Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DARTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................... 2
BAB II PENDAHULUAN.............................................................................. 3
A. Hubungan Teori Ekonomi dengan Sistem Produksi.................. 3
C. Sistem Produksi.......................................................................... 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
Berdasarkan uraian diatas dapat kita ketahui betapa pentingnya sistem
produksi yang harus kita pelajari untuk mengetahui teknik serta prinsip-prinsip
yang harus kita terapkan dalam menjalankan sebuah usaha, khususnya dalam
bidang agro industry.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan teori ekonomi dengan sistem ekonomi..?
2. Bagaimana hukum permintaan dan penawaran..?
3. Bagaimana sistem produksi..?
4. Bagaimana sistem prosuksi menurut proses menghasilkan output..?
5. Bagaimana sistem produksi menurut tujuan operasinya..?
6. Bagaimana sistem produksi menurut aliran operasi dan variasi produk..?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan teori ekonomi dengan sistem ekonomi.
2. Untuk mengetahui hukum permintaan dan penawaran.
3. Untuk mengetahui sistem produksi.
4. Untuk mengetahui sistem prosuksi menurut proses menghasilkan output.
5. Untuk mengetahui sistem produksi menurut tujuan operasinya.
6. Untuk mengetahui sistem produksi menurut aliran operasi dan variasi produk.
v
BAB II
PENDAHULUAN
6
3. Hubungan kaitan teori ekonomi dengan sistem produksi
Teori Produksi pada dasarnya berusaha menjelaskan bagaimana dengan biaya
minimum perusahaan dapat memproduksi output tertentu atau dengan biaya tertentu
memaksimumkan produksi. Teori produksi penting dalam bidang ekonomi manajerial
karena merupakan dasar dari teori supply (penawaran) yang merupakan salah satu
dasar bagi penentu harga. Jadi teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan
antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan
outputnya.
7
C. Sistem Produksi
1. Pengertian Sistem Produksi
Sistem produksi adalah susunan atau rangkaian kegiatan yang saling
berkesinambungan agar mencapai suatu tujuan akhir. Selain berhubungan, komponen
yang terdapat di dalamnya akan menopang satu sama lainnya sehingga mendapatkan
produk yang bermanfaat. Beberapa komponen yang terkandung di dalamnya terdiri
dari dua macam, struktural dan fungsional. Untuk komponen struktural terdiri dari
bahan baku, sumber daya manusia, peralatan, mesin, dan informasi. Sedangkan pada
komponen fungsional meliputi segala hal yang berkaitan dengan manajemen seperti
pengendalian, pengawasan, perencanaan, dan lain sebagainya. Layaknya sistem lain
pada umumnya, sistem juga terdiri dari berbagai subsistem yang saling berinteraksi.
Adapun subsistem dalam sistem produksi terdiri dari :
a. Perencanaan dan pengendalian produksi
Penentuan standar operasi
Pengendalian kualitas
Penentuan fasilitas produksi
Perawatan fasilitas produksi
Penentuan harga pokok produksi
2. Menghitung Modal
8
Sistem produksi dapat membantu dalam hal perhitungan modal yang
digunakan dengan mengurutkan komponen apa saja yang digunakan untuk
menghasilkan produk tersebut,
2. Intermittent Process
Pada proses intermittent process, waktu pengerjaannya dilakukan secara
putus-putus. Kegiatan ini biasa dilakukan saat ada permintaan pada suatu
produk. Jadi biasanya, proses produksi tidak membutuhkan standar khusus
untuk melakukannya. Proses pengerjaan berbeda dari proses sebelumnya
karena tidak harus dilakukan secara berurutan dan dapat dilakukan secara
fleksibel
9
operasional dan desain standar. Produsen hanya perlu merakit produk berdasarkan
dengan modul dan desain yang sudah berikan. Dalam metode yang satu ini, produsen
hanya akan membuat pesanan yang standar dengan modul operasional yang standar
pula sesuai dengan modul dan permintaan pelanggan. Hal ini juga biasa disebut
dengan ‘custom order‘ yang berarti perusahaan hanya memproduksi barang sesuai
dengan keinginan pelanggan saja dan tidak menjualnya ke pasaran.
3. Sistem produksi berdasarkan tujuan berikutnya adalah make to order (MTO). Sistem
MTO adalah sistem produksi yang berjalan ketika produsen sudah menerima pesanan.
Secara sederhananya, produsen akan menyelesaikan pembuatan produk saat mereka
menerima sebuah pesanan untuk produk tersebut. Sebab, pengerjaannya baru akan
berjalan apabila konsumen sudah memutuskan untuk melakukan pembelian pada
suatu pesanan tertentu.
4. Sistem produksi yang terakhir adalah sistem produksi make to stock (MTS). Sistem
produksi yang memproduksi barang untuk disimpan atau dijadikan stok. Produk atau
barang akan selesai diproduksi sebelum ada pesanan dari konsumen. Produsen akan
tetap membuat produk tersebut meski tidak ada permintaan dari konsumen. Tujuan
pembuatan sistem ini adalah untuk mengantisipasi naiknya permintaan pasar atau
hanya untuk menambah jumlah stok barang.
10
Dalam proses produksi, dibutuhkan dua sumber daya utama yaitu sumber
daya transformasi dan sumber daya yang ditransformasikan. Sumber daya
transformasi diantaranya seperti Tenaga Kerja, Mesin produksi, peralatan kerja dan
gedung/bangunan. Sedangkan sumber daya yang ditransformasikan adalah bahan-
bahan baku, bahan-bahan pendukung dan komponen-komponen yang akan akan
diubah menjadi produk akhir (produk jadi). Ketika ingin memulai produksi, pihak
manajemen perusahaan manufakturing harus merencanakan dan memilih jenis aliran
proses produksi yang akan digunakan tergantung pada kebutuhan modal, fasilitas
produksi, teknologi, tenaga kerja, bahan mentah dan sistem informasi yang tersedia
serta permintaan pelanggan terhadap jumlah dan bentuk produk yang akan di
produksi tersebut. Setiap jenis aliran proses produksi memiliki kelebihan dan
kelemahannya sehingga pihak manajemen perusahaan harus mempertimbangkannya
sesuai dengan kondisi perusahaan agar dapat memaksimalkan profit.
11
Contoh produk-produk yang menggunakan Job Shop Production diantaranya
seperti Percetakan yang menerima desain poster-poster tertentu dengan jumlah
yang terbatas, pabrik fabrikasi yang menerima pesanan pembuatan peralatan
dengan desain khusus, pabrik pakaian yang membuat seragam dengan desain dan
jumlah yang ditentukan.
c. Project (Proyek)
Project (Proyek) merupakan sistem produksi yang biasanya diaplikasikan
pada produk-produk yang agak rumit dan dibatasi oleh waktu penyelesaiannya.
Fungsi-fungsi pada organisasi seperti perencanaan, pembelian, desain, produksi
dan pemasaran harus diintegrasikan dengan baik sesuai dengan urutan tahap dan
waktu penyelesaian sehingga proyek yang bersangkutan dapat diselesaikan tepat
pada waktunya dengan biaya produksi yang telah ditetapkan. Sistem produksi
Project (Proyek) juga memiliki urutan-urutan operasi untuk menunjang
pencapaian target proyek akhir. Karakteristik dari sistem produksi Project ini
adalah memiliki fleksibilitas yang tinggi namun volume produksinya sangat
rendah. Biasanya unit/produk yang diproduksi tersebut diletakan di tempat yang
tetap (tidak berpindah-pindah) dan semua sumber daya yang diperlukan akan
dibawa ke tempat tersebut. Contoh produksi yang menggunakan sistem produksi
12
Project diantaranya seperti produksi Kapal, pesawat terbang, bangunan Jembatan,
gedung dan Mesin-mesin besar.
d. Batch Production
Batch Production adalah sistem produksi yang termasuk repetitive
production (produksi berulang) yang berada diantara sistem produksi Job Shop
dan Flow Shop. Standarisasi produk pada Batch Production lebih baik dan
Volume produksi lebih tinggi jika dibandingkan dengan Job shop namun volume
lebih rendah dan tidak selalu terstandarisasi seperti flow shop (mass production).
Metode produksinya mirip dengan proses produksi dengan sistem Job Shop,
perbedaannya terletak pada jumlah atau volume yang akan diproduksinya yang
lebih banyak dan berulang-ulang.
Dibawah ini merupakan Karakteristik dari Batch Production :
Waktu produksi lebih pendek.
Tempat dan Mesin lebih fleksibel.
Tempat dan Mesin diatur untuk memproduksi produk dalam bentuk batch
dan diubah lagi pengaturannya untuk batch yang berikutnya.
Waktu dan biaya produksi lebih rendah dibandingkan dengan Job Shop.
e. Continuous Production
Continuous Production adalah sistem produksi yang proses produksinya
berkesinambungan (continuously) terus menerus dan berulang-ulang. Fasilitas
Produksi disusun sesuai dengan urutan operasi dari proses pertamanya hingga
menjadi produk jadi dengan aliran material yang konstan. Jalur produksi
(production line) biasanya dialokasikan hanya untuk satu jenis produk saja.
Karakteristik Continuous Production adalah sebagai berikut ini :
Semua Tempat/Pabrik atau Mesin/peralatan kerja didedikasikan khusus
untuk satu jenis produk (tidak memiliki fleksibilitas sama sekali).
Material ditangani secara otomatis.
Proses operasi mengikuti urutan yang telah ditentukan.
Perencanaan dan Pengendalian dilakukan secara rutin.
Biaya per unit yang rendah karena volume produksi yang tinggi.
Contoh sistem produksi dengan proses Continuous Production adalah seperti
industri penyulingan minyak dan produk-produk pertambangan lainnya.
13
a. Continuous Process.
Bisa disebut juga dengan proses produksi yang sifatnya berlanjut atau
kontinu. Untuk proses produksi ini biasanya sistem akan menyusun peralatan
ataupun komponen yang dibutuhkan secara berurutan sesuai dengan kegiatan
produksi yang dilakukan. Bahkan bahan yang ada di dalam proses ini juga sudah
mengalami proses standarisasi sebelumnya. Biasanya kegiatan ini cocok untuk
perusahaan yang memiliki permintaan atau demand tinggi. process atau produksi
yang berkelanjutan adalah sistem produksi yang memproduksi barang dalam skala
besar secara terus menerus dan biasanya memproduksi barang
berdasarkan demand forecast. Continuous process atau biasanya dikenal dengan
proses produksi kontinu. Pada sistem ini peralatan produksi disusun dan diatur
dengan memperhatikan urutan kegiatan dalam menghasilkan produk atau jasa.
Aliran bahan dalam proses dalam sistem ini juga sudah distandarisasi
sebelumnya. Proses ini akan lebih memudahkan perusahaan yang memiliki
produk dengan demand yang tinggi. Sehingga produknya akan lebih mudah
terjual di pasaran. Lebih lanjut, barang diproduksi secara massal untuk dijual dan
disimpan sebagai stok barang. Tujuannya jika permintaan barang meningkat
perusahaan punya cadangan stok untuk memenuhi permintaan konsumen. Contoh
industri yang menerapkan continuous process adalah industri makanan dalam
kemasan.
b. Intermitten Process.
Berbeda dengan yang sebelumnya, kali ini adalah proses produksi yang
memiliki waktu produksi dengan sifat yang putus-putus. Biasanya kegiatan ini
baru akan dilakukan ketika ada permintaan pada produk. Sehingga proses ini
biasanya tidak membutuhkan standar khusus ketika melakukannya. Jadi dalam
penyusunan peralatan produksinya juga tidak berurutan dan lebih fleksibel.
Sistem produksi yang berjalan berdasarkan permintaan konsumen.
Biasanya produksi pada intermitten process memproduksi barang dalam skala
kecil. pada intermittent process konsumen bisa memesan produk dengan variasi
dan design yang lebih beragam jika dibandingkan dengan continuous process.
Intermitten process adalah sistem yang terputus-putus di mana kegiatan produksi
dilakukan tidak berdasarkan standar tetapi berdasarkan produk yang dikerjakan.
Karenanya peralatan produksi disusun dan diatur secara fleksibel dalam
menghasilkan produknya. Untuk proses ini, perusahaan dengan produk yang
musiman akan cocok. Misalnya seperti perusahaan produksi jaket musim dingin.
Contoh penerapan sistem produksi intermittent process adalah bisnis jahit.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori Produksi pada dasarnya berusaha menjelaskan bagaimana dengan biaya
minimum perusahaan dapat memproduksi output tertentu atau dengan biaya tertentu
memaksimumkan produksi. Hukum permintaan menyatakan bahwa harga suatu
barang memainkan peran penting dalam menentukan permintaan konsumen untuk
barang tersebut. Semuanya sama, semakin tinggi harganya, semakin sedikit
konsumen akan membeli barang itu. Semakin rendah harga barang, semakin tinggi
pembelian untuk barang itu. Hukum penawaran mengatakan bahwa harga suatu
barang menentukan penawaran suatu barang. Karena harga yang bersedia dibayar
oleh konsumen meningkat, jumlah unit yang diproduksi oleh bisnis meningkat.
Dalam proses produksi, dibutuhkan dua sumber daya utama yaitu sumber daya
transformasi dan sumber daya yang ditransformasikan. Sumber daya transformasi
diantaranya seperti Tenaga Kerja, Mesin produksi, peralatan kerja dan
gedung/bangunan. Sedangkan sumber daya yang ditransformasikan adalah bahan-
bahan baku, bahan-bahan pendukung dan komponen-komponen yang akan akan
diubah menjadi produk akhir (produk jadi).
15
DAFTAR PUSTAKA
https://pluang.com/id/blog/glossary/teori-permintaan-dan-penawaran
https://www.linovhr.com/sistem-produksi/
https://www.jurnal.id/id/blog/ketahui-berbagai-hal-mengenai-sistem-produksi-jenis-jenisnya/
https://www-gramedia-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.gramedia.com/literasi/teori
produksi/amp/?amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16672191839927&csi=1&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F
%2Fwww.gramedia.com%2Fliterasi%2Fteori-produksi%2F
16