Anda di halaman 1dari 16

Makalah

MANAJEMEN PRODUKSI/OPERASI INTERNASIONAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bisnis Internasional


Dosen Pengampu: Putri Ridhotul Uliyah, S.E., M.SM.

DISUSUN OLEH:

Kelompok IX

Nabila Asyiva (02000001)


Asri Yudia (02000003)
Khalil Badawi (02000018)

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN INDONESIA


(STIMI)
MEULABOH
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Manajemen Produksi/Operasi Internasional” untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Bisnis Internasional. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan bisa
menjadi pedoman bagi yang membaca.
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha dengan segenap
kemampuan, sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran-saran anda kami butuhkan agar makalah ini menjadi lebih
baik dan digunakan sebagaimana fungsinya.
Melalui kesempatan yang sangat berharga ini kami menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian makalah ini, terutama kepada yang terhormat ibu Putri Ridhotul Uliyah,
S.E., M.SM. selaku dosen pengampu mata kuliah Bisnis Internasional. Serta semua
pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam kesempatan ini, yang telah
memberikan bantuan moral dan materiil dalam proses penyelesaian makalah ini.
Semoga Tuhan, memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya

Penulis

26 November 2023

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
2.1. Manajemen Operasi...........................................................................................2
2.2. Manajemen Produksi.........................................................................................5
2.3. Pengelolaan Produktivitas dan Kualitas Dalam Bisnis Internasional......9
2.4. Pengelolaan Informasi Dalam Bisnis Internasional.........................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
3.1. Kesimpulan......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Globalisasi saat ini telah memasuki dan mempengaruhi berbagai bidang,seperti
teknologi, komunikasi, budaya, hingga dunia bisnis. Fenomena globalisasitelah terjadi
di seluruh dunia yang menghubungkan perekonomian global tanpa batas dan perusahaan
yang terkait tidak lagi dibatasi oleh batas-batas nasionalmereka. Hal ini memungkinkan
perusahaan untuk berkompetisi di mana saja. Saatini, banyak perusahaan menjual
produk mereka di seluruh dunia, mencari bahan baku, melakukan penelitian dan
pengembangan, serta produksi di berbagaitempat.Untuk mencapai tujuan perusahaan
secara keseluruhan, manajemen produksi yang efektif dan efisien sangat penting.
Dalam era informasi yangsemakin berkembang, perusahaan dapat dengan
mudah menjual produk dan jasake seluruh dunia melalui jaringan bisnis yang semakin
meluas.Perubahan dalam dunia bisnis selama dekade terakhir lebih banyak daripada
perubahan selama lima atau sepuluh dekade sebelumnya. Persaingan global,aliansi
global dan regional, kebangkitan Cina sebagai kekuatan ekonomi, perkembangan Uni
Eropa, dan kemajuan teknologi informasi telah mengubah panorama bisnis dunia secara
signifikan. Perubahan dalam bisnis juga memicu perubahan dan perkembangan dalam
manajemen, termasuk manajemen produksiinternasional.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang diambil adalah :
1. Bagaimana konsep manajemen operasi internasional?
2. Apakah yang dimaksud manajemen produksi?
3. Apakah yang dimaksud dengan manajemen operasi jasa internasional?
4. Bagaimana pengelolaan produktivitas dalam bisnis internasional?
5. Bagaimana pengelolaan kualitas dalam bisnis internasional?
6. Bagaimana pengelolaan informasi dalam bisnis internasional?

1.3. Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah diatas maka dapat dibuat tujuan penulisan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui konsep manajemen operasi internasional.
2. Untuk mengetahui tentang manajemen produksi.
3. Untuk mengetahui manajemen operasi jasa internasional.
4. Untuk mengetahui pengelolaan produktivitas dalam bisnis internasional.
5. Untuk mengetahui pengelolaan kualitas dalam bisnis internasional.
6. Untuk mengetahui pengelolaan informasi dalam bisnis internasional.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Manajemen Operasi


2.1.1. Pengertian
Manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang digunakan perusahaan
untuk mengubah berbagai macam input (bahan baku, tenaga kerja, dan lain-lain)
menjadi produk dan jasa akhir. Manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang
dan jasa. Hasil produksi barang dan jasa yang melimpah berada di bawah koordinasi
dan pengawasan manajer operasi. Manajemen operasi internasional mengacu pada
kegiatan yang berhubungan transformasi dari sebuah perusahaan internasional.
Manajemen operasi juga terkait erat dengan kualitas, produktivitas, dan teknologi
informasi. Sistem manajemen operasi Sebuah perusahaan sangat menentukan
bagaimana input diubah menjadi barang atau jasa. Benar dirancang dan sistem operasi
berhasil dan prosedur memainkan peran utama dalam menentukan kualitas produk dan
produktivitas.
Pada dasarnya Dessler (2004) mendefinisikan manajemen operasi sebagai
rangkaian proses pengelolaan keseluruhan sumber daya perusahaan yang dibutuhkan
dalam menghasilkan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen. Secara
spesifik Dessler mengemukakan pada dasarnya manajemen operasi memfokuskan pada
pengelolaan 5P dalam operasi perusahaan. 5P tersebut yaitu:
1. People atau orang-orang dalam perusahaan mencakup tenaga kerja langsung
maupun tidak langsung yang terlibat dalam kegiatan operasi perusahaan, dari
mulai pekerja desain, pemelihara mesin produksi, petugas kebersihan, hingga
pegawai klerikal.
2. Plants mencakup pabrik atau rumah produksi atau cabang dari perusahaan
dimana perusahaan melakukan proses menghasilkan barang atau jasa yang akan
ditawarkan kepada konsumen.
3. Parts mencakup berbagai faktor input yang dibutuhkan perusahaan dalam
menghasilkan barang atau jasa. Faktor input ini dapat berupa bahan baku, skill
dari orang-orang hingga uang yang diperlukan untuk menghasilkan barang dan
jasa sesuai yang diinginkan oleh perusahaan.
4. Processes mencakup berbagai hal yang mencakup teknologi yang digunakan,
perlengkapan, hingga langkah-langkah proses produksi yang perlu dilakukan
perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa.
5. Planning and control sistem mencakup prosedur yang dijalankan untuk
memastikan bahwa proses pengelolaan produksi yang dilakukan memenuhi
persyaratan standar yang telah ditetapkan.

2.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Operasi


Menurut Higgins (1994) faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen
operasional adalah:

2
1. Manajer/Pimpinan
Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh manajer atau pimpinan
mempengaruhi dalam beberapa hal seperti aturan-aturan, kebijakan-kebijakan,
dan prosedur-prosedur organisasi terutama masalah-masalah yang berhubungan
dengan masalah personalia, distribusi imbalan, gaya komunikasi, cara-cara
yang digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik dan tindakan pendisiplinan,
interaksi antara manajemen dan kelompok, interaksi antar kelompok, perhatian
pada permasalahan yang dimiliki karyawan dari waktu ke waktu, serta
kebutuhan akan kepuasan dan kesejahteraan karyawan.
2. Tingkah laku karyawan
Tingkah laku karyawan mempengaruhi melalui kepribadian mereka,
terutama kebutuhan mereka dan tindakan-tindakan yang mereka lakukan untuk
memuaskan kebutuhan tersebut. Komunikasi karyawan memainkan bagian
penting, karena cara seseorang berkomunikasi menentukan tingkat sukses atau
gagalnya hubungan antar manusia.
3. Tingkah laku kelompok kerja
Terdapat kebutuhan tertentu pada kebanyakan orang dalam hal hubungan
persahabatan, suatu kebutuhan yang seringkali dipuaskan oleh kelompok dalam
organisasi. Kelompok-kelompok berkembang dalam organisasi dengan dua
cara, yaitu secara formal, utamanya pada kelompok kerja; dan informal,
sebagai kelompok persahabatan atau kesamaan minat.
4. Faktor eksternal organisasi
Sejumlah faktor eksternal organisasi mempengaruhi pada organisasi
tersebut. Keadaan ekonomi merupakan faktor utama yang mempengaruhi
organisasi. Keadaan ekonomi adalah faktor utama. Di lain pihak, ledakan
ekonomi dapat mendorong penjualan dan memungkinkan setiap orang
mendapatkan pekerjaan dan peningkatan keuntungan yang besar, sehingga
hasilnya menjadi lebih positif.

2.1.3. Ruang Lingkup Manajemen Operasi


Berdasarkan kutipan (Rusdiana, 2014) ada tiga aspek yang saling berkaitan
dalam ruang lingkup manajemen operasi, yaitu sebagai berikut:
1. Aspek struktural, yaitu aspek yang memperlihatkan konfigurasi komponenyang
membangun sistem manajemen operasi dan interaksinya satu samalain.
2. Aspek fungsional, yaitu aspek yang berkaitan dengan manajemen
sertaorganisasi komponen struktural ataupun interaksinya mulai dari
perencanaan, penerapan, pengendalian, dan perbaikan agar diperolehkinerja
optimum.
3. Aspek lingkungan, memberikan dimensi lain pada sistem manajemenoperasi
yang berupa pentingnya memperhatikan perkembangan dankecenderungan
yang terjadi di luar sistem.

3
Ruang lingkup manajemen operasi berkaitan dengan pengoperasian sistem
operasi, pemilihan serta penyiapan sistem operasi yang meliputi keputusan tentang:
1. Perencanaan output.
2. Desain proses transformasi.
3. Perencanaan kapasitas.
4. Perencanaan bangunan pabrik.
5. Perencanaan tata letak fasilitas.
6. Desain aliran kerja.
7. Manajemen persediaan.
8. Manajemen proyek.
9. Penjadwalan (scheduling).
10. Pengendalian kualitas.
11. Keandalan kualitas dan pemeliharaan.

Kompleksitas dalam Manajemen Operasi Internasional


Manajemen operasi internasional menyajikan salah satu tugas yang paling
kompleks dan menantang yang harus dihadapi para manajer saat ini. Manajer operasi
biasanya harus menghadapi isu penting dan kompleks di tiga bidang berikut ini:
1. Sumber daya, manajer harus memutuskan lokasi dan cara untuk mendapatkan
sumber daya yang dibutuhkan perusahaan untuk menghasilkan produk.
Keputusan penting ini berhubungan dengan manajemen rantai pasokan (supply
chain management) dan integrasi vertikal (vertical integration).
2. Lokasi, manajer harus memutuskan lokasi untuk membangun fasilitas
administratif, kantor penjualan dan pabrik.
3. Logistik, manajer harus memutuskan alat transportasi dan metode pengendalian
persediaan.

2.1.4. Fungsi Manajemen Operasi


Tujuan manajemen operasional diterapkan dalam sebuah perusahaan adalah
untuk mencapai tingkat aktivitas yang lebih efisien. Manajemen ini memiliki beberapa
fungsi untuk memudahkan tujuan tersebut. Fungsi-fungsi yang dimaksud meliputi
perencanaan, pengorganisasian, serta pengawasan operasional usaha untuk hasil
produksi yang lebih baik.
Kontrol terhadap operasional perusahaan juga bertujuan meminimalkan biaya
produksi juga menghindarkan pemakaian sumber daya secara berlebihan. Agar tujuan
tersebut tercapai, manajemen operasional memiliki beberapa fungsi yang mencakup
bidang-bidang berikut ini:
1. Keuangan
Unsur pelengkap paling penting dalam pengelolaan operasional adalah
keuangan. Manajemen ini harus dapat memastikan keuangan perusahaan

4
digunakan sesuai rencana dan tidak keluar jalur. Keuangan tersebut harus
benar-benar digunakan untuk produksi barang dan jasa yang berkualitas.
Keuangan yang tepat guna bisa dipastikan akan mempermudah proses
penciptaan produk dan layanan yang optimal. Tentunya produk barang dan jasa
ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan pelanggan secara menyeluruh.
2. Strategi
Fungsi manajemen operasi digunakan dalam menyusun strategi bisnis
untuk mengoptimalkan sumber daya perusahaan, juga meningkatkan daya
saing dengan perusahaan lain. strategi bisnis yang dimaksud mencakup
pengadaan bahan baku, pemasaran, kemampuan finansial, dan pengoptimalan
sumber daya manusia.
3. Operasional
Fungsi manajemen ini erat kaitannya dengan operasional perusahaan
yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta kontrol atas
seluruh aktivitas usaha. Fungsi utama manajemen operasional memang
berkaitan dengan seluruh aktivitas perusahaan. Dimana tugasnya membantu
pengubahan bahan baku dan jasa pekerja menjadi produk dan layanan
berkualitas untuk kepuasan konsumen.
4. Desain Produk
Teknologi modern memudahkan penjualan menjadi lebih cepat dan
sederhana prosesnya. Fungsi dari manajemen operasional di sini adalah
memastikan produk dibuat sesuai keinginan dan kebutuhan pasar. Pasar atau
konsumen tentunya sangat memperhatikan segi kualitas. Karena itu produk
yang dihasilkan harus dipastikan tahan lama dan berkualitas.
5. Mempertahankan Kualitas
Kualitas produk yang dihasilkan perusahaan harus dipastikan baik oleh
sistem yang ada dalam manajemen operasi. Tim manajemen harus mengontrol
dan memastikan produk barang dan jasa tidak ada cacatnya. Mereka juga harus
mengawasi pekerja dalam menjalankan tugasnya. Apabila ada cacat pada
produk yang dihasilkan, tim harus segera bertindak untuk memperbaikinya.
6. Prediksi
Prediksi merupakan perkiraan kejadian yang akan datang dengan
menggunakan perangkat lunak. Dalam manajemen operasional, prediksi
digunakan untuk memperkirakan permintaan konsumen terhadap sebuah
produk. Prediksi ini berkaitan dengan jumlah produk yang dibutuhkan
konsumen untuk waktu tertentu.

2.2. Manajemen Produksi


2.2.1. Pengertian
Produksi merupakan penciptaan atau penambahan nilai suatu barang, bentuk,
waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehinga lebih bermanfaat bagi pemenuhan
kebutuhan manusia. Managemen produksi merupakan proses kegiatan untuk

5
mengadakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dari
produksi dan proses produksi. Definisi lain menjelaskan bahwa managemen produksi
merupakan usaha mengelola dengan cara optimal terhadap faktor-faktor produksi atau
sumber seperti manusia, tenaga kerja, mesin dan bahan baku yang ada. Jadi,
managemen produksi adalah salah satu cabang managemen yang kegiatannya mengatur
agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa.
Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang
berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang
dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian, managemen
produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses
produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Berdasarkan kondisi
keputusan yang harus diambil, pengambilan keputusan dalam manajemen produksi
dibedakan menjadi pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti, pengambilan
keputusan atas peristiwa yang mengandung risiko, pengambilan keputusan atas
peristiwa yang tidak pasti, pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena
pertentangan dengan keadaan lain.
Pengolahan atau operasi produksi pada dasarnya melibatkan transformasi input
menjadi output. Ada beragam bentuk produk atau layanan yang dihasilkan, sehingga
terdapat berbagai jenis proses yang digunakan. Menurut Pangestu Subagyo (2000: 8)
dalam (Rusdiana, 2014), terdapat tiga kategori utama dalam proses produksi, yaitu:
a. Proses Produksi Terus-menerus
Proses produksi kontinu atau berkelanjutan adalah proses produksi yang
selalumenggunakan jenis barang yang sama. Proses produksi terus-menerus
dikenal sebagai proses produksi yang berfokus pada produk atau fokus produk.
Oleh karena itu, setiap produk memiliki fasilitas sendiri yang ditempatkan dan
disesuaikan dengan urutan pembuatan produk.
b. Proses Produksi Terputus-putus
Metode produksi yang tidak kontinu atau intermittent dipakai untuk
pabrik yang memproduksi barang dalam jumlah kecil. Ini berarti bahwa metode
produksi terputus-putus karena proses produksi berubah setiap saat ketika jenis
barang yang diproduksi berubah. Karena itu, tidak mungkin untuk mengatur
mesin sesuai urutan proses produksi. Metode produksi terputus- putus dikenal
sebagai metode produksi yang berfokus pada proses atau process focus.
c. Proses Intermediate
Faktanya, kedua metode produksi di atas tidak sepenuhnya diterapkan.
Kedua metode tersebut merupakan gabungan dari keduanya. Hal ini terjadi
karena jenis produk yang diproduksi berbeda, namun tidak terlalu beragam dan
jumlah produksinya banyak. Proses produksi ini memiliki unsur yang
berkesinambungan dan juga unsur yang tidak berkesinambungan, sehingga
disebut sebagai proses menengah. Aliran produk biasanya campuran, namun
terdapat beberapa kelompok produk yang memiliki aliran yang sama.

6
2.2.2. Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Ruang lingkup dari manajemen produksi dapat dibagi atas 3 bagian, yaitu
sebagai berikut ini :
1. Terkait desain
Dalam manajemen produksi penetapan desain merupakan keputusan
jangka panjang. Keputusan ini mencakup banyak hal terkait produk yang akan
dibuat, antara lain pemilihan desain, pengadaan material, metode pembuatan,
dan lokasi pembuatan.
2. Terkait transformasi
Bersifat jangka pendek, keputusan terkait transformasi berhubungan erat
dengan kegiatan operasional di lapangan. Beberapa hal yang masuk dalam
ruang lingkup transformasi adalah jadwal produksi, giliran kerja, anggaran,
jadwal penyerahan masukan, serta keluaran pelanggan.
3. Terkait perbaikan
Kebijakan terkait perbaikan umumnya berlangsung terus menerus dan
berkesinambungan. Maka, pengambilan keputusan perbaikan biasa dilakukan
rutin. Beberapa kegiatan yang termasuk dalam ruang lingkup ini adalah
perbaikan berkelanjutan atas mutu keluaran atau output, efektivitas dan
efisiensi sistem, pemeliharaan mesin dan sarana kerja, kapasitas dan
kompetensi karyawan, serta perbaikan terus menerus pada pengerjaan produk
atau metode lainnya.

2.2.3. Penentuan Luas Produksi


1. Pendekatan konsep MC dan MR
 Marginal cost adalah tambahan ongkos sebagai akibat dari adanya tambahan
satuan produk.
 Marginal revenue adalah tambahan penghasilan sebagai akibat tambahan
satuan produk. Perbandingan antara besarnya tambahan biaya MC dengan
tambahan penghasilan MR dapat membantu menentukan luas produksi yang
paling menguntungkan.
2. Pendekatan konsep BEP
Dalam konsep ini terdapat hubungan volume produksi, biaya dan laba.
Metode simplek adalah metode untuk menentukan kombinasi dua atau lebih
barang yang dihasilkan perusahaan agar memperoleh keuntungan maksimal.

2.2.4. Fungsi Manajemen Produksi


1. Fungsi Perencanaan Produk
Fungsi ini menentukan bentuk dan mutu produksi akhir. Perencanaan
produksi umumnya mempunyai tiga jenis kegiatan yaitu urutan kerja,
penjadwalan, dandispesing.Dispesing ini merupakan perintah kepada karyawan
untuk memulai pekerjaan sesuai dengan jadwal dan urutan kerja yang sudah
disusun.

7
2. Fungsi Perencanaan
Proses Fungsi ini berhubungan dengan penetapan metode terbaik, paling
efektif dan efisien untuk mengkombinasikan sumber-sumber daya yang ada
dan untuk menghasilkan produksi yang sesuai dengan perencanaan produksi.
3. Fungsi Persediaan
Fungsi ini berhubungan dengan kegiatan persediaan bahan baku, mutu,
waktu, dan tempat yang tepat dengan memperhitungkan biaya serendah
mungkin.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi ini menentukan kegiatan pelaksanaan agar tetap sesuai dengan
rencana produksi.
5. Fungsi Pengawasan Mutu
Berhubungan dengan pemeliharaan mutu produksi sehingga sesuai
dengan keinginan pasar.
6. Fungsi Pengawasan Biaya
Kegiatan yang bertanggung jawab terhadap setiap perbedaan antara biaya
yang dikeluarkan dengan biaya yang direncanakan.
7. Fungsi Pengangkutan
Bertujuan agar proses produksi dapat dilaksanakan dengan tepat dan
dengan biaya perlengkapan sekecil-kecilnya.

2.2.5. Sistem Produksi


Sistem produksi memiliki tiga komponen utama, yaitu masukan (input), keluran
(output), dan proses (processes).

MASUKAN KONVERSI KELUARAN

 Bahan baku  Transportasi Keluaran Langsung


 Tenaga kerja  Prosedur  Barang
 jasa
 Informasi pasar  Teknologi
 Kebutuhan konsumen  Sistem produksi
Keluaran Tidak
 Kebutuhan pemilik  Proses produksi
Langsung
perusahaan  Pengelolaan mesin
 Upah atau gaji
 Modal  Monitoring pegawai  Dampak lingkungan
 Mesin  Dampak sosial

Sedangkan ruang lingkup sistem produksi terdiri atas: (1) Metode Perencanaan Produksi
(PP) yang pada praktiknya harus diikuti dengan; (2) Pelaksanaan Produksi; (3)
Pengendalian Produksi (Production Control).
Sistem Produksi

8
Adapun mekanisme proses produksi diawali saat bahan baku dan bahan
penolong yang telah dibeli harus disimpan di gudang. Selanjutnya, bila bahan-bahan
tersebut diolah, berarti bahan-bahan tersebut harus dikeluarkan dari gudang untuk
selanjutnya dimasukkan ke dalam mesin-mesin produksi. Melalui proses pengolahan
itu, bahan-bahan menjadi barang setengah jadi atau langsung menjadi barang jadi.
Dalam kaitannya dengan pengendalian persediaan bahan baku inilah manajemen
produksi berperan. Selain dari itu mengingat mutu barang (produk) sangat penting
untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan maka pengendalian mutu
barang pun merupakan salah satu aspek penting dari manajemen produksi. Sehingga
secara umum ruang lingkup manajemen produksi meliputi hal-hal sebagai beriku:
a. Merencanakan skala dan jenis produksi (Rencan Induk Produksi).
b. Melaksanakan produksi sesuai dengan Rencana Induk Produksi.
c. Mengendalikan proses produksi.

2.3. Pengelolaan Produktivitas dan Kualitas Dalam Bisnis Internasional


Berdasarkan kutipan (Budi et al., 2014) produktivitas adalah sebuah pengukuran
kinerja ekonomi: perbandingan antara jumlah produk yang dihasilkan dan jumlah
sumber daya yang digunakan untuk produksi tersebut. Semakin sedikit sumber daya
yang dibutuhkan dalam produksi, semakin tinggi efektivitas dan semua pihak
diuntungkan. Produktivitas juga merujuk pada jumlah dan kualitas produk yang
dihasilkan. Penggunaan sumber daya dengan lebih efisien akan menghasilkan lebih
banyak produk. Namun, tanpa kualitas yang memuaskan, produk tersebut akan ditolak
oleh konsumen.
Menghasilkan kualitas berarti menghasilkan kesesuaian penggunaan
(menyediakan fitur-fitur yang diinginkan oleh konsumen). Menghasilkan
kesesuaian penggunaan (menyediakan fitur-fitur yang diinginkan oleh konsumen).
Total quality management (TQM) mencakup semua aktivitas yang menyediakan
produk berkualitas ke pasaran. TQM mempertimbangkan semua bagian dari bisnis
(konsumen, supplier, dan karyawan). Pendekatan strategis dari TQM berawal dari fokus
konsumen, mencakup metode-metode menentukan keinginan konsumen untuk
kemudian mengarahkan semua sumber daya perusahaan dalam rangka memenuhi
keinginan tersebut. TQM mencakup empat aktivitas manajerial dasar:
a. Merencanakan kualitas

9
b. Mengorganisasikan kualitas
c. Mengarahkan kualitas
d. Mengendalikan kualitas

Alat bantu TQM meliputi:


a. Analisis value-added, mengevaluasi semua aktivitas kerja, alur material, dan
kertas kerja dalam rangka menilai kegunaan yang diterima oleh konsumen.
b. Statistical process control (SPC), adalah metode di mana datadikumpulkan dan
variasi aktivitas produksi dianalisis dalam rangka menentukan perlunya
perbaikan aturan, contohnya adalah studi variasi proses dan bagan kendali
c. Studi kualitas/biaya, mengidentifikasikan biaya lancar dari perusahaan dan
menyingkapkan area di mana perbaikan bisa menghasilkan potensi penghematan
biaya terbesar, terkait dengan menemukan, memperbaiki, atau mencegah barang
dan jasa yang tidak baik (yang bisa muncul dari kegagalan internal yang terjadi
selama produksi dan barang masih beradadi dalam dan kegagalan eksternal yang
terjadi setelah barang berada diluar/pasaran).
d. Tim quality improvement (QI), adalah kelompok kerja-sama dari pekerja yang
berasal dari berbagai area kerja yang bertemu secara rutin dalam rangka
mendefinisikan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah produksi umum,
dengan tujuan meningkatkan metode kerja mereka sendiridan juga produk yang
mereka hasilkan.
e. Benchmarking, meningkatkan hasil produksi atau prosedur bisnis perusahaan
dengan cara membandingkannya terhadap kinerja masalalunya atau praktik
terbaik dari perusahaan lain.
f. Lebih dekat kepada konsumen, adalah proses menjaga kontak erat dengan
konsumen dan mencari cara untuk menjamin bahwa perusahaan menyediakan
nilai dan kualitas yang diinginkan pada produk-produk yang dipakai oleh
konsumen.

2.4. Pengelolaan Informasi Dalam Bisnis Internasional


Zaman globalisasi adalah zaman di mana pertukaran informasi menjadi lebih
mudah dan cepat. Dengan dukungan dari perkembangan teknologi yang semakin maju,
komunikasi internasional menjadi hal yang umum. Kerjasama antar negara menjadi
lebih mudah dilakukan. Teknologi informasi global adalah komponen penting dalam
kesuksesan operasi organisasi. Teknologi informasi internasional adalah penggunaan
berbagai bentuk teknologi informasi untuk mendukung operasi dan manajemen bisnis
internasional seperti IBM, Microsoft, dan lain-lain. Strategi pengelolaan sistem
informasi internasional meliputi pemilihan aplikasi terbaik dari semua subsidiari untuk
digunakan sebagai aplikasi global, membentuk tim pengembang multinasional yang
mewakili berbagai subsidiari, pengembangan paralel di mana setiap subsidiari
mengerjakan bagian antarmuka mereka sendiri-sendiri, dan menunjuk pusat

10
keunggulan di mana subsidiari yang lebih berpengalaman ditunjuk untuk
mengembangkan sistem.

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Manajemen produksi dan manajemen operasi saling terkait. Manajemen
produksi bertanggung jawab mengatur proses pembuatan produk jadi, sementara
manajemen operasi bertanggung jawab mengatur proses transformasi bahan mentah
menjadi produk jadi. Dalam manajemen produksi, semua aktivitasyang terkait dengan
menciptakan produk baru untuk perusahaan dijelaskan, sedangkan manajemen operasi
lebih fokus pada perubahan atau transformasi dari bahan mentah menjadi barang jadi.
Oleh karena itu, perusahaan harus menggunakan kedua jenis manajemen ini untuk
memastikan produk yang dihasilkan mencapai hasil yang maksimal.

12
DAFTAR PUSTAKA

Budi, R. K., Aditya, W., & Syahputra. (2014). BISNIS INTERNASIONAL. PT. Karya
Manunggal Lithomas.

Dorothea, W. A. (n.d.). Manajemen Operasi. Universitas Terbuka.

Rusdiana. (2014). MANAJEMEN OPERASI . CV PUSTAKA SETIA.

13

Anda mungkin juga menyukai