Kegiatan produksi di dalam suatu perusahaan, merupakan suatu kegiatan yang sangat
penting. Bahkan bisa dikatakan bahwa kegiatan produksi merupakan jantungnya dari suatu
perusahaan. Hal ini dikarenakan apabila kegiatan produksi dalam suatu perusahaan itu
terhenti, maka kegiatan dalam perusahaan itu akan terhenti pula. Oleh karena itu, pentingnya
kegiatan produksi di dalam suatu perusahaan itu sudah menjadi suatu keharusan, agar
perusahaan tersebut bisa melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian
kegiatan produksi agar perusahaan bisa mencapai hasil yang efektif dan efisien.
Suatu perusahaan memiliki suatu sistem yang dimana terdiri dari beberapa sub sistem,
elemen sistem dan lainnya. Oleh karena itu, suatu perusahaan bisa melakukan pengelolaan
dengan baik dikarenakan menggunakan pendekatan melalui sistem pula. Pendekatan sistem
ialah suatu strategi yang digunakan oleh suatu perusahaan dengan mempergunakan analisis,
desain serta manajemen sistem dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh suatu
perusahaan.
A. Pengertian Sistem Produksi
Pengertian sistem produksi sudah pasti tidak jauh dari kedua pengertian yang terdapat di
dalamnya, yaitu pengertian sistem dan pengertian produksi. Sistem ialah suatu gabungan dari
beberapa unit atau elemen yang saling menunjang untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
produksi ialah segala bentuk kegiatan yang di dalamnya menciptakan dan menambah
kegunaan dari suatu barang atau jasa. Menurut Webster’s Collegiate Dictionary (Webster,
1997), sistem ialah suatu interaksi yang saling bergantung yang membentuk suatu kesatuan
yang menyeluruh. Sedangkan menurut Oxford Advanced Learner’s Dictionary (1997),
dinyatakan bahwa sistem adalah suatu kelompok atau bagian-bagian yang bekerja sama
sebagai keseluruhan. Dengan demikian, sistem produksi ialah gabungan dari beberapa unit
atau elemen yang saling berhubungan dan saling menunjang untuk melaksanakan proses
produksi di dalam suatu perusahaan
Secara umum, dapat dikatakan bahwa sistem produksi di dalam suatu perusahaan itu
akan memerlukan suatu input, yang nanti nya akan di proses dalam proses produksi di suatu
perusahaan yang kemudian akan menghasilkan output. Unsur-unsur yang ada dalam sistem
produksi ialah:
Input (Masukan)
Proses (Transformasi)
Output (Keluaran)
Perusahaan bisa dikatakan sebagai sistem, dikarenakan perusahaan memerlukan segala
sesuatu yang dibutuhkan dalam menciptakan produk, misalnya bahan baku yang nantinya
akan diolah menggunakan peralatan dan tenaga kerja dan menghasilkan produk baru baik
berupa barang ataupun jasa. Bahan baku ialah input, pengolahan ialah proses, dan produk
ialah output nya. Dengan demikian, perusahaan merupakan sebuah sistem.
Adapun yang termasuk unit-unit yang ada di dalam sistem produksi di dalam suatu
perusahaan ialah: Input Sistem Produksi Dalam Perusahaan (Bahan baku yang digunakan,
tenaga kerja langsung, dana yang tersedia untuk modal kerja, dan hal lainnya yang
diperlukan). Sistem Produksi Dalam Perusahaan (Produk yang dapat diproduksikan, lokasi
pabrik atau tempat produksi, letak fasilitas produksi atau mesin dan perlatan yang digunakan,
lingkungan kerja yang ada standar produksi yang berlaku). Output Sistem Produksi (Produk
dan jasa perusahaan).
Dari gambar tersebut dapat diketahui, bahwa suatu sistem produksi itu tidak
dapat dipisahkan dengan hanya memasukan (input) sistem produksi serta keluaran
(output). Sistem produksi dalam suatu perusahaan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa elemen (masukan) dari sistem produksi serta keluaran dari sistem
produksi yang ada didalam suatu perusahaan itu saling berhubungan dan tidak dapat
dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya.
B. Jenis-jenis Sistem Produksi
Jenis-jenis proses produksi menurut prosesnya itu pada umumnya terbagi kepada 2
jenis, yaitu:
1. Proses Produksi Terus-menerus (Continuous Processes)
Continuous Process atau sering dikenal dengan proses produksi terus-menerus
ialah suatu proses produksi yang mempunyai pola yang sama atau urutan dalam setiap
pelaksanaannya di dalam suatu perusahaan. Pada sistem ini, peralatan yang akan
digunakan dalam melakukan produksi itu sudah disusun dan diatur dengan
memperhatikan urutan kegiatan dalam menghasilkan produk atau jasa. Aliran bahan
dalam prosesnya juga dalam sistem ini sudah di standarisasi sebelumnya. Proses ini
lebih banyak memudahkan perusahaan dalam menghasilkan produk dengan demand
yang tinggi, sehingga produknya bisa terjual dengan mudah dan cepat di pasaran.
Adapun ciri-ciri proses produksi terus-menerus ialah:
Produksi dalam jumlah besar, variasi produk sangatlah kecil dan sudah
ada standar nya.
Menggunakan product lay out atau depertementation by product.
Mesin bersifat khusus.
Operator tidak mempunyai keahlian yang tinggi.
Jika salah satu mesin terhenti, maka seluruh proses produksi akan
terhenti
Tenaga kerja yang sedikit
Persediaan bahan mentah dalam proses kecil,
Dibutuhkan maintenance specialist yang berpengetahuan dan
pengalaman yang banyak.
Pemindahan bahan dengan peralatan handling yang fixed (Fixed path
equipment) menggunakan ban berjalan (conveyor).
Kelebihan dari sistem produksi terus-menerus ialah:
Biaya per unit nya lebih rendah bila produk dalam volume yang besar
dan sudah ada standar.
Pemborosan dapat diperkecil, karena semua proses nya menggunakan
tenaga mesin.
Biaya tenaga kerja yang rendah.
Biaya pemindahan bahan di pabrik rendah karena jaraknya yang lebih
dekat atau pendek.
Kekurangan dari sistem produksi terus-menerus ialah:
Terdapat kesulitan dalam perubahan produk.
Proses produksi mudah terganggu dan terhenti yang menyebabkan
adanya kendala di seluruh kegiatan proses produksi.
Terdapat kesulitan dalam menghadapi perubahan tingkat permintaan.
3. Modal
Faktor pendorong proses produksi yang selanjutnya adalah modal yang
dimiliki oleh perusahaan itu sendiri. Modal merupakan sumber daya yang paling
utama untuk meningkatkan nilai guna produk. Modal yang dimaksud disini tidak
hanya berwujud uang saja, tapi juga bisa alat-alat produksi yang digunakan.
Perusahaan harus memiliki kedua jenis modal ini untuk meningkatkan kegiatan
produksi yaitu modal tetap dan modal lancar. Modal tetap bisa perusahaan pakai
secara berulang-ulang, contohnya adalah mesin, bangunan, dan peralatan lainnya.
Sementara modal lancar akan habis digunakan dalam proses produksi seperti
bahan baku.
4. Keahlian
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah keahlian atau keterampilan
individu. Keahlian sangat penting untuk mengkoordinir dan mengelola produksi
hingga akhirnya bisa menghasilkan barang ataupun jasa. Beberapa keahlian yang
dibutuhkan dalam proses produksi adalah organizing, actuating, dan controlling.
Keahlian-keahlian tersebut sangatlah penting dalam sebuah perusahaan. Tidak
heran jika perusahaan harus membayar mahal untuk orang-orang yang memiliki
keahlian tersebut.
5. Teknologi Informasi
Dengan menggunakan teknologi informasi, sistem produksi perusahaan akan
tertata lebih rapi lagi. Kegiatan produksi akan berjalan lebih optimal, sehingga
perusahaan bisa mendapatkan profit yang juga optimal. Selain itu juga harus
mendapatkan informasi yang update karena teknologi informasi itu berkembang
dengan sangat pesat. Setiap pemilik teknologi akan selalu bersaing untuk
memberikan kenyamanan bagi para pelanggannya. Untuk melihat contoh sistem
produksi, bisa juga menganalisis sistem produksi produk usaha yang telah
perusahaan dapatkan. Salah satunya adalah rumah sakit. Karakteristik sistem
produksi tidak akan terlepas dari komponen struktural dan fungsional. Untuk
rumah sakit, komponen strukturalnya adalah dokter, perawat, apoteker, dan pihak
lainnya. Sementara komponen fungsionalnya adalah SOP yang telah ditetapkan
oleh pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.
6. Tujuan Produksi
Desain sistem produksi akan sangat dipengaruhi oleh tujuan produksi, apakah untuk
massal, kustom, atau lainnya.
7. Volume Produksi
Volume produksi yang diinginkan akan mempengaruhi desain sistem produksi.
Produksi massal memerlukan sistem yang berbeda dengan produksi yang lebih kecil.
8. Variasi Produk
Jika produk memiliki variasi yang tinggi, sistem produksi harus mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
9. Kualitas
Desain sistem produksi harus mampu menghasilkan produk dengan kualitas yang
diinginkan.
10. Waktu
Waktu produksi juga perlu dipertimbangkan dalam desain sistem produksi, untuk
memastikan produk dapat diproduksi dalam waktu yang sesuai dengan permintaan pasar.
11. Keamanan dan Lingkungan
Aspek keamanan kerja dan dampak lingkungan juga harus dipertimbangkan dalam
desain sistem produksi.
12. Regulasi dan Standar
Peraturan dan standar industri juga mempengaruhi desain sistem produksi, karena
sistem harus mematuhi regulasi yang berlaku.
E. Tahapan-tahapan dalam Proses Sistem Produksi
1. Planning atau perencanaan, hal ini merumuskan bahwa apa yang akan di
produksi oleh perusahaan, lalu bagaimana merumuskan rencana tenaga kerja,
peralatan, pusat kerja, dan kebutuhan bahan yang dibutuhkan dalam proses
produksi.
2. Routing atau menentukan jalur aliran bahan baku dalam pabrik atau suatu
perusahaan, mulai dari mengkoordinasikan setiap proses produksi dan
menjadwalkan setiap langkah untuk mengukur durasi proses produksi.
3. Schedulling atau penjadwalan kapan operasi produksi ini akan selesai, tujuannya
yaitu untuk memanfaatkan waktu yang diberikan untuk menyeleasaikan operasi,
hal ini termasuk membuat jadwal induk, jadwal operasi, dan jadwal harian,
4. Loading yaitu melihat berapa jumlah pekerja yang dimjat terhadap mesin atau
pekerja.
5. Dispatching ialah pelepasan pesanan dan instruksi mereka, mengikuti arahan
rute dan penjadwalan yang sudah ditentukan di awal.
6. Follow Up, atau juga dikenal sebagai mempercepat dalam menemukan
kesalahan atau hambatan dalam proses produksi.
Untuk lebih jelasnya, mengenal proses sistem produksi yang bersifat terus-
menerus dari point diatas dapat dilihat dalam model gambar sebagai berikut: