Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MANAJEMEN OPERSIONAL
Ditulis untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar Bisnis

Disusun Oleh :
Muhamad Bintang 030223055
Satya Indra Permana 030223058

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


KELAS KARYAWAN A
STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah manajemen operasioanal.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dengan Kerjasama team
untuk mencari bantuan serta refrensi agar memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang manajemen bisnis
tentang manajemen operasional ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................iii
Latar Belakang..............................................................................................................iii
Rumusan Masalah.........................................................................................................iv
Tujuan...........................................................................................................................iv
BAB II............................................................................................................................1
2.2 Sejarah Perkembangan Manajemen Operasi............................................................1
2.3 proses produksi.........................................................................................................4
2.3.1 Tujuan Proses Produksi.................................................................................4
2.3.2 Tahapan Proses Produksi................................................................................5
2.4 RUANG LINGKUP MANAJEMEN OPERASIONAL..........................................7
2.5 Pengambilan Keputusan Terkait Manajemen Operasional......................................9
BAB III.........................................................................................................................16
PEUNUTUP.................................................................................................................16
KESIMPULAN............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16

ii
BAB I

Latar Belakang

Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini, membuat persaingan


semakinketat antar perusahaan yang ada di dunia. Segala upaya dilakukan untuk
menjadi yangterbaik. Manajemen yang baik menjadi kunci kesuksesan dunia industri
saat ini baik itumanajemen produksi, pemasaran, sumber daya manusia dan keuangan.
Manajemenoperasional merupakan satu fungsi manajemen yang sangat penting bagi
sebuahorganisasi atau perusahaan. Bidang ini berkembang sangat pesat terutama
dengan lahirnyainovasi dan teknologi baru yang diterapkan dalam praktik bisnis. Oleh
karena itu banyak perusahaan yang sudah melirik dan menjadikan aspek-
aspek dalam manajemen operasisebagai salah satu senjata strategis untuk bersaing dan
mengungguli kompetitornya.Dalam kewirausahaan, manajemen operasi pun
diperlukan untuk menciptakan sesuatuyang baru dan perubahan atau inovasi produk
untuk menjadi lebih baik lagi.
Seiring perkembangan industri yang semakin maju perusahaan juga dituntut untuk me
mberikankualitas yang terbaik baik dalam produk maupun jasa yang dihasilkan tetapi
tidakmelupakan dampak lingkungan yang terjadi dari segala aktivitas perusahaan.

iii
Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Manajemen operasional


2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Manajemen Operasi
3. Apa pengertian proses produksi dan tujuan prose produksi
4. Apa saja yang termasuk ruang lingkup manajemen opersional
5. Apa saja yang yang menjadi keputusan manajemen operasional
6. Bagaimana penerapan efeketik terkait lay out dan lingkungan perusahaan

Tujuan

1. mengetahui arti dari manajemen opersaional


2. mengetahui sejarah perkembangan operasional
3. mengetahui prose produksi dan tujuan produksi
4. mengetahui ruang lingkup manajemen operasional
5. mengetahui tentang keputusan manajemen operasional
6. mengetahui penerapan terkait layout perusahaan dan lingkungan perusahaan

iv
BAB II

2.1 Manajemen Operasional

Manajemen operasional dibutuhkan dalam berbagai jenis organisasi, termasuk


perusahaan manufaktur, jasa, dan bisnis jasa. Dalam perusahaan manufaktur,
manajemen operasional digunakan untuk menentukan cara terbaik untuk mengatur
pabrik, membuat produk, dan mengelola inventori. Dalam jasa, manajemen
operasional digunakan untuk menentukan cara terbaik untuk mengelola layanan yang
diberikan kepada pelanggan. Dalam bisnis jasa, manajemen operasional digunakan
untuk menentukan cara terbaik untuk mengelola sumber daya manusia, mengelola
proses bisnis, dan meningkatkan efisiensi.

2.1.1 Pengertian Manajemen operasional

Manajemen operasional adalah proses perencanaan, pengorganisasian,


pengarahan, dan pengendalian sumber daya (baik manusia maupun alat-alat) untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Ini termasuk pembuatan
keputusan tentang pembuatan produk atau jasa, pengoperasian sistem, pengelolaan
inventori, dan pengelolaan sumber daya manusia.

2.2 Sejarah Perkembangan Manajemen Operasi

Manajemen operasi pada dasarnya telah ada sejak manusia dapat


memproduksi barang dan jasa. Meskipun asal mula manajemen operasi dapat
ditelusuri sejak awal peradaban manusia. Perkembangan manajemen operasi ditandai
dengan usaha manusia untuk meningkatkan hasil produksi. Usaha tersebut dimulai
dengan spesialisasi dari tenaga kerja untuk suatu tugas dapat meningkatkan
produktivitas dan efisiensi yang lebih besar dari pada bermacammacam tugas untuk
seorang pekerja. Konsep ini telah dikenal oleh Plato pada 400 tahun sebelum masehi.
Perkembangan selanjutnya ditandai dengan penyelidikan Adam Smith dalam sistem
produksi pabrik dan tertuang dalam bukunya yang berjudul Wealth of Nation (1776),
dimana dalam buku tersebut dinyatakan bahwa dengan pembagian kerja (devicion of

1
work), akan melahirkan spesialisasi tenaga kerja yang akan menimbulkan peningkatan
hasil produksi, disebabkan oleh tiga faktor yaitu:
 Peningkatan kecakapan dan ketangkasan dari sebagian para pekerja dalam
mengerjakan pekerjaan secara berulang-ulang.
 Menghindari terbuangnya waktu karena perpindahan atau perubahan tugas,
sehingga diperoleh penghematan waktu, yang biasanya hilang karena bergantinya
pekerjaan dari mengerjakan sesuatu, berpindah mengerjakan yang lain.
 Penambahan peralatan dan mesin, dengan diketemukannya mesin dan peralatan
yang spesialisasi, mengikuti usaha-usaha manusia dalam ruang lingkup yang terbatas
bagi pengganti tenaga kerja.

a. Revolusi Industri
Revolusi industri adalah inti dari subsitusi tenaga manusia. dengan tenaga
mesin. Daya pendorong yang besar pada revolusi ini diberikan oleh Mesin uap oleh
James Watt pada tahun 1764, yang merupakan sumber utama tenaga mesin penggerak
untuk pertanian dan pabrik. Revolusi industri selanjutnya dipercepat pada akhir tahun
1800-an dengan perkembangan mesin berbahan bakar dan listrik. Pada awal abad ini
dikembangkan konsep produksi massal, tetapi sampai perang dunia I, ketika terjadi
permintaan yang banyak pada industri di Amerika Serikat konsep ini tidak mencapai
penggunaan yang meluas. Abad pemasaran massal melanjutkan tekanan untuk
otomatisasi dan produksi volume besar. Bagaimanapun juga lingkungan kita dewasa
ini memasuki masa pasca industri, yang ditandai dengan pergeseran ke jasa ekonomi
dan perhatian yang lebih besar pada lingkungan sosial dan alam.

b. Kajian Ilmiah Tentang Pekerjaan


Kajian ilmiah tentang pekerjaan didasarkan pada catatan bahwa metode ilmiah
dapat digunakan untuk mengkaji kerja sebagai sistem fisik dan alamiah. Pemikiran ini
bertujuan untuk menemukan metode terbaik tentang kerja dengan menggunakan
pendekatan ilmiah berikut:
pengamatan metode kerja saat ini
pengembangan metode yang diperbaharui melalui analisis dan pengukuran ilmiah
pelatihan tenaga kerja dengan metode yang baru dan melanjutkan umpan balik dan
menajemen proses kerja. Gagasan ini mula-mula dikembangkan oleh Frederick W.
Taylor pada tahun 1911 kemudian diperbaharui oleh Frank dan Lilian Gilberth di

2
awal tahun 1900an. Kajian ilmiah tentang kerja terjadi karena tekanan dari sarikat
buruh, pekerja dan akademisi.
Pada beberapa kasus tekanan ini telah dibenarkan karena kesalahan penerapan
pendekatan atau digunakan sebagai kampanye percepatan oleh manajemen.

c. Hubungan Antar Manusia


Pergeseran hubungan antar manusia menyoroti pentingnya motivasi dan unsur
manusia pada rancangan kerja. Elton Mayo dan kawan-kawan mengembangkan garis
pemikiran ini pada tahun 1930- an di Western Electric. Kajian ini menunjukkan
bahwa motivasi kerja termasuk lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja teknis
merupakan elemen yang sangat penting pada perbaikan produktivitas. Hal ini
menghasilkan sikap yang tidak berlebih lebihan dari sekolah manajememen ilmiah
yang lebih menekankan pada aspek teknis rancangan kerja. Cara berfikir sekelompok
orang tentang hubungan antar manusia, sekarang dikenal metode dengan potensi yang
besar untuk memanusiawikan tempat kerja dan memperbaiki produktivitas.

d. Model keputusan
Model Keputusan dapat digunakan untuk menyajikan sistem . yang produktif dalam
bentuk matematis. Sebuah model keputusan diekspresikan dalam bentuk pengukuran
prestasi, kendala dan variabel keputusan. Manfaat dari model seperti ini adalah untuk
menemukan nilai yang optimum dari variabelvariabel keputusan yang memperbaiki
prestasi sistem dengan kendala yang ada dalam penerapannya. Selanjutnya model ini
dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Penggunaan pertama dari
pendekatan ini terlaksana pada tahun 1915 ketika F.W. Haris mengembangkan rumus
kuantitas pemesanan yang ekonomis (Ecomical Order Quantity) untuk manajemen
persedian. Pada Tahun 1916 dikembangkan Model Penjadwalan Gantt Chart oleh H.
Gantt. Pada tahun 1931 Shewhart mengembangkan model keputusan kuantitatif untuk
pemakaian pada pengendalian mutu kerja secara statistik. Pada tahun 1943
dikembangkan Model Linear programming dan Net Work Palanning. Pada tahun
1951 George Dantzing mengembangkan metode simpleks dari program linear, yang
memungkinkan cara pemecahan seluruh kelas model matematis. Pada tahun 1950
perkembangan model simulasi komputer memberikan sumbangan yang besar pada
kajian dan analisis operasi. Sejak tahun 1950-an penggunaan berbagai model
keputusan meluas secara hebat

3
e. Penggunaan Komputer
Penggunann komputer secara dramatis telah merubah bidang manajemen operasi
sejak komputer diperkenalkan ke dalam bisnis pada tahun 1950-an. Hampir semua
operasi manufaktur sekarang menggunakan komputer untuk mengolah data
persediaan, penjadwalan produksi, pengendalian mutu, dan sistem biaya. Sebagai
tambahan bahwa komputer telah digunakan secara meluas pada berbagai kantor dan
pada semua bentuk operasi jasa. Dewasa ini penggunaan komputer secara efektif
merupakan bagian yang sangat penting dari bidang manajemen operasional.

2.3 proses produksi

Secara umum, proses produksi adalah kegiatan produksi yang


menggabungkan dari satu bagian ke bagian yang lain. Artinya, dalam setiap bagian
terdapat tahapan yang perlu dilalui baik itu berupa proses menjadi barang atau
berbentuk jasa. Barang adalah sesuatu yang mudah dipegang secara fisik dan ada
jangka waktu. Sedangkan jasa, sebaliknya. Tidak mampu dipegang secara fisik dan
tidak memiliki jangka waktu.Hasil dari proses produksi antara barang dan jasa
memang berbeda. Namun, tujuannya sama yaitu menjadikan sesuatu yang bernilai
lebih dari sebelumnya. Selain itu, bermanfaat tidak hanya untuk pebisnis melainkan
pelanggan. Sehingga, muncul kepuasan pelanggan yang berdampak pada bisnis
Anda.

2.3.1 Tujuan Proses Produksi

Agar lebih memahaminya, ada beberapa tujuan dari proses produksi yang perlu
Anda ketahui yaitu:

 Memberikan value terhadap barang atau jasa.


 Mendapatkan keuntungan sehingga berdampak pada kelangsungan bisnis.
 Menggantikan barang atau jasa yang tidak bisa digunakan (rusak) atau
kadaluarsa.

4
 Memenuhi permintaan pasar, baik itu lingkup domestik maupun internasional.
 Menjaga keberlangsungan bisnis agar tetap survive.

Dalam jenis proses produksi terbagi menjadi empat jangka waktu yang di antaranya
adalah

 Produksi dengan Jangka Pendek

Jenis proses yang satu ini tidak akan membutuhkan waktu lama. Bahkan,
boleh dikatakan produk, jika itu barang, adalah sesuatu yang instan. Contohnya
adalah makanan cepat saji, martabak, roti goreng, dan lainnya. Sehingga, konsumen
pun bisa dengan segera menikmati produk tersebut.

 Produksi dengan Jangka Panjang

Jenis proses dengan jangka panjang pasti membutuhkan waktu lama. Hal
tersebut dapat terlihat contoh seperti budidaya durian, kopi dan sejenisnya.
Hitungannya tidak hanya hari atau minggu melainkan bulan.

 Produksi secara Terus-Menerus

Jenis produksi yang dilakukan secara terus-menerus atau berkelanjutan. Sebab,


selalu dibutuhkan oleh manusia. Contohnya seperti produksi kertas, gula, karet, dan
masih banyak lainnya.

 Produksi secara Selingan

Untuk jenis yang satu ini adalah menggabungkan sesama barang jadi. Misal,
seperti produksi motor. Ada yang membuat rangkanya terlebih dahulu. Kemudian,
ada yang menyiapkan mesin, roda, dan sejenisnya. Setelahnya, menggabungkan
rangka dengan mesin sehingga menjadi barang jadi yaitu motor.

2.3.2 Tahapan Proses Produksi

Ada beberapa tahapan dalam proses produksi yang perlu Anda ketahui yaitu:

 Konsep

5
Ide adalah hal penting sebelum memulai membuat sesuatu. Ide perlu
dimatangkan dan kemudian menjadi sebuah konsep. Ketika mampu merancang
konsep dengan baik maka proses menjadi barang atau jasa akan lebih mudah.

 Riset

Ketika selesai merancang konsep maka selanjutnya perlu melakukan riset.


Nah, riset bisa dimulai untuk mengetahui target pasar. Kemudian, melihat siapa saja
yang menjadi kompetitor. Tahu akan kelebihan dan kekurangan komputer. Yang
penting juga adalah bagaimana dengan kebutuhan pasar.

 Pengembangan Desain

Riset sudah selesai, Anda bisa berlanjut kepada pengembangan desain. Jika
bisnis Anda menyasar dalam bentuk barang, Anda perlu menguji desain tersebut.
Ketahanan dan tingkat kadaluarsa. Jika berupa jasa, Anda perlu mengetahui apakah
harga yang Anda putuskan sesuai dengan kehendak konsumen.

 Pengujian Desain

Nah, memasuki pengujian desain, Anda coba melempar ke pasar. Bagaimana


tanggapan konsumen terhadap produk Anda. Apakah banyak yang pro atau kontra?
Pengujian ini penting untuk mengukur seberapa penting kualitas produk bisnis
kepada konsumen.

 Perbaikan

Tidak ada proses produksi yang menanggalkan perbaikan. Setiap tahapan


pasti akan ada perbaikan. Dari pengujian desain, Anda akan mengetahui mana yang
menjadi kelemahan dari produk Anda. Apakah dari sisi desain, harga, promosi, atau
kualitas pelayanan.

 Produk Jadi

Setelah melakukan perbaikan, dan tentu saja evaluasi, Anda bersiap untuk
melakukan peluncuran produk jadi. Produk, baik itu barang maupun jasa, harus
menyediakan pemasaran yang baik dan efektif. Misal, memberikan harga promosi

6
hingga batas waktu tertentu atau 50 konsumen pertama akan mendapatkan harga
khusus.

2.4 RUANG LINGKUP MANAJEMEN OPERASIONAL

Manajemen Operasional (MO) merupakan upaya dalam pengelolaan secara


maksimal atas penggunan seluruh faktor produksi yang ada baik itu tenaga kerja,
mesin, peralatan, bahan baku dan faktor yang lain. Ruang Lingkup Manajemen
Operasional meliputi tiga adalah:

1. Perencanaan
2. Pengendalian Produksi
3. Sistem Informasi Produksi

 Perencanaan Sistem Produksi


Pada lingkup perencanaan sistem produksi, perencanaan sistem produksi
dimulai dari proses perencanaan produksi, Tujuannya adalah untuk menghasilkan
barang atau jasa yang dikehendaki yang sesuai dengan kebutuhan para konsumen,
baik itu mengenai kuantitas, kwalitas, harga dan waktu.
Dalam lingkup perencanaan sistem produksi, ada beberapa hal yang patut
diperhatikan:
a. Penentuan Lokasi Pabrik
b. Penentuan Tata Letak Fasilitas Pabrik
c. Perencanaan Lingkungan Kerja
d. Persoalan - Persoalan Standar

 Pengendalian Produksi
Proses Produksi yang dijalankan oleh Manajemen Operasional adalah pengendalian
yang berdasar pada perencanaan yang sudah diputuskan sebelumnya. Perencanaan
produksi adalah dasar dalam melakukan pengendalian produksi, didalamnya
mencakup berbagai kebijakan dan standar yang harus dipenuhi. Tapi, proses produksi

7
yang sedang dijalankan harus diawasi suapaya tidak melenceng dari perencanaan
yang telah disusun, terkendali seperti yang diharapkan. Dan perlu diingat, semua
langkah pengendalian adalah untuk memaksimalkan keuntungan yang bisa diperoleh
oleh perusahaan dengan mengurangi kesalahan kesalahan yang bisa merugikan.

a. Pengendalian Bahan Baku


Bagaimana cara memindahkan barang didalam proses produksi dari bagian satu
kebagian yang lain sehingga tidak mengganggu aktivitas produksi itu sendiri adalah
suatu masalah yang umum terjadi pada proses produksi. Proses produksi bagaimana
caranya tidak terganggu oleh keterlambatan bahan baku yang akan diproses untuk
suatu produk. Pengendalian bahan baku adalah ilmu dalam mengatur pemindahan,
membungkus, serta menyimpan bahan baku pada berbagai macam bentuk.

b. Pengendalian Biaya Produksi


Umumnya analisis biaya digunakan dalam mencari tingkat keuntungan yang
maksimal sehingga pada proses produksi ada penggolongan biaya produksi menjadi
biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel terbagi lagi menjadi biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan biaya overhead perlu dilihat lebih teliti
lagi karena pada biaya overhead terdapat didalamnya biaya variabel dan biaya tetap
dan bahkan juga biaya semi variabel. Dalam pengendalian biaya produksi, jenis jenis
biaya tersebut harus dengan jelas diketahui karena pengaruhnnya terhadap
keuntungan atau laba perusahaan sangat besar

c Pengendalian Tenaga Kerja


Kualitas tenaga kerja perlu mendapatkan perhatian serius, tenaga kerja perlu
dikendalikan baik itu kuantitas dan kualitas tenaga kerja. Dalam satu kasus, tenaga
kerja yang berlebih akan mengakibatkan membengkaknya biaya dan penurunan
produktivitas dalam kasus yang lain kekurangan tenaga kerja bisa menyebabkan
proses produksi tidak berjalan maksimal.

d Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas adalah alat bagi manajemen operasional dalam memperbaiki
ataupun meningkatkan kualitas produk barang atau jasa yang dihasilkan, dan
mengurangi kuantitas barang yang gagal atau rusak dari proses produksi. Dan hal

8
tersebut tentunya akan merugikan. Pengawasan terhadap kualitas dalam menentukan
ukuran, cara ataupun persyaratan fungsional dari suatu produk dan spesifikasinya juga
memerksa apakah prosedur dalam proses produksi telah sesuai standar mutu yang
telah ditetapkan dalam menjaga kualitas.

e. Pemeliharaan
Diperlukan upaya dalam pemeliharaan alat produksi untuk mencegah hasil produk
dari proses produksi yang cacat tau tidak sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan
akibat alat produksi yang rusak. Tapi jika apabila produk yang dihasilkan masih juga
ada produk cacat, mungkin pergantian alat produksi adalah opsi berikutnya yang perlu
dipertimbangkan. Maintenance sangat penting, masalah teknis mengenai alat alat
hendaknya ada bagian khusus yang mengaturnya.

3. sistem Informasi Produksi


Sistem Informasi Produksi umumnya terdiri dari 3 (tiga) bagian,:
a. Struktur Organisasi,
b. Produksi Atas Dasar Pesanan
c. Produksi Untuk Pasar

2.5 Pengambilan Keputusan Terkait Manajemen Operasional

 Keputusan terkait Manajemen Kualitas

Pada dasarnya manajemen kualitas adalah kumpulan metode untuk


memastikan suatu proses atau produk memberikan output sesuai yang dijanjikan.
Dalam keputusan terkait manajemen kualitas akan dibutuhkan kemampuan untuk
menjawab pertanyaan seperti

 Bagaimana menghasilkan barang dan jasa sesuai kualitas yang diinginkan?


 Bagaimana menerapkan standar pengendalian mutu?
 Apakah standar mutu sudah terpenuhi?

9
 Keputusan terkait Manajemen Rantai Pasok

Keputusan terkait manajemen rantai pasok memerlukan pemahaman dan


kemampuan untuk mengorganisir aktivitas-aktivitas yang dilakukan para pelaku yang
ada di rantai pasok. Supply Chain atau Rantai pasok adalah adalah serangkaian proses
bisnis yang menghubungkan beberapa faktor untuk peningkatan nilai tambah bahan
baku/produk dan mendistribusikannya kepada konsumen . Beberapa pertanyaan
umum yang muncul terkait manajemen rantai pasok diantaranya:

 Bagaimana mengorganisir arus barang, informasi, dan uang secara efektif


pada keseluruhan rantai pasok?
 Bagaimana memilih supplier yang tepat?
 Bagaimana merancang kontrak yang win-win bagai rantai pasok?
Secara tradisional, tujuan supply chain management (SCM) berfokus pada
pemaksimalan kepuasan konsumen, mengurangi biaya operasional, peningkatan
pendapatan, dan profitabilitas bisnis. Seiring dengan perkembangan manajemen rantai
pasok, tujuan SCM juga beradaptasi yaitu menuju penggunaan sumber daya yang
lebih efisien (lean supply chain) dan lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan
permintaan ataupun pasokan (agile supply chain)

 Keputusan terkait Manajemen Persediaan

Persediaan seringkali tidak terhindarkan untuk membuat arus barang menjadi


lancar. Persediaan bisa dimiliki dalam bentuk raw material, work-in-progress,
maupun finished product. Seringkali persediaan dibutuhkan untuk mengantisipasi
adanya ketidakpastian baik dari sisi pasokan, internal, maupun customer . Ada pula
persediaan yang memang disiapkan untuk mengantisipasi adanya suatu event atau
prediksi lainnya. Beberapa pertanyaan umum dalam manajemen persediaan adalah.

 Berapa jumlah stok barang yang harus dimiliki?


 Berapa bahan baku yang harus dipesan?
 Kapan waktu yang tepat memesan kembali?
 Berapa jumlah pesanan yang optimal?
 Produk mana yang seharusnya menjadi prioritas?

10
 Keputusan terkait Manajemen Permintaan

Secara garis besar kegiatan dalam manajemen permintaan akan terkait dengan
bagian pemasaran. Kegiatan seperti peramalan permintaan, pemilihan promosi,
hingga mencari tahu pola dan karakteristik yang menjadi keinginan customer adalah
bagian dari kegiatan dalam manajemen permintaan. Berikut adalah beberapa
pertanyaan yang dapat merepresentasikan diskusi yang ada dalam manajemen
permintaan.

 Berapa jumlah permintaan?


 Bagaimana menaikkan jumlah permintaan agar produksi bisa terserap?
 Bagaimana strategi penentuan harga?
 Discount dan Promosi seperti apa yang dibutuhkan?

 Keputusan terkait Perencanaan Kapasitas

Perencanaan yang baik terkait kapasitas yang dibutuhkan agar sesuai dengan
permintaan adalah bagian dari keputusan dalam manajemen operasional. Kapasitas
dalam hal ini bisa berupa ketersediaan mesin, jumlah pekerja, ataupun area
penyimpanan. Kapasitas yang berlebih berpeluang membuat perusahaan mengalami
kerugian dalam bentuk fixed cost maupun variable cost. Sedangkan kapasitas yang
kurang dapat membuat perusahaan kehilangan peluang untuk memenuhi demand
atau opportunity cost. Beberapa pertimbangan dalam perencanaan kapasitas adalah
sebagai berikut.

 Berapa kapasitas yang akan dibutuhkan dalam satu periode?


 Bagaimana memenuhi kebutuhan untuk mencapai kapasitas tersebut?
 Berapa kapasitas yang akan dibutuhkan dalam satu periode?
 Bagaimana memenuhi kebutuhan untuk mencapai kapasitas tersebut

11
 Keputusan terkait Perencanaan Strategis, Taktikal, dan Operasional

Berdasarkan jangka waktu pengambilan keputusan, pengambilan keputusan


dalam ranah manajemen operasional bisa dikategorikan dalam jangka pendek,
menengah, dan panjang. Keputusan jangka panjang biasanya dikategorikan sebagai
keputusan strategis, dimana keputusan yang tergolong keputusan strategis akan
memiliki efek dalam jangka waktu yang panjang misalnya lebih dari 5 tahun kedepan.
Keputusan strategis akan membutuhkan biaya investasi awal yang tinggi, kemudian
keputusan ini juga akan mempengaruhi bagaimana keputusan taktikal dan operasional
dilakukan. Keputusan taktikal merupakan keputusan jangka menengah dengan jangka
waktu antara 1 sampai 12 bulan. Keputusan terakhir adalah yang bersifat operasional
yaitu keputusan jangka pendek yang biasanya dilakukan pada keseharian di
perusahaan. Beberapa contohnya adalah sbb.

 Bagaimana mengatur tata letak departemen, peralatan, alur kerja,


penyimpanan agar meminimasi biaya dan maksimisasi produktivitas.
 Bagaimana membuat jadwal untuk sumber daya yang dimiliki.
 Siapa yang melakukan penjadwalan.
 Bagaimana memperbaiki metode kerja.
 Bagaimana mendesain sistem kerja yang dapat meningkatkan produktivitas.

 Keputusan terkait Manajemen Proyek

Perusahaan kadang-kadang perlu melakukan pekerjaan yang dapat


dikategorikan menjadi sebuah proyek. Perusahaan jasa seringkali mendefinisikan
pekerjaannya dalam sebuah proyek misalkan proyek konsultasi perusahaan A, proyek
pembangunan infrastruktur di lokasi B, dll. Namun, bukan berarti perusahaan
penghasil barang tidak perlu memiliki kemampuan manajemen proyek. Hal ini karena
bisa jadi ada pekerjaan yang bisa digolongkan sebagai proyek internal seperti: proyek
pengembangan produk baru dan proyek peningkatan performa karyawan. Pada
dasarnya proyek didefinisikan sebagai pekerjaan yang sifatnya sementara dengan tiga
elemen dasar yaitu memiliki scope / batasan kerja, schedule / jadwal mulai dan

12
berakhir, dan resource / sumber daya yang dibutuhkan . Diskusi yang terjadi dalam
manajemen proyek diantaranya:

 Aktivitas mana yang menjadi titik kritis bagi jalannya proyek .


 Menentukan sasaran dan tujuan proyek.
 Mengatur sumber daya dan jadwal pada aktivitas proyek .

 Keputusan terkait Produk atau Jasa

Menghasilkan produk yang sukses di pasaran tidak semudah mempunyai ide


yang dirasa baik dan mengimplementasikannya. Hal ini membuat keputusan terkait
pengembangan produk dan jasa merupakan serangkaian proses yang kompleks.

 Produk / Jasa apa yang diinginkan pelanggan.


 Bagaimana menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik.

 Keputusan terkait Penggunaan Teknologi

Penggunaan teknologi yang tepat sangat berpengaruh terhadap performa


perusahaan. Dari sejarahnya, perusahaan yang mampu memanfaatkan teknologi
dengan baik akan memiliki peluang untuk menjadi perusahaan yang memimpin di
bidangnya. Trend penggunaan teknologi selalu berkembang contohnya pada awal
revolusi industri penggunaan mesin uap adalah teknologi yang sangat canggih, tapi
kini telah menjadi sangat usang karena sudah mulai digunakannya robot untuk
otomasi industri. Pada awal revolusi informasi, penggunaan teknologi software
berbasis internet adalah suatu hal yang dianggap terdepan, namun saat ini teknologi

13
tersebut adalah hal lumrah yang sudah menjadi bagian dari perusahaan. Beberapa
diskusi terkait penggunaan teknologi adalah sbb.

 Teknologi apa yang dapat membantu operasional perusahaan.


 Teknologi apa yang punya peluang akan berkembang dan digunakan
kedepannya sehingga perusahaan bisa mengantisipasi jika perlu melakukan adaptasi
lebih awal.
 Bagaimana mengadopsi teknologi baru bagi perusahaan.

 Keputusan terkait Implementasi Lean pada Perusahaan

Filosofi utama dalam implementasi konsep lean / ramping pada perusahaan


adalah menghasilkan / memproduksi lebih dengan sumber daya yang minimal.
Dimana metode utamanya adalah melakukan eliminasi terhadap segala hal yang
dianggap sebagai waste. Waste dalam hal ini adalah segala sesuatu baik itu berupa
kegiatan, proses, maupun barang yang tidak memberikan nilai tambah produk akhir
yang dihasilkan. Beberapa hal yang menjadi diskusi dalam penerapan lean adalah
sbb.

 Bagaimana memanfaatkan sumber daya yang seminimal mungkin untuk


mendapatkan hasil yang maksimal.
 Bagaimana memperoleh arus kerja yang lancar dan sistem ramping yang
menggunakan sumberdaya secara efisien?

2.6 Lokasi dan Layout Pabrik


A. Definisi Lokasi Pabrik
Tempat dimana perusahaan melakukan kegiatannya (produksi) sehari-hari.

B. Manfaat Penentuan Lokasi Pabrik yang Tepat

14
1. Dpt memperolh tenaga kerja yg cukup
2. dpt memperlh bhn baku yg baik dengan hrg bersaing
3. Memungkinkan perluasan pabrik.

C. Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Lokasi Pabrik

1. Faktor Primer
 Letak bahan baku
Suatu pabrik berada di dekat lokasi bahan mentah agar memangkas
ongkos angkut bahan baku dan mengurangi resiko rusaknya bahan baku
 Letak Pasar
Suatu pabrik berada di dekat lokasi pasar agar memudahkan produk cepat
sampai kepada konsumen, menghemat ongkos distribusi.
 Sarana transportasi
 Tenaga Kerja
 Tenaga lisrik untuk mesin produksi bekerja

2. Faktor Sekunder
 Perluasan pabrik
 Keadaan tanah
 Iklim
 Sikap masyarakat setempat

D. Layout Pabrik
Layout pabrik adalah tata letak mesin dan peralatan lainnya yang digunakan
dalam proses produksi untuk mendapat kombinasi yang optimal antara fasilitas pabrik
yang ada.
E. Tujuan Layout Pabrik
1. Simplifikasi proses produksi
2. Meminimumkn biaya angkut dan bahan dlm pabrik
3. Kepuasan dan keamanan kerja karyawan

15
BAB III

PEUNUTUP

KESIMPULAN

Manajemen operasi sebagai manajemen dari sebuah organisasi produksi


yangmengkonversi / mentransformasi / mengubah input menjadi output yang
berupa barang maupun jasa. Input seperti bahan baku, mesin (peralatan) tenaga kerja,
manajemen dan modal akan diubah/ ditransformasikan menjadi output (barang
dan jasa).

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8838022/Manajemen_Produksi_dan_Operasi
https://id.scribd.com/document/345166185/MANAJEMEN-OPERASIONAL
https://www.kompas.com/skola/read/2023/08/11/120000169/pengertian-manajemen-
operasi-menurut-ahli-

16
17

Anda mungkin juga menyukai