DISUSUN OLEH
1. ESTI ENTIRA
2. ANI HIDAYAH
3. ALVINA DAMAYANTI
4. ELLISA SALSABILA ARINDA
5. ANISA FERAWATI
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan- masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Ttim Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
1.1.................................................................................................Latar
Belakang................................................................................ 1
1.2.................................................................................................Identifikas
i Masalah................................................................................ 1
1.3.................................................................................................Batasan
Masalah.................................................................................. 1
1.4.................................................................................................Rumusan
Masalah.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................... 2
2.1.................................................................................................PROSES
PRODUKSI DAN OPERASIONAL................................... 2
2.2.................................................................................................PENGEN
DALIAN PROSES PRODUKSI.......................................... 9
BAB III PENUTUP........................................................................... 20
3.1.................................................................................................KESIMPU
LAN........................................................................................ 20
3.2.................................................................................................SARAN
................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proses produksi merupakan proses perubahan pemasukan menjadi
keluaran atau serangkaian proses dalam menciptakan barang jasa atau kegiatan
yang mengubah bentuk dengan menciptakan atau menambah manfaat suatu
barang atau jasa yang dinyatakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jenis
barang atau jasa yang dikerjakan banyak dalam jumlah besar sehingga jumlah
proses yang ada juga menjadi besar.
diterima pengusaha akan menurun yang berdampak pada penurunan upah para
pekerja.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Managemen Operasional
2
B. Kegiatan Managemen Operasional
C.Fungsi-Fungsi Operasional
Manajer operasi berkaitan dengan orang, teknologi, dan batas waktu.
Manajer tersebut membutuhkan keahlian teknikal, konseptual, dan keperilakuan
yang baik. Manajemen operasi berkedudukan sama dengan ketiga manajemen
fungsional lain, yaitu manajemen pemasaran, manajemen keuangan, dan
manajemen sumber daya manusia. Menurut Russel dan Taylor (2011), operasi
merupakan inti teknikal yang berhubungan dengan ketiga manajemen fungsional
lainnya. Produk dan jasa dihasilkan dalam serangkaian kegiatan yang saling
terkait. Akumulasi dari kegiatan tersebut membentuk suatu rantai nilai. Rantai
nilai merupakan serangkaian proses yang menghasilkan produk atau memberikan
3
pelayanan untuk mencapai kepuasan pelanggan. Ada dua jenis proses, yaitu
proses inti (core process) dan proses pendukung (support process). Proses inti
merupakan serangkaian kegiatan yang menyampaikan nilai pada pelanggan.
Manajer dan karyawan berinteraksi dengan pelanggan eksternal dan membangun
hubungan dengan mereka, mengembangkan produk dan jasa baru, berinteraksi
dengan pemasok eksternal, dan menghasilkan produk dan jasa atau pelayanan
untuk pelanggan eksternal. Sementara itu, proses pendukung memberikan sumber
daya dan input yang penting ke dalam proses inti yang penting bagi pengelolaan
kegiatan perusahaan atau organisasi. Menurut Krajewski et al. (2007), ada empat
proses inti, yaitu:
1. Proses hubungan dengan pelanggan atau yang disebut pengelolaan
hubungan dengan pelanggan. Fungsi tradisional seperti pemasaran dan
penjualan merupakan bagian dari proses tersebut.
2. Proses pengembangan produk atau jasa baru. Karyawan terlibat dalam
proses pengembangan produk atau jasa baru dengan mendesain dan
mengembangkan produk atau jasa baru tersebut.
3. Proses pemenuhan pesanan. Proses pemenuhan pesanan meliputi kegiatan-
kegiatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dan menyampaikan
jasa atau pelayanan dan produk kepada pelanggan eksternal. Proses
hubungan dengan pemasok. Dalam proses tersebut karyawan memilih
pemasok jasa, bahan baku, fasilitas, dan informasi dengan cepat dan
efisien.
Fungsi manajemen operasional juga meliputi perencanaan operasional,
penjadwalan operasional, dan pengendalian operasional. Perencanaan operasional
meliputi perencanaan kapasitas, perencanaan lokasi perusahaan, perencanaan tata
letak di dalam perusahaan, dan perencanaan kualitas produk, proses, dan layanan.
Penjadwalan operasional meliputi penjadwalan produksi, penjadwalan karyawan
dan penjadwalan detail. Sementara itu, pengendalian operasional meliputi
pengendalian bahan baku dan manajemen rantai pasokan, serta pengendalian
kualitas.
4
1. Perencanaan Kapasitas
Perencanaan kapasitas merupakan perencanaan untuk menentukan berapakah
produk yang dapat dihasilkan perusahaan dalam jangka waktu tertentu atau
berapakah pelanggan yang dapat dilayani dalam periode waktu tertentu
2. Perencanaan Lokasi Perusahaan
Salah satu keputusan yang paling penting dalam manajemen operasional adalah
menentukan di mana perusahaan atau organisasi akan ditempatkan. Setelah lokasi
dipilih, perusahaan segera didirikan dan tata letaknya segera diatur untuk
memudahkan kegiatan operasionalnya.
3. Perencanaan Tata Letak di Dalam Perusahaan
Tata letak merupakan keputusan kunci yang menentukan efisiensi operasi
jangka panjang.
Menurut Heizer dan Render (2011), desain tata letak harus memperhatikan
beberapa hal:
a. Penggunaan ruang, peralatan, dan orang dengan lebih baik
b. Dapat memperbaiki aliran informasi, marterial, dan orang
c. Dapat memperbaiki moral karyawan dan meningkatkan keamanan dan
kondisi kerja
d. Dapat memperbaiki interaksi dengan pelanggan
e. Bersifat fleksibel (apapun tata letak yang ada, pasti memerlukan
perubahan)
4. Perencanaan Kualitas
Setiap perusahaan menghendaki semua kegiatannya dapat menjamin
bahwa produk atau jasa yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan harapan
pelanggan.
Konsep kualitas harus bersifat menyeluruh, baik produk maupun
prosesnya. Kualitas produk meliputi kualitas bahan baku dan barang jadi,
sedangkan kualitas proses meliputi kualitas segala sesuatu yang berhubungan
dengan proses produksi perusahaan manufaktur dan proses penyediaan jasa atau
pelayanan bagi perusahaan jasa.
5. Penjadwalan Produksi
Penjadwalan produksi meliputi berbagai tingkatan atau level. Pada level
5
pertama atau tingkat yang paling tinggi, penjadwalan meliputi keputusan
mengenai produk yang akan dihasilkan dan kapan produk tersebut akan
dihasilkan. Menurut Russell & Taylor (2011), tujuan penjadwalan adalah
memenuhi waktu jatuh tempo pelanggan, meminimalkan keterlambatan,
meminimalkan waktu penyelesaian pekerjaan, meminimalkan waktu menanggapi
permintaan pelanggan, meminimalkan waktu pelanggan dalam sistem,
meminimalkan kerja lembur, memaksimumkan penggunaan mesin dan peralatan,
meminimalkan waktu menganggur karyawan, dan meminimalkan persediaan
barang dalam proses. Menurut Jacobs dan Bechtold (1994), ada tiga fungsi
penting penjadwalan, yaitu:
1. peramalan permintaan;
2. penentuan tingkat pelayanan dan kebutuhan karyawan; dan
3. penjadwalan kekuatan kerja.
6
berurutan dalam seminggu (hari libur yang tidak berurutan).
8. Pengendalian Kualitas
Istilah kualitas memang tidak terlepas dari manajemen kualitas yang
mempelajari setiap area dari manajemen operasi dari perencanaan lini produk dan
fasilitas, sampai penjadwalan dan memonitor hasil. Kualitas merupakan bagian
dari semua fungsi usaha yang lain (pemasaran, sumber daya manusia, keuangan,
dan lain-lain). Dalam kenyataannya, penyelidikan kualitas adalah suatu penyebab
umum yang alamiah untuk mempersatukan fungsi-fungsi usaha. Kualitas produk
atau jasa itu akan dapat diwujudkan bila orientasi seluruh kegiatan perusahaan
atau organisasi tersebut berorientasi pada kepuasan pelanggan
7
2.2. PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI
A. PENGENDALIAN KUALITAS
Total Quality Management (TQM) digunakan sebagai konsep manajemen
organisasi yang memperhatikan dan mengutamakan suara pelanggan. TQM
meliputi tiga kegiatan utama, yaitu:
a) Hoshin Planning berkaitan dengan kebijakan manajemen yang
dalam organisasi yang memonitor lingkungan eksternal dan mengembangkan
rencana proaktif untuk menyesuaikan dengan arah organisasi masa mendatang.
Hoshin Planning ini meliputi ketepatan dan kecepatan produk sampai ke pasar
sehingga dapat meningkatkan laba.
b) Quality Function Deployment (QFD) yang merupakan alat untuk
menerapkan TQM menggunakan manajemen dan tim lintas fungsi
(crossfunctional teams) yang terintegrasi secara horisontal sehingga semua
departemen dapat bekerja bersama-sama untuk mencapai sasaran yaitu kepuasan
pelanggan. Quality Function Deployment mencakup konsep produk yang terbaik
yang sampai ke pasar sehingga dapat meningkatkan laba.
c) Daily Control merupakan komponen utama Total Quality
Management dengan menggunakan alat bantu Statistical Process Control dan
parameter desain untuk memonitor pelaksanaan Quality Function Deployment
berdasarkan pengendalian sehari-hari. Daily Control ini menekankan penawaran
harga terbaik dari produk sehingga dapat meningkatkan laba.
8
Tujuan Flowchart antara lain:
1. Memberikan pengertian dan petunjuk tentang jalannya proses produksi
atau operasional pada suatu organisasi atau perusahaan .
2. Membandingkan proses sesungguhnya yang dirasakan para pelanggan
baik pelanggan internal maupun eksternal dengan proses ideal yang
diinginkan pelanggan tersebut.
3. Mengetahui langkah-langkah yang duplikatif dan langkah-langkah yang
tidak perlu.
4. Mengetahui di mana atau pada bagian proses yang mana pengukuran dapat
dilakukan.
5. Menggambark
an sistem
total. Contoh
gambaran
Flowchart:
Mulai
Kegiatan
Kegiatan
Tidak
Keputusan
Ya
Selesai
9
2) Brainstorming
adalah cara untuk memacu pemikiran kreatif guna mengumpulkan ide-ide
dari suatu kelompok dalam waktu yang relatif singkat, ide dalam
brainstorming tersebut dapat digunakan untuk analisis. Alat yang sering
membantu analisis tersebut antara lain cause and effect diagram, affinity
diagram, dan tree diagram.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan brainstorming antara
lain :
1. Masing-masing anggota kelompok telah sependapat mengenai isu pokok
yang akan dibahas.
2. Harus menciptakan kondisi di mana masing-masing anggota kelompok
merasa bebas untuk mengemukakan idenya.
3. Hindari saling kritik atau pemaksaan dalam mengemukakan ide oleh
para anggota kelompok.
4. Ungkapan ide yang dikemukakan tersebut perlu ditulis sebagaimana
aslinya.
5. Pada akhir brainstorming perlu dibuat rangkuman ide-ide yang
dikemukakan untuk dicari penyelesaiannya
Brainstorming ini hanya dapat digunakan bila lokasi karyawan yang satu
dengan yang lain dekat, atau dapat kita katakan wilayah geografisnya tidak
luas, dengan melibatkan seluruh staf untuk secara bersama-sama mencari
cara untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan kualitas produk.
10
Contoh gambar diagram sebab-akibat :
11
4) Affinity Diagram
dikembangkan oleh Jiro Kawakita pada tahun 1950-an dan sering
menggunakan hasil brainstorming untuk mengorganisasikan informasi
sehingga mudah dipahami untuk mengadakan perbaikan proses. Langkah-
langkah dalam membuat affinity diagram adalah :
1. Tim mengumpulkan fakta-fakta yang diketahui dan menuliskan fakta-
fakta tersebut dengan menggunakan teknik brainstorming.
2. Fakta-fakta tersebut kemudian dikelompokkan menurut golongan-
golongan tertentu.
3. Golongan tersebut kemudian diberi nama dan menyusunnya menurut
hierarki kepentingan golongan-golongan tersebut.
4. Tim membuat kesimpulan mengenai tindakan yang harus diambil
untuk mengatasi fakta atau golongan yang mengganggu proses.
5) Tree Diagram
Tree diagram merupakan alat yang digunakan untuk menghubungkan
tujuan yang harus ditempuh dan tugas yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan tersebut. Tree diagram ini seringkali digunakan untuk
menterjemahkan hasil dari Affinity diagram atau Couse and effect diagram.
a. Check Sheet
alat yang sering digunakan untuk menghitung seberapa sering sesuatu itu
terjadi dan sering digunakan dalam pengumpulan dan pencatatan data. Di
sektor pelayanan atau jasa, check sheet ini dilakukan dengan
mengumpulkan pendapat pelanggan mengenai proses penyampaian jasa
atau pelayanan yang dilakukan perusahaan.
12
Contoh Check Sheet :
b. Pareto diagram
diperkenalkan oleh seorang ahli yaitu Alfredo Pareto (1848-1923).
Diagram pareto ini merupakan suatu gambar yang mengurutkan
klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan rangking tertinggi
hingga terendah.
Proses penyusunan diagram pareto meliputi enam langkah, yaitu :
1. Menentukan metode atau arti dari penglasifikasian data, misalnya
berdasarkan masalah, penyebab, jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya.
2. Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan
karakteristikkarakteristik tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit,
dan sebagainya.
3. Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah
ditentukan.
4. Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari
yang terbesar hingga yang terkecil.
5. Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang
13
digunakan.
6. Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan relatif
masing – masing masalah, mengidentifikasi beberapa hal yang penting
untuk mendapat perhatian.
Contoh pareto diagram :
c. Histogram
Alat yang digunakan untuk menunjukkan variasi data pengukuran dan
variasi setiap proses, namun belum mengurutkan rangking dari variasi
terbesar sampai dengan yang terkecil seperti pareto diagram.
langkah penyusunan histogram adalah :
1. Menentukan batas-batas observasi, misalnya perbedaan antara nilai
terbesar dan terkecil.
2. Memilih kelas-kelas atau sel-sel. Biasanya, dalam menentukan
banyaknya kelas, apabila n menunjukkan banyaknya data maka
banyaknya kelas ditunjukkan dengan √ n.
3. Menentukan lebar kelas-kelas tersebut. Biasanya, semua kelas
mempunyai lebar yang sama. Lebar kelas ditentukan dengan
membagi range dengan banyaknya kelas.
4. Menentukan batas-batas kelas. Tentukan banyaknya observasi pada
masing- masing kelas dan yakinkan bahwa kelas-kelas tersebut tidak
saling tumpang tindih.
14
5. Menggambar frekuensi histogram dan menyusun diagram batangnya.
15
Contoh histogram:
d. Scatter Diagram
Gambaran yang menunjukkan kemungkinan hubungan (korelasi) antara
pasangan dua macam variabel dan menunjukkan keeratan hubungan
antara dua variabel tersebut yang sering diwujudkan sebagai koefisien
korelasi. Diagram ini berupa titik yang menghubungkan paling tidak dua
variabel, yang menunjukkan keeratannya sehingga dapat dilihat apakah
suatu kesalahan dapat disebut berhubungan atau terkait dengan masalah
atau kesalahan yang lain.
16
e. Control Chart
Grafik yang digunakan untuk menentukan apakah suatu proses berada
dalam keadaan in control atau out of control. Control limit yang meliputi
batas atas dan batas bawah dapat membantu kita untuk mrnggambarkan
performasi yang diharapkan dari suatu proses, yang menunjukkan bahwa
proses tersebut konsisten. Dengan mengetahui kondisi proses maka kita
dapat mengetahui sumber variasi proses, apakah termasuk common
couse atau special couse. Apabila termasuk common couse maka kita
tidak perlu mengadakan perubahan atau perbaikan. Jika termasuk special
couse maka dapat megadakan perubahan tanpa mengubah proses secara
keseluruhan. Control chart cocok digunakan dalam penyelesaian
masalah melalui pebaikan kualitas, walaupun ada kelemahan apabila
digunakan untuk memonitor atau mempertahankan proses.
Contoh gambar :
f. Run Chart
Grafik yang menunjukkan variasi ukuran sepanjang waktu,
kecenderungan, daur, dan pola-pola lain dalam suatu proses. Misalnya,
perubahan dalam suatu proses lalu membandingkan performasi
beberapa kelompok tetapi tanpa menyebutkan sebab-sebab terjadinya
perbedaan. Run chart juga menggunakan batas atas dan batas bawah
17
untuk menunjukkan apakah proses produksi kita berjalan dengan baik
atau tidak.
Contoh gambar:
18
Adapun penghargaan kualitas dalam bebagai negara seperti deming prize
(jepang), europe anquality award (eropa), dan sebagainya, tetapi penghargaan
tersebut bukan standart kualitas namun standart kualitas ialah ISO 9000.
Keunggulan menggunakan ISO 9000 sebagai sistem penjamin kualitas yaitu:
1. fungsi organisasi yang jelas
2. peningkatan produktifitas
3. perbaikan efisiensi
4. pengurangan biaya dan pemborosan
5. pengendalian manajemen yang lebih baik
6. memperbaiki struktur koordinasi
7. mendukung pengambilan keputusan
8. meningkatkan motivasi personil
19
Menurut Gaspersz(2001) terdapat sejumlah manfaat sistem manajemen
lingkungan antara lain :
1. Penggunaan sumber daya menjadi lebih baik
2. Penurunan dalam biaya operasional perusahaan
3. Menigkatkan komunikasi manajemen antar departemen
4. Meningkatkan tingkat keamanan dan keselamatan
5. Meningkatkan kualitas
6. Meningkatkan image perusahaan di masyarakat
7. Meningkatkan konsistensi hubungan dengan pemasok
8. Meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi standart
9. Meningkatkan kemudahan untuk memperoleh modal dari
pihak bank dan investor
20
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Produksi atau operasional merupakan kegiatan penciptaan produk dan
jasa. Manajer operasional merupakan bagian dari organisasi yang membuat
barang atau memberikan jasa atau layanan pada pelanggan. Ada berbagai
perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur. Proses inti kegiatan
operasional adalah proses hubungan dengan pelanggan, proses pengembangan
produk atau jasa, proses pemenuhan kebutuhan pesanan, dan proses hubungan
dengan pemasok. Sementara itu, operasional memiliki delapan fungsi yang
mendorong kehidupan perusahaan.Pengendalian proses produksi merupakan
kegiatan operasional yang penting, karena kualitas produk yang baik akan mampu
meningkatkan produk stivitas dan kinerja perusahaan.
3.2. SARAN
SARAN-SARAN Adapun saran yang dapat diberikan untuk perusahaan
yaitu pihak perusahaan hendaknya memiliki quality control pada setiap bagian
dalam proses produksi untuk melakukan pengecekan kualitas dalam produksi.
21
DAFTAR PUSTAKA
22