Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SISTEM PERAKITAN MANUAL


PADA PRODUK MASSAL

GURU MATA PELAJARAN: SURATNO

Disusun oleh :

Nama : Eka putra


Kelas : XII TKJ A

SMK KAUTSAR KARANG PUCUNG

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Maksud dan Tujuan.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Perakitan Manual...........................................................................3
B. Metode Perakitan.............................................................................................4
C. Macam dan Jenis Perakitan.............................................................................5
D. Sejarah Kemunculan Produksi Massal............................................................5
E. Karakteristik Khusus Produksi Massal............................................................6
F. Keuntungan Produksi Massal .........................................................................8
G. Kekurangan Produksi Massal..........................................................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem
Perakitan Manual pada Produk Massal” tepat waktu.

Makalah “Sistem Perakitan Manual pada Produk Massal” disusun guna memenuhi
tugas pada bidang studi Produk Kreatif dan Kewirausahaan di SMK Kautsar
Karang Pucung. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca mengenai sistem perakitan manual pada
produk massal.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pak Suparman selaku


guru mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian
komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu.
Pekerjaan perakitan dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang dan
berakhir bila obyek tersebut telah bergabung secara sempurna. Perakitan juga
dapat diartikan penggabungan antara bagian yang satu terhadap bagian yang
lain atau pasangannya.
Pada prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan
semua bagian-bagian komponen menjadi suatu produk, proses pengencangan,
proses inspeksi dan pengujian fungsional, pemberian nama atau label,
pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil perakitan yang buruk, serta
pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir. Perakitan merupakan
proses khusus bila dibandingkan dengan proses manufaktur lainnya, misalnya
proses permesinan (frais, bubut, bor, dan gerinda) dan pengelasan yang
sebagian pelaksanaannya hanya meliputi satu proses saja. Sementara dalam
perakitan bisa meliputi berbagai proses manufaktur.
Sistem Perakitan Manual adalah suatu  sistem yang mana proses perakitan
suatu produk nya dikerjakan oleh manusia. Suatu produk dirakit saat lewat
melalui jalur (biasanya berupa konveyor). Setiap komponen dasar berjalan
melalui setiap stasiun dan  pekerja menambahkan komponen untuk membuat
suatu produk. Sistem transport material mekanis adalah yang paling sering
digunakan untuk memindahkan komponen dasar sepanjang jalur sampai
menjadi produk akhir (produk berpindah dari stasiun ke stasiun lain).
Kecepatan jalur perakitan ditentukan oleh stasiun yang paling lambat. Kerja
dari stasiun yang dapat bekerja lebih cepat sangat dibatasi oleh stasiun yang
paling lambat.
Sesuai namanya, sistem produksi massal menghasilkan jumlah barang atau
kuantitas dalam skala besar (masif), terlebih karena dalam sistem ini, aliran
produk selalu berjalan secara terus-menerus. Jadi, tidak mengherankan jika
suatu pabrik besar dapat menghasilkan ribuan hingga ratusan ribu produk
dalam satu hari saja.
Sistem produksi massal ini biasanya diaplikasikan pada perusahaan-
perusahaan yang bergerak di industri makanan, alat elektronik, obat-obatan
dan bahan kimia, bahan bakar dan masih banyak lagi. Kebutuhan-kebutuhan
tersebut lebih cocok diproduksi dengan sistem produksi massal, mengingat
tingginya jumlah peminat di masyarakat akan produk-produk tersebut.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini ialah :
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Perakitan Manual pada Produk
Massal?
2. Bagaimana proses perakitan dalam produk massal?
3. Apa saja metode perakitan yang dapat digunakan?

C. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai Sistem Perakitan Manual pada
Produk Massal.
2. Mengetahui bagaimana proses perakitan dalam produk massal.
3. Mengetahui macam metode perakitan yang dapat dipergunakan.

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perakitan Manual


Sistem perakitan manual (manual assembly system) adalah jenis lini
perakitan yang terdiri atas beberapa stasiun kerja dan dilakukan oleh operator
manusia dan biasanya dilakukan dengan tangan. Jika lebih banyak produk
diperlukan, lebih banyak operator manual yang dipekerjakan. Lebih jelasnya
Sistem Perakitan Manual adalah suatu  sistem yang mana proses perakitan
suatu produk nya dikerjakan oleh manusia. Suatu produk dirakit saat lewat
melalui jalur (biasanya berupa konveyor). Setiap komponen dasar berjalan
melalui setiap stasiun dan  pekerja menambahkan komponen untuk membuat
suatu produk. Sistem transport material mekanis adalah yang paling sering
digunakan untuk memindahkan komponen dasar sepanjang jalur sampai
menjadi produk akhir (produk berpindah dari stasiun ke stasiun lain).
Kecepatan jalur perakitan ditentukan oleh stasiun yang paling lambat. Kerja
dari stasiun yang dapat bekerja lebih cepat sangat dibatasi oleh stasiun yang
paling lambat.
Sesuai namanya, sistem produksi massal menghasilkan jumlah barang atau
kuantitas dalam skala besar (masif), terlebih karena dalam sistem ini, aliran
produk selalu berjalan secara terus-menerus. Jadi, tidak mengherankan jika
suatu pabrik besar dapat menghasilkan ribuan hingga ratusan ribu produk
dalam satu hari saja.
Sistem produksi massal ini biasanya diaplikasikan pada perusahaan-
perusahaan yang bergerak di industri makanan, alat elektronik, obat-obatan
dan bahan kimia, bahan bakar dan masih banyak lagi. Kebutuhan-kebutuhan
tersebut lebih cocok diproduksi dengan sistem produksi massal, mengingat
tingginya jumlah peminat di masyarakat akan produk-produk tersebut.
Sistem produksi massal dapat diibaratkan seperti metode estafet yang
berkesinambungan terus-menerus. Proses ini dimulai dari mencari dan
memilih bahan baku, lalu mengolah bahan baku hingga menjadi barang
setengah jadi.
Kemudian, pabrik akan menyelesaikan proses pembuatan produk hingga
menjadi barang jadi untuk siap didistribusikan oleh distributor ke agen-agen
pedagang. Nantinya, dari agen-agen pedagang, produk akan dijual secara
langsung ke konsumen untuk digunakan memenuhi kebutuhan harian.
Agar proses produksi berjalan secara efisien, maka sistem kerja di pabrik
akan dibagi-bagi ke beberapa pos dan dikerjakan oleh karyawan-karyawan
secara berkelompok. Dengan begini, sistem produksi massal dapat berjalan
dengan lebih efisien, hemat waktu, ringan dan pabrik akan memiliki tingkat
produktivitas yang tinggi.
Beberapa stasiun kerja di desain bagi pekerja untuk bekerja secara berdiri,
dimana yang lain bekerja secara duduk. Saat pekerja berdiri , mereka dapat
berpindah disekitar area stasiun untuk melakukan tugas yang diberikan kepada
mereka. Hal ini biasanya untuk perakitan untuk produk yang besar, seperti
mobil, truk, dan aplikasi yang lainnya.
Contoh yang sering adalah saat dimana produk digerakan oleh konveyor
pada kecepatan yang konstan melalui stasiun. Pekerja memulai tugas perakitan
dan bergerak sepanjang stasiun sampai tugas nya selesai. Lalu kembali lagi ke
unit yang selanjutnya dan mengulangi kembali tugasnya. Untuk perakitan
produk yang lebih kecil (seperti peralatan elektronik, dan perakitan bagian
komponen kecil dari produk besar), stasiun kerja biasanya di desain agar
pekerja dapat duduk saat mereka melakukan pekerjaan. Hal ini lebih nyaman
dan lebih sedikit menimbulkan kelelahan pada pekerja dan secara lebih luas
lebih presisi dalam merakit.

B. Metode Perakitan
Dalam produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara
otomatis, misalnya proses pengikatan, pengelingan, pengelasan, penyekrupan,
dan lain-lain dalam urutan rangkaian proses produksi. Hal itu dilakukan untuk
mendapatkan hasil pada setiap produk dengan bentuk yang standar.
Dalam perakitan terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan sesuai
dengan kebutuhan. Metode-metode tersebut adalah :

a. Metode perakitan yang dapat ditukar tukar.


Pada metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan satu
sama lain ( interchangeable ), karena bagian tersebut dibuat oleh suatu
pabrik secara massal dan sudah distandarkan baik menurut ISO, DIN, JIS,
dan lain sebagainya. Keuntungan bila kita menggunakan bagian atau
komponen yang telah distandarkan adalah waktu perakitan komponen
yang lebih cepat dan dalam penggantian komponen yang rusak dapat
diganti dengan komponen yang sejenis yang ada di pasaran. Akan tetapi
tetap mempunyai kerugian yaitu kita harus membeli komponen tersebut
dengan harga yang relatif lebih mahal.

b. Perakitan dengan pemilihan.


Pada metode perakitan dengan metode pemilihan, komponen-
komponennya juga dihasilkan dengan produksi massal yang pengukuran-
pengukurannya tersendiri menurut batasan-batasan ukuran.

c. Perakitan secara individual.

4
Perakitan secara individual dalam pengerjaannya tidak dapat kita pisahkan
antara pasangan satu dengan pasangannya. karena dalam pengerjaannya
harus berurutan tergantung bagian yang sebelumnya. Salah satu komponen
yang berpasangan tersebut kita selesaikan terlebih dahulu, kemudian
pasangan lainnya menyusul dengan ukuran patokan yang diambil dari
komponen yang pertama.

C. Macam dan Jenis Perakitan


Ada beberapa macam jenis perakitan yang sering digunakan di dunia industri,
hal ini tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan. Biasanya faktor
bentuk dan jumlah produk yang akan dihasilkan sangat menentukan. Pada
umumnya ada dua macam jenis perakitan yaitu :

- Perakitan Manual yaitu; perakitan yang sebagian besar proses dikerjakan


secara konvensional atau menggunakan  tenaga manusia dengan peralatan
yang sederhana tanpa alat-alat bantu yang spesifik atau khusus.
- Perakitan otomatis yaitu; perakitan yang dikerjakan dengan sistem
otomatis seperti otomasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan
elektronik (mekatronik), dan membutuhkan alat bantu yang lebih khusus.

Sedangkan untuk jenis perakitan dapat dibedakan menurut jenis produk yang
akan dilakukan perakitan yaitu;

- Produk tunggal Jenis perakitan tunggal yaitu perakitan dengan produk


hanya satu jenis saja
- Produk seri Jenis perakitan produk seri adalah bila perakitan dilakukan
dalam jumlah massal dalam bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya
proses perakitan produk elektronik, perakitan mobil, perakitan motor dan
lain-lain.

D. Sejarah Kemunculan Produksi Massal

Produksi massal, juga dikenal sebagai aliran produksi atau produksi terus-
menerus, adalah sistem produksi dalam jumlah besar dari produk
yang standar, termasuk dan terutama pada lini perakitan. Bersama-sama
dengan pekerjaan produksi dan produksi batch, itu adalah salah satu dari tiga
metode produksi.
Istilah produksi massal dipopulerkan oleh suplemen artikel 1926
di Encyclopædia Britannica yang didasarkan pada korespondensi dengan Ford
Motor Company. New York Times menggunakan istilah tersebut dalam judul
sebuah artikel yang muncul sebelum publikasi artikel Britannica tersebut.
Konsep produksi massal bisa diterapkan untuk berbagai jenis produk,
dari cairan dan partikel-partikel ditangani dalam jumlah besar

5
(seperti makanan, bahan bakar, bahan kimia, dan ditambang mineral) sampai
bagian-bagian padat yang kecil-kecil (seperti pengencang) ke perakitan
bagian-bagian kecil tersebut (seperti peralatan rumah tangga dan mobil).
Produksi massal adalah bidang yang beragam, tetapi umumnya dapat
dibandingkan dengan produksi kerajinan atau didistribusikan manufaktur.
Beberapa teknik produksi massal, seperti standar ukuran dan lini produksi,
mendahului masa Revolusi Industri berabad-abad lamanya; namun,
pengenalan mesin alat-alat dan teknik-teknik untuk menghasilkan bagian-
dipertukarkanlah yang dikembangkan di pertengahan abad ke-19 modern
produksi massal bisa terlaksana dengan benar.

E. Karakteristik Khusus Produksi Massal


1) Memproduksi Produk dalam Jumlah Besar
Ciri pertama sekaligus karakteristik utama dari produksi massal pabrik
adalah menghasilkan produk-produk dalam jumlah atau kualitas yang besar
secara continue. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pabrik yang
menerapkan sistem produksi massal mampu menghasilkan produk dalam
jumlah banyak dalam waktu singkat.
Pembuatan barang dalam produksi massal dilakukan secara terus-menerus,
memakai pola kerja yang cenderung tetap dan tidak berubah baik untuk
kurun waktu sementara ataupun selamanya.
2) Alur Produksi yang Sesuai Urutan
Ciri selanjutnya yang mencerminkan produksi massal adalah alur
pembuatan produk yang selalu sesuai dengan urutan. Setiap pabrik produksi
massal pasti akan memiliki pola urutan kerja masing-masing.
Semisal pos 1 untuk memasukkan dan mengolah bahan baku, lalu
produk akan dioper ke pos 2 untuk dijadikan barang setengah jadi. Begitu
seterusnya hingga produk sampai di titik pengemasan dan siap kirim oleh
distributor barang.
Berdasarkan sistem ini, dapat disimpulkan bahwa alur produksi
pembuatan barang di pabrik produksi massal adalah menggunakan alur
maju. Jadi, pekerjaan di pabrik dapat menjadi lebih terstruktur sekaligus
tidak membingungkan. Penerapan alur maju produksi tidak akan
menimbulkan kekacauan sistem seperti pencampuran produk atau kinerja
bolak-balik.
3) Banyak Memakai Tenaga Mesin
Ciri selanjutnya adalah banyak menggunakan tenaga mesin dalam sistem
operasi pembuatan produk. Untuk bisa menghasilkan ratusan hingga
ribuan produk dalam sehari, semua pabrik yang menerapkan sistem
produksi massal pasti akan menggunakan banyak tenaga mesin. Bekerja
dengan mesin jauh lebih efisien dan cepat, sehingga perusahaan Anda bisa
menghasilkan ribuan produk dalam satu hari.
Mesin-mesin yang digunakan dalam produksi massal umumnya tidak
sembarangan. Setiap pabrik memiliki mesin-mesin produksi yang bersifat

6
khusus dengan beragam fungsi. Semisal mesin khusus untuk meracik
bahan baku, mesin khusus pengolahan produk setengah jadi, mesin khusus
pengemasan produk jadi, mesin untuk mengecek cek kualitas dari setiap
produk, dan masih banyak lainnya.
Seringkali mesin-mesin ini digunakan sebagai solusi praktis untuk
mengoper produk dari satu pos ke pos lainnya selama proses produksi
massal. Dengan bantuan mesin, karyawan Anda hanya cukup
mengoperasikan dan mengawasi jalannya kerja alat, sehingga tidak akan
ada banyak tenaga yang dihabiskan. Tingkat produktivitas pabrik Anda
pun akan menjadi sangat efisien, terutama jika pabrik Anda selalu
menggunakan teknologi mesin terbaru.
Di sisi lain, ciri inipun melahirkan satu tantangan lainnya, di mana
perusahaan harus memiliki modal yang besar agar bisa membeli mesin-
mesin yang dibutuhkan dalam proses produksi. Selain itu, harus selektif
dalam memilih karyawan. Pastikan bahwa karyawan mampu
mengoperasikan mesin-mesin produksi dengan baik. Jika tidak, maka
semua proses produksi yang telah dirancang hanya akan berjalan sia-sia.
4) Sedikit Karyawan
Banyak orang beranggapan bahwa industri produksi massal pasti
akan menggunakan tenaga karyawan yang banyak. Padahal kenyataannya
belum tentu. Masih berkaitan dengan poin karakteristik produksi massal
sebelumnya, penggunaan mesin-mesin produksi tergolong sangat efektif
untuk memangkas jumlah karyawan yang diperlukan di pabrik.
Dibandingkan dengan tenaga manusia, produksi massal berbasis
mesin dapat bekerja jauh lebih cepat, efisien dan efektif. Bayangkan Jika
Anda harus membuat 5000 produk dalam sehari. Ada berapa banyak
karyawan yang harus Anda gaji dan pekerjakan agar target tersebut bisa
terpenuhi? Jawabannya tentu sangat besar, dan jika dihitung ulang, dapat
lebih merugikan dibandingkan dengan memilih membeli mesin-mesin
khusus produksi.
Berkat bantuan mesin-mesin inilah, pabrik pabrik produksi massal
cenderung memiliki jumlah karyawan yang sedikit. Meski sedikit,
karyawan yang dipekerjakan sudah dipastikan memiliki skill dan
pendidikan khusus untuk bisa mengoperasikan setiap peralatan untuk
bekerja.
5) Efisien dalam Menggunakan Bahan Baku
Satu lagi kekeliruan yang sering muncul dalam benak masyarakat awam
adalah pabrik produksi massal pasti akan menggunakan bahan baku yang
banyak juga. Lagi-lagi kenyataannya tidak seperti itu. Jika pabrik
memproduksi ribuan barang dengan sistem produksi massal,
kenyataannya, pabrik hanya akan menggunakan bahan baku yang lebih
sedikit.

Karena setiap mesin dalam sistem produksi massal sudah


memperhitungkan secara tepat bahan baku yang akan digunakan untuk

7
membuat satu produk. Ketepatan perhitungan ini pun sudah diatur dengan
baik oleh sistem mesin sebelum pengoperasian dimulai.
Sifat dari mesin yang selalu pasti menjadikan nyaris tidak ada bahan baku
yang terbuang selama proses produksi berlangsung. Pola pembuatan
produk yang teratur dalam sistem produksi massal pun turut dalam proses
kalkulasi bahan baku yang lebih tepat dan akurat.
6) Produk Homogen
Ciri terakhir dari pabrik dengan sistem produksi massal adalah
menghasilkan produk-produk yang homogen alias tidak bervariasi.
Semisal pabrik sabun mandi yang menghasilkan ribuan produk dalam
varian, warna, dan ukuran yang sama di setiap harinya. Sayangnya, ciri ini
pun menjadi salah satu kekurangan dari sistem produksi massal pabrik.
Lagi-lagi karakteristik khas ini disebabkan karena sistem kerja pabrik
massal yang menggunakan pola serta struktur kerja yang telah tersusun
pasti oleh mesin.
Seandainya pabrik membuat produk dengan variasi lain, maka
dapat dipastikan produk variasi lain tersebut akan dikerjakan pada
assembly line atau susunan rangkaian mesin produksi khusus lainnya.
Semisal produk sabun mandi warna merah akan diproduksi pada rangkaian
jalur mesin A. Sementara produk sabun mandi warna kuning akan dibuat
di sistem mesin jalur B. Semakin banyak variasi produk yang perusahaan
Anda miliki, maka akan semakin besar pula industri pabrik produksi
massal Anda.

F. Keuntungan Produksi Massal


1. Kondisi Finansial Lebih Efisien
Keuntungan pertama dari mengaplikasikan sistem produksi massal
untuk perusahaan adalah lebih hemat dari segi biaya pabrik. Pabrik atau
industri dengan sistem produksi massal umumnya memiliki kondisi
finansial yang lebih efisien dan stabil dibandingkan industri lainnya yang
masih menerapkan kerja manual.
Hal ini dikarenakan sistem kerja produksi massal yang lebih banyak
dilakukan dengan mesin. Sehingga tidak perlu banyak mengeluarkan uang
untuk menggaji karyawan. Selain itu, bahan baku yang dipakai juga lebih
sedikit, sebab dengan bantuan mesin produksi, perhitungan penghabisan
bahan baku selalu tepat dan akurat.Efisiensi penggunaan sumber daya dan
bahan baku ini menjadi kunci utama dari terciptanya kondisi finansial
perusahaan yang jauh lebih hemat serta efisien.
2. Cepat
Keuntungan kedua dari mengaplikasikan sistem produksi massal adalah
memiliki tingkat produksi yang tinggi sekaligus cepat. Perusahaan produksi
massal pasti memiliki teknologi canggih. Mesin-mesin produksi ini
seringkali menggunakan sistem conveyor khusus yang bisa mempercepat
semua aktivitas produksi. Alhasil, produksi produk secara massal dapat
berlangsung secara cepat. Inilah kunci rahasia mengapa pabrik industri
skala besar bisa membuat ribuan produk setiap hari.

8
Untuk semakin memaksimalkan kualitas dari kinerja produksi, tidak ada
salahnya membeli dan memakai peralatan produksi terbaru sekaligus
tercanggih. Seperti mesin yang memiliki kecerdasan buatan sendiri. Mesin-
mesin produksi berbasis kecerdasan buatan dapat bekerja secara otomatis,
semisal mengidentifikasi dan mengarahkan produk ke jalur produksi
berikutnya tanpa perlu diawasi terus-menerus oleh pekerja.
3.Akurat
Keuntungan terakhir dari pengaplikasian sistem produksi massal pada
pabrik yang dikembangkan akan memiliki tingkat akurasi produksi yang
baik. Keakuratan produksi produk yang dilakukan oleh pabrik produksi
massal terjadi karena pola pengerjaan barang yang telah terstruktur dengan
rapi. Seluruh operasi utama dan tambahan dari pengerjaan produk selalu
dilakukan secara berulang dalam tata cara dan tempo yang sama. Jadi, tidak
ada produk yang keliru ketika dibuat, ataupun ada produk yang memiliki
hasil akhir berbeda sendiri. Bahkan, berkat bantuan mesin-mesin produksi
otomatis ini, para karyawan yang tidak terlalu menguasai cara membuat
produk tidak akan mempengaruhi kualitas dari produk yang dihasilkan.
Berkat bantuan mesin juga, produk-produk yang dihasilkan oleh
perusahaan akan selalu tepat, benar dan sama persis satu dengan yang
lainnya.

G. Kekurangan Produksi Massal

1. Kurang Fleksibel dengan Permintaan Pasar


Kelemahan pertama penerapan sistem produksi massal pabrik dengan
mesin otomatis adalah tidak mampu memproduksi variasi barang secara
fleksibel mengikuti permintaan konsumen. Hal ini disebabkan lantaran
pabrik massal hanya berfokus memproduksi satu jenis produk dalam skala
besar.
Sudah menjadi hal umum bahwa industri produksi massal selalu kesulitan
menyesuaikan produk mereka dengan permintaan konsumen yang selalu
berubah-ubah di pasaran. Dengan kata lain, perusahaan tidak bebas
mengkustomisasi atau mengubah spesifikasi produk, baik itu warna,
kemasan, ataupun komposisi mengikuti permintaan pasar.
Bahkan seringkali permintaan produk yang sulit untuk diproduksi berujung
pada kegagalan, karena produk menjadi mudah rusak. Itulah mengapa
pabrik berskala besar cenderung hanya membuat dan memasarkan barang
yang itu-itu saja.
2. Sulit dalam Merestrukturisasi Produksi
Kelemahan kedua adalah kesulitan bagi pengelola perusahaan untuk
merekonstruksi kinerja mesin dan alur pembuatan barang. Seperti yang
telah diketahui, sistem produksi massal memiliki mesin-mesin yang telah
diprogram dengan pakem-pakem pasti. Jadi, tidak dapat mengubah
sistematika kerja mesin seenaknya. Selain itu, kesulitan ini turut disebabkan

9
karena setiap mesin bekerja secara serempak saat proses pembuatan barang
berlangsung.
Alhasil, jika harus mengubah struktur produksi pembuatan produk, maka
perlu dipastikan perubahan tersebut telah cocok dengan seluruh mesin
lainnya yang terlibat dalam satu rangkaian produksi. Alias, harus
merekonstruksi ulang susunan mesin produksi secara keseluruhan. Hal ini
tentunya akan sangat memakan waktu dan tenaga.

3.Pengurangan Tenaga Kerja


Kelemahan sistem produksi massal yang terakhir adalah menimbulkan
terjadinya pengurangan tenaga kerja manusia. Mengingat produksi yang
lebih banyak dilakukan dengan mesin, maka perusahaan tidak akan
memerlukan banyak tenaga kerja manusia.
Jadi, pegawai-pegawai yang dirasa kurang berkompeten atau tidak
memiliki kinerja kerja yang baik sangat berpotensi untuk segera
diberhentikan dari perusahaan. Pengurangan tenaga kerja karyawan ini
akan sangat berdampak, khususnya bagi masyarakat di mana angka
pengangguran dapat semakin tinggi.

10
11

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem perakitan manual (manual assembly system) adalah jenis lini
perakitan yang terdiri atas beberapa stasiun kerja dan dilakukan oleh
operator manusia dan biasanya dilakukan dengan tangan. Jika lebih
banyak produk diperlukan, lebih banyak operator manual yang
dipekerjakan. Lebih jelasnya Sistem Perakitan Manual adalah suatu
sistem yang mana proses perakitan suatu produk nya dikerjakan oleh
manusia. Suatu produk dirakit saat lewat melalui jalur (biasanya berupa
konveyor). Setiap komponen dasar berjalan melalui setiap stasiun dan
pekerja menambahkan komponen untuk membuat suatu produk. Sistem
transport material mekanis adalah yang paling sering digunakan untuk
memindahkan komponen dasar sepanjang jalur sampai menjadi produk
akhir (produk berpindah dari stasiun ke stasiun lain). Kecepatan jalur
perakitan ditentukan oleh stasiun yang paling lambat. Kerja dari stasiun
yang dapat bekerja lebih cepat sangat dibatasi oleh stasiun yang paling
lambat.

Dalam perakitan terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan sesuai


dengan kebutuhan. Metode-metode tersebut adalah metode perakitan yang
dapat ditukar tukar, perakitan dengan pemilihan dan perakitan secara
individual. Pada umumnya ada dua macam jenis perakitan yaitu perakitan
manual dan Perakitan otomatis. Sedangkan untuk jenis perakitan dapat
dibedakan menurut jenis produk yang akan dilakukan perakitan yaitu
produk tunggal jenis perakitan tunggal dan produk seri jenis perakitan
produk seri.

Istilah produksi massal dipopulerkan oleh suplemen artikel 1926


di Encyclopædia Britannica yang didasarkan pada korespondensi
dengan Ford Motor Company. New York Times menggunakan istilah
tersebut dalam judul sebuah artikel yang muncul sebelum publikasi
artikel Britannica tersebut.

Karakteristik khusus produksi massal antara lain, memproduksi produk


dalam jumlah besar, alur produksi yang sesuai urutan, banyak memakai
tenaga mesin, sedikit karyawan, efisien dalam menggunakan bahan baku
dan merupakan produk homogen. Keuntungan produksi massal adalah
kondisi finansial lebih efisien, cepat dan akurat Kekurangan produksi
massal adalah kurang fleksibel dengan permintaan pasar, sulit dalam
merestrukturisasi produksi serta pengurangan tenaga kerja
B. Saran
Perhatikan Ini Saat Membuat Rencana Produksi Massal
Sebelum memulai membuat rencana produksi massal, ada beberapa hal
yang harus di perhatikan dengan cermat terlebih dahulu. Tujuannya tak
lain agar rencana produksi massal perusahaan tidak berantakan dan dapat
berjalan secara efektif di kemudian hari.

1. Konsep Kerja

Hal terpenting pertama yang harus diperhatikan dalam membuat


rancangan produksi massal produk adalah konsep kerja. Sebelum
memulai praktek membuat barang, Anda harus memiliki konsep
susunan kerja yang baik dan matang terlebih dahulu. Di konsep inilah
Anda bisa menuangkan semua ide, gagasan dan inovasi dalam pikiran
untuk menciptakan produk berkualitas secara massal dan dijual ke
pasaran.

Selain itu, Anda juga harus memastikan semua produk yang dibuat
memiliki nilai-nilai baik serta memenuhi kebutuhan masyarakat
umum. Jadi, tidak ada salahnya untuk Anda meluangkan waktu khusus
melakukan brainstorming bersama tim kerja untuk menciptakan
konsep produksi massal yang paling baik dan cocok dengan
kebutuhan.

Jika perlu, Anda bisa membuat desain dan rancangan sistematika kerja
dalam bentuk cetak biru agar gambaran, ide-ide serta inovasi Anda
tidak cepat terlupakan.

2. Membuat Prototipe

Selain konsep, Anda pun perlu membuat prototipe rancangan produksi


massal. Kehadiran prototipe ini tidak kalah penting dibandingkan
konsep. Prototipe sendiri merupakan bentuk atau model awal dari
implementasi konsep yang telah Anda buat sebelumnya bersama tim.

Prototipe ini umumnya berwujud sebagai produk awal yang bisa Anda
lempar terlebih dahulu sebagai “tester” ke masyarakat. Produk awal

12
berupa prototipe ini diharapkan mampu memancing reaksi dan
komentar dari masyarakat terhadap produk yang nantinya akan Anda
produksi secara kontinu.
Setelah memberikan tester produk ke masyarakat, amati baik-baik
bagaimana produk Anda mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Cari
tahu bagaimana pendapat konsumen terhadap produk tester Anda, baik
dari segi keunggulan maupun kelemahannya.

Jika masih ada hal-hal yang dapat ditingkatkan atau diperbaiki, maka
Anda masih memiliki waktu untuk menyempurnakan produk sebelum
mulai memproduksi dalam skala besar. Dengan begini, potensi
kerugian gagal penjualan produk akan dapat dihindari.

Prototipe atau tester produk ini pun dapat membawa keuntungan


tersendiri dari sisi konsumen. Saat mencoba tester produk, konsumen
dapat menentukan apakah mereka hendak membeli produk yang sama
di lain waktu atau tidak.

13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/506396715/Makalah-PKK-Sistem-Perakitan-
Manual-Pada-Produk-Massal

14

Anda mungkin juga menyukai