Anda di halaman 1dari 16

Nama : Vincentius Septian D.S.

NIM : 20050754028

Kinematics, Manufacturing, Assembly, Reliability,


Maintanability, dan Serviceability
1. Pendahuluan
Rangkuman ini bersumber dari beberapa buku referensi bacaan. Isi dalam rangkuman
pada Pertemuan 5 ini akan difokuskan kepada Kinematics, Manufaturing, Assembly,
Reliability, Maintanability, dan Serviceability. Hal-hal tersebut dijelaskan secara definitif
dan diberikan keterangan tambahan agar lebih jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.
Rangkuman pertemuan 5 ini merupakan lanjutan dari rangkuman 4 di pertemuan
sebelumnya.

Semoga melalui rangkuman ini, baik penulis maupun pembaca dapat belajar
bersama terkait hal-hal apa saja yang dapat mendukung perkuliahan Elemen Mesin 1
melalui banyak buku rujukan dan dari referensi sumber-sumber terkait.

2. Penjelasan
2.1. Metode
Metode yang digunakan dalam rangkuman ini adalah metode outline (Garis
Besar). Metode outline digunakan untuk menjabarkan beberapa bagian yang dianggap
sebagai definisi dan penjelasan secara singkat dari isi yang akan dibahas dalam
rangkuman pertemuan 5 ini.

2.2. Isi
Isi rangkuman dalam Pertemuan 5 adalah sebagai berikut :

2.2.1. Kinematics
Kinematics atau ilmu kinematika sangat penting apabila seorang rekayasawan
ingin merancang suatu desain mesin atau sistem mekanik. Gerakan suatu
mekanisme dapat dianalisis secara kinematika untuk mengetahui posisi gerak,
kecepatan dan percepatan dari tiap-tiap komponen penyusun mekanisme
tersebut. Apabila percepatan ditentukan sebagai fungsi waktu, maka akan
diketahui pula gaya dinamis yang bekerja sebagai fungsi dari waktu. Sebuah mesin
yang dirancang dengan tidak mengindahkan prinsip-prinsip kinematika, dapat
mengakibatkan kegagalan operasi atau unjuk kerja yang kurang baik.

2.2.2. Manufacturing
Proses Manufaktur sendiri secara umum terbagi menjadi 4, yakni casting
joining machining dan forming Pada praktikum Proses Manufaktur kali ini, yang
akan dilakukan hanya proses machining dan joining,yang diaplikasikan dalam
proses pembuatan penyangga kaki kursi. Penyangga kaki kursi yang akan dibuat
tersebut memiliki peran yang cukup penting agar kursi mampu menahan beban
yang diberikan tanpa mengalamisuatu kegagalan (deformasi). Penyangga kaki
kursi tersebut akan dibuat dari batang-batang besi, yaitu dua buah silinder pejal
dan satu buah silinder hollow. Untuk membentuk sebuah penyangga kaki kursi
yang diinginkan, material-material tersebut diolah dengan proses- proses
manufaktur sehingga bahan mentah tersebut memiliki suatu nilai tambah dan
dapatdipergunakan untuk menyangga kaki-kaki kursi, sesuai dengan desain yang
telahditentukan.Kegiatan praktikum Proses Manufaktur juga menjadi sebuah
sarana bagi praktikanuntuk lebih memahami materi yang diajarkan dosen di kelas,
karena praktikan dapatmelihat secara langsung bagaimana proses pembentukan
material pada bentuk awal (bahan baku) menjadi sebuah benda jadi yang dapat
dipergunakan sesuai dengan fungsinya. Selainitu, praktikan juga dapat melihat
secara langsung cara kerja dari mesin-mesin yangdigunakan dalam proses
machining dan joining.
Mesin-mesin tersebut di antaranya adalah:
a. Mesin Bubut
b. Mesin Freis
c. Mesin Las Listrik (SMAW)

2.2.3. Assembly
Assembly adalah suatu proses penyambungan atau penggabungan dua atau
lebih komponen secara mekanik menjadi sebuah unit. Contoh : Engine, Sepeda
motor, Hanphone, Komputer dan lain sebagainya. Terdapat 2 jenis assembly yaitu
assembly permanen dan assembly tidak permanen. Assembly permanen adalah
proses Assembly atau perakitan dan penggabungan komponen secara permanen
dan tidak dapat dipisahkan kecuali dengan merusaknya. Assembly permanen
terdiri dari Welding, Soldering & Brazing, Paku Keling dan Adhesive Bonding.
Welding ( Pengelasan )
Seperti yang kita tahu, pengelasan atau welding yaitu proses menggabung atau
menyambung dua atau lebih logam dengan bantuan panas bersuhu tinggi. Ada
beberapa cara dalam pengelasan misalnya las karbit/asetilin, las listrik, las CO,
dan lain-lain. Yang akan kita bahas pada kesempatan berikutnya.
Soldering ( Penyolderan)
Merupakan proses penggabungan dengan menggunakan kawat solder atau
tenol yang dicairkan. Biasanya cara ini dilakukan pada komponen elektronik.
Paku Keling
Menggabungkan dua atau lebih benda dengan menggunakan logam berbentuk
paku yang kemudian kedua ujungnya ditempa sehingga berbentuk setengah
lingkaran. Biasanya digunakan untuk menyambung rangka kendaraan seperti
mobil, truk, kapal, bodi pesawat terbang dan lain sebagainya.
Kemudian assembly tidak permanen sendiri adalah proses penggabungan
dengan media benda berulir seperti baut, mur ,dan sekrup. Jenis sambungan ini
dapat dipisahkan tanpa harus merusaknya. Namun apabila ulir sudah rusak maka
tidak ada cara lain selain dengan merusaknya.

2.2.4. Reliability
Pemeliharaan akan menyebabkan reliabilitas, dan reliabilitas akan
menyebabkan efisiensi dan meningkatkan produktivitas. Untuk mengelola
masing-masing komponen, maka teknik yang digunakan adalah :
Meningkatkan komponen individual Untuk mengukur keandalan di sebuah
sistem di mana setiap komponen atau individu mungkin hanya memiliki tingkat
keandalan tersendiri, digunakan metode perhitungan keandalan sistem (Rs)
sangat sederhana. Perhitungan ini mencoba menemukan hasil kali dari keandalan
individu sebagai berikut:
Rs = R1 x R2 x R3 x … x Rn ..…(1)
Dengan asumsi bahwa keandalan sebuah komponen individu tidak bergantung
pada keandalan komponen yang lain (setiap komponen berdiri sendiri).
Keterandalan juga dapat diartikan sebagai peluang yang berfungsi dalam waktu
yang telah ditentukan. Ukuran keterandalan yang paling sering dilakukan adalah
tingkat kegagalan produk (product failure rate / FR). Perusahaan yang
memproduksi peralatan berteknologi tinggi sering menyediakan data tingkat
kegagalan produk mereka.
FR (%) = (Jumlah unit yang rusak/Jumlah unit yang diuji) x 100% ..…(2)
atau
FR (N) = Jumlah unit yang rusak/Jumlah unit-jam waktu operasi …..(3)
Juga menggunakan waktu rata-rata antara kegagalan (mean time between
failures / MTBF), yaitu waktu yang diharapkan di antara perbaikan dan kegagalan
komponen, mesin, proses, atau produk yang berikutnya. MTBF = 1 / FR (N) …..(4)

2.2.5. Maintanability
Maintainability atau perawatan dapat didefinisikan sebagai probabilitas bahwa
komponen atau sistem yang rusak akan diperbaiki kembali pada kondisi yang telah
ditentukan selama jangka waktu tertentu, ketika dilakukan pemeliharaan sesuai
dengan prosedur yang ada (Ebeling, p.6). Maintainbility memiliki beberapa tujuan
yang baik agar mesin atau komponen yang digunakan dapat bekerja sebagaimana
mestinya. Apabila terdapat komponen yang mengalami kerusakan dalam suatu mesin
akan sangat merugikan dan mengurangi efisiensi kerja mesin tersebut.
2.2.6. Serviceability
Serviceability adalah kemudahan layanan atau perbaikan jika dibutuhkan. Hal
ini sering dikaitkan dengan layanan purna jual yang disediakan oleh produsen
seperti ketersediaan suku cadang dan kemudahan perbaikan jika terjadi
kerusakan serta adanya pusat pelayanan perbaikan (Service Center) yang mudah
dicapai oleh konsumen.

Referensi
Budynas RG, Nisbeth JK. 2014. Shigley’s Mechanical Engineering Design 10 th ed. McGraw-Hill
Education.

Mott RL, Vavrek EM, Wang J. 2018. Machine Elements in Mechanical Design 6 th ed. Pearson
Education, Inc.

Ulrich KT, Eppinger SD, Yang MC. 2020. Product design and Development 7 th ed. McGraw-
Hill Education.
Nama : Vincentius Septian D.S.

NIM : 20050754028

RANGKUMAN PERTEMUAN KE-6

Macam-macam Komponen, Contoh Komponen Paling Sederhana dan Fungsinya,


Komponen pada Pemesinan Konvensional, dan Komponen pada Pemesinan Non
Konvensional

1. Pendahuluan
Rangkuman ini bersumber dari beberapa buku referensi bacaan. Isi dalam rangkuman
pada Pertemuan 6 ini akan difokuskan kepada Macam-macam Komponen, Contoh
Komponen Paling Sederhana dan Fungsinya, Komponen pada Pemesinan Konvensional,
dan Komponen pada Pemesinan Non Konvensional. Hal-hal tersebut dijelaskan secara
definitif dan diberikan keterangan tambahan agar lebih jelas dan mudah dipahami oleh
pembaca. Dalam penjelasan akan diberikan beberapa informasi seperti contoh-contoh
dan fungsi dari setiap komponen pemesinan sederhana atau konvensional.

Semoga melalui rangkuman ini, baik penulis maupun pembaca dapat belajar
bersama terkait hal-hal apa saja yang dapat mendukung perkuliahan Elemen Mesin 1
melalui banyak buku rujukan dan dari referensi sumber-sumber terkait.

2. Penjelasan
2.1. Metode
Metode yang digunakan dalam rangkuman ini adalah metode outline (Garis
Besar). Metode outline digunakan untuk menjabarkan beberapa bagian yang
dianggap sebagai definisi dan penjelasan secara singkat dari isi yang akan dibahas.
Dijelaskan pula fungsi dan contoh dari setiap komponen yang tercantum pada
rangkuman 6 ini.

2.2. Isi
Isi rangkuman dalam Pertemuan 5 adalah sebagai berikut :

2.2.1. Macam-macam Komponen


Berikut ini adalah contoh dari macam-macam komponen yang terdapat pada
pemesinan sepeda motor secara umum beserta keterangannya.
a. Kepala Silinder (Cylinder Head)

Mesin sepeda motor terdiri dari banyak komponen yang sangat penting untuk
motor tersebut. Salah-satu komponennya adalah kepala silinder. Fungsi
utamanya adalah untuk menutup lubang silinder yang ada pada blog silinder. Ini
juga berfungsi sebagai tempatnya busi mesin.

Kepala silinder yang berada pada blog silinder juga memiliki yang namanya
gasket yang berguna untuk mencegah adanya kebocoran pada mesin. Kepala
silinder juga memiliki kemampuan yang anti karat serta juga tahan dari suhu
panas yang sangat tinggi karena bahannya terbuat dari aluminium campuran.
Ada juga yang berbentuk sirip pada bagian kepala silinder berguna untuk
membantu menetralkan panas pada mesin.

b. Blok Silinder (Cylinder Block)


Blok silinder juga termasuk sebagai komponen mesin motor yang berfungsi
sebagai tempat piston untuk bergerak. Blok silinder juga memiliki komponen
yang dikenal sebagai silinder liner dimana blok silinder dan silinder liner akan
saling menempel satu sama lain.

Nama komponen mesin sepeda motor dan fungsinya selanjutnya adalah


Cylinder Block atau blok silinder yang mempunyai fungsi utama yaitu sebagai
tempat bergeraknya piston mesin. Blok Silinder piston ini terdiri dari dua
komponen yang digabung menjadi satu yaitu silinder liner dan blok silinder yang
keduanya saling melekat satu sama lainnya.

Keduanya dibuat secara terpisah dimana jika silinder liner keausan secara
berlebihan yang dikarenakan adanya gesekan dengan piston, maka bisa diganti.
Dan pada blok silinder dibuat dengan tujuan untuk menahan panas dan tahan
terhadap suhu yang tinggi.

c. Bak Engkol Mesin (Crankcase)

Dan komponen mesin motor yang selanjutnya adalah bak engkol mesin.
Komponen mesin yang dikenal sebagai crankcase secara khusus untuk bagian
dalam mesin berfungsi untuk kopling mesin, generator atau alternator, pompa
oli, gigi transmisi, penampung oli dan juga poros engkol. Bak engkol juga terbuat
dari bahan aluminium yang bercampur dengan logam yang letaknya ada pada
bagian bawah silinder mesin.

d. Torak (Piston)
Torak juga terrmasuk salah-satu komponen sepeda motor yang fungsinya
memindahkan tenaga mesin yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar
ke poros engkol atau crank shaft melalui batang torak.

e. Cincin Torak (Ring Piston)

Cincin torak atau ring piston adalah bagian komponen mesin yang berfungsi
untuk mencegah adanya kebocoran gas saat mengalami proses kompresi. Selain
itu, fungsi lain dari komponen yang satu ini juga meminimalkan masuknya oli
pada ruang bakar mesin dan juga memindahkan panas dari piston ke dinding
silinder.

f. Poros Engkol (Crank Shaft)

Poros engkol adalah salah-satu komponen mesin sepeda motor yang fungsinya
dapat mengubah gerak naik turun torak manjadi gerak berputar hingga
kemudian menggerakkan roda sepeda motor.

g. Laher atau Bearing Kruk As

Ini juga dianggap sebagai komponen mesin sepeda motor yang berfungsi sebagai
pencegahan keausan yang mungkin akan terjadi pada silinder liner dan juga
meminimalkan gesekan yang terjadi pada poros engkol.

h. Roda Gila (FlyWheel)

Roda gila bukan berati rodanya yang gila, malainkan suatu komponen yang ada
pada mesin sepeda motor. Fungsi dari komponen yang satu ini untuk
menyimpan tenaga putar yang berasal dari langkah usaha supaya proses engkol
bisa terus terjadi sesuai dengan langkah yang lainnya.

i. Katup (Valve), Pegas Katup (Valve Spring) dan Pelatuk Klep (Rocker Arm)

Bagian yang berikut ini terdiri dari banyak sekali komponen yang digabungkan
menjadi satu yang masing-masingnya memiliki fungsi yang berbeda. Katub atau
valve berfungsi untuk menutup dan membuka saluran masuk dan saluran buang.
Lalu fungsi pegas katub untuk mengembalikan katub sesuai dengan posisinya
yang semula dan juga memberikan tekanan terhadap katub agar bisa tertutup
rapat. Sedangkan fungsi dari tuas katub untuk memberikan tekanan pada katub
untuk dapat terbuka.

j. Batang Pendorong (Push Rod) dan Pengangkat Katup (Valve Lifter)

Ada juga yang namanya batang pendorong pada mesin sepeda motor yang
fungsinya untuk meneruskan pergerakan perangkat katub ke rocker arm. Fungsi
dari perangkat katub tersebut adalah untuk memindahkan gerakan rocker arm
melalui push rod.

k. Poros Bubungan, Karter dan Pena Torak

Katub yang terbuka dan tertutup diakibatkan dari adanya poros bubungan
dengan oli pelumas yang jatuh pada bagian karter kemudian torak-torak akan
dihubungkan dengan connecting rod melalui lubang bushing pada pena torak.

l. Bantalan Luncur Aksial, Timming Chain dan Dudukan Katup

Bantalan Luncur Aksial, Timming Chain dan Dudukan Katup merupakan


beberapa komponen yang juga terdapat pada mesin sepeda motor yang juga
memiliki fungsi tersendiri. Fungsi bantalan luncur aksial untuk menahan poros
engkol agar tidak mengalami pergeseran. Dan timming chain berfungsi untuk
menghubungkan poros engkol dengan poros yang lain. Sedangkan dudukan
katub berfungsi sesuai dengan namanya yaitu tempat dudukan katub saat
menutub.

2.2.2. Contoh Komponen Paling Sederhana dan Fungsinya


Berikut adalah komponen paling sederhana yang terdapat dalam mesin yaitu
mur dan baut. Berikut adalah beberapa contoh mur dan baut beserta fungsinya.

a. Carriage Bolts
Carriage bolts, banyak digunakan pada penyambungan komponen jenis
kayu. Baut ini memiliki kepala berbentuk kubah dan memiliki bentuk empat
persegi pada bagian lehernya. Bentuk persegi pada bagian leher ini
berfungsi untuk mempererat komponen yang disambungkan dengan
menekan masuk ke dalam kayu sehingga menghasilkan ikatan yang kuat.

b. Square Head Bolts

Square head bolts menjadi salah satu jenis baut yang menjadi favorit untuk
digunakan. Baut dengan kepala berbentuk segi empat ini pada umumnya
digunakan untuk pada industri berat dan pekerjaan konstruksi.

c. Flange Bolts

Flange bolts adalah jenis baut yang pada bagian bawah kepala bautnya
terdapat bubungan (flens). Flens ini didesain untuk memberikan kekuatan
pada baut seperti menggunakan washer. Material dalam baut ini beragam,
mulai dari besi biasa hingga baja hitam.
d. Hex bolts

Hex bolts, merupakan baut yang umum digunakan ditemukan pada


pekerjaan konstruksi maupun perbaikan. Baut ini memiliki ciri umum yaitu
kepala yang memiliki bentuk segi enam (hexagonal). Hex bolts memiliki sifat
atau bahan baku tertentu sesuai dengan penerapannya pada sebuah
komponen yang akan dihubungkan. Bahan baku pembuatan baut ini
diantaranya adalah ; stainless steel, carbon steel, dan alloy steel yang
dilapisi dengan kadium atau seng plating untuk menghindari terjadinya
korosi.

Aplikasi untuk baut yang memiliki bentuk kepala segi enam ini sangat
bervariasi, mulai dari eksterior, otomotif untuk kelautan; pesisir, dan
lingkungan yang bersuhu tinggi.

Mur tak mau kalah dengan baut yang memiliki berbagai jenis dan model
sesuai dengan kebutuhannya. Mur juga memiliki berbagai jenis model dan
dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan serta fungsinya. Berikut adalah
beberapa tipe kepala yang dimiliki oleh mur, diantaranya adalah :

a. Mur Segi Enam

Mur segi enam (hexagonal plain nut). Digunakan pada semua keperluan
industri.
b. Castellated nut

Mur dengan kepala berbentuk mahkota atau dengan slot pengunci


(castellated nut & slotted nut) ini merupakan jenis mur yang dilengkapi
dengan mekanisme penguncian. Kepala mur jenis ini bertujuan untuk
mengunci posisi mur untuk tidak mengubah posisi yang telah ditentukan.

c. Mur Pengunci

Terakhir adalah mur pengunci (lock nut), merupakan mur yang memiliki
ukuran lebih tipis dibandingkan mur pada umumnya. Mur pengunci
biasanya dipasangkan di bawah mur utama yang berfungsi sebagai
pengunci.

2.2.3. Komponen pada Pemesinan Non Konvensional

Mesin non konvensional adalah mesin yang difokuskan pada proses


pemotongan atau pembetukan material menggunakan pahat berupa pahat non
konvensional, berupa energi : Mekanik, Termal, Elektrik, Kimia. Pemesian non
konvensional sangat diperlukan dalam pemotongan material logam dan logam
baru, pemotongan dengan bnetuk irregular dan kompleks, untuk menghindari
cacat pada permukaan akibat pemotongan konvensional.
Berdasarkan energi yang digunakan, proses pemesinan nonkonvensional dapat
dibagi kepada empat katagori yaitu :
1. Permesinan ultrasonik (ultrasonic machining, USM),
2. Pemotongan pancaran air (water jet cutting, WJC),
3. Pemotongan pancaran air abrasif (abrasive water jet cutting, AWJC),
dan
4. Pemesinan pancaran abrasif (abrasive jet machining, AJM).

Laser cutting machine memancarkan sinar laser bertenaga tinggi untuk


memotong atau mengetsa desain tertentu dengan rapi pada bahan seperti baja,
plastik, atau kayu. Ini umumnya lebih banyak digunakan untuk aplikasi
manufaktur industri dan balok akan membakar, menguapkan, atau melelehkan
produk berlebih, meninggalkan desain akhir atau tepi yang superior.Laser
cutting machine memiliki pengaturan yang dikenal sebagai Computer numerical
control (CNC), serta optik laser, yang mengontrol dan mengarahkan intensitas
sinar laser untuk efek desain yang diinginkan, atau pemotongan khusus yang
diperlukan dalam pembuatan atau proyek desain
Berikut adalah komponen-komponen dari Laser Cutting Machne (LCM) :
1) • Laser Cutter Frame (Rangka)
2) • Laser Generator (Generator Laser)
3) • Lenses (Lensa)
4) • CNC System (sistem CNC)
5) • Regulated Power Supply (Catu Daya)
6) • Laser Cutting Head (kepala laser cutting)
7) • Control platform (peron kontrol)
8) • Motor Main (Motor utama)
9) • Servo Motor (motor servo)
10) • Stepper Motor (Motor Stepper)
11) • Gas Cylinders Tank (Tabung gas)
12) • Air Compressor and tank (kompressor udara dan tabungnya)
13) • Air Cooling Dryer (pengering pendingin udara)
14) • Water Chiller (air pendingin)
15) • Dust extractor (penghisap debu)

2.2.4. Komponen pada Pemesinan Konvensional

Pemesinan konvensioanal adalah sebuah mesin yang memanfaatkan energi


listrik kemudian di transfer menjadi gerak, baik menjadi gerak berputar atau
gerakan bolak-balik, Fungsi utamanya adalah manufaktur secara konvesional
terhadap suatu benda kerja menjadi komponen mekanik.
Meskipun sistemnya masih konvensial pemesinan juga memiliki banyak
komponen beragam.
Berikut adalah komponen-komponen pada mesin bubut konvensional :

1) Motor Driver (Motor Penggerak)

Motor drive adalah Salah satu part mesin produksi sebagai motor penggerak
yang berfungsi untuk menggerakkan sebuah benda kerja baik secara langsung
ke beban kerja atau melalui perantara beban kerja.

2) • Spindel (Spindel / dudukan)

Spindle difungsikan sebagai tempat pemasangan benda kerja utuk proses


penyayatan. Terdapat dua macam spindle yaitu spindle rahang tiga dan spindle
rahang empat.

3) • Tool Post/Holder (pemegang alat/pahat)

Tool holder adalah pemegang pisau/tool bit sedangkan tool post adalah
pemegang tool holder, namun bisa juga tool post memegang langsung tool bit
tanpa tool holder.

4) • Chuck (Cekam)

Cekam adalah salah satu alat perlengkapan mesin bubut yang fungsinya untuk
menjepit/mengikat benda kerja pada proses pembubutan.

5) • Bed (meja bubut)

Bed atau alas ini berfungsi untuk kedudukan eretan atau carriage. Alas mesin
merupakan bagian rangka utama mesin bubut, yang di atas kerangka tersebut
carriage serta headstock bertumpu serta begerak, adapun alur alas mesin
berbentuk V, rata atau datar.

6) • Tail Stock (kepala lepas)

Tailstock digunakan untuk menyangga benda kerja yang panjang, kedudukan


chuck bor, reamer, dan untuk proses pemesinan bubut tirus di mesin bubut.

7) • Carriage (pembawa)

Carriage merupakan penopang dan pembawa pahat bubut. Pada Carriage


terdapat eretan melintang dan eretan kombinasi yang berguna untuk mengatur
gerak dan posisi pahat. Pada carriage juga terdapat tool holder dan juga tuas
menggerakkan carriage secara manual maupun otomatis.

8) • Hand wheel (Poros pengatur)

Hand wheel dioperasikan dengan tangan untuk menggerakkan cross slide,


carriage, tailstock, dan bagian lainnya.

9) • Lever Speed Controller (Tuas pengatur kecepatan)


Berfungsi sebagai pengatur kecepatan

10) • Emergency Stop Button (Tombol darurat)

Tombol darurat (emergency stop) Berfungsi untuk mematikan mesin dalam


keadaan darurat karena terjadi sesuatu yang mungkin dapat membahayakan
keselamatan operator, mesin, maupun benda kerja.

11) • Gear Lever (Tuas Gir)

Sebagai batang pengatur kecepatan putar pada gir

12) • Feed Shaft

Sumbu pengatur gerak maju pemotongan (feed shaft) Berfungsi untuk


menggerakkan pahat secara otomatis (penyayatan otomatis) baik memanjang
maupun melintang. Kecepatan potong feed shaft ini tergantung dengan putaran
spindle yang digunakan.

13) • Lead Screw

Lead screw berfungsi untuk menggerakkan eretan memanjang sehingga sesuai


dengan feeding yang diharapkan.

14) • Saddle
15) • Saddle handle
Referensi
Budynas RG, Nisbeth JK. 2014. Shigley’s Mechanical Engineering Design 10th ed. McGraw-Hill
Education.

Mott RL, Vavrek EM, Wang J. 2018. Machine Elements in Mechanical Design 6 th ed. Pearson
Education, Inc.

Anda mungkin juga menyukai