Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN

PENGANTAR
BISNIS
FUNGSI PRODUKSI,
OPERASI DAN DESAIN
OPERASI

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

07
EKONOMI DAN BISNIS S1 AKUNTANSI 84014 FITRIA NURSANTI SE., MPd

Abstract Kompetensi
Dalam membuat suatu perusahaan Mampu memahami masalah bisnis
seorang owner harus mengetahui serta aspek-aspek fungsional dan
jalannya proses produksi dalam manajerial dalam menjalankan produksi
menghailkan barang dan jasa juga dan operasi, pemilihan lokasi, desain
mengetahi lokasi, desain dan tata letak dan tata letak.
bagi perusahaan dan pabriknya.
FUNGSI PRODUKSI DAN OPERASI
A. LINGKUP MANAJEMEN PRODUKSI DAN
OPERASIONAL
Dengan memproduksi dan memasarkan barang dan jasa yang diminati, perusahaan-
perusahaan memenuhi komitmen mereka terhadap masyarakat secara keseluruhan, Mereka
menciptakan apa yang para ekonom sebut sebagai utilita, yaitu daya barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan. Perusahaan-perusahaan dapat menciptakan atau meningkatkat 4
bentuk dasar utilitas, yaitu:

1. Waktu

2. Tempat

3. Pemilikan

4. bentuk.

Produksi menghasilkan utilitas bentuk dengan cara mengubah bahan baku dan input lain
menjadi barang jadi.

Produksi (production) adalah proses menggunakan berbagai sumber daya seperti tenaga
manusia dan mesin untuk mengubah bahan baku menjadi barang dan jasa jadi.

Tugas manajemen produksi dan operasi (production and operation management) adalah
untuk mengawasi penggunaan tenaga manusia dan mesin dalam mengubah bahan baku
menjadi barang dan jasa jadi.

Istilah produksi sangat tepat digunakan bagi perusahaan yang menghasilkan produk berupa
barang dan berwujud, seiring dengan perkembangan bisnis, dimana produksi jasa semakin
dominan, maka istilah operasi menjadi lebih banyak digunakan bukan hanya terhadap
perusahaan yang menghasilkan barang, tetapi juga yang menghasilkan jasa.

Manajemen operasi adalah proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian terhadap


berbagai aktivitas yang meningkatkan nilai guna yang mengubah input menjadi barang dan
jasa yang siap di konsumsi pelanggan.

Manajemen produksi dan operasi mengelola sumber daya manusia dan mesin dalam
mengubah bahan baku menjadi barang dan jasa

Perkembangan Manajemen Produksi


Manajemen produksi berkembang pesat karena adanya factor :

1. Adanya pembagian kerja (division of labour) dan spesialisasi

2015 2
PENGANTAR BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI http://www.mercubuana.ac.id
Agar produksi efektif dan efisien, produsen hendaknya menggunakan metode ilmiah dan
azas-azas manajemen. Pembagian kerja memungkinkan dicapainya tingkat dan kualitas
produksi yang lebih baik bila disertai dengan pengolahan yang baik.dan akan
mengurangi biaya produksi sehingga dapat tercapainya tingkat produksi yang lebih
tinggi.

2. Revolusi Industri

Revolusi Industri merupakan suatu peristiwa penggantian tenaga manusia dengan


tenaga mesin. Revolusi itu merupakan perubahan dan pembaharuan radikal dan cepat
dibidang perdagangan, industri, dan tekhnik di Eropa.

Dampaknya pengusaha besar dapat meningkatkan perdagangannya,sedangkan


pengusaha kecil dengan peralatan kerja yang masih kuno,menjadi terdesak.

Perkembangan revolusi industri terlihat pada :

1. Bertambahnya penggunaan mesin.

2. Efisiensi produksi batu bara, besi, dan baja.

3. Pembangunan jalan kereta api,alat transportasi, dan komunikasi.

4. Meluasnya system perbankan dan perkreditan.

Industialisasi ini meningkatkan pengolahan hasil produksi, sehingga membutuhkan kegiatan


pemasaran.

 Perkembangan Alat dan Tekhnologi Yang Mencakup Penggunaan Komputer


Sehingga pada banyak hal manajer produsi mengintegrasikan tekhnologi canggih
kedalam bisnisnya.

 Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah, hubungan
antar manusia, dan model keputusan.

Pengertian Produksi

Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah
kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah atau
menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau mungkin jasa. untuk melaksanakan
kegiatan produksi tersebut tentu saja perlu dibuat suatu perencanaan yang menyangkut apa
yang akan diproduksi, berapa anggarannya dan bagaimana pengendalian /
pengawasannya. Bahkan harus perlu difikirkan, kemana hasil produksi akan didistribusikan,
karena pendistribusian dalam bentuk penjualan hasil produksi pada akhirnya merupakan
penunjang untuk kelanjutan produksi. Pada hakikatnya kegiatan produksi akan dapat
dilaksanakan bila tersedia faktor-faktor produksi, antara lain yang paling pokok adalah
berupa orang / tenaga kerja, uang / dana, bahan-bahan baik bahan baku maupun bahan
pembantu dan metode.

Ruang Lingkup Manajemen Produksi

 Perencanaan sistem produksi


 Perencanaan produksi

2015 3
PENGANTAR BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI http://www.mercubuana.ac.id
 Perencanaan lokasi produksi
 Perencanaan letak fasilitas produksi
 Perencanaan lingkungan kerja
 Perencanaan standar produksi
Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi
Pengelolaan sistem produksi (manajemen produksi) akan melibatkan serangkaian proses
pengambilan keputusan operasional, keputusan – keputusan taktikal bahkan keputusan
strategis.

Secara umum ada 5(lima) jenis kategori keputusan esensial didalam manajemen produksi,
yaitu keputusan yang berkaitan dengan :

1. Proses Produksi : Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada prinsipnya
berkaitan dengan penentuan wahana atau fasilitas fisik yang dipergunakan untuk
terjadinya transformasi input menjadi produk / jasa. Keputusan yang dimaksud
meliputi : Teknologi produksi, Type peralatan, Jenis proses dan aliran proses
produksi, Tata letak fasilitas. Pada umumnya keputusan – keputusan yang diambil
dalam kategori ini berdampak jangka panjang dan tidak mudah diubah dalam waktu
yang singkat (long term strategic decision).
2.  Kapasitas : Keputusan – keputusan yang termasuk dalam kategori ini berkaitan
dengan penentuan kemampuan sistem produksi untuk menghasilkan barang dalam
jumlah dan waktu yang tepat. Dipandang dari sudut waktu dibedakan atas.
Keputusan jangka panjang, antara lain penentuan kapasitas design sistem produksi,
expansi kapasitas, integrasi vertikal, integrasi horisontal dsb, Keputusan jangka
menengah, antara lain penentuan sub kontrak, penambahan mesin, rekrutasi tenaga
kerja dsb, Keputusan jangka pendek, pada prinsipnya berkaitan dengan
pengalokasian pendayagunaan sumber – sumber yang tersedia untuk menghasilkan
barang yang diminta konsumen. Keputusan ini diantaranya adalah penjadwalan
produksi (Scheduling & dispatching), pengaturan mesin dsb.

3. Persediaan (Inventory) : Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada


hakekatnya berkaitan dengan pengaturan material yang diperlukan untuk keperluan
produksi, mulai dari pengaturan bahan baku, barang setengah jadi maupun produk
jadi. Ditinjau dari segi permasalahan yang dihadapi, keputusan ini dapat dibedakan
atas keputusan tentang operating system persediaan dan keputusan tentang policy
persediaan.

4. Tenaga Kerja : Mengelola orang merupakan pekerjaan terpenting yang perlu dibuat
oleh seorang manajer mengingat tenaga kerja tidak hanya sebagai salah satu faktor
produksi tetapi merupakan faktor penentu dari keberhasilan semua aktivitas didalam
sistem produksi. Keputusan dalam kategori ini dimulai sejak proses seleksi karyawan
sampai dengan pensiun. Adapun keputusan – keputusan rutin diantaranya
penugasan karyawan, pengaturan lembur dan cuti, penggiliran kerja dan sebagainya.

5. Kualitas Produksi : Manajer produksi bertanggungjawab atas kualitas dari barang /


jasa yang dihasilkan, oleh sebab itu manajer produksi wajib untuk melakukan
kegiatan – kegiatan agar produk / jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.

Hal-hal yang berhubungan dengan manajemen produksi, yaitu :

1) Manajemen merupakan salah satu fungsi utama

2) Harus dengan mempelajari manajemen produksi

2015 4
PENGANTAR BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI http://www.mercubuana.ac.id
3) Karena manajemen produksi merupakan bagian dari organisasi.

Fungsi Dan Sistem Produksi Dan Operasi

a.    Fungsi Produksi Dan Operasi

Secara umum fungsi produksi terkait dengan pertanggung jawaban dalam pengolahan
dan pentransformasian masukan (inputs) menjadi keluaran (outputs) berupa barang atau
jasa yang akan dapat memberikan hasil pendapatan bagi perusahaan. Untuk
melaksanakan fungsi tersebut diperlukan serangkaian kegiatan yang merupakan
keterkaitan dan menyatu serta menyeluruh sebagai suatu sistem. Berbagai kegiatan
yang berkaitan dengan fungsi produksi dan operasi ini dilaksanakan oleh beberapa
bagian yang terdapat dalam suatu perusahaan, baik perusahaan besar maupun
perusanaan-perusahaan kecil.
Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi dan operasi adalah:

1. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk


pengolahan masukan (inputs).
2. Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu
untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan sehingga proses
pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
3. Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari
kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam satu dasar waktu atau
periode tertentu.
4. Pengendaian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya
kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk
penggunaan dan pengolahan masukan (inputs) pada kenyataannya dapat
dilaksanakan.

b.  Sistem Produksi Dan Operasi


Pada masa lalu pengertian produksi hanya dikaitkan dengan unit usaha fabrikasi yaitu
yang menghasilkan barang – barang nyata seperti mobil, perabot, semen dsb, namun
pengertian produksi pada saat ini menjadi semakin meluas. Produksi sering diartikan
sebagai aktivitas yang ditujukan untuk meningkatkan nilai masukan (input) menjadi
keluaran (output). Dengan demikian maka kegiatan usaha jasa seperti dijumpai pada
perusahaan angkutan, asuransi, bank, pos, telekomunikasi, dsb menjalankan juga
kegiatan produksi. Secara skematis sistem produksi dapat digambarkan sbb:

2015 5
PENGANTAR BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI http://www.mercubuana.ac.id
Ada sekurang-kurangnya 4 perbedaan pokok antara usaha jasa dan usaha pabrikasi, yaitu :

a.   Dalam unit usaha pabrikasi keluarannya merupakan barang real sehingga


produktovitasnya akan lebih mudah diukur bila dibandingkan dengan unit usaha jasa
yang keluarannya berupa pelayanan.
b.    Kualitas produk yang dihasilkan dari usaha pabrikasi lebih mudah ditentukan
standarnya.
c.    Kontak langsung dengan konsumen tidak selalu terjadi pada usaha pabrikasi
sedangkan pada usaha jasa kontak langsung dengan konsumen merupakan suatu
yang tidak dapat dielakkan.
d. Tidak akan dijumpai adanya persediaan akhir di dalam usaha jasa sedang dalam
usaha pabrikasi adanya persediaan sesuatu yang sulit dihindarkan.

Secara garis besar transformasi produksi dapat diklasifikasikan :

a. Transformasi pabrikasi yaitu suatu transformasi yang bersifat diskrit dan


menghasilkan produk nyata. Suatu transformasi dikatakan bersifat diskrit bila antara
suatu operasi dan operasi yang lain dapat dibedakandengan jelas seperti dijumpai
pada pabrik mobil, misalnya.
b. Transformasi proses yaitu suatu transformasi yang bersifat continue dimana diantara
operasi yang satu dengan operasi yang lain kurang dapat dibedakan secara nyata,
seperti dijumpai pada pabrik pupuk dan semen, misalnya.

c. Transformasi jasa yaitu suatu transformasi yang tidak mengubah secara fisik
masukan menjadi keluaran; dalam hal ini secara fisik keluaran akan sama dengan
masukan, namun transformasi jenis ini akan meningkatkan nilai masukannya,
misalnya pada perusahaan angkutan. Sistem transformasi jasa sering disebut
sebagai sistem operasi.

1. FAKTOR DAN PROSES PRODUKSI

2015 6
PENGANTAR BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI http://www.mercubuana.ac.id
Secara sederhana proses produksi merupakan proses mengalir dan berubahnya bahan
baku menjadi barang jadi. Sedangkan untuk produk berupa jasa proses produksi dapat
diartikan sebagai mengalirnya berbagai aktivitas dalam rangka memberikan pelayanan
kepada pelanggan.

PROSES OUTPUT :
INPUT:
PENGUBAHAN:
Barang
Sumber daya Jasa
Bahan baku Menambahkan
Nilai

Proses Produksi : Mengubah Input menjadi output

Berdasarkan jenis aliran produknya maka proses produksi dapat diklasifikasikan menjadi 3
kelompok sebagai berikut:

a. Aliran garis
Karakteristik aliran garis proses produksi dari bahan mentah sampai menjadi barang
jadi urutannya tetap. Dengan demikian produk harus memiliki standar yang pasti ,
demikian juga lay out proses harus di tetapkan terlebih dahulu. Di antara proses
yang menerapkan aliran garis adalah proses produksi dengan sistem ban berjalan,
artinya proses terus berkesinambungan secara tetap dan pasti dari satu bagian ke
bagian lainnya.

b. Aliran intermiten
Karakteristik aliran intermiten jenis proses produksi menyesuaikan dengan
kelompok-kelompok produk yang memiliki interval waktu secara terputus-putus.
Peralatan dan tenaga kerja yang memiliki ketrampilan yang sama di kelompokkan
pada satu tempat yang sama. Dengan demikian lay out pada aliran intermiten adalah
lay out produk sedangkan pada aliran garis adalah lay out proses

c. Proyek
Jenis proyek sering digunakan untuk memproduksi produk yang unik atau khusus,
seperti benda seni, vila, taman, pesawat, jembatan, dan lain-lain. Keahlian khusus
sangat di perlukan untuk menangani jenis operasi proyek ini.

Proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah kegunaan suatu
barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.

Proses produksi menurut pembagian yang macam-macam digolongkan menjadi 4 golongan,


yaitu :

a.    Sifat produk

Sifat produk menjadikan suatu proses produksi dari suatu produk tertentu akan lain dengan
sifat produk yang berbeda
 Produk Spesifik

2015 7
PENGANTAR BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI http://www.mercubuana.ac.id
Kalau pembeli menginginkan adanya spesifikasi tertentu dari produk yang diinginkan
sedangkan jumlahnya terbatas maka proses produksi yang dipakai adalah proses
produksi pesanan. Contohnya : pakaian, sepatu, dsb.
 Produk Standar
Perusahaan yang membuat produk standar berarti perusahaan tersebut membuat
produk yang ukurannya standar (sama) dan jumlahnya sangat banyak karena
bertujuan untuk persediaan maupun dikirim kepada pembeli atau penyalur.
Contohnya : televisi, almari es, sikat gigi, pakaian bayi, dll.
b.    Tipe Proses Produksi (Jangka Waktu Produksi)

Ditinjau dari arus bahan mentah sampai menjadi barang jadi dapat dibagi menjadi 2 tipe,
yaitu :
 Tipe produksi terus menerus (continous Process)
 Tipe produksi terputus-putus (intermitent)

c.    Manfaat Yang Diciptakan

Berdasarkan manfaat yang diciptakan proses produksi bisa dilakukan dengan cara yang
berbeda-beda tergantung dengan manfaat yang diciptakan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, kegiatan atau manfaat dibagi menjadi 5 manfaat, yaitu :
 Manfaat Dasar (primary utility)
 Manfaat Bentuk (form utility)
 Manfaat Waktu (time utility)
 Manfaat Tempat (place utility)
 Manfaat Milik (ownership utility)

d.    Teknik Proses Produksi

Penggolongan proses produksi menurut teknik atau sifat proses produksi akan menentukan
jenis atau bentuk pokok yang dipakai dalam proses produksi.

Berdasarkan tekniknya dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :


1. Proses Ekstraktif
2. Proses Analitis
3. Proses Fabrikasi
4. Proses Sintesis
5. Proses Assembling

2. PENENTUAN LOKASI

Penentuan Lokasi Perusahaan

Penentuan lokasi perusahaan adalah kegiatan perusahaan untuk menentukan lokasi


perusahaan dimana kegiatan kerja atau proses produksi akan dilakukan.

Faktor-faktor yang harus di pertimbangkan / diperhitungkan oleh manajer produksi dan


operasi dalam pemilihan lokasi, adalah:
1. Jarak ke pemasok, gudang dan penyelia jasa
2. Asuransi dan pajak

2015 8
PENGANTAR BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI http://www.mercubuana.ac.id
3. Ketersediaan kebutuhan pegawai, seperti perumahan, sekolah, transportasi massal,
penitipan anak, tempat belanja dan tempat rekreasi.
4. Jumlah, keahlian dan biaya tenaga kerja
5. Ruang yang memadai untuk kebutuhan perusahaan pada masa ini dan masa depan
6. Jarak ke pasar untuk barang
7. Penerimaan masyarakat
8. Transportasi murah untuk bahan baku dan suplai serta juga untuk barang jadi
9. Iklim dan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan industri dan gaya hidup pegawai
10. Jumlah dan biaya layanan energi

Faktor-faktor yang di libatkan dalam penentuan lokasi pabrik:


a. Faktor transportasi
Meliputi jarak yang dekat dengan pasar dan bahan baku serta ketersediaan berbagai
alternatif transportasi.
b. Faktor manusia
Meliputi persediaan tenaga kerja di wilayah tersebut, peraturan setempat dan kondisi
hidup.
c. Faktor fisik
Meliputi isu-isu, seperti cuaca, persediaan air, energi yang tersedia, dan opsi untuk
membuang limbah berbahaya.

Sebelum menentukan lokasi pabrik di lakukan penelitian dampak lingkungan dan


pengarunya. Tujuannya adalah untuk menganalisis pengaruh pabrik yang akan didirikan
terhadap mutu kehidupan di wilayah sekitarnya. Pengaruh terhadap fasilitas transportasi,
kebutuhan energi, kebutuhan penanganan air dan saluran limbah, kehidupan flora dan
fauna, serta polusi air,polusi udara dan polusi suara semua diteliti.

3. DESAIN DAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI]

Tata letak (layout) merupakan pengaturan tempat atau posisi fasilitas termasuk
perlengkapan, peralatan dan mesin di suatu tempat usaha.

Pelaku bisnis harus menempatkan dengan baik lokasi bahan baku yang akan di gunakan
pada proses produksi, demikian juga dengan lokasi peralatan yang akan di gunakan untuk
mentransformasi bahan baku sampai menjadi barang jadi, serta tempat menyimpan barang
jadi yang siap di jual

Layout Pabrik
Pembangunan yang telah dilaksanakan berdasarkan perencanaan bangunan maupun
layoutnya harus benar-benar mencerminkan penggunaan ruangan yang maksimal sehingga
tidak terdapat mesin-mesin yang menganggur maupun ruangan yang sudah terpakai.

Sebelum pelaku bisnis memilih jenis layout tertentu, harus di pertimbangkan beberapa hal
yang terkait dengan layout, yaitu :
1. Sehubungan dengan efisiensi biaya angkut, maka lay out tertentu, maka lay out antar
perlengkapan yang di gunakan harus berdekatan
2. Layout yang baik aakan menunjang arus informasi antarbagian dapat berjalan secara
lancar
3. Layout memperhatikan tata ruang agar terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.

2015 9
PENGANTAR BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI http://www.mercubuana.ac.id
4. Penerangan cukup menjamin kesehatan dan keselamatan kerja karyawan.
5. Beberapa jenis peralatan tertentu memungkinkan untuk dapat di pindahkan dengan
tujuan lebih mempermudah karyawan bertugas dan terhindar dari kejenuhan selama
melaksanakan tugas di tempat kerja

Menurut Louis E. Boone dan David L. Kurtz, ada 4 rancangan tata letak umum (layout) :
1. Tata letak proses
Tata letak proses mengelompokkan mesin dan peralatan menurut fungsinya.
Pekerjaan dalam proses di pindahkan di dalam pabrik ke berbagai stasiun kerja.
Tata letak proses umumnya memfasilitasi produksi berbagai produk nonstandar
dalam jumlah relatif kecil. Tujuannya adalah untuk memproses barang dan jasa yang
memiliki beragam fungsi. Tata letak proses mengakomodasi beragam fungsi
produksi dan menggunakan peralatan serba guna yang lebih murah untuk di beli dan
di pelihara daripada peralatan khusus.
2. Tata letak produksi
Disebut juga lini perakitan, mengatur peralatan produksi di sepanjang jalur alur
produk dan pekerjaan dalam proses bergerak mengikuti jalur ini melewati stasiun-
stasiun kerja. Jenis tata letak ini secara efisien memproduksi barang-barang sejenis
dalam jumlah besar, namun dapat menjadi tidak fleksibel dan hanya dapat
mengakomodasi sedikit variasi produk. Banayak produsen mobiltetap menggunakan
tata letak produk , namun robot banyak mengerjakan aktivitas yang sebelumnya di
kerjakan manusia. Pengotomatisan mengatasi salah satu kelemahan sistem ini, tidak
seperti manusia, robot tidak merasa bosan dalam mengerjakan tugas yang
menjemukan dan berulang.
3. Tata letak posisi tetap
Tata letak posisi tetap menempatkan produk di satu titik dan para pegawai, material,
dan peralatan mendatanginya. Pendekatan ini cocok untuk produk-produk yang amat
besar, berat atau mudah rusak. Contohnya jembatan yang tidak dapat di bangun di
perakitan. Tata letak posisi tetap mendominasi sejumalah industri termasuk
diantaranya konstruksi, pembuatan kapal, dirgantara, dan antariksa serta
pengeboran minyak.
4. Tata letak berorientasi pelanggan
Contohnya ruangan dalam rumah sakit

Perusahaan-perusahaan juga harus memilih tata letak yang sesuai dengan proses produksi
mereka. Suatu perusahaan jasa harus mengatur fasilitasnya untuk meningkatkan interaksi
para pelanggan dan jasa yang di sediakan. Tata letak ini di sebut tata letak berorientari
pelanggan.
Jika anda memandang pasien sebagai input, maka rumah sakit menerapkan sejenis tata
letak proses. Bank, perputakaan dan universitas juga menggunakan tata leyak proses.
Terkadang situasi yang di hadapi perusahaan jasamengharuskan tata letak posisi tetap
misalnya dokter, perawat dan peralatan medis di datangkan ke pasien ke UGD.

Jenis atau macam layout dibagi menjadi tiga, yaitu : 


a.      Tata letal produk/garis (product/ line layout) 
b.      Tata letak proses atau fungsional (proses/fungsional layout) 
c.       Tata letak kelompok (group layout) 

2015 10
PENGANTAR BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI http://www.mercubuana.ac.id
Setelah perencanaan proses produksi dan penentuan tata letak terbaik, manajer produksi
perusahaan mulai menerapkan rencana produksi. Kegiatan ini meliputi:

1. Memutuskan apakah akan membuat, memiliki atau menyewa komponen,


2. Memilih pemasok material terbaik,
3. Mengendalikan inventaris agar jumlah persediaan cukup, namun tidak terlalu banyak

4. PENGENDALIAN PRODUKSI

Production Control merupakan serangkaian prosedur yang bertujuan mengkoordinir semua


elemen proses produktif ( pekerja, mesin, peralatan, dan material ) ke dalam suatu aliran
yang akan memberikan hasil dengan ongkos minimum terkecil dan waktu tercepat

perutean Penjadwalan Pengintruksia


Perencanaan Tindak
n
lanjut
.

Langkah-Langkah Dalam Pengendalian Produksi


Langkah-langkah pengendalian produksi:
1. Perencanaan produksi (production planning)
Menentukan jumlah sumber daya (termasuk bahan baku dan komponen lain) yang
dibutuhkan suatu perusahaan untuk memproduksi output tertentu. Proses
perencanaan produksi menyusun daftar kebutuhan barang yang mendaftarkan
segala komponen dan bahan yang di butuhkan.
2. Perutean (routing)
Menentukan urutan pekerjaan di seluruh fasilitas produksi dan menentukan siapa
yang akan mengerjakan setiap aspek produksi dan dimana tempat kerjanya. Pilihan
perutean bergantung apada dua faktor, yaitu:
a. Sifat barang atau jasa
b. Tata letak produksi (produk, proses, posisi tetap atau berorientasi pelanggan)
3. Penjadwalan (schedulling)
Penjadwalan yang efisien memastikan bahwa produksi akan memenuhi jadwal
pengiriman dan menggunakan sumber daya secara efisien. Para manajer produksi
menggunakan sejumlah metode analisis untuk penjadwalan. Salah satu metode
tertua, bagan Gantt, merekam proyeksi kerja dan kemajuan pekerjaan aktual dalam
periode tertentu. Bagan ini paling efektif untuk penjadwalan proyek yang relatif
sederhana.
Suatu proyek yang rumit dapat memerlukan bagan PERT (Program Evaluation and
Review Technique – teknik evaluasi dan tinjauan program), yang bertujuan
meminimalisasi keterlambatan denga cara mengkoordinasikan segala aspek proses
produksi. PERT yang awalnya di kembangkan untuk militer teh di modifikasi untuk
industri.
4. Penginstruksian (dispatching)
Fase pengendalian produksi yang di dalamnya manajer menginstruksikan pekerjaan
yang harus di lakukan masing-masing departemen beserta waktu penyelesaiannya
disebut pengintruksian (dispatching).

2015 11
PENGANTAR BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI http://www.mercubuana.ac.id
Pemberi instruksi mengotorisasi kinerja, memberi instruksi, dan menetapkan prioritas
kerja.
5. Tindak lanjut
Adalah fase pengendalian produksi di mana para pegawai dan supervisor mereka
melihat berbagai masalah dalam proses produksi dan menentukan perubahan yang
di perlukan.

Bagan Gantt merupakan alat Bantu visual yang berguna dalam pembebanan dan
penjadwalan. Penggunaan diagram Gantt membutuhkan biaya yang rendahdan dapat
membantu manajer dalam:
1. merencanakan semua kegiatan
2. perhitungan penyelesaian pesanan
3. pencatatan perkiraan waktu kegiatan
4. pengembangan keseluruhan jangka waktu proyek

2015 12
PENGANTAR BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI http://www.mercubuana.ac.id
Pada praktiknya, sebuah jaringan PERT dapat terdiri dari ribuan kejadian dan meliputi
periode berbulan-bulan. Program komputer canggih membantu para manajer untuk
membuat jaringan semacam itu dan menemukan jalur kritis dari berbagai kejadian dan
kegiatan yang membingungkan. Pembangunan gedung perkantoran yang besar
membutuhkan perencanaan produksi yang kompleks seperti ini.
Keuntungan penggunaan bagan PERT:
 Berguna pada tingkat manajemen proyek
 Secara matematis tidak terlalu rumit
 Menampilkan secara grafis penggunaan jaringan untuk menunjukkan hubungan
anatar kegiatan.
 Berguna untuk memantau kemajuan proyek
Keterbatasan bagan PERT:
 Kegiatan proyek harus didefinisikan dengan jelas
 Hubungan antar kegiatan harus ditunjukkan
 Perkiraan waktu cenderung subyektif
 Terlalu fokus pada jalur kritis

Perbedaan antara bagan PERT dan bagan Gantt adalah bagan PERT, bertujuan
meminimalisasi keterlambatan dengan mengkoordinasikan saeluruh aspek proses produksi,
di gunakan untuk proyek yang kompleks. Sedangkan bagan Gantt, yang merekam proyeksi
dan kemajuan nyata pekerjaan seiring waktu, di gunakan untuk penjadwalan proyek yang
relatif sederhana

Analisis Jaringan Kerja : Metode Jalur Krisis dan PERT


Analisis Jaringan Kerja adalah merupakan tehnik yang berkaitan dengan masalah
penetapan urutan pekerjaan yang diarahkan untuk meminimumkan waktu dan biaya yang
diperlukannya pun minim.

2015 13
PENGANTAR BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI http://www.mercubuana.ac.id
Analisis jaringan kerja kita sering disebut dengan Metode Jalur Kritis ( MJK ). Analisis ini
berguna terutama untuk menggambarkan elemen-elemen dalam situasi yang kompleks
yang bertujuan untuk mendesain, merencanakan, mengkoordinasi, mengendalikan, dan
mengambil keputusan. Dalam PERT, ada anggapan yang menyatakan bahwa waktu untuk
melaksanakan suatu kegiatan tidak menentu, sehingga digunakan optimis, pesimis, dan
normal.

Konsep dasar dari analisis kerja maupun MJK adalah;


1. Jaringan Kerja ( Network ), dua hal yang penting dan harus diketahui yaitu, aktivitas
adalah kegiatan untuk menyelesaikan suatu bagian dari pekerjaan yang membutuhkan
satu waktu tertentu. Dan kejadian adalah saat mula atau berakhirnya suatu aktivitas.
2. Jalur Kritis ( Critical Path ), adalah jalur terpanjang dalam menyelesaikan satu rangkaian
pekerjaan sampai selesai. Jalur kritis ini memerlukan perhatian khusus, mengingat
beberapa hal berikut;
a. Jalur ini menyoroti aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam waktu yang cepat.
b. Setiap penundaan pada setiap aktivitas yang masuk dalam jalur ini akan
menyebabkan penundaan penyelesaian seluruh rangkaian pekerjaan.
c. Setiap perencanaan pendahuluan dan perbaikan jalur ini, memungkinkan
terjadinya kritis pada semua jalur lain.

Aktivitas Semu ( Dummy )


Adalah suatu aktivitas dalam jaringan yang membutuhkan nol dalam satuan waktu dan
menggambarkan hubungan suatu kejadian yang lebih dahulu dengan dua event
berikutnya meskipun tidak saling berkaitan.
Keterbatasan –Keterbatasan Metode Jalur Kritis

Faktor-faktor penting yang membatasi penerapan metode jalur kritis;


1. MJK mendasarkan diri pada asumsi bahwa penyelesaian aktivitas dapat diketahui dengan
tepat pada setiap waktu, hal ini tentu saja tidak sesuai pada apa yg terjadi di negara kita.
2. MJK tidak memasukkan gagasan analisis statistik dalam menentukan perkiraan waktu.
3. MJK merupakan model perencanaan statik dan bukan alat kontrol yang dinamik.
Program Evaluation and Review Technique ( PERT )

Untuk mengatasi keterbatasan yang telah disebutkan diatas, konsep yang digunakan MJK
adalah;
a. Teori Probabilitas ( memperhitungkan ketidak pastian masa yang akan datang ).
b. Gagasan Analisis Statistik ( memperkirakan standard penyimpanan waktu
penyelesaian pekerjaan).
c. Membuat yang baru sebagai alat kontrol yang dinamik.

Di dalam PERT digunakan 3 macam waktu perkiraan, yaitu;


a. Waktu yang paling optimis.
b. Waktu yang paling pesimis.
c. Waktu normal.
Dapat digunakan dengan rumus; Wh = Wo + 4 Wn + Wp

2015 14
PENGANTAR BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Madura, Jeff. 2012. Introduction to business, 5th edition. USA: South-Western
Collage Publishing
2. Ebert, Ronald J. and Ricky W. Griffin. 2013. Essential Business. 9th edition. Essex:
Edinburg Gate Harlow.
3. Nickels, William G., James McHugh and Susan M. McHugh. 2008. Understanding
Business. 8th edition. Now York : Mc Graw Hill.
4. Boone, Loise E. and David L. Kurtz, 2013. Contemporary Business. 14th edition.
Harcourt Inc
5. Robbins,Stephen P. and Coulter,Mary. 2012. Management. New Jersey: Pearson
Education, Inc.. Prentice Hall, New Jersey
6. R.W. Suparyanto and Bari, Abdul., 2014.Pengantar bisnis: konsep, Realita dan
Aplikasi Usaha Kecil. 1st edition. Pustaka Mandiri.
7. Sunardi and Primastiwi, Anita., 2015. Pengantar Bisnis: Konsep, Strategi dan kasus.
1st edition. PT. Buku seru.

2015 15
PENGANTAR BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
FITRIA NURSANTI http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai