Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Manajemen Operasional

DISUSUN OLEH :
Muhammad Saiful Anwar 201869030008

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Manajemen
Operasional” tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam mata kuliah Manajemen Manufaktur.
Dengan adanya makalah ini, akan membantu dalam memberikan pemahaman
tentang Manajemen Operasi. Bagaimana ruang lingkup manajemen operasi dan
proses produksi.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah
memberikan tugas dan petunjuk guna penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami
mengharap adanya saran, masukan maupun kritikan yang membangun guna
melengkapi kekurangan makalah ini.

Sengonagung, 04 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1
D. Ruang Lingkup Masalah ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
A. Pengertian Manajemen Operasi ................................................................ 3
B. Pengertian Industri Manufaktur dan Nonmanufaktur ............................... 5
C. Sejarah Perkembangan Manajemen Operasi ............................................ 6
D. Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Operasi..................................... 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 10
3.2 Saran ........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian
yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka
manajemen produksi atau operasi merupakan proses pengambilan keputusan di
dalam usaha untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga tepat sasaran yang
berupa tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien. Oleh
karena itu manajemen produksi atau operasi mengkaji pengambilan keputusan
dalam fungsi produksi atau operasi.
Teknik manajemen operasi diterapkan di seluruh dunia pada seluruh usaha
produksi, baik di kantor, gudang, restoran, pusat perbelanjaan maupun pabrik.
Semua jenis usaha yang menghasilkan barang dan jasa membutuhkan manajemen
operasi. Proses produksi barang dan jasa yang efisien membutuhkan penerapan
konsep, alat-alat dan teknik Manajemen Operasi yang efektif.
Melalui kegiatan produksi atau operasi segala sumber daya masukkan
perusahaan diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai
tambah. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi
dan jasa. Oleh karena itu, kegiatan produksi atau operasi menjadi salah satu fungsi
utama perusahaan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah:
1. Apa pengertian manajemen operasi?
2. Apa pengertian industri manufaktur dan non-manufaktur?
3. Bagaimana sejarah perkembangan manajemen operasi?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen operasi?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk memberikan pemahaman mengenai manajemen operasi.
2. Untuk memberikan pemahaman mengenai industri manufaktur dan
nonmanufaktur.
3. Untuk memberikan pemahaman mengenai sejarah perkembangan
manajemen operasi.
4. Untuk memberikan pemahaman mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi manajemen operasi.
5. Untuk memberikan pemahaman mengenai sistem produksi.
6. Untuk memberikan pemahaman mengenai jenis proses produksi.
7. Sebagai tugas dalam mata kuliah Pengantar Manajemen.

D. Ruang Lingkup Masalah


Cakupan untuk manajemen operasi sangat luas, yang meliputi manajemen
persediaan, manajemen peralatan dan manajemen permodalan.
Oleh karena itu pembahasan manajemen operasi dalam makalah ini terbatas
hanya pada ruang lingkup pengertian manajemen operasi dan proses produksi
serta jenis perusahaan di dalam proses produksi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Operasi


Salah satu kegiatan penting dari sebuah perusahaan adalah kegiatan produksi.
Produksi adalah proses penciptaan barang dan jasa. Pada saat produksi
berlangsung perusahaan dapat memastikan apakah produk yang disiapkan sesuai
keinginan pelanggan atau tidak. Oleh karena kegiatan produksi ini sangat penting,
maka pengelolaan produksi menjadi sesuatu yang perlu dilakukan. Salah satu
fungsi operasional dari manajemen perusahaan yang terkait dengan pengelolaan
produksi adalah manajemen produksi atau manajemen operasi.
Manajemen operasi (operating management) adalah serangkaian aktivitas
yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input
menjadi output. Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa, berlangsung di
semua organisasi. Dalam organisasi yang tidak menghasilkan produk secara fisik,
fungsi produksi mungkin tidak terlihat dengan jelas. Fungsi produksi ini bisa
“tersembunyi” dari masyarakat dan bahkan dari pelanggan. Contohnya adalah
proses yang terjadi di bank, rumah sakit, perusahaan penerbangan, atau akademi
pendidikan.
Sering terjadi pada saat layanan jasa diberikan, tidak ada barang berwujud
yang diproduksi. Sebagai penggantinya, barang bisa berbentuk layanan
pengiriman dana dari rekening tabungan ke rekening koran, proses transplantasi
hati, pengisian kursi kosong di pesawat, atau proses pendidikan seorang
mahasiswa. Terlepas apakah dari produk akhir berupa barang atau jasa, aktivitas
produksi yang berlangsung dalam organisasi biasanya disebut sebagai operasi atau
manajemen operasi.
Pada dasarnya Dessler (2004) mendefinisikan manajemen operasi sebagai
rangkaian proses pengelolaan keseluruhan sumber daya perusahaan yang
dibutuhkan dalam menghasilkan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada
konsumen. Secara spesifik Dessler mengemukakan pada dasarnya manajemen
operasi memfokuskan pada pengelolaan 5P dalam operasi perusahaan. 5P tersebut
yaitu:
1. People atau orang-orang dalam perusahaan mencakup tenaga kerja
langsung maupun tidak langsung yang terlibat dalam kegiatan operasi perusahaan,
dari mulai pekerja desain, pemelihara mesin produksi, petugas kebersihan, hingga
pegawai klerikal.
2. Plants mencakup pabrik atau rumah produksi atau cabang dari perusahaan
dimana perusahaan melakukan proses menghasilkan barang atau jasa yang akan
ditawarkan kepada konsumen.
3. Parts mencakup berbagai faktor input yang dibutuhkan perusahaan dalam
menghasilkan barang atau jasa. Faktor input ini dapat berupa bahan baku, skill
dari orang-orang hingga uang yang diperlukan untuk menghasilkan barang dan
jasa sesuai yang diinginkan oleh perusahaan.
4. Processes mencakup berbagai hal yang mencakup teknologi yang
digunakan, perlengkapan, hingga langkah-langkah proses produksi yang perlu
dilakukan perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa.
5. Planning and control sistem mencakup prosedur yang dijalankan untuk
memastikan bahwa proses pengelolaan produksi yang dilakukan memenuhi
persyaratan standar yang telah ditetapkan.
Sehingga Manajemen operasi tidak hanya diperlukan bagi perusahaan
manufaktur, akan tetapi juga untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa.
Perusahaan yang bergerak dalam bisnis restoran perlu memastikan bahwa
keseluruhan proses kegiatan dari mulai penetuan lokasi restoran, desain interior
dari restoran, pembelian bahan-bahan makanan hingga ke proses pelayan kepada
pembeli dapat dijalankan dengan baik dan memenuhi target yang diharapkan.
Demikian pula misalnya bagi perusahaan yang bergerak dalam sektor jasa
transportasi, perusahaan perlu memastikan apakah konsumen dari jasa transportasi
tidak mengalami kesulitan dari mulai pembelian tiket hingga tiba di lokasi tujuan.
Beberapa literatur lebih sering menamakan manajemen operasi karena
cakupannya yang lebih luas, yaitu mencakup sampai ke bisnis jasa. Adapun
manajemen produksi memiliki kecenderungan hanya terbatas untuk bisnis barang
atau lebih sering dipergunakan untuk perusahaan manufaktur penghasil barang.

B. Pengertian Industri Manufaktur dan Nonmanufaktur


Berkaitan dengan pemahaman tentang manajemen operasi, diperlukan untuk
mengetahui arti istilah industri dan manufaktur. Industri adalah kelompok
perusahaan yang menghasilkan dan menjual barang sejenis atau jasa sejenis.
Misalnya, industri tekstil adalah kelompok perusahaan yang menghasilkan dan
menjual bahan baku tekstil, barang setengah jadi tekstil, dan barang jadi tekstil.
Contoh: PT Sandang, PT TORAY, PT Unitex, dan sebagainya.
Manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dengan
tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang.
Misalnya membuat kue, baik dengan tangan maupun dengan mesin merupakan
kegiatan yang disebut manufaktur. Kegiatan manufaktur dapat dilakukan oleh
perorangan maupun perusahaan. Jika kegiatan manufaktur dilakukan oleh
perorangan, orang tersebut dinamakan manufacturer. Sedangkan jika perusahaan
yang melakukan kegiatan manufaktur, maka perusahaan tersebut dinamakan
perusahaan manufaktur (manufacturing company).
Sedangkan industri manufaktur adalah kelompok perusahaan sejenis yang
mengolah bahan-bahan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang
bernilai tambah lebih besar. Contoh industri manufaktur, misalnya industri tekstil,
industri obat, industri semen, industri alat rumah tangga, industri perkayuan,
industri makanan.
Selain manufaktur dikenal pula istilah nonmanufaktur atau disebut industri
jasa (services). Istilah services ini merupakan ungkapan kata untuk barang yang
tidak dapat dipegang secara fisik. Misalnya, jasa angkutan tidak bisa dipegang,
namun dapat dinikmati hasilnya.
C. Sejarah Perkembangan Manajemen Operasi
Manajemen Operasional memiliki tiga tahapan perkembangan teoritik dan
setiap fase perkembangan dimaksud memiliki nama yang khas. Pada mulanya
bernama Manajemen Pabrik (Manufacturing Management), kemudian menjadi
Manajemen Produksi (Production Management) dan terakhir bernama
Manajemen Operasional (Operations Management).
1. Manajemen Pabrik
Menurut Adam dan Ebert (1992) manajemen pabrik lahir bersamaan
dengan lahirnya revolusi industri di Inggris sekitar tahun 1785 dan dipicu oleh
pemikiran Adam Smith, terutama tentang spesialisasi (asas pembagian kerja) dan
efisiensi ekonomi. Manajemen Pabrik diperlukan karena revolusi industri telah
menggeser teknik pengolahan manual atau kerja tangan (hand-making production
system) menjadi kerja mesin (machine-made production system).
Pemakaian mesin uap di pabrik yang ada di Inggris pada waktu itu (pada
mulanya di pabrik tekstil) telah melahirkan perubahan :
a. Mengganti proses kerja tangan dengan kerja mekanik (memakai mesin).
b. Mengubah sistem produksi pesanan menjadi produksi massa untuk memenuhi
permintaan pasar yang luas,
c. Perubahan lokasi produksi dari rumah tangga (home industry) ke perusahaan
pabrik (manufacturing company).
d. Perubahan sumber tenaga kerja dari anggota rumah tangga (keluarga) menjadi
tenaga dari pasar tenaga kerja.
Penggunaan tenaga kerja manusia dalam jumlah yang besar di pabrik
yang berasal dari luar rumah tangga memerlukan metode pengelolaan tenaga kerja
manusia. Perubahan terjadi, baik pada hubungan kerja maupun cara
pengupahannya. Perubahan ini menyebabkan diperlukannya Manajemen Pabrik.
Manajemen Pabrik pada dasarnya merupakan metode pengorganisasian
faktor-faktor produksi, termasuk sumber daya manusia, dalam usaha
menghasilkan produk barang secara massal dengan efisien. Tekanan utama
Manajemen Pabrik terletak pada usaha menghasilkan produk barang dengan
efisien. Oleh karena itu orientasinya masih tunggal, yaitu berproduksi untuk
memperoleh keunggulan bersaing berdasarkan basis biaya. Manajemen Pabrik ini
berlangsung sampai sekitar tahun 1930-an, yaitu sampai dengan kebangkitan
industri di Jerman, khususnya industri mobil (Mercedez dan Mercy) yang
mengutamakan mutu.
2. Manajemen Produksi (Production Management)
Era Manajemen Produksi mulai sejak 1930-an sampai 1970-an.
Manajemen Produksi lahir sejak pemikiran Taylor yang terkenal dengan sebutan
manajemen ilmiah (scientific management) diterima secara luas dan diterapkan di
lapangan produksi. Pada mulanya, produksi dengan orientasi pada mutu
dipelopori oleh Jerman sehingga Jerman diterima sebagai pelopor Manajemen
Produksi. Era ini berlangsung hingga Jepang muncul sebagai salah satu negara
industri berteknologi tinggi dan menawarkan gaya manajemen khas Jepang, yaitu
Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management, TQM) dan Just In Time
Production System (JIT) pada awal tahun 1970-an. Gagasan Taylor mengenai
produksi terutama bertujuan untuk menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak
berguna, yaitu gerakan yang tidak memberikan nilai tambah pada produk yang
dihasilkan. Pada dasarnya Manajemen Produksi juga melulu mengkaji tata
produksi barang dan belum menaruh perhatian pada produksi jasa. Namun
demikian orientasi Manajemen Produksi sudah lebih luas daripada Manajemen
Pabrik. Manajemen Produksi sudah memperhatikan soal kualitas keluaran
disamping pada tekanan biaya atau efisiensi ekonomi. Sehubungan dengan itu,
maka orientasi Manajemen Produksi lazim disebut Q and C oriented (Quality and
cost orientation).
Pada dasarnya Manajemen Produksi merupakan metode pengorganisasi-an
faktor-faktor produksi, termasuk sumber daya manusia, untuk digunakan dalam
proses menghasilkan produk barang secara massal yang memenuhi standard mutu
tertentu secara efisien.
3. Manajemen Operasional (Operations Management)
Manajemen Operasional lahir sejak 1970-an hingga sekarang. Sasaran
yang hendak dicapai Manajemen Operasional ialah mewujudkan efisiensi
ekonomi (cost minimization) dalam proses produksi, baik barang maupun jasa,
kualitas yang tinggi (high quality), dapat diserahkan ke pasar dalam waktu yang
cepat (speed of delivery), dan peralatan produksi dapat dengan segera dialihkan
untuk mengerjakan produk lainnya (flexibility). Dengan demikian, Manajemen
Operasional sudah berbeda secara mendasar dengan Manajemen Pabrik dan
Manajemen Produksi. Manajemen Operasional mengkaji produksi barang dan
jasa, sedang Manajemen Pabrik dan Manajemen Produksi melulu membicarakan
produksi barang. Disamping itu, orientasi Manajemen Operasional sudah semakin
luas dan lazim disebut memiliki orientasi pada biaya, mutu, kecepatan
penyerahan, dan keluwesan proses (QCDF Orientation). Kepeloporan Jepang
dibidang modernisasi Manajemen Produksi dipimpin oleh Toyota yang
menekankan proses pada usaha menghasilkan produk yang bermutu sesuai
pengharapan konsumen. Perwujudan kualitas adalah tanggung jawab semua
personil, semua jabatan, dan semua proses. Dengan demikian, tanggungjawab atas
mutu bergeser dari para inspektur mutu ke pada segenap personil perusahaan.
Sejak saat itu, Jepang mengenalkan konsep pengawasan melekat (built-in
controlling) dan perbaikan terus menerus (keizen, continuous improvement). Ke
dua hal itu harus dilakukan oleh perusahaan sebagai antisipasi terhadap tuntutan
konsumen atas mutu keluaran yang semakin meningkat. Tiap pekerja dididik dan
dilatih untuk menghidarkan proses dari cacat (poke yoke, atau to avoid mistake)
dan mengawasi serta memeriksa sendiri pekerjaannya menuju terwujudnya proses
dan keluaran bebas cacat (zero defect).
Para manajer dilatih untuk dapat menerapkan pengendalian proses
dengan menggunakan metode statistik (statistical process control), kemudian
setiap manajer melatih bawahannya masing-masing sehingga seluruh lapisan
personil perusahaan paham dan dapat menerapkan metode pengendalian mutu dan
proses secara statistik. Program pelatihan dilakukan secara berkesinambungan
sehingga pemahaman Produksi Modern (Modern Production Management).
D. Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Operasi
Menurut Higgins (1994) faktor – faktor yang mempengaruhi manajemen
operasional adalah:
1. Manajer/Pimpinan
Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh manajer atau pimpinan
mempengaruhi dalam beberapa hal seperti aturan-aturan, kebijakan-kebijakan, dan
prosedur-prosedur organisasi terutama masalah-masalah yang berhubungan
dengan masalah personalia, distribusi imbalan, gaya komunikasi, cara-cara yang
digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik dan tindakan pendisiplinan, interaksi
antara manajemen dan kelompok, interaksi antar kelompok, perhatian pada
permasalahan yang dimiliki karyawan dari waktu ke waktu, serta kebutuhan akan
kepuasan dan kesejahteraan karyawan.
2. Tingkah laku karyawan
Tingkah laku karyawan mempengaruhi melalui kepribadian mereka, terutama
kebutuhan mereka dan tindakan-tindakan yang mereka lakukan untuk memuaskan
kebutuhan tersebut. Komunikasi karyawan memainkan bagian penting, karena
cara seseorang berkomunikasi menentukan tingkat sukses atau gagalnya hubungan
antar manusia.
3. Tingkah laku kelompok kerja
Terdapat kebutuhan tertentu pada kebanyakan orang dalam hal hubungan
persahabatan, suatu kebutuhan yang seringkali dipuaskan oleh kelompok dalam
organisasi. Kelompok-kelompok berkembang dalam organisasi dengan dua cara,
yaitu secara formal, utamanya pada kelompok kerja; dan informal, sebagai
kelompok persahabatan atau kesamaan minat.
4. Faktor eksternal organisasi
Sejumlah faktor eksternal organisasi mempengaruhi pada organisasi tersebut.
Keadaan ekonomi merupakan faktor utama yang mempengaruhi organisasi.
Keadaan ekonomi adalah faktor utama. Di lain pihak, ledakan ekonomi dapat
mendorong penjualan dan memungkinkan setiap orang mendapatkan pekerjaan
dan peningkatan keuntungan yang besar, sehingga hasilnya menjadi lebih positif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai
dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Dikatakan
input dapat berupa bahan baku, tenaga kerja, modal, maupun informasi yang
dibutuhkan untuk proses produksi. Aktivitas-aktivitas dalam merubah input dapat
berupa sistem produksi yang digunakan, monitoring pegawai, maupun teknologi
transportasi yang digunakan dalam rangkaian proses produksi yang dilakukan.
Sehingga menghasilkan output yang berupa barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
konsumen, pembayaran gaji atau upah kepada tenaga kerja, limbah produksi yang
memberikan dampak lingkungan, dan lain-lain.
Manajemen operasi tidak hanya terbatas pada perusahaan yang bergerak di
bidang manufaktur, namun perusahaan yang bergerang di bidang jasa juga
termasuk di dalamnya. Dikarenakan di dalam perusahaan jasa ada proses input
berupa skill (kemampuan) pegawai untuk diubah menjadi output yang berupa
pelayanan kepada konsumen.

B. Saran
Manajemen operasi sangat penting untuk dipahami terutama oleh manajer-
manajer operasi. Karena dalam prosesnya digunakan fungsi-fungsi manajemen
seperti perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.
Tahap  Perencanaan meliputi penentuan strategi operasi, penentuan lokasi
pabrik, riset dan pengembangan produk, penentuan jumlah produk, penentuan luas
dan pola produksi, penyusunan layout dan job design, serta penentuan standar
kerja.
Tahap Pelaksanaan meliputi pengaturan bahan baku, pengaturan proses
produksi, pemeliharaan dan penggantian fasilitas, perbaikan lingkungan kerja, dan
perbaikan kesejahteraan pekerja.
Tahap Pengawasan meliputi pengawasan kuantitas, pengawasan kualitas, dan
pengawasan biaya produksi dan operasi.
DAFTAR PUSTAKA

Heizer, Jay dan Barry Render. 2005. Operation Management. Jakarta: Salemba
Empat.
Prawirosentono, Suyadi. 2007. Manajemen Operasi Analisis dan Studi Kasus.
Jakarta: Bumi Aksara.
Tisnawati Sule, Ernie dan Kurniawan Saefullah. 2008. Pengantar Manajemen.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai