Anda di halaman 1dari 12

Proses Manufaktur: Pengertian, Jenis, hingga Contohnya

Perkembangan sebuah teknologi, seolah menjadi lampu hijau bagi industri perusahaan untuk
berjalan ke arah penerapan proses manufaktur. Hal ini tak hanya terjadi di belahan dunia lain,
namun juga telah masuk ke Indonesia.
Negara kita menjadi salah satu bangsa yang memiliki banyak perusahaan manufaktur di
berbagai sektor industri. Secara umum, ada tiga sektor industri di Indonesia, yakni sektor
industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri barang konsumsi.

Perusahaan industri manufaktur yang memiliki aktivitas utama mengolah bahan mentah
menjadi barang jadi dan setengah jadi tentu memiliki proses manufaktur dalam sistem yang
dijalankan.

Apakah Proses Manufaktur Itu?

Proses Manufaktur adalah aktivitas pengubahan dari bahan mentah menjadi barang jadi.
Termasuk dalam proses manufaktur adalah merencanakan spesifikasi produk, desain produk,
menentukan bahan baku, dan lain sebagainya.

Proses manufaktur merupakan proses memodifikasi bahan baku menjadi barang jadi yang
melibatkan prosedur yang sesuai dengan kebijakan perusahaan.

Adanya proses manufaktur ini menjadikan sebuah barang memiliki nilai yang lebih tinggi.
Setelah mengalami proses, bahan baku diolah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi
yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Misalnya, Anda memiliki perusahaan manufaktur di sektor industri pakaian, maka bahan baku
yang dibutuhkan misalnya benang dan kain yang sebelumnya memiliki nilai jual yang rendah.

Setelah mengalami proses manufaktur, benang dan kain menjadi pakaian yang merupakan
barang jadi sehingga memiliki nilai yang lebih tinggi.
Jenis-Jenis Produksi dalam Proses Manufaktur

Dalam industri manufaktur, perusahaan menerapkan jenis produksi yang disesuaikan dengan
perusahaan. Jenis produksi ini diterapkan untuk memudahkan kesesuaian perusahaan dalam
menjalankan proses manufaktur.

Setidaknya ada tiga jenis produksi dalam proses manufaktur. Berikut penjelasannya!

a. Jenis Make-to-Stock (MTS)

Make-to-Stock merupakan tipe manufaktur yang menggunakan data penjualan sebelumnya


sebagai acuan untuk perkiraan permintaan dari konsumen dan merencanakan proses
manufaktur.

Tipe manufaktur ini memiliki beberapa risiko karena perkiraan tersebut bisa saja meleset.
Seperti kelebihan stok atau stok yang tidak mencukupi.

b. Jenis Make-to-Order (MTO)

Make-to-Order merupakan tipe manufaktur yang akan melakukan proses produksi ketika
jumlah dan spesifikasi pesanan dari konsumen sudah diterima.

Tipe ini membuat pelanggan atau konsumen harus menunggu barang diproduksi terlebih
dahulu melalui sebuah proses manufaktur sebelum didistribusikan. Namun, risiko kelebihan
stok atau stok yang tidak mencukupi dapat dihindari.

c. Jenis Make-to-Assemble (MTA)

Make-to-Assembly (MTA) merupakan perpaduan dari Make-to-Stock dan Make-to-Order. Di


mana proses manufaktur mulai dikerjakan sembari menunggu data pesanan dengan jumlah dan
spesifikasi yang pasti dari pelanggan.
Sehingga, pelanggan yang memesan produk yang sesuai dengan barang yang mulai diproduksi
akan dapat menerima barang lebih cepat dan tidak memiliki waktu tunggu yang lama.

Namun, juga akan berisiko ketika barang yang masuk proses produksi tidak sesuai dengan
spesifikasi pesanan pelanggan.

Sejatinya, setiap tipe manufaktur dalam industri ini memiliki risikonya masing-masing. Maka
tipe manufaktur yang baik adalah yang dapat menjaga kestabilan perusahaan.

Seperti biaya produksi, ketersediaan stok dan kualitas dari produk yang dihasilkan.

5 Proses Manufaktur dalam Kegiatan Produksi

Dalam proses manufaktur, memerlukan langkah-langkah sistematis yang digunakan dalam


mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Berikut proses manufaktur dalam kegiatan produksi
yang ada pada perusahaan manufaktur.

1. Proses Molding

Proses molding atau pencetakan biasanya dilakukan ketika kegiatan produksi menggunakan
bahan baku yang bersifat cair atau lentur. Misalnya seperti plastik dan logam.

Molding adalah proses mencetak bahan cair atau lentur menggunakan cetakan yang terbuat
dari bahan kaku dan memiliki bentuk tertentu, cetakan inilah yang dinamakan dengan mold.

Langkah awal dalam proses molding adalah mencairkan bahan baku hingga menjadi cair,
kemudian menuangkan ke dalam mold atau cetakan. Saat sudah beku, cetakan dapat dilepas.

Ada dua jenis cetakan yang biasanya digunakan dalam proses molding, Permanent mold
casting, adalah cetakan yang dapat dipakai berulang kali.

Kemudian expendable mold casting adalah cetakan yang harus Anda hancurkan saat proses
molding telah selesai.
2. Proses Forming

Forming adalah proses pembentukan. Proses forming ini biasanya menggunakan metode
kompresi atau tekanan. Sehingga material tidak mengalami penambahan maupun
pengurangan.

Dengan proses forming, massa benda juga tidak berubah. Proses ini biasanya dilakukan pada
benda yang berbahan logam, dan tak jarang pula dilakukan pada benda yang berbahan plastik.

3. Proses Machining

Proses Machining adalah permesinan dalam proses manufaktur berupa pembuangan beberapa
bagian dari produk.

Proses machining bertujuan untuk membentuk produk sesuai dengan desain yang sudah
ditetapkan sebelum memulai proses manufaktur.

Dalam melakukan pembuangan beberapa bagian yang ada pada produk ini, proses machining
membutuhkan bantuan mesin atau peralatan lain yang dapat memudahkan prosesnya.

Misalnya dengan bantuan mesin roda putar, gergaji, sheer, dan lainnya yang digunakan secara
konvensional.

Proses Machining melibatkan beberapa proses, beberapa jenis prosesnya yaitu proses
pelebaran (Reaming), penyekrupan (Shaping), pengeboran (Boring), penggurdian (Drilling),
gergaji (Sawing), gerinda (Grinding), pembubutan (Turning), serta facing dan pengefraisan
(Milling).

Semua proses tersebut biasanya diterapkan pada produk yang berbahan logam dan furniture.
4. Proses Joining

Proses joining adalah proses penggabungan dari beberapa bagian menjadi sebuah produk yang
utuh. Satu produk memiliki berbagai bagian yang menjadi material penyusun.

Setiap bagian, memiliki proses pengolahannya masing-masing. Pada proses joining ini, semua
bagian disatukan hingga menjadi produk utuh yang siap didistribusikan.

Misalnya seperti pada produk otomotif, sebelum menjadi sebuah kendaraan yang utuh, ada
beberapa bagian yang harus digabungkan terlebih dahulu, seperti spare part.

5. Proses Shearing

Proses shearing adalah proses pemotongan menjadi bagian yang lebih kecil yang bertujuan
untuk dapat diproses padai tahap proses selanjutnya.

Pada produk yang memiliki bahan baku logam, proses shearing adalah proses pemotongan
lembaran logam menggunakan mesin pisau pemotong yang tajam yang disebut shear cutting
machine.

4 Sistem dalam Proses Manufaktur

Dalam proses manufaktur, ada beberapa sistem yang dapat diterapkan dalam sebuah
perusahaan industri manufaktur. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Flexible Manufacturing Systems

Flexible Manufacturing Systems adalah sistem dalam proses manufaktur yang dalam proses
produksinya dilakukan dengan fleksibel.

Sistem ini dapat menangani seperti yang ada pada sistem intermitten, namun dalam skala yang
lebih besar dan lebih mengandalkan mesin dengan sedikit bantuan tenaga manusia.
Selain itu, sistem manufaktur fleksibel ini juga dapat dikonfigurasi dengan mudah untuk
memproduksi produk yang berbeda dan juga dengan jumlah yang banyak.

Namun, biaya untuk sistem manufaktur fleksibel ini membutuhkan modal yang cukup
signifikan.

2. Custom Manufacturing Systems

Custom Manufacturing Systems adalah sistem manufaktur yang menerapkan sistem custom
pada produk yang akan diproduksi.

Proses manufakturing ini akan dilakukan sesuai dengan permintaan produk yang diminta oleh
customer atau konsumen.

Biasanya, produk yang dihasilkan akan lebih unik dan sesuai dengan selera pelanggan. Namun,
sistem ini akan menghabiskan waktu yang cenderung lebih lama.

Hal ini dikarenakan sistem manufaktur custom ini biasanya lebih banyak menggunakan tenaga
keterampilan manusia dengan bantuan mesin, dibandingkan dengan mengandalkan mesin
secara penuh.

3. Intermittent Manufacturing Systems

Intermittent Manufacturing Systems adalah sistem produksi yang diterapkan pada proses
manufaktur yang waktu dalam proses produksinya bersifat putus-putus.

Sehingga pada sistem ini, proses produksi baru akan dilakukan saat ada permintaan produk.
Dan produk yang dihasilkan memiliki ragam yang berbeda.

Jadi, aktivitas produksi dilakukan biasanya tidak begitu membutuhkan standar tertentu.
Sehingga dalam prosesnya akan lebih fleksibel.

4. Continuous Manufacturing Systems


Continuous Manufacturing Systems adalah sistem produksi pada proses manufaktur yang
bersifat kontinyu atau berlanjut.

Dalam sistem kontinyu pada proses manufakturing ini biasanya dalam menyusun mesin,
peralatan dan komponen yang dibutuhkan untuk sebuah produk diurutkan sesuai dengan
proses produksi yang dilakukan.

Bahan yang digunakan untuk produksi biasanya juga sudah melalui proses standarisasi.
Sehingga bahan yang digunakan sudah dijamin kualitasnya sesuai standar yang digunakan.

Dalam praktiknya, sistem ini cocok diterapkan pada perusahaan yang memiliki permintaan
tinggi, misalnya seperti produk untuk kebutuhan sehari-hari.

Apa Alat Bantu untuk Proses Manufaktur?

Proses manufaktur dalam perusahaan industri manufaktur membutuhkan alat bantu untuk
mendukung proses manufaktur menjadi lebih optimal.

Ada berbagai alat yang digunakan dalam sebuah proses manufaktur, sebagian besar
menggunakan mesin-mesin berskala besar yang membutuhkan alat bantu dalam
menjalankannya.

Ada dua istilah alat bantu yang umum digunakan untuk alat bantu proses manufaktur di
perusahaan, yaitu Jig dan Fixture.

Jig adalah alat khusus yang digunakan sebagai penyangga untuk memegang komponen yang
akan melalui proses manufaktur melalui mesin.

Alat ini menjadi alat bantu produksi untuk menempatkan dan memegang komponen yang akan
diarahkan pada alat potong saat mesin beroperasi.

Pada umumnya, jig dilengkapi bushing baja keras yang berguna untuk mengarahkan mata gurdi
atau bor (drill) atau peralatan potong lainnya.
Sedangkan Fixture adalah alat bantu produksi yang digunakan untuk membantu memegang,
menempatkan dan menyangga benda kerja dengan kuat dan proses pekerjaan permesinan
dapat dilakukan.

Dalam mengefisienkan alat bantu yang digunakan pada proses manufakturing, perusahaan juga
dapat memanfaatkan sistem ERP dalam penerapannya.

ERP atau Enterprise Resource Planning merupakan sebuah model sistem informasi yang
digunakan untuk melakukan integrasi rangkaian proses dalam sebuah bisnis.

Perbedaan Manufaktur Proses dan Manufaktur Diskrit

Dalam dunia industri manufaktur, manufaktur proses dan manufaktur diskrit adalah dua hal
yang lazim dilakukan. Namun, dua hal ini memiliki pengertian yang berbeda.

Pada manufaktur proses menggunakan formula dalam pelaksanaannya, sedangkan manufaktur


diskrit menggunakan Bills of Material (BOM)

Dalam pelaksanaannya, manufaktur diskrit melakukan assembling pada saat proses manufaktur
dilakukan. Sedangkan manufaktur proses menjalankan proses produksi dengan jumlah yang
sudah ditentukan dan dengan menggunakan sistem batch produk.

Manufaktur Proses Manufaktur Diskrit

Produk yang dibuat menggunakan formula


Produk terdiri dari bagian-bagian yang mudah
untuk menghaluskan bahan baku/bahan
untuk diambil, dihitung, dll.
mentah produk

Produk tidak dapat dipisahkan menjadi bagian- Bagian-bagian dapat dipisahkan dan dapat didaur
bagian yang menyusunnya ulang pada akhir siklus masa produk

Menggunakan resep atau formula Menggunakan Bills of Material (BOM)


Proses produksi dengan sistem batch Perakitan produk dengan cara linier

Contohnya produk makanan kaleng, minuman Contohnya seperti kendaraan mobil, komputer,
kemasan, dll. dll.

Lebih detail lagi mengenai contoh dan perbedaan, proses manufaktur selalu dikaitkan dengan
output yang terukur dan tertakar (Ada pengukuran berat atau volume).

Sedangkan untuk manufaktur diskrit selalu dikaitkan dengan proses perakitan, pembuatan suku
cadang atau komponen standar. Sehingga dari output pun jelas akan berbeda.

Toyota Motor Corporation, menjadi salah satu contoh pabrikan kendaraan yang sukses karena
proses manufakturnya yang efisien.

Dalam prosesnya, perusahaan tersebut menerapkan pendekatan lean manufaktur. Sehingga


dapat memaksimalkan waktu operasional untuk menghasilkan sebuah pesanan kendaraan
dengan cepat.

Adapun 2 sistem utama yang diterapkan di perusahaan tersebut, yaitu:

1. Jidoka: Proses produksi akan dihentikan ketika ada masalah pada mesin, untuk menghindari
kecacatan produk
2. Just-in-Time: Hanya memproduksi bagian-bagian yang penting serta dibutuhkan untuk
diproses. Sehingga prepare penyediaan bahan dilakukan dalam jumlah cukup dan tidak
berlebihan.

Pertanyaan Seputar Proses Manufaktur

Berikut ini FAQ atau beberapa pertanyaan yang sering orang tanyakan mengenai manufacturing
process, diantaranya adalah:
Apa yang Dimaksud dengan Proses Manufaktur dan Contohnya?

Proses manufaktur adalah aktivitas industri yang mengelola proses pengubahan bahan
baku/mentah ke barang jadi/setengah jadi, sehingga bernilai jual lebih tinggi. Proses ini lekat
dengan dunia permesinan dan sistem otomatisasi.

Contohnya proses manufaktur teratas bisa Anda lihat dalam pengelolaan:

 Makanan dan Minuman (F&B)


 Minyak & Gas (Oil & Gas)
 Farmasi
 Perawatan Pribadi & Kosmetik
 Plastik
 Logam
 Perangkat atau spare part komputer
 Moda Transportasi
 Dan masih banyak lagi

Apa Tujuan dari Proses Manufaktur?

Tujuan utama dilakukannya proses manufaktur adalah untuk menghasilkan suatu komponen
menggunakan bahan atau material tertentu, dengan mempertimbnagkan komposisi, proporsi,
bentuk, atau ukurannya.

Proses di atas bertujuan untuk menghasilkan produk jadi atau setengah jadi, serta berfungsi
dan bernilai lebih tinggi dari sebelumnya.

Apa Saja yang Termasuk dalam Proses Manufaktur?

Setidaknya terdapat 5 proses sistematis dalam manufaktur, diantaranya:

 Proses Molding (Pencetakan)


 Proses Forming (Pembentukan)
 Proses Machining (Permesinan)
 Proses Joining (Penggabungan)
 Proses Shearing (Pemotongan)

Apa Perbedaan Proses Manufaktur dan Proses Produksi?

Perbedaan proses manufaktur dan produksi terletak pada output, hasil, atau keluaran yang
dihasilkannya.

Proses manufaktur biasanya bertujuan menghasilkan produk dari bahan baku atau komponen
dalam skala besar, melalui bantuan mesin atau adanya pengaturan man–machine.

Sedangkan proses produksi lebih kepada input material (bahan mentah, komponen, setengah
jadi) atau non-material (gagasan, informasi, keterampilan, dan lainnya), dihasilkan menjadi
output jadi yang siap jual.

Apa Itu Lean Manufacturing?

Lean Manufacturing merupakan sistem produksi yang mana dari sisi produsennya, ia memiliki
keinginan untuk meningkatkan efisiensi kerja dengan mempercepat atau mempersingkat waktu
sistem produksi.

Artinya, perusahaan yang melakukan pendekatan lean manufaktur berarti berupaya


meningkatkan produktivitas (mengurangi waktu tunggu) dan menghilangkan pemborosan
(mengurangi biaya operasional).

Mengapa Manufaktur Penting?

Proses manufaktur sangatlah penting untuk kehidupan. Karena sebagian besar barang jadi yang
kita gunakan saat ini adalah hasil dari kegiatan manufacturing tersebut.

Tanpa adanya proses manufacturing, mungkin akan sulit bagi industri untuk mengolah bahan
mentah menjadi barang yang kompleks.
Penutup

Menjalankan sebuah perusahaan manufaktur mengharuskan Anda mengenali aktivitas-aktivitas


yang ada di dalamnya, termasuk proses manufaktur.

Dengan memahami tentang proses manufaktur dan sistem yang dapat dijalankan dalam sebuah
perusahaan manufaktur, menjadikan Anda dapat menentukan sistem apa yang paling
menguntungkan untuk diterapkan di perusahaan Anda.

Ingin meningkatkan performa lini produksi dengan sistem monitoring dan analytics yang
akurat? Atau ingin mengefisiensikan kegiatan produksi secara signifikan dengan menekan biaya
perawatan?

Semuanya dapat Anda wujudkan dengan perangkat Machine Monitoring & Analytics dari Auk
Industries maupun sistem Pencatatan Produksi Manufaktur yang telah membantu banyak
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai