal dan horisontal tetapi tidak mampu menahan momen pada batang
tersebut. Hal tersebut berlaku pula pada persendian siku pada lengan dimana sendi
dapat digerakan keatas dan kebawah (rotasi), namun tidak dapat digerakan kesamping
(translasi)

❖ Reaksi yang terjadi pada Tumpuan Engsel/sendi :


- Gaya vertikal
- Gaya Horizontal

❖ Aplikasi
Tumpuan engsel dapat digunakan dalam suatu rangka batang (Truss). Dengan
menghubungkan rangkaian batang yang terhubung dengan sambungan engsel, maka
rangka batang akan mendorong satu sama lain sehingga menginduksikan gaya aksial
dalam pada batang.

❖ Keterbatasan:
Tumpuan engsel tunggal yang disematkan tidak mampu menahan struktur sepenuhnya,
karena setidaknya memerlukan dua tumpuan untuk menahan momen pada struktur
tersebut.
2. Tumpuan Rol

❖ Tumpuan roll adalah jenis tumpuan yang mampu menahan gaya vertikal, namun tidak
mampu menahan gaya horizontal. Pada tumpuan roll, batang atau struktur akan bebas
bergerak secara horizontal.

❖ Reaksi yang terjadi pada Tumpuan Roll


- Gaya vertikal

❖ Aplikasi Pada Tumpuan Roll


Penggunaan tumpuan roll yang paling umum adalah tumpuan pada jembatan. Pada
sebuah jembatan biasanya akan terdapat tumpuan roll pada salah satu ujung untuk
memperkirakan terjadinya beban vertikal dan ekspansi atau pemuaian yang terjadi
akibat perubahan suhu. Hal tersebut diperlukan untuk mencegah ekspansi pada
struktur yang menyebabkan kerusakan tumpuan engsel pada jembatan tersebut.

❖ Kekurangan Pada Tmpuan Roll


Jenis tumpuan ini tidak mampu menahan gaya horizontal. Hal tersebut jelas suatu
keterbatasan pada tumpuan roll, oleh karena itu struktur akan membutuhkan tumpuan
lain untuk menahan gaya horizontal.

3. Tumpuan Jepit

❖ Tumpuan jepit adalah jenis tumpuan atau koneksi yang paling kaku diantara jenis
tumpuan yang lain. Tumpuan jepit membatasi dalam semua gerakan translasi dan
rotasi (Tidak bisa bergerak atau berputar ke segala arah). Contoh dari tumpuan jepit
yang paling sering ditemui adalah tiang atau kolom beton pada suatu bangunan. Tiang
beton tersebut tidak dapat bergerak, berputar dan berpindah yang pada dasarnya semua
gerakannya dibatasi (Fixed).

❖ Reaksi yang terjadi pada Tumpuan Engsel/sendi :


- Gaya vertikal
- Gaya Horizontal
- Momen
❖ Aplikasi
Tumpuan jepit sangat berguna apabila hanya menggunakan satu tumpuan. Tumpuan
jepit memastikan seluruh batas yang diperlukan pada suatu struktur bersifat statis atau
tetap.

❖ Keterbatasan
Pada tumpuan jepit, karena strukruktur tersebut bersifat kaku, sehingga tidak deapat
digunakan pada suatu struktur yang membutuhkan lendutan untuk menjaga struktur
tersebut dari beban kejut yang besar.

B. Penentuan Reaksi dan Momen Gaya

Selain mengenal ketiga jenis tumpuan, kita juga harus mengenal penentuan reaksi
dan momen gaya. Penentuan reaksi dan momen gaya dijelaskan sebagai berikut.

1. Penentuan Reaksi

Adanya gaya aksi yang bekerja pada suatu balok dimana balok ditumpu oleh dua
tumpuan, maka akan menimbulkan gaya reaksi guna menjaga kesetimbangan. Gaya-
gaya reaksi ini akan bekerja pada titik-titik tumpuan. Sebagaimana dikemukakan
terdahulu sesuai dengan hukum Newton, gaya aksi sama dengan gaya reaksi. Gaya
aksi yang merupakan gaya-gaya yang bekerjapada balok adalah merupakan gaya-gaya
yang diketahui besarnya, sedangkan gaya reaksi merupakan gaya yang akan dihitung.
Untuk mendapatkan gaya reaksi ini maka berlaku hukum keseimbangan momen, gaya
vertikal, dan gaya horizontal. Jelasnya penjumlahan momen adalah 0 (nol), dapat
disimpulkan ∑M=0. Demikian juga terhadap penjumlahan gaya-gaya vertikal dan
horizontal sama dengan 0 (nol) dan dapat disimpulkan : ∑V=0 dan ∑H=0.

2. Momen Gaya

Momen sebagaimana batasan yang sudah dikemukakan adalah merupakan Gaya dikali
dengan Jarak. Momen (M) merupakan gaya (P) dengan satuan ton (t) dikalikan Jarak
(L) dengan satuan meter (m), dari perkalian ini akan didapatkan satuan momen yaitu
ton meter (t.m). Perhitungan Momen ini juga memakai prinsip-prinsip kesetimbangan.
C. Analisis Struktur Teknik

❖ Analisis struktur teknik dalam pembahasan kali ini dijabarkan menjadi 4 bagian yaitu
analisis truss (rangka batang), analisis beam (kekakuan balok), analisis frames (portal),
dan analisis machine (mesin).
❖ Untuk keseimbangan struktur yang terdiri dari beberapa bagian batang yang
bersambungan, maka gaya dalam (internal forces) seperti halnya gaya luar harus
diperhitungkan juga. Dalam interaksi antara bagian yang terhubung, Newton’s 3rd Law
(Hukum Newton Ketiga) menyatakan bahwa gaya aksi dan reaksi antara benda dalam
keadaan kontak mempunyai besar yang sama, garis aksi yang sama, dan berlawanan arah.

❖ Empat kategori dari struktur teknik meliputi :


a) Rangka batang (Trusses): dibentuk dari batang dengan dua gaya (two-force
members), batang lurus dengan ujung-ujung berhubungan, batang mengalami dua gaya
sama besar dan berlawanan yang searah dengan sumbu batang
b) Kekakuan Balok (BeaM) : Struktur beam merupakan suatu sistem struktur yang
merupakan gabungan dari sejumlah elemen (batang) yang lurus (a = 0) di mana pada
setiap titik simpulnya dianggap berperilaku sebagai jepit dan setiap elemennya dapat
menerima gaya berupa gaya aksial, geser dan momen lentur.
c) Portal (Frames): terdiri dari paling kurang satu batang dengan pelbagai gaya (multi-
force member), batang yang mengalami tiga atau lebih gaya yang umumnya tidak tidak
searah sumbu batang.
d) Machines (mesin) : struktur yang terdiri dari bagian-bagian yang bergerak dirancang
untuk menyalurkan dan mnengubah gaya-gaya.

❖ Analisis dan pembahasan dari masing-masing struktur teknik dapat dilihat


sebagai berikut :

a) Truss (Kerangka Batang)

• Truss terdiri dari bagian berbentuk lurus dan terhubung pada sambungan. Tidak ada
bagian yang menembus sambungan.
• Sebagaian besar struktur dibentuk dari beberapa truss yang dihubungkan bersama
membentuk kerangka ruang (space framework). Masing-masing truss menumpu
beban yang beraksi pada bidangnya sehingga dapat diperlakukan sebagai struktur.
• Sambungan Baut atau las diasumsikan disambung dengan memakai pin (pasak).
Gaya yang beraksi pada ujung- ujung bagian tereduksi menjadi gaya tunggal dan
tidak ada kopel. Hanya dipandang sebagai bagian dua gaya (two-force members).
• Ketika gaya cenderung untuk menarik bagian batang, dikatakan mengalami tegang
(tension) [T]. Ketika gaya cenderung untuk menekan batang, batang dalam keadaan
tekan (compression) [C].
Bagian-bagian truss berbentuk batang (slender) dan
hanya bisa mendukung beban ringan dalam arah
lateral. Beban harus diterapkan pada
sambungannya bukan langsung pada bagian-
bagiannya.

Gambar beberapa jenis model kerangka batang (truss) yang lain

[Analisis Truss dengan Metode Sambungan]

• Uraikan truss dan buat freebody diagram untuk masing-masing bagian dan pin.

• Dua gaya yang ada pada masing-masing bagian (satu gaya pada masing-masing ujung) adalah
besarnya sama,garis aksi yang sama, dan berlawanan arah.

• Gaya yang ditimbulkan oleh suatu bagian pada pin atau sambungan pada ujungnya harus
berarah sepanjang bagian itu dan harus sama dan berlawanan.

• Kondisi keseimbangan pada pins memberikan 2n persamaan untuk 2n besaran yang tidak
diketahui. untuk simple truss, 2n = m + 3. dapat dipecahkan untuk m member forces and 3
reaction forces pada tumpuan.

• Kondisi keseimbangan untuk keseluruhan truss memberikan 3 persamaan tambahan yang


tidak bebas dengan persamaan pin.
➢ Contoh soal dan pembahasan :

Soal : Berdasarkan diagram benda-bebas dari seluruh tiang penopang, selesaikan 3


persamaan kesetimbangan untuk reaksi di E dan C!

M C = 0

= (2000lb)(24 ft)+ (1000 lb)(12 ft)− E(6 ft)


E = 10,000 lb 

Cx = 0

Fx = 0 = Cx

Fy = 0 = −2000 lb -1000 lb +10,000 lb + C y

Cy = 7000 lb 

1) Gabungan A hanya memiliki dua anggota


gaya yang tidak diketahui. Tentukan ini dari
persyaratan kesetimbangan sendi.

2) Sekarang hanya ada dua anggota bagian yang


tidak diketahui di gabungan D.

3) Sekarang hanya ada dua gaya anggota yang tidak


diketahui di sambungan B. Asumsikan keduanya dalam
ketegangan.

4) Ada satu gaya anggota yang tidak diketahui bersama


E. Anggaplah anggota sedang dalam ketegangan.
5) Semua gaya anggota dan reaksi pendukung diketahui
pada sambungan C. Namun, persyaratan kesetimbangan
sambungan dapat diterapkan untuk memeriksa hasil.

b) Beam (Kekakuan Balok)

• Sumbu X-Y adalah sistem koordinat global struktur, yang nantinya diacu semua
elemen. Sedangkan sumbu Z tegak lurus terhadap bidang gambar (mengarah
pembaca) mengikuti kaidah tangan kanan, sehingga terbentuk sistem koordinat
yang mengikuti right-handed rule. Sumbu x-y merupakan sistem koordinat lokal
elemen, yang hanya berlaku untuk satu elemen tertentu saja, yang orientasinya
disesuaikan dengan arah elemen yang bersangkutan.

• Setiap elemen balok selalu memiliki dua nodal (titik simpul) ujung. Ujung awal
elemen diberi notasi nodal i sedangkan ujung lainnya diberi notasi j. Pusat sumbu
lokal elemen adalah nodal i , dan arah sumbu x lokal positif selalu dibuat dari
nodal i ke nodal j dari elemen tersebut. Sumbu y lokal dibuat tegak lurus sumbu
x, sedangkan sumbu lokal arah z dibuat searah dengan sumbu Z global dan tegak
lurus terhadap bidang struktur (bidang X-Y).

• Beam adalah batang lurus ditumpu di dua atau lebih titik, mendapatkan
pembebanan tunggal, merata maupun beban kombinasi (termasuk beban momen)
dimana defleksi yang terjadi terdiri atas defleksi linier berarah tegak lurus sumbu
aksial dan puntiran. Struktur beam lurus serba sama (uniform) dapat dilihat pada
gambar 2.1.

• Pada batang dimaksud, sumbu longitudinal terletak pada sumbu x sedangkan


sumbu transversal adalah sumbu y. Batang memiliki konstanta momen inersia I,
modulus elastisitas E dan panjang L. Batang dianggap memiliki 2 derajat
kebebasan pada setiap titik nodal yaitu defleksi transversal v akibat gaya
transversal Y dan slope (sudut rotasi) θ yang merupakan turunan v terhadap x
(∂v/∂ x ) akibat momen bending M. Tidak terjadi pergeseran pada arah x.
➢ Berdasarkan analisis statika struktur, defleksi yang terjadi pada beam untuk
daerah tanpa pembebanan dinyatakan sebagai : Berdasarkan analisis statika
struktur, defleksi yang terjadi pada beam untuk daerah tanpa pembebanan
dinyatakan sebagai :

yang menghasilkan penyelesaian :

• Pada kondisi batas berlaku :

• Dalam bentuk matriks dapat ditulis sebagai berikut :

• atau :

• Jika nilai matriks {a} pada persamaan 18) dikembalikan pada persamaan 17) maka
akan didapat :

• Dimana :

• Untuk menentukan matriks konstanta (matriks stiffness), diketahui bahwa


dari Teorema Castigliano untuk beam berlaku persamaan :

• Maka dengan mengikuti prosedur sebagaimana pada struktur truss akan diperoleh
persamaan berikut :
• Catatan :

1. Perlu diketahui bahwa dalam kondisi tanpa tumpuan (seperti pada gambar 2.1.)
beam harus berada dalam keseimbangan dibawah 4 gaya nodal dan 4 defleksi.
Jadi :

a. ΣF = 0 → Y1 = -Y2 dapat dilihat pada matriks [K] bahwa baris 1 = – baris 3

b. ΣM terhadap salah satu ujung harus sama dengan nol.

2. Karena pada matriks [K] baris 1 = – baris 3 maka matriks [K] singular, artinya
[K]-1 tidak bernilai (tidak eksis), jadi tidak ada penyelesaian. Secara fisik hal
ini tidak benar karena tidak pernah terjadi beam tanpa tumpuan. Maka dapat
dipastikan bahwa ada setidaknya 1 tumpuan pada ujung-ujung struktur beam.
Contoh : Jika ujung 1 ditumpu dengan tumpuan jepit, maka v1 = θ1 = 0
sehingga:

➢ Beam Dengan Beban Merata

• Pada penjelasan sebelumnya, pembebanan terpusat pada titik-titik nodal. Pada


kondisi struktur yang sebenarnya, pembebanan tidak hanya merupakan beban-beban
terpusat namun terdistribusi di seluruh batang. Dalam hal ini beban yang terdistribusi
ditransformasikan menjadi beban terpusat sehingga dapat diaplikasikan pada titik
nodal. Salah satu metode yang digunakan untuk keperluan tersebut adalah Metode
Beban – Kerja Ekuivalen. Pada metode ini kerja yang dihasilkan oleh beban nodal
yang tidak diketahui dibuat sama dengan kerja yang dihasilkan oleh beban
terdistribusi. Metode ini sangat mudah dilakukan khususnya jika beban terdistribusi
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan matematis.

Umpamakan suatu elemen beam, kerja yang dilakukan oleh beban nodal tapi tidak
diketahui nilainya dinyatakan dalam bentuk :

Di sisi lain, kerja yang dilakukan oleh beban terdistribusi dapat diperoleh dengan
cara :

Dimana fungsi defleksi v (x) dinyatakan dalam persamaan 19) dengan bentuk matriks :
Persamaan 21) disamakan dengan persamaan 22) menjadi :

Persamaan 24) menyatakan bahwa beban ekuivalen kerja yang bersesuaian dengan
derajat kebebasannya diperoleh dengan mengintegrasikan perkalian fungsi beban
terdistribusi dengan fungsi bentuknya. Definisi ini dapat digeneralisasi untuk tipe-
tipe elemen lainnya seperti elemen plate dan shell. Karena beban yang ditemukan
diperoleh secara konsisten sesuai fungsi bentuk yang bersesuaian maka beban-beban
tersebut dinamakan Beban-beban Konsisten.

c) Frames (Portal/Bingkai)

• Rangka dan mesin adalah struktur dengan setidaknya satu anggota multiforce.
Bingkai dirancang untuk mendukung beban dan biasanya tidak bergerak. Mesin berisi
bagian yang bergerak dan dirancang untuk mengirimkan dan memodifikasi gaya.

• Diagram benda bebas dari rangka lengkap digunakan untuk menentukan gaya luar
yang bekerja pada rangka.

• Gaya internal ditentukan dengan memotong rangka dan membuat diagram benda
bebas untuk setiap komponen.

• Pasukan pada dua anggota kekuatan telah mengetahui garis aksi tetapi tidak
diketahui besarnya dan pengertiannya.

• Pasukan pada anggota multiforce memiliki besaran dan jalur tindakan yang tidak
diketahui. Mereka harus diwakili dengan dua komponen yang tidak diketahui.

• Gaya antar komponen yang terhubung adalah sama, memiliki garis aksi yang sama,
dan pengertian yang berlawanan.
Frames/Bingkai yang berhenti menjadi kaku saat lepas dari penopangnya dapat
diuraikan sebagai berikut :

• Beberapa bingkai mungkin runtuh jika dilepas dari penyangga mereka.


Bingkai seperti itu tidak dapat diperlakukan sebagai benda kaku.

• Diagram benda-bebas dari kerangka lengkap menunjukkan empat


komponen gaya yang tidak diketahui yang tidak dapat ditentukan dari
tiga kondisi kesetimbangan.

• Rangka harus dianggap sebagai dua benda kaku yang berbeda, namun
terkait.

• Dengan reaksi yang sama dan berlawanan pada titik kontak antar
anggota, dua diagram benda bebas menunjukkan 6 komponen gaya yang
tidak diketahui.

• Persyaratan ekuilibrium untuk dua benda kaku menghasilkan 6


persamaan independen.

➢ Contoh soal dan pembahasan :

• Buat diagram benda-bebas untuk kerangka


lengkap dan selesaikan reaksi dukungan.

• Tentukan diagram benda-bebas untuk anggota


BCD. Gaya yang diberikan oleh tautan DE memiliki
garis aksi yang diketahui tetapi besarnya tidak
diketahui. Ini ditentukan dengan menjumlahkan
momen gaya C.

• Dengan diketahui gaya pada tautan DE, jumlah


gaya pada arah x dan y dapat digunakan untuk
mencari komponen gaya pada C.

• Dengan anggota ACE sebagai badan bebas,


periksa solusinya dengan menjumlahkan momen
gaya A.

Soal : Anggota ACE dan BCD dihubungkan dengan pin di C dan dengan penghubung
DE. Untuk pembebanan yang ditunjukkan, tentukan gaya di penghubung DE dan
komponen gaya yang bekerja di C pada anggota BCD.
Penyelesaiannya sebagai berikut :

1) Buat diagram benda-bebas untuk kerangka lengkap dan


selesaikan reaksi dukungan.

2) Tentukan diagram benda-bebas untuk anggota BCD. Gaya


yang diberikan oleh penghubung DE memiliki garis aksi
yang diketahui tetapi besarnya tidak diketahui. Ini ditentukan
dengan menjumlahkan momen gaya C.

3) Jumlah gaya dalam arah x dan y dapat digunakan untuk mencari gaya komponen di C.

4) Dengan anggota ACE sebagai badan bebas, periksa


solusinya dengan menjumlahkan momen gaya A.
d) Machine (Mesin)

• Mesin adalah struktur yang dirancang untuk mengirimkan dan


memodifikasi gaya. Tujuan utamanya adalah untuk mengubah
gaya masukan menjadi gaya keluaran.

• Diketahui besarnya P, tentukan besarnya Q.

• Buat diagram benda-bebas dari mesin lengkap, termasuk reaksi


yang diberikan kawat.

• Mesin adalah struktur nonrigid. Gunakan salah satu komponen


sebagai badan bebas.

• Mengambil momen tentang A, maka dapat diperoleh :

Anda mungkin juga menyukai