Anda di halaman 1dari 6

SISTEM PERAKITAN MANUAL PADA PRODUKSI MASSAL

disusun oleh :
Achmad Shidiq
12 Gpa / 18234

PROGARAM KEAHLIAN GEOLOGI PERTAMBANGAN


SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “SISTEM
PERAKITAN MANUAL PADA PRODUKSI MASSAL".
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan Tuhan YME dan
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah menyediakan berbagai materi, untuk itu
dalam kesempatan ini saya mengucpkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini dari awal hingga akhi.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dalam kata sempurna, maka dari itu jika
dalam penulisan makalah ini banyak kesalahan dalam penulisan kata maupun dalam isi materi
yang disampaikan saya meminta maaf yang sebesar besarnya. Namun demikian saya telah
berusaha dengan segala kemampuan saya untuk menyelesaikan makalah ini agar menjadi yang
terbaik.
Saya berharap juga makalah ini dapat berguna dan memberi manfaat positif bagi para
pembaca. Saya juga menunggu kritik dan saran dari para pembaca agar makalah ini kedepannya
bisa tersajikan dengan lebih baik.

Sleman, 16 Agustus 2021

Achmad shidiq
BAB 1

A. Latar Belakang

Sistem perakitan adalah suatu sistem yang mana proses perakitan suatu produknya
dikerjakan oleh manusia. Suatu produk dirakitsaat lewat melalui jalur ( biasanya berupa
konveyor). Setiap komitmen dasar berjalan melalui setiap stasiun dan pekerja menambahkan
komponen untuk membuat suatu produk. Sistem transport material mekanis adalah yang paling
sering digunakan untuk memindahkan komponen dasar sepanjang alur sampai menjadi produk
akhir (produk berpindah dari stasiun ke stasiun lain). Kecepatan jalur perakitan ditentukan oleh
stasiun yang paling lambat.Kerja dari stasiun yang apat bekrja lebih cepat sangat dibatasi oleh
stasiun yang paling lambat.

Beberapa stasiun kerja di desain bagi pekerja untuk bekerja secara berdiri, dimana yang
lain bekerja secara duduk. Saat pekerja berdiri , mereka dapat berpindah disekitar area stasiun
untuk melakukan tugas yang diberikan kepada mereka. Hal ini biasanya untuk perakitan untuk
produk yang besar, seperti mobil, truk, dan aplikasi yang lainnya. Contoh yang sering adalah
saat dimana produk digerakan oleh konveyor pada kecepatan yang konstan melalui stasiun.
Pekerja memulai tugas perakitan dan bergerak sepanjang stasiun sampai tugas nya selesai.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan prinsip perakitan?
2. Bagaimana metode perakitan?
3. Apa saja macam dan jenis perakitan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan prinsip perakitan
2. Untuk mengetahui metode perakitan
3. Untuk mengetahui macam dan jenis perakitan
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Prinsip Perakitan

Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian komponen
menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu. Pekerjaan perakitan dimulai
bila obyek sudah siap untuk dipasang dan berakhir bila obyek tersebut telah bergabung secara
sempurna. Perakitan juga dapat diartikan penggabungan antara bagian yang satu terhadap
bagian yang lain atau pasangannya.
Pada prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan semua bagian-
bagian komponen menjadi suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi dan pengujian
fungsional, pemberian nama atau label, pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil perakitan
yang buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir. Perakitan merupakan
proses khusus bila dibandingkan dengan proses manufaktur lainnya, misalnya proses
permesinan ( frais, bubut, bor, dan gerinda ) dan pengelasan yang sebagian pelaksanaannya
hanya meliputi satu proses saja. Sementara dalam perakitan bisa meliputi berbagai proses
manufaktur.
B. Metode Perakitan

Dalam produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara otomatis, misalnya
proses pengikatan, pengelingan, pengelasan, penyekrupan, dan lain-lain dalam urutan rangkaian
proses produksi. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan hasil pada setiap produk dengan bentuk
yang standar.
Dalam perakitan terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan sesuai dengan
kebutuhan. Metode-metode tersebut adalah :
1. Metode perakitan yang dapat ditukar tukar
Pada metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan satu sama lain (
interchangeable ), karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara massal dan sudah
distandarkan baik menurut ISO, DIN, JIS, dan lain sebagainya. Keuntungan bila kita
menggunakan bagian atau komponen yang telah distandarkan adalah waktu perakitan
komponen yang lebih cepat dan dalam penggantian komponen yang rusak dapat diganti
dengan komponen yang sejenis yang ada di pasaran. Akan tetapi tetap mempunyai kerugian
yaitu kita harus membeli komponen tersebut dengan harga yang relatif lebih mahal.
2. Perakitan dengan pemilihan
Pada metode perakitan dengan metode pemilihan, komponen-komponennya juga
dihasilkan dengan produksi massal yang pengukuran-pengukurannya tersendiri menurut
batasan-batasan ukuran.
3. Perakitan secara individual
Perakitan secara individual dalam pengerjaannya tidak dapat kita pisahkan antara pasangan
satu dengan pasangannya. karena dalam pengerjaannya harus berurutan tergantung bagian
yang sebelumnya. Salah satu komponen yang berpasangan tersebut kita selesaikan terlebih
dahulu, kemudian pasangan lainnya menyusul dengan ukuran patokan yang diambil dari
komponen yang pertama.

C. Macam dan Jenis Perakitan

Ada beberapa macam jenis perakitan yang sering digunakan di dunia industri, hal ini
tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan. Biasanya faktor bentuk dan jumlah produk
yang akan dihasilkan sangat menentukan. Pada umumnya ada dua macam jenis perakitan yaitu :
1. Perakitan manual
Perakitan yang sebagian besar proses dikerjakan secara konvensional atau menggunakan
tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana tanpa alat-alat bantu yang spesifik atau
khusus.
2. Perakitan otomatis
Perakitan yang dikerjakan dengan sistem otomatis seperti otomasi, elektronik, mekanik,
gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan membutuhkan alat bantu yang lebih
khusus.
Sedangkan untuk jenis perakitan dapat dibedakan menurut jenis produk yang akan
dilakukan perakitan yaitu :
1. Produk tunggal
Jenis perakitan tunggal yaitu perakitan dengan produk hanya satu jenis saja.
2. Produk seri
Jenis perakitan produk seri adalah bila perakitan dilakukan dalam jumlah massal dalam
bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya proses perakitan produk elektronik, perakitan
mobil, perakitan motor dan lain-lain.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam metode manual, unit dari produk dipindahkan dari stasiun ke stasiun lain dengan
tangan. Sedangkan dengan sistem mekanis berarti menggunakan sistem mekanis untuk
memindahkan unit produk ( biasanya berupa konveyor).
Beberapa stasiun kerja di desain bagi pekerja untuk bekerja secara berdiri, dimana yang
lain bekerja secara duduk. Saat pekerja berdiri , mereka dapat berpindah disekitar area stasiun
untuk melakukan tugas yang diberikan kepada mereka. Hal ini biasanya untuk perakitan untuk
produk yang besar, seperti mobil, truk, dan aplikasi yang lainnya. Contoh yang sering adalah saat
dimana produk digerakan oleh konveyor pada kecepatan yang konstan melalui stasiun. Pekerja
memulai tugas perakitan dan bergerak sepanjang stasiun sampai tugas nya selesai. Lalu kembali
lagi ke unit yang selanjutnya dan mengulangi kembali tugasnya. Untuk perakitan produk yang
lebih kecil (seperti peralatan elektronik, dan perakitan bagian komponen kecil dari produk
besar), stasiun kerja biasanya di desain agar pekerja dapat duduk saat mereka melakukan
pekerjaan. Hal ini lebih nyaman dan lebih sedikit menimbulkan kelelahan pada pekerja dan
secara lebih luas lebih presisi dalam merakit.

B. Saran
Saran yang diberikan untuk proses perencanaan produksi yaitu sebagai Selaku penyusun
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan proses perakitan, sebaiknya dilakukan latihan terlebih dahulu agar tidak
terjadi kesalahan dalam prosesnya.
2. Dalam perhitungan dibutuhkannya ketelitian dalam mengolah data-data, agar tidak terjadi
kesalahan dalam perhitungan

Anda mungkin juga menyukai