Disusun Oleh :
1. Dalista Solihatul Afia (030123022)
2. Lina Susantika (030223077)
3. Silfa Cahyani (030223079)
Penulis
2
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui teori produksi
2. Untuk mengetahui fungsi produksi dan ongkos produksi
3. Untuk mengetahui teori produksi dan perusahaan
4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk organisasi Perusahaan
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. TEORI PRODUKSI
Produksi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan atau menambah nilai guna dari
barang atau jasa. Jika pertambahan nilai guna dilakukan tanpa merubah bentuk produk, maka disebut sebagai
produksi jasa seperti jasa konseling, jasa les pelajaran, jasa konsultan keuangan, dan sebagainya. Sementara
pertambahan nilai guna yang pertambahan diikuti dengan perubahan bentuk produk disebut produksi barang.
Contoh produksi barang adalah sebagai berikut membangun rumah, membuat sepatu, memasak nasi, dan
lain-lainnya.
Dengan demikian, produksi mempunyai dua nilai pokok. Yang pertama untuk menciptakan nilai
guna barang atau jasa. Kedua, menambah nilai guna barang atau jasa. Barang atau jasa hasil produksi ada
yang bisa digunakan secara langsung maupun tidak langsung. Biasanya hasil produksi yang tidak bisa
langsung digunakan diolah lagi untuk menjadi produk lain yang memiliki nilai lebih tinggi.
Pada hakikatnya, produksi adalah proses penciptaan ada penambahan nilai guna dari barang atau jasa bentuk
yang diikuti oleh penambahan manfaat, bentuk, waktu, tempat atas faktor-faktor produksi sehingga dari
produksi tersebut memiliki kemampuan lebih tinggi dalam memenuhi kebutuhan pemakainya.
Pada umumnya, produksi dari sudut pandang perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang
maksimal. Oleh karena itu, sebelum produksi dilakukan, perlu dilakukan persiapan dan manajemen yang
cermat.
Jika tidak ada proses produksi, nasi yang setiap hari kita makan hanya akan menjadi padi di sawah. Jika tidak
ada proses produksi, maka baju yang kita kenakan hanya akan tetap menjadi kapas atau bambu. Tidak akan
ada mobil dan sepeda motor yang lalu lalang di sekitar kita tanpa pengolahan besi dan logam lainnya.
2. FUNGSI PRODUKSI
1. Perencanaan
Perencanaan pada produksi dapat diartikan sebagai melaksanakan kegiatan produksi barang atau jasa
pada waktu tertentu yang disesuaikan dengan forecast yang telah disusun. Penyusunan forecast tersebut
dilakukan dengan sistem yang terorganisir mulai dari sumber daya manusia, bahan baku, ketersediaan ruang
pada gudang, alat, dan lain-lain.
Perencanaan produksi mempengaruhi besarnya keuntungan yang dicapai oleh sebuah perusahaan.
Karena perencanaan yang baik dapat memperkirakan produksi yang kualitas dan kuantitasnya tepat dan
menjamin keberadaan stock. Tidak kurang dan tidak lebih terlalu banyak. Stock kurang bisa mengakibatkan
konsumen beralih ke produk lain yang sejenis karena kehabisan. Sementara kelebihan stock berisiko
kadaluarsa sementara barang belum terjual habis. Perencanaan produksi perlu mempengaruhi beberapa faktor
di bawah ini, yaitu:
a. Kualitas produk
Kualitas produk sangat perlu untuk direncanakan dengan baik, baik dari siapa pasar yang dituju,
keeksklusifannya (premium, medium, atau ekonomis), dan harganya. Karena setiap segmen pasar memiliki
standar kualitas yang berbeda.
b. Biaya produk
Biaya produksi meliputi bahan, alat, tenaga kerja, dan semua yang terlibat dalam produksi pasti
memerlukan biaya. Hal ini harus dimasukkan ke dalam perencanaan produksi agar tidak rugi (biaya produksi
lebih besar dari harga jual).
Sebuah perusahaan yang tidak melakukan inovasi produk bisa saja mengalami kebangkrutan. Hal ini
sudah banyak tertulis di dalam sejarah. Perusahaan yang dulunya menjadi raksasa merasa akan menjadi
penguasa pasar selamanya sementara dia tidak melakukan inovasi. Pada akhirnya mereka dikalahkan oleh
bisnis-bisnis kecil yang tidak henti melakukan inovasi. Oleh karena itu, pengembangan produk dilakukan, di
antaranya melakukan survei pasar, riset, dan pengujian. Tentunya hal ini membutuhkan biaya.
e. Kapabilitas pengembangan
2. Pengolahan
Pengolahan dalam kegiatan produksi merupakan sebuah fase di mana bahan baku diolah menjadi
barang mentah, barang setengah jadi, atau barang jadi.
4. Jasa penunjang
Fungsi ini untuk meningkatkan cara kerja produksi. Terkadang proses produksi begitu lamban,
gemuk, dan ribet. Tidak jarang ada metode yang lebih efektif dan efisien dan jasa penunjang berfungsi untuk
itu.
6
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama proses manufakturing
atau pengelolaan dengan tujuan menghasilkan produk yang siap dipasarkan. Perhitungan biaya
produksi ini akan dilakukan mulai dari awal pengolahan, hingga barang jadi atau setengah jadi.
Akumulasi pengeluaran yang diperlukan oleh perusahaan untuk bisa memproses bahan baku
hingga menjadi produk jadi disebut sebagai biaya produksi.
Cakupan biaya produksi memuat 3 unsur, antara lain adalah bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik.
Production cost akan dibebankan kepada perusahaan hingga proses pengolahan menghasilkan
barang yang siap dijual di pasaran. Nantinya, biaya tersebut akan diperhitungkan untuk per unit
produknya, sehingga memudahkan penghitungan dan pengambilan angka keuntungan. Biaya ini
nantinya akan menimbulkan terbentuknya harga pokok barang jadi saat akhir periode akuntansi.
Keseluruhan pengorbanan ekonomi yang digunakan dalam kegiatan pengolahan bahan baku
hingga menjadi barang jadi dan siap untuk dipasarkan disebut biaya produksi. Pengeluaran
perusahaan berupa biaya produksi juga diartikan sebagai pengeluaran yang pasti dibutuhkan
untuk menghasilkan barang jadi. Sifat biaya ini banyak dianggap pasti akan dikeluarkan selama
kegiatan produksi barang masih terus berlangsung. Karakteristik biaya produksi mempunyai
perbedaan jika dibandingkan dengan pengeluaran operasional. Biaya operasional biasa
dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung sistem manajerial perusahaan, sementara
pengeluaran produksi untuk mengelola barang siap jual.
Penggolongan biaya produksi sangat penting dilakukan oleh perusahaan agar bisa
mengetahui jenis pengeluaran apa saja yang dibutuhkan selama proses pengolahan barang.
Sebuah perusahaan perlu menggolongkan biaya produksi agar memudahkan perhitungan harga
pokok nantinya
Perusahan bisa merencanakan anggaran untuk biaya tetap tersebut karena sifatnya
yang sudah pasti, sehingga tidak perlu khawatir akan terjadi penambahan atau
pengurangan. Biaya produksi tetap ini biasanya akan dikeluarkan selama proses produksi
masih tetap berjalan.
Salah satu contoh biaya tetap yang harus dibayarkan perusahaan dengan jumlah
yang sama, meskipun volume produksinya berubah adalah biaya sewa pabrik.
Perusahaan diharuskan membayar biaya tersebut secara rutin sesuai dengan harga yang
sudah disepakati.
Bentuk lainnya dari biaya tetap adalah pengeluaran perusahaan untuk membayar gaji
bulanan karyawan. Pengeluaran perusahaan lain yang juga bersifat tetap adalah biaya
gaji untuk satpam pabrik yang menggunakan sistem pembayaran bulanan.
Pengeluaran untuk membeli bahan baku biasanya akan dipengaruhi oleh target
output selama proses produksi. Biaya variabel ini akan selalu mengalami perubahan
selama proses produksi tersebut mengalami perubahan. Saat proses produksi terhenti,
berarti biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan manufaktur adalah nol. Variable
cost merupakan komponen biaya produksi yang penting untuk menentukan harga barang
saat pemasaran berlangsung, dalam hitungan per unit.
Average cost merupakan biaya per unit yang akan didapatkan dengan cara
membagi total pengeluaran dengan jumlah output produksi. Biaya rata-rata ini
dibutuhkan oleh perusahaan untuk menentukan keputusan produksi kedepannya. Biaya
produksi per unit akan diketahui dengan cara memperhitungkan average cost ini.
Selanjutnya, perusahaan bisa menentukan persentase laba yang ingin dicapai dari biaya
rata-rata tersebut. Average cost akan dibandingkan dengan biaya tetap saat mengambil
keputusan produksi.
4. Biaya Marginal
Biaya marginal bisa disebut juga sebagai pengeluaran tambahan yang akan
digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan produksi. Perusahaan bisa mengetahui
jumlah output maksimal yang bisa didapatkan selama proses produksi dengan
menambahkan biaya marginal. Perhitungan biaya marginal dilakukan dengan
menambahkan variabel cost pada saat proses produksi. Perusahaan juga bisa mengaitkan
fixed cost dengan biaya marginal saat akan memproduksi output tambahan.
5. Biaya Total
Jenis pengeluaran produksi terakhir adalah biaya total yang diperoleh dari
penggabungan variabel dan fixed cost. Biaya total ini akan menjadi informasi mengenai
jumlah total pengeluaran yang terjadi selama proses produksi. Biaya total ini baru bisa
diperhitungkan ketika perusahaan sudah memiliki output berupa barang jadi yang siap
untuk dijual. Perhitungan biaya total ini harus dilakukan setiap periode produksi
terselesaikan agar bisa segera dilaporkan.
Produksi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan atau menambah nilai
guna dari barang atau jasa. Jika pertambahan nilai guna dilakukan tanpa merubah bentuk
produk, maka disebut sebagai produksi jasa seperti jasa konseling, jasa les pelajaran, jasa
konsultan keuangan, dan sebagainya. Sementara pertambahan nilai guna yang diikuti dengan
perubahan bentuk produk disebut produksi barang. Contoh produksi barang adalah sebagai
berikut membangun rumah, membuat sepatu, memasak nasi, dan lain-lainnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi perusahaan, yaitu kegiatan yang
diselenggarakan dengan cara teratur atau dengan peralatan, dengan tujuan untuk mencari
keuntungan. Perusahaan merupakan tempat di mana terjadi kegiatan produksi barang atau jasa
untuk kemudian dijual ke masyarakat. Tujuan perusahaan adalah untuk memanfaatkan sumber
daya manusia dan sumber daya alam, guna memproduksi suatu barang atau jasa, agar dapat
menciptakan keuntungan sebanyak-banyaknya. Perusahaan akan memproduksi barang atau jasa
yang mampu menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat atau mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Bagi perusahaan yang terdaftar, maka perusahaan itu akan memiliki badan usaha untuk
perusahaannya. Melansir dari buku Hukum Perusahaan oleh Handri Raharjo, jenis-jenis
perusahaan di Indonesia yang banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
berikut.
Perseroan Terbatas (PT) adalah badan usaha yang termasuk ke dalam badan
hukum. Ini berarti, Perseroan Terbatas bisa memiliki kewajiban (hutang) dan kekayaan
sendiri. Untuk mendirikan sebuah PT, dibutuhkan paling sedikit 2 orang yang
diwajibkan memiliki akta notaris sebelum kemudian mendaftar dan mendapatkan
pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM. Perseroan Terbatas memiliki 3 jenis
modal, yaitu modal ditempatkan, modal dasar, dan modal disetor. Perseroan Terbatas
juga perlu memiliki struktur organisasi yang jelas, seperti direksi dan komisaris.
2. Perusahaan Negara
10
3. Persero
Jenis perusahaan yang satu ini hampir sama dengan perseroan terbatas, tetapi
sebagian sahamnya dikuasai oleh negara. Namun, perusahaan persero tidak mendapatkan
fasilitas dari negara. Status pegawai perusahaan persero juga merupakan pegawai swasta.
Secara umum, di Indonesia, perusahaan persero merupakan perusahaan yang mengalami
perubahan status dari Perum atau Perjan. Perubahan status dari perusahaan negara
menjadi Persero akan menghasilkan fokus pada perolehan keuntungan yang lebih tinggi.
5. Koperasi
6. Perusahaan Perseorangan
7. Persekutuan Firma
Persekutuan firma merupakan jenis perusahaan yang didirikan oleh dua orang
atau lebih untuk menjalankan sebuah perusahaan di bawah satu nama yang sama.
Persekutuan firma ini didirikan dengan patungan modal dari beberapa orang. Masing-
masing anggota dalam firma ini memiliki tanggung jawab yang sama dalam mengelola
perusahaan.
Keuntungan dan kerugian juga akan ditanggung bersama. Sebuah firma dapat
didirikan secara resmi atau di bawah tangan dengan hanya membuat sebuah kesepakatan
antara seluruh anggota firma. Persekutuan firma terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu
firma umum, firma terbatas, firma dagang, dan firma jasa.
12
BAB III
KESIMPULAN
https://www.gramedia.com/literasi/biaya-produksi/
https://www.gramedia.com/literasi/jenis-jenis-perusahaan/
14