Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam
senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan Semoga kita termasuk
dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga
selesainya makalah ini yang berjudul “Manajemen Produksi” . Harapan kami
semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta
pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi
makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya
kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang
dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh
sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang
bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Merangin, September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................


Daftar Isi ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
A. Latar Belakang ...........................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................
C. Tujuan Penulisan .......................................................................
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................
A. Pengertian Manajemen Produksi .............................................
B. Perkembangan Manajemen Produksi ......................................
C. Ruang Lingkup Manajemen Produksi .....................................
D. Fungsi dan Tujuan Manajemen Produksi ...............................
E. Strategi, Manufaktur, dan Manajemen Produksi ...................
F. Manajemen Produksi dan Lingkungannya .............................
G. Pembuatan Keputusan dalam Manajemen Produksi ............
BAB III PENUTUP .....................................................................................
A. Kesimpulan .................................................................................
B. Saran ............................................................................................
Daftar Pustaka ............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang
bergerak dalam bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu
memperoleh keuntungan. Selain itu perusahaan juga ingin memberikan kepuasan
kepada konsumen atas produk yang dihasilkannya, karena kepuasan konsumen
menjadi tolak ukur dari keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk
yang berkualitas, dan yang diinginkan oleh konsumen. Dalam mencapai strategi
pemasaran yang tepat dan terbaik untuk diterapkan, salah satunya perusahaan
dapat melihat dari faktor bauran pemasaran. Hal tersebut penting karena bauran
pemasaran merupakan salah satu pokok pertimbangan konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian suatu produk. Jika perusahaan tidak peka
terhadap apa yang dibutuhkan oleh konsumen, maka dapat dipastikan bahwa
perusahaan akan kehilangan banyak kesempatan untuk menjaring konsumen dan
produk yang ditawarkan akan sia-sia.
Pemasaran merupakan salah satu ilmu ekonomi yang telah lama
berkembang, dan sampai pada saat sekarang ini pemasaran sangat mempengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan untuk bisa bertahan di dalam pangsa pasar. oleh
karena itu diperlukan strategi pemasaran yang dapat memberikan pengaruh untuk
menentukan berhasil atau tidaknya dalam memasarkan produknya. Apabila
strategi pemasaran yang dilaksanakan perusahaan tersebut mampu memasarkan
produknya dengan baik, hal ini akan berpengaruh terhadap tujuan perusahaan.
Manajemen operasi (MO) mulai berkembang pesat sejak tahun 1910-an. Pada saat
itu Frederick W Taylor mengembangkan konsep yang terkait dengan efisiensi di
bidang produksi dengan menggunakan pendekatan ilmiah untuk menghitung
produktivitas, menggunakan fungsi manajemen untuk menemukan dan
menggunakan aturan dan prosedur dalam operasi sistem produksi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa konsep manajemen produksi?
2. Bagaimana perkembangan manajemen produksi?
3. Bagaimana ruang lingkup manajemen produksi?
4. Apa fungsi dan tujuan manajemen produksi?
5. Bagaimana strategi, manufaktur, dan manajemen produksi?
6. Bagaimana manajemen produksi dan lingkungannya?
7. Bagaimana pembuatan keputusan dalam manajemen produksi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu manajemen produksi.
2. Untuk mengetahui tujuan dari manajemen produksi.
3. Untuk mengetahui prinsip manajeman produksi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Produksi


Manajemen berasal dari kata manage yang artinya mengatur, sedangkan
menurut Parker Follet manajemen adalah “seni melaksanakan pekerjaan melalui
orang lain”. Menurut Peter Drucker manajemen lebih menekankan bagaimana
seorang direktur memiliki sifat kepemimpinan yang bisa mendesain
pengorganisasian dalam mengambil keputusan atau pencapaian tujuan.
Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang
mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output). Sedangkan
produksi dalam istilah ekonomi mengacu pada segala kegiatan dalam menciptakan
dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa yang membutuhkan
faktor-faktor produksi berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skills
(organizational, managerial and technical skills).
Manajemen produksi merupakan salah satu bagian di bidang manajemen
yang mempunyai peran dalam mengkoordinasikan kegiatan untuk mencapai
tujuan. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu di buat keputusan-keputusan yang
berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa
yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian,
manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

B. Perkembangan Manajemen Produksi


Ilmu manajemen berkembang hampir seumur dengan lamanya manusia
menghuni bumi ini. Banyak catatan membuktikan bahwa manajemen sudah di
terapkan sejak jaman kuno. Penafsiran tulisan kuno di Mesir yang di perkirakan di
tulis tahun 1300 sebelum Masehi menunjukkan bahwa organisasi dan administrasi
negara telah di terapkan oleh para pelaksana negara pada zaman kuno.
Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bagian dari
manajemen itu mengkhususkan diri untuk mengejar tujuannya masing-masing.
Manajemen produksi termasuk ke dalam bidang manajemen yang mengkhususkan
tujuannya. Manajemen produksi berkembang mengikuti perkembangan konsumsi
masyarakat terhadap produk yang di hasilkan.
Perkembangan manajemen produksi terjadi berkat dorongan beberapa faktor yang
menunjang yaitu:
1) Adanya pembagian kerja dan spesialisasi;
2) Revolusi industri;
3) Perkembangan alat dan teknologi;
4) Perkembangan ilmu dan metode kerja.

C. Ruang Lingkup Manajemen Produksi


Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen
yang mempunyai peran dalam mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk
mencapai tujuan. Manajemen produksi dapat diterapkan di berbagai jenis
organisasi atau perusahaan seperti industri manufaktur, perkebunan, pertanian,
UKM maupun di bidang jasa. Manajemen produksi juga diperlukan dalam
pengaturan bangunan atau ruangan, mesin maupun peralatan, proses dalam
produksi, pengaturan tenaga kerja dan berbagai kegiatan operasi lainnya. Kegiatan
produksi ini dapat dibedakan dalam dua kelompok utama, yaitu organisasi
manufaktur dan organisasi jasa.
Manajemen produksi merupakan kegiatan yang cakupannya cukup luas di
mulai dari analisis dan penetapan keputusan-keputusan sebelum dimulainya
produksi. Penambahan dan perancangan atau desain sistem produksi meliputi:
1) Seleksi dan desain hasil produksi, Kegiatan produksi harus dapat
menghasilkan produk-produk barang atau jasa dengan cara efektif dan
efisien serta dengan kualitas yang baik.
2) Seleksi dan perancangan proses serta peralatan, Setelah dilakukan seleksi
terhadap produk, kegiatan yang harus dilakukan adalah menentukan jenis
proses yang akan digunakan serta peralatannya.
3) Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi, Dalam pemilihan lokasi,
perlu diperhatikan faktor jarak, kelancaran dan biaya pengangkutan dari
bahan baku serta biaya pengangkutan barang jadi ke pasar.
4) Rancangan tata letak (layout) dan arus kerja atau proses, Rancangan tata
letak harus mempertimbangkan antara lain kelancaran arus kerja,
optimalisasi waktu pergerakan dalam proses, kemungkinan kerusakan
yang terjadi karena pergerakan dalam proses.
5) Rancangan tugas, Rancangan tugas harus merupakan kesatuan dari human
engineering, dalam rangka menghasilkan rancangan kerja yang optimal.
6) Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kualitas, Dalam strategi
produksi dan operasi harus terdapat pernyataan tentang maksud dan tujuan
produksi dan operasi serta misi dan kebijakan-kebijakan dasar untuk lima
bidang yaitu, proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan mutu.

Ruang lingkup manajemen produksi memiliki tiga kategori keputusan atau


kebijakan utama yang tercakup di dalamnya, yaitu sebagai berikut:
1) Keputusan atau kebijakan mengenai desain. Desain dalam hal ini
tergolong tipe keputusan berjangka panjang, dan dalam arti yang luas
meliputi penentuan desain dari produk yang akan dihasilkan, desain atau
lokasi dan tata letak pabrik, desain atas kegiatan pengadaan masukan yang
diperlukan, desain atas metode dan teknologi pengolahan, desain atas
organisasi perusahaan, dan desain atas job description dan job
specification.
2) Keputusan atau kebijakan mengenai proses transformasi (operations).
Keputusan operasi ini berjangka pendek, berkaitan dengan keputusan
taktis, dan operasi. Di dalamnya terkait jadwal produksi, gilir kerja (shift)
dari personal pabrik, anggaran produksi, jadwal penyerahan masukan ke
subsistem pengolahan, dan jadwal penyerahan keluaran ke pelanggan atau
penyelesaian produk.
3) Keputusan atau kebijakan perbaikan terus-menerus dari sistem operasi.
Karena sifatnya berkesinambungan (terus-menerus), maka kebijakan
tersebut bersifat rutin. Kegiatan yang terakup di dalamnya pada pokoknya
meliputi perbaikan terus-menerus dari mutu keluaran, keefektifan dan
keefisienan sistem, kapasitas dan kompetensi dari para pekerja, perawatan
sarana kerja atau mesin, serta perbaikan terus-menerus atas metode
penyelesaian atau pengerjaan produk.

D. Fungsi dan Tujuan Manajemen Produksi


1. Fungsi Manajemen Produksi
Dengan adanya manajemen yang diterapkan dalam kegiatan
produksi suatu perusahaan, maka hasil dari produksi tersebut dapat
menghasilkan output yang baik pula. Manajemen yang digunakan tersebut
disebut manajemen produksi. Manajemen produksi bertujuan mengatur
penggunaan faktor-faktor produksi yang ada sedemikian rupa sehingga
proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Fungsi dasar
manajemen produksi menurut Sastrodipoera (1994) dibagi menjadi tujuh
sebagai berikut:
a) Fungsi Perencanaan Produk
Fungsi ini menentukan bentuk dan mutu produksi akhir.
Perencanaan produksi umumnya mempunyai tiga jenis kegiatan yaitu
urutan kerja, penjadwalan, dandispesing.Dispesing ini merupakan perintah
kepada karyawan untuk memulai pekerjaan sesuai dengan jadwal dan
urutan kerja yang sudah disusun. 
b) Fungsi Perencanaan Proses
Fungsi ini berhubungan dengan penetapan metode terbaik, paling
efektif dan efisien untuk mengkombinasikan sumber-sumber daya yang
ada dan untuk menghasilkan produksi yang sesuai dengan perencanaan
produksi.
c) Fungsi Persediaan 
Fungsi ini berhubungan dengan kegiatan persediaan bahan baku,
mutu, waktu, dan tempat yang tepat dengan memperhitungkan biaya
serendah mungkin.
d) Fungsi Pengawasan 
Fungsi ini menentukan kegiatan pelaksanaan agar tetap sesuai
dengan rencana produksi. 
e) Fungsi Pengawasan Mutu
Berhubungan dengan pemeliharaan mutu produksi sehingga
sesuai dengan keinginan pasar. 
f) Fungsi Pengawasan biaya 
Kegiatan yang bertanggung jawab terhadap setiap perbedaan
antara biaya yang dikeluarkan dengan biaya yang direncanakan.
g) Fungsi Pengangkutan 
Bertujuan agar proses produksi dapat dilaksanakan dengan tepat
dan dengan biaya perlengkapan sekecil-kecilnya.
Dalam mengoperasikan suatu kegiatan, peranan manajemen ini sangat penting
sehingga antara satu aspek dengan aspek yang lainnya tidak berjalan sendiri-
sendiri. Suatu manajemen diterapkan dalam perusahaan agar setiap input atau
faktor produksi dikombinasikan dengan baik dan dalam prosesnya prinsip
efisiensi dapat lebih diperhatikan.

2. Tujuan Manajemen Produksi


 Perencanaan produksi, bertujuan agar dilakukannya persiapan yang
sistematis bagi produksi yang akan dijalankan. Keputusan yang harus
dihadapi dalam perencanaan produksi.
 Pengendalian produksi bertujuan agar mencapai hasil yang maksimal demi
biaya seoptimal mungkin.
 Pengawasan produksi bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan
sesuai dengan rencana.

E. Strategi, Manufaktur, dan Manajemen Produksi


Secara umum, manajemen bisnis global (internasional) meliputi dua hal
yaitu kegiatan produksi dan manajemen bahan baku. Kegiatan tersebut
dilaksanakan dengan tujuan untuk menekan biaya penciptaan nilai dan untuk
melayani kebutuhan konsumen dengan baik (nilai tambah). Produksi didefinisikan
sebagai kegiatan mengubah barang mentah menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi sehingga dapat menambah nilai guna barang tersebut. Produksi
merupakan kegiatan yang mencakup penciptaan suatu produk. Namun istilah
produksi tidak hanya digunakan dalam penciptaan barang saja tetapi juga
digunakan dalam kegiatan jasa.
Manajemen bahan adalah kegiatan mengatur (planing, organazing,
actuating, controlling) penyebaran material fisik melalui rantai nilai. Mulai dari
usaha mendapatkan material tersebut melalui produksi sampai pendistribusiannya.
Fungsi manajemen bahan bagi pihak internal perusahaan adalah biaya produksi
yang lebih rendah dan peningkatan kualitas produk secara simultan melalui
peniadaan produk rusak atau cacat baik dari rantai suplai dan proses pabrikasi.
Perusahaan yang mengembangkan kontrol kualitasnya dapat mengurangi biaya
penciptaan nilai melalui 3 cara yaitu:
1) Memanfaatkan waktu seefektif dan seefisien mungkin dalam
memproduksi barang sehingga tidak terdapat produk yang kurang
berkualitas dan tidak dapat dijual.
2) Meningkatkan kualitas produk dengan menekan biaya pekerjaan ulang
(rework) dan biaya tambahan (scrap costs).
3) Meminimalkan biaya jaminan dan biaya pekerjaan ulang untuk
mendapatkan kualitas produk yang lebih baik.

F. Manajemen Produksi dan Lingkungannya


1. Pentingnya Manajemen Operasi
Alasan pertama pentingnya mempelajari manajemen produksi
adalah topik-topik yang dipelajari dalam manajemen produksi berkaitan
dengan desain, operasi dan pengawasan sisi penawaran organisasi-
organisasi. Semua organisasi ada untuk memenuhi permintaan tersebut.
Dengan pemahaman dasar tentang apa yang dilakukan untuk
mengembangkan dan mengoperasikan sistem-sistem produksi, para
manajer pemasaran dapat melayani pasar dan mengelola tenaga penjualan
mereka dengan secara lebih baik bila mereka memahami kemampuan dan
keterbatasan sistem permintaan-penawaran total mereka, pengenalan
produk baru, dan kemampuan produk baru. Manajer keuangan dapat
merencanakan ekspansi kapasitas dan akan dapat memahami tujuan-tujuan
persediaan secara lebih baik.
Para akuntan mementingkan ini untuk memberi
informasi akuntansi biaya, rasio-rasio pemanfaatan kapasitas, penilaian
persediaan, dan informasi lain untuk pengawasan. Para manajer personalia
juga dapat memperoleh suatu pengetahuan tentang kompleksitas desain
pekerjaan, fungsi-fungi yang dilaksanakan manajer produksi, serta
keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
mereka.
Alasan kedua pentingnya mempelajari manajemen operasi adalah
bahwa sekitar 70 persen aktiva-aktiva dalam berbagai organisasi
manufakturing dan pemrosesan adalah berbentuk persediaan-persediaan,
pabrik dan peralatan yang secara langsung atau tidak langsung berada di
bawah pengawasan para manajer produksi atau operasi manajer, manajer
bahan, manajer peralihan, dan para penyelia produksi yang semuanya
merupakan anggota organisasi manajemen operasi dan produksi.
Alasan ketiga adalah untuk memperoleh pengetahuan tentang
berbagai macam tekanan yang dihadapi manajer sebagai usaha mereka
untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
masyarakat. Para manajer produksi dan operasi harus memenuhi keinginan
pemilik, sebagai pemegang saham perusahaan atau anggota legislatif.
Tetapi, di lain sisi mereka harus beroperasi dalam sistem sosial dan
mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap masyarakat.
Alasan terakhir untuk mempelajari manajemen produksi atau
operasi adalah bahwa ada kesempatan pekerjaan dan karier yang cerah
bagi individu kreatif yang berminat terjun dalam karier profesional di
bidang manajemen produksi atau operasi dan manajemen pelatihan.

2. Hubungan Fungsi Produksi dan Lingkungannya


Pesanan-pesanan diterima oleh departemen penjualan yang
merupakan bagian fungsi pemasaran; bahan mentah dan suplai didapatkan
melalui fungsi pembelian; modal untuk pembelian berbagai peralatan
datang dari fungsi keuangan; tenaga kerja diperoleh melalu fungsi
personalia; dan produk dikirim oleh fungsi distribusi. Penyanggan fungsi
produksi dari pengaruh lingkungan secara langsung diperlakukan untuk
alasan di antaranya interaksi dengan unsur-unsur lingkungan, proses
transformasi teknologi yang lebih efisien daripada proses yang diperlukan
dalam pengadaan masukan dan penjualan produk akhir, keterampilan
manajerial yang diperlukan untuk keberhasilan operasi proses transformasi
sering berbeda dengan yang diperlukan untuk keberhasilan operasi
pemasaran, personalia, atau keuangan.

3. Organisasi Formal Fungsi Produksi


Pengorganisasian fungsi produksi merupakan proses penyusun
struktur organisasi departemen produksi yang sesuai dengan tujuan
organisasi, sumber daya yang dimiliknya, dan lingkungan yang
melingkupinya.

G. Pembuatan Keputusan dalam Manajemen Produksi


Pembuatan keputusan merupakan elemen penting manajemen operasi dan
produksi. Pembuatan keputusan dapat dipandang dari berbagai perspektif yang
berbeda. Pembuatan keputusan merupakan keseluruhan proses pencapaian suatu
keputusan dari identifikasi awal melalui pengembangan dan penilaian alternatif-
alternatif sampai pemilihannya. Proses pembuatan keputusan diawali dengan
perumusan masalah yang dilakukan dengan menguji hubungan sebab-akibat,
mencari penyimpangan-penyimpangan, dan yang paling penting adalah
berkonsultasi dengan pihak lain. Selanjutnya pengembangan alternatif-alternatif
dengan mengumpulkan dan analisa data yang relevan. Dari dat tersebut ditentukan
alternatif dikembangkan sebelum diambil suatu keputusan.
Setelah dikembangkannya alternatif maka langkah selanjutnya adalah
evaluasi alternatif- alternatif yang tergantung pada kriteria pemilihan keputusan
yang tepat. Evaluasi alternatif dipermudah dengan penggunaan model-model
matematik formal. Ini memungkinkan pembuat keputusan untuk
menguantifikasikan kriteria dan batasan-batasan serta mengevaluasi berbagai
alternatif berdasarkan kerangka model. Pemilihan alternatif dilakukan untuk
mengevaluasi alternatif-alternatif untuk mempermudah alternatif yang tinggi.
Alternatif yang terpilih sering hanya berdasarkan jumlah informasi terbatas yang
tersedia bagi manajer dan ketidaksempurnaan keputusan manajer. Pilihan
alternatif terbaik pun sering merupakan kompromi berbagai faktor yang
dipertimbangkan.
Implementasi keputusan. Suatu keputusan belum selesai sebelum
diterapkan dalam praktik. Langkah ini sama krusialnya dengan proses pembuatan
keputusan secara keseluruhan. Pemahaman akan perubahan organisasi adalah
kunci sukses implementasi. Implementasi tidak sekedar menyangkut pemberian
perintah, namun dalam hal ini manajer harus menetapkan jadwal kegiatan atau
anggaran, mengadakan dengan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan
serta melimpahkan wewenang dan tanggung jawab tertentu.
Dalam situasi dan kondisi yang semakin berkembang, maka banyak
perusahaan yang membuat keputusan untuk mengembangkan bisnis ke dunia
internasional. Ada beberapa alasan yang mendasari perusahaan menjadi global. Di
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Efisiensi biaya
Banyak cara yang telah dilakukan oleh perusahaan yang beroperasi
secara global atau secara internasional untuk dapat mengurangi berbagai
biaya, antara lain dengan cara:
 Pemilihan lokasi yang menyediakan biaya tenaga kerja rendah.
 Pemanfaatan adanya kesepakatan perdagangan yang berdampak pada
kemajuan perusahaan.

2. Perbaikan manajemen rantai pasokan


Dengan menempatkan fasilitas di suatu negara di mana sumber
daya tertentu berada, maka pengelolaan manajemen rantai pasokan dapat
lebih terjamin.
3. Pemberian produk yang lebih baik
Karena karakteristik produk yang diinginkan konsumen sangat
bervariasi dan ditentukan oleh masing-masing lokasi maka banyak
perusahaan yang beroperasi secara internasional menempatkan diri di
suatu Negara tertentu maka produk perusahaan tersebut dipasarkan,
misalnya disesuaikan dengan budaya yang berlaku.

4. Menarik pasar baru


Perusahaan yang wilayah pemasarannya di dalam negeri sudah
terbatas, maka dapat memanfaatkan pasar luar negeri yang masih terbuka
untuk digunakan sebagai tempat usaha dengan memperhatikan berbagai
aspek.

 H. Tahapan Manajemen Produksi


Agar menghasilkan produksi yang sesuai target, tim manajemen produksi
harus melewati beberapa tahapan mulai dan perencanaan hingga eeksekusi.
Masing – masing tahapan sama pentingnya karena jika dilewati satu tahapan saja
maka hasil produksi tidak bisa maksimal dan akan berpengaruh terhadap kepuasan
dan kepercayaan konsumen terhadap produk. Berikut adalah tahapan manajemen
produksi :
1. Tahap perencanaan produksi
Pada tahap awal inilah seluruh rencana produksi mulai dari kualitas
produk,  kuantitas produk yang dihasilkan, bahan yang akan digunakan,
target konsumen dimana produk akan dipasarkan, jumlah tenaga kerja
yang dipakai, atau departemen lain yang berkaitan akan dibahas. Dalam
tahap ini bahkan anggota tim bisa mengajukan ide produk baru melalui
proses yang disebut dengan dengan brainstorming dimana si pencetus ide
harus meyakinkan seluruh timnya bahwa idenya relevandan efektif untuk
mewujudkan tujuan organisasi.
2. Tahap pengendalian produksi
Agar proses produksi dilakukaan sesuai jadwal dan semua yang
telah direncanakan dalam proses perencaanaan berjalan dengan lancar
maka tahap ini harus dilakukan. Dalam pengendalian produksi, jadwal
kerja diatur, detail rencana sistem kerja juga diatur dan lain sebagainya.
Tujuan dari tahap pengendalian produksi adalah agar hasil produksi
bisa  berjalan efektif daan efisien.
3. Tahap pengawasan produksi
Setelah jadwal kerja dan rincian teknis telah disiapkan, saatnya
untuk melakukan proses produksi. Bersamaan saat melakukan proses
produksi adalah pengawasan yang dilakukan bertujuan agar hasil produksi
yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan, selesai tepat waktu,
tidak overbudget atau bahkan kekurangan budget, kualitasnya sesuai
dengaan standar, dan lain sebagainya hingga siap untuk dilemparkan ke
pasar.

I. Faktor-Faktor Manajemen Produksi


1) Faktor utama agar manajemen produksi bisa berjalan dengan baik adalah
adanya pembagian kerja atau division of labour. Artinya seorang manajer
produksi harus bisa membagi tugas kepada anggota lainnya untuk yang
sesuai  dengan keahliannya dan kelebihan masing –masing agar proses
produkssi bisa berjalan dengan efeektif dann efisien. Memberikan tugas
atau pekerjaan kepada orang yang tidak memiliki kemampuan untuk itu
akan menghambat proses manajemen produksi dan berujung pada
bertambahnya biaya produksi.
2) Faktor kedua yang bisa membuat manajemen produksi berkembang
dengan pesat adalah revolusi industri. Maksud dari revolusi industri dalam
hal ini bukanlah pergantian mata pencaharian utama sebagai petani diganti
dengan bekerja di pabrik. Namun makna dalam konteks manajemen
produksi adalah proses mengganti tenaga manusia dengan tenaga mesin
yang kini sudah banyak dipakai di pabrik-pabrik modern. Dalam produksi
yang menggunakan bantuan mesin ini target produksi bisa lebih mudah
tercapai dan bisa meningkatkan kualitas SDM dimana pekerja akan
terpacu untuk meningkatkan kualitas keahliannya bukan hanya sekedar
buruh.
Dampak buruk dari revolusi industri ini adalah perusahaan atau organisasi kecil
yang masih mengunakan metode kuno daan menggunakan tenaga kerja manusia
untuk sebagian besar proses produksi sehingga tidak mampu mengimbangi jumlah
atau kuantitas barang yang diproduksi dibandingkan organisasi yang
menggunakan mesin.
Revolusi ini indikasinya bisa dilihat dari hal berikut:
a) Penggunaan mesin semakin banyak
b) Efisiensi produksi batu bara sebagai bahan bkar dan besi serta baja sebagai
bahan utama
c) Pembangunan infrastruktur semakin berkembang, seperti jalur kereta api,
alat transportasi, jaringan komunikasi, dan pasokan listrik yang memadai
d) Meluasnya sistem perbankaan dan pengkreditan untuk menjangkau
masyarakat daerah yang membutuhkan modal untuk mengembangkan
produksinya.
Dengan demikian manajemen operasi berkaitan dengan pengelolaan faktor –
faktor produksi sedemikian rupa sehingga keluaran (output) yang dihasilkan
sesuai dengan permintaan konsumen baik kualitas, harga maupun waktu
penyampaiannya. Sekilas telah disebutkan dari uraian di atas bahwa manajemen
produksi operasi bertanggung jawab atas dihasilkannya keluaran (output) baik
yang berupa produk maupun jasa yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan
konsumen dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau serta disampaikan
tepat pada waktunya.
Bertitik tolak dari tanggung jawab ini maka ukuran kinerja suatu
sistem operasi dapat diukur dari:
1) Ongkos Produksi
Bila dikaitkan dengan tujuan suatu sistem usaha, maka ukuran
kinerja sering diukur dengan keuntungan yang dapat dicapai, namun
seperti diuraikan diatas bahwa sistem produksi hanyalah salah satu dari
sub sistem yang ada dalam suatu sistem usaha, sehingga untuk mengukur
seberapa besar kontribusi sistem operasi di dalam pencapaian keuntungan
bukanlah hal yang mudah. Oleh sebab itu untuk mengukur kinerja sistem
produksi diambil ukuran waktu operasi tertentu (biasanya dalam waktu
satu tahun)
Ongkos produksi ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan produk / jasa ketangan konsumen. Dengan ongkos produksi
yang murah diharapkan bahwa produk / jasa dapat dipasarkan dengan
harga yang dapat dijangkau oleh konsumen.
2) Kualitas Produk / Jasa
Kenyataan menunjukan bahwa konsumen tidak hanya memilih
produk/jasa yang harganya murah namun juga produk/jasa yang
berkualitas, oleh sebab itu baik buruknya suatu sistem produksi
juga diukur dari kualitas produk/jasa yang dihasilkan. Ukuran kualitas
produk yang dimaksudkan disini tentunya yang disesuaikan dengan selera
konsumen bukan ukuran kualitas secara teknologi semata.
3) Tingkat Pelayanan
Bagi konsumen untuk menilai baik buruknya suatu sistem produksi
/ operasi lebih dinilai dari pelayanan yang dapat diberikan oleh sistem
produksi kepada konsumen itu sendiri. Berbicara mengenai tingkat
pelayanan (service level) merupakan ukuran yang tidak mudah untuk
diukur, sebab banyak dipengaruhi oleh faktor – faktor kualitatif, walaupun
demikian beberapa ukuran obyektif yang sering digunakan antara lain :
 Ketersediaan (availability) dan kemudahan untuk mendapatkan produk /
jasa
 Kecepatan pelayanan baik yang berkaitan dengan waktu pengiriman
(delivery time) maupun waktu pemrosesan (processing time).
 Agar dapat dicapai kinerja sistem operasi diatas maka seorang manajer
produksi / operasi dituntut untuk mempunyai sedikitnya dua kompetensi,
yaitu:
a) Kompetensi Teknikal yaitu kompetensi yang berkaitan dengan
pemahaman atas teknologi proses produksi dan pengetahuan atas jenis-
jenis pekerjaan yang harus dikelola. Tanpa memiliki kompetensi teknikal
ini maka seorang manajer produksi / operasi tidak akan mengerti apa yang
sebenarnya harus diperbuat.
b) Kompetensi Manajerial yaitu kompetensi yang berkaitan dengan
pengetahuan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber – sumber daya
(faktor-faktor produksi) serta kemampuan untuk bekerja sama dengan
orang lain. Kompetensi ini sangat diperlukan mengingat penguasaan
pengelolaan atas faktor- faktor produksi serta menjalin koordinasi dan
kerjasama dengan fungsi-fungsi lain yang ada didalam suatu unit usaha
merupakan keharusan yang tak dapat dihindarkan.
J. Sistem Produksi
Sistem adalah sekumpulan bagian-bagian yang saling berhubungan dengan
satu sama lain, dan bersama-sama beraksi menurut pola tertentu terhadap input
dengan tujuan menghasilkan output. Sistem produksi yaitu sekumpulan sub-
sistem yang terdiri dari pengambilan keputusan, kegiatan, pembatasan,
pengendalian dan rencana yang memungkinkan berlangsungnya perubahan input
menjadi output melalui proses produksi.
1. Keputusan Esensial
Pengelolaan sistem produksi (manajemen produksi) akan
melibatkan serangkaian proses pengambilan keputusan operasional,
keputusan – keputusan taktikal bahkan keputusan strategis. Secara umum
ada 5(lima) jenis kategori keputusan esensial didalam manajemen
produksi,yaitu keputusan yang berkaitan dengan :
a) Proses Produksi
Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada prinsipnya
berkaitan dengan penentuan wahana atau fasilitas fisik yang dipergunakan
untuk terjadinya transformasi input menjadi produk / jasa. Keputusan yang
dimaksud meliputi :
 Teknologi produksi\
 Type peralatan
 Jenis proses dan aliran proses produksi
 Tata letak fasilitas
Pada umumnya keputusan – keputusan yang diambil dalam kategori ini
berdampak jangka panjang dan tidak mudah diubah dalam waktu yang singkat
(long term strategic decision).
2. Kapasitas
Keputusan – keputusan yang termasuk dalam kategori ini berkaitan
dengan penentuan kemampuan sistem produksi untuk menghasilkan
barang dalam jumlah dan waktu yang tepat. Dipandang dari sudut waktu
dibedakan atas :
a) Keputusan jangka panjang, antara lain penentuan kapasitas design sistem
produksi, expansi kapasitas, integrasi vertikal, integrasi horisontal dsb
b) Keputusan jangka menengah, antara lain penentuan sub kontrak,
penambahan mesin, rekrutasi tenaga kerja dsb.
c) Keputusan jangka pendek, pada prinsipnya berkaitan dengan
pengalokasian pendayagunaan sumber – sumber yang tersedia untuk
menghasilkan barang yang diminta konsumen. Keputusan ini diantaranya
adalah penjadwalan produksi (Scheduling & dispatching), pengaturan
mesin dsb.
3. Persediaan (Inventory)
Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada hakekatnya
berkaitan dengan pengaturan material yang diperlukan untuk keperluan
produksi, mulai dari pengaturan bahan baku, barang setengah jadi maupun
produk jadi. Ditinjau dari segi permasalahan yang dihadapi, keputusan ini
dapat dibedakan atas keputusan tentang operating system persediaan dan
keputusan tentang policy persediaan.
4. Tenaga Kerja
Mengelola orang merupakan pekerjaan terpenting yang perlu
dibuat oleh seorang manajer mengingat tenaga kerja tidak hanya sebagai
salah satu faktor produksi tetapi merupakan faktor penentu dari
keberhasilan semua aktivitas didalam sistem produksi. Keputusan dalam
kategori ini dimulai sejak proses seleksi karyawan sampai dengan pensiun.
Adapun keputusan – keputusan rutin diantaranya penugasan karyawan,
pengaturan lembur dan cuti, penggiliran kerja dan sebagainya.
5. Kualitas Produksi
Manajer produksi bertanggungjawab atas kualitas dari barang / jasa
yang dihasilkan, oleh sebab itu manajer produksi wajib untuk melakukan
kegiatan – kegiatan agar produk / jasa yang dihasilkan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
6. Mutu Produk atau Jasa
Salah satu faktor penting dalam menunjang keberhasilan
perusahaan adalah tingkat mutu produk/jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan tersebut. Mutu merupakan suatu sistem yang terdiri dari
struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya
dalam rangka menerapkan manajemen mutu. Kegiatan yang berkaitan
dengan mutu produk meliputi beberapa tahapan yaitu: pemasaran dan riset
pasar, disain/spesifikasi rekayasa dan pengembangan produk, pengadaan,
perencanaan dan pengembangan proses, produksi, inspeksi, pengetesan
dan pengujian, pengemasan dan penyimpanan, penjualan dan distribusi,
pemasangan dan operasi, bantuan teknik dan perawatan, pembuangan
purna pakai.
Setelah menetapkan mutu tertentu dari suatu produk, maka perlu diadakan
pengawasan sejauh mana mutu tersebut dapat dipertahankan, agar tidak terjadi
ketimpangan yang mengakibatkan konsumen merasa kecewa dengan produk yang
telah dibelinya, kalau sudah terjadi ketimpangan maka akan timbul efek yang
lebih jauh bagi perusahaan berupa penanggungan biaya beban kerugian untuk
jaminan mutu produk, atau efek lain yang sangat merugikan perusahaan berupa
penurunan volume penjualan yang akan mengurangi profit margin perusahaan
secara menyeluruh. Secara terperinci tujuan pengawasan mutu adalah: 
 Agar produk hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah
ditetapkan. 
 Mengusahakan agar biaya pengawasan dapat ditekan seminimal mungkin. 
 Mengusahakan agar biaya disain dari produk dan proses dengan
menggunakan mutu produksi tertentu dapat diperkecil.
 Mengusahakan agar biaya produksi dapat ditekan serendah mungkin.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pentingnya mempelajari manajemen produksi adalah topik-topik yang
dipelajari dalam manajemen produksi berkaitan dengan desain, operasi dan
pengawasan sisi penawaran organisasi-organisasi. Proses pembuatan keputusan
diawali dengan perumusan masalah yang dilakukan dengan menguji hubungan
sebab-akibat, mencari penyimpangan-penyimpangan, dan yang paling penting
adalah berkonsultasi dengan pihak lain.
Dapat disimpulkan, tanpa adanya perencanaan yang matang, pengaturan
yang bagus serta pengawasan akan mengakibatkan jeleknya hasil produksi. Di
samping hasil produksi yang harus bagus kualitasnya juga harus di pikirkan pula
agar jangan sampai terjadi hasil produksi bagus tapi ongkos yang diperlukan
untuk keperluan itu terlalu besar. Biaya produksi yang terlalu tinggi akan
berakibat harga pokok produksinya menjadi besar dan hal ini akan mengakibatkan
tingginya harga jual produk, sehingga akan tidak terjangkau oleh konsumen.
Inilah yang merupakan tugas dari bagian produksi. Tugas-tugas tersebut akan
dapat terlaksana dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja tertentu.
Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian produksi.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa
kesalahan baik dari isi dan cara penulisan. Untuk itu kami sebagai penulis mohon
maaf apabila pembaca merasa kurang puas dengan hasil yang kami sajikan, dan
kritik beserta saran juga kami harapkan agar dapat menambah wawasan untuk
memperbaiki penulisan makalah kami.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_produksi
http://rankingpertama.blogspot.co.id/2017/04/makalah-manajemen-produksi.html
http://baharuddinrofid.blogspot.co.id/2014/09/makalah-manajemen-produksi.html

Anda mungkin juga menyukai