Anda di halaman 1dari 24

TUGAS PAPER MATA KULIAH MANAJEMEN PRODUKSI DAN

PENGEMBANGAN PRODUK

(Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Bisnis dan Manajemen )

Disusun Oleh:
1. Ni Luh Suminiasih (1901010010)

2. Rochmat Meikal ( 1901010004 )

3. Wiwan Gusanda ( 1901010038 )

4. Wahyu Miftadin ( 1901010073 )

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
STMIK PRIMAKARA
2020/2021

i
ABSTRAK

Makalah ini berisikan tentang ruang lingkup manajemen produksi dan pengembangan
produk . Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memahami pentingnya memahami bagaimana
strategi,fungsi dan tujuan dari manajemen produk itu sendiri. Makalah ini dibuat dengan
mengumpulkan beberapa referensi di e-book maupun jurnal ilmiah. Fokus dari penulisan
makalah ini adalah untuk menjelaskan perngertian produk dan perkembangnnya secara lebih
lengkap dan beberapa sub bab lainya yang membahas lebih mendalam mengenai bagaimana
manajemen produk fungsi, tujuan dan strateginya. Hal ini sangat penting dalam sebuah
perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa
maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan. Selain itu
perusahaan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang
dihasilkannya, karena kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan perusahaan
dalam menghasilkan produk yang berkualitas, dan yang diinginkan oleh konsumen.

Kata kunci: manajemen,produk,perusahaan,konsumen

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunianya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berbentuk makalah ini. Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan pembaca tentang pentingnya
manajemen produksi dalam sebuah bisnis atau perusahaan

Makalah ini berisi beberapa informasi tentang manajemen produksi, pengertian dan
proses produksi, fungsi sistem produksi operasi hingga pengembangan produk yang kami
harap dapat memberikan informasi tentang pentingnya subuah manajemen produksi untuk
kemajuan bisnis dan kepuasan konsumen

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah yang berbentuk makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhoi umat-Nya. Astungkara.

Denpasar, 7 Desember 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................................... iii

DAFTAR ISI................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

1.4 Manfaat penulian ........................................................................................ 2

1.4.1 Manfaat Teoritis................................................................................ 2

1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Perkembangan Manajemen Produksi ............................................................ 3


2.2. Pengertian Manajemen Produksi .................................................................. 3
2.3. Pengertian Produksi ...................................................................................... 4
2.4. Proses Produksi ............................................................................................. 4
2.5. Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi ............................ 7
2.6. Ruang Lingkup Manajemen Produksi ..................................................................... 8
2.7. Fungsi Dan Sistem Produksi Operasi .................................................................... 9
2.8. Lokasi Dan Lay Out Pabrik ......................................................................... 11
2.9. Pengembangan Produk.................................................................................. 13

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan ..................................................................................................... 19

3.2 Saran ........................................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan berkembangnya usaha-usaha atau perusahaan untuk mengolah bahan-
bahan/barang-barang yang ada, guna memenuhi kebutuhan masyarakat atau perusahaan
manufaktur maka kegiatan produksi dirasakan semakin bertambah penting. Sebuah
manajemen produksi sangatlah penting agar bisa menjalalnkan aktivitas perusahaan.

Untuk berhasilnya suatu usaha yang dapat memuaskan konsumen, kegiatan produksi
perlu dilaksanakan melalui sistem produksi yaitu dengan kegiatan mentransformasikan
faktor-faktor produksi seperti dana (money),mesin (machines), bahan (material), dan
manusia (man) yang dikombinasikan dan diatur sedemikian rupa dengan metode dan skills
sehigga dapat mengubah dan menciptakan barang/bahan yang mempunyai kegunaan yang
lebih besar dari bentuk semula.

Dengan demikian, peranan manajemen di sini adalah melalui pendekatan sistem


berusaha untuk mengombinasikan faktor-faktor produksi, biasa disingkat dengan 5 M, yaitu:
money, machines, material, man, dan metode, sehingga dapat diproduksikan barang-barang
produk secara efektif dan efisien, yang akhirnya dapat menjamin kelangsungan hidup
dan perkembangan manajemen. Untuk itu maka dalam makalah ini akan dibahas/diuraikan
mengenai ruang lingkup manajemen produksi dan sistem produksi

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini sebagai berikut:

1
1. Bagaimana perkembangan manajemen produksi?

2. Bagaimana manajemen produksi?

3. Apa pengertian produksi?

4. Bagaimana proses produksi?

5. Bagaimana pengambilan keputusan dalam manajemen produksi?

6. Bagaimana ruang Lingkup manajemen produksi?

7. Apa fungsi dan sistem produksi operasi?

8. Bagaiaman lokasi dan lay out pabrik?

9. Bagaimana pengembangan produk

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami tentang ruang lingkup manajemen produksi
2. Untuk mengetahui apa funsi dan sistem produksi operasi
3. Untuk memahami tentang lakasi lay ut pabrik dan pengembangan produk

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dari makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan
memperkaya wawasan tentang pentingnya pengetahuan terhadap manajemen produk dan
perkembangannya di dunia bisnis atau usaha
1.4.2 Manfaat Praktis
Dari makalah ini secara praktis diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran
terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan masalah yang berkaitan dengan
manajemen produksi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Manajemen Produksi

Ilmu manajemen berkembang dengan lamanya manusia menghuni bumi ini. Banyak
catatan membuktikan bahwa manajemen sudah di terapkan sejak jaman kuno. Penafsiran
tulisan kuno di Mesir yang di perkirakan di tulis tahun 1300 sebelum Masehi menunjukkan
bahwa organisasi dan administrasi negara telah di terapkan oleh para pelaksana negara pada
zaman kuno.

Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bagian dari manajemen itu
mengkhususkan diri untuk mengejar tujuannya masing-masing. Manajemen produksi termasuk
ke dalam bidang manajemen yang mengkhususkan tujuannya. Manajemen produksi
berkembang mengikuti perkembangan konsumsi masyarakat terhadap produk yang di
hasilkan. Perkembangan manajemen produksi terjadi berkat dorongan beberapa faktor yang
menunjang yaitu:

1. Adanya pembagian kerja dan spesialisasi;


2. Revolusi industri;
3. Perkembangan alat dan teknologi
4. Perkembangan ilmu dan metode kerja.

2.2 Pengertian Manajemen Produksi

Manajemen berasal dari kata manage yang artinya mengatur, sedangkan menurut Parker
Follet manajemen adalah “seni melaksanakan pekerjaan melalui orang lain”. Menurut Peter
Drucker manajemen lebih menekankan bagaimana seorang direktur memiliki sifat
kepemimpinan yang bisa mendesain pengorganisasian dalam mengambil keputusan atau
pencapaian tujuan.

Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang
mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output). Sedangkan produksi dalam
istilah ekonomi mengacu pada segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan
(utility) suatu barang atau jasa yang membutuhkan faktor-faktor produksi berupa tanah, modal,
tenaga kerja, dan skills (organizational, managerial and technical skills).

3
Manajemen produksi merupakan salah satu bagian di bidang manajemen yang
mempunyai peran dalam mengkoordinasikan kegiatan untuk mencapai tujuan. Untuk mengatur
kegiatan ini, perlu di buat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk
mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

2.3 Pengertian Produksi

Produksi secara umum berasal dari kata pro-duksi yang artinya sebagai suatu kegiatan
yang menghasilkan keluaran atau output berupa barang maupun jasa. Sekarang produksi telah
berkembang menjadi industri, seperti industri manufaktur ,industri pengolahan hasil-hasil
pertanian atau agro-industri,idustri pengolahan hasil-hasil petambangan,industri pariwisata
dll.jadi produksi yang dimaksud adalah kegiatan pengolahan dalam pabrik. Hasi-hasil
produksinya dapat berupa barang konsumsi maupun barang industri.

Pengertian produksi dalam ekonomi mengacu pada kegiatan yang berhubungan dengan
usaha dan penciptaan dan penambahan kegunaan atau utilitas suatau barang dan jasa.
Penambahan atau penciptaan kegunaan atau utilitas karena bentuk dan tempat membutuhkan
faktor-fakor produksi.

2.4 Proses Produksi


Proses produksi adalah suatu cara, metode maupun teknik bagaimana penambahan
manfaat atau penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga
dapat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan konsumen. Maka dapat kita lihat proses produksi
merupakan kegiatan atau rangkaian yang saling berkaitan untuk memberikan nilai atau
menambah nilai kegunaan terhadap suatu barang.
a. Tujuan Proses Produksi.
Terdapat beberapa tujuan dari proses produksi, diantaranya adalah sebagai berikut :
• menghasilkan barang atau jasa.
• menjaga kelangsungan hidup suatu organisasi/perusahaan.
• memberikan nilai tambah (value product) suatu barang produksi.

4
• mendapatkan keuntungan atau laba sehingga tercapai tingkat kemakmuran yang
diinginkan.
• memenuhi permintaan pasar, baik pasar domestik atau internasional.
• mengganti produk barang yang aus, rusak, kedaluwarsa, atau barang yang telah
habis karena pemakaian.

b. Jenis-jenis kegiatan proses produksi yang ada di Indonesia.

1. Jenis Produksi Berjangka Pendek


kegiatan produksinya bisa dengan cepat menghasilkan sebuah barang secara
instan untuk kemudian dinikmati konsumen. Contoh dari jenis produksi ini adalah
proses pembuatan barang dagang seperti makanan cepat saji, roti bakar, cakwe dan lain
sebagainya. Dimana konsumen bisa cepat mendapatkan barang dengan waktu singkat
dan hitungan menit setiap produksinya. Untuk jenis ini sendiri pergerakan produksinya
juga terhitung cepat dan menarik konsumen dari berbagai kalangan.

2. Produksi Untuk Jangka Panjang


Waktu kegiatan atau produksi dari suatu barang atau jasanya memakan waktu
yang relatif lama. Contohnya seperti budidaya ikan nila, petani kopi, pembuatan
bangunan atau gedung perusahaan dan lain sebagainya.

3. Jenis Produksi Terus Menerus atau Berkelanjutan


Adapun jenis lainnya dari sebuah produksi adalah jenis terus menerus atau
berkelanjutan yang masa kerjanya memang membutuhkan waktu berkelanjutan.
Dimana proses ini sendiri mengubah suatu bahan baku dengan menggabungkannya
dengan barang atau memanfaatkan alat bantu lainnya. Contoh nyatanya ada pada
produksi gula, produksi kertas, produksi karet, plastik dan lain sebagainya.

4. Produksi Berselingan
Selain produksi jangka pendek, panjang juga berkelanjutan maka ada juga yang
namanya produksi berselingan. Dimana untuk jenis produksi ini sendiri metodenya
adalah menggabungkan beberapa bahan baku jadi menjadi bentuk baru. Misalnya
adalah produksi sepeda motor, alat elektronik, mobil dan lain sebagainya.

5
c. Tahapan Proses Produksi.
Secara umum, proses produksi dapat dibagi menjadi empat tahapan produksi,
yaitu sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planning).
Tahap perencanaan merupakan tahapan dalam menentukan produk apa yang
akan dibuat, berapa jumlah bahan baku, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa
jumlan tenaga kerja yang diperlukan dalam melakukan produksi. Dalam tahap
perencanaan ini juga dilakukan perancangan terhadap bentuk barang. Untuk
menghasilkan suatu perencanaan yang baik dibutuhkan pengetahuan yang memadai
berkaitan dengan jenis barang yang akan diproduksi, kebutuhannya, serta
kemampuan organisasi/perusahaan dalam melakukan proses produksi.

2. Penentuan Alur (Routing).


Penentuan alur merupakan suatu kegiatan untuk menentukan dan
menetapkan urutan kegiatan dari proses produksi. Dalam tahap ini akan ditentukan
alur produksi mulai dari pengolahan awal bahan baku, pembentukan, pemolesan,
penyelesaian, pengawasan mutu, hingga pendistribusian barang hasi produksi. Hal
penting yang harus diperhatikan dalam tahap penentuan alur ini adalah harus
ditentukan secara tepat urutan produksi dan pekerja yang melakukan setiap alur.

3. Penjadwalan (Scheduling).
Penjadwalan merupakan suatu kegiatan untuk menentukan dan menetapkan
kapan produksi harus dilakukan setelah alur dibuat. Penjadwalan dilakukan dengan
mempertimbangkan jam kerja pekerja dan lama dari setiap alur produksi. Dalam
tahap ini akan dibuat jadwal utama (master schedule) yang kemudian akan dibagi
atau dipecah menjadi beberapa jadwal yang lebih terperinci.

4. Perintah Memulai Produksi (Dispatching).


Perintah memulai produksi merupakan suatu kegiatan untuk menentukan
dan menetapkan suatu proses pemberian perintah untuk memulai produksi setelah
jadwal produksi ditetapkan. Dalam perintah memulai produksi akan dicantumkan
hasil perencanaan dan penjadwalan yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya,

6
seperti berapa jumlah bahan baku yang digunakan, tahapan pembuatan hingga
waktu produksi sesuai dengan hasil penjadwalan.

2.5 Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi


Dalam mengatur dan mengkoordinasi penggunaan sumber-sumber daya, manajer
produksi perlu membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan upaya-upaya untuk
mencapai tujuan,agar barang dan hasa yang dihasilkan sesuai dan tepat seperti yang di
harapkan yaitu tepat mutu (kualitas), tepat jumlah (kuantitas) dan tepat waktu dengan biaya
yang rendah.

Ditinjau dari kondisi keputusan yang harus diambil, terdapat empat macam pengambilan
keputusan yaitu:
1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti (certainty).
2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko.
3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti.
4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan
keadaan lain.

Bidang Produksi juga mempunyai lima tanggung jawab keputusan utama yaitu :

1. Proses
Keputusan-keputusan dalam kategori ini menentukan proses fisik atau fasilitas
yang digunakan untuk untuk memproduksi barang atau jasa. Keputusan mencakup jenis
peralatan dan teknologi, arus proses, tata letak (lay out) peralatan dan seluruh aspek
fisik pabrik atau fasilitas jasa pelayanan.
2. Kapasitas
Keputusan kapasitas dimaksudkan untuk menentukan besarnya kapasitas yang
tepat dan penyediaan waktu yang tepat. Kapasitas jangka panjang ditentukan oleh
besarnya fasilitas fisik yang dibangun. Dalam jangka pendek kapasitas kadang-kadang
diperbesar dengan mengadakan sub-kontrak kepada pihak luar atau penambahan regu
(shift) atau menyewa ruangan / peralatan tambahan.

7
3. Persediaan
Manajer persediaan membuat keputusan-keputusan dalam bidang produksi,
menyangkut apa yang dipesan, berapa banyak pemesanan, serta kapan pemesanan
dilakukan.
4. Tenaga kerja
Dalam manajemen produksi, penentuan dan pengelolaan tenaga kerja atau
sumber daya manusia menempati posisi sangat penting. Proses produksi tidak mungkin
berlangsung tanpa tenaga kerja yang menggarap kegiatan untuk menghasilkan produk,
baik berupa barang atau jasa. Keputusan tentang tenaga kerja mencakup seleksi,
penggajian, pelatihan, penempatan, penyelian atau supervisi.
5. Mutu / Kualitas
Fungsi produksi ditandai dengan penekanan tanggung jawab yang lebih besar
terhadap mutu barang atau jasa yang dihasilkan. Mutu merupakan tanggung jawab
produksi yang penting dan harus didukung oleh organisasi secara keseluruhan.

2.6 Ruang Lingkup Manajemen Produksi

Ruang lingkup manajeman produksi dan operasi Manajemen produksi dan operasi
merupakan kegiatan yang mencakup bidang yang cukup luas, dimulai dari penganalisisan dan
penetapan keputusan saat sebelum dimulainya kegiatan produksi dan operasi, yang umumnya
bersifat keputusan-keputusan jangka panjang serta keputusan-keputusan pada waktu
menyiapkan dan melaksanakan kegiatan produksi dan pengoperasiannya, yang umumnya
bersifat keputusan-keputusan jangka pendek.

Tujuan perencanaan dan pengendalian produksi tidak lain adalah mengusahakan agar
terjadi keseimbangan, keselarasan serta keserasian antara faktor-faktor produksi yang ada
dengan kebutuhan atau kesempatan yang terbuka baginya, sehingga dapat menimbulkan
adanya perkembangan yang menguntungkan (profitable growth). Dalam tahap pencapaian
tujuan bagian produksi maka perlu dilihat kesempatan-kesempatan (opportunities) yang ada
serta tekanan-tekanan (threats) dari luar yang dialami perusahaan itu.

Setelah itu analisa intern terhadap faktor-faktor produksi akan menghasilkan rumusan
tentang kekuatan-kekuatan (strengths) yang dimiliki serta kelemahan-kelemahan (weakness)
yang ada.Ruang lingkup manajemen produksi dan operasi akan mencakup perencanaan atau
penyiapan sistem produksi dan operasi, pengendalian dari sistem produksi dan operasi, serta

8
sistem informasi produksi. Peranan perencanaan dan pengendalian produksi adalah semata-
mata dimaksudkan untuk mengkoordinasikan kegiatan bagian langsung atau tidak langsung
dalam berproduksi, sehingga perusahaan itu betul-betul dapat menghasilkan barang-barang
atau jasa dengan efektif dan efisien serta memenuhi sasaran-sasaran lainnya.

Ruang lingkup manajemen produksi memiliki tiga kategori keputusan atau kebijakan
utama yang tercakup di dalamnya, yaitu sebagai berikut:

1. Keputusan atau kebijakan mengenai desain. Desain dalam hal ini tergolong tipe
keputusan berjangka panjang, dan dalam arti yang luas meliputi penentuan desain dari
produk yang akan dihasilkan, desain atau lokasi dan tata letak pabrik, desain atas
kegiatan pengadaan masukan yang diperlukan, desain atas metode dan teknologi
pengolahan, desain atas organisasi perusahaan, dan desain atas job description dan job
specification.
2. Keputusan atau kebijakan mengenai proses transformasi (operations). Keputusan oprasi
ini berjangka pendek, berkaitan dengan keputusan taktis, dan operasi. Di dalamnya
terkait jadwal produksi, gilir kerja (Shift) dari personal pabrik, anggaran produksi,
jadwal penyerahan masukan ke subsistem pengolahan, dan jadwal penyerahan keluaran
ke pelanggan atau penyelesaian produk.
3. Keputusan atau kebijakan perbaikan terus-menerus dari sistem operasi. Karena sifatnya
berkesinambungan (terus-menerus), maka kebijakan tersebut bersifat rutin. Kegiatan
yang terakup di dalamnya pada pokoknya meliputi perbaikan terus-menerus dari mutu
keluaran, keefektifan dan keefisienan sistem, kapasitas dan kompetensi dari para
pekerja, perawatan sarana kerja atau mesin, serta perbaikan terus-menerus atas metode
penyelesaian atau pengerjaan produk.

2.7 Fungsi Dan Sistem Produksi Operasi

Secara umum fungsi produksi terkait dengan pertanggung jawaban dalam pengolahan
dan mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output) berupa barang atau jasa
yang sesuai dengan rencana yang diinginkan.

Manajemen produksi bertujuan untuk mengelola, mengatur dan mengendalikan proses


produksi barang atau jasa agar jumlah, waktu, kualitas, harga, dan tempatnya sesuai dengan
kebutuhan konsumen atau pasar. Hal ini dilakukan untuk mencapai kepuasan konsumen dan
produsen mendapatkan keuntungan.

9
Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi adalah :

1. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan
masukan (input).
2. Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu
untuk penetapan dan metode yang akan dijalankan sehingga proses pengolahan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
3. Perencanaan, merupakan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi
yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu.
4. Pengendalian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya
kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk
penggunaan dan pengolahan masukan (input) pada kenyataannya dapat dilaksanakan

Fungsi operasi produksi sebagai fungsi pentransformasian masukan menjadi keluaran


tentunya membutuhkan sebuah sistem. Sistem merupakan kumpulan sub-sub system atau
elemen- elemen yang saling tergantung, bekerjasama,saling mempengaruh, yang secara
keseluruhan merupakan pelaksanaan kegiatan guna untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan sistem operasi produksi merupakan serangkaian kegiatan secara menyeluruh
dalam proses pentransformasian masukan (input) menjadi (output). Komponen dari sistem
operasi produksi terdiri dari masukan berupa sumber daya, proses transformasi dan keluaran
berupa barang dan jasa serta umpan balik sehubugan seluruh kegiatan.

Bagan sistem operasi produksi dapat dilihat dari gambar :

2.
Masukan :
Bahan
Tenaga
kerja Modal
Proses
Keahlian
Energi
informasi

Umpan balik

10
2.8 Lokasi Dan Lay Out Pabrik
Lokasi merupakan salah satu kegiatan awal yang harus dilakukan sebelum perusahaan
mulai beroperasi. Penentuan lokasi yang tepat akan mempengaruhi kemampuan perusahaan
dalam melayani konsumen, mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup, mendapatkan
tenaga kerja dengan mudah, serta memungkinkan diadakannya perluasan usaha.

Kesalahan dalam pemilihan lokasi akan mengakibatkan biaya transportasi yang tinggi,
kekurangan tenaga kerja, kehilangan kesempatan dalam bersaing, tidak tersedianya bahan baku
yang cukup, dan sebagainya.

Pemilihan lokasi pabrik, besar sekali pengaruhnya terhadap tingkat kelancaran operasi
perusahaan, faktor-faktor tersebut terdiri dari :

✓ Perijinan,

Lokasi pabrik dipilih pada daerah khusus untuk kawasan industri, sehingga
memudahkan dalam perijinan pendirian pabrik.

✓ Sikap masyarakat dan Lingkungan,

Lingkungan, masyarakat, dan sikap yang muncul apabila didirikan pabrik di


dekat tempat tinggal mereka, apakah menerima atau tidak.

✓ Ketersediaan bahan baku,

Kebutuhan bahan baku merupakan kebutuhan paling dasar yang berkaitan


langsung dengan proses produksi.

✓ Ketersediaan tenaga kerja.

Tenaga kerja merupakan modal utama pendirian suatu pabrik.

✓ Tersedianya lahan dan energi.

Lokasi yang dipilih merupakan kawasan yang cukup luas untuk mendirikan
pabrik yang akan dibangun. Selain itu tersedianya sumber air yang cukup banyak serta
sarana dan prasarana transportasi dan listrik yang memadai.

✓ Pemasaran,

Pemasaran diharapkan mudah dan tidak hanya di dalam negeri maupun di luar
negeri,

11
✓ Transportasi

Transportasi Lokasi pabrik hams mudah dicapai sehingga mudah dalam


pengiriman bahan baku dan penyaluran produk, terdapat transportasi yang lancar baik
darat dan laut.

✓ Pebuangan limbah

Pebuangan limbah industri, kaitannya dengan tingkat pencemaran, sistem


pembuangan limbah untuk perlindungan terhadap alam sekitar dan menjaga
keseimbangan habitat.

✓ Perluasan Areal Pabrik


Pendirian suatu pabrik haruslah mempertimbangkan perluasan pabrik dalam
jangan 10 sampai 20 tahun mendatang dikarenakan jika permintaan dari tahun ke
tahun meningkat memungkinkan ada perluasan pabrik dan tidak kesulitan dalam
mencari lahan perluasaan.

Perencanaan layout merupakan salah satu tahap dalam perencanaan suatu fasilitas yang
bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efektif dan efisien.

Tujuan penyusunan layout pada dasarnya untuk mencapai pemanfaatan peralatan


pabrik yang optimal, penggunaan jumlah tenaga kerja yang minimum, kebutuhan persediaan
yang rendah dan biaya produksi dan investasi modal yang rendah,

sedangkan jenis layout terdiri dari process layout, product layout, group layout dan
layout tetap :

✓ Process Layout,

Dalam layout ini mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang memiliki kesamaan


fungsi dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu tempat atau ruang tertentu. layout
semacam ini biasanya dipergunakan untuk perusahaan-perusahaan yang berproduksi dalam
rangka memenuhi pesanan dimana terdapat banyak pesanan yang berbeda baik dalam
bentuk, kualitas, maupun jumlahnya.

12
✓ Product Layout,

Di dalam layout jenis ini mesin-mesin dan perlengkapan pabrik disusun berdasarkan
urutan opersi proses produksi yang diperlukan untuk membuat suatu produk.

✓ Group Layout

Pada layout ini, mesin-mesin dan perlengkapan yang digunakan untuk membuat atau
memproses komponen yang sama

✓ Layout Posisi Tetap

Layout ini merupakan susunan letak mesin dan fasilitas produksi yang diatur di dekat
tempat proses produksi dengan posisi tetap.

2.9 Pengembangan Produk

Pengembangan produk adalah proses perubahan yang dilakukan terhadap produk yang
sudah ada sekaligus proses pencarian inovasi untuk menambah nilai terhadap barang lama
dengan mengkonversikannya ke dalam produk tersebut. Dengan adanya pengembangan produk
berarti perusahaan sudah memahami tentang kebutuhan dan keinginan pasar.

Tujuan pengembangan produk adalah untuk memberikan nilai maksimal bagi


konsumen, memenangkan persaingan perusahaan dengan memilih produk yang inovatif,
produk yang dimodifikasi serta mempunyai nilai yang tinggi baik dalam desain warna, ukuran,
kemasan, merek, dan ciri-ciri lain.

1. Strategi pengembangan produk terdapat beberapa jenis, yaitu:


• Memperbaiki yang sudah ada.

Dalam hal ini perusahaan menggunakan teknologi dan fasilitas yang ada untuk
membuat variasi dan memperbaiki produk yang ada. Dalam menggunakan cara ini
perusahaan tidak memiliki resiko besar, karena hanya akan melakukan perubahan yang
menyeluruh.

• Memperluas lini produk.

Jenis pengembangan produk dilakukan perusahaan dengan cara menambah item


pada lini produk yang sudah ada atau menambah lini produk baru.

13
• Menambah produk yang ada.

Perusahaan dalam hal ini menambah atau memberikan variasi pada produk yang
telah ada dan juga memperluas segmen pasar dengan melayani berbagai macam
konsumen atau pembeli yang memiliki selera yang berbeda-beda.

• Meniru strategi pesaing.

Pada cara ini perusahaan meniru kebijakan pesaing yang dianggap


menguntungkan, seperti halnya penetapan harga.

• Menambah lini produk.

Biasanya perusahaan memerlukan dana besar dalam penambahan produk baru


yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan lini produk yang telah ada. Karena produk
yang belum pernah diproduksi sebelumnya, serta dalam hal penggunaan fasilitas-fasilitas
untuk mempromosikannya memerlukan proses yang baru pula.

• Strategi peningkatan gaya produk.

Produsen bisa meningkatkan nilai suatu produk dari segi pemilihan warna produk
tersebut, rancangan atau desain yang menarik dan yang terakhir adalah kemasan yang
dapat memberi nilai tambah bagi produk tersebut.

2. Tahapan Proses Pengembangan Produk

14
a. Analisis Kebutuhan Pelanggan

Kebutuhan konsumen merupakan titik pendahuluan untuk pengembangan produk,


baik untuk pasar domestik ataupun global. Produk-produk baru merangsang perusahaan
untuk mencapai sasaran unit bisnis dan korporat. Untuk menentukan lingkup produk baru
yang akan dipertimbangkan, manajemen sering merumuskan garis-garis besar
perencanaan produk baru. Keputusan ini menjadi garis-garis besar penting untuk proses
perencanaan produk baru. Analisis kepuasan pelanggan menentukan peluang untuk produk
dan proses baru.

b. Pemunculan gagasan

Pencarian macam-macam gagasan yang menjanjikan merupakan titik pangkal


dalam proses pengembangan produk baru. Penggalian gagasan terentang mulai dari
perbaikan tambahan atas produk yang ada sekarang sampai ke produk yang sama sekali
baru bagi dunia. Beraneka gagasan produk berasal dari banyak sumber. Membatasi
pencarian gagasan-gagasan produk baru hanya pada aktivitas litbang interval merupakan
pendekatan yang sangat sempit. Sumber gagasan produk baru meliputi para personalia
perusahaan, pelanggan, pesaing, investor luar, akuisis dan anggota saluran.

c. Penyaringan Ide dan Evaluasi

Pengevaluasian ide-ide baru merupakan bagian penting dari perencanaan produk


baru. Produk yang berhasil adalah produk yang memuaskan kriteria manajemen untuk
keberhasilan komersial. Manajemen memerlukan suatu prosedur penyaringan dan evaluasi
yang akan menghapus ide-ide yang tidak akan menjanjikan sesegera mungkin. Tujuannya
adalah untuk mengeliminasi ide-ide yang paling tidak menjanjikan sebelum terlalu banyak
waktu dan dana yang dikucurkan ke dalamnya.

d. Analisis Bisnis

Analisis bisnis mengestimasi kinerja komersial produk yang diusulkan. Perolehan


suatu proyeksi finansial yang akurat tergantung pada mutu ramalan pendapatan dan biaya.
Analisis bisnis normalnya dipecahkan pada beberapa tahap dan proses perencanaan produk
baru. Setelah manajemen memutuskan konsep produk dan strategi pemasarannya,
manajemen dapat mengevaluasi daya tarik bisnis proposal tersebut. Untuk memperkirakan
penjualan, perusahaan dapat melihat angka penjualan historis produk sejenis dan
melakukan survei untuk mengetahui opini pasar. Perusahaan tersebut dapat

15
memperkirakan penjualan minimum dan maksimum untuk memperkirakan jangkauan
risiko. Setelah mempersiapkan ramalan penjualan, manajemen dapat memperkirakan
biaya dan laba yang di harapkan dari produk tersebut, yang memasukkan biaya-biaya
pemasaran, penelitian, pengembangan, akuntansi, dan keuangan.

e. Pengembangan Strategi Pemasaran

Tujuan pengembangan strategi pemasaran adalah penyempurnaan rencana lebih


lanjut pada tahap-tahap berikutnya yaitu bagaimana strategi pemasaran untuk
mengenalkan produk baru ke pasar. Dalam tahap ini perusahaan melakukan
pengembangan rencana strategi, dimana strategi pemasaran lebih dulu mengalami
penyaringan. Dalam melakukan pengembangan strategi pemasaran ada 3 bagian pokok,
yaitu:

• Menjelaskan ukuran struktur, perilaku pasar sasaran, posisi produk yang


direncanakan, penjualan, pangsa pasar, dan laba yang diinginkan dari lima tahun
pertama.
• Menggambarkan harga, strategi distribusi, dan anggaran perusahaan yang di
rencanakan untuk produk tersebut dalam tahun pertama.
• Menjelaskan jumlah penjualan, sasaran laba, dan strategi pemasaran selanjutnya.
f. Pengembangan Produk

Setelah berhasil merampungkan tahap analisis bisnis, perencanaan produk


bergerak menuju tahap pengembangan dan pengujian (development and testing).
Pengembangan dan pengujian berkenaan dengan pembuatan karakteristik fisik barang dan
jasa baru yang dapat diterima bagi para pelanggan. Tujuannya adalah mengkonversikan
gagasan ke dalam produk aktual yang aman, memberikan manfaat bagi para pelanggan,
dan dapat diproduksi secara ekonomis oleh perusahaan.

g. Pengujian Produk dan Pasar

Pada tahapan ini, pengujian produk merupakan kelanjutan dari tahapan


pengembangan produk. Tahapan-tahapan pengujian produk diantaranya:

• Pengujian tentang konsep produk.


• Pengujian desain produk.
• Pengujian kesukaan konsumen terhadap produk.
• Pengujian laboratorium terhadap produk.

16
• Pengujian operasi pabrik dan tes penggunaan produk. Setelah manajemen perusahaan
merasa puas dengan produknya (setelah melakukan perubahan) maka untuk lebih lanjut
adalah pengujian pada tujuannya yaitu untuk mengetahui reaksi konsumen.
h. Komersialisasi

Pada tahapan ini, semua fasilitas sudah disiapkan sedemikian rupa, baik fasilitas
produksi maupun pemasarannya. Perusahaan yang sudah memasuki tahapan ini, harus
sudah mempersiapkan strategi penetapan harga dan keuntungan yang diharapkannya. Di
dalam tahapan ini, perusahaan sudah melaksanakan riset pemasaran terlebih dahulu,
terutama yang menyangkut kebutuhan, keinginan, selera, kepuasan para konsumen yang
akan dituju.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Produk


• Faktor Pendukung

Terdapat beberapa faktor yang mendorong perusahaan untuk melakukan


pengembangan produk, faktor-faktor ini harus dipertimbangkan agar terlaksananya
pengembangan produk yang berhasil. Menurut Stanton (1996) faktor pendorong atau
pendukung pengembangan produk adalah sebagai berikut:

✓ Perkembangan Teknologi. Perkembangan teknologi yang pesat memungkinkan


terciptanya sarana produksi yang baru untuk dimanfaatkan oleh perusahaan untuk
membuat dan menyempurnakan produk, sehingga kualitas produk menjadi lebih baik
dan jumlah produksi yang diperoleh akan dapat ditingkatkan.
✓ Perubahan Selera Konsumen. Perubahan ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan,
tingkat perkembangan penduduk, tingkat pendidikan, serta kesetiaan konsumen
terhadap produk yang bersangkutan.
✓ Persaingan. Adanya persaingan yang kuat di antara perusahaan yang sejenis akan
menyebabkan perusahaan berusaha untuk selalu mengembangkan produknya dengan
harapan dapat menyaingi volume produksi pesaing.
✓ Adanya Kapasitas Produk Berlebihan. Dengan meningkatkan kapasitas mesin-mesin
yang dimiliki perusahaan, maka perusahaan berusaha untuk menggunakan kelebihan
kapasitas tersebut dengan jalan memproduksi perusahaan.
✓ Siklus Hidup Produk yang Pendek. Siklus kehidupan produk yang pendek mendorong
perusahaan untuk terus mengembangkan produknya, sehingga konsumen tidak bosan
dengan produk-produk yang diproduksi perusahaan.

17
✓ Adanya Keinginan untuk Meningkatkan Laba. Perusahaan mempunyai keinginan untuk
memperkuat posisi produknya di pasar, sera untuk memperluas pasar.

• Faktor Penghambat
✓ Kekurangan gagasan mengenai produk baru yang penting dibidang tertentu. Mungkin
hanya ditemukan sedikit cara untuk memperbaiki beberapa produk dasar (seperti baja,
deterjen).
✓ Pasar yang terbagi-bagi karena persaingan yang ketat. Perusahaan harus mengarahkan
produk baru mereka ke segmen pasar yang lebih kecil, hal ini berarti penjualan dan laba
yang lebih rendah untuk tiap produk.
✓ Kendala sosial dan pemerintah. Produk baru harus memenuhi beberapa kriteria seperti
keamanan konsumen dan keseimbangan lingkungan.
✓ Mahalnya proses pengembangan produk baru. Suatu perusahaan pada umumnya harus
menciptakan berbagai gagasan tentang produk baru untuk menemukan hanya satu
produk yang layak dikembangkan. Selanjutnya, perusahaan sering menghadapi biaya
litbang, manufaktur, dan pemasaran yang tinggi.
✓ Kekurangan modal. Beberapa perusahaan yang memiliki gagasan-gagasan yang baik
tidak dapat mengumpulkan dana yang diperlukan untuk melakukan riset dan
meluncurkan produk baru.
✓ Waktu pengembangan yang lebih singkat. Perusahaan-perusahaan yang tidak dapat
mengembangkan produk-produk baru secara cepat akan berada di pihak yang tidak
memiliki keunggulan. Perusahaan-perusahaan harus belajar bagaimana mempersingkat
waktu pengembangan dengan menggunakan teknik perancangan yang dibantu
komputer dan teknik manufaktur, mitra strategis, pengujian konsep awal, dan
perencanaan pemasaran tingkat tinggi. Perusahaan yang waspada akan menggunakan
pengembangan produk baru serentak, dimana kelompok lintas-fungsional bekerja sama
untuk mendorong produk baru melalui pengembangan dan menuju pasar.
✓ Siklus hidup produk yang lebih singkat. Ketika suatu produk yang baru berhasil,
pesaing dengan cepat meniru.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pentingnya mempelajari manajemen produksi dengan topik-topik yang dipelajari dalam


berkaitan dengan desain, operasi dan pengawasan sisi penawaran organisasi-organisasi.
Proses pembuatan keputusan diawali dengan perumusan masalah yang dilakukan dengan
menguji hubungan sebab-akibat, mencari penyimpangan-penyimpangan, dan yang paling
penting adalah berkonsultasi dengan pihak lain.
Dapat disimpulkan, tanpa adanya perencanaan yang matang, pengaturan yang bagus
serta pengawasan akan mengakibatkan jeleknya hasil produksi. Di samping hasil produksi
yang harus bagus kualitasnya juga harus di pikirkan pula agar jangan sampai terjadi hasil
produksi bagus tapi ongkos yang diperlukan untuk keperluan itu terlalu besar. Biaya produksi
yang terlalu tinggi akan berakibat harga pokok produksinya menjadi besar dan hal ini akan
mengakibatkan tingginya harga jual produk, sehingga akan tidak terjangkau oleh konsumen.
Inilah yang merupakan tugas dari bagian produksi. Tugas-tugas tersebut akan dapat terlaksana
dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja tertentu. Pedoman kerja yang harus menjadi
arah kerja bagi bagian produksi.

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan baik dari isi
dan cara penulisan. Untuk itu kami sebagai penulis mohon maaf apabila pembaca merasa
kurang puas dengan hasil yang kami sajikan, dan kritik beserta saran juga kami harapkan
agar dapat menambah wawasan untuk memperbaiki penulisan makalah kami.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_produksi

http://rankingpertama.blogspot.co.id/2017/04/makalah-manajemen-produksi.html

http://baharuddinrofid.blogspot.co.id/2014/09/makalah-manajemen-produksi.html

20

Anda mungkin juga menyukai