Disusun oleh :
Cover
Daftar Isi.......................................................................................... i
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II ISI
3.1Kesimpulan ............................................................................ 17
3.2Saran......................................................................................... 19
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem
Perakitan Manual pada Produk Massal” tepat waktu.
Makalah “Sistem Perakitan Manual pada Produk Massal” disusun guna memenuhi
tugas pada bidang studi Produk Kreatif dan Kewirausahaan di SMK ISLAM
NUSANTARA COMAL. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca mengenai sistem perakitan manual pada
produk massal.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2
Sesuai namanya, sistem produksi massal menghasilkan jumlah barang atau
kuantitas dalam skala besar (masif), terlebih karena dalam sistem ini, aliran
produk selalu berjalan secara terus-menerus. Jadi, tidak mengherankan jika
suatu pabrik besar dapat menghasilkan ribuan hingga ratusan ribu produk
dalam satu hari saja.
Sistem produksi massal ini biasanya diaplikasikan pada perusahaan-
perusahaan yang bergerak di industri makanan, alat elektronik, obat-obatan
dan bahan kimia, bahan bakar dan masih banyak lagi. Kebutuhan-kebutuhan
tersebut lebih cocok diproduksi dengan sistem produksi massal, mengingat
tingginya jumlah peminat di masyarakat akan produk-produk tersebut.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perakitan Manual
4
memilih bahan baku, lalu mengolah bahan baku hingga menjadi barang
setengah jadi.
Kemudian, pabrik akan menyelesaikan proses pembuatan produk hingga
menjadi barang jadi untuk siap didistribusikan oleh distributor ke agen-agen
pedagang. Nantinya, dari agen-agen pedagang, produk akan dijual secara
langsung ke konsumen untuk digunakan memenuhi kebutuhan harian.
Agar proses produksi berjalan secara efisien, maka sistem kerja di pabrik
akan dibagi-bagi ke beberapa pos dan dikerjakan oleh karyawan-karyawan
secara berkelompok. Dengan begini, sistem produksi massal dapat berjalan
dengan lebih efisien, hemat waktu, ringan dan pabrik akan memiliki tingkat
produktivitas yang tinggi.
Beberapa stasiun kerja di desain bagi pekerja untuk bekerja secara berdiri,
dimana yang lain bekerja secara duduk. Saat pekerja berdiri , mereka dapat
berpindah disekitar area stasiun untuk melakukan tugas yang diberikan kepada
mereka. Hal ini biasanya untuk perakitan untuk produk yang besar, seperti
mobil, truk, dan aplikasi yang lainnya.
Contoh yang sering adalah saat dimana produk digerakan oleh konveyor
pada kecepatan yang konstan melalui stasiun. Pekerja memulai tugas perakitan
dan bergerak sepanjang stasiun sampai tugas nya selesai. Lalu kembali lagi ke
unit yang selanjutnya dan mengulangi kembali tugasnya. Untuk perakitan
produk yang lebih kecil (seperti peralatan elektronik, dan perakitan bagian
komponen kecil dari produk besar), stasiun kerja biasanya di desain agar
pekerja dapat duduk saat mereka melakukan pekerjaan. Hal ini lebih nyaman
dan lebih sedikit menimbulkan kelelahan pada pekerja dan secara lebih luas
lebih presisi dalam merakit.
5
2.2 Metode Perakitan
6
2.3 Macam dan Jenis Perakitan
Ada beberapa macam jenis perakitan yang sering digunakan di dunia industri,
hal ini tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan. Biasanya faktor
bentuk dan jumlah produk yang akan dihasilkan sangat menentukan. Pada
umumnya ada dua macam jenis perakitan yaitu:
Sedangkan untuk jenis perakitan dapat dibedakan menurut jenis produk yang
akan dilakukan perakitan yaitu;
7
2.4 Sejarah Kemunculan Produksi Massal
Produksi massal, juga dikenal sebagai aliran produksi atau produksi terus-
menerus, adalah sistem produksi dalam jumlah besar dari produk
yang standar, termasuk dan terutama pada lini perakitan. Bersama-sama
dengan pekerjaan produksi dan produksi batch, itu adalah salah satu dari tiga
metode produksi.
8
2.5 Karakteristik Khusus Produksi Massal
9
dengan mesin jauh lebih efisien dan cepat, sehingga perusahaan Anda bisa
menghasilkan ribuan produk dalam satu hari.
Mesin-mesin yang digunakan dalam produksi massal umumnya tidak
sembarangan. Setiap pabrik memiliki mesin-mesin produksi yang bersifat
khusus dengan beragam fungsi. Semisal mesin khusus untuk meracik
bahan baku, mesin khusus pengolahan produk setengah jadi, mesin khusus
pengemasan produk jadi, mesin untuk mengecek cek kualitas dari setiap
produk, dan masih banyak lainnya.
Seringkali mesin-mesin ini digunakan sebagai solusi praktis untuk
mengoper produk dari satu pos ke pos lainnya selama proses produksi
massal. Dengan bantuan mesin, karyawan Anda hanya cukup
mengoperasikan dan mengawasi jalannya kerja alat, sehingga tidak akan
ada banyak tenaga yang dihabiskan. Tingkat produktivitas pabrik Anda
pun akan menjadi sangat efisien, terutama jika pabrik Anda selalu
menggunakan teknologi mesin terbaru.
Di sisi lain, ciri inipun melahirkan satu tantangan lainnya, di mana
perusahaan harus memiliki modal yang besar agar bisa membeli mesin-
mesin yang dibutuhkan dalam proses produksi. Selain itu, harus selektif
dalam memilih karyawan. Pastikan bahwa karyawan mampu
mengoperasikan mesin-mesin produksi dengan baik. Jika tidak, maka
semua proses produksi yang telah dirancang hanya akan berjalan sia-sia.
4) Sedikit Karyawan
Banyak orang beranggapan bahwa industri produksi massal pasti
akan menggunakan tenaga karyawan yang banyak. Padahal kenyataannya
belum tentu. Masih berkaitan dengan poin karakteristik produksi massal
sebelumnya, penggunaan mesin-mesin produksi tergolong sangat efektif
untuk memangkas jumlah karyawan yang diperlukan di pabrik.
Dibandingkan dengan tenaga manusia, produksi massal berbasis
mesin dapat bekerja jauh lebih cepat, efisien dan efektif. Bayangkan Jika
Anda harus membuat 5000 produk dalam sehari. Ada berapa banyak
karyawan yang harus Anda gaji dan pekerjakan agar target tersebut bisa
10
terpenuhi? Jawabannya tentu sangat besar, dan jika dihitung ulang, dapat
lebih merugikan dibandingkan dengan memilih membeli mesin-mesin
khusus produksi.
Berkat bantuan mesin-mesin inilah, pabrik pabrik produksi massal
cenderung memiliki jumlah karyawan yang sedikit. Meski sedikit,
karyawan yang dipekerjakan sudah dipastikan memiliki skill dan
pendidikan khusus untuk bisa mengoperasikan setiap peralatan untuk
bekerja.
5) Efisien dalam Menggunakan Bahan Baku
Satu lagi kekeliruan yang sering muncul dalam benak masyarakat
awam adalah pabrik produksi massal pasti akan menggunakan bahan baku
yang banyak juga. Lagi-lagi kenyataannya tidak seperti itu. Jika pabrik
memproduksi ribuan barang dengan sistem produksi massal,
kenyataannya, pabrik hanya akan menggunakan bahan baku yang lebih
sedikit.
11
6) Produk Homogen
Ciri terakhir dari pabrik dengan sistem produksi massal adalah
menghasilkan produk-produk yang homogen alias tidak bervariasi.
Semisal pabrik sabun mandi yang menghasilkan ribuan produk dalam
varian, warna, dan ukuran yang sama di setiap harinya. Sayangnya, ciri ini
pun menjadi salah satu kekurangan dari sistem produksi massal pabrik.
Lagi-lagi karakteristik khas ini disebabkan karena sistem kerja pabrik
massal yang menggunakan pola serta struktur kerja yang telah tersusun
pasti oleh mesin.
Seandainya pabrik membuat produk dengan variasi lain, maka
dapat dipastikan produk variasi lain tersebut akan dikerjakan pada
assembly line atau susunan rangkaian mesin produksi khusus lainnya.
Semisal produk sabun mandi warna merah akan diproduksi pada rangkaian
jalur mesin A. Sementara produk sabun mandi warna kuning akan dibuat
di sistem mesin jalur B. Semakin banyak variasi produk yang perusahaan
Anda miliki, maka akan semakin besar pula industri pabrik produksi
massal Anda.
12
2.6 Keuntungan Produksi Massal
1. Kondisi Finansial Lebih Efisien
Keuntungan pertama dari mengaplikasikan sistem produksi massal
untuk perusahaan adalah lebih hemat dari segi biaya pabrik. Pabrik atau
industri dengan sistem produksi massal umumnya memiliki kondisi
finansial yang lebih efisien dan stabil dibandingkan industri lainnya yang
masih menerapkan kerja manual.
Hal ini dikarenakan sistem kerja produksi massal yang lebih banyak
dilakukan dengan mesin. Sehingga tidak perlu banyak mengeluarkan uang
untuk menggaji karyawan. Selain itu, bahan baku yang dipakai juga lebih
sedikit, sebab dengan bantuan mesin produksi, perhitungan penghabisan
bahan baku selalu tepat dan akurat. Efisiensi penggunaan sumber daya dan
bahan baku ini menjadi kunci utama dari terciptanya kondisi finansial
perusahaan yang jauh lebih hemat serta efisien.
2. Cepat
Keuntungan kedua dari mengaplikasikan sistem produksi massal adalah
memiliki tingkat produksi yang tinggi sekaligus cepat. Perusahaan produksi
massal pasti memiliki teknologi canggih. Mesin-mesin produksi ini
seringkali menggunakan sistem conveyor khusus yang bisa mempercepat
semua aktivitas produksi. Alhasil, produksi produk secara massal dapat
berlangsung secara cepat. Inilah kunci rahasia mengapa pabrik industri
skala besar bisa membuat ribuan produk setiap hari.
Untuk semakin memaksimalkan kualitas dari kinerja produksi, tidak ada
salahnya membeli dan memakai peralatan produksi terbaru sekaligus
tercanggih. Seperti mesin yang memiliki kecerdasan buatan sendiri. Mesin-
mesin produksi berbasis kecerdasan buatan dapat bekerja secara otomatis,
semisal mengidentifikasi dan mengarahkan produk ke jalur produksi
berikutnya tanpa perlu diawasi terus-menerus oleh pekerja.
13
3.Akurat
Keuntungan terakhir dari pengaplikasian sistem produksi massal pada
pabrik yang dikembangkan akan memiliki tingkat akurasi produksi yang
baik. Keakuratan produksi produk yang dilakukan oleh pabrik produksi
massal terjadi karena pola pengerjaan barang yang telah terstruktur dengan
rapi. Seluruh operasi utama dan tambahan dari pengerjaan produk selalu
dilakukan secara berulang dalam tata cara dan tempo yang sama. Jadi, tidak
ada produk yang keliru ketika dibuat, ataupun ada produk yang memiliki
hasil akhir berbeda sendiri. Bahkan, berkat bantuan mesin-mesin produksi
otomatis ini, para karyawan yang tidak terlalu menguasai cara membuat
produk tidak akan mempengaruhi kualitas dari produk yang dihasilkan.
Berkat bantuan mesin juga, produk-produk yang dihasilkan oleh
perusahaan akan selalu tepat, benar dan sama persis satu dengan yang
lainnya.
14
2.7 Kekurangan Produksi Massal
1. Kurang Fleksibel dengan Permintaan Pasar
Kelemahan pertama penerapan sistem produksi massal pabrik dengan
mesin otomatis adalah tidak mampu memproduksi variasi barang secara
fleksibel mengikuti permintaan konsumen. Hal ini disebabkan lantaran
pabrik massal hanya berfokus memproduksi satu jenis produk dalam skala
besar.
Sudah menjadi hal umum bahwa industri produksi massal selalu kesulitan
menyesuaikan produk mereka dengan permintaan konsumen yang selalu
berubah-ubah di pasaran. Dengan kata lain, perusahaan tidak bebas
mengkustomisasi atau mengubah spesifikasi produk, baik itu warna,
kemasan, ataupun komposisi mengikuti permintaan pasar.
Bahkan seringkali permintaan produk yang sulit untuk diproduksi berujung
pada kegagalan, karena produk menjadi mudah rusak. Itulah mengapa
pabrik berskala besar cenderung hanya membuat dan memasarkan barang
yang itu-itu saja.
2. Sulit dalam Merestrukturisasi Produksi
Kelemahan kedua adalah kesulitan bagi pengelola perusahaan untuk
merekonstruksi kinerja mesin dan alur pembuatan barang. Seperti yang
telah diketahui, sistem produksi massal memiliki mesin-mesin yang telah
diprogram dengan pakem-pakem pasti. Jadi, tidak dapat mengubah
sistematika kerja mesin seenaknya. Selain itu, kesulitan ini turut disebabkan
karena setiap mesin bekerja secara serempak saat proses pembuatan barang
berlangsung.
Alhasil, jika harus mengubah struktur produksi pembuatan produk, maka
perlu dipastikan perubahan tersebut telah cocok dengan seluruh mesin
lainnya yang terlibat dalam satu rangkaian produksi. Alias, harus
merekonstruksi ulang susunan mesin produksi secara keseluruhan. Hal ini
tentunya akan sangat memakan waktu dan tenaga.
15
3.Pengurangan Tenaga Kerja
Kelemahan sistem produksi massal yang terakhir adalah menimbulkan
terjadinya pengurangan tenaga kerja manusia. Mengingat produksi yang
lebih banyak dilakukan dengan mesin, maka perusahaan tidak akan
memerlukan banyak tenaga kerja manusia.
Jadi, pegawai-pegawai yang dirasa kurang berkompeten atau tidak
memiliki kinerja kerja yang baik sangat berpotensi untuk segera
diberhentikan dari perusahaan. Pengurangan tenaga kerja karyawan ini
akan sangat berdampak, khususnya bagi masyarakat di mana angka
pengangguran dapat semakin tinggi.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem perakitan manual (manual assembly system) adalah jenis lini
perakitan yang terdiri atas beberapa stasiun kerja dan dilakukan oleh
operator manusia dan biasanya dilakukan dengan tangan. Jika lebih
banyak produk diperlukan, lebih banyak operator manual yang
dipekerjakan. Lebih jelasnya Sistem Perakitan Manual adalah suatu
sistem yang mana proses perakitan suatu produk nya dikerjakan oleh
manusia. Suatu produk dirakit saat lewat melalui jalur (biasanya berupa
konveyor). Setiap komponen dasar berjalan melalui setiap stasiun dan
pekerja menambahkan komponen untuk membuat suatu produk. Sistem
transport material mekanis adalah yang paling sering digunakan untuk
memindahkan komponen dasar sepanjang jalur sampai menjadi produk
akhir (produk berpindah dari stasiun ke stasiun lain). Kecepatan jalur
perakitan ditentukan oleh stasiun yang paling lambat. Kerja dari stasiun
yang dapat bekerja lebih cepat sangat dibatasi oleh stasiun yang paling
lambat.
17
Istilah produksi massal dipopulerkan oleh suplemen artikel 1926
di Encyclopædia Britannica yang didasarkan pada korespondensi
dengan Ford Motor Company.
18
3.2 Saran
1. Konsep Kerja
Hal terpenting pertama yang harus diperhatikan dalam membuat
rancangan produksi massal produk adalah konsep kerja. Sebelum
memulai praktek membuat barang, Anda harus memiliki konsep
susunan kerja yang baik dan matang terlebih dahulu. Di konsep inilah
Anda bisa menuangkan semua ide, gagasan dan inovasi dalam pikiran
untuk menciptakan produk berkualitas secara massal dan dijual ke
pasaran.
Selain itu, Anda juga harus memastikan semua produk yang dibuat
memiliki nilai-nilai baik serta memenuhi kebutuhan masyarakat
umum. Jadi, tidak ada salahnya untuk Anda meluangkan waktu khusus
melakukan brainstorming bersama tim kerja untuk menciptakan
konsep produksi massal yang paling baik dan cocok dengan
kebutuhan.
Jika perlu, Anda bisa membuat desain dan rancangan sistematika kerja
dalam bentuk cetak biru agar gambaran, ide-ide serta inovasi Anda
tidak cepat terlupakan.
19
2. Membuat Prototipe
Selain konsep, Anda pun perlu membuat prototipe rancangan
produksi massal. Kehadiran prototipe ini tidak kalah penting
dibandingkan konsep. Prototipe sendiri merupakan bentuk atau model
awal dari implementasi konsep yang telah Anda buat sebelumnya
bersama tim.
Prototipe ini umumnya berwujud sebagai produk awal yang bisa Anda
lempar terlebih dahulu sebagai “tester” ke masyarakat. Produk awal
berupa prototipe ini diharapkan mampu memancing reaksi dan
komentar dari masyarakat terhadap produk yang nantinya akan Anda
produksi secara kontinu.
Setelah memberikan tester produk ke masyarakat, amati baik-baik
bagaimana produk Anda mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Cari
tahu bagaimana pendapat konsumen terhadap produk tester Anda, baik
dari segi keunggulan maupun kelemahannya.
Jika masih ada hal-hal yang dapat ditingkatkan atau diperbaiki,
maka Anda masih memiliki waktu untuk menyempurnakan produk
sebelum mulai memproduksi dalam skala besar. Dengan begini,
potensi kerugian gagal penjualan produk akan dapat dihindari.
20