Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Disusun Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Manajemen Agro Industri
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Ningrum, M.TA

Disusun Oleh Kelompok 2 :


1. Isti Nadia (19210002)
2. Nur Istiqomah (19210003)
3. Ni Sayu Made Indah W. (19210006)
4. Eka Nur Afrida (19210009)
5. Septi Nindia (19210032)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
2022
i
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Agro Industri, dengan judul
“Sistem Produksi”. Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan banyak doa, saran
dan kritik sehingga Jurnal Penelitian ini dapat terselesaikan. Dalam penyelesaian
makalah ini kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
sepatutnya kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dra. Hj. Ningrum, M.TA selaku dosen mata kuliah Etika Profesi Keguruan
2. Kedua orang tua kami yang telah memberi dorongan dan motivasi sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
3. Teman-teman semua yang telah membantu dalam memberi masukan dan saran.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karenaitu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua kalangan.

Metro, 31 Oktoberl 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DARTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.     Latar Belakang....................................................................... 1
B.      Rumusan Masalah................................................................. 2
C.      Tujuan................................................................................... 2
BAB II PENDAHULUAN.............................................................................. 3
A. Hubungan Teori Ekonomi dengan Sistem Produksi.................. 3

B. Hukum Permintaan dan Penawaran.......................................... 12

C. Sistem Produksi.......................................................................... 20

D. Sistem Produksi Menurut Proses Menghasilkan Aotput........... 37

E. Sistem Produksi Menurut Tujuan Operasinya............................

F. Sistem Produksi Menurut Aliran Operasi dan Variasi...............

BAB III PENUTUP................................................................................... 57


A. Kesimpulan........................................................................................... 57
DAFTARPUSTAK

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di dalam pelaksanaan proses produksi dari perusahaan-perusahaan pada
umumnya, maka kelancaran pelaksanaan proses produksi merupakan suatu hal
yang sangat diharapkan di dalam setiap perusahaan. Kelancaran dalam
pelaksanaan proses produksi dari suatu perusahaan ini disamping dipengaruhi
oleh sistem produksi yang ada didalam perusahaan tersebut, maka pengendalian
proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan akan menentukan pula.
Sistem produksi pada umumnya sudah dipersiapkan sebelum perusahaan tersebut
melaksanakan proses produksinya. Baik buruknya sistem produksi dalam suatu
perusahaan akan mempengaruhi pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan
yang bersangkutan tersebut.
Namun demikian sistem produksi yang baik belum tentu dapat
menghasilkan pelaksanaan proses produksi yang baik pula apabila tidak diikuti
dengan pengendalian yang memadai. Untuk dapat melaksanakan proses produksi
dengan baik maka disamping diperlukan adanya sistem produksi yang baik,
sangat diperlukan pula terdapatnya pengendalian proses produksi yang tepat pula.
Dengan terdapatnya sistem produksi yang baik serta diikuti dengan pengendalian
proses yang tepat maka akan dapat diharapkan terdapatnya kelancaran
pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan (Ahyari,1986:3).
Untuk dapat melaksanakan pengendalian proses produksi dengan baik,
perlu diketahui fungsi pengendalian proses produksi didalam perusahaan yang
melaksanakan proses produksi tersebut. Adapun yang dimaksud dengan fungsi
pengendalian proses ini adalah perencanaan, penentuan urutan kerja, penentuan
waktu kerja, pemberian perintah kerja dan tindak lanjut dalam pelaksanaan proses
produksi (Ahyari, 1986:4). Pengendalian produksi dilakukan untuk mempelajari
prinsip-prinsip dan teknik-teknik mendapatkan rancangan sistem dan tata kerja
yang paling efektif dan efisien. Prinsip atau teknik-teknik tersebut diaplikasikan
guna mengatur komponen-komponen kerja yang terlibat dalam sebuah sistem
kerja seperti manusia, bahan baku, mesin, dan lain-lain, sehingga dicapai tingkat
efektivitas dan efisiensi kerja yang tinggi (Mulyadi, 1998:284).

iv
Berdasarkan uraian diatas dapat kita ketahui betapa pentingnya sistem
produksi yang harus kita pelajari untuk mengetahui teknik serta prinsip-prinsip
yang harus kita terapkan dalam menjalankan sebuah usaha, khususnya dalam
bidang agro industry.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan teori ekonomi dengan sistem ekonomi..?
2. Bagaimana hukum permintaan dan penawaran..?
3. Bagaimana sistem produksi..?
4. Bagaimana sistem prosuksi menurut proses menghasilkan output..?
5. Bagaimana sistem produksi menurut tujuan operasinya..?
6. Bagaimana sistem produksi menurut aliran operasi dan variasi produk..?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan teori ekonomi dengan sistem ekonomi.
2. Untuk mengetahui hukum permintaan dan penawaran.
3. Untuk mengetahui sistem produksi.
4. Untuk mengetahui sistem prosuksi menurut proses menghasilkan output.
5. Untuk mengetahui sistem produksi menurut tujuan operasinya.
6. Untuk mengetahui sistem produksi menurut aliran operasi dan variasi produk.

v
BAB II
PENDAHULUAN

A. Hubungan Teori Ekonomi dengan Sistem Produksi


1. Teori Ekonomi
Munculnya masalah karena tuntutan kepuasan yang tak terbatas merupakan
salah satu masalah utama di bidang ekonomi. Menurut teorinya, masalah dalam ilmu
ekonomi sebenarnya terbagi dalam dua kategori, yaitu masalah pokok dalam ilmu
ekonomi klasik dan masalah ilmu ekonomi modern.

2. Pengertian Teori Produksi


Makanan, minuman, pakaian, dan semua yang Anda gunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari merupakan hasil produksi. Bahkan, sesuatu
yang bukan berupa barang pun, jasa misalnya, merupakan hasil produksi. Dengan
demikian, produksi merupakan sebuah rangkaian proses yang meliputi semua
aktivitas dalam rangka menciptakan atau menambah nilai dari barang atau jasa, baik
menjadi produk setengah jadi atau produk jadi. Produksi dapat dilakukan dengan cara
mengubah bentuk bahan, memindah bahan ke tempat lain, atau menyimpannya.
Yang menjadi catatan di sini adalah terdapatnya nilai tambah. Contoh dari
proses menambah nilai barang adalah memanen padi dan diolah menjadi beras,
menjahit kain sehingga menjadi baju, memasak bahan baku makanan sehingga
menjadi makanan jadi, mengolah batok kelapa menjadi mangkok atau arang, dan lain-
lain. Contoh-contoh di atas menunjukkan adanya pertambahan nilai dari sebuah
bahan baku sehingga siap untuk dikonsumsi oleh konsumen atau diolah lagi.
Proses produksi memerlukan sebuah teori agar produksi yang dilakukan oleh
perusahaan dapat berjalan dengan baik sehingga perusahaan yang menjalankan bisnis
mendapatkan keuntungan yang optimal, kualitas dan kuantitas produk terpenuhi, dan
konsumen merasa puas. Teori tersebut dapat membantu proses produksi sehingga
berjalan sesuai harapan atau setidaknya mendekati harapan.
Teori produksi sendiri bisa diartikan sebagai sebuah teori yang menerangkan
sifat hubungan antara tujuan produksi yang diinginkan dengan faktor-faktor produksi
yang terlibat. Dengan kata lain, teori produksi mengajarkan sebuah mekanisme agar
produksi dapat mencapai tujuang yang diharapkan dengan memaksimalkan faktor-
faktor produksi yang dimiliki oleh produsen. Konsep utama yang digunakan dalam
teori produksi adalah menghasilkan output semaksimal mungkin, baik dari segi
kualitas maupun kuantitas, dengan input tertentu. Dan menghasilkan sejumlah output
yang ditargetkan dengan biaya produksi seminimal mungkin. Jika kondisi tersebut
tercapai, perusahaan dapat mencetak keuntungan yang optimal.

6
3. Hubungan kaitan teori ekonomi dengan sistem produksi
Teori Produksi pada dasarnya berusaha menjelaskan bagaimana dengan biaya
minimum perusahaan dapat memproduksi output tertentu atau dengan biaya tertentu
memaksimumkan produksi. Teori produksi penting dalam bidang ekonomi manajerial
karena merupakan dasar dari teori supply (penawaran) yang merupakan salah satu
dasar bagi penentu harga. Jadi teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan
antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan
outputnya.

B. Hukum Permintaan dan Penawaran


Tingkat permintaan dan penawaran akan barang atau jasa itu saling
mempengaruhi. Mereka juga mempengaruhi harga barang atau jasa. Karena konsumen
menuntut lebih banyak barang, harganya naik dan lebih banyak produsen bekerja untuk
menyediakan barang itu. Semakin banyak produsen menawarkan barang, pasokannya
meningkat, menyebabkan harganya jatuh. Dalam skenario sebaliknya, harga turun karena
permintaan untuk suatu produk menurun, menyebabkan lebih sedikit perusahaan untuk
menghasilkan barang itu. Ketika produksi turun, pasokan menurun, dan harga naik
kembali ke ekuilibrium. Teori permintaan dan penawaran itu seperti jungkat-jungkit.
Ketika produksi naik dan permintaan tetap sama, harga barang akan turun. Demikian
pula, jika jumlah pesanan naik dan persediaan tetap sama, biaya barang akan naik.
Hukum permintaan dan penawaran berarti bahwa jungkat-jungkit akan menemukan
keseimbangan dari waktu ke waktu. Ketika ada perubahan permintaan atau penawaran
ini akan mengubah harga, perubahan harga mempengaruhi permintaan dan penawaran,
menciptakan keseimbangan dari waktu ke waktu.
Teori permintaan dan penawaran dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang
terpisah. Hukum permintaan menyatakan bahwa harga suatu barang memainkan peran
penting dalam menentukan permintaan konsumen untuk barang tersebut. Semuanya
sama, semakin tinggi harganya, semakin sedikit konsumen akan membeli barang itu.
Semakin rendah harga barang, semakin tinggi pembelian untuk barang itu. Ketika harga
naik, konsumen perlu melupakan pembelian lain untuk membeli barang yang diinginkan.
Jika harga suatu produk naik ke titik di mana konsumen harus berhenti membeli terlalu
banyak hal lain, mereka akan berhenti membeli produk itu. Jika harga turun ke titik di
mana konsumen harus mengurangi pembelian, lebih banyak orang akan dapat melakukan
pembelian.
Hukum penawaran mengatakan bahwa harga suatu barang menentukan
penawaran suatu barang. Karena harga yang bersedia dibayar oleh konsumen meningkat,
jumlah unit yang diproduksi oleh bisnis meningkat. Pikirkan tentang daerah yang
mengalami salju lebat selama beberapa bulan setiap tahun. Selama musim panas, orang
tidak membutuhkan sekop, jadi pengecer menjual sekop dengan harga murah. Produsen
tidak akan membuat banyak sekop karena ada sedikit keuntungan yang bisa mereka
dapatkan.

7
C. Sistem Produksi
1. Pengertian Sistem Produksi
Sistem produksi adalah susunan atau rangkaian kegiatan yang saling
berkesinambungan agar mencapai suatu tujuan akhir. Selain berhubungan, komponen
yang terdapat di dalamnya akan menopang satu sama lainnya sehingga mendapatkan
produk yang bermanfaat. Beberapa komponen yang terkandung di dalamnya terdiri
dari dua macam, struktural dan fungsional. Untuk komponen struktural terdiri dari
bahan baku, sumber daya manusia, peralatan, mesin, dan informasi. Sedangkan pada
komponen fungsional meliputi segala hal yang berkaitan dengan manajemen seperti
pengendalian, pengawasan, perencanaan, dan lain sebagainya. Layaknya sistem lain
pada umumnya, sistem juga terdiri dari berbagai subsistem yang saling berinteraksi.
Adapun subsistem dalam sistem produksi terdiri dari :
a. Perencanaan dan pengendalian produksi
 Penentuan standar operasi
 Pengendalian kualitas
 Penentuan fasilitas produksi
 Perawatan fasilitas produksi
 Penentuan harga pokok produksi

b. Karakteristik Sistem Produksi


Berikut ini merupakan beberapa karakterisitik atau ciri khas dari sistem
produksi : Mempuyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling
berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini
berkaitan dengan komponen structural yang membangun system produksi itu.
Terdapat tujuan yang mendasari keberadaannya, berupa menghasilkan produk
( barang atau jasa ) berkualitas yang dapat dijual dengan harga komptetif di pasar.
Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah untuk menjadi
output secara efektif dan efesien. Adanya mekanisme yang mengendalikan
pengoprasiannya berupa optimasi pengalokasian sumber daya.

c. Tujuan Sistem Produksi


Adapun beberapa tujuan dari sistem produksi yaitu:
1. Memenuhi Kebutuhan Perusahaan
Sistem ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan yang berupa
barang hasil produksi sehingga kegiatan yang berkaitan dapat berjalan dengan
lancar. Dengan begitu, barang produksi dapat dibuat sesuai dengan pesanan,
bahkan yang bersifat custom atau sesuai keinginan konsumen.

2. Menghitung Modal

8
Sistem produksi dapat membantu dalam hal perhitungan modal yang
digunakan dengan mengurutkan komponen apa saja yang digunakan untuk
menghasilkan produk tersebut,

3. Membuat Proses Produksi Berjalan Dengan Teratur


Fungsi paling penting dari sistem ini tentunya untuk memastikan bahwa
proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan teratur.

2. Sistem produksi menurut Proses


a. Proses untuk Menghasilkan Sesuatu
Pada jenis yang pertama, adalah suatu proses kegiatan untuk menghasilkan output
atau barang. Jenis ini terbagi lagi menjadi dua bagian yang didasarkan atas waktu
pembuatannya, yaitu:
1. Continuous Process
Continuois Process Adalah waktu produksi yang sifatnya kontinu atau
berkelanjutan. Pada proses kegiatan produksi ini nantinya sistem akan
menyusun komponen apa saja yang dibutuhkan secara berurut sesuai dengan
kegiatan produksi yang dilakukan.Penggunaan bahan pada proses produksi ini
pastinya sudah sesuai dengan standarisasi sebelumnya. Biasanya, continuous
process sangat cocok untuk diaplikasikan pada perusahaan yang memiliki
permintaan atau demand yang tinggi.

2. Intermittent Process
Pada proses intermittent process, waktu pengerjaannya dilakukan secara
putus-putus. Kegiatan ini biasa dilakukan saat ada permintaan pada suatu
produk. Jadi biasanya, proses produksi tidak membutuhkan standar khusus
untuk melakukannya. Proses pengerjaan berbeda dari proses sebelumnya
karena tidak harus dilakukan secara berurutan dan dapat dilakukan secara
fleksibel

D. Sistem Produksi Berdasarkan Tujuan Operasional


Sistem produksi yang kedua akan dilakukan berdasarkan tujuan operasinya. Terdapat
empat macam sistem produksi berdasarkan tujuannya seperti :
1. Sistem produksi pertama berdasarkan tujuan adalah engineering to order (ETO).
Sistem ETO adalah sistem produksi yang dikerjakan jika konsumen meminta
produsen untuk memproduksi barang atau produk mulai dari proses perancangan.
perusahaan menggunakan metode ini untuk melayani permintaan barang custom dari
pelanggan. Produsen memproduksi suatu barang mulai dari proses desain sampai
dengan barang selesai perusahaan produksi sesuai dengan permintaan kustomer.
2. Sistem produksi berdasarkan tujuan yang kedua adalah assembly to order (ATO).
Sistem ATO adalah jenis sistem produksi ketika produsen sudah memiliki modul

9
operasional dan desain standar. Produsen hanya perlu merakit produk berdasarkan
dengan modul dan desain yang sudah berikan. Dalam metode yang satu ini, produsen
hanya akan membuat pesanan yang standar dengan modul operasional yang standar
pula sesuai dengan modul dan permintaan pelanggan. Hal ini juga biasa disebut
dengan ‘custom order‘ yang berarti perusahaan hanya memproduksi barang sesuai
dengan keinginan pelanggan saja dan tidak menjualnya ke pasaran.
3. Sistem produksi berdasarkan tujuan berikutnya adalah make to order (MTO). Sistem
MTO adalah sistem produksi yang berjalan ketika produsen sudah menerima pesanan.
Secara sederhananya, produsen akan menyelesaikan pembuatan produk saat mereka
menerima sebuah pesanan untuk produk tersebut. Sebab, pengerjaannya baru akan
berjalan apabila konsumen sudah memutuskan untuk melakukan pembelian pada
suatu pesanan tertentu.
4. Sistem produksi yang terakhir adalah sistem produksi make to stock (MTS). Sistem
produksi yang memproduksi barang untuk disimpan atau dijadikan stok. Produk atau
barang akan selesai diproduksi sebelum ada pesanan dari konsumen. Produsen akan
tetap membuat produk tersebut meski tidak ada permintaan dari konsumen. Tujuan
pembuatan sistem ini adalah untuk mengantisipasi naiknya permintaan pasar atau
hanya untuk menambah jumlah stok barang.

E. Sistem Produksi Menurut Aliran Operasi dan Variasi Produk

1. Pengertian Sistem Produksi


Sistem Produksi Menurut Aliran Proses Produksi – Produksi merupakan salah
satu bagian terpenting dari perusahaan manufakturing yang berkaitan dengan
transformasi berbagai Input menjadi Output (Produk) sesuai dengan standar kualitas
yang ditentukan.  Sedangkan yang dimaksud dengan proses produksi adalah
serangkaian langkah-langkah yang digunakan untuk mengtransformasi Input menjadi
Output tersebut.

10
Dalam proses produksi, dibutuhkan dua sumber daya utama yaitu sumber
daya transformasi dan sumber daya yang ditransformasikan. Sumber daya
transformasi diantaranya seperti Tenaga Kerja, Mesin produksi, peralatan kerja dan
gedung/bangunan. Sedangkan sumber daya yang ditransformasikan adalah bahan-
bahan baku, bahan-bahan pendukung dan komponen-komponen yang akan akan
diubah menjadi produk akhir (produk jadi). Ketika ingin memulai produksi, pihak
manajemen perusahaan manufakturing harus merencanakan dan memilih jenis aliran
proses produksi yang akan digunakan tergantung pada kebutuhan modal, fasilitas
produksi, teknologi, tenaga kerja, bahan mentah dan sistem informasi yang tersedia
serta permintaan pelanggan terhadap jumlah dan bentuk produk yang akan di
produksi tersebut. Setiap jenis aliran proses produksi memiliki kelebihan dan
kelemahannya sehingga pihak manajemen perusahaan harus mempertimbangkannya
sesuai dengan kondisi perusahaan agar dapat memaksimalkan profit.

2. Jenis-jenis Aliran Proses Produksi


Pada dasarnya, aliran proses produksi dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu
Job Shop, Flow Shop dan Project. Namun ketiga jenis tersebut kemudian
dikembangkan dan dimodifikasikan sehingga terdapat lagi jenis aliran proses
produksi yang dikenal dengan Batch dan Continous. Berikut dibawah ini adalah
pembahasan singkat mengenai aliran proses produksi Job shop, flow shop, project,
batch dan continous.
a. Job Shop Production
Job Shop adalah jenis aliran proses produksi yang digunakan untuk
produk-produk dengan jumlah produksi yang sedikit tetapi banyak model atau
variannya. Produk-produk “custom-made” yang harus mengikuti desain unik dan
spesifikasi khusus dari pelanggan dengan waktu dan biaya yang ditentukan
biasanya menggunakan jenis aliran proses produksi ini. Tujuan dari Job Shop
production ini adalah untuk memenuhi kebutuhan khusus pelanggan. Pada
umumnya, proses produksi dengan Job Shop ini tidak menggunakan Jalur
Produksi (Production Line) khusus untuk mengerjakannya.
Karakteristik dari proses produksi Job Shop Production adalah sebagai berikut :
 Memiliki ragam produk atau Varian yang banyak dan rendah volume
produksi.
 Menggunakan fasilitas dan mesin-mesin umum (general).
 Tenaga kerja yang sangat terampil dan yang dapat menerima tantangan
pekerjaan atas keunikan produk yang dikerjakannya.
 Memerlukan Persediaan bahan dan peralatan yang banyak.
 Memerlukan perencanaan yang sangat terperinci terhadap setiap
permintaan dan kebutuhan.

11
Contoh produk-produk yang menggunakan Job Shop Production diantaranya
seperti Percetakan yang menerima desain poster-poster tertentu dengan jumlah
yang terbatas, pabrik fabrikasi yang menerima pesanan pembuatan peralatan
dengan desain khusus, pabrik pakaian yang membuat seragam dengan desain dan
jumlah yang ditentukan.

b. Flow Shop Production (Mass Production)


Flow Shop Production adalah jenis proses produksi yang digunakan untuk
produk-produk yang dirakit atau diproduksi dalam jumlah banyak dan berturut-
turut (continuous).  Sistem produksi Flow Shop ini menggunakan jalur produksi
(production line) untuk memproduksi produk-produknya. Semua produk
diproduksi dengan standar dan proses yang sama.  Flow Shop Production ini
sering disebut juga dengan Mass Production atau Produksi Massal. Karakteristik
dari Flow Shop production adalah sebagai berikut ini :
 Memiliki Standarisasi Produk dan urutan proses.
 Menggunakan Mesin dan peralatan kerja khusus yang memiliki kapasitas
produksi dan tingkat output yang lebih tinggi.
 Volume produksi yang tinggi.
 Siklus produksi yang lebih pendek.
 Perencanaan dan Pengendalian produksi lebih mudah dilakukan.
 Penanganan material dapat dilakukan secara otomatis.
 Persediaan material dapat lebih cepat untuk dikonversikan menjadi
penjualan (sales).
Contoh produk-produk yang menggunakan Flow shop production diantaranya
seperti pada produksi pakaian jadi ataupun pada produk elektronik komersil
(Televisi, Smartphone, DVD Player, Laptop).

c. Project (Proyek)
Project (Proyek) merupakan sistem produksi yang biasanya diaplikasikan
pada produk-produk yang agak rumit dan dibatasi oleh waktu penyelesaiannya.
Fungsi-fungsi pada organisasi seperti perencanaan, pembelian, desain, produksi
dan pemasaran harus diintegrasikan dengan baik sesuai dengan urutan tahap dan
waktu penyelesaian sehingga proyek yang bersangkutan dapat diselesaikan tepat
pada waktunya dengan biaya produksi yang telah ditetapkan. Sistem produksi
Project (Proyek) juga memiliki urutan-urutan operasi untuk menunjang
pencapaian target proyek akhir. Karakteristik dari sistem produksi Project ini
adalah memiliki fleksibilitas yang tinggi namun volume produksinya sangat
rendah. Biasanya unit/produk yang diproduksi tersebut diletakan di tempat yang
tetap (tidak berpindah-pindah) dan semua sumber daya yang diperlukan akan
dibawa ke tempat tersebut. Contoh produksi yang menggunakan sistem produksi

12
Project diantaranya seperti produksi Kapal, pesawat terbang, bangunan Jembatan,
gedung dan Mesin-mesin besar.

d. Batch Production
Batch Production adalah sistem produksi yang termasuk repetitive
production (produksi berulang) yang berada diantara sistem produksi Job Shop
dan Flow Shop. Standarisasi produk pada Batch Production lebih baik dan
Volume produksi lebih tinggi jika dibandingkan dengan Job shop namun volume
lebih rendah dan tidak selalu terstandarisasi seperti flow shop (mass production).
Metode produksinya mirip dengan proses produksi dengan sistem Job Shop,
perbedaannya terletak pada jumlah atau volume yang akan diproduksinya yang
lebih banyak dan berulang-ulang.
Dibawah ini merupakan Karakteristik dari Batch Production :
 Waktu produksi lebih pendek.
 Tempat dan Mesin lebih fleksibel.
 Tempat dan Mesin diatur untuk memproduksi produk dalam bentuk batch
dan diubah lagi pengaturannya untuk batch yang berikutnya.
 Waktu dan biaya produksi lebih rendah dibandingkan dengan Job Shop.

e. Continuous Production
Continuous Production adalah sistem produksi yang proses produksinya
berkesinambungan (continuously) terus menerus dan berulang-ulang. Fasilitas
Produksi disusun sesuai dengan urutan operasi dari proses pertamanya hingga
menjadi produk jadi dengan aliran material yang konstan. Jalur produksi
(production line) biasanya dialokasikan hanya untuk satu jenis produk saja.
Karakteristik Continuous Production adalah sebagai berikut ini :
 Semua Tempat/Pabrik atau Mesin/peralatan kerja didedikasikan khusus
untuk satu jenis produk (tidak memiliki fleksibilitas sama sekali).
 Material ditangani secara otomatis.
 Proses operasi mengikuti urutan yang telah ditentukan.
 Perencanaan dan Pengendalian dilakukan secara rutin.
 Biaya per unit yang rendah karena volume produksi yang tinggi.
Contoh sistem produksi dengan proses Continuous Production adalah seperti
industri penyulingan minyak dan produk-produk pertambangan lainnya.

3. Berdasarkan Proses Menghasilkan Sesuatu


Jenis yang pertama dari sistem ini adalah berdasarkan proses yang menghasilkan
sesuatu. Bisa dibilang ini adalah proses yang menghasilkan sebuah output. Dalam
jenis yang satu ini akan dibagi lagi menjadi dua bagian yang didasarkan pada waktu
prosesnya, seperti berikut ini.

13
a. Continuous Process. 
Bisa disebut juga dengan proses produksi yang sifatnya berlanjut atau
kontinu. Untuk proses produksi ini biasanya sistem akan menyusun peralatan
ataupun komponen yang dibutuhkan secara berurutan sesuai dengan kegiatan
produksi yang dilakukan. Bahkan bahan yang ada di dalam proses ini juga sudah
mengalami proses standarisasi sebelumnya. Biasanya kegiatan ini cocok untuk
perusahaan yang memiliki permintaan atau demand tinggi. process atau produksi
yang berkelanjutan adalah sistem produksi yang memproduksi barang dalam skala
besar secara terus menerus dan biasanya memproduksi barang
berdasarkan demand forecast. Continuous process atau biasanya dikenal dengan
proses produksi kontinu. Pada sistem ini peralatan produksi disusun dan diatur
dengan memperhatikan urutan kegiatan dalam menghasilkan produk atau jasa.
Aliran bahan dalam proses dalam sistem ini juga sudah distandarisasi
sebelumnya. Proses ini akan lebih memudahkan perusahaan yang memiliki
produk dengan demand yang tinggi. Sehingga produknya akan lebih mudah
terjual di pasaran. Lebih lanjut, barang diproduksi secara massal untuk dijual dan
disimpan sebagai stok barang. Tujuannya jika permintaan barang meningkat
perusahaan punya cadangan stok untuk memenuhi permintaan konsumen. Contoh
industri yang menerapkan continuous process adalah industri makanan dalam
kemasan.
b. Intermitten Process. 
Berbeda dengan yang sebelumnya, kali ini adalah proses produksi yang
memiliki waktu produksi dengan sifat yang putus-putus. Biasanya kegiatan ini
baru akan dilakukan ketika ada permintaan pada produk. Sehingga proses ini
biasanya tidak membutuhkan standar khusus ketika melakukannya. Jadi dalam
penyusunan peralatan produksinya juga tidak berurutan dan lebih fleksibel.
Sistem produksi yang berjalan berdasarkan permintaan konsumen.
Biasanya produksi pada intermitten process memproduksi barang dalam skala
kecil. pada intermittent process konsumen bisa memesan produk dengan variasi
dan design yang lebih beragam jika dibandingkan dengan continuous process.
Intermitten process adalah sistem yang terputus-putus di mana kegiatan produksi
dilakukan tidak berdasarkan standar tetapi berdasarkan produk yang dikerjakan.
Karenanya peralatan produksi disusun dan diatur secara fleksibel dalam
menghasilkan produknya. Untuk proses ini, perusahaan dengan produk yang
musiman akan cocok. Misalnya seperti perusahaan produksi jaket musim dingin.
Contoh penerapan sistem produksi intermittent process adalah bisnis jahit.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori Produksi pada dasarnya berusaha menjelaskan bagaimana dengan biaya
minimum perusahaan dapat memproduksi output tertentu atau dengan biaya tertentu
memaksimumkan produksi. Hukum permintaan menyatakan bahwa harga suatu
barang memainkan peran penting dalam menentukan permintaan konsumen untuk
barang tersebut. Semuanya sama, semakin tinggi harganya, semakin sedikit
konsumen akan membeli barang itu. Semakin rendah harga barang, semakin tinggi
pembelian untuk barang itu. Hukum penawaran mengatakan bahwa harga suatu
barang menentukan penawaran suatu barang. Karena harga yang bersedia dibayar
oleh konsumen meningkat, jumlah unit yang diproduksi oleh bisnis meningkat.
Dalam proses produksi, dibutuhkan dua sumber daya utama yaitu sumber daya
transformasi dan sumber daya yang ditransformasikan. Sumber daya transformasi
diantaranya seperti Tenaga Kerja, Mesin produksi, peralatan kerja dan
gedung/bangunan. Sedangkan sumber daya yang ditransformasikan adalah bahan-
bahan baku, bahan-bahan pendukung dan komponen-komponen yang akan akan
diubah menjadi produk akhir (produk jadi).

15
DAFTAR PUSTAKA

https://pluang.com/id/blog/glossary/teori-permintaan-dan-penawaran

https://www.linovhr.com/sistem-produksi/

https://www.jurnal.id/id/blog/ketahui-berbagai-hal-mengenai-sistem-produksi-jenis-jenisnya/

https://www-gramedia-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.gramedia.com/literasi/teori
produksi/amp/?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16672191839927&csi=1&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fwww.gramedia.com%2Fliterasi%2Fteori-produksi%2F

16

Anda mungkin juga menyukai