Anda di halaman 1dari 13

REKOMENDASI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN SUSU

KEFIR

TUGAS MATA KULIAH STUDI KELAYAKAN BISNIS

Disusun oleh:
Fatimah (20120031)

Disusun Oleh:
Fatimah (20120031)

STIE INDONESIA MALANG


2022
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat-Nya penulis
dapat menyusun makalah manajemen produksi. Makalah ini ditulis berdasarkan beberapa
buku referensi terkait mata kuliah Manajemen Operasional sebagai tugas yang diberikan
dalam perkuliahan. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memahami lebih dalam
secara menyeluruh mengenai manajemen produksi dari mulai definisi, ruang lingkup, arti
penting, manfaat dan tujuan, pengambilan keputusan dan lain lain sebagaimana yang telah
dirumuskan.
Semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi rekan-rekan mahasiswa, akademisi, ataupun
praktisi yang ingin memahami manajemen operasi secara komprehensif untuk diaplikasikan
dalam kehidupan nyata.
Meski jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan dam pemilihan kata, penulis
berharap, makalah ini dapat sedikit membuka pandangan yang kemudian menjadi inspirasi
yang mencerdaskan dan menjadi solusi terhadap berbagai permasalahan dalam manajemen
operasi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kepentingan umat dan mendapat ridha Allah SWT.
Amin. Atas perhatian dari segala pihak, penulis ucapkan terima kasih.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................................1
BAB 2. LANDASAN TEORI PENELITIAN...........................................................................................................2
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN....................................................................................................................3
A. Kesimpulan..................................................................................................................................................3
B. Saran.............................................................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................................4

ii
BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kefir adalah produk olahan susu yang diolah melalui proses fermentasi oleh berbagai jenis
mikroba yaitu bakteri penghasil asam laktat (BAL), bakteri penghasil asam asetat, dan khamir
(Aristya et al., 2013). Kefir dibuat melalui proses fermentasi dengan menggunakan starter
granula kefir (Safitri dan Swarastuti, 2011). Kefir tergolong dalam kelompok pangan
fungsional simbiotik (Suhartanti dan Iqbal, 2014). Pangan fungsional adalah pangan yang
memiliki khasiat lebih dari nutrisi yang dikandungnya. Sedangkan simbiotik adalah
perpaduan antara probiotik atau mikroflora yang bermanfaat dan prebiotik yang merupakan
bahan yang menyediakan nutrisi bagi mikroflora tersebut.
Pangan fungsional memiliki manfaat kesehatan bagi konsumennya. Pangan fungsional
menjadi salah satu pangan yang disoroti karena masyarakat modern saat ini sudah menyadari
betapa pentingnya menjaga kesehatan. Selain itu, pangan fungsional juga biasanya terbuat dari
bahan yang secara alami ada dalam bahan pangan, dapat dikonsumsi sehari-hari dan
mempunyai fungsi tertentu saat dicerna oleh konsumennya seperti probiotik. Probiotik
menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dan World Health Organization
merupakan mikroorganisme yang hidup dalam tubuh inangnya dengan jumlah yang memadai
yang akan memberikan manfaat kesehatan bagi yang mengkonsumsinya. Probiotik bekerja
secara anaerob dengan menghasilkan asam laktat mengakibatkan pH saluran pencernaan
menjadi turun sehingga pertumbuhan bakteri patogen akan terhambat.

1
BAB 2. PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Produksi


Dalam melaksanakan produksi suatu perusahaan, diperlukan manajemen yang berguna untuk
menerapkan keputusan-keputusan dalam upaya pengaturan dan pengoordinasian penggunaan
sumber daya dari kegiatan produksi yang dikenal sebagai manajemen produksi atau
manajemen operasi.
Adapun pengertian manajemen produksi atau operasi menurut para ahli adalah sebagai
berikut:
Jay Heizer dan Barry Render (2005: 4) mengartikan manajemen operasi sebagai serangkaian
kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input
menjadi output.
Pangestu Subagyo (2000: 1) mengartikan manajemen operasi adalah penerapan ilmu
manajemen untuk mengatur kegiatan produksi atau operasi agar dapat dilakukan secara
efisien.
Sementara Eddy Herjanto (2003: 2) mengartikan manajemen operasi dan produksi adalah
sebagai proses yang secara berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi-fungsi
manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam
rangka mencapai tujuan.
Menurut Richard L. Daft (2006: 216) manajemen operasi adalah bidang manajemen yang
mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan alat-alat dan teknik-teknik khusus
untuk memecahkan masalah-masalah produksi.
Menurut Soentoro Ali Idris (2000: 1), manajemen operasi berasal dari konsep manajemen
produksi yang menyangkut masalah produksi produk real. Dengan demikian, operasi
(operation) merupakan proses transformasi dari input menjadi output yang mempunyai nilai
lebih tinggi dibandingkan dengan inputnya.
Manajemen operasi menurut Handoko (1984) merupakan pelaksanaan kegiatan-kegiatan
manajerial yang dibawakan dalam pemilihan, perancangan, pembaharuan, pengoperasian, dan
pengawasan sistem-sistem produktif.
Menurut Fugarty (1989), manajemen operasi adalah suatu proses yang secara
berkesinambungan (continue) dan efektif menggunakan fungsi manajemen untuk
mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan.
Merujuk dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen produksi dan
operasi merupakan serangkaian proses dalam menciptakan barang, jasa, atau kegiatan yang
mengubah bentuk dengan menciptakan atau menambah manfaat suatu barang atau jasa yang
akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

B. Ruang Lingkup Manajemen Produksi


Ruang lingkup manajemen produksi dan operasi akan mencakup perencanaan atau penyiapan
sistem produksi dan operasi, pengendalian dari sistem produksi dan operasi, serta sistem
informasi produksi. Peranan perencanaan dan pengendalian produksi adalah semata-mata
dimaksudkan untuk mengkoordinasikan kegiatan bagian langsung atau tidak langsung dalam

2
3

berproduksi, sehingga perusahaan itu betul-betul dapat menghasilkan barang-barang atau jasa
dengan efektif dan efisien serta memenuhi sasaran-sasaran lainnya.

Ada tiga aspek yang saling berkaitan dalam ruang lingkup manajemen operasi, yaitu sebagai
berikut.
a) Aspek struktural, yaitu aspek yang memperlihatkan konfigurasi komponen yang
membangun sistem manajemen operasi dan interaksinya satu sama lain.
b) Aspek fungsional, yaitu aspek yang berkaitan dengan manajemen serta organisasi
komponen struktural ataupun interaksinya mulai dari perencanaan, penerapan,
pengendalian, dan perbaikan agar diperoleh kinerja optimum.
c) Aspek lingkungan, memberikan dimensi lain pada sistem manajemen operasi yang berupa
pentingnya memperhatikan perkembangan dan kecenderungan yang terjadi di luar sistem.

Ruang lingkup manajemen operasi berkaitan dengan pengoperasian sistem operasi, pemilihan
serta penyiapan sistem operasi yang meliputi keputusan tentang:
a) perencanaan output,
b) desain proses transformasi,
c) perencanaan kapasitas,
d) perencanaan bangunan pabrik,
e) perencanaan tata letak fasilitas,
f) desain aliran kerja,
g) manajemen persediaan,
h) manajemen proyek,
i) skeduling,
j) pengendalian kualitas,
k) keandalan kualitas dan pemeliharaan.
Menurut Rusdiana, Ruang Lingkup Produksi/Operasi Manajemen Produksi meliputi 3 hal:
1) Sistem Informasi Produksi
Sistem informasi produksi, meliputi hal-hal berikut:

a) Perencanaan produksi
Lingkup perencanaan produksi meliputi penelitian tentang produk yang disukai konsumen.
Selain itu, dalam perencanaan produksi terdapat pengembangan dalam produksi yang
merupakan penelitian terhadap produk yang telah ada untuk dikembangkan lebih lanjut agar
mempunyai kegunaan yang lebih tinggi dan lebih disukai konsumen.

b) Perencanaan lokasi dan tata letak


Faktor yang memengaruhi pemilihan lokasi, antara lain:
 biaya ruang kerja;
 biaya tenaga kerja;
 insentif pajak;
 sumber permintaan;
 akses ke transportasi;
 ketersediaan tenaga kerja;
4

Adapun faktor yang memengaruhi rancangan dan tata letak, di antaranya:


 karakteristik lokasi, gedung tinggi atau gedung luas/lebar;
 proses produksi, tata letak produk menempatkan tugas sesuai urutan pengerjaannya;
 jenis produk: pembagian lokasi berdasarkan jenis produk;
 kapasitas produksi yang diinginkan: tingkat produksi maksimum atau tingkat produksi
umum plus 25%.
c) Perencanaan kapasitas
Kapasitas dalam manajemen operasi harus disesuaikan dengan masukan yang telah diproses,
antara lain perencanaan lingkungan kerja dan perencanaan standar produksi.

2) Sistem Pengendalian Produksi


Lingkup dari sistem pengendalian produksi, meliputi:
a) pengendalian proses produksi;
b) pengendalian bahan baku;
c) pengendalian biaya produksi;
d) pengendalian kualitas;
e) pemeliharaan.
3) Perencanaan Sistem Produksi
Lingkup dalam perencanaan sistem produksi, meliputi:
a) struktur organisasi;
b) skema produksi atas pesanan;
c) skema produksi atas persediaan.

C. Fungsi dan Tujuan Manajemen Produksi

1. Fungsi Manajemen Produksi


Manajemen operasi dalam menghasilkan barang atau jasa memiliki beberapa fungsi yang
harus dijalankan dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan produktivitas. Tolok ukur
keberhasilan sebuah operasi adalah terjadi peningkatan produktivitas disetiap lini. Fungsi-
fungsi tersebut antara lain (Heizer & Render, 2005):
a) Pemasaran, yang menghasilkan permintaan atau paling tidak menerima pemesanan untuk
sebuah barang atau jasa (tidak akan ada aktivitas jika tidak ada penjualan);
b) produksi, yang menghasilkan produk;
c) keuangan/akutansi, yang mengawasi sehat dan tidaknya sebuah organisasi, membayar
tagihan dan mengumpulkan uang.
Fungsi manajemen operasional sendiri adalah menciptakan produk yang bernilai tambah
sehingga memiliki daya saing untuk berkompetisi dalam pasar maupun industri.
Fungsi manajemen operasional dipandang memiliki posisi strategis untuk memperbaiki
efisiensi perusahaan dan mengurangi cost. Fungsi operasional akhirnya juga disinyalir mampu
meningkatkan penjualan, memperluas market share dan merupakan alat untuk berkompetisi.
5

2. Tujuan Manajemen Produksi


Tujuan manajemen operasi untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan sumber daya dalam
menghasilkan dan memberi nilai tambah barang atau jasa agar memenuhi atau melebihi
harapan konsumen

D. Strategi, Manufaktur dan Manajemen Produksi


Strategi operasi merupakan turunan dari strategi perusahaan yang menjabarkan strategi secara
keseluruhan dari visi dan misi perusahaan. Strategi operasi merupakan seperangkat sasaran,
rencana, dan kebijakan yang menjabarkan fungsi operasi menunjang strategi bisnis organisasi.
Untuk lebih jelasnya dalam memahami definisi strategi operasi, berikut ini penjelasan para
ahli yang mendefinisikan strategi operasi.
Sumayang (2003) menjelaskan strategi operasi sebagai bayangan atau visi dari fungsi operasi,
yaitu perangkat pendorong atau penentu arah untuk pengambilan keputusan. Strategi operasi
merupakan fungsi operasi yang menetapkan arah untuk pengambilan keputusan yang
diintegrasikan dengan strategi bisnis melalui perencanaan formal, menghasilkan pola
pengambilan keputusan operasi yang konsisten dan keunggulan bersaing bagi perusahaan.
Strategi operasi merupakan salah satu cara yang dapat dikembangkan oleh perusahaan dengan
memanfaatkan operasi.
Keputusan lokasi organisasi manufaktur dan jasa menentukan kesuksesan perusahaan.
Kesalahan yang dibuat saat ini terkait lokasi dapat memengaruhi efisiensi. Sejumlah
perusahaan di dunia menggunakan konsep dan teknik untuk menjawab masalah lokasi,
mengingat lokasi sangat memengaruhi, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Lokasi sangat
mempengaruhi risiko dan keuntungan perusahaan secara keseluruhan.

Inti dari strategi operasi menurut E. Tandelin (1991) terdiri atas empat elemen, yaitu;
1) Misi
Misi harus menyatakan prioritas di antara tujuan operasi yang menyangkut biaya, kualitas,
fleksibilitas, tepat waktu, pengiriman cepat, pelayanan, dan sebagainya. Satu misi operasi
yang dapat diandalkan jika strateginya dengan cara memasang biaya yang pantas (bukan
berarti biaya rendah), dan pentingnya pengenalan produk baru.
2) Kemampuan Khusus
Kemampuan khusus operasi adalah menciptakan operasi yang unggul secara relatif dari
para kompetitor yang terkait dengan misi operasi. Kemampuan khusus ini harus mampu
bersaing dan merupakan inti dari strategi operasi di berbagai hal, seperti biaya yang
pantas, kualitas tinggi, pelayanan terbaik, fleksibilitas tinggi, dan sebagainya.
Bisnis yang berhasil berada pada mereka yang mengenal dengan baik kemampuan khusus
yang dimilikinya dan berusaha untuk mempertahankan agar bisa unggul bersaing dengan
berkelanjutan.
3) Tujuan
Tujuan operasi ada empat, yaitu biaya, kualitas, fleksibilitas, pengiriman, dan pelayanan.
Tujuan tersebut harus ditetapkan dalam bentuk kuantitatif agar dapat terukur besarnya
pencapaian yang akan diraih.
4) Kebijakan
6

Kebijakan operasi merupakan penjabaran dan menjelaskan tujuan operasi akan dicapai.
Kebijakan ini harus dibentuk untuk setiap sisi keputusan yang menyangkut proses,
kapasitas, kualitas, persediaan, dan barisan kerja. Kebijakan operasi harus dibuat oleh
manajemen senior dengan melibatkan pertimbangan yang strategis, yang terhimpun dalam
empat elemen strategi operasi.
Menurut E. Tandelin (1991), keempat elemen strategi kebijakan operasi tersebut telah
mendapatkan masukan dari strategi bisnis, yaitu analisis internal dan eksternal.
Lingkungan internal dapat memengaruhi strategi operasi melalui kelangkaan (scarcity) dan
keterbatasan (constraints) sumber daya manusia melalui budaya perusahaan (corporate
culture), lokasi, fasilitas, sistem pengawasan, dan sebagainya. Analisis internal ini akan
mengarahkan pada identifikasi terhadap kekuatan dan kelemahan operasi perusahaan.
Mengembangkan kemampuan inti di bidang operasi pada era persaingan yang semakin ketat
adalah tindakan yang sangat tepat. Lingkungan eksternal perlu dianalisis agar dapat
mengarahkan pada identifikasi terhadap peluang dan ancaman operasi perusahaan yang
diciptakan akibat perubahan faktor-faktor eksternal, seperti persaingan ekonomi, teknologi,
politik, regulasi pemerintah, perubahan nilai tukar, dan sebagainya.
Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk efektivitas
manajemen yang didasari oleh peluang dan acaman lingkungan yang dilihat dari kekuatan dan
kelemahan perusahaan.

E. Manajemen Produksi dan Lingkungannya

1. Pentingnya Manajemen Operasi


Heizer & Render (2005), menjelaskan pentingnya mempelajari manajemen operasi karena
empat alasan:
a) Manajemen operasi adalah satu dari tiga fungsi utama sebuah organisasi dan secara utuh
berhubungan dengan semua fungsi bisnis lainnya. Semua organisasi memasarkan,
membiayai dan memproduksi, maka sangat penting untuk mengetahui bagaimana aktivitas
manajemen operasi berjalan.
b) Mempelajari manajemen operasi karena kita ingin mengetahui bagaimana barang dan jasa
diproduksi. Fungsi produksi adalah bagian dari masyarakat yang menciptakan produk
yang kita gunakan.
c) Mempelajari manajemen operasi untuk memahami apa yang dikerjakan oleh manajer
operasi. Dengan memahami apa saja yang dilakukan oleh manajer ini, kita dapat
membangun keahlian yang dibutuhkan untuk bisa menjadi manajer seperti itu.
d) Mempelajari manajemen operasi karena bagian ini merupakan bagian yang paling banyak
mengeluarkan biaya dalam sebuah organisasi.

2. Hubungan Fungsi Manajemen Produksi dan Lingkungannya


Dalam semua organisasi manufaktur, manajemen operasi merupakan suatu fungsi internal
yang berhubungan dengan lingkungan eksternal melalui penyangga fungsi-fungsi organisasi
lainnya. Pesanan-pesanan diterima oleh departeman penjualan yang merupakan bagian fungsi
pemasaran; bahan mentah dan suplies diperoleh melalui fungsi pembelian; modal untuk
7

pembelian berbagai pealatan datang dari fungsi keuangan; tenaga kerja diperoleh melalui
fungsi personalia; dan produk dikirim oleh fungsi distribusi.
Penyanggaan fungsi produksi dari pengaruh lingkungan secara langsung di perlukan untuk
beberapa alasan:
a) Interaksi dengan unsur-unsur lingkungan dapat mengganggu proses transformasi (yaitu
langganan dan tenaga penjualan di tempat produksi)
b) Proses transformasi teknologik sering lebih efisien daripada proses yang diperlukan dalam
pengadaan masukan-masukan dan penjualan produk-produk akhir.
Keterampilan manajerial yang diperlukan untuk keberehasilan operasi proses transformasi
sering berbeda dengan yang diperlukan untuk keberehasilan operasi pemasaran, personalia,
atau keuangan.

Lingkungan Pembelian Pemasaran Perusahaan

Pemasok Proses Transformasi Pelanggan

Keuangan Personalia

3. Organisasi Formal Fungsi Produksi


Pengorganisasian fungsi produksi menyangkut pengelompokan kegiatan-kegiatan manajemen
operasi yang telah disebutkan di atas ke dalam departemen-departemen; perancangan struktur
formal untuk penggunaan yang paling efektif sember daya-sumber daya keuangan, phisik,
bahan mentah, dan tenaga kerja; penugasan wewenang dan tanggung jawab atas pelaksanaan
kegiatan-kegiatan operasi perusahaan kepada seorang manajer atau penyelia; dan penciptaan
hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas dicapai dengan efisien.

F. Pembuatan Keputusan dalam Manajemen Produksi


Manajemen operasional merupakan serangkaian kegiatan yang terhubung dengan serangkaian
proses pengambilan keputusan dalam rangka mengatur dan mengkoordinasi penggunaan
berbagai sumber daya demi tercapainya tujuan organisasi.
Proses pengambilan keputusan diawali oleh pengidentifikasian masalah dan alternatif yang
memungkinkan, serta penentuan kriteria pengukuran ataupun pembandingan bagi setiap
alternatif, yang bisa menghasilkan manfaat yang maksimal dan efektif dengan risiko minimal.
Berdasarkan kondisi dari keputusan yang diambil, ada empat macam pengambilan keputusan,
yakni pengambilan keputusan atas:
1) Peristiwa pasti;
8

2) peristiwa mengandung risiko;


3) peristiwa tidak pasti; dan
4) peristiwa yang terjadi akibat pertentangan dengan kondisi lainnya.
Dalam kerangka kerja pengambilan keputusan, bidang produksi dan operasi mempunyai lima
tanggung jawab keputusan utama, yaitu:
a. Proses
Keputusan-keputusan dalam kategori ini menentukan proses fisik atau fasilitas yang
digunakan untuk memproduksikan produk berupa barang atau jasa. Keputusan mencakup
jenis peralatan dan teknologi, arus dari proses, tata letak (lay out) dari peralatan dan
seluruh aspek dari fisik pabrik atau fasilitas jasa pelayanan. Banyak keputusan tentang
proses ini merupakan keputusan jangka panjang dan tidak dapat dengan mudah diubah
atau direvisi.
b. Kapasitas
Keputusan kapasitas dimaksudkan untuk memberikan besarnya jumlah kapasitas yang
tepat dan penyedian pada waktu yang tepat.
c. Persediaan
Manajer persediaan membuat keputusan-keputusan dalam bidang produksi dan operasi,
mengenai apa yang dipesan, berapa banyak yang dipesan, dan kapan pemesanan
dilakukan.
d. Tenaga kerja
Dalam menejemen produksi dan operasi, pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya
manusia merupakan bidang keputusan yang sangat penting. Hal ini karena tidak akan
terjadi proses produksi dan operasi tanpa adanya orang atau tenaga kerja yang
mengerjakan.
e. Mutu atau kualitas
Fungsi produksi dan operasi ditandai dengan penekanan tanggung jawab yang lebih besar
terhadap mutu atau kuliatas dari barang atau jasa yang dihasilkan.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan yang telah dipaparkan dalam makalah ini dapat ditarik kesimpulan antara lain:
Manajemen produksi merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengoordinasikan
penggunaan sumber daya seperti sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya laut,
sumber daya alat, dan sumber daya dana serta bahan secara efektif dan efesien untuk
menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa.
Produksi merupakan penciptaan atau penambahan nilai suatu barang, bentuk, waktu dan
tempat atas faktor-faktor produksi sehinga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan
manusia.
Berdasarkan kondisi keputusan yang harus diambil, pengambilan keputusan dalam
manajemen produksi dibedakan menjadi pengambila keputusan atas peristiwa yang pasti,
pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung risiko, pengambilan keputusan atas
peristiwa yang tidak pasti, pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena
pertentangan dengan keadaan lain.
Manajemen operasi telah berkembang dengan pesat sejak berkembangnya sistem informasi.
Perkembangan teknologi informasi telah mempercepat proses produksi dengan mudahnya
untuk mendapatkan informasi. Perubahan pasar yang cepat dapat dengan mudah diketahui
dengan adanya sistem informasi dan perdagangan juga dapat dilakukan melalui dunia maya.
Sistem informasi merupakan sumber informasi yang dapat digunakan untuk mengambil
keputusan dengan cepat dan mendukung kegiatan-kegiatan operasional.
Dengan manajemen produksi akan dapat menyinergikan fungsi-fungsi dalam perusahaan
untukmencapai tujuan perusahaan.

B. Saran
Penting untuk mempelajari manajemen operasi/produksi bagi setiap pelaku usaha, karena
dapat menjadi bekal dalam menganalisa kebutuhan perusahaan, dan sangat membantu dalam
pengambilan keputusan. Dari sini akan meningkatkan efektifitas dan efesiensi perusahaan.
Dimana dengan input yang ada dapat dihasilkan output dengan nilai tambah yang lebih baik

9
DAFTAR PUSTAKA
Prasetya, Hery & Fitri Lukiastuti. 2009. Manajemen Operasi. Yogyakarta: MedPress.
Utama, Rony Edward, Nur Asni Gani, Jaharuddin, dan Andry Priharta. 2019. Manajemen
Operasi. Jakarta: UM Jakarta Press
Purnomo, Hari. 2017. Manajemen Operasi. Yogyakarta: CV. Sigma.

10

Anda mungkin juga menyukai