Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEORI PRODUKSI DAN PERUSAHAAN


Dosen Pengampu : Drs. Muhammad Amin, S.E. MM.

Disusun Oleh :
1. Dalista Solihatul Afia (030123022)
2. Lina Susantika (030223077)
3. Silfa Cahyani (030223079)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


DR.KHEZ MUTTAQIEN
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teori
Produksi, Fungsi produksi dan ongkos produksi, perusahaan dan teori produksi, bentuk
bentuk organisasi perusahaan, fungsi produksi". Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Ekomoni Mikro.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang berperan dalam penyusunan makalah ini.

Purwakarta, 24 Desember 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2
1. Teori Produksi ....................................................................................... 2
2. Fungsi Produksi dan Ongkos Produksi ................................................... 2
3. Teori Produksi dan Perusahaan .............................................................. 3
4. Bentuk- Bentuk Organisasi Perusahaan .................................................. 3

BAB III KESIMPULAN ................................................................................................. 4


DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Produksi adalah transformasi atau pengubahan faktor produksi menjadi barang produksi,
atau suatu proses dimana masukan (input) diubah menjadi luaran (output). Berusaha untuk
mencapai efisiensi produksi yaitu menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang paling rendah
untuk suatu jangka waktu tertentu.
Efisiensi dari proses produksi itu tergantung pada proporsi masukan yang digunakan, jumlah
absolut masing-masing masukan, serta produktivitas masing- masing masukan untuk setiap tingkat
penggunaannya dan perbandingan antara masukan-masukan atau faktor-faktor produksi tersebut.
Karena masukan atau faktor produksi itu harus dibayar oleh perusahaan, maka derajat efisiensi
produksi diterjemahkan dalam konsep biaya produksi.
Fungsi produksi yaitu hubungan antara masukan (faktor produksi) dan luaran (barang
produksi), kita perlu membedakan antara pengertian produksi jangka pendek dan jangka panjang.
Meskipun periode produksi jangka panjang atau jangka pendek tidak ada kaitannya dengan lamanya
waktu produksi. Ini merupakan istilah ekonomi yang sama sekali tidak ada hubungannya langsung
dengan waktu, melainkan membahas mengenai fungsi produksi jangka pendek dan jangka panjang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa teori produksi

2. Apa fungsi produksi dan ongkos produksi


3. Apa teori produksi dan perusahaan
4. Apa bentuk-bentuk organisasi perusahaan

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui teori produksi
2. Untuk mengetahui fungsi produksi dan ongkos produksi
3. Untuk mengetahui teori produksi dan perusahaan
4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk organisasi Perusahaan

4
BAB II
PEMBAHASAN
1. TEORI PRODUKSI
Produksi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan atau menambah nilai guna dari
barang atau jasa. Jika pertambahan nilai guna dilakukan tanpa merubah bentuk produk, maka disebut sebagai
produksi jasa seperti jasa konseling, jasa les pelajaran, jasa konsultan keuangan, dan sebagainya. Sementara
pertambahan nilai guna yang pertambahan diikuti dengan perubahan bentuk produk disebut produksi barang.
Contoh produksi barang adalah sebagai berikut membangun rumah, membuat sepatu, memasak nasi, dan
lain-lainnya.

Dengan demikian, produksi mempunyai dua nilai pokok. Yang pertama untuk menciptakan nilai
guna barang atau jasa. Kedua, menambah nilai guna barang atau jasa. Barang atau jasa hasil produksi ada
yang bisa digunakan secara langsung maupun tidak langsung. Biasanya hasil produksi yang tidak bisa
langsung digunakan diolah lagi untuk menjadi produk lain yang memiliki nilai lebih tinggi.

Pada hakikatnya, produksi adalah proses penciptaan ada penambahan nilai guna dari barang atau jasa bentuk
yang diikuti oleh penambahan manfaat, bentuk, waktu, tempat atas faktor-faktor produksi sehingga dari
produksi tersebut memiliki kemampuan lebih tinggi dalam memenuhi kebutuhan pemakainya.

Pada umumnya, produksi dari sudut pandang perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang
maksimal. Oleh karena itu, sebelum produksi dilakukan, perlu dilakukan persiapan dan manajemen yang
cermat.

Jika tidak ada proses produksi, nasi yang setiap hari kita makan hanya akan menjadi padi di sawah. Jika tidak
ada proses produksi, maka baju yang kita kenakan hanya akan tetap menjadi kapas atau bambu. Tidak akan
ada mobil dan sepeda motor yang lalu lalang di sekitar kita tanpa pengolahan besi dan logam lainnya.

2. FUNGSI PRODUKSI
1. Perencanaan
Perencanaan pada produksi dapat diartikan sebagai melaksanakan kegiatan produksi barang atau jasa
pada waktu tertentu yang disesuaikan dengan forecast yang telah disusun. Penyusunan forecast tersebut
dilakukan dengan sistem yang terorganisir mulai dari sumber daya manusia, bahan baku, ketersediaan ruang
pada gudang, alat, dan lain-lain.

Perencanaan produksi mempengaruhi besarnya keuntungan yang dicapai oleh sebuah perusahaan.
Karena perencanaan yang baik dapat memperkirakan produksi yang kualitas dan kuantitasnya tepat dan
menjamin keberadaan stock. Tidak kurang dan tidak lebih terlalu banyak. Stock kurang bisa mengakibatkan
konsumen beralih ke produk lain yang sejenis karena kehabisan. Sementara kelebihan stock berisiko
kadaluarsa sementara barang belum terjual habis. Perencanaan produksi perlu mempengaruhi beberapa faktor
di bawah ini, yaitu:

a. Kualitas produk

Kualitas produk sangat perlu untuk direncanakan dengan baik, baik dari siapa pasar yang dituju,
keeksklusifannya (premium, medium, atau ekonomis), dan harganya. Karena setiap segmen pasar memiliki
standar kualitas yang berbeda.

b. Biaya produk

Biaya produksi meliputi bahan, alat, tenaga kerja, dan semua yang terlibat dalam produksi pasti
memerlukan biaya. Hal ini harus dimasukkan ke dalam perencanaan produksi agar tidak rugi (biaya produksi
lebih besar dari harga jual).

c. Waktu pengembangan produk


Di awal meluncurkan produk tidak serta merta perusahaan langsung mendapatkan untung.
Terkadang perlu beberapa waktu untuk mencapai balik modal atau yang kita kenal dengan istilah break event
point. Poin ini juga mengisyaratkan ketanggapan perusahaan dalam mengikuti perkembangan teknologi.

d. Biaya pengembangan produk

Sebuah perusahaan yang tidak melakukan inovasi produk bisa saja mengalami kebangkrutan. Hal ini
sudah banyak tertulis di dalam sejarah. Perusahaan yang dulunya menjadi raksasa merasa akan menjadi
penguasa pasar selamanya sementara dia tidak melakukan inovasi. Pada akhirnya mereka dikalahkan oleh
bisnis-bisnis kecil yang tidak henti melakukan inovasi. Oleh karena itu, pengembangan produk dilakukan, di
antaranya melakukan survei pasar, riset, dan pengujian. Tentunya hal ini membutuhkan biaya.

e. Kapabilitas pengembangan

Kapabilitas pengembangan merupakan aset yang dimiliki perusahaan untuk mengembangkan


produk.

2. Pengolahan
Pengolahan dalam kegiatan produksi merupakan sebuah fase di mana bahan baku diolah menjadi
barang mentah, barang setengah jadi, atau barang jadi.

3. Pengendalian dan Perawatan


Pengendalian dan perawatan di sini berfungsi untuk mengevaluasi dan mengawasi jalannya produksi
agar sesuai dengan perencanaan. Di dalam perusahaan, penting sekali untuk melakukan pembagian tugas
antara perencana, pelaksana, dan pengawas agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar perusahaan.

4. Jasa penunjang
Fungsi ini untuk meningkatkan cara kerja produksi. Terkadang proses produksi begitu lamban,
gemuk, dan ribet. Tidak jarang ada metode yang lebih efektif dan efisien dan jasa penunjang berfungsi untuk
itu.

3. Ongkos Produkasi/ Biaya Produksi

6
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama proses manufakturing
atau pengelolaan dengan tujuan menghasilkan produk yang siap dipasarkan. Perhitungan biaya
produksi ini akan dilakukan mulai dari awal pengolahan, hingga barang jadi atau setengah jadi.
Akumulasi pengeluaran yang diperlukan oleh perusahaan untuk bisa memproses bahan baku
hingga menjadi produk jadi disebut sebagai biaya produksi.

Cakupan biaya produksi memuat 3 unsur, antara lain adalah bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik.
Production cost akan dibebankan kepada perusahaan hingga proses pengolahan menghasilkan
barang yang siap dijual di pasaran. Nantinya, biaya tersebut akan diperhitungkan untuk per unit
produknya, sehingga memudahkan penghitungan dan pengambilan angka keuntungan. Biaya ini
nantinya akan menimbulkan terbentuknya harga pokok barang jadi saat akhir periode akuntansi.

Keseluruhan pengorbanan ekonomi yang digunakan dalam kegiatan pengolahan bahan baku
hingga menjadi barang jadi dan siap untuk dipasarkan disebut biaya produksi. Pengeluaran
perusahaan berupa biaya produksi juga diartikan sebagai pengeluaran yang pasti dibutuhkan
untuk menghasilkan barang jadi. Sifat biaya ini banyak dianggap pasti akan dikeluarkan selama
kegiatan produksi barang masih terus berlangsung. Karakteristik biaya produksi mempunyai
perbedaan jika dibandingkan dengan pengeluaran operasional. Biaya operasional biasa
dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung sistem manajerial perusahaan, sementara
pengeluaran produksi untuk mengelola barang siap jual.

Penggolongan biaya produksi sangat penting dilakukan oleh perusahaan agar bisa
mengetahui jenis pengeluaran apa saja yang dibutuhkan selama proses pengolahan barang.
Sebuah perusahaan perlu menggolongkan biaya produksi agar memudahkan perhitungan harga
pokok nantinya

Pengklasifikasian biaya produksi mempunyai pengaruh terhadap perhitungan laporan


keuangan perusahaan. Perusahan harus bisa memahami dengan benar apa saja jenis biaya
produksi, sehingga bisa memperhitungkannya secara tepat.
Pada umumnya, ada 5 jenis biaya produksi yang dikenal untuk mengakumulasikan pengeluaran
saat pengelolaan barang.

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya variabel adalah pengeluaran yang jumlahnya tidak akan mengalami


perubahan, meskipun volume produksi barang mengalami peningkatan maupun
penurunan. Jenis biaya yang satu ini mempunyai sifat pasti, sehingga bisa dianggarkan
secara tepat. Unsur biaya tetap mempunyai jumlah nominal sama yang harus dibayarkan
pada setiap proses produksinya. Biaya tetap tidak akan mengalami pembengkakan
sekalipun proses produksi sedang padat, sehingga bisa meningkatkan output.

Perusahan bisa merencanakan anggaran untuk biaya tetap tersebut karena sifatnya
yang sudah pasti, sehingga tidak perlu khawatir akan terjadi penambahan atau
pengurangan. Biaya produksi tetap ini biasanya akan dikeluarkan selama proses produksi
masih tetap berjalan.

Salah satu contoh biaya tetap yang harus dibayarkan perusahaan dengan jumlah
yang sama, meskipun volume produksinya berubah adalah biaya sewa pabrik.
Perusahaan diharuskan membayar biaya tersebut secara rutin sesuai dengan harga yang
sudah disepakati.
Bentuk lainnya dari biaya tetap adalah pengeluaran perusahaan untuk membayar gaji
bulanan karyawan. Pengeluaran perusahaan lain yang juga bersifat tetap adalah biaya
gaji untuk satpam pabrik yang menggunakan sistem pembayaran bulanan.

2. Biaya Variabel (Variabel Cost)

Jenis pengeluaran produksi perusahaan berikutnya adalah biaya variabel yang


besarnya bergantung pada output. Apabila produksi barang semakin tinggi, maka biaya
variabel juga akan mengalami peningkatan. Biaya variabel hanya akan diperlukan pada
saat proses produksi berlangsung, sehingga menjadi dasar pengeluaran per unit yang
akan dilaporkan. Jenis biaya variabel yang ada diperlukan pada proses produksi adalah
pembelian bahan baku.

Pengeluaran untuk membeli bahan baku biasanya akan dipengaruhi oleh target
output selama proses produksi. Biaya variabel ini akan selalu mengalami perubahan
selama proses produksi tersebut mengalami perubahan. Saat proses produksi terhenti,
berarti biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan manufaktur adalah nol. Variable
cost merupakan komponen biaya produksi yang penting untuk menentukan harga barang
saat pemasaran berlangsung, dalam hitungan per unit.

3. Biaya Rata- Rata (Average Cost)

Average cost merupakan biaya per unit yang akan didapatkan dengan cara
membagi total pengeluaran dengan jumlah output produksi. Biaya rata-rata ini
dibutuhkan oleh perusahaan untuk menentukan keputusan produksi kedepannya. Biaya
produksi per unit akan diketahui dengan cara memperhitungkan average cost ini.
Selanjutnya, perusahaan bisa menentukan persentase laba yang ingin dicapai dari biaya
rata-rata tersebut. Average cost akan dibandingkan dengan biaya tetap saat mengambil
keputusan produksi.

Dari hasil perbandingan, akan dapat diperoleh informasi mengenai biaya


manakah yang lebih tinggi antara fixed dan variable cost. Hal ini bisa dijadikan sebagai
patokan perusahaan untuk menentukan laba yang ideal.

4. Biaya Marginal

Biaya marginal bisa disebut juga sebagai pengeluaran tambahan yang akan
digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan produksi. Perusahaan bisa mengetahui
jumlah output maksimal yang bisa didapatkan selama proses produksi dengan
menambahkan biaya marginal. Perhitungan biaya marginal dilakukan dengan
menambahkan variabel cost pada saat proses produksi. Perusahaan juga bisa mengaitkan
fixed cost dengan biaya marginal saat akan memproduksi output tambahan.

Fungsi dari biaya marginal adalah untuk membantu perusahaan memaksimalkan


kegiatan operasional secara menyeluruh. Hal ini akan membuat perusahaan bisa
mencapai nilai keuntungan maksimal produk secara lebih efisien. Marginal cost baru
8
bisa dihitung setelah biaya tetap dan variabel sudah diketahui oleh perusahaan.
Perhitungan marginal cost dilakukan dengan cara membagi peningkatan biaya dan
perubahan kuantitas target produksi.

5. Biaya Total

Jenis pengeluaran produksi terakhir adalah biaya total yang diperoleh dari
penggabungan variabel dan fixed cost. Biaya total ini akan menjadi informasi mengenai
jumlah total pengeluaran yang terjadi selama proses produksi. Biaya total ini baru bisa
diperhitungkan ketika perusahaan sudah memiliki output berupa barang jadi yang siap
untuk dijual. Perhitungan biaya total ini harus dilakukan setiap periode produksi
terselesaikan agar bisa segera dilaporkan.

Total cost ini bersifat menyeluruh karena mencakup segala pengeluaran


perusahaan selama proses produksi. Biaya bahan baku, administrasi, dan pemasaran
harus ikut diperhitungkan dalam total cost ini. Dalam mengendalikan biaya yang
dikeluarkan oleh sebuah perusahaan terdapat konsep serta metode akutansi biaya yang
dapat dilakukan. Buku Akuntansi Biaya Edisi ke-2 oleh Firdaus A. Dunia dan Wasilah
Abdullah dapat membantu Grameds dalam memahami akutansi biaya.
4. Teori Produksi dan Perusahaan

Produksi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan atau menambah nilai
guna dari barang atau jasa. Jika pertambahan nilai guna dilakukan tanpa merubah bentuk
produk, maka disebut sebagai produksi jasa seperti jasa konseling, jasa les pelajaran, jasa
konsultan keuangan, dan sebagainya. Sementara pertambahan nilai guna yang diikuti dengan
perubahan bentuk produk disebut produksi barang. Contoh produksi barang adalah sebagai
berikut membangun rumah, membuat sepatu, memasak nasi, dan lain-lainnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi perusahaan, yaitu kegiatan yang
diselenggarakan dengan cara teratur atau dengan peralatan, dengan tujuan untuk mencari
keuntungan. Perusahaan merupakan tempat di mana terjadi kegiatan produksi barang atau jasa
untuk kemudian dijual ke masyarakat. Tujuan perusahaan adalah untuk memanfaatkan sumber
daya manusia dan sumber daya alam, guna memproduksi suatu barang atau jasa, agar dapat
menciptakan keuntungan sebanyak-banyaknya. Perusahaan akan memproduksi barang atau jasa
yang mampu menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat atau mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat.

5. Bentuk- Bentuk Organisasi Perusahaan

Bagi perusahaan yang terdaftar, maka perusahaan itu akan memiliki badan usaha untuk
perusahaannya. Melansir dari buku Hukum Perusahaan oleh Handri Raharjo, jenis-jenis
perusahaan di Indonesia yang banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
berikut.

1. Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas (PT) adalah badan usaha yang termasuk ke dalam badan
hukum. Ini berarti, Perseroan Terbatas bisa memiliki kewajiban (hutang) dan kekayaan
sendiri. Untuk mendirikan sebuah PT, dibutuhkan paling sedikit 2 orang yang
diwajibkan memiliki akta notaris sebelum kemudian mendaftar dan mendapatkan
pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM. Perseroan Terbatas memiliki 3 jenis
modal, yaitu modal ditempatkan, modal dasar, dan modal disetor. Perseroan Terbatas
juga perlu memiliki struktur organisasi yang jelas, seperti direksi dan komisaris.

2. Perusahaan Negara

Perusahaan negara merupakan jenis perusahaan yang modalnya dimiliki oleh


negara, baik itu sebagian kecil, seluruhnya, atau sebagian besarnya. Perusahaan negara
merupakan perusahaan yang mempunyai modal, baik sebagian atau seluruhnya
merupakan kekayaan atau harta negara yang telah dipisahkan dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 tahun 1969,
perusahaan negara terdiri atas Perusahaan Umum (Public Enterprises), Perusahaan
Perseroan Negara (Public Company), dan Perusahaan Jawatan (Departemental Agency).

10
3. Persero

Jenis perusahaan yang satu ini hampir sama dengan perseroan terbatas, tetapi
sebagian sahamnya dikuasai oleh negara. Namun, perusahaan persero tidak mendapatkan
fasilitas dari negara. Status pegawai perusahaan persero juga merupakan pegawai swasta.
Secara umum, di Indonesia, perusahaan persero merupakan perusahaan yang mengalami
perubahan status dari Perum atau Perjan. Perubahan status dari perusahaan negara
menjadi Persero akan menghasilkan fokus pada perolehan keuntungan yang lebih tinggi.

4. Persekutuan Komanditer (CV)

Persekutuan komanditer merupakan jenis perusahaan yang dibangun oleh dua


orang atau lebih, yang mana para anggotanya memiliki tingkat keterlibatan yang
berbeda-beda antara satu sama lain. Persekutuan komanditer biasanya terdiri dari paling
sedikit 2 orang, yang salah satunya memiliki peran sebagai sekutu aktif atau sekutu
komplementer, dan yang lain menjadi sekutu pasif atau sekutu komanditer.

Sekutu aktif merupakan pihak yang mengurus segala kepentingan atau


manajemen usaha persekutuan komanditer. Sedangkan, sekutu pasif merupakan pihak
yang hanya menanamkan modal saja. Sekutu aktif merupakan pihak yang bertanggung
jawab atas kepentingan CV. Jika CV mengalami kerugian, maka sekutu aktif memiliki
tanggung jawab untuk menanggung segala kerugian dan melunasi seluruh hutang CV
dengan cara apa pun, bahkan bisa saja mengorbankan harta pribadinya.

5. Koperasi

Koperasi merupakan sebuah usaha bersama yang dibentuk dari persekutuan


orang. Koperasi merupakan jenis perusahaan yang didirikan dan dioperasikan oleh
anggotanya sendiri. Koperasi bersifat demokratis, yang berarti satu anggota memiliki
satu suara (one man one vote), dan seluruh anggota koperasi memiliki tanggung jawab
yang sama dalam mengelola perusahaan.

Koperasi didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para


anggotanya. Maka dari itu, menjadi salah satu anggota sebuah koperasi bisa memberikan
banyak keuntungan bagi seseorang. Salah satu keuntungannya, yaitu untuk menambah
penghasilan.

6. Perusahaan Perseorangan

Perusahaan perseorangan merupakan jenis perusahaan yang seluruh modalnya


dimiliki oleh satu orang pengusaha. Perusahaan perseorangan juga dijalankan oleh satu
orang tersebut. Perusahaan perseorangan melakukan segala kegiatan usahanya sendiri,
atau dengan kata lain, mengurus segala kegiatan produksi, pemasaran, urusan keuangan,
dan kegiatan usaha lainnya seorang diri. Jika terdapat sejumlah pekerja yang membantu
kegiatannya, maka statusnya hanya membantu pengusaha yang terikat dalam sebuah
perjanjian kerja.
Dari pengertian perusahaan perseorangan ini, kita dapat mengetahui bahwa
seseorang yang menjadi pemilik perusahaan ini memiliki tanggung jawab yang sangat
besar. Seluruh tanggung jawab terkait kegiatan perusahaan dibebankan sepenuhnya
kepada pemilik. Sebab, yang memiliki seluruh modal, juga yang mengambil keputusan
strategis adalah pemilik.

7. Persekutuan Firma

Persekutuan firma merupakan jenis perusahaan yang didirikan oleh dua orang
atau lebih untuk menjalankan sebuah perusahaan di bawah satu nama yang sama.
Persekutuan firma ini didirikan dengan patungan modal dari beberapa orang. Masing-
masing anggota dalam firma ini memiliki tanggung jawab yang sama dalam mengelola
perusahaan.

Keuntungan dan kerugian juga akan ditanggung bersama. Sebuah firma dapat
didirikan secara resmi atau di bawah tangan dengan hanya membuat sebuah kesepakatan
antara seluruh anggota firma. Persekutuan firma terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu
firma umum, firma terbatas, firma dagang, dan firma jasa.

8. Persekutuan Perdata (Maatschap)

Persekutuan perdata merupakan jenis perusahaan yang didirikan dengan dasar


perjanjian antara dua orang atau lebih untuk melibatkan diri dan memasukkan sesuatu,
dengan tujuan untuk membagi keuntungan bersama. Persekutuan perdata adalah bentuk
umum dari persekutuan firma dan persekutuan komanditer (CV).

12
BAB III

KESIMPULAN

Produksi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan


atau menambah nilai guna dari barang atau jasa. yang mempunyai dua
nilai pokok. Yang pertama untuk menciptakan nilai guna barang atau
jasa. Kedua, menambah nilai guna barang atau jasa. Barang atau jasa
hasil produksi ada yang bisa digunakan secara langsung maupun tidak
langsung. Biasanya hasil produksi yang tidak bisa langsung digunakan
diolah lagi untuk menjadi produk lain yang memiliki nilai lebih tinggi.
Fungsi Produksi ini terdiri dari perencanaan yang memiliki
beberapa faktor yaitu kualitas produk, waktu pengembangan produk,
biaya pengembangan produk, dan kapasitas pengembangan.
yang kedua ada pengolahan, yang ketiga pengendalian dan perawatan
dan yang terakhir jasa penunjang.

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama


proses manufakturing atau pengelolaan dengan tujuan menghasilkan
produk yang siap dipasarkan. biaya produksi ini terdapat 5 jenis yaitu,
biaya tetap, biaya variabel, biaya rata-rata, biaya marginal dan biaya
total

Bentuk bentuk organisasi perusahaan yaitu perseroan terbatas (PT),


Perusahaan negara, persero, persekutuan komanditer (CV), koperasi,
perusahaan perseorangan, persekutuan firma, persekutuan perdata
(maatschap)
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/biaya-produksi/
https://www.gramedia.com/literasi/jenis-jenis-perusahaan/

14

Anda mungkin juga menyukai