Anda di halaman 1dari 14

Makalah Peranan Manajemen Produksi

Dalam Menopang Kelangsungan Hidup Perusahaan

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Manajemen Operasional 1
Dosen Pengajar : Dr. H. Mohammad Zainul, SE, MM

OLEH :
NAMA : GISA AUDIA PUTRI
NPM : 2003010607

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI 2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan Semoga kita termasuk dari
golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.

Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya
makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat
bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,
menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki
bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan,
baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan.
Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu,
kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat
membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Banjarmasin, 15 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
C. Konsep Manajemen Produksi ............................................................... 2
D. Perkembangan Manajemen Produksi .................................................... 2
E. Ruang Lingkup Manajemen Produksi .................................................. 3
F. Fungsi dan Tujuan Manajemen Produksi ............................................. 4
G. Strategi, Manufaktur, dan Manajemen Produksi .................................. 4
H. Proses Produksi ..................................................................................... 5
I. Aspek-aspek Manajemen ...................................................................... 6
J. Pembuatan Keputusan Dalam Manajemen Produksi ............................ 7
J. Lokasi dan Lay Out Pabrik ................................................................... 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................... 10
B. Saran ..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini produksi dan operasi adalah unsure penting dalam sebuah
perusahaan. Kelangsungan hidup mati suatu perusahaan terdapat pada produksi
dan operasinya. Perusahaan dapat berjalan sebagaimana seperti perusahaan lain
jika dalam perusahaan tersebut ada kegiatan produksi dan operasi. Kegiatan
produksi dan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang
ditawarkan perusahaan kepada konsumen. Kegiatan ini dalam banyak
perusahaan melibatkan bagian terbesar dari karyawan dan mencakup jumlah
terbesar dari asset perusahaan. Oleh karena itu, kegiatan produksi dan operasi
menjadi salah satu fungsi utama perusahaan. Melalui kegiatan produksi dan
operasi segala sumber daya masukkan perusahaan diintegrasikan untuk
menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah. Produk yang dihasilkan
dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi dan jasa. Bagi orientasi pada
laba, produk ini akan dijual untuk memperoleh keuntungan dan asi selanjutnya.
sumber dana yang selanjutnya untuk digunakan pada kegiatan operasional.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa konsep manajemen produksi?
2. Bagaimana perkembangan manajemen produksi?
3. Bagaimana ruang lingkup manajemen produksi?
4. Apa fungsi dan tujuan manajemen produksi?
5. Bagaimana strategi, manufaktur, dan manajemen produksi?
6. Bagaimana proses produksi?
7. Bagaimana pembuatan keputusan dalam manajemen produksi?

1
BAB II
PEMBAHASAN

C. Pengertian Manajemen Produksi


Manajemen berasal dari kata manage yang artinya mengatur, sedangkan
menurut Parker Follet manajemen adalah “seni melaksanakan pekerjaan
melalui orang lain”. Menurut Peter Drucker manajemen lebih menekankan
bagaimana seorang direktur memiliki sifat kepemimpinan yang bisa mendesain
pengorganisasian dalam mengambil keputusan atau pencapaian tujuan.
Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses
yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output).
Sedangkan produksi dalam istilah ekonomi mengacu pada segala kegiatan
dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa
yang membutuhkan faktor-faktor produksi berupa tanah, modal, tenaga kerja,
dan skills (organizational, managerial and technical skills).
Manajemen produksi merupakan salah satu bagian di bidang
manajemen yang mempunyai peran dalam mengkoordinasikan kegiatan untuk
mencapai tujuan. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu di buat keputusan-
keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar
barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan
demikian, manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan.

D. Perkembangan Manajemen Produksi


Ilmu manajemen berkembang hampir seumur dengan lamanya manusia
menghuni bumi. Banyak catatan membuktikan bahwa manajemen sudah di
terapkan sejak jaman kuno. Penafsiran tulisan kuno di Mesir yang di perkirakan
ditulis tahun 1300 sebelum Masehi menunjukkan bahwa organisasi dan
administrasi negara telah di terapkan oleh para pelaksana negara pada zaman
kuno. Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bagian dari
manajemen itu mengkhususkan diri untuk mengejar tujuannya masing-masing.
Manajemen produksi termasuk ke dalam bidang manajemen yang
mengkhususkan tujuannya. Manajemen produksi berkembang mengikuti
perkembangan konsumsi masyarakat terhadap produk yang di hasilkan.
Perkembangan manajemen produksi terjadi berkat dorongan beberapa
faktor yang menunjang yaitu:
1. Adanya pembagian kerja (division of labour) dan spesialisasi;
2. Revolusi industri;
3. Perkembangan alat dan teknologi;
4. Perkembangan ilmu dan metode kerja.

2
E. Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang
manajemen yang mempunyai peran dalam mengkoordinasikan berbagai
kegiatan untuk mencapai tujuan. Manajemen produksi dapat diterapkan di
berbagai jenis organisasi atau perusahaan seperti industri manufaktur,
perkebunan, pertanian, UKM maupun di bidang jasa. Manajemen produksi juga
diperlukan dalam pengaturan bangunan atau ruangan, mesin maupun peralatan,
proses dalam produksi, pengaturan tenaga kerja dan berbagai kegiatan operasi
lainnya. Kegiatan produksi ini dapat dibedakan dalam dua kelompok utama,
yaitu organisasi manufaktur dan organisasi jasa.
Manajemen produksi merupakan kegiatan yang cakupannya cukup luas
di mulai dari analisis dan penetapan keputusan-keputusan sebelum dimulainya
produksi. Penambahan dan perancangan atau desain sistem produksi meliputi:
1. Perencanaan system produksi
2. Perencanaan operasi dan system pengendalian produksi yang meliputi :
a. Seleksi dan design hasil produksi (produk).
b. Seleksi dan perancangan proses serta peralatan.
c. Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi.
d. Perancangan tata letak (Lay out) dan arus kerja atau proses.
e. Perancangan tugas.
f. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas.

Ruang lingkup manajemen produksi memiliki tiga kategori keputusan atau


kebijakan utama yang tercakup di dalamnya, yaitu sebagai berikut:
1. Keputusan atau kebijakan mengenai desain. Desain dalam hal ini tergolong
tipe keputusan berjangka panjang, dan dalam arti yang luas meliputi
penentuan desain dari produk yang akan dihasilkan, desain atau lokasi dan
tata letak pabrik, desain atas kegiatan pengadaan masukan yang diperlukan,
desain atas metode dan teknologi pengolahan, desain atas organisasi
perusahaan, dan desain atas job description dan job specification.
2. Keputusan atau kebijakan mengenai proses transformasi (operations).
Keputusan operasi ini berjangka pendek, berkaitan dengan keputusan taktis,
dan operasi. Di dalamnya terkait jadwal produksi, gilir kerja (shift) dari
personal pabrik, anggaran produksi, jadwal penyerahan masukan ke
subsistem pengolahan, dan jadwal penyerahan keluaran ke pelanggan atau
penyelesaian produk.
3. Keputusan atau kebijakan perbaikan terus-menerus dari sistem operasi.
Karena sifatnya berkesinambungan (terus-menerus), maka kebijakan tersebut
bersifat rutin. Kegiatan yang terakup di dalamnya pada pokoknya meliputi
perbaikan terus-menerus dari mutu keluaran, keefektifan dan keefisienan
sistem, kapasitas dan kompetensi dari para pekerja, perawatan sarana kerja
atau mesin, serta perbaikan terus-menerus atas metode penyelesaian atau
pengerjaan produk.

3
F. Fungsi dan Tujuan Manajemen Produksi
1. Fungsi Manajemen Produksi
Secara umum fungsi produksi terkait dengan pertanggung jawaban
dalam pengolahan dan mentransformasikan masukan (input) menjadi
keluaran (output) berupa barang atau jasa yang akan memberikan hasil
pendapat bagi perusahaan. Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi
adalah:
a. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan
untuk pengolahan masukan (input).
b. Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian
yang perlu untuk penetapan dan metode yang akan dijalankan sehingga
proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
c. Perencanaan, merupakan keterkaitan dan pengorganisasian dari
kegiatan produksi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau
periode tertentu.
d. Pengendalian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin
terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga
maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (input)
pada kenyataannya dapat dilaksanakan.
2. Tujuan Manajemen Produksi
a. Perencanaan produksi, Bertujuan agar dilakukannya persiapan yang
sistematis bagi produksi yang akan dijalankan. Keputusan yang harus
dihadapi dalam perencanaan produksi
b. Pengendalian produksi Bertujuan agar mencapai hasil yang maksimal
demi biaya seoptimal mungkin.
c. Pengawasan produksi Bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat
berjalan sesuai dengan rencana.

G. Strategi, Manufaktur, dan Manajemen Produksi


Secara umum, manajemen bisnis global (internasional) meliputi dua hal
yaitu kegiatan produksi dan manajemen bahan baku. Kegiatan tersebut
dilaksanakan dengan tujuan untuk menekan biaya penciptaan nilai dan untuk
melayani kebutuhan konsumen dengan baik (nilai tambah).
Produksi didefinisikan sebagai kegiatan mengubah barang mentah
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sehingga dapat menambah nilai
guna barang tersebut. Produksi merupakan kegiatan yang mencakup penciptaan
suatu produk. Namun istilah produksi tidak hanya digunakan dalam penciptaan
barang saja tetapi juga digunakan dalam kegiatan jasa.
Manajemen bahan adalah kegiatan mengatur (planing, organazing,
actuating, controlling) penyebaran material fisik melalui rantai nilai. Mulai dari
usaha mendapatkan material tersebut melalui produksi sampai
pendistribusiannya. Fungsi manajemen bahan bagi pihak internal perusahaan

4
adalah biaya produksi yang lebih rendah dan peningkatan kualitas produk
secara simultan melalui peniadaan produk rusak atau cacat baik dari rantai
suplai dan proses pabrikasi.
Perusahaan yang mengembangkan kontrol kualitasnya dapat
mengurangi biaya penciptaan nilai melalui 3 cara yaitu:
1. Memanfaatkan waktu seefektif dan seefisien mungkin dalam memproduksi
barang sehingga tidak terdapat produk yang kurang berkualitas dan tidak
dapat dijual.
2. Meningkatkan kualitas produk dengan menekan biaya pekerjaan ulang
(rework) dan biaya tambahan (scrap costs).
3. Meminimalkan biaya jaminan dan biaya pekerjaan ulang untuk
mendapatkan kualitas produk yang lebih baik.

H. Proses Produksi
Proses produksi yang berjalan dengan lancar dan baik merupakan suatu hal
yang sangat diharapkan oleh suatu perusahaan. Untuk mewujudkan proses
produksi agar selalu berjalan dengan baik, maka dibutuhkan suatu manajemen
yang bisa mengelola keseluruhan kegiatan produksi tersebut.

Proses Produksi dapat ditinjau dari 2 segi yaitu:


Proses Operasi/Produksi adalah serangkaian metode dan teknologi yang
digunakan dalam memproduksi barang atau jasa.

Jenis produksi dapat diklasifikasikan menurut perbedaan dalam proses-


proses operasinya. Barang-barang produk berdasarkan apakah proses
operasinya mengkombinasikan sumber daya atau dipecah menjadi beberapa
bagian komponen. Kita dapat menjabarkan jasa berdasarkan tingkat kontak
dengan pelanggan yang dibutuhkan.Proses Pabrikasi Barang :
a. Proses Analitis vs Sintetis
Seluruh proses pabrikan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat analitis atau
sintetis dari proses transformasi.
b. Proses analitis: proses produksi yang menguraikan sumber-sumber daya
menjadi komponen untuk menciptakan produk-produk jadi.
c. Produksi sintetis : proses produksi yang mengkombinasikan bahan-bahan
mentah untuk memproduksi suatu barang jadi.
d. Proses jasa : Tingkat kontak dengan pelangganSatu cara mengklasifikasikan
jasa adalah menanyakan apakah suatu jasa tertentu dapat diberikan tanpa
pelanggan menjadi bagian dalam sistem produksi.
e. Proses kontak tinggi: Tingkat kontak antara jasa dengan konsumen dimana
konsumen menerima jasa sebagai bagian dari sistem. Misalnya jasa
transportasi.
f. Proses kontak rendah: tingkat kontak antara jasa dengan konsumen dimana
konsumen tidak perlu menjadi bagian dari sistem dalam menerima jasa.
Misalnya penyetoran giro di bank, nasabah tidak mengikuti proses
perbankannya.

5
Dapat pula ditinjau dalam segi:
1. Kelangsungan hidup
a. Produksi terus-menerus (Continous Production)
Dilakukan sebagai proses untuk mengubah bentuk barang-
barang.walaupun terjadi perubahan bentuk barang-barangtetapi tidak
mengubah susunan dan fungsi alat-alat mesin. Proses ini menghasilkan
produk yang standar (massal).

b. Produksi yang terputus-putus (Intermitten Production)Proses produksi


ini dilakukan berdasarkan pesanan sehingga harus mengatur kembali alat-
alat dan penyesuaian terus-menerus dil;akukan sesuai tuntutan produk
yang akan dihasilakan.
2. Teknik
a. Proses Ekstraktif : Proses pengambilan langsung dari alam seperti
kayu,perikanan, pertambangan.
b. Proses Analitis : Proses memisahkan bahan-bahan seperti minyak
mentah menjadi minyak bersih
c. Proses Pengubahan : Proses perubahan bentuk seperti alat-alat rumah
tangga.
d. Proses Sintetis : Proses mencampur dengan unsur-unsur lain seperti
bahan-bahan kimia.

I. Aspek-aspek Manajemen
Aspek-aspek manajemen produksi meliputi ;
Perencanaan produksi Bertujuan agar dilakukanya persiapan yang sistematis
bagi produksi yang akan dijalankan. Keputusan yang harus dihadapi dalam
perencanaan produksi:
1. Jenis barang yang diproduksi
2. Kualitas barang
3. Jumlah barang
4. Bahan baku
5. Pengendalian produksi

Pengendalian produksi
Bertujuan agar mencapai hasil yang maksimal demi biaya seoptimal mungkin.
Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain :
1. Menyusun perencanaan
2. Membuat penjadwalan kerja
3. Menentukan kepada siapa barang akan dipasarkan.

Pengawasan produksi
Bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Kegiatanya meliputi :
1. Menetapkan kualitas
2. Menetapkan standar barang
3. Pelaksanaan prouksi yang tepat waktu

6
J. Pembuatan Keputusan dalam Manajemen Produksi
Pembuatan keputusan merupakan elemen penting manajemen operasi
dan produksi. Pembuatan keputusan dapat dipandang dari berbagai perspektif
yang berbeda. Pembuatan keputusan merupakan keseluruhan proses pencapaian
suatu keputusan dari identifikasi awal melalui pengembangan dan penilaian
alternatif-alternatif sampai pemilihannya.
Proses pembuatan keputusan diawali dengan perumusan masalah yang
dilakukan dengan menguji hubungan sebab-akibat, mencari penyimpangan-
penyimpangan, dan yang paling penting adalah berkonsultasi dengan pihak lain.
Selanjutnya pengembangan alternatif-alternatif dengan mengumpulkan dan
analisa data yang relevan. Dari dat tersebut ditentukan alternatif dikembangkan
sebelum diambil suatu keputusan.
Setelah dikembangkannya alternatif maka langkah selanjutnya adalah
evaluasi alternatif- alternatif yang tergantung pada kriteria pemilihan keputusan
yang tepat. Evaluasi alternatif dipermudah dengan penggunaan model-model
matematik formal. Ini memungkinkan pembuat keputusan untuk
menguantifikasikan kriteria dan batasan-batasan serta mengevaluasi berbagai
alternatif berdasarkan kerangka model. Pemilihan alternatif dilakukan untuk
mengevaluasi alternatif-alternatif untuk mempermudah alternatif yang tinggi.
Alternatif yang terpilih sering hanya berdasarkan jumlah informasi terbatas
yang tersedia bagi manajer dan ketidaksempurnaan keputusan manajer. Pilihan
alternatif terbaik pun sering merupakan kompromi berbagai faktor yang
dipertimbangkan.
Implementasi keputusan. Suatu keputusan belum selesai sebelum
diterapkan dalam praktik. Langkah ini sama krusialnya dengan proses
pembuatan keputusan secara keseluruhan. Pemahaman akan perubahan
organisasi adalah kunci sukses implementasi. Implementasi tidak sekedar
menyangkut pemberian perintah, namun dalam hal ini manajer harus
menetapkan jadwal kegiatan atau anggaran, mengadakan dengan
mengalokasikan sumber daya yang diperlukan serta melimpahkan wewenang
dan tanggung jawab tertentu.
Dalam situasi dan kondisi yang semakin berkembang, maka banyak
perusahaan yang membuat keputusan untuk mengembangkan bisnis ke dunia
internasional. Ada beberapa alasan yang mendasari perusahaan menjadi global.
Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Efisiensi biaya
Banyak cara yang telah dilakukan oleh perusahaan yang beroperasi
secara global atau secara internasional untuk dapat mengurangi berbagai
biaya, antara lain dengan cara:
a. Pemilihan lokasi yang menyediakan biaya tenaga kerja rendah.
b. Pemanfaatan adanya kesepakatan perdagangan yang berdampak pada
kemajuan perusahaan.

7
2. Perbaikan manajemen rantai pasokan
Dengan menempatkan fasilitas di suatu negara di mana sumber daya
tertentu berada, maka pengelolaan manajemen rantai pasokan dapat lebih
terjamin.
3. Pemberian produk yang lebih baik
Karena karakteristik produk yang diinginkan konsumen sangat
bervariasi dan ditentukan oleh masing-masing lokasi maka banyak
perusahaan yang beroperasi secara internasional menempatkan diri di suatu
Negara tertentu maka produk perusahaan tersebut dipasarkan, misalnya
disesuaikan dengan budaya yang berlaku.
4. Menarik pasar baru
Perusahaan yang wilayah pemasarannya di dalam negeri sudah
terbatas, maka dapat memanfaatkan pasar luar negeri yang masih terbuka
untuk digunakan sebagai tempat usaha dengan memperhatikan berbagai
aspek.

K. Lokasi dan Lay Out Pabrik


Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal penting, karena mempengaruhi
kedudukan perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya.
Penentuan lokasi pabrikjuga harus mempertimbangkan kemungkinan ekspansi.
Tujuan Perencanaan Lokasi Pabrik
Tujuannya adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar,
efektif dan efisien. Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya produksi dan
biaya distribusi barang yang dihasilkan dan faktor lokasi sangat penting untuk
menurunkan biaya operasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Pabrik :
Faktor utama :
1. Lingkungan masyarakat.
2. Kedekatan dengan pasar.
3. Tenaga kerja.
4. Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok.
5. Fasilitas dan biaya transportasi.
6. Sumber daya alam lainnya.

Faktor sekunder:
1. Harga tanah.
2. Dominasi masyarakat.
3. Peraturan tenaga kerja.
4. Rencana tata ruang.
5. Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing.
6. Tingkat pajak.
7. Cuaca atau iklim.
8. Keamanan
9. Peraturan lingkungan hidup

8
Pendekatan situasional atau contingency adalah penentuan lokasi
berdasarkan faktor terpenting menurut kebutuhan dan kondisi masing-
masing perusahaan. Misalnya :
1. Dekat dengan pasar
2. Dekat dengan sumber bahan baku saja
3. Tersedia tenaga kerja
4. Perangkap Dalam Pemilihan Lokasi
5. Lokasi sulit mendapatkan tenaga kerja .
6. Lokasi dengan harga tanah murah, tetapi kondisinya jelek sehingga
perlu biaya mahal untuk membuat pondasi.
7. Lokasi diluar kota dengan harga murah, tetapi fasilitas prasarana jalan
dan saran transportasi belum dibangun.
8. Lokasi di sekitar pemukiman dan sulit membuang limbah.

Tahap Pemlihan Lokasi Pabrik


1. Melihat kemungkinan beberapa alternatif daerah yang akan dipilih.
2. Melihat pengalaman orang lain dan pengalaman sendiri untuk
menentukan lokasi pabrik.
3. Mempertimbangkan dan menilai alternatif pilihan yang menguntungkan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan mengetahui pemaparan di atas maka dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa Pentingnya mempelajari manajemen produksi adalah topik-
topik yang dipelajari dalam manajemen produksi berkaitan dengan desain,
operasi dan pengawasan sisi penawaran organisasi-organisasi. Proses
pembuatan keputusan diawali dengan perumusan masalah yang dilakukan
dengan menguji hubungan sebab-akibat, mencari penyimpangan-
penyimpangan, dan yang paling penting adalah berkonsultasi dengan pihak
lain.

Dapat disimpulkan, tanpa adanya perencanaan yang matang, pengaturan


yang bagus serta pengawasan akan mengakibatkan jeleknya hasil produksi. Di
samping hasil produksi yang harus bagus kualitasnya juga harus di pikirkan pula
agar jangan sampai terjadi hasil produksi bagus tapi ongkos yang diperlukan
untuk keperluan itu terlalu besar. Biaya produksi yang terlalu tinggi akan
berakibat harga pokok produksinya menjadi besar dan hal ini akan
mengakibatkan tingginya harga jual produk, sehingga akan tidak terjangkau
oleh konsumen. Inilah yang merupakan tugas dari bagian produksi. Tugas-tugas
tersebut akan dapat terlaksana dengan baik dengan mengacu pada pedoman
kerja tertentu. Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian
produksi.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa
kesalahan baik dari isi dan cara penulisan. Untuk itu kami sebagai penulis
mohon maaf apabila pembaca merasa kurang puas dengan hasil yang kami
sajikan, dan kritik beserta saran juga kami harapkan agar dapat menambah
wawasan untuk memperbaiki penulisan makalah kami.

10
DAFTAR PUSTAKA

ADHIRA YOUR INFORMATION : makalah manajemen Produksi


(rahmatsuharjana.blogspot.com)

cocononoise: makalah tentang manajemen operasional


(nonoisecoco.blogspot.com)

MAKALAH MANAJEMEN PENGELOLAAN USAHA


(iainpspblog.blogspot.com)

Anda mungkin juga menyukai