Anda di halaman 1dari 29

Manajemen dan Sistem

Manufaktur

Dosen:
Hendri Yanda, PhD

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Andalas
Management Tools
Beberapa metoda untuk analisa suatu
permasalahan dalam rangka membuat
suatu perencanaan (planning) dalam suatu
aktifitas manajemen spt:

1. Analisa SWOT
2. Diagram Fishbone
3. Quality Function deployment (QFD)
4. Metoda Servqual
Analisa SWOT

SWOT adalah singkatan dari


Strenghts (kekuatan),
Weakness (kelemahan),
Oppurtunities (peluang),
Threats(ancaman).

Kekuatan dan kelemahan


adalah hal-hal yang berasal
dari INTERNAL organisasi,
sedangkan Peluang &
Ancaman berasal dari
EKSTERNAL (Lingkungan)
Analisa SWOT
Analisis SWOT adalah metode yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),
peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu
organisasi.

Analisa SWOT bisa dianggap sbg metoda analisa yg paling dasar,


yg berguna utk melihat suatu “topik atau permasalahan” dari 4 sisi
yg berbeda. Hasil analisa biasanya adalah arahan/rekomendasi utk
mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari
peluang yg ada sambil mengurangi kekurangan dan
menghindari ancaman.
Strengh (kekuatan): adalah situasi atau kondisi yang merupakan
kekuatan dari organisasi (berasal dari internal organisasi)

Contoh:
1. Mayoritas (75%) dosen bergelar S3 (kuantitatif)
2. Dosen berpengalaman dalam penelitian Dikti (kualitatif)

Weaknesses (Kelemahan) : adalah kegiatan organisasi yang tidak


berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh
organisasi tetapi tidak dimiliki.

Contoh:
1. Kurang terbinanya komunikasi antar anggota
2. Jaringan yang telah terbangun tidak dimaksimalkan oleh seluruh
anggota.
Opportunity (kesempatan) : adalah faktor positif yang muncul dari
lingkungan (ekstenal) dan memberikan kesempatan bagi
organisasi untuk memanfaatkannya.

Contoh:
1. Masyarakat sedang menyukai hal bersifat reboisasi lingkungan

2. Isu yang diangkat adalah sedang menjadi topik utama

Threat (ancaman): adalah faktor negatif dari lingkungan (eksternal)


yang memberikan hambatan bagi berkembangnya sebuah
organisasi

Contoh:
1. Masyarakat sudah jenuh dengan pilkada
Contoh Analisa SWOT untuk suatu
perusahaan
Peluang:
Kekuatan:

• Knowledge atau kepakaran yg dimiliki • Pasar yg berkembang


• Produk baru atau pelayanan yg unik • Penggabungan 2-3 perusahaan atau
aliansi
• Lokasi tempat perusahaan berada
• Segmen pasar yg baru
• Kualitas produk atau proses
• Pasar internasional
Kelemahan: • Pasar yg luang karena kompetitor yg
tidak sanggup memenuhi permintaan
• Kurangnya pengetahuan marketing customer
• Produk yg tidak dapat dibedakan dgn
produk kompetitor Ancaman:
• Lokasi perusahaan yg terpencil
• Kompetitor baru di area yg sama
• Kualitas produk yg jelek
• Persaingan harga dgn kompetitor
• Reputasi yg buruk
• Kompetitor mengeluarkan produk baru
yg inovatif
• Kompetitor memegang pangsa pasar
terbesar
• Diperkenalkannya pajak penjualan
KASUS TELKOM sebagai operator telekomunikasi

Weakness:
Strength:
- jumlah pekerjanya yang
- kekuatan finansial yang
besar sehingga terlampau besar; sehingga
membuatnya mudah untuk kurang efisien dan boros
melakukan investasi dalam anggaran untuk gaji
peralatan telco yang relatif pegawainya.
mahal.
- (sebagai BUMN), Telkom
- telah memiliki jaringan dan
infrastruktur yang luas dibebani dengan beragam
mencakup segenap wilayah peraturan dan regulasi yang
tanah air sehingga acap membuat lamban dalam
memudahkan untuk mengambil keputusan
melakukan ekspansi dan
penetrasi pasar. strategis.
- tidak bisa bersikap dinamis
dengan perubahan pasar.
KASUS TELKOM sebagai operator telekomunikasi

Thread:
Opportunities: • teknologi telpon seluler
• perkembangan teknologi yang telah menggerus
internet yang sangat pendapatan dalam produk
pesat di Indonesia. telpon tetap di rumah
• permintaan masyarakat (fixed phone). Jika
yang tinggi akan akses kecenderungan ini terus
internet merupakan pasar berlanjut, maka
yang sangat potensial. pendapatan dari telpon
• jumlah penduduk rumah bisa hilang/ lenyap
Indonesia yang besar, dan • teknologi-teknologi baru
baru sedikit yang telah yang mulai hadir seperti
memiliki akses broadband WIMAX tentu akan
internet, tentu merupakan mengancam kelangsungan
peluang pasar yang sangat bisnis mereka jika mereka
baik bagi pertumbuhan tidak adaptif terhadap
bisnis Telkom. . .
kemajuan teknologi itu
Diagram Tulang Ikan (Fishbone)
• Diagram tulang ikan (Fishbone diagram) atau dikenal
juga dengan diagram Ishikawa atau ada juga yang
menyebutnya diagram sebab dan akibat (cause and
effect diagram) diperkenalkan oleh seseorang bernama
Kaoru Ishikawa. Idenya adalah berpikir tentang
penyebab-penyebab yang mungkin dan alasan yang
menyebabkan efek atau masalah. Dengan demikian
dapat dicari solusi untuk mencegah masalah tersebut
• Diagram ini menghasilkan penemuan tentang penyebab
masalah, dan salah satu metode perbaikan yang kontinu
ke arah yang akan datang
Diagram Tulang Ikan (Fishbone)
Konsep dasar dari fishbone diagram adalah menjabarkan
sebuah masalah dan penyebabnya yang dibagi menjadi
penyebab utama dan penyebab lainnya.
Tujuan dari fishbone diagram adalah menemukan penyebab
masalah baik penyebab utama maupun penyebab lainnya.
Dengan menggunakan fishbone diagram akan diketahui
penyebab yang saling berkaitan. Dengan demikian
menyelesaikan permasalahan tersebut. Dengan metode anak
tangga (stair stepping), mulai dengan mengajukan pertanyaan
“Mengapa hal itu bisa terjadi ?” kepada masalah utama yang
terlihat di permukaan. Jika ketemu jawabannya, maka
pertanyaan yang sama diulangi kembali kepada jawaban
tersebut. Begitulah seterusnya, sampai ketemu SATU akar
penyebab masalah yang paling mendasar.
Penyebab utama
(industri manufaktur)
• Kategori 6M yang biasa digunakan dalam
industri manufaktur:
– Machine (mesin atau teknologi),
– Method (metode atau proses),
– Material (termasuk raw material, consumption, dan
informasi),
– Man Power (tenaga kerja atau pekerjaan fisik) /
Mind Power (pekerjaan pikiran: kaizen, saran, dan
sebagainya),
– Measurement (pengukuran atau inspeksi), dan
– Milieu / Mother Nature (lingkungan).
Penyebab utama (industri jasa)
• Kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa:
– Product (produk/jasa),
– Price (harga),
– Place (tempat),
– Promotion (promosi atau hiburan),
– People (orang),
– Process (proses),
– Physical Evidence (bukti fisik), dan
– Productivity & Quality (produktivitas dan kualitas).
• Kategori 5S yang biasa digunakan dalam industri jasa:
– Surroundings (lingkungan),
– Suppliers (pemasok),
– Systems (sistem),
– Skills (keterampilan), dan
– Safety (keselamatan).
Pembuatan Fishbone diagram

Penyebab utama
Penyebab utama
Problem statement
(EFEK)
Pembuatan Fishbone diagram

Pembuatan Fishbone Diagram — Menemukan Sebab-Sebab Potensial


Pembuatan Fishbone diagram

Pembuatan Fishbone Diagram — Melingkari Sebab yang Paling Mungkin


Tabel 1
Rangkuman diskusi pada sesi brainstorming fishbone diagram

Discussion Root Cause?


Possible Root Cause

MAN

Kemampuan karyawan melakukan tugas (cedera lama, fisik) Cedera personil teridentifikasi saat briefing K3*. Pelaksanaan
N
tugas tidak tergantung pada fisik.

Tidak tahu prosedur K3 Awareness training di OJT sudah disediakan N

Tidak mengikuti prosedur K3 Karyawan baru di-briefing K3 dan sistem penalti N

Tidak menghadiri training K3 Pelatihan K3 diberikan dalam orientasi dan OJT N

MACHINE / TOOLS

Tinggi tempat kerja rendah Bukan akar masalah jika metode dapat diubah N

Part sudah usang Tidak ada part usang menyebabkan insiden N

Tidak ada tanda bahaya Tanda bahaya sudah ada N

METHOD

Prosedur tidak diperbaharui Review prosedur rutin setahun sekali N

Tidak ada prosedur K3 Prosedur meliputi prosedur K3 untuk semua kegiatan N

Prosedur K3 salah Prosedur sudah ditinjau oleh supervisor, manajer, dept. head N

Prosedur K3 membingungkan Prosedur sudah ditinjau oleh supervisor, manajer, dept. head N

Prosedur terlalu manual Bag dipegang operator, perlu memastikan tidak ada kebocoran
Y
oli, dll.

Tidak ada komunikasi K3 Disertakan dalam OJT N

MATERIAL

APD** yang salah Verifikasi dengan vendor sebelum membeli N

Material yang tidak bisa diandalkan bahan (bag kimia) Bag plastik rentan robek bila menyentuh objek tajam Y

Kualitas rendah (pipa, APD, bag kimia) Verifikasi dengan vendor sebelum membeli N

Material yang digunakan salah (pipa, APD, bag kimia) Verifikasi dengan vendor sebelum membeli N

Tidak ada APD yang disediakan APD sudah disediakan untuk semua aktivitas berbahaya N
*) K3 = Kesehatan dan Keselamatan Kerja
**) APD = Alat Pelindung Diri
Diagram Tulang Ikan
Masalah: produk tidak sesuai dengan kualitas yang diingini

Pengukuran Manusia Mesin

Kesalahan Pengujian alat Pengawasan jelek Pemasangan salah

Spesifikasi tidak teliti Kurang konsentrasi Peralatan salah

Metode tidak sesuai Pelatihan tidak cukup Keausan/tua


Problem
Kualitas
Pengendalian suhu
tidak tepat Kerusakan bahan baku Rancangan proses
jelek
Manajemen kualitas
Tidak ada spesifikasi Tak efektif
Kotor dan
berdebu Masalah penangan- Ketakcukupan
an material rancangan
Produk
Lingkungan Material Proses
Diagram Tulang Ikan
Masalah: keterlambatan pesawat terbang
Lain-lain Alat/mesin Orang

Keterlambatan
Pesawat awak
lambat
Keterlambatan
cuaca datangnya penumpang
Kegagalan
mekanik
Keterlambatan
penerbangan
pesawat
Keterlambatan
bahan bakar Keterlambatan
prosedur check in
Keterlambatan
bagasi Pengumuman
kedatangan buruk

Bahan Prosedur
Metode Servqual
Metode servqual adalah suatu untuk metoda untuk mengukur
kualitas jasa dengan menggunakan kuesioner.

Cara ini mulai dikembangkan oleh Zeithaml, Parasuraman & Berry


(1980-an), dan telah digunakan untuk mengukur berbagai kualitas
jasa. Dengan kuesioner ini, kita bisa mengetahui seberapa besar
celah (gap) yang ada di antara persepsi pelanggan dan ekspektasi
pelanggan terhadap suatu perusahaan jasa. Kuesioner servqual
dapat diubah-ubah (disesuaikan) agar cocok dengan industri jasa
yang berbeda-beda pula (misalnya bank, restoran, atau perusahaan
telekomunikasi, dll).
QFD (Quality Function
deployment)
Menurut Cohen (1937), QFD (pengembangan fungsi kualitas) adalah
suatu metode untuk perencanaan dan pengembangan produk yang
terstruktur yang memungkinkan team pengembangan untuk
menentukan keinginan dan kebutuhan pelanggan dengan jelas, dan
kemudian mengevaluasi produk atau melayani dengan kemampuan
yang secara sistematik dalam pemenuhan keinginan pelanggan
tersebut.
QFD (Quality Function
deployment)
Pengembangan fungsi kualitas (QFD) merupakan suatu tindakan
untuk mendisain proses terhadap tanggapan kebutuhan dan
harapan pelanggan. Pengembagan Fungsi Kualitas (QFD)
menterjemahkan apa yang menjadi keinginan konsumen. Hal ini
memungkinkan organisasi/perusahaan untuk meperioritaskan
kebutuhan pelanggan, menemukan tanggapan inovatif atas
kebutuhan tersebut, dan meningkatkan proses sehingga tercapai
efektivitas maksimum. Pengembangan fungsi kualitas (QFD) adalah
tindakan yang menuntun peningkatan proses yang memungkinkan
dari suatu organisasi untuk memenuhi kepuasan pelanggan,
Goetsch dan Stanley (1997).
QFD (Quality Function
deployment)
Pengembangan Fungsi Kualitas (QFD) dapat diterapkan untuk
membantu pelaksanaan filosofi TQM, perencanaan produk strategik
(Strategic Product Planning), perencanaan organisasi
(Organizational Planning), penyebab dan alokasi biaya, dan
pelayanan.
Penerapan utama pengembangan fungsi kualitas (QFD) adalah pada
perencanaan, pengelolaan, dan pengembangan produk. Model
pengembangan fungsi kualitas (QFD) dapat diterapkan untuk
pengembangan tipe produk atau jasa dan membantu kelompok
pelayanan internal untuk mengembangkan strategi untuk mencapai
kepuasan pelanggan, Ariani (1999).
QFD (Quality Function
deployment)
• Proses dalam QFD dilaksanakan dengan menyusun satu atau
lebih matriks yang disebut rumah kualitas. Matriks yang disebut
rumah kualitas dapat dilihat pada gambar 2.1.

• Pada dasarnya rumah mutu adalah rangkaian lembar-lembar


matriks yang jumlahnya dapat berubah-ubah sesuai dengan
kebutuhan (Tampubolon, 2001).
QFD (Quality Function
deployment)
QFD (Quality Function
deployment)
Penjelasan:
1. Lembar A
Pada lembar ini dicantumkan kebutuhan-kebutuhan yang telah
ditentukan, sesuai dengan urutan prioritas (signifikansi).
2. Lembar B
Berbagai informasi penting tentang perencanaan dicantumkan
pada lembar ini, bila dirasa perlu.
3. Lembar C
Pada lembar ini dicantumkan rencana mutu yang telah disusun,
merupakan terjemahan dari kebutuhan-kebutuhan pelanggan
(Lembar A).
QFD (Quality Function
deployment)
4. Lembar D
Lembar ini berisi indikator kekuatan hubungan (KH) antara setiap
unsur rencana mutu atau program kegiatan (C) dengan setiap
kebutuhan (A). Indikator dimaksud dilambangkan dan dinilai
sebagai berikut:
QFD (Quality Function
deployment)
• Jika tidak ada hubungan, tidak ditandai. Yang menentukan KH
adalah yang ahli dalam bidang bersangkutan dan yang membuat
rencana mutu. Dalam hal barang, KH dapat dihitung secara
matematis. Tapi dalam hal jasa, perhitungan hanya bersifat
kualitatif karena merupakan perilaku manusia. Nilai angka yang
diberikan hanya berupa indikator.

5. Lembar E
Pada lembar ini dicantumkan indikator kekuatan hubungan antara
unsur-unsur rencana mutu (program kegiatan). Kekuatan
hubungan itu menyangkut derajat saling mendukung antara satu
unsur dan unsur lainnya. Sebagaimana KH, kekuatan hubungan
unsur juga ditentukan oleh yang ahli dalam bidang bersangkutan.
QFD (Quality Function
deployment)
5. Lembar E
Pada lembar ini dicantumkan indikator kekuatan hubungan antara
unsur-unsur rencana mutu (program kegiatan). Kekuatan
hubungan itu menyangkut derajat saling mendukung antara satu
unsur dan unsur lainnya. Sebagaimana KH, kekuatan hubungan
unsur juga ditentukan oleh yang ahli dalam bidang bersangkutan.
Kekuatan hubungan unsur (KHU) ini berkaitan dengan TKT .

Anda mungkin juga menyukai