Anda di halaman 1dari 21

Pelaksanaan Manajemen Operasional di

Perusahaan Manufaktur

Disusun Oleh :

Mohammad Adi Wijaya


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
laporan ini dapat tersusun hingga selesai.

Dan saya ucapkan terima kasih kepada Pa Toro, sebagai dosen mata kuliah dan pihak
yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini, atas do’a dan dukungan yang
memberikan semangat dan kekuatan, sehingga laporan ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.

Dan harapan saya semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi laporan agar lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam laporan ini, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kemampuan makalah ini.

Karawang, 28 Desember 2021

Penulis

Mohammad Adi Wijaya


Daftar Isi
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
Pendahuluan..........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
Teori......................................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Manajemen Operasional............................................................................................5
2.2 Tujuan manajemen operasional...................................................................................................6
2.3 Karakteristik manajemen operasional..........................................................................................7
2.4 Fungsi manajemen operasional....................................................................................................8
BAB III................................................................................................................................................13
Profil Perusahaan.................................................................................................................................13
3.1. Sejarah Yamaha musik di Indonesia....................................................................................13
BAB IV...............................................................................................................................................18
Rumusan Masalah...............................................................................................................................18
4.1 Pelaksanaan Manajemen Operasional di PT. Yamaha Music....................................................18
4.2 Masalah dalam pelaksanaan manajemen operasional................................................................19
4.3 Solusi dalam menanggulangi pelaksanaan di manajemen operasional.......................................19
BAB V.................................................................................................................................................20
Kesimpulan Dan Saran........................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................20
3.2 Saran..........................................................................................................................................20
DAFTAR PUSAKA............................................................................................................................21
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Sejarah Yamaha musik di Indonesia dimulai pada tahun 1970, ketika


perwakilan Yamaha Musik Jepang (Nippon Gakki), Mr. Yasuke Sato
datang ke Indonesia dan bertemu Sultan Yogyakarta, Sri Sultan
Hamengkubuwono IX. Kedatangannya pada saat itu bertujuan untuk
membahas kemungkinan melakukan kolaborasi dalam rangka
mempopulerkan kegiatan bermusik di tanah air.

Sri Sultan yang lebih akrab dengan aliran musik tradisional memiliki
hubungan yang baik dengan Jenderal Polisi Drs. Hoegeng Iman Santoso,
seorang sosok pecinta musik yang aktif di dalam komunitas musik pop pada
masa itu. Beliau kemudian memperkenalkan Bapak Hoegeng yang juga
dikenal dengan sebutan “The Singing General” sebagai orang yang kiranya
tepat untuk diajak bekerja sama mendirikan sebuah yayasan musik di
Indonesia.

1.2 Tujuan

1. Memperkenalkan alat musik ke Indonesia.

2. Membuka yayasan kursus bermain alat musik.


BAB II

Teori

2.1 Pengertian Manajemen Operasional

Menurut Heizer dan Render, manajemen operasional adalah bentuk


pengelolaan menyeluruh serta optimal pada aspek tenaga kerja, barang-
barang (mesin, peralatan, dan bahan mentah), atau faktor produksi lain yang
bisa dijadikan produk barang dan jasa yang lazim diperdagangkan.

Dalam pendekatan lain, operation management juga diartikan sebagai


pengelolaan, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian, dan
pengendalian semua kegiatan yang terkait dengan barang serta jasa secara
langsung.

Pengertian manajemen operasional lainnya, aplikasi ilmu manajemen untuk


mengatur semua kegiatan produksi agar berjalan efektif dan efisien.

Tidak hanya itu, operation management juga didefinisikan sebagai sebuah


proses berkesinambungan dan efektif dalam menggunakan semua fungsi
manajemen untuk mengintegrasikan beragam sumber daya secara efisien
demi terwujudnya tujuan perusahaan.

Jika dirangkum, seluruh definisi di atas merujuk pada pengelolaan sumber


daya bisnis yang terkait produk dan jasa agar aktivitas bisnis berjalan
efisien.

Karena itu, dalam operation management, ada struktur kepengurusan yang


perlu dibentuk dan dilaksanakan sesuai fungsi masing-masing. Biasanya,
pimpinan tertinggi dalam struktur tersebut adalah manajer operasional.
2.2 Tujuan manajemen operasional

Setelah menilik ragam definisi dari operation management, beberapa di


antara kamu mungkin ada yang bertanya, sebenarnya untuk apa mengelola
sistem operasional ?

Penerapan operation management ditujukan untuk mengatur penggunaan


sumber daya yang dimiliki perusahaan.Sumber daya yang dimaksud terdiri
dari bahan mentah untuk produk, tenaga kerja, alat produksi, serta
perlengkapan lainnya.

Harapannya, proses produksi bisa berlangsung efektif dan efisien berkat


sistem operasional yang tepat. Adapun secara rinci, operation management
mempunyai lima tujuan sebagai berikut:

a. Efficiency, menjadikan operasional perusahaan lebih efisien.


b. Productivity, mengupayakan agar produktivitas perusahaan
meningkat.
c. Economy, menekan biaya atau pengeluaran yang terkait dengan
berbagai kegiatan perusahaan supaya beban perusahaan lebih
ekonomis.
d. Quality, melakukan peningkatan kualitas perusahaan, baik terkait
produk maupun jasa.
e. Reduced processing time, menekan waktu proses produksi. Dengan
berkurangnya waktu produksi, produk yang dihasilkan pun makin
banyak.
2.3 Karakteristik manajemen operasional
Apabila diamati secara saksama, operation management memiliki karakter
tersendiri. Apa saja karakteristik yang dimiliki dari sistem pengelolaan yang
satu ini? Simak penjelasannya berikut ini

1. Ditujukan untuk memproduksi barang dan jasa

Bila kamu merasa overwhelmed dengan beragam sistem yang diterapkan di


perusahaan, kamu bisa coba mengenali karakteristiknya.

Apakah sistem tersebut bertujuan untuk mengatur proses produksi barang


dan jasa secara keseluruhan? Apakah sistem dimaksudkan untuk
menghasilkan pendapatan untuk perusahaan ?

Jika jawabannya adalah iya, sistem yang tengah kamu amati merupakan
operation management.

2. Terdapat kegiatan yang melibatkan proses transformasi

Sampai sini, sebagian dari kamu mungkin ada yang bertanya, apakah yang
dimaksud dengan proses transformasi ?

Segala kegiatan yang mengambil satu atau lebih input, mengubahnya dan
menambah nilai ke dalamnya, serta memberikan output untuk pelanggan
atau klien merupakan proses transformasi.

Jika input berupa bahan baku, relatif mudah untuk mengidentifikasi


transformasi yang terlibat seperti ketika susu diubah menjadi keju dan
mentega.
Akan tetapi, bila input berbentuk informasi atau manusia, sifat
transformasinya menjadi sulit untuk diukur. Misalnya, rumah sakit
mengubah pasien yang sakit (input) menjadi pasien sehat (output).

3. Ada mekanisme kontrol pengoperasian

Karakteristik lain dari operation management yaitu adanya mekanisme


tertentu dalam mengendalikan perngoperasian suatu bisnis.

Tahapan dalam proses operasi dasar harus diaplikasikan pada semua divisi
bisnis, seperti meningkatkan kualitas produk, mengurangi limbah, dan
meningkatkan penjualan.

2.4 Fungsi manajemen operasional


Hal yang tidak kalah penting dari mengetahui tujuan adalah mengenal
fungsi manajemen operasional. Setidaknya, ada empat fungsi yang berjalan
dari penerapan operation management.

1. Fungsi perencanaan

Sesuai namanya, tahap ini meliputi semua kegiatan awal, mulai dari
penentuan barang atau jasa yang akan diproduksi hingga jadwal kampanye
marketing.

Fungsi perencanaan juga mencakup penggunaan sumber daya serta fasilitas


lain untuk menghasilkan suatu produk. Itulah alasan, seorang manajer
operasional dituntut bisa mengembangkan program, kebijakan, dan
prosedur yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan operasi perusahaan.

2. Fungsi pengorganisasian

Untuk menjalankan semua kegiatan bisnis, kamu perlu menentukan jumlah


sumber daya manusia yang dibutuhkan. Selain itu, kamu juga perlu
menetapkan kapabilitas atau skill set yang memenuhi kebutuhan bisnis.

Dengan kata lain, seorang manajer operasional perlu membentuk struktur


individu, grup, atau divisi dalam sebuah sistem operasional. Tentu saja, hal
tersebut demi mencapai tujuan perusahaan.

3. Fungsi penelaah

Di dalam operation management, perlu ada peninjauan setiap kegiatan


operasi dan produksi. Maka dari itu, salah satu fungsinya adalah
penelaah.Tahap ini meliputi semua kegiatan untuk memperoleh keterangan
tentang setiap kegiatan operasi dan produksi.

4. Fungsi pengawasan

Terakhir, tetapi tidak kalah penting adalah fungsi pengawasan. Fungsi yang
satu ini mencakup semua aktivitas yang bertujuan mengarahkan dan
menjamin agar berbagai kegiatan yang telah dan sedang dikerjakan sesuai
dengan perencanaan.

Contoh manajemen operasional serta ruang lingkupnya

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, operation management dapat


berlaku di perusahaan yang menawarkan produk ataupun jasa. Berdasarkan
sektor barang dan jasa contoh manajemen operasional bisa dilihat di bawah
ini.
Contoh operasional perusahaan penghasil barang, antara lain pertanian,
manufaktur, perkebunan, perikanan, pertambangan, konstruksi, otomotif,
perumahan, pabrik pembuatan produk barang, serta industri berat atau
ringan.

Sementara itu, contoh kegiatan operation management dalam perusahaan


jasa, misalnya pendidikan, hukum, perbankan, asuransi, kesehatan, layanan
masyarakat, transportasi, perdagangan, hiburan, administrasi, real estate,
jasa profesional, dan jasa reparasi.

Di samping contoh tersebut, terdapat 3 ruang lingkup manajemen


operasional yaitu perencanaan sistem produksi, pengendalian produksi, dan
sistem informasi produksi.

a. Perencanaan sistem produksi

Pada ruang lingkup ini, perencanaan sistem produksi dimulai dari proses
perencanaan produksi yang bertujuan untuk menghasilkan barang atau jasa.

Barang atau jasa yang diproduksi pasti berdasarkan permintaan atau


kebutuhan para konsumen. Umumnya, sistem ini mencakup kuantitas,
harga, kualitas dan waktu. Dalam ruang lingkup ini, ada empat hal yang
harus diperhatikan:

 Penentuan tata letak fasilitas pabrik


 Penentuan lokasi pabrik
 Perencanaan lingkungan kerja
 Permasalahan yang standar

b. Pengendalian Produksi
Pengendalian produksi dilakukan berdasarkan perencanaan yang sudah
dibuat sebelumnya. Di dalam perencanaan produksi biasanya terdapat
berbagai kebijakan dan standar yang harus dipenuhi.

Perencanaan tersebut juga sering kali melibatkan prosedur pengawasan


terhadap proses produksi yang sedang berjalan. Tujuannya agar proses
produksi terkendali serta sesuai perencanaan yang telah ditentukan.

Dengan adanya pengendalian produksi, potensi keuntungan suatu


perusahaan dapat dimaksimalkan. Caranya dengan meminimalisasi berbagai
kesalahan yang dapat merugikan.

Umumnya, pengendalian produksi dibagi menjadi ke dalam lima bagian


sebagai berikut:

 Pengendalian bahan baku: mengatur tentang pemindahan,


pengemasan, dan penyimpanan berbagai bentuk dan jenis bahan
baku.
 Pengendalian biaya produksi: analisis biaya produksi yang
digunakan untuk mendapatkan keuntungan secara optimal.

Sebagai informasi, terdapat dua jenis biaya produksi yaitu biaya variabel
dan biaya tetap. Biaya variabel terdiri dari biaya bahan baku serta biaya
tenaga kerja langsung.

Sementara itu, ada juga biaya overhead yang meliputi biaya variabel, biaya
tetap, dan biaya semi variabel. Jenis-jenis biaya tersebut harus diketahui
dengan jelas karena mempunyai pengaruh yang besar terhadap keuntungan
atau laba perusahaan.

 Pengendalian tenaga kerja: pengendalian yang dimaksud merujuk


pada kuantitas dan kualitas tenaga kerja sehingga proses produksi
dapat berjalan optimal.
 Pengendalian kualitas: alat bagi operation management yang
digunakan untuk meningkatkan kualitas produksi barang atau jasa,
mengurangi kuantitas barang gagal diproduksi, serta memeriksa
kesesuaian proses produksi dengan standar mutu yang sudah
ditetapkan.

Pengawasan terhadap kualitas juga diperlukan dalam menentukan ukuran,


cara, atau persyaratan fungsional dari suatu produk dan spesifikasinya.

 Pemeliharaan alat produksi: mencegah terjadinya kerusakan produk


yang atau produk yang dihasilkan tidak memenuhi standar mutu
yang ditetapkan akibat kerusakan pada alat produksi. Pergantian alat
produksi juga diperlukan apabila suatu produk yang dihasilkan
masih ada cacat.

c. Sistem informasi produksi

Pada umumnya, sistem informasi produksi terdiri dari tiga bagian, yaitu
struktur organisasi, produksi atas dasar pemesanan, dan produksi untuk
pasar.

Struktur organisasi di sini adalah pengorganisasian dalam membangun


hubungan antara komponen organisasi. Misalnya, pembagian tugas dan
jabatan dengan tujuan semua kegiatan dapat mencapai sasaran.

Adapun keputusan produksinya dilakukan atas dasar permintaan konsumen


secara spesifik ataupun memproduksi untuk pasar. Kegiatan produksi untuk
pasar umumnya didasarkan pada demand atau permintaan konsumen, baik
konsumen lama maupun konsumen baru. Perusahaan yang sudah memiliki
basis pasar yang baik akan melakukan aktivitas produksi secara regular.
d. Aspek penting dalam ruang lingkup manajemen operasional

Berbicara ruang lingkup manajemen operasional, terdapat tiga aspek yang


berkaitan erat. Aspek struktural, fungsional, dan lingkungan hampir tidak
bisa dilepaskan dari ruang lingkup operation management.

Sesuai namanya, aspek struktural merupakan aspek tentang pengaturan


komponen dalam membangun suatu sistem operasional sehingga dapat
saling berinteraksi satu sama lain.

Sementara itu, aspek yang berhubungan dengan pengorganisasian seluruh


komponen struktural dikenal dengan aspek fungsional. Terakhir, tetapi juga
penting adalah aspek lingkungan

Tidak dapat dipungkiri, sistem operasional berkaitan dengan perkembangan


dan kecenderungan yang mempunyai hubungan erat dengan lingkungan.

BAB III

Profil Perusahaan
3.1. Sejarah Yamaha musik di Indonesia

Merek Yamaha diambil dari nama sang pendiri, yaitu Torakusu Yamaha.
Beliau yang sangat mengenal teknologi dan pengetahuan dunia barat sejak
masa mudanya, semula menyediakan pelayanan perbaikan alat-alat
kedokteran. Dengan keahliannya ini, beliau diminta untuk memperbaiki
sebuah organ, sebuah proyek yang akhirnya melahirkan merek Yamaha.
Dengan kepercayaan dirinya yang tinggi akan keberhasilan usahanya ini,
maka beliau berusaha menghadapi segala kemungkinan untuk mendirikan
Yamaha Organ Works. Dengan jiwa wiraswasta, wawasan yang luas, dan
kegigihannya untuk mengatasi kesulitan, telah membangkitkan gairah
beliau untuk meraih kesuksesan. Jiwa dan semangat yang sama yang telah
membangun merek Yamaha, dan merupakan warisan yang sangat penting
bagi Yamaha Corporation sekarang ini.

Tiga buah gambar garputala pada logo Yamaha menggambarkan hubungan


kerjasama yang menghubungkan tiga tonggak bisnis kami, yaitu teknologi,
produksi, dan penjualan. Garputala tersebut juga mengingatkan kita akan
kekuatan energi dari suara dan musik di dunia, yang wilayahnya
diindikasikan dengan lingkaran tertutup. Tanda ini juga melambangkan tiga
elemen penting musik : melodi, harmoni, dan irama.

Jepang terkenal dengan industri manufaktur yang memiliki daya saing yang
kuat diantara produk-produk Barat. Menurut data statistik dari Japan
External Trade Organization (JETRO), secara garis besar kinerja
perusahaan manufaktur Jepang pada tahun 2004 menunjukkan hasil yang
baik. Dikawasan ASEAN (Indonesia, Malaysia, Pilipina, Singapura,
Thailand dan Vietnam), 77,3% perusahaan yang disurvei dilaporkan telah
meraih keuntungan. Dikawasan ASEAN, perusahaan yang disurvei
menjawab bahwa keuntungan didukung oleh peningkatan produktivitas
(50,9%), ekspor yang membaik (47,2%) dan kenaikan penjualan didalam
negeri" (44,1%) 1. Dari data tersebut, pengaruh yang cukup besar dalam
keberhasilan perusahaan Jepang dalam industri manufaktur terletak pada
meningkatnya produktivitas dalam perusahaan. Kesuksesan atau hasil yang
dicapai Jepang selama ini merupakan hasil kerja keras yang terencana dan
adanya suatu sistem yang telah membangun industri Jepang selama ini,
yaitu Kaizen. Perusahaan-perusahaan Jepang yang berada di ASEAN
khususnya di Indonesia 1
kinerja perusahaan di PT Yamaha Music Manufacturing Asia. Hasil dari
penelitian ini yaitu dalam menerapkan sistem kaizen terhadap karyawan,
perusahaan membuat pendidikan dan pelatihan kaizen yang terdiri dari IE
(Industrial engineering), VSM (Value Stream Maping), dan QC Expert,
yang tujuannya untuk mengimplementasikan kaizen secara langsung,
sehingga karyawan memiliki kesadaran untuk melakukan kaizen dimanapun
dan kapanpun, dan dampak dari sistem kaizen yaitu perusahaan dapat
meningkatkan produksi dua kali lipat dibandingkan dengan pertama kali
pabrik Cikarang dioperasikan, produktivitas meningkat dan stok barang di
pabrik berkurang, keterampilan karyawan meningkat, serta efisiensi pada
rangkaian produksi.

pada tahun 1970, ketika perwakilan Yamaha Musik Jepang (Nippon Gakki),
Mr. Yasuke Sato datang ke Indonesia dan bertemu Sultan Yogyakarta, Sri
Sultan Hamengkubuwono IX. Kedatangannya pada saat itu bertujuan untuk
membahas kemungkinan melakukan kolaborasi dalam rangka
mempopulerkan kegiatan bermusik di tanah air.

Sri Sultan yang lebih akrab dengan aliran musik tradisional memiliki
hubungan yang baik dengan Jenderal Polisi Drs. Hoegeng Iman Santoso,
seorang sosok pecinta musik yang aktif di dalam komunitas musik pop pada
masa itu. Beliau kemudian memperkenalkan Bapak Hoegeng yang juga
dikenal dengan sebutan “The Singing General” sebagai orang yang kiranya
tepat untuk diajak bekerja sama mendirikan sebuah yayasan musik di
Indonesia.

Pada tahun 1971, ketika di Jakarta masih langka kursus musik, untuk
pertama kalinya YAYASAN MUSIK YAMAHA menanamkan embrio-nya
di bumi pertiwi, tepatnya di Jl. Hayam Wuruk, Jakarta. Di bulan Oktober
1971, YMI mulai menyelenggarakan Kursus Electone sebagai ‘modal
pertama’ dengan menerima siswa dari segala umur. Langkah ini meskipun
membutuhkan usaha yang keras di awal perjalanannya namun berhasil
meraih simpati dari masyarakat. Hal ini terbukti dengan penyelenggaraan
Kursus Gitar yang dibuka pada bulan Januari 1972. Kursus piano dan drum
juga menyusul tidak lama setelahnya.

Pada tanggal 22 Desember 1972, Yamaha Music Foundation mengubah


namanya menjadi YAYASAN MUSIK INDONESIA (YMI) sebagai nama
resmi yang bertahan hingga sekarang.

Pada saat inilah bendera YMI mulai benar-benar berkibar di Indonesia


berkat kerjasama yang makin kokoh dengan Yamaha Music Foundation
Jepang. Dan mulai saat itu YMI semakin mandiri dengan langkah-
langkahnya dalam melakukan usaha pendidikan musik praktis berkat sistem
pendidikan musiknya yang mudah diikuti, tetapi cukup berbobot dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Seiring dengan meningkatnya berbagai aktivitas YMI, pada tahun 1973


Yamaha memulai distribusi alat-alat musik dengan rekan perusahaan lokal
PT NUSANTARA MUSIK (NUSANTIK) sebagai agen tunggal dan
berkegiatan di kantor yang sama dengan YMI yaitu di Jl. Bumi No. 15.

Membuat, mendidik dan menjual adalah suatu cara Yamaha dalam berusaha
untuk ikut memajukan perkembangan dunia musik. Produk Yamaha
dirancang secara tepat untuk memenuhi tuntutan itu. Tepat dalam mutu,
harga dan kebutuhan pendidikan. Pada tanggal 27 Juni 1974 PT YAMAHA
INDONESIA (YI) didirikan sebagai pabrik pertama Yamaha Musik di
Indonesia.

Piano Yamaha yang beraneka ragam hadir dalam berbagai bentuk dan
desain. Piano-piano tersebut tidak hanya diproduksi langsung di Jepang
namun beberapa model juga telah diproduksi di Indonesia dengan teknologi
dan keterampilan modern yang disesuaikan dengan kondisi iklim dan
material dasar yang terdapat di Indonesia.

Awalnya PT YI memproduksi berbagai alat musik diantaranya electone,


pianica dan piano. Namun kemudian PT YI mengkhususkan diri pada
produksi piano.

PT YI mengutamakan produk piano dengan kualitas dan penampilan terbaik


dengan mempersiapkan tenaga kerja berketerampilan tinggi terhadap
teknologi dan material-material dasar pilihan melalui proses evaluasi dan
pelatihan yang konsisten. PT YI memiliki perhatian yang besar terhadap
kualitas sistem produksi yang sejalan dengan keamanan lingkungan.

Untuk mendukung kegiatan produksi, PT YI mengadakan berbagai aktivitas


melalui Yamaha Productivity Management seperti YPM Kaizen, VSM, 5S,
dan K3 yang berhubungan langsung dengan pengembangan kualitas, waktu
distribusi, biaya, keselamatan dan keamanan lingkungan. Selain itu juga
diadakan Sekolah Tinggi Yamaha Indonesia (STYI), olahraga dan kursus
bahasa asing. Seluruh aktivitas tersebut bertujuan tidak hanya untuk proses
pelestarian namun juga untuk menambah pengetahuan dan kemampuan
masing-masing pekerja. Berbeda dari negara-negara lain dimana pendidikan
musik untuk anak-anak usia pra-sekolah menjadi kursus yang diutamakan,
di Indonesia pembukaan Kursus Musik Anak-Anak (KMA) baru
dilangsungkan pada tahun 1976 setelah kursus Electone, kursus Gitar,
kursus Piano dan kursus Drum berjalan dengan baik.

Sepuluh tahun berselang sejak pendiriannya, perjalanan YMI yang bermula


dari sebuah gedung perkantoran yang sederhana di Jl. Hayam Wuruk,
Jakarta, tidak cukup lagi menampung kegiatan yang semakin besar. Maka
kantor YMI pun kemudian dipindahkan ke tempat yang lebih memadai
yakni di Jalan Bumi no. 15, Jakarta Selatan.

Dari tempat inilah YMI berhasil melebarkan sayapnya ke seluruh penjuru


tanah air, sehingga ketika PT. Nusantik memindahkan kegiatan perkantoran
nya ke Jl. Wolter Mongonsidi 11 – 13 Jakarta, YMI turut membuka kursus
musik disana pada bulan September 1981, dan sampai pada masa ini telah
berhasil meluaskan jaringannya sampai ke kota-kota besar di hampir
seluruh penjuru tanah air yaitu sebanyak 30 sekolah musik yang tersebar di
22 kota besar.

Dan untuk menjaga kesinambungan prestasi anak-anak didiknya, YMI


kemudian mengadakan berbagai kegiatan konser musik dari tingkat sekolah
musik sampai tingkat nasional seperti Pesta Musik Siswa Siswi YMI dan
Pagelaran Musik Karya Anak-anak Indonesia

BAB IV

Rumusan Masalah
4.1 Pelaksanaan Manajemen Operasional di PT. Yamaha Music
PT YMMA untuk membekali pemahaman tentang konsep serta aplikasi
mengenai sistem kaizen : 4.1.1 OKB (Orientasi Karyawan Baru) yaitu
orientasi yang dilakukan kepada para karyawan pada awal masuk ke
perusahaan. Seluruh karyawan wajib mengikuti Orientasi Karyawan Baru
(OKB) yang dilaksanakan dalam 5 hari. Adapun materi yang disampaikan
dalam orientasi tersebut yaitu mengenai orientasi mentalitas dasar dan
training 5S (Seiri, Seiton, Seisou, Seiketsu, Shitsuke). Tujuan dari orientasi
ini ialah untuk membekali para karyawan agar memeiliki mental yang
disiplin dan mempunyai kesadaran dalam memajukan perusahaan yang
merupakan dasar dari pelaksanaan sistem kaizen itu sendiri. Materi
orientasi yang disampaikan yaitu mengenai kedisiplinan terhadap waktu,
memiliki rasa tanggung jawab, percaya diri, patuh terhadap tata tertib yang
diberlakukan, dan upaya meningkatkan daya saing diri dalam dunia industri
manufaktur. Sedangkan konsep 5S adalah dasar kaizen (perbaikan),
sehingga keberhasilan penerapan 5S akan membawa keberhasilan dalam
pelaksanaan kaizen juga. 11 Penerapan yang dilakukan oleh PT YMMA
dengan menekankan 5S adalah upaya untuk menghilangkan segala
pemborosan.

4.2 Masalah dalam pelaksanaan manajemen operasional


1. Lemahnya dari sistem manajemen, pernah sempat terjadi yamaha music
dilaporkan ke Komnas HAM atas laporan karyawan di demosi, di turunkan
jabatan dari Deputy General Manager Human Resurces menjadi Manajer
Perencanaan tanpa alasan yang jelas dari pihak manajemen.

2. Kurangnya kedisiplinan karyawan dalam aturan buka tutup pintu pada


bagian painting both hal ini menyebabkan kotoran yang terdapat pada baju
operator cleaning, berpindah kedalam painting booth

4.3 Solusi dalam menanggulangi pelaksanaan di manajemen


operasional
1. perbanyak aturan di setiap divisi agar setiap karyawan tidak melakukan
kesalahan agar tidak merugikan disaat produksi barang yang dilakukan.
BAB V

Kesimpulan Dan Saran


3.1 Kesimpulan
manajemen operasional adalah bentuk pengelolaan menyeluruh serta
optimal pada aspek tenaga kerja, barang-barang (mesin, peralatan, dan
bahan mentah), atau faktor produksi lain yang bisa dijadikan produk barang
dan jasa yang lazim diperdagangkan.

Dalam pendekatan lain, operation management juga diartikan sebagai


pengelolaan, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian, dan
pengendalian semua kegiatan yang terkait dengan barang serta jasa secara
langsung.

Pengertian manajemen operasional lainnya, aplikasi ilmu manajemen untuk


mengatur semua kegiatan produksi agar berjalan efektif dan efisien.

3.2 Saran
Demikian makalah ini saya susun. Penulis menyadari dalam makalah ini
masih banyak sekali kekurangan dan jauh dari kesan sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi
kesempurnaan makalah yang saya buat, akhir kata, semoga makalah yang
saya buat dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin
DAFTAR PUSAKA

Https://www.google.com/amp/s/docplayer.info/amp/37290121-Dampak-
penerapan-sistem-kaizen-terhadap-kinerja-perusahaan-studi-kasus-di-pt-
yamaha-music-manufacturing-asia.html

https://id.yamaha.com/id/news_events/2020/20201012_YamahaMusikInd
onesia50th.html

Anda mungkin juga menyukai