Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Aspek Teknik dan Teknologi


Disusun untuk memenuhi Mata Kuliah
“Studi Kelayakan Bisnis”
Dosen Pengampu:
Abdul Haris Perwira Negara, M.M

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Eka Sulistya Ningsih (12403173110)

Siti Nurlaily Agustin (12403173133)

Ladita Abiana (12403173145)

Ferry Hariani (12403173156)

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH 5 C


FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah Studi
Kelayakan Bisnis dengan judul Aspek Teknik dan Teknoligo
Dalam penyusunan makalah ini kami banyak menemui kesulitan, akan
tetapi atas kerja keras dan bantuan dari berbagai pihak kami dapat menyelesaikan
berbagai hambatan tersebut. Untuk itu kami selaku penulis menyampaikan rasa
terimakasih yang sebanyak- banyaknya kepada yang terhormat:

1. Dr. MaftukhinM.Ag, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)


Tulungagung,
2. H. Dede Nurohman, M.Ag, selaku dekan fakultas ekonomi dan bisnis
islam IAIN Tulungagung,
3. Abdul Haris Perwira Negara, M.M, dosen matakuliah Studi Kelayakan
Bisnis.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kesalahan,


oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah
ini. Kami juga berharap semoga materi dari makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan penyusun pada khususnya.
Atas waktu yang telah diluangkan untuk membaca makalah ini, penulis
meucapkan terimakasih.

Tulungagung, 10 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar belakang ........................................................................... 1

B.Rumusan masalah ....................................................................... 2

C.Tujuan penulisan ........................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A.Manajemen Operasional ............................................................. 3

B. Proses Produksi dan Operasi ..................................................... 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 18

B. Saran .......................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan studi aspek ini adalah untuk meyakini apakah secara teknis
dan pilihan teknologi, rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau
tidak layak , baik pada saat pembangunan proyek atau operasional secara
rutin dalam makalah ini kami akan membahas studi aspek teknik dan
teknologi.

Manajemen operasional adalah suatu fungsi atau kegiatan


manajemen yang meliputi perancanaan, organisasi staffing, koordinasi,
pengarahan, dan pengawasan terhadap operasi perusahaan. Operasi ini
merupakan suatu kegiatan ( didalam perusahaan ) untuk mengubah
masukan menjadi keluaran, sehingga keluarannya akan lebih bermanfaat
dari masukannya. Keluaran tersebut dapat berupa barang dan / atau jasa.
Tugas menajemen di perusahaan adalaha untuk mendukung manajemen
dalam rangka pengambiulan keputusan masalah-masalah produksi/operasi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana manajemen operasional, mengenai penentuan posisi
perusahaan, desain dan operasionalnya?
2. Bagaimana system produksi dan operasi perusahaan ?
3. Bagaimana pemilihan Strategi Produksi, perencanaan produk dan
rencana kualitas ?
4. Bagaimana pemilihan teknologi, rencana kapasitas produksi, dan
perencanaan tata letak (layout) ?
5. Bagaimana letak pabrik, menajemen persediaan, dan pengawasan
kualitas produk ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui aspek teknik dan teknologi manajemen operasional.
2. Mengetahui aspek teknik dan teknologi sitem produksi dan
manajemen.
3. Mengetahui pemilihan strategi produksi, perencanaan produk dan
rencana kualitas
4. Mengetahui pemilihan teknologi, rencana kapasitas produksi, dan
perencanaan tata letak (layout)
5. Mengetahui bagaimana letak pabrik, menajemen persediaan, dan
pengawasan kualitas produk

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manajemen Operasional
1. Penentuan Posisi Perusahaan
Penentuan posisi perusahaan dalam masyarakat bertujuan agar
keberadaaan perusahaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan dapat
dijalankan secara ekonomis, efektif dan efisien. Oleh karena itu perlu
sekali diputuskan bagaimana hendakna posisi perusahaan ditetapkan.
Keputisan itu meliputi antara lain mengenai pemeilihan strategi produksi,
penentuan produk yang akan di tawarkan di pasar, termasuk penentuan
kualitasnya.
a. Pemilihan Strategi Produksi. Agar barang atau jasa yang akan
diproduksi dapat meemnuhi kebutuhan konsumennya, biasanya telah
didahului dengan suatu kegiatan peneliatian, seperti penelitian pasar
dan pemesaran.
b. Pemilihan dan Perencanaan Produk. Implementasi tahap ini mencoba
menilai apakah produk yang sudah mulai diproduksi dan ditawarkan
di pasar memeliki masa depan yang baik. Cara melakukan
penilaiannya bermacam – macam. Salah satunya dengan
menggunakan preference matrix.
c. Rencana Kualitas. Kualitas produk merupakan hal yang penting bagi
konsumen. Kualitas produk baik yang berupa barang maupun jasa,
perlu ditentukan. Perusahaan hendaknya melakukan suatu tolok ukur
rencana kualitas produk dari tiap aspek kualitasnnya. Produk berupa
barang menurut David Garvin, yang dikutip dari Vincene Gaspertz
(1999), untuk melakukan penentuan kualitas barang dapat dilakukan
melalui aspek performance, features, reliability.1

1
Husein Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta : PT Graha Pustaka Utama, 2003) hlm. 73

3
2. Desain
Masalah desain. Masalah desain akan mencakup perancangan fasilitas
operasi yang akan digunakan. Untuk mengatasi masalah ini, hendaknya
dilakukan pengambilan keputusan di bidang rancang bangun (design). Untuk
proses manufaktur yang menghasilkan barang, keputusan ini anatara lain
meliputi : perencanaan letak pabrik, proses operasi, teknologi yang digunakan
, rencana kapasitas mesin yang akan diakai, perencanan bangunan, tata letak
(layout) ruangan dan lingkungan kerja.2

3. Operasional
Masalah manajemen operasioanal
Masalah Operasional adalah suatu fungsi atau kegiatan manajemen
yang meliputi perencanaa, organisasi, staffing, koordinasi, pengarahan dan
pengawasan terhadap operasi perusahaan. Operasi itu merupakan suatu
kegiatan (di dalam perusahaan) untuk mmengubah masukan menjadi
keluaran, sehingga keluarannya akan lebih bermanfaat dari masukannya.
Keluaran tersebut dapat berupa barang dan/atau jasa. Tugas manajemen
operasional di perusahaan adalah untuk mendukung manajemen dalam
rangka pengambilan keputusan masalah-masalah produksi/operasi.
Masalah operasional timbul biasanya pada saat proses produksi sudah
berjalan. Untuk proses manufaktur yang menghasilkan barang, keputusan
terhadap masalah operasional ini antara lan : rencana produksi, rencana
persediaan bahan baku, penjadwalan kerja pegawai, pengawasan kualitas dan
pengawasan biaya produksi.3

B. Proses Produksi dan Operasi


1. Pemilihan Strategi Produksi
Agar barang atau jasa yang akan diproduksi dapat memenuhi
kebutuhan konsumen, biasanya didahului dengan suatu kegiatan

2
Husein Umar, “Studi Kelayakan Bisnis Edisi-3”, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2003), hlm. 89
3
Ibid, hlm. 89

4
penelitian, seperti penelitian pasar dan pemasaran. Contoh studi mengenai
aspek pasar dan pemasaran telah dipaparkan pada bab terdahulu. Dari
masukan penelitian pasar dan pemasaran ini, berikutnya akan ditetapkan
macam-macam produk yang menjadi alternatif untuk dibuat. Mengacu
pada alternatif produk-produk ini, selanjutnya, akan dikaji pula kaitannya
dengan aspek-aspek yang lain, seperti aspek keuangan dan seterusnya.4

2. Perencanaan Produk
Proses produksi menghasilkan produk. Pengusaha haruslah
memikirkan tentang mutu produk yang tergantung dari berbagai aspek
termasuk desainnya. Sebelum merencanakan desain atau mutu produk,kita
harus mengetahui atribut produk yang antara lain adalah : bentuk produk,
warna, bungkus, merk, label, prestise perusahaan, pelayanan perusahaan
dan sebagainya. Atribut produk tersebut selalu memiliki 2 aspek yaitu
atribut yang menunjukan aspek yang tangible yaitu aspekteknis yang
tercermin dalam bentuk fisik produknya dan aspek intangible yaitu aspek
yang sosial budaya yang tercermin pada tanggapan masyarakat terhadap
pemakaian produk tersebut. Dengan mamakai produk yang desain atau
atribut-atribut lainnya (bungkus, merk dagang,dan sebagainya) yang
menrik sipembeli maka dia akan merasa bangga bahkan meras berada pada
ststus sosial tertentu.5 Aspek itulah yang merupakan aspek intangible.
Menurut Gitosudarmo (2001), dalam perencanaan produk yang akan
dihasilkan, perlu diperhatikan beberapa hal yaitu :
a. Atribut Produk
Atribut yang beraspek teknis (tangible aspect) adalah
yangberkaitan dengan kemampuan teknis dari produk tersebut,
misalnyakeawetan sepada motor, enak didengarnya musik, nikmatnya
rasamakanan, dan sebagainya. Aspek nonteknis merupakan aspek yang

4
Husein Umar, “Studi Kelayakan Bisnis Edisi-3”, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2003), hlm. 90
5
Syafrizal Helmi, Buku Ajar Studi Kelayakan Bisnis, (Sumatera utara: Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2006), hlm. 113-116

5
kasatmata (intangible aspect) seperti persepsi konsumen yang
menggunakanproduk tertentu.

b. Posisi Produk
Ini merupakan pandangan konsumen terhadap posisi dariberbagai
produk yang ditawarkan perusahaan kepadanya. Ada produkyang
berkenan dan ada produk yng tidak berkenan dihati konsumen, inidapat
dianalisis dengan menggunakan “Analisis Posis Produk”. Analisis
inimenentukan atribut utama penentu pemilikan suatu produk
darikonsumen. Dalam menentukan poisi produk, manajemen
harusmemperhatikan produk-produk lainnya terutama prouk yang
potensial.Penentuan posisi produk yang tepat akan memberikan gambaran
tentangkedudukan produk yang dipasarkannya dalam peta pesaingan
denganproduk-produk lainnya, juga menggambarkan kekuatan dan
kelemahanproduk dibandingkan dengan produk pesaingnya.
c. Siklus Kehidupan Produk (Product Life Cycle)
Setiap produk akan masuk dalam jangkauan hidup yangberbeda-
beda. Ada produk yang masanya panjang, ada pula yang sangatpendek.
Produk-produk yang bersifat mode memiliki siklus hidup yangpendek.
Jadi daur hidup produk adalah masa hidup produk mulai darisaat
dikeluarkan oleh perusahaan sampai dengan tidak disenangi lagioleh
konsumen. siklus produk terbagi menjadi 4 fase, antara lain :
1) Tahap Perkenalan
Dalam tahap ini penjualan perusahaan masih sangat lambat, laba
masih rendah bahkan terkadang rugi, karena sangat sulit
untukmemperkenalkan produk baru kepada konsumen. Seringkali
produk tersebut diperkenalkan tetapi tidak banyak masyarakat yang
mengetahuinya. Disini berarti perusahaan kurang efektif. Efektifitas
tahap ini diukur dari banyaknya masyarakat yang mengenal produk
baru tersebut.
2) Tahap Pertumbuhan

6
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap perkenalan yang
berhasil. Tahap ini ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a) Para pemakai awal melakukan pembelian ulang, diikuti
denganpembelian-pembeli potensial.
b) Tingkat laba tinggi.
c) Harga tetap atau naik sedikit.
d) Biaya promosi tetap atau sedikit naik untuk menghadapi pesaing.
e) Penjualan meningkat secara tajam.
f) Biaya produksi per unit turun.
3) Tahap Kedewasaan
Tahap ini menunjukan adanya masa kejenuhan dimana konsumen
sudah mulai bosan, sehingga akan sulit untuk meningkatkan penjualan
produk tersebut. Hal ini tercermin pada garis siklusnya menjadi tidak
setajam sebelumnya.
4) Tahap Penurunan
Pada tahap ini masyarakat sudah tidak menyenangi
produktersebut sehingga penjualan akan merosot tajam. Ada beberapa
faktor mengapa penjualan dalam tahap ini turun :
a) Faktor kemajuan teknologi.
b) Faktor perubahan selera konsumen.
c) Faktor ketatnya persaingan dalam negeri dan atau luar negeri.
d. Portofolio Produk
Portofolio produk merupakan keadaan dimana suatu perusahaan
memiliki beberapa macam produk yang dihasilkannya dan dipasarkannya
kepada masyarakat luas. Dalam analisa portofolio ini seluruh produk yang
dipasarkan akan dianalisa secara keseluruhan bersama-sama,sehingga dari
sekian produk yang dipasarkan itu, akan ada produk yang sedang berada
pada posisi tertentu dan yang lain posisinya berbeda lagi.6
3. Rencana Kualitas
Kualitas produk merupakan hal penting bagi konsumen. Kualitas
produk, baik yang berupa barang maupun jasa perlu ditentukan melalui
6
Syafrizal Helmi, Buku Ajar Studi Kelayakan Bisnis, (Sumatera utara: Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2006), hlm. 116

7
dimensi-dimensinya. Perusahaan hendaknya menentukan suatu tolak ukur
rencana kualitas produk dari tiap dimensi kualitasnya. Dimensi kualitas
produk dapat dipaparkan berikut ini:7
a. Produk berupa barang
Menurut David Garvin, yang dikutip Vincent Gaspersz, menentukan
dimensi kualitas barang dapat dilakukan melalui delapan dimensi seperti
berikut ini:8
1) Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang
dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan
dalam membeli barang tersebut.
2) Features, yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah
fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan
pengembangannya.
3) Reliability, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan
suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan
dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
4) Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan pada
keinginan pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat ketepatan
antara karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas standar
yang telah ditetapkan.
5) Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya
tahan atau masa pakai barang.
6) Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan,
kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan
untuk perbaikan barang.
7) Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai
nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan
refleksi dari preferensi individual.

7
Husein Umar, “Studi Kelayakan Bisnis Edisi-3”, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2003),hlm. 93
8
Ibid, hlm. 93

8
8) Fit and finish, suatu sifat subyektif, berkaitan dengan perasaan
pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang
berkualitas.
b. Produk jasa/servis
Zeithamel et. al. Mengemukakan lima dimensi dalam menentukan kualitas
jasa, yaitu:9
1) Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang
sesuai dengan janji yang ditawarkan.
2) Responsiveness, yaitu respons atau kesigapan karyawan dalam
membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan
tanggap, yang meliputi: kesigapan karyawan dalam melayani
pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan
penanganan keluhan pelanggan.
3) Assurance, meliputi kemampuan karyawan atas: pengetahuan terhadap
produk secara tepat, kualitas keramah-tamahan, perhatian dan
kesopanan dalam memberi pelayanan, keterampilan dalam
memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan di
dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam
menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.10
Dimensi ini merupakan gabungan dari dimensi:
a) Kompetensi (competence), artinya keterampilan dan pengetahuan
yang dimiliki oleh para karyawan untuk melakukan pelayanan.
b) Kesopanan (courtesy), yang meliputi keramahan, perhatian dan
sikap para karyawan.
c) Kredibilitas (credibility), meliputi hal-hal yang berhubungan
dengan kepercayaan kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi
dan sebagainya.
4) Emphaty, yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan
kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan,
kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan

9
Husein Umar, “Studi Kelayakan Bisnis Edisi-3”, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2003), hlm. 94
10
Ibid, hlm. 95

9
usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan
pelanggannya.
Dimensi Emphaty ini merupakan penggabungan dari dimensi:
a) Akses (Access), meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa
yang ditawarkan perusahaan.
b) Komunikasi (Communication), merupakan kemampuan melakukan
komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atau
memperoleh masukan dari pelanggan.
c) Pemahaman pada pelanggan (Understanding the Customer),
meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
5) Tangibles, meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan
ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan
dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan
penampilan karyawan.11

4. Pemilihan Teknologi
Pemilihan teknologi akan akan digunakan untuk proses produksi
baik untuk barang maupun jasa hendaknya disesuaikan dengan kemajuan
teknologi yang terus berkembang. Dengan demikian, kemajuan teknologi
diharapkan dapat menjadikan proses produksi akan menjadi lebih efisien
yang sekaligus dapat menghasilkan produktifitas yang tinggi. Teknologi
yang digunakan selayaknya harus diisesuaikan dengan lingkkungan
internal maupun eksternal perusahaan.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar teknologi yang
digunakan sesuai dengan derajat mekanime yang diinginkan dan manfaat
ekonomi yang diharapkan antara lain :
a. Kesesuaian Teknologi dengan bahan mentah yang digunakan
b. Keberhasilan teknologi di tempat lain
c. Kemampuan sumberdaya manusia dalam mengoperasikan
teknologi

Husein Umar, “Studi Kelayakan Bisnis Edisi-3”, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka


11

Utama, 2003), hlm. 95

10
d. Kemampuan mengantisipasi perkembangan teknologi lanjutan
e. Besarnya biaya investasi serta biaya pemeliharaan
f. Peraturan pemerintah terkait dengan kebijakan
ketenagakerjaan12

5. Rencana Kapasitas Produksi


Perencanaan produksi merupakan perencanaan tentang produk apa
dan berapa yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan dalam
satu periode yang akan datang. Dalam penyusunan perencanaan produksi
hal yang perlu dipertimbangkan adalah adanya optimasi produksi sehingga
akan dapat dicapai tingkat biaya yang paling rendah untuk pelaksanaan
proses produksi tersebut.

Hasil dari perencanaan produksi adalah sebuah rencana produksi


yang merupakan faktor penting bagi keberlangsungan suatu perusahaan.
Tanpa adanya rencana produksi yang baik, maka tujuan perusahaan tidak
akan dapat dicapai dengan efektif dan efisien, sehingga faktor-faktor
produksiyang akan dipergunakan dengan baik.

Jenis Perencanaan Produksi :

Menurut Enny Ariyani (2009) perencanaan produksi yang terdapat


dalam suatu perusahaan dapat dibedakan menurut jangka waktu yang
tercakup, yaitu:

a. Perencanaan produksi jangka pendek (perencanaan operasional) adalah


penentuan kegiatan produksi yang akan dilakukan dalam jangka waktu
satu tahun mendatang atau kurang, denga tujuan untuk mengatur
penggunaan tenaga kerja, persediaan bahan dan fasilitas produksi yang
dimiliki perusahaan pabrik. Oleh karenanya perncanaan produksi
jangka pendek berhubungan dengan pengaturan operasi produksi maka
perencaan ini disebut juga dengan perencanaan operasional.

12
Agus Sucipto, Studi Kelayakan Bisnis, (Malang : UIN-Maliki Press, 2011), hlm. 101

11
b. Perencanaan produksi jangka panjang adalah penentuan tingkat
kegiatan produksi lebih daripada satu tahun. Biasanya sampai dengan
lima tahun mendatang, denga tujuan untuk mengatur pertambahan
kapasitas peralatan atau mesin-mesin, ekspansi pabrik dan
pengembangan produk.13

6. Perencanaan Tata Letak (layout)


Layout merupakan suatu proses dalam pennetuan bentuk dan
penempatan fasilitas yang dapat menentukan efisiensi produksi/operasi.
Layout dirancang berkenaan dengan produk, proses, sumber daya manusia,
dan lokasi sehingga dapat tercatat efisiensi operasi.

Dengan adanya layout akan diperoleh berbagai keuantungan antara lain;

1. Memberikan ruang gerak yang memadai untuk beraktivitas dan


pemeliharaan.
2. Pemakaian ruangan yang efisien.
3. Mengurangi biaya produksi maupun investasi.
4. Aliran material menjadi lancer.

Tata letak produk (product layout)

layout jenis ini mencari pemanfaatan personal dan mesin yang


terbaik dalam produksi yang berulang-ulang dan berlanjut. Biasanya
layout ini cocok apabila proses produksinya telah distandarisasikan serta
diproduksi dalam jumlah yag besar. Setiap produk akan melewati tahapan
operasi yang sama dari awal sampai akhir. Contohnya, perakitan mobil.

Untuk memperoleh layout yang baik maka perusahaan perlu


menentukan hal-hal berikut:

1. Kapasitas dan tempat yang dibutuhkan

13
Didi Pianda, Otimasi Perencanaan Produksi pada Kombinasi Produk Dengan Metode
Linier, (Jawa Barat : CV Jejak, 2018), hlm 12

12
Dengan mengetahui dengan pekekrja, mesin dan peralatan yang
dibutuhkan, maka kita dapat menentukan layout dan penyediaan
tempat atau ruangan untuk setiap konsumen tersebut.
2. Peralatan untuk menangani material atau bahan
Alat yang dogunakan juga sangat tergantung pada jenis material atau
bahan yang dipakai, misalnya derek dan kereta otomatis untuk
memindahkan bahan
3. Lingkungan dan estetika
Kelelusaan dan kenyamanan tempat kerja juga mendasari keputusan
tentang layout, seperti jendela, sirkulasi ruang udara
4. Arus informasi
Pertimbangan tentang cara terbaik untuk memindahkan informasi atau
melakukan komunikasi perlu juga dibuat
5. Biaya perpindahan antara tempat kerja yang berbeda
Pertimbangan di sini lebih ditekankan pada tingkat kesulitan
pemindahan alat dan bahan 14

7. Perencanaan Letak Pabrik


Khusus untuk lokasi pabrik paling tidak ada dua faktor yang menjadi
pertimbagan yaitu:

1. Faktor utama (primer)


a. Dekat dengan pasar
b. Denga bahan baku
c. Tersedia tenaga kerja, baik jumlah maupun klasisikasi yang
diinginkan
d. Terdapat fasilitas pengangkutan seperti jalan raya, kereta api atau
pelabuhan laut dan pelabuhan udara
e. Tersedia sarana dan prasarana seperti listrik
f. Sikap masyarakat

14
Khasmir, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta :Prenada Media Grup, 2003), hlm 157

13
2. Faktor sekunder
a. Biaya unttuk investasi di lokasi seperti biaya pembelian tanah atau
pembangunan gedung
b. Prospek perkembangan harga atau kemajuan di lokasi tersebut di
masa yang akan datang
c. Kemungkinan untuk perluasan lokasi
d. Terdapat fasilitas penunjang lain seperti pusat perbelanjaan atau
perumahan
e. Iklim dan tanah
f. Masalah pajak dan peraturan perburuhan di daerah setempat15

8. Manajemen Persediaan
persediaan adalah suatu aktiva yag meliputi barang-barang milik
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang
normal atau barang-barang yang masih dalam proses produksi maupun
persediaan bahan baku yang masih menunggu untuk digunakan dalam suatu
proses produksi.

dari definisi di atas, dapat dikatakan bahwa persediaan itu


merupakan aktiva dari suatu perusahaan, apakah dalam bentuk mentah (baha
baku), atau dalam bentuk sedang diproses, atau dalam bentuk barang jadi.
Oleh karena itu, dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa ada 3 jenis
persediaan yang berlau umum di perusahaan, yaitu:

a) Persediaan bahan mentah/baku


b) Persediaan dalam proses
c) Persediaan bahan jadi

Persediaan perlu diawasi sehingga diperlukan pengawasan


persediaan. Secara fungsional pengawasan persediaan adalah suatu kegiatan
untuk menentukan tingkat komposisi dari pada persediaan bahan baku, da
barang hasil/produk, sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran

15
Kasmis dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, ( Jakarta : Kencana, 2013), hlm. 152

14
produksi serta kebutuhan-kebutuhan pemnbelanjaan perusahaan dengan
efektif dan efisien.

Tutuan pengawasan persediaan pada intinya adalah menjaga jaga


sampai perusahaan kehabisan persediaan, menjaga supaya pembentuka
persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar sehingga biaya yang timbul
dan menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini
akan berakibat biaya pemesanan menjadi besar.16

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku

1) Perkiraan pemakaian
Angka ini mutlak diperlukan untuk membuat keputusan berapa
persediaan yang dilakukan untuk mengatisipasi masa mendatang
(biasanya dilakukan dalam kurun waktu setahun)
2) Harga bahan baku
Harga bahan baku yang mahal, sebaiknya distok dalam jumlah yang
tidak terlalu banyak. Hal ini disebabkan terbenamnya uang yang yang
seharusnya bisa diputar
3) Biaya-biaya dari persediaan
Baiaya-biaya ini meliputi biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
4) Kebijakan pembelanjaan
Kebijakan ini ditentukan oleh sifat dari bahan itu sendiri. Untuk
bahan-bahan yang cepat rusak, tentunya tidak mungkin dilakukan
penyimpnan yang terlalu lama, kecuali ada alat yang membuat bahan itu
bertahan misalnya refrigerator untuk produk-produk pertanian. Di
smping itu, juga perlu dieprtimbangkan persediaan yang mendadak.
5) Pemakaian senyatanya
Maksudnya pemakaina yang riil dari data tahun tahun
sebelumnya. Dari pemakaian rill tahun-tahun sebelumnya inilah
dilakukan proyeksi (forcasting) pemakaian tahun depan dengan metode-
metode forcasting
6) Waktu tunggu

16
Hendri Tanjung, Manajemen Operasi, (Jakarta : Gramedia, 2003), hlm. 278

15
Waktu tunggu ini adalah waktu tunggu dari mulai barang itu
dipesan, sampai barang itu datang.waktu tunggu ini tidak selamanya
konstan. Cenderung bervariasi, tergantung jumlah yan g dipesan dan
waktu pemesanan.17

9. Pengawasan Kualitas Produk


Kualits produk baik barang maupun jasa merupakan suatu kesatuan
karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, manufaktur dan
pemeliharaan yang membuat produk dan jasa dapat memenuhi harapan-
harapan para konsumen. Untuk memahami kualitas, dapat digunakan
trilogi manajerial yang meliputi perencanaan, perbaikan dan pengendalian,
trilogi yang sama dapat juga diterapkan pada bidang kualitas. Paparannya :
1. Perencanaan Kualitas
Aktivitas ini merupakan pengembangan dari produk dan proses
untuk memenuhi keinginan konsumen, yang terdiri dari langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Menentukan siapa konsumennya
b. Menentukan apa kebutuhan atau keinginan konsumen
c. Mengembangkan produk dan kualitas yang sesuai
d. Mengembangkan proses sebagai pedoman bagian operasi/produk
2. Pengendalian Kualitas
Aktivitas ini dilakukan pada tahap operasi, lanngkah-langkah yang
diadakan yaitu :
a. Evaluasi performansi aktual
b. Membandingkan performansi aktual dengan sasaran yang
direncanakan
c. Mengambil tindakan terhadap penyimpangan.

17
Hendri Tanjung, Manajemen Operasi, (Jakarta : Gramedia, 2003), hlm. 279

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penentuan posisi perusahaan dalam masyarakat bertujuan agar
keberadaaan perusahaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan dapat
dijalankan secara ekonomis, efektif dan efisien. Oleh karena itu perlu
sekali diputuskan bagaimana hendakna posisi perusahaan ditetapkan.
Keputisan itu meliputi antara lain mengenai pemeilihan strategi produksi,
penentuan produk yang akan di tawarkan di pasar, termasuk penentuan
kualitasnya.
Masalah penentuan posisi perusahaan. Penentuan posisi
perusahaan dalam masyarakat bertujuan agar keberadaan perusahaan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan dapat dijalankan secara
ekonomis, efektif dan efisien. Oleh karena itu, perlu diputuskan
bagianmmu hendaknya posisi perusahaan ditentukan. Keputusan itu
meliputi, antara lain mengenai pemilihan strategi berproduksi, penentuan
produk yang akan ditawarkan ke pasar, termasuk menentukan kualitasnya.
Masalah desain. Masalah desain akan mencakup perancangan
fasilitas operasi yang akan digunakan. Untuk mengatasi masalah ini,
hendaknya dilakukan pengambilan keputusan di bidang rancang bangun
(design). Untuk proses manufaktur yang menghasilkan barang, keputusan
ini anatara lain meliputi : perencanaan letak pabrik, proses operasi,
teknologi yang digunakan , rencana kapasitas mesin yang akan diakai,
perencanan bangunan, tata letak (layout) ruangan dan lingkungan kerja.
Masalah operasional. Masalah operasional timbul biasanya pada
saat proses produksi sudah berjalan. Untuk proses manufaktur yang
menghasilkan barang, keputusan terhadap masalah operasional ini antara
lan : rencana produksi, rencana persediaan bahan baku, penjadwalan kerja
pegawai, pengawasan kualitas dan pengawasan biaya produksi.

17
B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat membantu
pembaca untuk umemperoleh informasi mengenai Studi kelayakan bisnis
aspek teknik dan teknologi. Namun kami sadar bahwa makalah ini masih
terdapat kekurangan – kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan
bantuan pembaca untuk membantu kami dalam pembuatan makalah
selanjutnya dengan memberikan saran. Terima kasih atas perhatiannya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Helmi , Syafrizal. (2006). Buku Ajar Studi Kelayakan Bisnis. Sumatera


utara: Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara

Khasmir. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta :Prenada Media Grup

Pianda, Didi. (2018). Otimasi Perencanaan Produksi pada Kombinasi


Produk Dengan Metode Linier, Jawa Barat : CV Jejak

Sucipto, Agus. (2011). Studi Kelayakan Bisnis. Malang : UIN-Maliki Press

Tanjung, Hendri . (2003). Manajemen Operasi, Jakarta : Gramedia

Umar, Husein. (2003). Studi Kelayakan Bisnis Edisi-3. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama
Umar, Husein. (2003). Metode Riset Bisnis. Jakarta : PT Graha Pustaka
Utama

19

Anda mungkin juga menyukai