Anda di halaman 1dari 45

MANAJEMEN PRODUKSI/OPERASI

AGRIBISNIS

TRISNA ANGGREINI, SP., M.Sc

1
 Manajemen produksi/operasi berkembang
relatif cepat semenjak pertengahan abad 18
dan ilmunya dipelopori oleh Elwood Buffa
tahun 1960-an dan memperoleh konsep dan
menulis buku tentang Manajemen Produksi
Terpadu.

2
1. Frank & Lillian Gilbreth
2. Eli Whitney
3. Frederick W. Taylor
4. Henry Ford
5. W. Edwards Deming

Gambar 1. Pakar/Ahli Manajemen Produksi dan operasi


tahun 1800-1950

3
 Kegiatan produksi dan operasi merupakan
kegiatan menciptakan barang dan jasa yang
ditawarkan perusahaan kepada konsumen.
 Kegiatan ini dalam banyak perusahaan
melibatkan bagian terbesar dari karyawan dan
mencakup jumlah terbesar dari asset
perusahaan. Oleh karena itu, kegiatan produksi
dan operasi menjadi salah satu fungsi utama
di perusahaan.

4
 Melalui kegiatan produksi dan operasi segala
sumberdaya masukkan perusahaan
diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran
yang memiliki nilai tambah. Produk yang
dihasilkan dapat berupa barang jadi, barang
setengah jadi atau jasa.

5
 Bidang manajemen produksi dan operasi (MPO)
telah mengalami perkembangan yang begitu luas
akibat tuntutan pelanggan yang semakin kritis
akan product value yang lebih baik dengan harga
yang bersaing.
 Pengelolaan yang efisien dan terintegrasi sejak
penilaian sourcing material yang efisien, sistem
operasi atau proses produksi dengan cycle yang
paling efisien, serta tinjauan product design yang
efisien dalam proses maupun instalasi atau
pengirimannya.

6
 Pengelolaan diperlukan training yang dirancang
sedemikian sehingga membantu pelaksana
operasi atau produksi untuk memahami dan
menjalankan rencana optimasi proses secara
cepat, dan tepat serta memberikan
pemahaman mengenai Manajemen Produksi
dan Operasi (MPO), agar dapat dihasilkan
suatu keputusan optimal

7
UNSUR-UNSUR DALAM MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI
INI DAPAT DIKELOMPOKKAN MENJADI 5M:

Man (Manusia)
Money (Modal Uang)
Material (Bahan)
Machines (Mesin/Peralatan)
Methods (Metode /Cara
Kerja)/management

8
 Manajemen produksi dan operasi merupakan
manajemen dari suatu sistem informasi yang
mengkonversikan masukan (inputs) menjadi
keluaran (outputs)yang berupa barang atau
jasa.

9
 Produksi dan operasi merupakan suatu sistem
untuk menyediakan barang-barang dan jasa-jasa
yang dibutuhkan dan akan dikombinasi oleh
anggota masyarakat.
 Sistem adalah merupakan suatu rangkaian unsur-
unsur yang saling terkait dan tergantung serta
saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang
lainnya, yang keseluruhannya merupakan suatu
kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan bagi
pencapaian suatu tujuan tertentu.

10
 Sistem produksi dan operasi adalah suatu
keterkaitan unsur-unsur yang berbeda
secara terpadu, menyatu dan menyeluruh
dalam pentransformasian masukan menjadi
keluaran. Sistem produksi mempunyai
unsur-unsur yaitu masukan,
pentransformasian dan keluaran.
 Sistem produksi tidak hanya terdapat pada
industri manufaktur, tetapi juga dalam
industri jasa seperti perbankan, asuransi,
pasar swalayan dan rumah sakit.
11
 Sebagai contoh suatu perusahaan
telekomunikasi dalam pengoperasiannya
membutuhkan modal untuk suku cadang dan
komponen elektronik serta peralatan yang
terdapat dalam suatu bangunan, disamping
peralatan transmissi suara melalui sistem
kabel, menara microwave, station, komputer
dan operator telepon. Contoh sistem Produksi
dan Operasi adalah sebagai berikut :
12
13
SISTEM PRODUKSI YANG SERING DIPERGUNAKAN
DAPAT DIBEDAKAN ATAS 2 (DUA) YAITU :

 Proses produksi yang kontinue (continuous


process) dimana peralatan produksi yang
digunakan disusun dan diatur dengan
memperhatikan urut-urutan kegiatan atau
routing dalam menghasilkan produk tersebut,
serta arus bahan dalam proses telah
distandarisasi.

14
SISTEM PRODUKSI YANG SERING DIPERGUNAKAN
DAPAT DIBEDAKAN ATAS 2 (DUA) YAITU :

 Proses produksi yang terputus-putus


(intermitten process) dimana kegiatan
produksi dilakukan tidak standar, tetapi
didasarkan produk yang dikerjakan, sehingga
peralatan produksi yang digunakan disusun
dan diatur yang dapat bersifat lebih
luwes/flexibel untuk dapat dipergunakan bagi
menghasilkan berbagai produk dan berbagai
ukuran.
15
ADA 3 (TIGA) SUBSISTEM DAN FUNGSINYA
DALAM PERUSAHAAN YAITU :
1. Sistem Perumusan Kebijaksanaan (Policy
Formulating System) dan fungsinya adalah
menyelarakan kebijaksanaan organisasi
perusahaan yang mendasar dan menyeluruh
dengan memproses dan mengolah serta
menganalisis informasi yang mencerminkan
keadaan perusahaan dan lingkungan sekarang
ini, keadaan di masa depan bagi pencapaian
tujuan dan sasaran perusahaan jangka pendek
maupun jangka panjang.
16
ADA 3 (TIGA) SUBSISTEM DAN FUNGSINYA
DALAM PERUSAHAAN YAITU :
2. Sistem Pengendalian Umum (General Control
System) dan fungsi utamanya adalah mengubah
dan mentransformasikan informasi untuk dasar
pengukuran, pengevaluasian dan pemantauan
terhadap keberhasilan pelaksanaan kebijakan,
strategi dan program perencanaan sekaligus
memberikan upaya-upaya yang harus dilakukan
untuk perbaikan atau koreksi agar tujuan dan
sasaran yang direncanakan dapat tercapai.
17
ADA 3 (TIGA) SUBSISTEM DAN FUNGSINYA
DALAM PERUSAHAAN YAITU :
3. Sistem Pengorganisasian Antara (Intermediate
Organisasion System) dan fungsinya adalah untuk
memberikan dukungan pelayanan yang dibutuhkan
oleh subsistem yang terdapat dalam organisasi
perusahaan atau sekaligus mendukung sistem
organisasi perusahaan. Dukungan pelayanan yang
terkait dengan fungsi dari sistem ini termasuk
pengendalian, pelimpahan wewenang, penyampaian
saran dan keputusan serta dukungan pelayanan
lainnya.

18
Sebagai contoh penggunaan model-model
matematis dalam sistem produksi dan operasi
terdapat dalam pemecahan optimisasi produksi,
optimisasi biaya produksi, optimisasi persediaan,
optimisasi keseimbangan kapasitas dan lain-lain.
Model-model yang digunakan sangat bermanfaat
bagi penganalisisan dalam pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan.

19
JENIS-JENIS PROSES PRODUKSI ITU SANGATLAH BANYAK.
TETAPI YANG UMUM TERDAPAT 2 JENIS PROSES PRODUKSI
YAITU :
Proses produksi terus-menerus (continuous processes) :
Ciri-ciri proses produksi terus-menerus adalah :
Produksi dalam jumlah besar (produksi massa), variasi produk sangat kecil dan
sudah distandardisir.
Menggunakan product lay out atau departementation by product.
Mesin bersifat khusus (special purpose machines)
Operator tidak mempunyai keahlian/skill yang tinggi.
Salah satu mesin /peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses produksi
terhenti.
Tenaga kerja sedikit
Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses kecil
Dibutuhkan maintenance specialist yang berpengetahuan dan pengalaman
yang banyak
Pemindahan bahan dengan peralatan handling yang fixed (fixed path
equipment) menggunakan ban berjalan (conveyor).

20
KEBAIKAN PROSES PRODUKSI TERUS-MENERUS
ADALAH :
 Biaya per unit rendah bila produk dalam
volume yang besar dan distandardisir.
 Pemborosan dapat diperkecil, karena
menggunakan tenga mesin.
 Biaya tenaga kerja rendah.

 Biaya pemindahan bahan di pabrik rendah


karena jaraknya lebih pendek.

21
KEKURANGAN PROSES PRODUKSI TERUS-
MENERUS ADALAH :

 Terdapat kesulitan dalam perubahan produk.


 Proses produksi mudah terhenti, yang
menyebabkan kemacetan seluruh proses
produksi
 Terdapat kesulitan menghadapi perubahan
tingkat permintaan.

22
PROSES PRODUKSI TERPUTUS-PUTUS
(INTERMITTEN PROCESSES)
Ciri-ciri proses produksi yang terputus-putus adalah :
 Produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil, variasi sangat besar dan
berdasarkan pesanan.
 Menggunakan process lay out (departementation by equipment).
 Menggunakan mesin-mesin bersifat umum (general purpose
machines) dan kurang otomatis.
 Operator mempunyai keahlian yang tinggi.
 Proses produksi tidak mudah berhenti walaupun terjadi kerusakan di
salah satu mesin.
 Menimbulkan pengawasan yang lebih sukar.
 Persediaan bahan mentah tinggi
 Pemindahan bahan dengan peralatan handling yang flexible (varied
path equipment) menggunakan tenaga manusia seperti kereta
dorong (forklift).
 Membutuhkan tempat yang besar.
23
KELEBIHAN PROSES PRODUKSI TERPUTUS-
PUTUS ADALAH :
 Flexibilitas yang tinggi dalam menghadapi
perubahan produk yang berhubungan dengan
process lay out, mesin bersifat umum (general
purpose machines), sistem pemindahan
menggunakan tenaga manusia.
 Diperoleh penghematan uang dalam investasi
mesin yang bersifat umum.
 Proses produksi tidak mudah terhenti,
walaupun ada kerusakan di salah satu mesin.

24
KEKURANGAN PROSES PRODUKSI TERPUTUS-
PUTUS ADALAH :
 Dibutuhkan scheduling, routing yang banyak
karena produk berbeda tergantung pemesan.
 Pengawasan produksi sangat sukar dilakukan.

 Persediaan bahan mentah dan bahan dalam


proses cukup besar.
 Biaya tenaga kerja dan pemindahan bahan
sangat tinggi, karena menggunakan tenaga
kerja yang banyak dan mempunyai tenaga ahli.

25
MENGAPA MANAJEMEN PRODUKSI/OPERASI
PERLU DIKETAHUI DAN DIPELAJARI ?
 Karena merupakan salah satu dari fungsi operasinal
manajemen di samping manajemen pemasaran,
manajemen personalia, manajemen keuangan dan
manajemen akuntansi
 Karena paduan dengan fungsi operasional manajemen
yang lain tersebut agar bebar-benar produktif.
 Karena merupakan pengetahuan tentang porsi yang
biasanya termahal (60%-90%) di dalam unsur biaya
sehingga cara-cara menghasilkan produktivitas tinggi
untuk meminimumkan biaya produksi.

26
LANJUTAN

 Dengan pengetahuan manajemen produksi


pimpinan dapat merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan,
mengkoordinasi dan mengawasi segala
rancang bangun, proses dan pengawasan
produksi.
 Sehingga manajemen produksi/operasi
merupakan kegiatan mencapai produktivitas.

27
ELEMEN – ELEMEN (SUBSISTEM) FUNGSI PRODUKSI

 Subsistem Masukan (input subsystem)


 Subsistem Proses (conversion or processing
subsystem)
 Subsistem Keluaran (output subsystem)
 Subsistem Umpan Balik (feed-back or
production information subsystem)

28
Masukan :
- Bahan
-Tenaga Kerja Keluaran :
- Modal Proses -Barang
- Keahlian -Jasa
- Informasi -Informasi

Umpan Balik
(Informasi Produksi)

Model umum fungsi produksi

29
Keluaran

Bauran
Proses Alat Sensor
Masukan

Alat
Penerus
Alat
Informasi Pembanding

Memori
Standar

Sistem produksi dan alat pengolah umpan balik


30
PENGUKURAN KINERJA PRODUKSI

 Untuk mengetahui derajat keberhasilan dalam


melaksanakan kinerja produksi meliputi :
1) Produktivitas

2) Efisiensi

3) Efektivitas

31
I. PRODUKTIVITAS

 Produktivitas adalah peningkatan proses


produksi.
 Peningkatan produksi berarti perbandingan
yang baik dari jumlah sumberdaya yang
dipergunakan (masukan) dengan jumlah
barang dan jasa yang diproduksikan (keluaran)

32
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

 Pengukuran produktivitas merupakan cara


terbaik menilai kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan eprasional perusahan tersebut.
 Hanya melalui peningkatan produktivitas
standar tenaga kerja, modal dan manajemen
dapat dinaikan, sehingga produksi dapat
diperbaiki dan dalam penetapan harga akan
semakin baik/naik.

33
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

 Contoh kenaikan produktivitas pada beberapa


negara tiap tahunnya (Reksohadiprodjo. 2003)
: Jepang (5,7%), Korea Selatan (5,7%), Jerman
Barat (3,5%), Perancis (3,2%), Kanada (1,7%)
dan Amerika Serikat (1,7%)

34
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

 Pengukuran produktivitas dapat dilakukan


secara langsung.
 Misalnya dengan jam/orang tiap ton hasil,
sehingga formulanya adalah rasio :
𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛
 Produktivitas =
𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛
𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑕𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛
 =
𝑗𝑎𝑚 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛

35
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS
 Pengukuran produktivitas dapat dilakukan dengan
yield/hasil :
 Misalnya :
 Y = (I)(%G) + (I)(1-%G)(%R)
 Keterangan : I = banyaknya satuan hasil yang
direncanakan, dibuat dalam proses produksi; %G =
Persentase barang yang baik; %R = Persentase satuan
barang yang cacat.
 Soal : Jika I = 100 satuan/hari; G= 80% dan R = 50%
 Y= (100)(80%) + (100)(1-80%)(50%)
 Maka Yield/hasilnya adalah = 90 satuan

36
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

 Ilustrasi : bila kualitas produk dinaikan menjadi


90% yang baik, maka Y=95 satuan, sehingga
kenaikan produk berkualitas sebesar 10% akan
menaikkan produktivitas hasil sebesar 5,27%

37
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKTIVITAS
 Rasio modal
 Rasio tenaga kerja

 Kelangkaan sumberdaya

 Perubahan angkatan kerja

 Inovasi dan teknologi

 Dampak regulasi

 Kualitas kerja

38
DAMPAK PENGELOLAAN KUALITAS PADA
PRODUKTIVITAS
 Pengelolaan kualitas dapat berpengaruh pada
produktivitas, dengan adanya perbaikan
kualitas tentu akan meningkatkan
produktivitas barang yang dihasilkan secara
baik
 Dikatakan bahwa seluruh kegiatan baik
pembelian, penyimpanan bahan, proses serta
perbaikan pengendalian barang dan
pemasaran akan meningkat.

39
PENGUKURAN DAMPAK PENGELOLAAN
KUALITAS PADA PRODUKTIVITAS
Berdasarkan analisis Adam, Hershauer dan Rich dalam
Reksohadiprodjo (2003) Quality-Productivity Rasio (QPR)
dirumuskan sebagai berikut :

QPR=
𝑆𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑖𝑘
𝑥100%
𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 + (𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑐𝑎𝑐𝑎𝑡)(𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑗𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖)

40
PENGUKURAN DAMPAK PENGELOLAAN
KUALITAS PADA PRODUKTIVITAS
 Contohnya :
 Satuan yang baik = 80; masukan 100; biaya
proses Rp.2.500,00; satuan yang cacat 20 dan
biaya pengerjaan kembali Rp.1.500,00
 Maka QPR = ? %

 Apabila kita hanya menaikan kapasitas produksi


saja, QPR tidak akan berubah, tetapi bila kita
mengurangi biaya dan menaikan kualitas produk,
maka QPR akan naik.
41
II. EFISIENSI
 Bertujuan untuk menilai kinerja proses produksi dilihat
dari sisi Input proses, yaitu berapa unit Input yang
dipergunakan untuk menghasilkan satu unit Ouput

 Rasio Input terhadap Output


 Input / Output (= 1/Produktivitas)

42
III. EFEKTIVITAS
Ukuran kinerja yang menunjukkan hubungan
antara tujuan ( target ) dengan Output yang
direalisir .

Kinerja Operasi yang menyatakan tingkat


keberhasilan merealisir target yang telah
ditetapkan .

43
TUJUAN

Efektivitas

PERSYARATAN
MINIMUM YANG
DIPERLUKAN

Efisiensi Produktivitas

INPUTS PROCESS OUTPUTS

Produktivitas, efisiensi dan efektivitas produksi

44
DAFTAR PUSTAKA
 Ahyari, Agus , 1987, Manajemen Produksi I ( Mana 4336 ), Universitas
Terbuka.

 Assauri , Sofyan, Manajemen Produksi dan Operasi, Lembaga Penerbit


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

 Handoko, T Hani, 1991, Dasar- dasar Manajemen Produksi dan Operasi,


Edisi 1, BPFE Yogyakarta.

 Gumbira Sa'id dan A. Harizt Intan. 2001. Manajemen Agribisnis.Ghalia


Indonesia dengan MMA IPB. Bogor.

 Reksohadiprodjo, Sukanto. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE


Fakultas Ekonomi UGM. Yogyajarta.

 Krajewski, dkk. 2007. Operations Management : Processes and Value


Chains (eighth edition). Pearson Education International, Inc, Uppersaddle
River. New Jersey.

45

Anda mungkin juga menyukai