Anda di halaman 1dari 22

1

MAKALAH

MANAJEMEN OPERASIONAL

DISUSUN OLEH :

A. NAZALIA RAMADHANI WE TENRI PADA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR

PROGRAM PASCA SARJANA

2022
2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha kuasa,
karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami semua. Makalah ini
dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya yang diharapkan makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah manajemen operasi.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak kesalahan yang
perlu di perbaiki besama, untuk itu kritik dan sarannya perlu untuk disampaikan kepada
kami. Agar penulisan makalah selanjutnya akan lebih baik dan sekaligus sebagai
upaya perbaikan dan penyempurnaan dimasa yang akan datang. 

Akhirnya kurang dan lebihnya kami sampaikan banyak terima kasih, penulis
berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri lebih-lebih kepada seluruh
pembaca pada umumnya.

Makassar, November 2022

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ........................................................................................................ 4
1.2  Rumusan masalah ………………………………………………………………………..4
1.3  Tujuan ......................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Operasi
2.1.1 Pengertian Mmenurut para ahli .................................................................. 5
2.1.2 Ruang lingkup Manajemen Operasi ........................................................... 5
2.1.3 Peranan Manajer Operasional dalam Fungsi Manajemen …….................. 6
2.2  Fungsi Manajemen Operasi …………………………………………………………… 7
2.3  Tantangan Produktifitas......................................................................................... 8
2.3.1 Pengukuran Produktifitas............................................................................. 10
2.3.2 Variabel Produktifitas....................................................................................
10
2.3.3 Produktifitas & Sektor Jasa...........................................................................
12
2.4  Daur Hidup Produk
2.4.1 Pengertian Siklus Hidup Produk....................................................................
14
2.4.2 Tahapan – tahapan Siklus Produk.................................................................
14
2.4.3 Strategi Perpanjangan Hidup Produk............................................................
17
2.5  Lokasi Distribusi Pabrik
2.5.1 Faktor Pertimbangan Pemilihan
Lokasi..........................................................18
4

2.5.2 Cara / Metode Penentuan


Lokasi...................................................................19
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan..............................................................................................................
20
3.2. Saran.......................................................................................................................
20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 21

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Seperti di ketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan
pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu
maka manajemen operasi merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha
untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga tepat sasaran yang berupa tepat waktu,
tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu manajemen operasi
mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi produksi, atau operasi.
Melalui kegiatan produksi atau operasi segala sumber daya masukkan
perusahaan diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah.
Produk yang dihasilkan dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi dan jasa. Oleh
karena itu, kegiatan produksi atau operasi menjadi salah satu fungsi utama
perusahaan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis memiliki maksud dan tujuan. Adapun
maksud penulis adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasi.
Sedangkan tujuannya, penulis berharap agar makalah ini bisa memberikan sedikit ilmu
pengetahuan mengenai Manajemen Operasi kepada para pembaca.
1.2 RUMUSAN MASALAH
5

1.     Bagaimana pengertian Manajemen Operasi?


2.     Apa Fungsi Manajemen Operasi?
3.     Apa Tantangan Produktifitas Produksi?
4.     Bagaimana Daur Hidup Produksi?
5.     Dimana Lokasi Distribusi Pabrik Harus Diambil?
1.3      TUJUAN
1.    Mengetahui pengertian Manajemen Operasi
2.      Mengetahui fungsi Manajemen Operasi
3.      Mengetahui tantangan Produktifitas dalam Produksi
4.      Mengetahui Siklus Produk
5.      Mengetahui lokasi yang baik untuk pendirian pabrik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  PENGERTIAN MANAJEMEN OPERASI


2.1.1     PENGERTIAN MENURUT PARA AHLI
 Jay Heizer dan Barry Render (2005;4), Manajemen operasional adalah
serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan
jasa dengan mengubah input menjadi output.
 Eddy Herjanto (2003;2), Manajemen operasional dapat diartikan sebagai
suatu proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi
fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara
efisien dalam rangka mencapai tujuan.
 Pangestu Subagyo (2000;1), Manajemen operasional adalah penerapan
ilmu manajemen untuk mengatur seluruh kegiatan produksi atau
operasional agar dapat dilakukan secara efisien.

Manajemen operasional adalah merupakan proses pengambilan keputusan


tentang penggunaan sumber daya dari kegiatan produksi dalam rangka menghasilkan
barang atau jasa sehingga mencapai sasaran yaitu tepat waktu, tepat jumlah, tepat
mutu, dengan alokasi biaya yang efisien dan efektif.
6

2.1.2     RUANG LINGKUP MANAJEMEN OPERASI


Ada beberapa aspek yang saling berhubungan erat dalam ruang lingkup manajemen
operasional, antara lain :
 Aspek Struktural,  merupakan aspek mengenai pengaturan komponen yang
membangun suatu sistem manajemen operasional yan saling berinteraksi antara
satu sama lainnya.
 Aspek Fungsional, yaitu aspek yang berkaitan dengan manajerial dan
pengorganisasian seluruh komponen struktural maupun interaksinya

mulai dari perencanaan, penerapan, pengendalian maupun perbaikan agar


diperoleh kinerja optimal.
 Aspek Lingkungan, sistem dalam manajemen operasional yang berupa
pentingnya memperhatikan perkembangan dan kecenderungan yang berhubungan
erat dengan lingkungan. Ruang lingkup manajemen operasional berhubungan
keputusan tentang proses pengoperasian sistem produksi, pemilihan dan persiapan
sistem operasional yang meliputi :
 Perencanaan jumlah kapasitas produksi yang optimal;
 Perencanaan bangunan pabrik, layout, desain tata letak fasilitas;  
 Desain proses transformasi;
 Desain aliran kerja;
 Manajemen persediaan;
 Manajemen proyek;
 Membuat Skedul Kerja;
 Pengendalian dan Pengawasan Kualitas;
 Pemeliharaan Fasililitas Produksi

2.1.3 PERANAN MANAJER OPERASIONAL DALAM FUNGSI MANAJEMEN


7

Peranan dan fungsi dari manajer operasional sangat strategis dalam


mengembangkan sistem proses produksi yang tangguh untuk menciptakan produk atau
jasa lebih efisien dan efektif.

Beberapa tugas pokok Manajer Operasional dalam proses produksi adalah :


 Perencanaan kualitas dan kuantitas bahan baku dalam proses produksi;
 Menentukan dan mengatur letak layout pabrik
 Menentukan dan mengatur lokasi gudang persediaan dan peralatan mesin
yang efisien agar penghematan waktu dalam mobilisasi;
 Melakukan pemeliharaan peralatan pabrik untuk menjamin keandalan dan
kontinuitas operasional;

 Menciptakan strategi produk yang berkualitas dan unik agar dapat bersaing di
pasar dengan biaya yang efektif;
 Menentukan skedul kerja yang efisien dengan mengevaluasi biaya tenaga
kerja jika ada penambahan tenaga kerja baik di lapangan maupun di area
kantor, dan mengurangi biaya lembur.
 Bertanggung jawab terhadap kontiniutas hasil produksi baik dari sisi kualitas
maupun kuantitas.

2.2 FUNGSI MANAJEMEN OPERASI


Dalam menghasilkan produk berupa barang dan jasa, semua jenis organisasi
menjalankan tiga fungsi demi kelangsungan hidup organisasi.  Fungsi-fungsi tersebut
adalah:
1. Pemasaran, yang menghasilkan permintaan, menerima pesanan produk sehingga
menghasilkan penjualan 
2. Produksi/Operasi, yaitu proses menghasilkan produk 
3. Keuangan/Akuntansi, yaitu kegiatan mengawasi sehat atau tidaknya sebuah
organisasi dilihat dari sisi keuangannya.
8

Untuk melaksanakan fungsi operasi, diperlukan serangkaian kegiatan yang


merupakan suatu sistem. Ada empat macam fungsi produksi/operasi yang utama, yaitu:
1. Sebagai proses, berupa teknik, yaitu metode yang digunakan untuk mengolah
bahan 
2. Sebagai pengorganisasian teknik dan metode, sehingga proses dapat dilaksanakan
secara efektif 
3. Sebagai dasar penetapan perencanaan bahan 
4. Sebagai pengawasan atas tujuan penggunaan bahan.

Dalam perkembangannya, perusahaan bergeser dari sifatnya yang statis


menjadi dinamis. Sifat ini ditandai dengan semakin banyaknya penggunaan
peralatan modern, hasil produksi yang semakin meningkat dan berkualitas,
pengembangan riset desain produk, dan selalu berupaya menyejajarkan dengan
kedinamisan masyarakat, sehingga dikembangkan suatu sistem yang dinamis.

2.3 TANTANGAN PRODUKTIFITAS
Dalam era kompetisi yang kian ketat saat ini, setiap organisasi bisnis dituntut
untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenangkan persaingan. Hal itu dapat
dilakukan dengan cara mengurangi pengeluaran, melakukan inovasi proses dan
produk, serta meningkatkan kualitas dan produktivitas. Keberhasilan perusahaan tidak
sepenuhnya bergantung pada manajer dan manajemen perusahaan, tetapi juga pada
tingkat keterlibatan karyawan terhadap aktivitas dan pencapaian tujuan perusahaan.
Sumber daya manusia yang potensial dan berkualitas merupakan modal dasar
organisasi yang akan mampu mengantarkan organisasi dalam mencapai tujuannya
dengan sukses (Bain,1982).
Upaya menjaga kelangsungan hidup suatu perusahaan di samping dilakukan
melalui strategi dan berbagai kebijaksanaan perusahaan dalam manajemen dan
operasional perusahaan, faktor sumber daya manusia juga merupakan hal yang paling
menentukan dalam meningkatkan efisiensi. Oleh karena itu, pegawai sebagai faktor
modal bagi perusahaan, juga perlu dikembangkan seiring dengan usaha meningkatkan
9

produktivitas dan efisiensi perusahaan harus mampu menemukan dan menerapkan


kiat-kiat dan strategi baru yang mantap dalam menjalankan usahanya guna
mempertahankan eksistensi dan keberadaannya agar tidak tenggelam dalam
persaingan yang semakin ketat., dengan terus menerus melakukan penelitian
(Walpole,1997)
Perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak hanya ditentukan oleh bentuk
susunan atau struktur perusahaan yang lengkap, melainkan juga dipengaruhi oleh
faktor penempatan individu dalam posisi yang tepat sesuai dengan kemampuan dan
keahlian yang dimilikinya (the right man on the right place), yang mana di antara semua
individu tersebut merupakan suatu bentuk mitra kerja yang dapat menentukan berhasil
atau tidaknya suatu aktivitas dalam perusahaan tersebut.
Dalam setiap organisasi, baik yang profit oriented maupun tidak, manusia
sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat berperan dalam mencapai
tujuan organisasi yang efisien dan efektif. Efisien dan efektifnya suatu organisasi sangat
tergantung pada baik buruknya pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi
tersebut, mengingat sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang vital
dalam organisasi. Maka dari itu sumber daya manusia perlu mendapat perhatian agar
dapat dimanfaatkan secara optimal. Usaha untuk mencapai tujuan perusahaan dapat
diwujudkan melalui peningkatan produktivitas kerja. 
Produktivitas yang tinggi akan menciptakan efisiensi dalam kegiatan operasional
perusahaan, yang mana tingkat produktivitas itu sendiri sangat dipengaruhi oleh kinerja
pegawai perusahaan tersebut (Riggs,1982), namun kenyataan menunjukkan bahwa
sumber daya manusia sebagai faktor produksi, yang merupakan modal atau input,
masih perlu ditingkatkan lebih baik lagi, sehingga mampu mengantisipasi segala
tantangan dan kendala dalam persaingan, yang mana upaya peningkatan dan
pengembangan kemampuan sumber daya manusia tersebut dapat dilakukan melalui
pembinaan, pengarahan dan pelatihan yang dilakukan secara berkesinambungan.
Proses pembuatan barang dan jasa memerlukan transformasi sumber daya
menjadi barang dan jasa. Semakin efisien kita melakukan perubahan ini, kita menjadi
semakin produktif dan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dihasilkan
10

menjadi lebih tinggi. Produktivitas (productivity) adalah perbandingan antara output


(barang dan jasa) dibagi dengan input (sumber daya, seperti tenaga kerja dan modal).
Tugas manajer operasi meningkatkan perbandingan antara output dan input ini.
Meningkatkan produktivitas berarti meningkatkan efisiensi. Peningkatan produktivitas
dapat dicapai dengan dua cara: pengurangan input saat output konstan, atau
sebaliknya, peningkatan output di saat input konstan. Keduanya mencerminkan
peningkatan produktivitas. Dari segi ekonomi, input adalah tenaga kerja, modal, dan
manajemen, yang diintegrasikan dalam suatu sistem produksi. Manajemen
menciptakan sistem produksi yang menghasilkan proses transformasi dan input
menjadi output. 

2.3.1     PENGUKURAN PRODUKTIFITAS
Pengukuran produktivitas dapat dilakukan secara sederhana. Produktivitas
faktor tunggal menggambarkan perbandingan satu sumber daya (input) terhadap
barang dan jasa yang dihasilkan (output). Produktivitas multifaktor menggambarkan
perbandingan banyak atau seluruh sumber daya (input) terhadap barang dan jasa yang
dihasilkan (output).

2.3.2     VARIABEL PRODUKTIFITAS
Peningkatan produktivitas bergantung pada tiga variabel produktivitas
(productivity variable):
1. Tenaga kerja, berkontribusi sekitar 10% dari peningkatan tahunan. 
2. Modal, berkontribusi sekitar 38% dari peningkatan tahunan. 
3.  Manajernen, berkontribusi sekitar 52% dari peningkatan tahunan.
11

Tiga faktor ini sangat penting dalam memperbaiki produktivitas. Mereka mewakili
cakupan yang lebih luas di mana manajer bisa mengambil tindakan untuk memperbaiki
produktivitas.
1. Tenaga kerja 
Peningkatan kontribusi tenaga kerja pada produktivitas disebabkan tenaga kerja
yang lebih sehat, lebih berpendidikan, dan bergizi baik. Peningkatan ini dapat juga
dikaitkan pada pendeknya hari kerja. Sejarahnya, sekitar 10% peningkatan
produktivitas tahunan dikaitkan dengan adanva peningkatan kualitas tenaga kerja. Tiga
variabel pokok yang dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja adalah:

1.       Pendidikan dasar yang sesuai bagi tenaga kerja yang efektif.


2.       Pengetatan angka tenaga kerja.
3.       Biaya sosial yang membuat tenaga kerja tersedia, seperti transportasi dan
sanitasi.

Di negara berkembang, tantangan keempat bagi manajemen adalah


mempertahankan dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja di tengah perubahan
teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat cepat. Mengatasi rendahnya kualitas
tenaga kerja, pada saat negara lain mempunyai tenaga kerja yang lebih baik
merupakan tantangan yang berat. Mungkin perbaikan tidak hanya dilakukan melalui
Peningkatan kemampuan tenaga kerja, tetapi juga melalui unsur kelima, tenaga kerja
dengan komitmen yang lebih kuat. Pelatihan, motivasi, pembentukan tim, dan strategi
sumber dava manusia, juga perbaikan pendidikan, dan teknik lain yang dapat
meningkatkan produktivitas pekerja, sama seperti pendidikan yang lebih baik boleh jadi
merupakan salah satu cara meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Peningkatan
produktivitas sangat mungkin terjadi, walaupun hal tersebut sulit dan mahal.

2.   Modal 
12

Manusia merupakan makhluk hidup yang mempergunakan alat. Investasi modal


merupakan salah satu alat tersebut. Inflasi dan pajak meningkatkan modal, membuat
investasi menjadi mahal.
Saat modal yang diinvestasikan per pekerja menurun, produktivitas juga menurun.
Menggunakan lebih banyak tenaga kerja dari pada modal dapat mengurangi tingkat. 
Pengangguran jangka pendek, namun membuat ekonomi menjadi tidak
produktif dan mendorong upah minimum pekerja menjadi lebih rendah pada jangka
panjang. Investasi modal sering merupakan kebutuhan, tetapi lebih sering tidak cukup
untuk meningkatkan produktivitas. Pertukaran antara modal dan tenaga kerja selalu
berubah. Semakin tinggi tingkat suku bunga semakin banyak proyek yang
membutuhkan modal besar "tersingkir" karena tingkat pengembalian investasi semakin
kecil.  Manajer menyesuaikan rencana investasi dengan perubahan modal.

3.   Manajemen 
Manajemen merupakan faktor produksi dan sumber daya ekonomi. Manajemen
bertanggung jawab untuk memastikan tenaga kerja dan modal digunakan secara efektif
untuk meningkatkan produktivitas. Manajemen bertanggung jawab pada lebih dari
separuh peningkatan produktivitas tahunan. Termasuk di dalamnya, peningkatan yang
didapatkan melalui penerapan teknologi dan penggunaan ilmu pengetahuan.
Penerapan teknologi dan ilmu pengetahuan memerlukan pelatihan dan pendidikan.
Pendidikan akan selalu menjadi hal yang penting, yang menghabiskan biaya besar
pada masyarakat maju Masyarakat pasca industri adalah masyarakat berbasis
teknologi yang membutuhkan pelatihan pendidikan, dan pengetahuan. Karena itu juga,
mereka disebut sebagai masyarakat yang terdidik.
Masyarakat terdidik (knowledge society) adalah masyarakat dengan tenaga
kerja yang telah berpindah, dari pekerjaan kasar ke pekerjaan yang berbasis teknologi
dan informasi, yang tentunya memerlukan pendidikan dan pengetahuan. Manajer
operasi yang efektif, membangun tenaga kerja dan organisasi yang membutuhkan
pendidikan dan pengetahuan. Mereka memastikan bahwa teknologi, pendidikan dan
pengetahuan digunakan secara efektif
13

Penggunaan modal yang lebih efektif, sebagai lawan dari investasi modal
tambahan, juga penting. Manajer, sebagai orang yang mempercepat proses
produktivitas, bertanggung jawab dalam mengadakan perbaikan pada produktivitas
modal dengan kendala yang ada. Produktivitas pada masyarakat terdidik membutuhkan
manajer yang terbiasa dengan teknologi dan ilmu manajemen.
Tantangan produktivitas sangat berat. Sebuah Negara tidak akan bisa menjadi
pesaing kelas dunia dengan input kelas dua seperti tenaga kerja yang kurang terdidik,
modal yang tidak cukup dan teknologi yang usang. Produktivitas yang tinggi dan
kualitas output yang tinggi, membutuhkan input yang juga berkualitas tinggi.

2.3.3     PRODUKTIFITAS & SEKTOR JASA


Sektor jasa mempunyai tantangan khusus dalam proses pengukuran
produktivitas secara akurat dalam peningkatan produktivitas. Kerangka analisis
tradisional dari teori ekonomi hanya berlandaskan pada aktivitas penghasil barang.
Karenanya, banyak data ekonomi yang dipublikasikan berkaitan dengan produksi
barang. Bagaimanapun hasil penelitian menunjukkan meskipun ekonomi jasa
sementara ini meningkat, kita mempunyai pertumbuhan produktivitas yang lebih lambat.

Produktivitas di sektor jasa terbukti sulit untuk ditingkatkan karena pekerjaan di


sektor jasa:

1. Biasanya membutuhkan tenaga kerja secara banyak (contoh: konseling, mengajar).


2. Biasanya diproses secara individu (contoh: konseling investasi).
3. Sering merupakan tugas intelektual yang dilakukan oleh seorang profesional (contoh
: diagnosa kesehatan).
4. Sering sulit untuk dimekanisasi dan diotomatisasi (contoh: potong rambut).
5. Kualitasnya sulit untuk dievaluasi (contoh : kinerja perusahaan konsultan hukum).
14

Semakin intelektual dan pribadi suatu pekerjaan, maka semakin sulit pula
mencapai peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas yang rendah dalam
sektor jasa dikaitkan dengan peningkatan aktivitas yang rendah produktivitasnya dalam
sektor jasa. Termasuk di dalamnya aktivitas yang sebelumnya bukan merupakan
bagian dari bisnis, seperti tempat penitipan anak, penyiapan makanan, pembersihan
rumah, dan jasa binatu. Kegiatan ini telah dipindahkan keluar dari rumah dan masuk ke
dalam ekonomi sejalan dengan semakin bertambahnya wanita yang terjun di dunia
kerja. Aktivitas ini berdampak pada produktivitas rendah yang terukur pada sektor jasa,
walaupun sesungguhnya produktivitas meningkat, karena aktivitas ini sekarang lebih
efisien dari sebelumnya.
Bagaimanapun, terlepas dari kesulitan meningkatkan produktivitas di sektor jasa,
sejumlah perbaikan telah dilakukan. Sebuah artikel baru-baru ini di Harvard Business
Review menekankan konsep bahwa manajer dapat memperbaiki produktivitas di sektor
jasa. Si penulis menyatakan bahwa "alasan utama mengapa tingkat pertumbuhan
produktivitas terhenti di sektor jasa adalah manajemen". Dan mereka terkejut akan apa
yang terjadi saat manajemen memberikan perhatian pada cara kerja yang seharusnya.
Walaupun bukti-bukti menunjukkan bahwa semua negara industri mempunyai masalah
yang sama dengan produktivitas di sektor jasa, Amerika Serikat tetap menjadi
pemimpin

dunia dari segi produktivitas dan produkrivitas bidang jasa. Pada bidang eceran,
produktivitas Amerika Serikat lebih baik dua kali lipat dibandingkan produktivitas
Jepang, di mana hukum melindungi pemilik.

2.4 DAUR HIDUP PRODUK


2.4.1     PENGERTIAN SIKLUS HIDUP PRODUK
Pada prinsipnya, Hampir setiap produk di dunia ini mengalami Siklus Hidup
Produk.Namun jangka waktu siklus hidup produk pada setiap produk tersebut berbeda-
beda, ada yang cepat hilang, ada juga yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang
relatif lama. Apalagi pada produk-produk yang berorientasi pada Teknologi seperti pada
15

produk-produk Elektronika (Ponsel, Komputer, Televisi), Siklus Hidup suatu produk


akan semakin terasa. Mungkin banyak diantara kita yang kurang memperhatikannya,
namun itulah yang sering terjadi di kehidupan kita.
Oleh karena itu, mengerti dan memahami konsep Siklus Hidup Produk atau
Product Life Cycle ini merupakan suatu hal yang penting bagi setiap produsen untuk
memproduksi dan memasarkan produknya. Pada dasarnya, Siklus Hidup Produk
adalah tahapan-tahapan proses perjalanan hidup suatu produk mulai dari
diperkenalkannya kepada pasar (market) hingga pada akhirnya hilang dari pasaran.
Untuk memperpanjang umur hidup suatu produk, produsen harus bekerja keras
melakukan berbagai strategi agar produknya dapat bertahan lebih lama lagi di pasar
(market).

2.4.2     TAHAPAN – TAHAPAN SIKLUS PRODUK


Pada umumnya, Siklus Hidup Produk atau Product Life Cycle memiliki 4
Tahapan yaitu Perkenalan (Introduction), Perkembangan (Growth), Kedewasaan
(Maturity), Penurunan (Decline). Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai
keempat tahapan Siklus Hidup Produk beberapa strategi umum yang digunakan
produsen dalam memasarkan produknya berdasarkan Fase atau Tahap Siklusnya.

1. Tahap Perkenalan(Introduction)
Tahapan Perkenalan adalah tahapan pertama dalam siklus hidup produk dimana
produsen memperkenalkan produk barunya kepada pasar atau masyarakat umum.
Beberapa ciri-ciri pada Tahap Perkenalan ini diantaranya adalah :

 Produk baru diluncurkan ke Pasar (Market)


 Omset penjualan yang masih rendah
 Kapasitas produksi masih rendah
 Biaya per unit yang masih tinggi
 Cash Flow Negatif
16

 Distributor berkemungkinan enggan untuk mengambil produk yang masih belum


terbukti Kualitasnya.
 Diperlukannya promosi secara besar-besaran dalam rangka memperkenalkan
produknya (biaya promosi yang tinggi)

Strategi yang sering digunakan dalamTahap Perkenalan (Introduction) :


 Mendorong Adopsi pelanggan
 Mengeluarkan Biaya yang besar dalam promosi untuk menciptakan
kesadaran pada produk dan juga untuk memberitahukan produk barunya
kepada masyarakat
 Menggunakan strategi Harga Peluncuran (skimming) atau Harga Penetrasi
(Penetration)
 Distribusi yang terfokus (pada wilayah yang terbatas)

2. Tahap Perkembangan (Growth)


Tahap Perkembangan (Growth) adalah tahap dimana produk yang diperkenalkan
tersebut sudah dikenal dan diterima oleh konsumen. Beberapa ciri-ciri pada tahap
Perkembangan ini adalah :

 Memperluas pasar
 Omset penjualan yang naik signifikan
 Meningkatnya kapasitas produksi
 Produk mulai diterima oleh pasar
 Cash Flow mulai berubah menjadi Positif
17

 Pasar semakin berkembang, laba juga akan meningkat, namun pesaing-


pesaing baru akan mulai bermunculan
 Biaya per unit akan turun ke skala yang ekonomis

3. Tahap Kedewasaan (Maturity)


Peningkatan Omset penjualan yang mulai melambat, bersaing dengan ketat dan
berjuang dalam merebut pangsa pasar dengan pesaing-pesaingnya.

 §   Kapasitas produksi yang tinggi


 §   Memiliki laba yang besar bagi mereka yang dapat memimpin pasar
 §   Cash Flow akan berada dalam kondisi Positif yang kuat
 §   Pesaing yang lemah dan kalah bersaing akan mulai keluar dari pasar
 §   Harga Produk mulai turun

Strategi yang sering dilakukan dalam Tahap Kedewasaan


 Memperbaiki dan memodifikasi Produk dan memperbanyak pilihan
(model, warna, bau, rasa, estetika)
 Meninggalkan varian produk yang tidak kuat di pasar.
 Kapasitas Produksi pada kondisi yang rasional
 Menerapkan harga yang lebih bersaing
 Menggunakan Iklan yang persuasif, mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan produknya.
 Menarik pengguna-pengguna baru
 Distribusi yang intensif
 Memasuki Segmen pasar yang baru
 Repositioning

4. Tahap Penurunan (Decline)


Padatahap penurunan, penjualan dan keuntungan akan semakin menurun dan
jika tidak melakukan strategi yang tepat, produk yang ditawarkan mungkin akan hilang
dari pasar (market). Ciri-ciri Tahap Penurunan adalah sebagai berikut :
18

 Laba menurun secara signifikan dan Cash flow akan melemah


 Pasar menjadi Jenuh
 Akan banyak Pesaing-pesaing yang keluar dari pasar
 Kapasitas produksi akan menurun

Strategi yang sering digunakan pada tahap penurunan adalah sebagai berikut :
 Melakukan promosi untuk mempertahankan Pelanggan yang setia
 Mempersempit saluran distribusi
 Menurunkan harga uang menjaga daya saingnya

2.4.3     STRATEGI PERPANJANGAN HIDUP PRODUK


Untuk mempanjang umur produk, strategi-strategi yang sering dilakukan oleh
produsen agar memperlambat produknya memasuki tahap penurunan diantaranya
sebagai berikut :
 Periklanan, Mencoba untuk menambah pengguna baru dan berusaha
mengingatkan pengguna lama.
 Menurun Harga, Berusaha untuk menarik pelanggan baru.
 Penambahan Nilai (Adding Value), Menambahkan fitur baru pada produk saat ini
(contohnya menambahkan fitur Wifi pada Kamera).
 Menjelajahi pasar-pasar baru, Mencoba menjual produk keluar negeri.
 Memperbarui kemasan, Menggantikan kemasan pada produk dengan warna yang
lebih cerah dan segar.

2.5  LOKASI DISTRIBUSI PABRIK


Sehubungan dengan masalah permilihan lokasi pabrik, sebenarnya akan
terdapat sekian banyak factor yang akan mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik.
Secara teoritis seluruh factor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik dapat
dipisahkan menjadi dua jenis yaitu :

2.5.1     FAKTOR PERTIMBANGAN PEMILIHAN LOKASI


19

1. Faktor Utama
Yang dimaksud dengan faktor utama dalam kontek ini adalah faktor-faktor yang
pasti diperlukan oleh semua jenis industri.

Adapun yang termasuk dalam faktor utama adalah:


a) Kedekatan dengan Lokasi Sumber Bahan Baku
b) Kedekatan dengan Lokasi Pasar Produk Perusahaan
c) Ketersediaan Fasilitas Transportasi
d) Ketersediaan Tenaga Kerja
e) Ketersediaan Pembangkit Tenaga

2.     Bukan Faktor Utama


Yang dimaksud dengan faktor bukan utama dalam pemilihan lokasi pabrik
adalah faktor-faktor yang sangat diperlukan untuk suatu jenis industri tertentu,
namun belum tentu diperlukan oleh jenis industri yang lain. Beberapa faktor yang
termasuk dalam faktor bukan utama antara lain:
a) Rencana masa depan pabrik
b) Kemungkinan perluasan perusahaan
c) Kemungkinan perluasan kota
d) Fasilitas pelayanan mesin dan peralatan produksi
e) Fasilitas pembelanjaan perusahaan
f) Terdapat Persediaan air
g) Perumahan dan fasilitas-fasilitas lain
h) Biaya tanah dan gedung
i) Peraturan pemerintah daerah setempat
j) Sikap masyarakat setempat
k) Iklim
l) Keadaan tanah
m) Keadaan lingkungan
20

2.5.2     CARA / METODE PENENTUAN LOKASI


1.     Kualitatif
Dalam penggunaan metode ini, semua faktor yang mempengaruhi pemilihan
lokasi pabrik, baik itu faktor utama maupun faktor bukan utama, diberi
penilaian sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing alternatif lokasi.

2. Kuantitatif
Pada pendekatan ini dilakukan analisis biaya tetap dan biaya variabel untuk
masing-masing alternatif lokasi untuk menciptakan hubungan antara biaya
dan volume kegiatan/produksi.

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Manajemen operasional adalah merupakan proses pengambilan keputusan
tentang penggunaan sumber daya dari kegiatan produksi dalam rangka menghasilkan
barang atau jasa sehingga mencapai sasaran yaitu tepat waktu, tepat jumlah, tepat
mutu, dengan alokasi biaya yang efisien dan efektif.
Faktor Tantangan Produktifitas : Pengukuran Produktifitas, Variabel Produktifitas,
Produktifitas & Sektor Jasa.
21

Daur Hidup produk terdapat 4 tahap yaitu : Perkenalan, Perkembangan, Pendewasaan


dan Decline (Penurunan) dan penurunan sendiri dapat diatasi dengan beberapa cara
yaitu menggunakan iklan, Penurunan harga, dll

3.2. SARAN
       Setelah mengetahui kegiatan produksi dalam suatu perusahaan, maka penulis
menyarankan dan mengajak kepada pembaca agar dalam menjalankan suatu produksi
harus tahu terlebih dahulu terhadap penentuan standart suatu produksi sehingga
barang yang di produksi bisa di awasi dalam kegiatannya.

DAFTAR PUSTAKA

T. Hani Handoko, Dasar-Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi, BFE Yogyakata,


1984.
Jay Heyzer dan Barry Render, Manajemen Operasi, Salemba Empat, Jakarta, 2005
Assauri, Sofjan, “Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi 2004”, Lembaga
Penerbit FE-UI, Jakarta, 2004
http://kuliah-manajemen.blogspot.co.id/2009/11/manajemen-perasional.html
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/lokasi-perusahaan
http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-siklus-hidup-produk-product-life-cycle/
22

http://ariferari.blogspot.co.id/2015/02/makalah-manajemen-operasional.html
http://www.kembar.pro/2015/11/pengertian-ruang-lingkup-fungsi-manajemen-
operasional.html
http://manajemenoperasilt3d.blogspot.co.id/2010/01/manajemen-operasi-kelompok2-
arya-ce-es.html

http://www.pendidikanekonomi.com/2012/07/fungsi-manajemen-operasi.html

Anda mungkin juga menyukai