Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN TEKNIK
“Modes Of Production”

DOSEN PEMBIMBING :
Dody Yulianto,ST.,MT

DISUSUN OLEH :
 Muhammad Ridho Mulya W A (163310173)
 Jerry Pirnando (163310362)
 Shubhi dhoifullah (163310252)
 Aliyudin siregar (163310677)

FAKULTAS TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada
kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah Manajemen Teknik yang berjudul
“Modes Of Production” tepat pada waktunya. Penyususnan makalah ini untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Manajemen Teknik. Kami berharap pembaca dapat menambah
wawasan dan pengetahuan.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami
selama proses pembelajaran dan perkuliahan. Terima kasih juga kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kami juga menyadari tugas makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi,
maupun segi penulisan, untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan tugas makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Pekanbaru, 25 September 2019

Penulis
Kelompok IV
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................

Daftar Isi............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Tipe-Tipe Produksi.......................................................................................................
B. Produksi Massal..................................................................................................
C. Multi -Produk, batch-produk
kecil................................................................................................................
D. Diversifikasi produk.……………………………………………………………

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

Produksi adalah suatu kegiatan untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu
barang untuk memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa
mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu
benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.

Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam mencapai kemakmuran.


Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi. Orang
atau badan yang melakukan kegiatan produksi disebut dengan produsen.

Berdasarkan pengertian tersebut maka produksi mengandung dua hal pokok, yaitu
menciptakan nilai guna seperti membangun rumah, membuat pakaian, membuat tas, membuat
sepeda dan lain sebagainya, dan menambah nilai guna seperti memperbaiki televisi,
memperbaiki sepatu, memperbaiki atau memodifikasi mobil/motor, dan lain sebagainya.

A. Tipe-Tipe Produksi

Berdasarkan pertimbangan cermat mengenai faktor-faktor tersebut ditetapkan tipe proses


produksi yang paling cocok untuk setiap situasi produksi. Macam tipe proses produksi
dari berbagai industri dapat dibedakan sebagai berikut (Yamit, 2002):

1.Proses produksi terus-menerus.

Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas dasar aliran
produk dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam
proses. Pada umumnya industri yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki
karakteristik yaitu output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk
yang dihasilkan rendah dan produk bersifat standar.

2. Proses produksi yang terputus-putus

Produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus-menerus dalam
proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya terdapat sekumpulan atau
lebih komponen yang akan diproses atau menunggu untuk diproses, sehingga lebih banyak
memerlukan persediaan barang dalam proses.

3. Proses produksi campuran

Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan
terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan
berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.

4. Adapun proses produksi yang kelompok kami lakukan termasuk dalam proses
produksi dalam hal perubahan bentuk yang disebut dengan proses produksi perubahan
bentuk. Karena kami mengubah alat dan bahan yang mentah menjadi suatu remote
control jadi dan siap dipasarkan dengan kegunaannya sendir.

B. Produksi Massal

Produksi masal adalah cara yang terstandarisasi untuk membuat suatu barang, aliran
produksi barang tersebut berlangsung secara terus-menerus dengan jumlah yang sangat besar
dengan menggunakan metode assembly line maupun bantuan teknologi.

Proses produksi sendiri biasanya berulang dan dibagi menjadi sektor-sektor sehingga waktu yang
digunakan menjadi lebih efisien dan produktifitas pun meningkat.

Karakteristik dari Produksi Secara Masal

Setelah kamu mengetahui pengertian dari produksi secara masal, kali ini kita akan
membahas karekteristik dari cara produksi satu ini. Adapun karateristik yang dimiliki adalah
sebagai berikut.

Jumlah Produksi yang Besar

Karakteristik pertama adalah jumlah dari target produksinya yang besar, ribuan sampai
jutaan unit perhari. Tergantung dari jenis barang yang diproduksi dan skala pasar perusahaan
tersebut.

Umumnya pada industri makanan proses memilki volume produksi yang sangat besar.
Terutama di negara-negara maju, dimana permintaan makanan yang telah diproses tinggi karena
harganya yang lebih murah dibandingkan dengan makanan segar seperti buah dan daging segar.
Produk yang tidak Bervariasi

Kedua adalah produk yang dibuat dengan cara masal umumnya tidaklah memiliki variasi.
Seperti proses produksi perakitan pada motor yang hanya membuat satu jenis motor saja.

Jika ada jenis yang berbeda pun umumnya produk tersebut memiliki sektor assembly
linenya sendiri. Misal, motor dengan model X memiliki assembly line sendiri, sedangkan model
Y dengan assembly linenya sendiri.

Memiliki Urutan Pengerjaan

Proses pengerjaannya produksi masal memiliki urutan pengerjaan di setiap sektornya.


Contoh produksi masal pada produk jus buah, ada sektor pengupasan yang tugasnya hanya
mengupas buahnya.

Dilanjutkan ke sektor pembersihan, dimana buah dibersihkan baik dengan bantuan mesin
ataupun personel secara manual.

Proses terus dilakukan hingga pemerasan, pemisahan ampas buah, pemberi pemanis
tambahan, hingga pengemasan. Semua design alur pengerjaan haruslah terurut mulai dari
penggunaan material mentah hingga menjadi produk jadi.
Menggunakan Mesin dan Pekerjaan yang Berulang

Selanjutnya adalah produksi masal pasti menggunakan bantuan mesin, terlepas mesin tersebut
dengan teknologi terbaru atau teknologi yang sudah lama.

Semakin baru teknologinya semakin sedikit campur tangan manusia dalam alur produksi barang.
Pada sektor proses produksi yang membutuhkan tenaga manusia prosesnya berulang.

Contoh yang paling umum saat perakitan rem mobil misalnya, ada satu sektor dengan
orang yang tugasnya memasang sekrup saja, selesai. Pekerjaan yang mudah bukan? Tapi coba
kamu bayangkan melakukannya seribu hingga ratusan ribu kali.

Supervisi yang Minim

Karena setiap sektor pekerjaan yang dilakukan mudah, apalagi dibantu dengan tekonogi
yang saat ini semakin maju maka supervisi minim dilakukan.

Supervisi hanya dilakukan apabila ada alur produksi yang tersendat atau mesin yang eror,
sehingga membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat agar proses produksi dapat berjalan
kembali.

Keuntungan

Keuntungan yang didapat menggunakan metode produksi satu ini selain meningkatkan
produktifitas adalah menurunya biaya produksi, dengan menggunakan bantuan mesin.
Perusahaan tidak lagi memerlukan personel dalam jumlah yang besar dalam produksinya.

Faktor kedua adalah efisiensi waktu. Dengan produksi secara masal, barang yang
dihasilkan dengan laju produksi yang lebih cepat, dapat menekan biaya produksi dan
meningkatkan daya saing perusahaan secara keseluruhan.
Selain itu karena volume produksi dilakukan dalam skala yang sangat besar, maka tentunya
perusahaan membeli bahan material yang jumlah besar pula dengan harga yang lebih murah.

Hal ini tentu saja berdampak pada menurunya biaya variable perusahaan secara keseluruhan.

Tidak hanya itu dengan volume produksi yang sangat besar akan menurunkan biaya produksi per
unit, karena semakin tinggi volume produksi maka presentasi penggunaan biaya tetap (fixed cost)
untuk setiap uni akan semakin menurun.

Kerugian

Salah satu kerugian atau kelemahan produksi barang secara masal adalah kebutuhan
modal atau kapital yang tidak sedikit.

Kamu perlu membeli mesin dan infrastruktur pendukung yang dapat membuat alur proses
produksimu berjalan dengan lancar.Selain itu pada perusahaan yang memproduksi produknya
secara masal, jika ada kesalahan design alur produksi atau beberapa sektor produksi tidak sesuai
aturan yang berlaku, maka perusahaan perlu merombak ulang infrastruktur tersebut yang
tentunya tidak murah untuk dilakukan.

Dari sisi psikologis, meskipun kebutuhan pekerja menurun, tetapi pekerja tetap
dibutuhkan.dengan bantuan mesin dan aktivitas pekerjaan yang berulang dapat membuat para
pekerja kehilangan motivasinya dalam melakukan pekerjaannya.

Produksi masal juga bukan lah metode produksi yang fleksibel. Artinya jika ada error
pada mesin atau permasalahan lain pada satu sektor alur produksi, akan mengakibatkan proses
produksi berhenti secara keseluruhan yang dapat menyebabkan kerugian seiring berjalannya
waktu perbaikan.
Assembly Line (Proses perakitan)
Assembly line adalah salah satu cara yang digunakan banyak perusahaan dalam
memproduksi produknya secara masal. Proses assembly line memecah proses manufaktur
menjadi beberapa tahapan.

Tahapan tersebut kemudian diurutkan berdasarkan ketentuan atau design produksi yang
dibuat oleh perusahaan.

Penggunaan metode assembly line ini bisa mengurangi biaya personel seperti gaji,
asuransi, dan biaya-biaya personel lainnya. Dengan menggunakan cara ini perusahaan tidak perlu
pekerja yang memiliki skill dan pendidikan yang tinggi.

Perusahaan dapat merekrut tenaga kerja yang tidak terampil sekali pun, dengan biaya operasional
yang tentunya lebih murah. Pekerja yang tidak terampil ini kemudian diberikan pelatihan untuk
melakukan satu jenis ktifitas produksi secara khusus.

Pekerja yang dilatih tidak perlu mengetahui setiap komponen produksi barang dan hanya
berfokus pada satu tugas utamanya saja.

Pada akhirnya dengan pembagian tugas dan sektor produksi secara terstruktur produk
bisa dihasilkan dengan volume yang sangat besar, biaya yang relatif murah, dan kualitas yang
telah ditentukan.
Peranan Teknologi dalam Produksi Barang Secara Masal

Seperti yang kita bahas sebelumnya bahwa penggunaan teknologi dalam produksi secara
masal memberikan dampak positif pagi perusahaan manufaktur ataupun produsen.

Semakin canggih teknologi semakin banyak keuntungan yang didapat. Teknologi saat ini seperti
robotic di bidang industri dan artificial intelligent (AI) tidak lagi membutuhkan campur tangan
manusia dalam menjalankan tugasnya.

Menggunakan mesin dapat mengeliminasi risiko seperti human error, yang dapat dan umum
terjadi pada manusia.

Seperti dijelaskan pada bagian kelemahan atau kerugian dengan metode produksi masal. Jika ada
satu sektor yang bermasalah maka seluruh proses produksi akan terhenti.

Maka dengan menggunakan mesin dengan teknologi tercanggih yang memiliki tingkat kesalahan
error yang rendah masalah tersebut dapat diminimalisir dan dihindari.

Bukan tidak mungkin tanpa campur tangan pemerintah, perusahaan menggunakan teknologi
tersebut pada seluruh proses produksinya.

Alhasil di pabrik kamu tidak menemukan pekerja manusia yang melakukan perakitan atau proses
produksi, melainkan robot yang menggantikan para pekerja tersebut.

Tanpa aturan yang melindungi ketersediaan lapangan pekerjaan, sangat mudah bagi perusahaan
mengganti seluruh proses produksinya secara otomatis. Apalagi jika perusahaan tersebut
tergabung kedalam grup-grup perusahaan besar.

C. Multi Produk, Produksi Batch – Kecil

Definisi dan Fitur Multi-Produk, Produk Batch-Kecil

Sebagai ekonomi tumbuh dan masyarakat menjadi Makmur, keinginan individu


untuk memiliki barang-barang khusus berbeda dengan kenaikan orang lain, dan begitu
juga dengan permintaan produk khusus akan membuat siklus produk menurun.
Kecendurungan ini akan menghasilkan berbagai produksi rendah-volume (Batch Kecil),
Produksi. Selain itu, lead time dari penerimaan order untuk pengiriman produk yang
diharapkan akan menjadi kecil kemungkinan (respons cepat) dalam permintaan untuk
menang di akhir kompetitif.
Oleh karena itu, saat ini, produksi job shop dan intermittent (small-batch/ non
mass) lebih penting daripada produk tunggal pada produksi massal. Statistik menunjukan
produksi massal menyumbang hanya 15% dari produksi, 85% volume produksi yang
kurang dari 50.

Multi-produk, produksi volume-kecil (atau batch) adalah non-massal, berbagai


jenis produksi-produksi di mana berbagai macam produk/bagian di produksi dalam
jangka waktu tertentu yang singkat, dan volume produksi untuk setiap produk/bagian
yang sangat rendah.

Sebuah pabrik atau mesin toko yang berhubungan dengan jenis produksi disebut
sebagai job shop. Sebagian besar produk-multi, produksi kecil-batch produksi untuk
memesan, memproduksi barang berdasarkan pesanan pelanggan. Namun, hari ini multi-
produk, produksi kecil-batch juga diarahkan untuk produksi untuk penambahan saham.

Karateristik non-massal, multi-produk, produksi kecil-batch adalah sebagai


berikut :

1. Berbagai macam item produk. Berbagai item produk dibuat, dan volume
produksi akibat-tanggal juga terdiversifikasi.
2. Ragam proses produksi. Proses konversi bahan baku menjadi produk ( aliran
material ) juga bervariasi, dan sering rumit.
3. Kompleksitas kapasitas produktif. Karena sifat dinamis dari pemintaan untuk
berbagai produk, kapasitas produktif dalam job shop sering di kelebihan atau
kekurangan, sehingga dari waktu ke waktu atau dibawah meja kerja
4. Ketidakpastian kondisi luar. Ada perubahan yang sering dalam spesifikasi
produk, volume dan karena tanggal untuk produk memerintahkan, generasi
pekerjaan khusus, keterlambatan kedatangan bahan baku yang dibeli dan
bagian
5. Kesulitan perencanaan produksi dan penjadwalan. Tepat karena situasi
dinamis pesanan, berbagai proses produksi, perubahan sering dalam produk
memerintahkan dalam membuat perencanaan produksi yang optimal dan
informasi penjadwalan, serta estimasi biaya untuk pekerjaan
6. Dinamis situasi pekerjaan dan kontrol produksi. Karena ketidakpastian dari
rencana yang optimal dan jadwal berbagai produksi, melaksanakan kegiatan
produksi job shop yang kompleks.
Teknik multi-produk, Produksi Kecil-Batch

Ini adalah metodologi tradisional produksi dan manajemen organisasi didasarkan pada
karya perintis dalam bidang manajemen ilmiah oleh FW Taylor (1856-1915) dan lain-lain pada
akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Di antara beberapa definisi IE adalah salah satu yang
berlaku umum yang dikembangkan pada tahun 1955 oleh American institute of Industrial
engineers :

Industri rekayasa berkaitan dengan desain, Perbaikan, dan instalasi system terintegrasi
orang, bahan peralatan, energi, dan informasi. Hal menarik pada pengetahuan dan keterampilan
khusus dalam ilmu matemika, fisik, dan social, Bersama-sama dengan prinsip-prinsip dan
metode analisis rekayasa dan desain, untuk menentukan, memprediksi, dan mengevaluasi hasil
yang dapat diperoleh dari sistem tersebut.

 Standarisasi; standarisasi suku cadang, produk,proses produksi;


 Penyenderhanaan; Menyederhanakan bagian,produk, proses produksi, dan lain-lain
sebanyak mungkin
 Spesialisasi; spesialisasi bagian, produk, proses produksi dan keterampilan

D. DIVERIFIKASI PRODUK

Pengertian diverivikasi produk diversifikasi produk adalah upaya yang dilakukan


pengusaha/produsen/perusahaan untuk mengusahakan atau memasarkan beberapa produk yang
sejenis dengan produk yang sudah dipasarkan sebelumnya.
Terdapat beberapa sumber menyatakan bahwa pengertian diversifikasi produk yaitu
antara lain :
1. Kotler (2001Ea:69) menyatakan konsep diversifikasi produk merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan kinerja bisnis yang ada dengan jalan mengidentifikasi peluang
untuk menambah bisnis menarik yang tidak berkaitan dengan bisnis perusahaan saat ini.
2. Effendi (1996:109) mengemukakan bahwa diversifikasi produk didefinisikan
sebagai suatu perluasan pemilihan barang dan jasa yang dijual oleh perusahaan dengan
jalan menambah produk baru atau jasa ataupun memperbaiki tipe, warna, mode, ukuran,
jenis dari produk yang sudah ada dalam rangka memperoleh laba maksimal.
3. Sedangkan Tjiptono (2001:132) mengemukakan definisi dari diversifikasi produk
yaitu upaya mencari dan mengembangkan produk atau pasar yang baru, atau keduanya,
dalam rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas dan
fleksibilitas. Dari definisi di atas terlihat kesamaan pendapat mengenai tujuan
diversifikasi yaitu perluasan atau penambahan terhadap barang dan jasa untuk
meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Beberapa pendapat yang berbeda menyatakan diversifikasi sebagai perluasan
barang dan jasa dengan jalan penganekaragaman namun pendapat lain menyebutkan
bahwa diversifikasi adalah menambah atau memperbaiki produk atau jasa sehingga dapat
disimpulkan bahwa diversifikasi produk merupakan jalan atau strategi dalam perusahaan
yang berkaitan dengan produknya dengan cara menambahkan jenis produknya atau
melakukan penganekaragaman untuk memperluas pangsa pasar sehingga memberikan
keuntungan bagi perusahaan.

STRATEGI DIVERSIFIKASI (DIVERSIFICATION STRATEGY)


Ada 3 bentuk strategi diversifikasi yakni : strategi diversifikasi konsentris,
horizontal, dan konglomerat.
A. Strategi Diversifikasi Konsentris (Concentric Diversification Strategy)

Dijalankan dengan menambah produk baru yang masih terkait dengan produk yang ada
saat ini baik keterkaitan dalam kesamaan teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama, ataupun
jaringan pemasaran yang sama. Pedoman keberhasilan strategi diversifikasi konsentris
adalah :

a) Bersaing dalam industri yang tidak atau rendah pertumbuhannya


b) Adanya produk baru yang terkait dengan produk yang ada saat ini dapat menaikkan
penjualan produk yang ada
c) Produk baru ditawarkan pada harga yang kompetitif
d) Produk yang ada saat ini berada pada tahap penurunan dalam daur hidup produk
Memiliki tim manajemen yang kuat.

Contoh diversifikasi konsentris (Concentric Diversification Strategy) :


· Perusahaan mobil seperti Suzuki dan Honda juga memproduksi sepeda motor.
· Kelompok usaha Kompas Gramedia masuk ke bisnis penerbitan (Elexmedia
Komputindo), toko buku (Gramedia) dan penyiaran (Radio Sonora dan TV7).
B. Strategi Diversifikasi Horizontal (Horizontal Diversification Strategy)

Strategi diversifikasi horizontal adalah strategi menambah atau menciptakan produk


baru yang tidak terkait dengan produk saat ini kepada pelanggan saat ini. Dasarnya adalah,
bahwa perusahaan sudah sangat familiar dengan pelanggannya saat ini dan pelanggan saat ini
sangat loyal dengan merk/brand perusahaan. Pedoman yang akan menjamin keberhasilan
strategi diversifikasi horizontal adalah :
a) Tambahan produk baru akan meningkatkan revenue secara signifikan.
b) Tingkat kompetisi yang tajam dalam industri yang tidak tumbuh, margin dan return
rendah.
c) Saluran distribusi yang ada saat ini dapat dimanfaatkan.

Contoh diversifikasi horizontal (Horizontal Diversification Strategy) :


· PT. Garuda Indonesia Airways memiliki jaringan hotel di Indonesia yaitu PT.
Aerowisata.
· Kelompok Usaha Kompas membuka bisnis jasa konsultansi perjalanan (travel
biro) yang khusus ditujukan bagi pelanggan Koran dan Majalah Kelompok Kompas –
Gramedia.
C. Strategi Diversifikasi Konglomerasi (Conglomerate Diversification Strategy)

Penambahan produk baru dan dipasarkan pada pasar baru yang tak terkait dengan yang
ada saat ini. Ide dasar strategi ini terutama pertimbangan profit. Untuk menjamin strategi
diversifikasi konglomerasi efektif, ada beberapa pedoman yang perlu diikuti, yakni:

a) Terjadi penurunan penjualan dan profit.


b) Kemampuan manajerial dan modal untuk berkompetisi dalam industri baru
c) Tercipta sinergi financial antara perusahaan yang diakuisisi dengan yang
mengakuisisi pasar bagi produk saat ini sudah jenuh.
d) Ada peluang untuk membeli atau memperoleh bisnis baru yang tak terkait
yang memiliki peluang investasi yang menarik.
e) Jika ada tindakan antitrust atas bisnis yang terkonsentrasi pada bisnis tunggal.

Contoh diversifikasi konglomerasi (Conglomerate Diversification Strategy) :


· PT. Bank Lippo, Tbk sebagai cikal bakal Group Lippo memutuskan untuk
bergerak di sektor properti seperti Lippo Karawaci, Lippo Cikarang, dan Lippo
Development.
· PT. Maspion Indonesia memiliki PT. Bank Maspion Indonesia, Maspion
Securities, dan Maspion Money Changer.
BAB II
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan, tanpa adanya perencanaan yang matang, pengaturanyang bagus serta
pengawasan akan mengakibatkan jeleknya hasil produksi,disamping hasil produksi yang harus
bagus kwalitasnya juga harus di pikirkan pulaagar jangan sampai terjadi hasil produksi bagus
tapi ongkos yang diperlukanuntuk keperluan itu terlalu besar.

Biaya produksi yang terlalu tinggi akan berakibat harga pokok produksinya menjadi
besar dan hal ini akan mengakibatkantingginya harga jual produk, sehingga akan tidak
terjangkau oleh konsumen,inilah yang merupakan tugas dari bagian produksi tugas-tugas
tersebut akandapat terlaksana dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja
tertentu"Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian produksi.

B. SARAN
Setelah mengetahui kegiatan produksi dalam suatu perusahaan, maka penulis
menyarankan dan mengajak kepada pembaca agar dalammenjalankan suatu produksi harus tahu
terlebih dahulu terhadap penentuan standart suatu produksi sehingga barang yang di produksi
bisa di awasidalam kegiatannya.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Husni Mubarok, M.M. Pengantar Bisnis. Kudus:Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri(STAIN). 2010
http://id.shvoong.com/social-sciences/1995194-manajemen-produksi/#ixzz1Xtb5kyHN
http://nurrahmanarif.wordpress.com/2008/11/12/manajemen-operasi
http://id.shvoong.com/social-sciences/1995194-manajemen-produksi/#ixzz1Xtb5kyHN
http://nurrahmanarif.wordpress.com/2008/11/12/manajemen-operasi

Anda mungkin juga menyukai