Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pengantar Manajemen
Operasional”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Manajemen
Operasi yang kami ikuti.

Makalah ini disusun sKami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah ini, yang telah memberikan kami kesempatan untuk mendalami lebih jauh tentang
manajemen operasional. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penulisan makalah ini.ebagai salah satu tugas dalam mata kuliah
Manajemen Operasional yang kami ikuti.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca agar makalah ini dapat lebih
baik lagi di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan kita semua tentang
pentingnya manajemen operasional dalam dunia bisnis saat ini.

TOBELO, 20 MARET 2024

PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................1

BAB I.........................................................................................................................................3

A. Latar Belakang................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4

C. Tujuan Penelitian.............................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................5

A. Pengertian Manajemen Operasi......................................................................................5

B. Pengertian Industri Manufaktur dan Nonmanufaktur.....................................................7

C. Sejarah Perkembangan Manajemen Operasi...................................................................7

D. Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Operasi...........................................................9

E. Sistem Produksi.............................................................................................................10

F. Jenis Proses Produksi....................................................................................................11

BAB III.....................................................................................................................................13

A. Kesimpulan...................................................................................................................13

B. Saran..............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan yang


berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang
dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka manajemen
produksi atau operasi merupakan proses pengambilan keputusan di dalam usaha untuk
menghasilkan barang atau jasa sehingga tepat sasaran yang berupa tepat waktu, tepat
mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien. Oleh karena itu manajemen produksi
atau operasi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi produksi atau operasi.
Teknik manajemen operasi diterapkan di seluruh dunia pada seluruh usaha
produksi, baik di kantor, gudang, restoran, pusat perbelanjaan maupun pabrik. Semua
jenis usaha yang menghasilkan barang dan jasa membutuhkan manajemen operasi.
Proses produksi barang dan jasa yang efisien membutuhkan penerapan konsep, alat-
alat dan teknik Manajemen Operasi yang efektif.
Melalui kegiatan produksi atau operasi segala sumber daya masukkan
perusahaan diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah.
Produk yang dihasilkan dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi dan jasa. Oleh
karena itu, kegiatan produksi atau operasi menjadi salah satu fungsi utama
perusahaan.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah makalah ini adalah:


1. Apa pengertian manajemen operasi?
2. Apa pengertian industri manufaktur dan nonmanufaktur?
3. Bagaimana sejarah perkembangan manajemen operasi?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen operasi?
5. Apa itu sistem produksi?
6. Apa saja jenis proses produksi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan makalah ini adalah:


1. Untuk memberikan pemahaman mengenai manajemen operasi.
2. Untuk memberikan pemahaman mengenai industri manufaktur dan
nonmanufaktur.
3. Untuk memberikan pemahaman mengenai sejarah perkembangan manajemen
operasi.
4. Untuk memberikan pemahaman mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
manajemen operasi.
5. Untuk memberikan pemahaman mengenai sistem produksi.
6. Untuk memberikan pemahaman mengenai jenis proses produksi.
7. Sebagai tugas dalam mata kuliah Pengantar Manajemen.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Operasi

Salah satu kegiatan penting dari sebuah perusahaan adalah kegiatan produksi.
Produksi adalah proses penciptaan barang dan jasa. Pada saat produksi berlangsung
perusahaan dapat memastikan apakah produk yang disiapkan sesuai keinginan
pelanggan atau tidak. Oleh karena kegiatan produksi ini sangat penting, maka
pengelolaan produksi menjadi sesuatu yang perlu dilakukan. Salah satu fungsi
operasional dari manajemen perusahaan yang terkait dengan pengelolaan produksi
adalah manajemen produksi atau manajemen operasi.
Manajemen operasi (operating management) adalah serangkaian aktivitas
yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input
menjadi output. Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa, berlangsung di semua
organisasi. Dalam organisasi yang tidak menghasilkan produk secara fisik, fungsi
produksi mungkin tidak terlihat dengan jelas. Fungsi produksi ini bisa “tersembunyi”
dari masyarakat dan bahkan dari pelanggan. Contohnya adalah proses yang terjadi di
bank, rumah sakit, perusahaan penerbangan, atau akademi pendidikan.
Sering terjadi pada saat layanan jasa diberikan, tidak ada barang berwujud
yang diproduksi. Sebagai penggantinya, barang bisa berbentuk layanan pengiriman
dana dari rekening tabungan ke rekening koran, proses transplantasi hati, pengisian
kursi kosong di pesawat, atau proses pendidikan seorang mahasiswa. Terlepas apakah
dari produk akhir berupa barang atau jasa, aktivitas produksi yang berlangsung dalam
organisasi biasanya disebut sebagai operasi atau manajemen operasi.
Pada dasarnya Dessler (2004) mendefinisikan manajemen operasi sebagai
rangkaian proses pengelolaan keseluruhan sumber daya perusahaan yang dibutuhkan
dalam menghasilkan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen. Secara
spesifik Dessler mengemukakan pada dasarnya manajemen operasi memfokuskan
pada pengelolaan 5P dalam operasi perusahaan. 5P tersebut yaitu:

1. People atau orang-orang dalam perusahaan mencakup tenaga kerja


langsung maupun tidak langsung yang terlibat dalam kegiatan operasi
perusahaan, dari mulai pekerja desain, pemelihara mesin produksi, petugas
kebersihan, hingga pegawai klerikal.
2. Plants mencakup pabrik atau rumah produksi atau cabang dari perusahaan
dimana perusahaan melakukan proses menghasilkan barang atau jasa yang
akan ditawarkan kepada konsumen.
3. Parts mencakup berbagai faktor input yang dibutuhkan perusahaan dalam
menghasilkan barang atau jasa. Faktor input ini dapat berupa bahan baku,
skill dari orang-orang hingga uang yang diperlukan untuk menghasilkan
barang dan jasa sesuai yang diinginkan oleh perusahaan.
4. Processes mencakup berbagai hal yang mencakup teknologi yang
digunakan, perlengkapan, hingga langkah-langkah proses produksi yang
perlu dilakukan perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa.
5. Planning and control sistem mencakup prosedur yang dijalankan untuk
memastikan bahwa proses pengelolaan produksi yang dilakukan
memenuhi persyaratan standar yang telah ditetapkan.

Sehingga Manajemen operasi tidak hanya diperlukan bagi perusahaan


manufaktur, akan tetapi juga untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa.
Perusahaan yang bergerak dalam bisnis restoran perlu memastikan bahwa keseluruhan
proses kegiatan dari mulai penetuan lokasi restoran, desain interior dari restoran,
pembelian bahan-bahan makanan hingga ke proses pelayan kepada pembeli dapat
dijalankan dengan baik dan memenuhi target yang diharapkan.

Demikian pula misalnya bagi perusahaan yang bergerak dalam sektor jasa
transportasi, perusahaan perlu memastikan apakah konsumen dari jasa transportasi
tidak mengalami kesulitan dari mulai pembelian tiket hingga tiba di lokasi tujuan.

Beberapa literatur lebih sering menamakan manajemen operasi karena


cakupannya yang lebih luas, yaitu mencakup sampai ke bisnis jasa. Adapun
manajemen produksi memiliki kecenderungan hanya terbatas untuk bisnis barang atau
lebih sering dipergunakan untuk perusahaan manufaktur penghasil barang.
B. Pengertian Industri Manufaktur dan Nonmanufaktur

Berkaitan dengan pemahaman tentang manajemen operasi, diperlukan untuk


mengetahui arti istilah industri dan manufaktur. Industri adalah kelompok perusahaan
yang menghasilkan dan menjual barang sejenis atau jasa sejenis. Misalnya, industri
tekstil adalah kelompok perusahaan yang menghasilkan dan menjual bahan baku
tekstil, barang setengah jadi tekstil, dan barang jadi tekstil. Contoh: PT Sandang, PT
TORAY, PT Unitex, dan sebagainya.
Manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dengan
tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang. Misalnya
membuat kue, baik dengan tangan maupun dengan mesin merupakan kegiatan yang
disebut manufaktur. Kegiatan manufaktur dapat dilakukan oleh perorangan maupun
perusahaan. Jika kegiatan manufaktur dilakukan oleh perorangan, orang tersebut
dinamakan manufacturer. Sedangkan jika perusahaan yang melakukan kegiatan
manufaktur, maka perusahaan tersebut dinamakan perusahaan manufaktur
(manufacturing company).
Sedangkan industri manufaktur adalah kelompok perusahaan sejenis yang
mengolah bahan-bahan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang bernilai
tambah lebih besar. Contoh industri manufaktur, misalnya industri tekstil, industri
obat, industri semen, industri alat rumah tangga, industri perkayuan, industri
makanan.
Selain manufaktur dikenal pula istilah nonmanufaktur atau disebut industri
jasa (services). Istilah services ini merupakan ungkapan kata untuk barang yang tidak
dapat dipegang secara fisik. Misalnya, jasa angkutan tidak bisa dipegang, namun
dapat dinikmati hasilnya.

C. Sejarah Perkembangan Manajemen Operasi

Manajemen operasi telah ada sejak orang memulai memproduksi barang dan
jasa. Sejarah perkembangan operasi diuraikan menurut aliran-aliran utama. Ada enam
aliran utama yang menyumbang terhadap perkembangan manajemen operasi.
1. Pembagian Kerja.
Pembagian kerja didasarkan pada spesialisasi tenaga kerja pada suatu tugas
tunggal dapat diselesaikan produktivitas dan efisiensi lebih besar daripada
penugasan seorang karyawan pada banyak tugas. Prinsip pembagian kerja ini
masih banyak digunakan dalam dunia bisnis modern, seperti dalam industri
industri perakitan.
2. Revolusi Industri.
Revolusi Industri pada pokoknya penggantian tenaga manusia dengan tenaga
mesin. Pemasaran dan produksi saat ini berdesakan dengan kebutuhan akan
otomatisasi dan produksi volume tinggi. Masyarakat telah memasuki periode
purna industri, yang ditandai oleh perkembangan sektor ekonomi jasa dan
perhatian yang lebih besar terhadap lingkungan alam dan sosial.
3. Manajemen Ilmiah.
Gagasan-gagasan tentang manajemen ilmiah dalam manajemen operasi
mempunyai dua pengertian. Arti pertama, manajemen ilmiah merupakan
penerapan metode ilmiah pada studi analisa dan pemecahan masalah-masalah
operasi. Sedangkan arti kedua, manajemen ilmiah adalah seperangkat
mekanisme mekanisme dan teknik untuk meningkatkan efisiensi operasi
organisasi. Pemikiran ini betujuan untuk menemukan metode kerja terbaik
melalui pendekatan ilmiah yaitu observasi, seleksi ilmiah untuk karyawan,
latihan dan pengembanan karyawan, dan kerjasama yang baik antara
manajemen dan tenaga kerja.
4. Hubungan Manusiawi.
Pendekatan hubungan manusiawi menekankan pentingnya motivasi dan unsur
manusia dalam desain kerja. Pemuasan kebutuhan-kebutuhan sosial dalam
pendekatan hubungan manusiawi telah melengkapi pendekatan manajemen
ilmiah, sebagai usaha untuk meningkatkan produkivitas. Pemikiran aliran
hubungan manusiawi telah mengarahkan pentingya perluasan kerja, yang
sekarang meupakan suau metode untuk lebih memanusiawikan tempat kerja
selain meningkatkan produktivitas.
5. Model-model Keputuan Kuantitatif.
Model-model keputusan dapat digunakan untuk menyajikan suatu sistem
produktif dalam model-model matematikal. Tujuan dari satu metode seperti ini
adalah untuk menemukan nilai-nilai optimal atau memuaskan berbagai
variabel keputusan yang akan meningkatkan performance sistem dengan
batasan yang ada.
6. Komputer.
Penggunaan kompuer telah mengubah secara dramatik bidang manajemen
operasi sejak komputer diperkenalkan pertama kali dalam bisnis tahun 1950-
an. Hampir semua operasi organisasi sekarang mulai memanfaatkan komputer
untuk manajemen persediaan, scheduling produksi, pengawasan kualitas, dan
sistem sistem pembayaran. Selain itu komputer telah banyak membantu
pelaksanaan otomatisasi dikantor-kantor dan pabrik-pabrik, memecahkan
masalah komunikasi dan transportasi yang komplek, serta digunakan hampir
semua tipe organisasi jasa.

D. Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Operasi

Menurut Higgins (1994) faktor – faktor yang mempengaruhi manajemen operasional


adalah:
a. Manajer/Pimpinan
Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh manajer atau pimpinan
mempengaruhi dalam beberapa hal seperti aturan-aturan, kebijakan-kebijakan,
dan prosedur-prosedur organisasi terutama masalah-masalah yang
berhubungan dengan masalah personalia, distribusi imbalan, gaya komunikasi,
cara-cara yang digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik dan tindakan
pendisiplinan, interaksi antara manajemen dan kelompok, interaksi antar
kelompok, perhatian pada permasalahan yang dimiliki karyawan dari waktu ke
waktu, serta kebutuhan akan kepuasan dan kesejahteraan karyawan.
b. Tingkah laku karyawan
Tingkah laku karyawan mempengaruhi melalui kepribadian mereka, terutama
kebutuhan mereka dan tindakan-tindakan yang mereka lakukan untuk
memuaskan kebutuhan tersebut. Komunikasi karyawan memainkan bagian
penting, karena cara seseorang berkomunikasi menentukan tingkat sukses atau
gagalnya hubungan antar manusia.
c. Tingkah laku kelompok kerja
Terdapat kebutuhan tertentu pada kebanyakan orang dalam hal hubungan
persahabatan, suatu kebutuhan yang seringkali dipuaskan oleh kelompok
dalam organisasi. Kelompok-kelompok berkembang dalam organisasi dengan
dua cara, yaitu secara formal, utamanya pada kelompok kerja; dan informal,
sebagai kelompok persahabatan atau kesamaan minat.
d. Faktor eksternal organisasi
Sejumlah faktor eksternal organisasi mempengaruhi pada organisasi tersebut.
Keadaan ekonomi merupakan faktor utama yang mempengaruhi organisasi.
Keadaan ekonomi adalah faktor utama. Di lain pihak, ledakan ekonomi dapat
mendorong penjualan dan memungkinkan setiap orang mendapatkan
pekerjaan dan peningkatan keuntungan yang besar, sehingga hasilnya menjadi
lebih positif.

E. Sistem Produksi

Pemahaman tentang manajemen operasi tidak lepas bagaimana cara kita harus
memahami sistem produksi, karena sistem produksi adalah bagian dari manajemen
operasi. Pada dasarnya sistem produksi adalah proses transformasi input menjadi
output, atau dengan kata lain produksi adalah sebuah proses mengubah input menjadi
output.
Sistem produksi memiliki tiga komponen utama, yaitu masukan (input),
keluran (output), dan proses (processes).

Berdasarkan gambar di atas, komponen pertama dari sistem produksi adalah


faktor masukan atau input. Masukan dapat berupa bahan baku, tenaga kerja, modal,
maupun informasi yang dibutuhkan untuk proses produksi. Keseluruhan bahan baku
ini kemudian dikelola melalui sebuah proses konversi untuk menghasilkam sebuah
keluaran yang diharapkan. Proses konversi bisa berupa sistem produksi yang
digunakan, monitoring pegawai, maupun teknologi transportasi yang digunakan
dalam rangkaian proses produksi yang dilakukan. Adapun keluaran dari proses
konversi dapat berupa keluran langsung, yaitu berupa barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh konsumen, maupun keluaran tidak langsung yang dapat berupa
pembayaran gaji atau upah kepada tenaga kerja, limbah produksi yang memberikan
dampak lingkungan, dan lain-lain.
F. Jenis Proses Produksi

Berdasarkan jenis proses produksi atau berdasarkan sifat manufakturnya,


perusahaan manufaktur dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur terus-menerus
Perusahaan manufaktur ini beroperasi secara terus-menerus
(continuous) untuk memenuhi stok pasar (kebutuhan pasar). Selama stok
barang hasil produksi yang terdapat di pasaran masih diperlukan konsumen,
perusahaan akan terus memproduksi barang tersebut.
Sehingga dalam prosesnya barang yang dihasilkan harus dalam jumlah
besar (mass production). Dikarenakan barang yang dihasilkannya tidak
dipesan oleh orang secara individual, tetapi diminta oleh pasar yang terdiri
dari banyak orang. Suatu barang dapat diproduksi secara massal, jika bentuk
dan sifatnya sama (tidak beragam). Dengan perkataan lain, barang-barang
tersebut harus mempunyai standar (standardized). Dikarenakan barang yang
dibuat harus mempunyai standar tertentu maka mesin pembuatnya pun harus
mesin (special). Mesin khusus ini tidak dapat membuat produk jenis lain yang
berbeda. Untuk memproduksi barang yang standar dinamakan mesin
berkegunaan khusus (Special Purpose Machine/SPM). Adapaun sifat mesin
bersifat khusus SPM, biasanya otomatis. Artinya, karena SPM otomatis,
keterampilan dari operator tidak perlu tinggi. Operatornya cukup
memperhatikan cara kerja mesin bersangkutan dalam membuat suatu barang.
Selain dari itu, karena SPM relative mahal, berarti memerlukan modal
investasi yang besar pula.
Pada perusahaan manufaktur terus-menerus di mana mesin bekerja
terus dan secara massal berarti penempatan mesin diletakkan atau diurut
menurut tahap tahap proses pembuatan produk bersangkutan. Sehingga tata
letak (lay out) mesin pada proses produksi terus-menerus disebut dengan
istilah tata letak mesin berdasarkan produk (product lay out atau lay out by
product).
Contoh perusahaan yang proses produksinya terus-menerus, misalnya
perusahaan tekstil, obat-obatan (farmasi), mobil, ban mobil/sepeda, genteng,
kayu lapis, kertas, odol/pasta gigi, kue kering/biskuit, minuman botol/kaleng,
rokok, dan sebagainya.

2. Perusahaan manufaktur terputus-putus


Perusahaan manufaktur yang berproduksi secara terputus-putus
menggantungkan proses produksinha pada pesanan (job order). Artinya,
perusahaan ini akan berproduksi membuat suatu jenis barang jika barang
tersebut ada yang memesannya. Dan barang yang dibuat harus sesuai dengan
permintaan pesanan. Jika tidak ada pesanan (order), berarti tidak ada proses
produksi (job). Oleh karena itu, diberi istilah job order atau bekerja atas dasar
pesanan.
Perusahaan jenis ini bekerja atas dasar job order (pesanan) di mana
barang yang dibuat harus selalu disesuaikan dengan keinginan dan selera
konsumen. Maksudnya bentuk, warna, model barang yang dipesan, tergantung
atau disesuaikan selera dan keinginan yang berbeda satu sama lain. Dengan
perkataan lain barang yang dihasilkan tidak standar (nonstandardized). Oleh
karena barang yang dibuat tidak standar maka mesin yang digunakan pun
tidak perlu khusus. Artinya, mesin yang membuat barang tersebut adalah jenis
mesin yang bersifat umum kegunaannya atau general purpose machine
(GPM). Mesin-mesin yang serbaguna (GPM) biasanya tidak otomatis
sehingga operator mesin GPM harus seorang yang mempunyai keterampilan
(skill) yang tinggi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai


dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Dikatakan
input dapat berupa bahan baku, tenaga kerja, modal, maupun informasi yang
dibutuhkan untuk proses produksi. Aktivitas-aktivitas dalam merubah input dapat
berupa sistem produksi yang digunakan, monitoring pegawai, maupun teknologi
transportasi yang digunakan dalam rangkaian proses produksi yang dilakukan.
Sehingga menghasilkan output yang berupa barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
konsumen, pembayaran gaji atau upah kepada tenaga kerja, limbah produksi yang
memberikan dampak lingkungan, dan lain-lain.
Manajemen operasi tidak hanya terbatas pada perusahaan yang bergerak di
bidang manufaktur, namun perusahaan yang bergerang di bidang jasa juga termasuk
di dalamnya. Dikarenakan di dalam perusahaan jasa ada proses input berupa skill
(kemampuan) pegawai untuk diubah menjadi output yang berupa pelayanan kepada
konsumen.

B. Saran

Manajemen operasi sangat penting untuk dipahami terutama oleh manajer


manajer operasi. Karena dalam prosesnya digunakan fungsi-fungsi manajemen seperti
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.
Tahap Perencanaan meliputi penentuan strategi operasi, penentuan lokasi
pabrik, riset dan pengembangan produk, penentuan jumlah produk, penentuan luas
dan pola produksi, penyusunan layout dan job design, serta penentuan standar kerja.
Tahap Pelaksanaan meliputi pengaturan bahan baku, pengaturan proses
produksi, pemeliharaan dan penggantian fasilitas, perbaikan lingkungan kerja, dan
perbaikan kesejahteraan pekerja.
Tahap Pengawasan meliputi pengawasan kuantitas, pengawasan kualitas, dan
pengawasan biaya produksi dan operasi.
DAFTAR PUSTAKA

Heizer, Jay dan Barry Render. 2005. Operation Management. Jakarta: Salemba

Empat.

Prawirosentono, Suyadi. 2007. Manajemen Operasi Analisis dan Studi Kasus.

Jakarta: Bumi Aksara.

Tisnawati Sule, Ernie dan Kurniawan Saefullah. 2008. Pengantar Manajemen.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai