Anda di halaman 1dari 13

PERAN MANAJEMEN OPERASI INDUSTRI PERTANIAN KELAPA SAWIT PT

ASTRA AGRO LESTARI TBK

Disusun Oleh :

Ryan Ridho Ridwani 202120325126

3A7

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PRODI MANAJEMEN

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

BEKASI 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunianya saya dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih
terhadap dosen pengampu mata kuliah Manajemen Operasi, Yth. Bapak Frans Dwikoco. SS, ST,
MM karena telah memberikan kesempatan untuk saya mengulas materi ini dengan waktu yang
cukup sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik serta tepat waktu. 

Tujuan utama pembuatan makalah ini guna menyelesaikan penugasan dan mengisi
penilaian saya dalam mata kuliah Manajemen Operasi sehingga saya dapat menambah,
memperluas, dan menghasilkan beberapa pemikiran serta ilmu yang baru sehingga dapat
menyampaikan dan mengemasnya dengan mudah untuk kemudian dimengerti oleh para
pembaca. 

Dalam proses penulisan makalah ini ada begitu banyak kesalahan dan kekurangan saya
dalam penggunaan kata maupun penempatan tanda baca yang secara tidak sengaja saya lakukan.
Hal ini akibat kurangnya fokus dan teliti dalam menulis makalah ini sehingga terdapat
kekurangan pada makalah ini. Namun dibandingkan itu semua, besar harapan dan keuletan saya
dalam membuat makalah ini agar kelak dapat berguna bagi banyak orang di masa yang akan
datang dan dapat menjadi referensi tambahan untuk ilmu baru. Karena adanya dukungan dari
pembaca, saya selaku penulis bisa mengembangkan karya tulis yang baik dan akan lebih baik
kedepannya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................ 3

A. Peranan Manajemen Operasi.................................................................................... 3


B. Manajemen Operasi Industri Sawit PT Astra Agro Lestari TBK........................ 3
C. Penjelasan Industri Sawit PT Astra Agro Lestari TBK......................................... 5

BAB III PEMANFAATAN MANAJEMEN OPERASI ..................................................... 6

A. Metode Manajemen Operasi .................................................................................... 6


B. Fitur dan Penjelasannya ........................................................................................... 6

BAB IV KESIMPULAN ....................................................................................................... 9

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 9
B. Saran ........................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi terdengar oleh telinga dan
biasanya sistem manajemen itu sendiri ada di dalam sebuah organisasi, perusahaan atau badan –
badan usaha. Secara garis besar manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan guna mengatur
kegiatan yang dikerjakan oleh individu atau kelompok melalui sebuah pengelolaan, pengaturan
dan pengendalian di dalamnya. Dan secara garis besar, manajemen merupakan seni dalam
mengatur dan merencanakan sesuatu guna mencapai sebuah tujuan. Dalam sebuah perusahaan
atau organisasi, manajemen memiliki fungsinya tersendiri guna tercapainya tujuan dari
perusahaan tersebut. Seperti fungsi perencanaan yang bertujuan untuk menyusun rencana atau
strategi dalam memulai sebuah usaha dan kegiatan. Fungsi koordinasi yang bertujuan untuk
membagi tugas sesuai dengan kemampuan dan jabatan yang dimiliki, biasanya fungsi koordinasi
ini bersifat untuk mangatur kelompok dalam organisasi. Fungsi pengarahan atau penggerakan
dapat berjalan ketika tiap individu dan kelompok sudah mendapatkan tugasnya masing – masing,
yang biasanya sebuah pengarahan ini dilakukan dalam sebuah bimbingan serta konsultasi. Dan
yang terakhir adalah fungsi pengawasan dan evaluasi yang berguna untuk menilai hasil kerja
yang telah dilakukan. Berdasarkan fungsi – fungsi manajemen yang telah disebutkan tadi, maka
secara garis besar sebuah manajemen memiliki beberapa point penting dalam menerapkan
tujuannya. Seperti menjalankan atau menilai strategi perencanaan, melakukan peninjauan dan
pembaharuan terhadap pelaksanaan fungsi, meninjau kekuatan, kelemahan serta antisipasi
ancaman dalam organisasi dan membuat trobosan baru guna meningkatkan kerja kelompok.
(Heny Herawaty, 2015)

Dalam sebuah manajemen perusahaan atau organisasi dibutuhkan operasional khusus


dalam mengelola, merancang dan menata kegiatan perusahaan. Yang dimana operasional
tersebut diatur dalam sebuah manajemen yang disebut sebagai menajemen operasional.
Manajemen ini erat kaitannya dengan mengawasi, merancang dan mengendalikan kegiatan
produksi. Kegiatan manajemen operasional sangat erat kaitannya dengan aktivitas perusahaan
dalam pengubahan rangkaian input dasar seperti pengubahan input bahan baku, energi,
kebutuhan konsumen, informasi, keuangan, dan lainnya. Bidang perkerjaan yang dinaungi oleh
manajemen operasional juga terbilang cukup banyak seperti pemasaran, penjualan dan keuangan.
Dengan tujuan utama dari manajemen operasional adalah untuk meminimalisir biaya
pengeluaran kegiatan dalam perusahaan, mengatur waktu produksi seminimal mungkin, sarta
meningkatkan efisiensi, kualitas dan produkstivitas perusahaan. (Rusdiana et al., 2014)

Dalam praktiknya, manajemen sangat berguna dalam sebuah perputaran industri. Indusrti
sendiri berartikan sebuah usaha pengolahan barang mentah, barang setengah jadi hingga menjadi

1
barang yang memiliki nilai tambah atau jual. Dengan tujuan dari kegiatan industri itu sendiri
adalah untuk mendapatkan keuntungan bagi produsen, yang dimana sebuah industri dibedakan
menjadi beberapa jenis berdasarkan bahan bakunya. Seperti industri ekstraktif yang
menggunakan bahan baku yang berasal dari alam, industri non – ekstraktif yang berbahan baku
dari hasil – hasil industri lain dan industri fasilitatif yang menyediakan jasa layanan. Di
Indonesia sendiri banyak sekali tersebar industri – industri ekstraktif, seperti halnya industri
pertanian kelapa sawit. Agroindustri atau industri pertanian merupakan kegiatan yang
memanfaatkan hasil dari pertanian sebagai bahan baku, perancangan, penyediaan peralatan dan
jasa seputar kegiatan atau aktivitas pertanian. Salah satu industri pertanian yang memanfaatkan
bahan baku kelapa sawit di Indonesia adalah PT Astra Agro Lestari, perusahaan yang berdiri
sejak tanggal 3 Oktober 1998 itu menduduki posisi nomor dua sebagai perusahaan kelapa sawit
terbesar di Indonesia, dengan lebih dari 272.994 hektar kebun sawit yang tersebar di Sumatera,
Kalimantan dan Sulawesi. Perusahaan atau organisasi sebesar PT Astra Agro Lestari tentunya
memiliki standar operasionalnya sendiri guna menjalankan dan mencapi tujuan perusahaan
tersebut, yang tidak lepas dari peranan sebuah manajemen di dalamnya.(Hapsah, 2016)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
bagaimana peranan manajemen operasi dalam industri pertanian kelapa sawit PT Astra Agro
Lestari TBK?

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peranan Manajemen Operasi

Sesuai dengan definisinya, manajemen operasi atau operasional merupakan bagian dari
manajemen yang erat kaitannya dengan mengawasi, merancang dan mengendalikan kegiatan
produksi. Sitem manajemen tersebut harus selalu terlibat dalam pengkoordinasian pada suatu
proses yang sekaligus dapat memahami perkembangan terbaru dengan berorientasi pada sebuah
evaluasi terhadap strukturnya. Dalam pelaksanaannya, sistem manajemen operasi sangat
membutuhkan produktitifitas organisasi dari karyawannya dengan tuntutan fleksibilitas yang
tinggi. Secara garis besar peran manajemen operasi berfokus pada tugas – tugas pokok dalam
bidang produksi, diantaranya adalah : (Wahjono, 2021)

1. Kebijakan yang dibuat atas manajemen operasi dituntut dengan tanggung jawab yang
tinggi atas keberlangsungan hasil produksi, baik dari segi kuantitas dan kualitas.
2. Membuat dan merancang jadwal kerja yang efektif dan efisien sehingga nantinya dapat
dilakukan sebuah evaluasi.
3. Memiliki suatu perancanaan strategi terhadap jenis produk yang memiliki kualitas tinggi
sehingga dapat bersaing dengan kompetitornya.
4. Memiliki suatu perencanaan terkait lokasi perusahaan tersebut berada dan peralatan yang
efisien guna menghemat waktu dan distribusi.
5. Mengatur terkait perencanaan tentang kuantitas dan kualitas bahan baku untuk kegiatan
produksi.
6. Memiliki perencanaan terkait tata letak atau layout pada lokasi perusahaan.

B. Manajemen Operasi Bagi Industri Pertanian Kelapa Sawit PT Astra Agro Lestari TBK

Mengutip langsung dari Laporan Tahunan 2020 (Annual Report) milik PT Astra Agro
Lestari TBK, banyak sekali terdapat implementasi yang diterpkan oleh perusahaan industri
kelapa sawit tersebut terkait system manajemen operasionalnya dengan berlandaskan pada
peranan sebuah manajemen operasional. Adapun isi dari laporannya adalah sebagai berikut :
(AAL, 2020)

1. “Pada tahun 2020 juga terjadi penurunan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebagai
dampak dari musim kemarau panjang di tahun 2019, dimana mendorong harga rata-rata
Crude Palm Oil (CPO) menjadi lebih tinggi pada tahun 2020. Walaupun perekonomian
mengalami penurunan, kenaikan harga CPO menopang kinerja keuangan perusahaan
perkebunan kelapa sawit termasuk Astra Agro Lestari.” Isi laporan tersebut sesuai
dengan peranan dari manajemen operasional atas kebijakan yang dibuat, yang dimana

3
manajemen operasional dituntut untuk memiliki tingkat tanggung jawab yang tinggi atas
keberlangsungan hasil produksi, baik dari segi kualitas dan kuantitas.
2. “Di bulan Desember 2020, harga CPO mencapai level tertinggi di USD 959 per ton.
Namun, harga CPO cukup berfluktuasi, dimana harga terenda h mencapai pada level
USD 531 per ton pada Mei yang disebabkan oleh lockdown di beberapa negara tujuan
ekspor, sehingga terjadi penurunan permintaan terhadap komoditas CPO. Secara
nasional, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengumumkan bahwa
di tahun 2020 ekspor minyak sawit Indonesia mengalami penurunan sebesar 9,1% di
tahun 2020 dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, permintaan minyak sawit di pasar
domestik relatif stabil karena pelaksanaan program mandatori B30 bauran 30% biodiesel
di tahun 2020.” Secara garis besar, data tersebut menjabarkan tentang penurunan hasil
ekspor minyak sawit Indonesia. Antisipasi ini sesuai dengan peranan manajemen
operasional terkait perancangan jadwal kerja yang efektif dan efisien sehingga nantinya
dapat dilakukan evaluasi mendalam.
3. “Pada akhir 2020, total areal perkebunan kelapa sawit tertanam yang dikelola Perseroan
secara langsung maupun tidak langsung mencapai sebesar 287,6 ribu hektar terdiri dari
perkebunan inti sebesar 215,4 ribu hektar dan perkebunan plasma maupun KKPA (Kredit
Koperasi Primer Anggota) yang merupakan bentuk dari kerjasama dengan masyarakat
sebesar 72,2 ribu hektar. Perseroan akan terus fokus pada intensifikasi lahan melalui
berbagai program peningkatan produktivitas sejalan dengan kebijakan Pemerintah yang
memberlakukan moratorium izin perkebunan sawit (Inpres Nomor 8 Tahun 2018 pada
Penundaan dan Evaluasi Perizinan Perkebunan Kelapa Sawit).” Deskripsi luas pertanian
sawit yang dijelaskan menggambarkan mengenai objektifitas inti dari perusahaan, yang
dimana peranan manajemen operasional memiliki perencanaan matang dalam memilih
dan menentukan lokasi perusahaan serta peralatan yang ada didalamnya guna menghemat
waktu dan distribusi. Serta juga memiliki perencanaan terkait tata letak atau layout pada
lokasi perusahaan
4. “Harga jual rata-rata CPO international naik 26,3% menjadi USD 715/Ton di tahun 2020
dari USD 566/Ton di tahun 2019 dan berdampak pada meningkatnya harga jual CPO
Perseroan sebesar 27,8% menjadi Rp 8.545/Kg di tahun 2020 dari Rp 6.689/Kg di tahun
2019. Kenaikan tersebut membawa dampak yang sangat positif pada total pendapatan
serta profitabilitas Perseroan. Pendapatan Perseroan mengalami kenaikan sebesar 7,8%
dari Rp 17,45 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp 18,81 triliun pada tahun 2020. Laba
operasional Perseroan mengalami kenaikan sebesar 91,8% dari Rp 960 miliar pada tahun
2019 menjadi Rp 1,84 triliun pada tahun 2020. Secara keseluruhan, Perseroan dapat
mencatat kenaikan laba bersih dari Rp 211,1 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp 833,1
miliar pada tahun 2020.” Secara garis besar data tersebut mencatat mengenai kenaikan
laba perusahaan yang signifikan dari tahun 2019 sampai dengan tahun 2020, senilai Rp
833,1 miliar. Hal tersebut dapat menjadi sebuah pencapain terhadap perencanaan strategi
pada jenis – jenis produk yang memiliki kulitas tinggi sehingga dapat bersaing dengan
kompetitornya.
4
5. “Kebijakan Keberlanjutan Perseroan bertujuan untuk memberikan dampak positif bagi
masyarakat sekitar, lingkungan maupun keberlanjutan usaha Perseroan dengan
menghormati hak asasi manusia, perlindungan hutan dan lahan, menciptakan kondisi
kerja yang layak serta memastikan kondisi yang aman dan stabil bagi seluruh karyawan,
sehingga tercipta suasana harmonis antara karyawan Perseroan dengan masyarakat
sekitar. Pelaksanaan Kebijakan Keberlanjutan yang konsisten dapat membuat Perseroan
tumbuh dan berkontribusi kepada upaya mencapai industri kelapa sawit Indonesia yang
berkelanjutan.” Sistem manajemen operasional yang baik dalam perusahaan juga turut
memperhatikan keberlanjutan jangka panjang perusahaan, hal ini sesuai dengan tata letak
atau layout terhadap lokasi perusahaan.

C. Penjelasan Tentang Industri Pertanian Kelapa Sawit PT Astra Agro Lestari TBK

PT Astra Agro Lestari TBK atau yang disingkat menjadi AALI, adalah sebuah
perusahaan yang bergerak dalam bidang manajemenen pertanian. Seperti kelapa sawit, karet, teh
dan minyak masak. Perusahaan yang sudah berdiri sejak tanggal 3 Oktober 1988 ini menjadi
produsen kelapa sawit terbesar di Indonesia, yang sudah menjangkau pasar dalam dan luar
negeri. Bisnis kelapa sawit dinilai lebih menjanjikan di pasaran, maka dari itu perusahaan ini
berfokus pada produki pertanian kelapa sawit. Hingga sekarang ini, PT Astra Agro Lestari TBK
sudah mempekerjakan lebih dari 28.000 karyawan yang bertanggung jawab dalam mengelola
lebih dari 272.000 hektar lahan pertanian sawit yang tersebar di Sumatera, Kalimantan dan
Sulawesi. Dan salah satu bentuk prestasi yang sudah dicapai oleh perusahaan ini adalah berhasil
mendapatkan sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) pada tanggal 8 Maret 2013.

BAB III

5
PEMANFAATAN MANAJEMEN OPERASIONAL DALAM INDUSTRI PERTANIAN
KELAPA SAWIT PT ASTRA AGRO LESTARI TBK

A. Metode Manajemen Operasional Industri Pertanian Sawit PT Astra Agro Lestari TBK

Pengaplikasian atau metode dalam operasional manajemen dapat berlaku bagi sebuah
perusahaan yang menyediakan produk barang atau jasa. Contoh manajemen operasional yang
menyediakan produk berupa barang adalah perusahaan – perusahaan yang bergerak dalam
bidang pertanian, perkebunan, pertambangan dan otomotif. Terlepas dari semua itu, terdapat
beberapa ruang lingkup dalam manajemen yang sekiranya dapat di jadikan metode dan
pengaplikasian terhadap manajemen operasional. (Efendi, 2019)

1. Perencanaan sistem produksi


Sesuai seperti namanya tahap ini meliputi kegiatan awal yang dimulai dari menentukan
jenis produksi barang dan jasa, serta waktu yang tepat dalam memasarkannya. Di
dalamnya juga sudah termasuk perencanaan sumber daya dan fasilitas yang digunakan
untuk membuat sebuah produk. Barang dan jasa yang di produksi biasanya berdasarkan
permintaan atau kebutuhan para konsumen. Dalam ruang lingkup ini terdapat beberapa
komponen yang harus diperhatikan. Seperti penentuan tata letak fasilitas pabrik,
penentuan lokasi pabrik, perencanaan lingkungan kerja dan permasalahan yang standar.
2. Pengendalian produksi
Setelah melakukan sebuah perencanaan, maka langkah selanjutnya adalah pengendalian
produksi. Pengendalian produksi sering kali melibatkan prosedur dan pengawasan ketika
proses produksi sedang berajalan, tujuannya adalah supaya proses produksi berjalan
sesuai perencanaan. Pada umumnya, pengendalian produksi dibagi menjadi lima bagian.
Seperti pengendalian bahan baku, pengendalian biaya produksi, pengendalian tenaga
kerja, pengendalian kualitas dan pemeliharaan alat produksi.
3. Sistem informasi produksi
Pada umumnya sistem informasi produksi ini terdiri dari struktur organisasi dan produksi
untuk pasar atas dasar pemesanan konsumen. Struktur organisasi yang dimaksud disini
adalah hubungan antar tiap – tiap komponen organisasi, misalnya pembagian tugas dan
jabatan masing – masing.

B. Fitur Dan Penjelasannya

Berdasarkan beberapa metode yang telah disebutkan sebelumnya, mengenai manajemen


operasional industri PT Astra Agro Letari TBK mengimplementasikan metode – motode tersebut
pada ruang lingkup perusahaannya. Adapun implementasi dari metode – metode tersebut adalah
sebagai berikut :

1. Perencanaan sistem produksi industri sawit PT Astra Agro Lestari TBK

6
Dalam perencanaan sistem produksi sawit, PT Astra Agro Lestari TBK berkomitmen
dalam bertanggung jawab terhadap sumber pasokan. Karena setiap bahan baku yang
diterima dari kebun dan pemasok pihak ketiga harus dipastikan sesuai melalui proses
produksi yang sesuai dengan prinsip – prinsip dalam kebijakan keberlanjutan PT Astra
Agro Lestari TBK. PT Astra Agro Lestari TBK juga sudah melakukan penjagaan,
penjaringan dan evaluasi terhadap calon pemasok minyak sawit yang akan memasuki
rantai pasar, maka dari itu PT Astra Agro Lestari TBK menerapkan beberpa prosedur
sebelum proses transaksi terjadi guna dilakukan uji kelayakan. Prosedur ini mencangkup
beberap tahapan seperti :
a. Penilaian resiko, yang dilakukan berdasarkan informasi dari analis spesial,
penilaian mandiri dan analisis isu yang relevan.
b. Verifikasi dan validasi, merupakan penyampaian atas hasil penilaian resiko
kepada calon pemasok terkait konfirmasi.
c. Komitmen pemasok, pihak pemasok yang sudah memenuhi kedua buah prosedur
sebelumnya diharapkan untuk secara resmi berkomitmen terhadap kebijakan
keberlanjutan PT Astra Agro Lestari TBK.
2. Pengendalian produksi industri sawit PT Astra Agro Lestari TBK
Dalam sistem pengendalian produksi, industri sawit PT Astra Agro Lestari TBK
menerapkan beberapa tahapan dalam pengendalian produksi minyak sawit, seperti :
a. Tahap perencanaan, yang dimana ini merupakan sebuah tahap perundingan
mengenai produk apa yang akan dibuat, untuk apa produk tersebut dan berapa
jumlah yang dibutuhkan. PT Astra Agro Lestari TBK berfokus pada industri
minyak sawit Indonesia, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)
mencatat bahwa Indonesia bisa memproduksi 40 juta ton kelapa sawit per
tahunnya, yang dimana nantinya produk minyak sawit tersebut akan
didistribusikan ke pasar – pasar baik secara lokal dan internasional guna
memenuhi kebutuhan pasar dunia.
b. Tahap routing, merupakan tahapan dalam menentukan alat dan bahan apa saja
yang nantiny akan digunakan dalam proses produksi. Iklim tropis yang dimiliki
Indonesia sangat cocok untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian kelapa sawit,
mengingat Indonesia menjadi produsen sawit tersebesar di dunia. Lahan yang luas
dan ramainya permintaan pasar dunia akan minyak sawit menyebabkan banyak
berdirinya perusahan – perusahan sawit di Indonesia
c. Tahap scheduling, adalah tahapan dalam menentukan kapan akan dimulainya
proses produksi. Kapan dimulainya proses produksi sawit adalah ketika memasuki
masa panen, dengan urutan tahap produksi seperti pembahanan, perakitan,
pembentukan dan finishing. Proses pembahanan dimulai pada saat pemisahan
buah sawit dari batangnya, selanjutnya adalah perakitan yang nantinya akan
dilakukan pencacahan dan pelumatan pada daging buah sawit. Meningkat
selanjutnya adalah proses pembentukan yang dilakukan dengan pengempresan

7
daging buah sawit dan proses akhirnya adalah pemurnian dari minyak sawit itu
sendiri hingga dapat di pasarkan.
d. Tahap dispatching, merupakan tahapan dimana nantinya para anggota akan
melakukan kegiatan produksi sesuai dengan bidangnya masing – masing. Seperti
yang sudah disebutkan sebelumnya, tahap dispatching PT Astra Agro Lestari
TBK menerapkan tahap perencanaan, routing dan penjadwalan terhadap
pengendalian produksinya.
3. Sistem informasi produksi
Menurut Bodnar dan Hopwood, sistem informasi produksi adalah sistem informasi
manajemen yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi produksi. Seperti
halnya terdapat struktur organisasi dalam PT Astra Agro Lestari TBK, dari mulai
komisaris, direksi dan pemangku jabatan lainnya yang memiliki hubungan antar tiap –
tiap komponen organisasi, misalnya pembagian tugas dan jabatan masing – masing.

C. Manfaat

Beberapa metode yang telah diterapkan oleh manajemen operasional industri sawit PT
Astra Agro Lestari TBK, sekiranya memberikan beberapa manfaat serta keuntungan terkait
pengaplikasiannya itu sendiri. Adapun penjabarannya sebagai berikut :

1. Perencanaan sistem produksi


Hasil perundingan terkait bagaimana perencanaan sistem produksi kedepannya
memberikan sejumlah keuntungan terhadap manajemen yang bersangkutan. Seperti dapat
menentukan dengan jelas jenis barang atau jasa apa yang akan di produksi nantinya
berdasarkan permintaan konsumen. Dengan berorientasi pada hasil penentuan tata letak
fasilitas pabrik, lokasi pabrik, perencanaan lingkungan kerja dan permasalahan standar.
2. Pengendalian produksi
Manfaat atau keuntungan yang di dapat dari pengendalian produksi ini sendiri adalah
untuk meminimalisir terjadinya permasalahan dan kesalahan teknis yang terjadi pada saat
kegiatan produksi berjalan, dengan berorientasi pada prosedur dan pengawasan yang
berlaku di sebuah manajemen tersebut.
3. Sistem informasi produksi
Pentingnya sebuah komunikasi yang terjadi dalam sebuah organisasi atau perusahaan
adalah sebagai sarana dan prasarana dalam pembagian tugas berdasarkan jabatan masing
– masing anggota sebuah perusahaan.

BAB IV

8
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Kegiatan manajemen operasional sangat erat kaitannya dengan aktivitas perusahaan


dalam pengubahan rangkaian input dasar seperti pengubahan input bahan baku, energi,
kebutuhan konsumen, informasi, keuangan, dan lainnya. Manajemen ini erat kaitannya dengan
mengawasi, merancang dan mengendalikan kegiatan produksi. Secara garis besar peran
manajemen operasi berfokus pada tugas – tugas pokok dalam bidang produksi, yang dapat
memudahkan sebuah manajamenen dalam mengatur perencanaan bagi perusahaannya.

B. Saran

Saya, selaku penulis menyadari betul bahwa masih banyak sekali terdapat kekurangan
dalam penulisan makalah ini. Baik dari segi penempatan kata yang dinilai kurang tepat ataupun
hal – hal lainnya yang sekiranya mengurangi kredibilitas dari makalah ini. Maka dari itu kritik
dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi perbaikan makalah ini kedepanya.

DAFTAR PUSTAKA

9
AAL. (2020). Laporan Tahunan 2020 Astra Agro Lestari. 90.
Efendi, D. (2019). Manajemen Operasional, Perpustakaan Nasional RI : Katalog Dalam
Terbitan Susunan Tim Penyusun. http://repository.unas.ac.id
Hapsah, S. (2016). Industri Pertanian Sebagai Leading Sector Perekonomian Nasional. Jurnal
Geografi Gea, 7(2). https://doi.org/10.17509/gea.v7i2.1720
Heny Herawaty. (2015). Pengantar Manajemen. June, 330.
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.17567.48800
Rusdiana, H., Moh Ali Ramdhani, P. H., & Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung, M.
(2014). Penerbit CV Pustaka Setia Bandung. http://digilib.uinsgd.ac.id/8788/1/Buku
Manajemen Operasi.pdf
Wahjono, W. (2021). Peran Manajemen Operasional dalam Menunjang Keberlangsungan
Kegiatan Perusahaan. Jurnal Ilmiah Infokam, 17(2), 114–120.
https://doi.org/10.53845/infokam.v17i2.302

10

Anda mungkin juga menyukai