Anda di halaman 1dari 13

PRODUKTIFITAS OPERASIONAL

MANAJEMEN OPERASIONAL
Disusun Oleh:

PUSPITA AYUNDA ZAHRA


NPM:CB211120039
Program Studi : Manajement Bisnis Internasional

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI
CIKARANG UTARA
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya,yang telah melimpahkan rahmat,hidayah, dan innayah-Nya kepada
kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Operasional.
Makalah ini telah kami susun secara maksimal dengan mendapat kan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi.Terlepas dari semua itu,
kami menyadarisepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi isi materi, susunan kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata, kami
berharap semoga makalah tentang produktifitas operasional ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bekasi , 29 Agustus 2022

Penulis
Puspita ayunda zahra

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................i


DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian manajamen operasional ................................................................ 4
2.2 Produktifitas ....................................................................................................5
2.3.Faktor yang mempengaruhi produktifitas ..................................................... 7
2.4 Penyebab penurunan produktifitas ..................................................................8
2.5 Jenis jenis produktifitas ................................................................................. 9
2.6 contoh kasus produktifitas ............................................................................ 10

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ................................................................................................. 12
3.2. Saran ........................................................................................................... 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti di ketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan


keputusan yang berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan
pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu
maka manajemen operasi merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha
untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga tepat sasaran yang berupa tepat
waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu
manajemen operasi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi produksi, atau
operasi.

Melalui kegiatan produksi atau operasi segala sumber daya masukkan


perusahaan diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai
tambah. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi dan
jasa. Oleh karena itu, kegiatan produksi atau operasi menjadi salah satu fungsi
utama perusahaan.Dalam penyusunan makalah ini penulis memiliki maksud dan
tujuan. Adapun maksud penulis adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Operasi. Sedangkan tujuannya, penulis berharap agar makalah ini bisa
memberikan sedikit ilmu pengetahuan mengenai Manajemen Operasi kepada para
pembaca.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Manajemen Operasional


Produksi atau operasi merupakan penciptaan produk dan jasa. Manajemen
operasi merupakan kegiatan menciptakan produk dan jasa melalui proses
transformasi dari input menjadi output (Heizer & Render, 2008). Kegiatan
menciptakan produk dan jasa tersebut dilakukan di dalam organisasi. Manajemen
operasi juga dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang meliputi desain,
operasi, dan perbaikan sistem yang menciptakan dan menyampaikan produk dan
jasa atau pelayanan (Chase et al., 2006).
Pada perusahaan manufaktur, kegiatan produksi yang menciptakan produk
biasanya cukup nyata karena hal ini dapat dilihat dari produk yang dihasilkannya.
Sementara itu, dalam perusahaan jasa output produknya secara fisik tidak nampak,
seperti proses transformasi yang terjadi di bank, rumah sakit, maupun lembaga
pendidikan. Ketika jasa atau pelayanan dilakukan, tidak ada produk barang yang
dihasilkan. Tetapi dapat dirasakan seperti keramahan pemberi jasa dan kenyamanan
fasilitas pemeriksaan/perawatan, adanya transfer dana, adanya pemeriksaan
kesehatan kepada pasien, atau pendidikan bagi para siswa. Namun demikian,
apapun hasil akhir yang diciptakan, baik barang maupun jasa, kegiatan produksi
yang berlangsung dalam organisasi ditunjukkan sebagai kegiatan operasi. Seperti
halnya pemasaran dan keuangan, kegiatan operasi merupakan bidang usaha
fungsional dengan tanggung jawab yang jelas yang ada pada manajemen lini.
Pengertian manajemen operasi sendiri sering kali kacau dengan pengertian
penelitian operasi (operation reseach), sains manajemen (management science), dan
perancangan industrial (industrial engineering). Perbedaan penting di antara istilah-
istilah tersebut adalah, manajemen operasi merupakan bidang manajemen.
Penelitian operasi dan sains manajemen merupakan penerapan metode kuantitatif
dalam pengambilan keputusan pada semua bidang. Sedangkan perancangan
industrial merupakan disiplindalam perancangan. Manajer operasi menggunakan
alat-alat dalam penelitian operasi, sainsmanajemen, dan perancangan industrial
dalam membantu pengambilan keputusan.

Ruang lingkup Manajemen Operasi mencakup tiga aspek utama yaitu:


a. Perencanaan Sistem Produksi. Perencanaan Sistem Produksi ini meliputi
Perencanaan Produk, Perencanaan Lokasi Pabrik, Perencanaan Layout Pabrik,
Perencanaan Lingkungan Kerja, Perencanaan Standar Produksi.
b. Sistem Pengendalian Produksi. Meliputi pengendalian proses produksi, bahan,
tenaga kerja, biaya, kualitas dan pemeliharaan.
c. Sistem Informasi Produksi. Ketiga aspek dan komponen-komponennya tersebut
agar dapat berjalan dengan baik perlu planning, organizing, directing, coordinating,
controlling (Management Process).

4
Dalam perencanaan manajemen produksi/operasi, perencanaan hingga
pengambilan keputusan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kalsifikasi
hirarkhis (Hierarchical Classifications). Artinya, perencanaan dan keputusan
ditempatkan pada tiga kategori yakni:
a. Keputusan dan Rencana Strategik Pada tataran ini, perencanaan dan keputusan
memiliki skop yang luas dan meliputi seperti misalnya, penentuan product line,
distribution and marketing channel, new plant and warehouse, dll.
b. Keputusan dan Rencana Taktis Merupakan keputusan-keputusan perencanaan
taktis terutama yang terkait penyusunan skedul operasi, alokasi dana, penggunaan
mesin, perencanaan tingkat produksi, penentuan jumlah tenaga kerja yang
diperlukan, penentuan perlu tidaknya lembur, penentuan perlu tidaknya persediaan
dan berapa banyak.
c. Keputusan dan Rencana Operasional Merupakan keputusan jangka pendek yang
terkai misalnya menetukan pekerjaan yang harus dilakukan hari ini atau minggu ini,
menentukan siapa melakukan tugas apa, menentukan tugas-tugas apa yang harus
diprioritaskan.

2.2 Produktifitas
Sejak awal perkembangan hingga kini, pengertian produktifitas sangat
beragam disampaikan dan didefinisikan oleh para ahli, namun pada dasarnya
produktivitas itu membahas perbandingan antara hasil atau keluaran (output)
terhadap masukan (masukan).
Menurut mali (1978) istilah produktivitas seringkali disamakan dengan
istilah "produksi". Pengertian produktivitas sangat berbeda dengan produksi. Tetapi
produksi merupakan salah satu komponen dari usaha produktivitas, selain kualitas
dan hasil keluarannya. Produksi adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan
hasil keluaran dan umumnya dinyatakan dengan volume produksi, sedangkan
produktivitas berhubungan dengan efisiensi penggunaan sumber daya (masukan
dalam menghasilkan tingkat perbandingan antara pengeluaran dan pemasukan).
Dari definisi di atas juga dapat dipisahkan dua pengertian. Pengertian
pertama menyatakan bahwa produktifitas berhubungan dengan kumpulan hasil-
hasil. Di dalam pengertian ini menunjukkan bahwa jumlah, tipe dan tingkat sumber
daya yang dibutuhkan atau juga menunjukkan efisiensi dalam menggunakan
sumber daya yang dibutuhkan. Masalah produktivitas tidak hanya memperhatikan
hasil, tapi bagaimana menggunakan sumber daya yang sehemat mungkin (efisien).
Oleh karena itu peningkatan produktifitas tidak selalu diakibatkan oleh peningkatan
hasil, bahkan dalam kasus tertentu bisaterjadi dimana hasilnya meningkat tetapi
produktifitasnya menurun.

5
Menurut Werther (1986) yang mengatakan bahwa definisi atau pengertian
produktivitas adalah keluaran fisik per unit dari usaha produktif, produktivitas
adalah tingkat keefektifan dari penggunaan tenaga kerja dan peralatan.
Suprihanto (1992) mengatakan bahwa definisi atau pengertian
produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan
sumber daya yang dipergunakan Winardi (1981) mengatakan bahwa definisi atau
pengertian produktivitas adalah rasio output fisik dibandingkan dengan input fisik.
Payaman Simanjuntak (1983) mengungkapkan tiga definisi atau pengertian
produktivitas sebagai berikut.
1.Secara filosofis produktivitas mengandung pengertian pandangan hidup dan sikap
mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan, keadaan hari ini
harus lebih baik dari hari kemarin dan mutu kehidupan harus lebih baik dari hari
ini.
2. Secara definisi kerja produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara
hasil yang dicapaidengan sumber daya yang digunakan persatuan waktu.
Secara teknis operasional produktivitas mengandung makna peningkatan produksi
yang dapat terwujud dengan empat bentuk yaitu:
1.Jumlah produksi yang sama dapat diperoleh dengan menggunakan sumber daya
manusia yang lebih sedikit.
2. Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber
daya yang lebih sedikit.
3. Jumlah produksi yang lebih besar dapat diperoleh dengan pertambahan biaya
yang relatif sedikit atau kecil.
Dari beberapa batasan yang dikemukakan di atas mengenai produktivitas, maka
dapat dikatakan produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran (output)
dengan masukan yang digunakan (input) pada suatu periode.
Adapun unsur masukan dapat digunakan berupa modal, tenaga kerja, mesin dan
peralatan, bahan-bahan, dan sebagainya. Sementara keluarannya dapat berupa fisik
unit atau nilai uang dan dapat berupa non fisik dalam hal ini berbentuk jasa.
Definisi atau pengertian di atas menunjukkan produktivitas total, karena dikaitkan
dengan masukan secara keseluruhan dan keluaran secara keseluruhan pula. Apabila
salah satu faktor masukan yang diperhitungkan dinamakan produktivitas parsial.
Misalnya produktivitas tenaga kerja, karena ditinjau dan diperhitungkan khusus
pada unsur tenaga kerja saja.

6
Herjanto (1999) mengatakan produktifitas merupakan ukuran bagaimana baiknya
suatu sumber daya diatur dan dimanfaatkan mencapai hasl yang diinginkan. Secara
rata produktifitas dapat dikatakan sebagai rasio antara keluaran terhadap sumber
daya yang dipakai. Bila dalam rasio tersebut masukan yang dipakai untuk
menghasilkan keluaran dihitung seluruhnya, disebut sebagai produktivitas total
(total productivity), tetapi bila yang dihitung sebagai masukan hanya faktor tertentu
saja maka disebut sebagai produktivitas parsial (partial productivity). Contoh:

Keluaran
Produktivitas Total =
Biaya (tenaga+modal+mesin, dsb)

Produktifitas Parsial = Keluaran


Biaya tenaga kerja
Berdasarkan rasio output terhadap input, variasi perubahan yang terjadi pada output
dan input yang ada akan mempengaruhi tingkat produktivitas sebagai berikut:
1. Apabila output naik, input (sumber daya) turun maka produktivitas akan naik.
2. Apabila output tetap, input (sumber daya) turun maka produktivitas akan naik.
3. Apabila output naik, input (sumber daya) naik dimana jumlah kenaikan output
lebih besar dari kenaikan input maka produktifitas akan naik.
4. Apabila output naik, input (sumber daya) tetap maka produktifitas akan naik.
5. Apabila output turun, input (sumber daya) turun yang jumlah penurunanan output
lebih kecil dari pada penurunan input maka produktivitas akan naik.

2.3 faktor yang mempengaruhi program produktifitas


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi program produktifitas diantaranya
adalah:
1. Makna produktivitas adalah keinginan dan upaya manusia melakukan
perbaikan yang terus menerus untuk meningkatkan mutu kehidupan yang
lebih baik.
2. Menurut hasil penelitian, hambatan utama dalam melaksanakan program
peningkatan produktifitas secara total adalah peranan atasan yang kurang
terlatoih dan sikap acuh tak acuh.

7
3. Ada beberapa faktor penyebab yang menjadikan seorang atasan tidak
efektif sebagai pemimpin untuk meningkatkan mutu segala bidang, antara
lain:
a. Tidak mau turun langsung kelapangan untuk melihat kenyataan yang
ada.
b. Tidak mau melibatkan bawahan dalam proses pengambilan keputusan
dan proses pemecahan masalah.
c. Tidak tau bagaimana membina bawahan untuk menjadi tenaga kerja
yang berketrampilan tinggi dan memiliki unsur kepemimpinan.
d. Terlalu berkiblat pada gaya manajemen yang bersifat memihak yang
tidak kondusif untuk mengembangkan orientasi kepada peninkatan karya.
e. Tidak mau mendengarkan pendapat orang lain.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas sebuah
organisasi.
1. Faktor Teknis
Faktor Teknis adalah faktor yang meliputi penentuan lokasi, tata letak dan ukuran
pabrik atau mesin produksi yang tepat, penggunaan mesin dan peralatan yang benar,
teknis penelitian dan pengembangan serta penerapan komputerisasi dan otomatisasi
pada produksi yang bersangkutan. Jika perusahaan menggunakan teknologi terbaru
dengan tepat, maka produktivitas akan semakin tinggi.
2. Faktor Produksi
Faktor Produksi adalah faktor yang meliputi perencanaan, pengkordinasian dan
pengendalian produksi, penggunaan bahan baku yang berkualitas baik serta
penyederhanaan dan standarisasi proses produksi. Jika semua faktor produksi dapat
berjalan dengan baik maka akan meningkatkan produktivitas.
3. Faktor Organisasi
Faktor Organisasi adalah faktor berkaitan dengan jenis organisasi yang digunakan,
pendefinisian dengan jelas otoritas dan tanggung jawab setiap individu dan
departemen serta pembagian kerja dan spesialitas terhadap pekerjaan yang
dilakukan.
4. Faktor Personil
Faktor Personil merupakan faktor yang secara langsung mempengaruhi
Produktivitas sebuah organisasi. Individu atau tenaga kerja yang tepat harus
ditempatkan di posisi yang tepat pula. Tenaga kerja yang lulus seleksi harus diberi
pelatihan dan pengembangan yang tepat serta memberikan kondisi dan lingkungan
kerja yang baik. Individu yang telah menjadi karyawan ini harus termotivasi dengan
baik, baik secara finansial maupun motivasi non-finansial. Keamanan pekerjaan,

8
kesempatan memberikan saran atau pendapat dan kesempatan untuk dipromosi juga
secara langsung mempengaruhi produktivitas kerja suatu organisasi.
5. Faktor Finansial (Keuangan)
Keuangan merupakan darah dari sebuah bisnis, oleh karena itu harus terdapat
perencanaan dan pengendalian keuangan yang baik terhadap keuangan atau modal
kerja. Penggunaan modal atau pemborosan keuangan harus dihindari. Manajemen
harus memperhitungkan dengan baik pengembalian atas modal yang mereka
investasikan. Keuangan yang yang dikelola dengan baik akan meningkatkan
produktivitas suatu perusahaan atau organisasi.

2.4 Penyebab penurunan Produktifitas


Pada umumnya terdapat sejumlah faktor penyebab penurunan produktivitas
perushaan ,antara lainnya :
1. Penghamburan pemakaian sumber daya dan ketidak mampuan pihak menejemen
dalam mengukur,mengevaluasi dan mengukur produktivitasnya.
2. Pengiriman produk yang sering terlambat karena ketidak mampuan memenuhi
jadwal yang telah ditetapkan.
3. Terjadinya penundaan dan keterlambatan dalam pengambilan keputusan karena
tidak jelas wewenang serta tidak efisiennya proses produksi dalam suatu
perusahaan cukup besar.
4. Adanyapertentangan, hambatan-hambatan dan tidak adanya kerja sama dalam
memecahkan masalah yang mengakibatkan ketidak efektifan dalam bekerjasama
dan partisipasi total karyawan.
5. Motivasi rendah, ketidak puasan dan kebosanan dalam bekerja yang diakibatkan
oleh semakin terspesialisasinya dan terbatasnya proses kerja, sistem pengakuan dan
penghargaan yang diberikan tidak berkaitan dengan produktivitas dan tanggung
jawab karyawan.
6. Ketiadaan sistem pendidikan dan pelatihan bagi karyawan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang teknik-teknik peningkatan kualitas dan produktifitas
perusahaan.
7. Disiplin tentang waktu dikacaukan oleh karena adanya keinginan untuk
menpunyai waktu luang yang lebih banyak.
8. Kegagalan perusahaan untuk selalu menyesuaikan diri dengan tingkat
peningkatan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

9
2.5 Jenis-Jenis Produktifitas

Bila dikelompokkan akan dijumpai tiga tipe dasar produktivitas. Tiga tipe dasar ini
merupakan model pengukuran produktivitas yang paling sederhana berdasarkan
pendekatan rasio output atau input, yaitu:
1. Produktivitas Parsial Perbandingan keluaran terhadap salah satu faktor masukan.
Sebagai contoh:
produktivitas tenaga kerja (perbandinagan dari keluaran dan masukan tenaga kerja)
merupakan salah satu ukuran produktivitas parsial. Pada pengukuran produktivitas
parsial produktivitas unit proses secara spesifik dapat diukur.
2. Produktivitas Faktor-Total Perbandingan dari keluaran dengan jumlah tenaga
kerja baru dan modal. Keluaran bersih adalah keluaran total dikurangi jumlah
barang dan jasa yang dibeli. Berdasarkan faktor di atas jenis input yang digunakan
dalam pengukuran produktivitas faktor total hanya tenaga kerja dan modal
Produktivitas Total
3. Perbandingan dari keluaran dengan jumlah keseluruhan faktor-faktor masukan,
pengukuran total produktivitas faktor mencerminkan pengaruh bersama seluruh
masukan dalam menghasilkan keluaran.
Dari ketiga jenis produktivitas, baik keluaran maupun masukan harus dinyatakan
dalam bentuk ukuran nyata berdasarkan harga konstan pada periode dasar, dengan
tujuan untuk menghilangkan pengaruh perubahan harga, sehingga hanya jumlah
dari masukan dan keluaran saja yang dipertimbangkan.

2.6 Contoh kasus produtifitas


Cara Menghitung Produktivitas (Productivity)
Persamaan atau Rumus Produktivitas
Berdasarkan definisi-definsi yang disebut diatas, berikut ini adalah rumus
sederhana dari Produktivitas yang dinyatakan dengan perbandingan rasio antara
Output terhadap Input.
Produktivitas = Output / Input
Contoh kasus perhitungan Produktivitas
Sebuah perusahaan menggunakan 150kg bahan baku plastik untuk menghasilkan
produk jadi sebanyak 100kg pada bulan pertama. Pada bulan kedua, perusahaan
tersebut mengkonsumsi jumlah bahan baku yang sama yaitu 150kg namun produk

10
jadi yang dapat dihasilkannya lebih banyak yaitu sebanyak 145kg. Hitunglah
Produktivitas bulan pertama dan bulan kedua perusahaan tersebut.

Bulan Pertama :

Produktivitas = Output / Input


Produktivitas = 120 / 150
Produktivitas = 0,8 atau 80%

Bulan kedua
Produktivitas = Output / Input
Produktivitas = 145 / 150
Produktivitas = 0,96 atau 96,67%
Dari contoh sederhana tentang perhitungan produktivitas tersebut, kita dapat
melihat bahwa produktivitas perusahaan tersebut meningkat dari 80% menjadi
96,67%. Menggunakan sumber daya yang sama (INPUT) untuk menghasilkan
jumlah produk jadi yang lebih banyak (OUTPUT).

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Manajemen operasi merupakan kegiatan menciptakan produk dan jasa melalui
proses transformasi dari input menjadi output (Heizer & Render, 2008). Kegiatan
menciptakan produk dan jasa tersebut dilakukan di dalam organisasi. Manajemen
operasi juga dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang meliputi desain,
operasi, dan perbaikan sistem yang menciptakan dan menyampaikan produk dan
jasa atau pelayanan (Chase et al., 2006).
Faktor faktor produktifitas : Faktor teknis ,Faktor produksi ,Faktror organisasi,
faktor personil,faktor keuangan.

3.2. Saran
Setelah mengetahui kegiatan produksi dalam suatu perusahaan, maka penulis
menyarankan dan mengajak kepada pembaca agar dalam menjalankan suatu
produksi harus tahu terlebih dahulu terhadap penentuan standart suatu produksi
sehingga barang yang di produksi bisa di awasi dalam kegiatannya.

12

Anda mungkin juga menyukai