Anda di halaman 1dari 49

MANAJEMEN DAN SISTEM MANUFAKTUR

(TMS 402MES)

Dosen:
Hendri Yanda, PhD

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Andalas

1
Kuliah 2

Outline
• Sistem produksi
• Karakteristik sistem produksi
• Jenis-jenis sistem produksi
• Manajemen produksi

2
SISTIM PRODUKSI

Sistem produksi adalah suatu bagian yang


menghasilkan produk-produk. Ini berarti bahwa
dimana aktivitas sumber daya, mengalir dalam
sistem yang didefinisikan, digabungkan dan diubah
dengan cara yang terkendali untuk menambah nilai
produk sesuai dengan kebijakan yang direncanakan
dan dikomunikasikan oleh manajemen.

3
Sistem Produksi
atau disebut juga dengan Sistem Manufaktur (Manufacturing Systems).

Sistem adalah satu kumpulan komponen yang saling berintegrasi untuk


menjalankan suatu aktivitas atau suatu proses yang dimulai dari input
sampai output, input dalam hal ini meliputi bahan baku yang nantinya
akan mengalami proses produksi sehingga akan menghasilkan suatu
output berupa produk jadi.

Sistem Produksi adalah suatu gabungan (integrasi) dari komponen-


komponen yang saling berhubungan (berinteraksi) dan saling
mendukung untuk melaksanakan proses produksi (menghasilkan
produk) dalam suatu perusahaan.
Komponen
Sistem Produksi

Pada Sistem Produksi terjadi interaksi dan integrasi komponen produksi dalam
rangka menghasilkan produk. Sebagai contoh, seharusnya terjadi integrasi antara
peralatan produksi dan aliran material dalam suatu pabrik dengan suatu layout
(tata letak) yang baik. Peralatan produksi, pasokan (material), sumber daya
manusia dan order harus diintegrasikan dalam suatu penjadwalan yang baik.
Sistem produksi adalah suatu rangkaian dari
beberapa elemen yang saling berhubungan dan
saling menunjang antara satu dengan yang lain untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan demikian
yang dimaksud dengan sistem produksi adalah
merupakan suatu gabungan dari beberapa unit atau
elemen yang saling berhubungan dan saling
menunjang untuk melaksanakan proses produksi
dalam suatu perusahaan tertentu. Beberapa elemen
tersebut antara lain adalah produk perusahaan,
lokasi pabrik, letak dari fasilitas produksi, lingkungan
kerja dari para karyawan serta standar produksi yang
dipergunakan dalam perusahaan tersebut.

6
Sistem produksi merupakan kumpulan dari sub
sistem yang saling berinteraksi dengan tujuan
menstranformasi input produksi menjadi output
produksi yang memiliki nilai lebih/jual.

Input produksi ini dapat berupa bahan baku,


mesin, tenaga kerja, modal, dan informasi.
Sedangkan output produksi merupakan produk
yang dihasilkan berikut hasil sampingannya,
seperti limbah, informasi, dan sebagainya.

7
Gambar : Skema sistem produksi 8
KARAKTERISTIK SISTIM PRODUKSI

Sistem produksi memiliki karakteristik sbb:

1. Produksi merupakan kegiatan terorganisir, sehingga


setiap sistem produksi memiliki suatu tujuan.
2. Sistem ini mengubah berbagai input untuk output
yang berguna.
3. Tidak beroperasi secara terpisah dari sistem
organisasi/perusahaan lainnya.
4. Ada kegiatan umpan balik tentang kegiatan, yang
berguna untuk mengendalikan dan meningkatkan
kinerja sistem.

9
Sumber daya (Resource) Produksi
4 M (Material, Man, Machine, Method) + Energy

6 M (Material, Man, Machine, Method, Money,


Market) + Energy

Dalam beberapa referensi lama sering disebut 4M sebagai resource produksi


(atau faktor-faktor yang membuat orang berproduksi). Beberapa referensi
terkini menambahkan sumber daya keuangan (Money) dan pasar (Market)
sehingga disebut 6M sebagai faktor yang sangat menentukan dalam
berproduksi.
Selain 6M+E sistem pendukung kegiatan
produksi yang lainnya a.l:
a. Perencanaan dan pengendalian produksi
b. Pengendalian kualitas
c. Penentuan standar operasi
d. Penentuan fasilitas produksi
e. Perawatan fasilitas produksi
f. Penentuan harga pokok produksi.
Klasifikasi Sistem Produksi

12
Klasifikasi Sistem Produksi
A. Klasifikasi berdasarkan basis peralatan mesin
•Continous (berterusan)
•Intermittent (terputus-putus)
B. Klasifikasi berdasarkan basis output
•Variasi
•Keseragaman
•Volume per output type

13
Perbedaan sistem produksi continous dengan intermittent

Berdasarkan basis peralatan mesin:

14
Perbedaan sistem produksi continous dengan intermittent

Berdasarkan basis material handling dan tenaga kerja :

15
Perbedaan sistem produksi continous dengan intermittent

Berdasarkan basis output yang dihasilkan :

16
Perbedaan sistem produksi continous dengan intermittent

Berdasarkan basis perawatan dan kontrol yang


digunakan:

17
Produksi vs Variasi Produk

Gambar : Klasifikasi sistem produksi

18
CONTINUOUS PRODUCTION

Sistem produksi kontinu adalah sistem produksi barang


atas dasar aliran produk dari satu operasi ke operasi
berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam proses.
Pada umumnya industri yang cocok dengan tipe ini
adalah yang memiliki karakteristik yaitu output
direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis
produk yang dihasilkan rendah dan produk bersifat
standar.

Produksi kontinu adalah suatu metode proses produksi


dimana proses berlangsung secara terus menerus tanpa
terhenti. Proses produksi secara kontinu dilakukan pada
industri dengan skala produksi besar.

19
CIRI-CIRI CONTINUOUS
PRODUCTION

20
CONTINUOUS PRODUCTION
Contoh:

Industri yang melakukan produksi secara kontinu pada


industri gelas. Gelas dipanaskan sehingga berbentuk
lunak dan kemudian dialirkan ke mesin pencetak untuk
dibentuk. Proses pencairan dan pencetakan berlangsung
secara terus menerus tanpa terhenti. Proses produksi
pada umumnya dihentikan berdasarkan keperluan
perawatan dan perbaikan. Secara rutin (bisa sebulan
sekali, enam bulan sekali, atau setahun sekali) proses
produksi dihentikan dan dilakukan perawatan dan
pemeriksaan menyeluruh (overhaul) terhadap alat-alat
proses.

21
Pada proses produksi secara kontinu umum
digunakan sistem yang terotomatisasi.
Dengan bantuan PLC (Programmable Logic
Controller) atau pengontrol otomatis lain,
kesalahan proses produksi akibat
kecerobohan manusia dapat dikurangi
sehingga proses produksi dapat berlangsung
terus menerus dengan kondisi yang stabil
atau bahkan mendekati tunak (semua
keadaan konstan dan tidak berubah).

22
CONTINUOUS PRODUCTION
Keuntungan:
1. Ada standardisasi urutan produk dan proses.
2. Tingkat produksi tinggi dengan mengurangi waktu siklus.
3. Utilisasi kapasitas yang tinggi karena adanya keseimbangan
lintasan.
4. Tenaga kerja tidak diperlukan untuk penanganan material
karena serba otomatis.
5. Orang dengan keterampilan yang terbatas dapat digunakan
pada lini produksi.
6. Unit cost yang lebih rendah karena volume produksi yang
tinggi.

Kekurangan:
1. Fleksibilitas untuk mengakomodasi dan memproses sejumlah
produk tidak ada.
2. Diperlukan investasi sangat tinggi untuk menetapkan garis
aliran.
3. Perbedaan produk terbatas.

23
KELEBIHAN & KEKURANGAN SISTEM CONTINUOUS
PRODUCTION

24
INTERMITTENT PRODUCTION
(Produksi Terputus-putus/Partaian)

Dalam proses ini aliran bahan baku sampai produk


jadi tidak memiliki pola pasti atau selau
berubah-ubah. Antara produk jadi yang satu
dengan produk jadi yang lain bisa berbeda-beda,
jenis proses ini biasanya digunakan untuk
melayani pesanan yang bisa berbeda-beda dalam
hal jumlah, kualitas, desain maupuh harganya.

Contoh :
•Perusahaan percetakan,
•Perusahan meubel.
25
INTERMITTENT PRODUCTION (Produksi Terputus-
putus/Partaian)
Contoh dari industri yang umumnya melakukan proses
produksi secara intermittent adalah industri manufaktur
seperti industri sepatu dan industri proses kimia seperti
industri farmasi, tinta, cat, dan perekat. Pada proses produksi
partaian tinta dan cat, dikenal teknik colour-run. Teknik ini
berlangsung dengan memproduksi warna paling muda
terlebih dahulu, seperti misalnya kuning muda, dilanjutkan
dengan warna yang lebih tua, seperti misalnya jingga,
kemudian merah dan seterusnya hingga mencapai warna
hitam dan proses produksi diulang lagi. Dengan
menggunakan teknik ini, pencucian dan rekonfigurasi mesin
antar partai dapat diminimalkan. Namun demikian, warna
putih (yaitu warna opaque, bukan transparan), adalah satu-
satunya warna yang tidak dapat diproduksi dengan
menggunakan teknik ini karena pigmen putih dapat
memengaruhi warna lain.
26
Bila dibandingkan dengan proses produksi secara kontinu, proses
produksi secara partaian lebih tidak efisien. Pada setiap akhir
proses produksi partaian, peralatan proses harus dihentikan,
dikonfigurasi ulang, dan dilakukan pengecekan terhadap kualitas
produk sebelum partai selanjutnya diproduksi. Hal ini
menyebabkan adanya waktu jeda antar proses produksi.

Namun demikian, proses produksi secara partaian memiliki


beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan proses produksi
secara kontinu. Proses produksi secara partaian cocok untuk
industri yang memproduksi produk-produk musiman atau
produk yang tuntutan pasarnya sulit diprediksi. Selain itu,
industri yang proses produksinya berlangsung secara partaian
lebih dinamis dibandingkan industri yang proses produksinya
berlangsung secara kontinu. Karena bersifat partaian, satu jalur
produksi dapat digunakan untuk memproduksi berbagai jenis
produk. Industri juga dapat menggunakan proses produksi partaian
untuk membuat produk contoh. Jika produk ternyata tidak sesuai
dengan keinginan pasar, maka produksi dapat dihentikan tanpa
kerugian yang besar 27
CIRI-CIRI INTERMINTTENT PRODUCTION

28
29
KELEBIHAN & KEKURANGAN SISTEM PRODUKSI
INTERMITTENT

30
FLOW PRODUCTION

Ciri-ciri :

• Definite awal dan akhir yang pasti setiap proyek


• Posisi tata letak yang tetap, dimana output dari proyek adalah
produk, produk tersebut generally characterized oleh imobilitas
selama transformasi.
• Operasi pada produk dilakukan dalam "posisi tetap dan jenis
perakitan tata letak“.
• Over runs biaya tinggi
• Sering terjadi keterlambatan dalam penyelesaian proyek.
• Pada umumnya sangat mahal seperti penundaan dalam
eskalasi, biaya faktor-faktor produksi dan insiden hukuman, dll.
• Contoh: produksi kapal, lokomotif, pesawat, pembangunan
jalan / gedung, dll

31
FLOW PRODUCTION
Produksi flow ditandai dengan pembuatan tile dari sebuah
produk tunggal yang diproduksi dan ditebar di gudang
menunggu penjualan. Fleksibilitas dari pabrik hampir nol karena
hanya satu jenis produk dapat diproduksi di pabrik tersebut.

Karakteristik:

1. Pabrik dan peralatan ditujukan untuk nol fleksibilitas.


2. Material handling sepenuhnya otomatis.
3. Proses mengikuti urutan yang telah ditentukan oleh operasi.
4. Bahan komponen tidak dapat dengan mudah diidentifikasi
oleh produk akhir.
5. Perencanaan dan penjadwalan merupakan tindakan rutin.
6. Contoh: gula, baja, semen, kertas, tungku, kilang, dll

32
FLOW PRODUCTION (lanjutan)

Keuntungan:

1. Mesin bertujuan khusus yang dilengkapi sistem kontrol


Tata letak pabrik, bentuk dan ukuran bangunan, tempat
penyimpanan, posisi crane dan konveyor adalah sedemikian
rupa sehingga aliran material searah dan pada tingkat yang
stabil.
2. Perlengkapan kontrol untuk mengukur output dan mengatur
masukan digunakan sesuai dengan keperluan.
3. Penanganan material serba mekanik.
Sistem conveyor dan mesin transfer automatis memindahkan
bahan dari satu tahap ke tahap yang lainnya.

33
MASS PRODUCTION

Pembuatan bagian-bagian terpisah atau rakitan


menggunakan proses yang berkelanjutan secara
produksi massal. Sistem produksi memungkinkan
untuk volume produksi yang sangat besar. Mesin-
mesin tersebut diatur dalam garis atau tata letak
produk. Ada standarisasi produk dan proses, dan
semua output mengikuti jalan yang sama.

34
MASS PRODUCTION

Karakteristik:

1. Ada standardisasi urutan produk dan proses.


2. Mesin diperuntukan untuk tujuan khusus yang memiliki
kapasitas produksi dan tingkat output yang lebih tinggi .
3. Volume produk yang besar .
4. Waktu siklus produksi yang pendek.
5. Proses penyediaan stok yang lebih rendah.
6. Produksi yang seimbang di semua lini.
7. Aliran material, komponen dan suku cadang yang terus-
menerus.
8. Perencanaan produksi dan kontrol yang lebih mudah.
9. Penanganan material sepenuhnya dapat dilakukan otomatis.
10. Contoh: produksi cars, dll

35
MASS PRODUCTION (lanjutan)

Keuntungan :

1. Tingkat produksi yang tinggi dengan waktu siklus yang rendah.


2. Menghsilkan kapasitas yang lebih tinggi karena keseimbangan
lintasan produksi .
3. Diperlukan operator yang kurang terampil.
4. Biaya proses inventory yang rendah.
5. Biaya manufaktur per unit yang rendah.

Kekurangan:

1. Kerusakan dari satu mesin akan menghentikan jalur produksi


keseluruhan.
2. Garis tata letak produksi memerlukan perubahan besar jika ada
perubahan dalam desain produk.
3. Investasi yang tinggi terhadap fasilitas produksi.
4. Waktu siklus ditentukan oleh waktu operasi yang paling lambat.

36
37
BATCH PRODUCTION

Produksi Batch didefinisikan oleh APICS (American Production and


Inventory Control Society). Hal ini ditandai dengan pembuatan berbagai
bentuk manufaktur dimana pekerjaan melewati departemen fungsional
dalam banyak batch yang masing-masing memiliki routing yang berbeda.
Jumlah produk yang dihasilkan secara berkala terbatas dan ditebar
menunggu penjualan.

Karakteristik:

1. Produksi berjalan lebih pendek.


2. Pabrik dan mesin fleksibel.
3. Pabrik dan set up mesin yang digunakan untuk produksi item dalam
suatu batch dan perubahan set up diperlukan untuk memproses batch
berikutnya.
4. Waktu dan biaya manufaktur yang lebih rendah dibandingkan dengan
produksi job order.
5. Contoh: bahan-bahan listrik

38
BATCH PRODUCTION (lanjutan)
Keuntungan

1. Pemanfaatan pabrik dan mesin baik .


2. Meningkatkan spesialisasi fungsional.
3. Biaya per unit lebih rendah dibandingkan dengan produksi job order.
4. Investasi di pabrik dan mesin rendah .
5. Fleksibilitas dalam mengakomodasi dan memproses sejumlah produk.
6. Ada kepuasan kerja untuk operator.

Kekurangan:

1. Material handling yang kompleks karena tidak teratur dan aliran lebih
lama.
2. Perencanaan dan pengendalian produksi yang kompleks.
3. Kerja untuk proses penyediaan stok lebih tinggi dibandingkan dengan
produksi yang berkelanjutan.
4. Biaya set up yag lebih tinggi karena perubahan set sering dilakukan

39
JOB ORDER PRODUCTION
Produksi job order ditandai dengan pembuatan satu atau beberapa kuantitas produk
yang dirancang dan diproduksi sesuai dengan spesifikasi pelanggan dalam waktu
yang diawali dan biaya tertentu. Fitur yang membedakan ini adalah volume rendah
dan variasi produk yang banyak/tinggi.

Sebuah sistem produksi job order terdiri dari mesin-mesin bertujuan umum yang
disusun menjadi departemen yang berbeda. Setiap pekerjaan menuntut persyaratan
teknologi yang unik, menuntut pengolahan pada mesin dalam urutan tertentu.

Karakteristik :

1. Tingkat variasi dan volume produk yang rendah.


2. Penggunaan mesin dan fasilitas secara umum.
3. Keterampilan operator yang tinggi dan dapat mengambil setiap pekerjaan sbg
tantangan karena keunikannya
4. Persediaan bahan, peralatan, suku cadang yang besar .
5. Perencanaan yang rinci adalah penting sebagai syarat urutan produk, kapasitas
untuk setiap pusat kerja, dan prioritas pesanan.
6. Contoh: toko jahitan

40
JOB PRODUCTION (lanjutan)

Keuntungan

1. Mesin dan fasilitas bertujuan umum serta berbagai produk dapat diproduksi.
2. Operator akan menjadi lebih terampil dan kompeten, karena setiap pekerjaan
memberi mereka peluang untuk belajar.
3. Potensi penuh operator dapat dimanfaatkan.
4. Peluang ada untuk memperoleh metode kreatif dan ide-ide inovatif.

Kekurangan:

1. Biaya yang lebih tinggi karena sering membuat perubahan.


2. Tingkat penyediaan stok dan biaya penyimpanan stok di semua tingkatan
yang tinggi.
3. Perencanaan produksi yang rumit.
4. Persyaratan ruangan yang lebih besar.

41
MANAJEMEN PRODUKSI
Manajemen produksi adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
memimpin dan mengendalikan kegiatan fungsi produksi. Ini
menggabungkan dan mengubah berbagai sumber daya yang digunakan
dalam subsistem produksi organisasi menjadi nilai tambah produk
secara terkendali sesuai dengan kebijakan organisasi.

E.S. Buffa mendefinisikan manajemen produksi, “manajemen produksi


merupakan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan proses
produksi sehingga barang yang dihasilkan atau jasa yang diproduksi
sesuai dengan spesifikasi, jumlah dan jadwal yang dituntut serta biaya
yang minimum."

42
TUJUAN MANAJEMEN PRODUKSI

Tujuan dari manajemen produksi adalah untuk menghasilkan


layanan barang dengan kualitas dan kuantitas yang tepat pada
waktu yang tepat serta biaya produksi yang tepat.

1. KUALITAS YANG TEPAT


Kualitas produk dibentuk berdasarkan kebutuhan pelanggan.
Kualitas yang tepat tidak perlu kualitas yang terbaik. Hal ini
ditentukan oleh biaya produk dan karakteristik teknis, seperti
cocok dalam persyaratan tertentu.

2. QUANTITY YANG TEPAT


Organisasi manufaktur harus menghasilkan produk dalam jumlah
yang tepat. Jika mereka diproduksi lebih dari permintaan, maka
modal akan memblokir dalam bentuk persediaan dan jika kuantitas
adalah diproduksi di tingkat permintaan yang singkat, maka akan
menyebabkan kekurangan produk.

43
3. WAKTU YANG TEPAT

Ketepatan waktu pengiriman merupakan salah satu parameter penting


untuk menilai efektivitas produksi. Jadi, departemen produksi harus
membuat pemanfaatan yang optimal dari sumber masukan untuk
mencapai tujuannya.

4. MANUFACTURING BIAYA YANG TEPAT

Biaya produksi ditetapkan sebelum produk benar-benar diproduksi. Oleh


karena itu, semua upaya harus dilakukan untuk menghasilkan produk
dengan biaya yang ditetapkan sebelumnya, sehingga mengurangi
variasi antara biaya aktual dan biaya standar.

44
Konsep Operasi

Operasi didefinisikan sebagai suatu bagian dari misi yang


berfungsi untuk teknologi, organisasi yang mempekerjakan dan
proses manusia dan manajerial melibatkan. Operasi dalam suatu
organisasi dapat dikategorikan dalam operasi manufaktur dan
operasi jasa. Operasi manufaktur adalah konversi proses yang
mencakup manufaktur menghasilkan output yang nyata: produk,
sedangkan, proses konversi yang mencakup hasil layanan output
berwujud: perbuatan, kinerja, upaya.

45
MANAJEMEN OPERASI

Kerangka untuk Mengelola Operasi


Mengelola operasi dapat tertutup dalam kerangka fungsi manajemen umum.
Manajer operasi prihatin dengan perencanaan, pengorganisasian, dan
mengendalikan kegiatan yang mempengaruhi perilaku manusia melalui model.

PERENCANAAN
Kegiatan yang menetapkan tindakan dan panduan pengambilan keputusan di
masa depan adalah perencanaan. Manajer operasi mendefinisikan tujuan untuk
subsistem operasi dari organisasi, dan kebijakan, dan prosedur untuk mencapai
tujuan. Tahap ini termasuk menjelaskan peran dan fokus operasi dalam strategi
keseluruhan organisasi. Hal ini juga melibatkan perencanaan produk, fasilitas
merancang dan menggunakan proses konversi.

PENGORGANISASIAN
Kegiatan yang membentuk struktur tugas dan wewenang. Operasi manajer
membentuk struktur peran dan arus informasi dalam subsistem operasi. Mereka
menentukan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan menetapkan
wewenang dan tanggung jawab untuk membawa mereka keluar.

46
PENGENDALIAN
Kegiatan yang menjamin kinerja aktual sesuai dengan kinerja yang direncanakan. Untuk
memastikan bahwa rencana untuk subsistem operasi yang dicapai, manajer operasi harus
melakukan kontrol dengan mengukur output aktual dan membandingkannya dengan
manajemen operasi yang direncanakan. Mengontrol biaya, kualitas, dan jadwal adalah
fungsi penting di sini.

PERILAKU
Manajer operasi prihatin dengan bagaimana upaya mereka untuk merencanakan, mengatur,
dan mengendalikan mempengaruhi perilaku manusia. Mereka juga ingin tahu bagaimana
perilaku bawahan dapat mempengaruhi perencanaan manajemen, tindakan
pengorganisasian, dan pengendalian. Ketertarikan mereka terletak pada pengambilan
keputusan perilaku.

MODEL
Sebagai rencana operasi manajer, mengatur, dan mengendalikan proses konversi, mereka
menghadapi banyak masalah dan harus membuat banyak keputusan. Mereka dapat
menyederhanakan kesulitan mereka menggunakan model seperti model perencanaan
agregat untuk memeriksa cara terbaik untuk menggunakan kapasitas yang ada dalam
jangka pendek, impas analisis untuk mengidentifikasi titik impas volume, linear programming
dan simulasi komputer untuk penggunaan kapasitas, analisis pohon keputusan untuk jangka
panjang kapasitas masalah perluasan fasilitas, model median sederhana untuk menentukan
lokasi terbaik fasilitas dll

47
Lima (5) tanggung jawab keputusan utama:
1. Proses : keputusan proses dimaksudkan untuk menentukan proses fisik dan
fasilitas yang akan digunakan dalam proses produksi barang maupun jasa.

2. Kapasitas : keputusan kapasitas dimaksudkan untuk menentukan kapasitas


yang akan dibutuhkan dan digunakan dalam proses produksi seperti kapasitas
tempat ,waktu,peralatan yang dibutuhkan untuk memproduksi satu produk.

3. Persediaan : keputusan persedian dilakukan untuk memutuskan apa yang


harus dipesan dan apa yang tidak harus dipesan dalam melakukan proses
produksi seperti pemesanan bahan baku untuk melakukan pemesanan
setidaknya produsen harus mengecek apakah bahan baku yang tersedia
mencukupi untuk produksi atau tidak.

4. Tenaga Kerja : keputusan tenaga kerja dalam produksi sangatlah penting


karena keputusan ini bertujuan untuk menghasilkan suatu barang artiny tanpa
tenaga kerja maka tidak akan ada barang yang diproduksi.

5. Mutu : keputusan ini memnuntit produsen untuk bertanggung jawab atas


barang yang dihasilkan oleh karena itu dalam melakukan kegiatan produksi
produsen harus memerhatikan kualitas tidak hanya kuantitas karena kualitas
suatu barang akan menjadi perhatian konsumen.

48
Terimakasih

49

Anda mungkin juga menyukai