Anda di halaman 1dari 30

RANGKUMAN MATA KULIAH PERENCANAAN BISNIS USAHA KREATIF

“PERENCANAAN PRODUKSI (OPERASI) BARANG/JASA”


Kode Mata Kuliah: EKM 475M (B4)
Dosen Pengampu: Dr. Gede Suparna, S.E., M.S.

Disusun Oleh Kelompok 5:

Ni Made Dwi Putri Larasati (2207521241/25)


Ni Nyoman Tri Purnama Dewi (2207521254/28)
Ni Made Widya Listyarini (2207521260/31)

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga akhirnya kami dapat
menyelesaikan Rangkuman Mata Kuliah ini tepat pada waktunya, yang berjudul “Perencanaan
Produksi (Operasi) Barang/Jasa”.
Rangkuman Mata Kuliah yang membahas tentang Perencanaan Produksi (Operasi)
Barang/Jasa ini kami buat untuk memenuhi penugasan pada mata kuliah Perencanaan Bisnis
Usaha Kreatif. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Gede Suparna, S.E., M.S. selaku
dosen pengampu kami pada mata kuliah Perencanaan Bisnis Usaha Kreatif atas segala
bimbingannya.
Kami menyadari bahwa Rangkuman Mata Kuliah ini tidak akan selesai tanpa bantuan
dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam merampungkan Rangkuman Mata Kuliah ini.
Kami menyadari bahwa Rangkuman Mata Kuliah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan kritikan serta saran dari pembaca yang bersifat membangun demi
kesempurnaan Rangkuman Mata Kuliah ini.

Denpasar, 12 April 2024


Penulis

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Pembahasan .......................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 Perencanaan Lokasi dan Tata Letak ................................................................................. 3
2.1.1 Pentingnya Lokasi yang Strategis.............................................................................. 3
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Lokasi .............................................. 4
2.1.3 Pentingnya Desain Tata Letak ................................................................................... 6
2.1.4 Jenis-jenis Tata Letak ................................................................................................ 8
2.2 Prakiraan Waktu dan Siklus Produksi ............................................................................ 12
2.2.1 Prakiraan Waktu Produksi ....................................................................................... 12
2.2.2 Siklus Produksi ........................................................................................................ 15
2.3 Perumusan Standar Mutu Produk dan Bahan ................................................................. 18
2.4 Perumusan SOP dan Fungsi Kontrol Produksi............................................................... 20
2.4.1 Perumusan SOP ....................................................................................................... 20
2.4.2 Perumusan Fungsi Kontrol Produksi ....................................................................... 22
BAB III.................................................................................................................................... 26
PENUTUP............................................................................................................................... 26
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 27

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam memproduksi barang dan jasa kita harus punya ide-ide yang kreatif dan kita
harus mengedepankan pelayanan terhadap konsumen. Sektor layanan ekonomi juga akan
terus mendapatkan perhatian karena sektor ini menjadi bagian yang lebih besar dari
keseluruhan ekonomi. Produktifitas layanan dan manufaktur melalui internet sudah
menyebarluas ke seluruh dunia. Karena mayoritas lulusan masa depan kemungkinan besar
akan mencari pekerjaan dalam sektor jasa. Dan penting juga untuk memahami konsep
manajemen operasi terbaru untuk sektor ini. Sebagian besar dari kita telah dikondisikan
untuk memikirkan manajemen operasi dalam sektor manufaktur. Manajemen operasi
bertanggungjawab untuk menempatkan dan menyediakan fasilitas-fasilitas guna membuat
pelanggan senang.
Dalam melakukan suatu proses produksi kita harus menggunakan faktor-faktor
produksi (tanah, tenaga kerja, modal, kewirausahaan, dan pengetahuan). Apabila dari 5
faktor tersebut tidak ada maka, proses produksi yang akan dilakukan tidak akan berjalan
lancar. Karena hal tersebut merupakan cara untuk mencapai objektif-hasil (barang, jasa,
dan ide).
Tujuan utama dari manufaktur dan manajemen operasi adalah untuk menyediakan
produk dan jasa berkualitas tinggi secara instan sebagai respon terhadap permintaan
pelanggan karena suatu kualitas itu berperngaruh terhadap kepuasan pelanggan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, adapun rumusan masalah dari
Rangkuman Mata Kuliah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan lokasi dan tata letak?
2. Bagaimana prakiraan waktu dan siklus produksi?
3. Bagaimana perumusan standar mutu produk dan bahan?
4. Bagaimana perumusan SOP dan fungsi kontrol produksi?

1
1.3 Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan yang telah dipaparkan, Adapun tujuan pembahasan dari
Rangkuman Mata Kuliah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perencanaan lokasi dan tata letak.
2. Untuk mengetahui prakiraan waktu dan siklus produksi.
3. Untuk mengetahui perumusan standar mutu produk dan bahan.
4. Untuk mengetahui perumusan SOP dan fungsi kontrol produksi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Lokasi dan Tata Letak


2.1.1 Pentingnya Lokasi yang Strategis
Salah satu keputusan yang paling penting yang dibuat oleh perusahaan adalah
dimana mereka akan menempatkan kegiatan operasional mereka, maka keputusan
yang harus diambil selanjutnya oleh manajer operasional adalah strategi lokasi.
Lokasi yang strategis adalah wilayah penempatan operasi produksi sebuah
perusahaan yang dapat memberikan keuntungan maksimal terhadap perusahaan
tersebut, karena tujuan strategi lokasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan
lokasi bagi perusahaan.
Keputusan yang paling penting yang perlu dibuat oleh perusahaan adalah
dimana mereka harus menempatkan operasi mereka. Aspek Internasional keputusan
ini adalah sebuah indikasi bahwa keputusan lokasi bersifat global. Lokasi sangat
mempengaruhi biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Lokasi sangat
mempengaruhi risiko dan keuntungan perusahaan secara keseluruhan. Sebagai
contoh, biaya transportasi saja bisa mencapai 25% harga jual produk (tergantung
kepada produk dan tipe produksi atau jasa yang diberikan). Hal ini berarti bahwa
seperempat total pendapatan perusahaan mungkin dibutuhkan hanya untuk menutup
biaya pengangkutan bahan mentah yang masuk dan produk jadi yang keluar dari
perusahaan. Biaya lain yang dapat dipengaruhi oleh lokasi antara lain adalah pajak,
upah, biaya bahan mentah, dan sewa.
Lokasi sepenuhnya memiliki kekuatan untuk membuat (atau menghancurkan)
strategi bisnis sebuah perusahaan. Kerja keras yang dilakukan manajemen untuk
menetapkan lokasi fasilitas yang optimal merupakan investasi yang baik. Keputusan
lokasi sering bergantung pada tipe bisnis. Untuk keputusan lokasi industri, strategi
yang digunakan biasanya adalah strategi untuk meminimalkan biaya, sedangkan
untuk bisnis eceran dan jasa professional, strategi yang digunakan terfokus pada
memaksimalkan pendapatan.
Sejumlah perusahaan di dunia melakukannya mengingat lokasi untuk
operasional sangat mempengaruhi biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel.
Lokasi sangat mempengaruhi resiko dan keuntungan perusahaan secara keseluruhan.

3
Tujuan strategi lokasi adalah untuk memaksimumkan keuntungan lokasi perusahaan.
Pilihan-pilihan yang ada dalam lokasi meliputi:
1. Tidak pindah, tetapi meluaskan fasilitas yang ada
2. Mempertahankan lokasi yang sekarang, selagi menambah fasilitas lain di tempat
lain
3. Menutup fasilitas yang ada dan pindah ke lokasi lain
Pada umumnya keputusan lokasi merupakan keputusan jangka panjang, susah
sekali untuk direvisi, mempunyai efek pada biaya tetap maupun variabel seperti
biaya transportasi, pajak, upah, sewa dan lain-lain. Dengan kata lain tujuan strategi
lokasi adalah mamaksimumkan manfaat lokasi bagi perusahaan.
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Lokasi
Memilih lokasi menjadi semakin rumit dengan adanya globalisasi tempat kerja,
yang terjadi karena adanya pembangunan:
• Ekonomi pasar
• Komunikasi internasional yang lebih baik
• Perjalanan dan pengiriman yang lebih cepat dan dapat diandalkan
• Kemudahan perpindahan arus modal antar negara
• Diferensiasi biaya tenaga kerja yang tinggi
Selain globalisasi, masih ada sejumlah faktor lain yang mempengaruhi
keputusan lokasi. Diantaranya, produktivitas tenaga kerja, valuta asing dan
perubahan sikap terhadap industri,serikat kerja, penetapan zona, polusi, pajak, dan
sebagainya. Berikut beberapa yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi:
1. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk menjadi salah satu indikator besarnya potensi
keberhasilan dan kesuksesan sebuah bisnis pada suatu pasar usaha yang. Namun
hal tersebut belum menjadi ukuran final dalam penentu kesuksesan sebuah
bisnis.
2. Penghasilan
Jika kepadatan penduduk tidak linear dengan daya beli masyarakatnya, maka
berarti lokasi itu tidak tepat sebagai tempat/pusat perbelanjaan. Karena itu, perlu
dicermati bagaimana penghasilan penduduk di suatu trade area tertentu. Apakah
lingkungan dekat menyukai jika mereka ditawarkan produk dari usaha franchise
atau pusat perbelanjaan yang kita miliki.

4
3. Jumlah Usaha
Adakalanya, lokasi yang dipilih merupakan shopping centre atau sentra
perdagangan. Banyaknya usaha pada suatu lokasi juga dapat mempengaruhi
bisnis yang akan di tetapkan. Bergantung kepada tipe bisnis seperti apa yang
berada pada area tersebut.
4. Tempat
Ada beberapa tipe tempat dapat dijadikan pilihan untuk suatu usaha atau bisnis.
Tempat-tempat tersebut seperti mal (shopping mall), sentra usaha, perumahan,
pinggir jalan, dan sebagainya. Kebanyakan suatu usaha memiliki tempat
tersendiri dalam penempatan lokasinya. Contohnya saja Circle-K yang lebih
cocok berada di kawasan perumahan daripada ditempat kawasan industri.
5. Jumlah Traffic
Banyaknya aktifitas kendaraan atau orang-orang yang berada pada suatu lokasi
juga mempengaruhi suatu usaha. Banyaknya aktifitas-aktifitas tersebut
membuktikan bahwa lokasi tersebut sering dilalui banyak yang melewati tempat
tersebut. Kemudian akses lokasi juga perlu diperhatikan sehingga memudahkan
orang-orang untuk memasuki area usaha itu.
6. Pusat Keramaian
Sama dengan poin sebelumnya, jika lokasi berada di bagian mal misalnya Mall
Depok Town Square, kebanyakan pusat lalu lalang yang terbaik adalah di outlet-
outlet makanan. Kadang-kadang, di seberang jalan mal juga menjadi tempat
yang di penuhi orang lalu lalang dan biasanya harga sewanya juga lebih murah.
Bisa juga lokasinya di rumah sakit, kampus atau di pusat-pusat orang datang.
7. Akses Karyawan
Jarak usaha dengan akses usaha juga perlu diperhatikan. Apabila usaha yang
jarak tempuhnya sangat jauh dari tempat tinggal karyawan akan menjadi kontra
produktif buat seorang karyawan. Karena itu, lokasi sebaiknya terbilang cukup
dekat terutama bagi karyawan utama.
8. Zona
Jika lokasi yang dipilih bukan daerah perdagangan semacam shopping mall atau
tidak cocok dengan usaha, sebaiknya tidak dipaksakan. Contohnya saja zona
industri dibangun sebuah usaha carefour. Hal seperti ini dapat mengurangi.

5
9. Kompetisi
Pertimbangan mengenai tingkat kompetisi usaha juga perlu. Jika di lokasi
tersebut sudah jenuh dengan usaha yang menawarkan produk sejenis, bisa jadi
lokasi itu menjadi tidak strategis untuk ditetapkan sebagai lokasi bisnis atau
usaha.
10. Appearance
Keamanan, kredibilatas, harga sewa, kenyamanan, serta keamanan suatu lokasi
juga dapa tmempengaruhi suatu usaha. Kondisi lingkungan sekitar bisnis juga
perlu diperhatikan. Jika lokasi tersebut memenuhi kriteria itu, maka
memungkinkan penempatan lokasi usaha. Hal ini juga memungkinkan usaha
yang dijalankan dapat menarik dan menjaring pasar di daerah sekitar. Karena
dalam suatu kasus tertentu, dengan lokasi usaha yang memenuhi kriteria ini
dibutuhkan oleh pasar lain. Contohnya saja, suatu mall dapat menarik pasar real
estate untuk melakukan pembangunan di sekitarnya.
Di samping kriteria di atas, berikut kriteria demografik lainnya dalam memilih
lokasi paling startegis dalam penempatan suatu usaha. Diantara lain adalah:
• Usia penduduk yang menjadi target pasar kita.
• Jumlah kepala keluarga, baik penduduk yang bekerja kantoran ataupun jumlah
penduduk yang berpendidikan.
• Rata-rata income dari setiap keluarga maupun individu pada suatu lokasi, karena
presentasenya akan mempengaruhi kategori jumlah konsumen potensial suatu
usaha.
• Jumlah penduduk, baik pria maupun wanita. Jumlah tersebut akan
mempengaruhi target persentase pasar usaha.
2.1.3 Pentingnya Desain Tata Letak
Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik ialah mengatur area kerja
dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk beroperasi produksi aman
dan nyaman sehingga akan dapat menaikkan moral kerja dan performance dari
operator. Lebih spesifik lagi tata letak yang baik akan dapat memberikan
keuntungan-keuntungan dalam sistem produksi, yaitu antara lain sebagai berikut:

6
1. Menaikkan Output Produksi
Suatu tata letak yang baik akan memberikan keluaran (output) yang lebih besar
atau lebih sedikit, man hours yang lebih kecil, dan mengurangi jam kerja mesin
(machine hours).
2. Mengurangi Waktu Tunggu (Delay)
Mengatur keseimbangan antara waktu operasi produksi dan beban dari masing-
masing departemen atau mesin adalah bagian kerja dari mereka yang
bertanggung jawab terhadap desain tata letak pabrik. Pengaturan tata letak yang
terkoordinir dan terencana baik akan dapat mengurangi waktu tunggu (delay)
yang berlebihan.
3. Mengurangi Proses Pemindahan Bahan (Material Handling)
Proses perencanaan dan perancangan tata letak pabrik akan lebih menekankan
desainnya pada usaha-usaha memindahkan aktivitas-aktivitas pemindahan
bahan pada saat proses produksi berlangsung.
4. Penghematan Penggunaan Areal untuk Produksi, Gudang, dan Service
Jalan lintas, material yang menumpuk, jarak antara mesin-mesin yang
berlebihan, dan lain-lain semuanya akan menambah area yang dibutuhkan untuk
pabrik. Suatu perencanaan tata letak yang optimal akan mencoba mengatasi
segala masalah pemborosan pemakaian ruangan ini dan berusaha untuk
mengkoreksinya.
5. Pendayaguna yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, dan
fasilitas produksi lainnya
Faktor-faktor pemanfaatan mesin, tenaga kerja, dan lain-lain adalah erat
kaitannya dengan biaya produksi.
Suatu tata letak yang terencana baik akan banyak membantu pendayagunaan
elemen-elemen produksi secara lebih efektif dan lebih efisien sebagai berikutnya:
1. Mengurangi Inventory in Process
Sistem produksi pada dasarnya menghendaki sedapat mungkin bahan baku
untuk berpindah dari suatu operasi langsung ke operasi berikutnya secepat-
cepatnya dan berusaha mengurangi bertumpuknya bahan setengah jadi
(material inprocess). Problem ini terutama bisa dilaksanakan dengan
mengurangi waktu tunggu (delay) dan bahan yang menunggu untuk segera
diproses.

7
2. Proses Manufacturing yang Lebih Singkat
Dengan memperpendek jarak antara operasi satu dengan operasi berikutnya dan
mengurangi bahan yang menunggu serta storage yang tidak diperlukan maka
waktu yang diperlukan dari bahan baku untuk berpindah dari satu tempat ke
tempat yang lain dalam pabrik dapat diperpendek sehingga secara total waktu
produksi akan dapat pula diperpendek.
3. Mengurangi Resiko bagi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Perencanaan tata letak pabrik adalah juga ditujukan untuk membuat suasana
kerja yang nyaman dan aman bagi mereka yang bekerja di dalamnya. Hal-hal
yang bisa dianggap membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari
operator haruslah dihindari.
4. Memperbaiki Moral dan Kepuasan Kerja
Pada dasarnya orang menginginkan untuk bekerja dalam suatu pabrik yang
segala sesuatunya diatur secara tertib, rapi, dan baik. Penerangan yang cukup,
sirkulasi yang enak, dan lain-lain akan menciptakan suasana lingkungan kerja
yang menyenangkan sehingga moral dan kepuasan kerja akan dapat lebih
ditingkatkan. Hasil positif dari kondisi ini tentu saja berupa performance kerja
yang lebih baik dan menjurus kearah peningkatan produktivitas kerja.
5. Mempermudah Aktivitas Supervise
Tata letak pabrik yang terencana baik akan dapat mempermudah aktivitas
supervise. Dengan meletakkan kantor atau ruangan d iatas, maka seorang
supervisor akan dapat dengan mudah mengamati segala aktivitas yang sedang
berlangsung di area kerja yang berada dibawah pengawasan dan tanggung
jawabnya.
6. Mengurangi Kemacetan dan Kesimpang Siuran
Material yang menunggu, gerakan pemindahan yang tidak perlu, serta
banyaknya perpotongan (intersection) dari lintas yang ada akan menyebabkan
kesimpang siuran yang akhirnya akan membawa ke arah kemacetan.
2.1.4 Jenis-jenis Tata Letak
1. Tata Letak Posisi Tetap
Tipe tata letak ini digunakan dalam perusahaan manufaktur dan jasa dengan
lokasi yang tetap, sementara karyawan dan pelaratan di datangkan ke lokasi
tersebut. Tata letak posisi tetap digunakan apabila produk yang dihasilkan sulit
di bawah, seperti gedung, lokomotif, dan bendungan.

8
2. Tata Letak yang Berorientasi Proses
Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat
menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara
tradisional untuk mendukung sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letak ini
paling efisien di saat produk yang memiliki persyaratan berbeda, atau di saat
penanganan pelanggan, pasien atau klien dengan kebutuhan yang berbeda. Tata
letak yang berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi volume rendah
dengan variasi tinggi. Dalam perancangan tata-letak berorientasi proses, taktik
yang paling umum adalah mendekatkan departemen-departemen yang
mempunyai interaksi tinggi sehingga meminimumkan biaya penanganan
material.
3. Tata Letak Kantor
Adalah cara mengelompokkan pekerja, perlengkapan pekerja, dan ruang dengan
mempertimbangkan kenyamanan, keamanan, dan pergerakan informasi. Hal
yang membedakan antar layout kantor dan pabrik adalah pada kepentingan
informasi. Tata letak dan fungsi kantor terus berubah akibat perubahan
teknologi. Walaupun begitu, analisis tata letak kantor masih memerlukan
pendekatan berbasis tugas, korespondensi lewat kertas, kontrak, dokumen
hukum, dokumen klien, naskah cetak, gambar, dan desain masih memegang
peranan besar di banyak kantor. Cara penyelesaian layout kantor adalah
menggunakan analisa diagram hubungan (relationshipchart). Diagram yang
disiapkan untuk sebuah kantor desainer produk menyatakan kepala bidang
pemasaran haruslah: (1) dekat dengan wilayah desainer, (2) kurang dekat
dengan sekretaris pusat, (3) tidak dekat sama sekali dengan ruang fotokopi atau
departemen keuangan. Pada layout ini ada dua kecenderungan yang perlu
diperhatikan.
a) Pertama, teknologi seperti telepon seluler, pager, fax, internet, laptop PDA
menyebabkan layout perkantoran menjadi makin fleksibel dengan
memindahkan informasi secara elektronik.
b) Kedua, perusahaan modern menciptakan kebutuhan dinamis akan ruang dan
jasa.
4. Tata Letak Toko Retail (Enceran)
Merupakan sebuah pendekatan yang berkaitan dengan aliran pengalokasian
ruang dan merespon pada perilaku konsumen. Layout ini didasarkan pada ide

9
bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi kepada produk yang menarik
perhatian konsumen. Sehingga banyak manajer ritel mencoba untuk
mempertontonkan produk kepada konsumen sebanyak mungkin. Penelitian
membuktikan bahwa semakin besar produk terlihat oleh konsumen maka
penjualan akan semakin tinggi dan tingkat pengembalian investasi semakin
tinggi. Untuk itu manajer operasional perusahaan ritel dapat melakukan
pengubahan pengaturan toko secara keseluruhan atau alokasi tempat bagi
beragam produk dalam toko. Ada lima ide yang dapat dimanfaatkan dalam
pengaturan toko yaitu:
1. Tempatkan barang-barang yang sering dibeli di sekitar batas luar toko.
2. Gunakan lokasi yang strategis untuk produk yang menarik dan mempunyai
nilai keuntungan besar seperti kosmetika, acsesories.
3. Distribusikan “produk kuat” yaitu yang menjadi alasan utama para
pengunjung berbelanja, pada kedua sisi lorong dan letakkan secara tersebar
untuk bisa dilihat lebih banyak konsumen.
4. Gunakan lokasi ujung lorong karena memiliki tingkat pertontonan yang
tinggi.
5. Sampaikan misi toko dengan memilih posisi yang menjadi penghentian
pertama bagi konsumen.
5. Tata Letak Pergudangan dan Penyimpanan
Storage atau warehouse atau inventory adalah gudang penyimpanan untuk
tempat menyimpan material baik bahan baku, barang setengah jadi maupun
barang jadi yang siap dikirim ke pelanggan. Sebagian besar material disimpan
di gudang di lokasi tertentu sampai material tadi diperlukan dalam proses
produksi. Bentuk gudang tergantung ukuran dan kuantitas komponen dalam
persediaan dan karakter sistem penanganan bahan dari produk atau kontainer
yang digunakan.
Fungsi inventory:
a) Memisahkan berbagai material untuk proses produksi
b) Menyediakan material untuk pilihan pelanggan
c) Mengambil keuntungan diskon
d) Menjaga pengaruh inflasi
Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik
optimal antara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan

10
luas ruang dalam gedung. Sebagai konsekuansinya adalah memaksimalkan
penggunaan sumber daya (ruang) dalam gudang, yaitu memanfaatkan kapasitas
secara penuh dengan biaya perawatan material rendah. Biaya penanganan bahan
adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan tranfortasi material masuk,
penyimpanan, dan transformasi bahan keluar untuk dimasukkan dalam gudang.
Biaya-biaya ini meliputi peralatan, orang, bahan, biaya pengawasan, asuransi,
dan penyusutan. Tata letak gudang yang efektif juga meminimalkan kerusakan
material dalam gudang. Intinya gudang diharapkan berfungsi untuk
memaksimalkan penggunaan sumber daya dan memaksimalkan pelayanaan
terhadap pelanggan dengan sumber yang terbatas.
6. Tata Letak yang Berorientasi Produk
Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di sekeliling produk atau
keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan bervariasi rendah.
Produksi yang berulang dan kontinu, menggunakan tata letak produk. Asumsi
yang digunakan adalah:
a) Volume yang ada mencukupi untuk utilisasi peralatan yang tinggi.
b) Permintaan produk cukup stabil untuk memberikan kepastian akan
penanaman modal yang besar untuk peralatan khusus.
c) Produk distandarisasi atau mendekati sebuah fase dalam siklus hidupnya,
yang memberikan penilaian adanya penanaman modal pada peralatan
khusus.
d) Pasokan bahan baku dan komponen mencukupi dan mempunyai kualitas
yang seragam (cukup terstandarisasi) untuk memastikan bahwa mereka dapat
dikerjakan dengan peralatan khusus tersebut.
Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini pabrikasi
dan perakitan. Lini pabrikasi (fabrication line) membuat komponen seperti ban
mobil dan komponen logam sebuah kulkas pada beberapa mesin. Lini perakitan
(assembly line) meletakan komponen yang dipabrikasi secara bersamaan pada
sekumpulan stasiun kerja. Kedua lini ini merupakan proses yang berulang, dan
dalam kedua kasus, lini ini harus “seimbang”, yaitu waktu yang dihabiskan
untuk mengerjakan suatu pekerjaan harus sama atau seimbang dengan waktu
yang dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan pada mesin berikutnya pada lini
pabrikasi, sebagaimana waktu yang dihabiskan pada satu stasiun kerja oleh
seoarang pekerja di lini perakitan harus “seimbang” dengan waktu yang

11
dihabiskan pada stasiun kerja berikutnya yang dikerjakan oleh pekerja
berikutnya.
7. Tata Letak Sel Kerja
Suatu sel kerja (work cell) mengorganisasi ulang manusia dan mesin yang
biasanya tersebar dalam berbagai departemen menjadi suatu kelompok sehingga
semuanya dapat dipusatkan guna menghasilkan suatu produk tunggal atau
sekelompok produk terkait. Penataan kerja selular dipergunakan tatkala volume
memungkinkan penataan khusus bagi mesin dan perlengkapan. Sel-sel kerja ini
dikonfigurasi ulang sewaktu rancang produk mengalami perubahan atau
volumennya mengalami fluktuasi.

2.2 Prakiraan Waktu dan Siklus Produksi


2.2.1 Prakiraan Waktu Produksi
Prakiraan atau peramalan (Forecasting) adalah metode yang digunakan untuk
melakukan perencanaan secara efektif dan efisien. Metode Forecasting biasa
digunakan untuk merencanakan kapasitas produksi, budgeting, sampai pengadaan
barang dan jasa untuk operasional bisnis. Metode peramalan merupakan cara yang
terpat untuk mengatasi anomali permintaan konsumen di musim-musim tertentu.
Tanpa forecasting, perusahaan akan sulit berkembang karena kapasitas produksinya
tidak pernah sesuai dengan permintaan konsumen di lapangan. Hasil peramalan lalu
digunakan perusahaan untuk merencanakan aktivitas produksi atau operasional
perusahaan. Data-data metode forecasting digunakan agar produksi saat
menjalankan bisnis lebih efektif. Lalu pengertian dari prakiraan waktu produksi
mengacu pada estimasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses
produksi suatu produk atau jasa. Estimasi ini dibuat berdasarkan beberapa faktor,
seperti kompleksitas produk, kapasitas produksi, ketersediaan bahan baku, tenaga
kerja, dan permintaan pasar.
A. Macam-macam Prakiraan Waktu Produksi
1. Peramalan jangka pendek; meliputi jangka waktu kurang dari tiga bulan sampai
dengan satu tahun. Ditujukan untuk merencanakan pembelian bahan baku,
jadwal kerja, tenaga kerja, dan tingkat produksi.
2. Peramalan jangka menengah; meliputi jangka waktu bulanan sampai dengan
tiga tahun. Ditujukan untuk merencanakan penjualan, anggaran produksi,
analisis variasi rencana operasional dan kas.

12
3. Peramalan jangka panjang; meliputi jangka waktu tiga tahun atau lebih.
Ditujukan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal,
pengembangan lokasi atau fasilitas, serta penelitian dan pengembangan
(research and development).
B. Fungsi atau Manfaat Prakiraan Waktu Produksi
a. Mengefisienkan penggunaan sumber daya jika jadwal produksi kurang baik
maka tingkat penggunaan kapasitas mesin dan masukan akan kurang efisien.
Kapasitas dapat menghadapi gejala pengangguran sumber daya, termasuk
sumber daya manusia. Pengolahan akan mengalami. Gangguan ketidak
lancaran, bahkan dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan. Hal tersebut
akan mengakibatkan naiknya biaya produksi, dan pada akhirnya akan
mempengaruhi daya saing perusahaan.
b. Mengefektifkan penggunaan sumber daya, jadwal yang baik menyebabkan
penyediaan sumber daya, termasuk kapasitas produksi yang sesuai dengan
kebutuhan pengolahan. Pada hakikatnya, kondisi serba selaras dan seimbang itu
akan mendukung tercapainya efisiensi dalam proses produksi. Pada gilirannya
nanti, kondisi tersebut akan menekan biaya pengerjaan sehingga akan
menurunkan biaya produksi, dan akhirnya akan meningkatkan daya saing
perusahaan.
C. Tujuan Prakiraan Waktu Produksi
a. Meningkatkan penggunaan sumber daya atau mengurangi waktu tunggunya,
sehingga total waktu proses dapat berkurang dan produktivitas dapat meningkat.
b. Mengurangi persediaan barang setengah jadi atau mengurangi sejumlah
pekerjaan yang menunggu dalam antrian ketika sumber daya yang ada masih
mengerjakan tugas lain. Teori baker mengatakan bahwa jika aliran kerja suatu
jadwal konstan maka antrian yang mengurangi ratarata waktu alir akan
mengurangi rata-rata persediaan barang setengah jadi.
c. Mengurangi beberapa kelambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas
waktu, untuk meminimalkan penalti cost (biaya kelambatan).
d. Membantu pengambilan keputusan perencnaan kapasitas pabrik dan jenis
kapasitas yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya yang mahal dapat
dihindarkan.
D. Faktor-faktor Pertimbangan Prakiraan Waktu Produksi
Dalam melakukan prakiraan atau peramalan, kita harus mempertimbangkan

13
beberapa faktor yang pada umumnya merupakan kendala atau membatasinya.
Faktor-faktor itu antara lain:
a. Kapasitas sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana yang dimiliki suatu lembaga atau perusahaan biasanya
memiliki kapasitas terbatas. Oleh karena itu kita harus mengalokasikan
kapasitas yang tersedia ini untuk pekerjaan-pekerjaan yang ada, jangan sampai
berebut.
b. Permintaan
Permintaan atau kebutuhan konsumen merupakan faktor yang tidak dapat
dikuasai oleh perusahaan, karena datangnya dari konsumen maka sesuai dengan
kemauan konsumen itu sendiri. Perusahaan sukar untuk mengaturnya, Ini harus
kita penuhi selama perusahaan mampu melakukannya.
c. Bahan baku/pembantu
Bahan baku dan bahan pembantu merupakan kebutuhan perusahaan untuk
melaksanakan pembuatan barang atau jasa yang akan diberikan kepada
konsumen. Kalau penyediaan bahan baku dan bahan pembantunya terbatas
maka kita juga akan terbatas dalam memberikan pelayanan kepada konsumen
dan terbatas pula schedule yang kita buat.
d. Kapasitas sumber daya manusia
Sumber daya manusia atau tenaga kerja biasanya juga merupakan pembatas,
terutama tenaga ahli. Tenaga ahli sulit ditambah jumlahnya, padahal kapasitas
kerja mereka terbatas.
e. Ketentuan teknis
Ketentuan teknis adalah prosedur dan syarat-syarat pembuatan barang secara
teknis. Ketentuan ini tidak dapat diabaikan, Harus diikuti agar pembuatan
barang dapat dilaksanakan dengan baik. Misalnya untuk mencetak buku konsep
dan layout halamannya harus dibuat dengan benar.
f. Hari kerja
Hari kerja yang kita miliki terbatas, dalam setahun tidak sepenuhnya ada 365
hari kerja, karena ada hari minggu, hari libur dan hari-hari yang tidak
sepenuhnya dapat bekerja 100%, misalnya karena ada upacara, pemilu dan
sebagainya. Dalam membuat schedule harus mempertimbangkan ini, kalau
perlu dibuat kalender produksi, yang hanya memuat hari-hari kerja saja.

14
g. Adanya order kilat dan order khusus
Kadang-kadang kita sering menerima order kilat dan order khusus yang harus
didahulukan dari order biasa. Order kilat biasanya diterima perusahaan dengan
tarif yang lebih mahal, sedang order khusus adalah order yang harus diutamakan
untuk mengatasi keadaan darurat, misalnya kebutuhan rumah sakit, Keamanan,
dan sebagainya.
h. Adanya kendala biaya
Kendala biaya antara lain menyangkut tersedianya dana atau anggaran yang
digunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan, kenaikan biaya produksi dan
sebagainya.
2.2.2 Siklus Produksi
A. Pengertian Siklus Produksi
Siklus Produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data
terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk dan terjadi secara
terus-menerus (Ninda Agustya, 2015), sementara menurut (Romney, 2015) siklus
produksi adalah berulang kegiatan bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait
yang berhubungan dengan pembuatan produk.
Dalam praktiknya Sistem Informasi Akuntansi yang baik dapat membantu
menyediakan informasi terkait biaya yang diperlukan dan estimasi waktu kerja yang
tepat untuk kemudian dijadikan pertimbangan untuk perusahaan dalam mengambil
keputusan untuk perencanaan produk yang dihasilkan, Sistem Informasi Akuntansi
juga dapat memberikan informasi tentang harga produk, penyerapan dan alokasi
sumber daya yang dibutuhkan dan merencanakan serta mengendalikan biaya
produksi serta evaluasi kinerja terhadap produktivitas yang dihasilkan.
B. Tahapan Pada Siklus Produksi
Menurut Romney dan Steinbart (2015), tahapan dalam siklus produksi dibagi
ke dalam empat (4) bagian besar yaitu
1. Desain Produk
Desain produk merupakan tahap awal, pada tahap ini biasanya perusahaan
melakukan perencanaan terkait bahan baku yang akan digunakan untuk
membuat produk serta berapa jumlah yang dibutuhkan untuk produk yang akan
dibuat. Lalu, dilanjutkan dengan metode atau cara untuk membuat produk, pada
tahap ini perusahaan membuat daftar dan urutan proses produksi yang harus
dilakukan untuk membuat produk, pada tahap ini juga perusahaan melakukan

15
pertimbangan tentang kebutuhan pasar serta harga dan kualitas yang akan
diterima oleh pasar.
2. Perencanaan
Produksi Perencanaan produksi merupakan tahap selanjutnya dari empat Siklus
Produksi, pada tahap ini bagian Departemen Produksi dalam perusahaan akan
melihat informasi mengenai sales forecast, sales order dan jumlah barang jadi
yang ada di dalam gudang. Dari informasi tersebut kemudian departemen akan
membuat penjadwalan produksi dan membuat order produksi.
3. Operasi Produksi
Operasi Produksi merupakan tahap ketiga dan melanjutkan tahap perencanaan,
dalam tahap ini Departemen Produksi akan melakukan proses produksi setelah
mendapat informasi mengenai order produksi. Pada tahap ini aktivitas yang
dilakukan akan selalu berbeda pada setiap perusahaan, perbedaan ini sangat
dipengaruhi oleh jenis barang yang akan diproduksi serta tingkatan TI yang
digunakan oleh perusahaan. Pada dasarnya, semakin canggih TI yang digunakan
oleh perusahaan maka dapat mengurangi waktu serta biaya yang dikeluarkan
untuk proses produksi. Metode perencanaan produksi yang dapat digunakan
perusahaan adalah sebagai berikut:
- Manufacturing Resource Planning (MRP-II)
Manufacturing Resource Planning atau yang disingkat MRP merupakan
sebuah metode perencanaan dimana perusahaan akan melakukan proses
produksi sesuai dengan perhitungan yang telah dilakukan oleh pihak
manajemen. Penerapan metode ini bertujuan untuk menyeimbangkan daya
tampung produksi dengan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi estimasi
permintaan penjualan. Sistem ini disebut juga dengan push manufacturing.
- Lean Manufacturing (produksi ramping)
Lean manufacturing merupakan sebuah metode perencanaan produksi
dimana perusahaan hanya memproduksi barang setelah konsumen
melakukan pemesanan. Penerapan metode ini bertujuan agar persediaan
bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi dapat diminimalisasi.
Metode ini sering juga disebut dengan metode pull-manufacturing.
4. Akuntansi Biaya
Tahap terakhir dalam Siklus Produksi adalah Akuntansi Biaya, Akuntansi Biaya
adalah salah satu bidang akuntansi yang digunakan untuk proses pelacakan,

16
pencatatan, dan analisa terhadap biaya biaya yang berhubungan dengan aktivitas
suatu organisasi dalam menghasilkan barang atau jasa. Adapun tujuan dari
Akuntansi Biaya adalah:
- Sebagai penyedia informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan
pengevaluasian operasi produksi
- Sebagai informasi biaya mengenai produk yang akan digunakan dalam
penetapan harga
C. Fungsi Siklus Produksi
Mulyadi (2005) menyatakan bahwa fungsi terkait siklus produksi terdiri dari
lima fungsi:
1. Fungsi Penjualan
Untuk perusahaan yang menggunakan metode lean manufacturing, fungsi
penjualan memiliki tanggung jawab untuk menerima pesanan dari pelanggan
dan meneruskannya. Namun, jika perusahaan menggunakan sistem MRP dalam
proses bisnisnya maka fungsi penjualan bertugas melayani pesanan pelanggan
berdasarkan persediaan barang jadi.
2. Fungsi Produksi
Fungsi ini memiliki tanggung jawab memerintahkan karyawan untuk
melakukan produksi dalam rangka pemenuhan permintaan produk dari
pelanggan.
3. Fungsi Perencanaan dan Pengawasan Produksi
Fungsi ini memiliki tanggung jawab untuk melakukan perencanaan untuk proses
produksi meliputi kebutuhan bahan baku dan alat yang dibutuhkan dalam
melakukan produksi serta melakukan pengawasan atas proses produksi yang
dilakukan, memastikan bahwa proses produksi berjalan dengan lancar.
4. Fungsi Gudang
Fungsi ini memiliki tanggung jawab atas penyimpanan bahan baku serta alat
yang dibutuhkan dalam melakukan proses produksi serta menerima permintaan
bahan baku yang dibutuhkan selama proses produksi berlangsung.
5. Fungsi Akuntansi Biaya
Fungsi ini memiliki tanggung jawab untuk melakukan pencatatan atas segala
sumber daya yang terkait dengan proses produksi seperti pencatatan biaya
tenaga kerja, pencatatan biaya alat dan bahan baku, dan biaya overhead yang
dikeluarkan.

17
D. Prosedur Siklus Produksi
Menurut Mulyadi (2001), jaringan prosedur yang membentuk sistem produksi,
yaitu:
1. Prosedur Pesanan Produksi
Dalam prosedur ini dilakukan koordinasi pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi dengan dikeluarkannya. Dokumen Surat Pesanan Produksi oleh
fungsi produksi berdasarkan pesanan dari pelanggan yang diterima fungsi
penjualan.
2. Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang
Prosedur ini digunakan oleh fungsi produksi untuk meminta bahan baku dari
fungsi gudang. Namun jika perusahaan tidak memiliki fungsi gudang bagi
persediaan maka dilakukan prosedur permintaan pembelian bahan baku.
3. Prosedur Pencatatan Jam Kerja dan Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Pencatatan jam kerja terdapat pada kartu jam kerja, pencatatan jam kerja dan
biaya tenaga kerja langsung didasarkan pada daftar kegiatan produksi yang
dikeluarkan departemen produksi. Pada umumnya daftar kegiatan produksi ini
berisi kegiatan yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah produk seperti
yang tercantum dalam surat pesanan produksi, yang meliputi urutan proses
pengolahan mesin yang digunakan, dan taksiran waktu kerja karyawan dan
mesin. Sehingga perusahaan dapat melakukan taksiran tenaga kerja dan bahan
baku yang dibutuhkan.
4. Prosedur Produk Selesai dan Pembebanan Biaya Overhead Pabrik
Pesanan produksi yang telah selesai dikerjakan perlu diserahkan dari fungsi
produksi ke fungsi gudang.

2.3 Perumusan Standar Mutu Produk dan Bahan


Standar Mutu adalah kesepakatan yang telah disepakati bersama oleh sekelompok
orang atau organisasi dan telah didokumentasikan yang terdiri dari spesifikasi teknis dan
kriteria akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk atau definisi tertentu untuk
menjamin kualitas suatu barang, produk, proses atau jasa sesuai dengan yang telah
dinyatakan dan disepakati. Tujuan penyusunan standar mutu adalah unuk memfasilitasi
perdagangan, pertukaran dan alih teknologi melalui:
a. Peningkatan mutu dan kesesuaian produksi pada tingkat harga yang layak.

18
b. Peningkatan kesehatan, keamanan dan perlindungan lingkungan dan pengurangan
limbah.
c. Kesesuaian dan keandalan inter-operasi yang lebih baik dari berbagai komponen
untuk menghasilkan barang maupun jasa yang lebih baik.
d. Penyederhanaan perancangan produk untuk peningkatan keandalan kegunaan barang
dan jasa.
e. Peningkatan efisiensi distribusi produk dan kemudahan pemeliharaannya.
Standar mutu merupakan kesepakatan atau konsensus bersama sehingga menjangkau
aspirasi semua pihak yang berkepentingan dan sekaligus bersifat mengikat. Menetapkan
standarisasi mutu harus mempertimbangkan pengalaman nasional dan kondisi masyarakat,
serta perlu didasari latar belakang pengetahuan lapangan yang luas. Standar mutu suatu
komoditas dari negara lain belum tentu sesuai diterapkan di Indonesia tanpa cukup
pengetahuan latar belakang tentang komoditas tersebut di Indonesia yaitu tentang sistem
produksi dan sistem pemasaran serta aspirasi berbagai pihak termasuk produsen, industri
dan konsumenya.
Memberikan jaminan kepada konsumen bahwa kualitas produk memang sesuai
dengan apa yang dijanjikan sehingga meningkatkan kepercayaan konsumen. Melindungi
konsumen dari produk yang kualitasnya rendah. Produk diakui kualitasnya secara
internasional sehingga bisa diperdagangkan lintas negara.
Adapun tujuan utama standar mutu, yaitu:
1. Tujuan Standar mutu adalah membantu menjembatani antara kepentingan konsumen
dengan kepentingan pelaku usaha/produsen. Karena dengan cara menetapkan standar
produk yang tepat, hal ini dapat memenuhi kepentingan dan mencerminkan apresiasi
dari kedua belah pihak.
2. Memperlancar transaksi arus barang dan jasa dalam perdagangan domestik maupun
internasional. Selain itu berguna untuk menghilangkan hambatan teknis dalam
perdagangan melalui harmonisasi standar.
3. Membantu mempercepat desiminasi sistem manajemen, teknologi dan inovasi.
4. Meningkatkan daya saing bisnis dengan fokus terhadap mutu, keamanan,
keselamatan, kesehatan dan pelestarian lingkungan.
5. Memfasilitasi penilaian dan pembuktian kesesuaian dan optimasi infrastruktur
standardisasi.
Standar Mutu yang diciptakan untuk memenuhi persyaratan standarisasi mutu disebut
mutu baku (standar quality). Selain itu standarisasi mutu juga dapat menunjang sistem

19
perdagangan, pengembangan ekonomi nasional, dan industrialisasi. Standarisasi penting
untuk dapat menilai dan menentukan kualitas dari suatu produk ataupun objek tertentu
Standar Mutu sangatlah penting, khususnya di era globalisasi seperti sekarang ini yang
menuntut produsen untuk jeli dalam membaca keinginan pasar dan harus menyesuaikan
kualitas produk yang dihasilkan agar memiliki daya saing yang sama dengan produk-
produk lain.
Dengan adanya standar yang jelas maka konsumen dapat terhindar dari kerugian yang
diakibatkan oleh kelalaian produsen karena produk yang dibeli harus disesuaikan dengan
standar yang telah ditetapkan sehingga dapat melindungan keamanan serta kenyamanan
konsumen.

2.4 Perumusan SOP dan Fungsi Kontrol Produksi


2.4.1 Perumusan SOP
A. Definisi Standard Operating Procedure (SOP)
Standard Operating Procedure (SOP), atau disebut juga sebagai “Prosedur”
adalah dokumen yang lebih jelas dan rinci untuk menjabarkan metode yang
digunakan dalam mengimplementasikan dan melaksanakan kebijakan dan aktivitas
produksi seperti yang ditetapkan dalam pedoman. Pada dasarnya, prosedur
merupakan instruksi tertulis sebagai pedoman dalam menyelesaikan sebuah tugas
rutin atau tugas yang berulang dengan cara yang efektif dan efisien, untuk
menghindari terjadinya variasi atau penyimpangan yang dapat mempengaruhi
kinerja organisasi secara keseluruhan. Oleh karena prosedur kerja yang dimaksud
bersifat tetap, rutin, dan tidak berubah-ubah, prosedur kerja tersebut dibakukan
menjadi dokumen tertulis yang disebut sebagai Standard Operating Procedure atau
disingkat SOP. Dokumen tertulis ini selanjutnya dijadikan standar bagi pelaksanaan
prosedur kerja tertentu tersebut.
Cara kerjanya berdasarkan indikator – indikator teknis, administratif dan
prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja
yang bersangkutan. Jadi SOP harus dilakukan secara berurutan untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan menjadi lancar terkoordinasi, tidak terjadi tumpang tindih atau
duplikasi, terbinanya hubungan kerja yang serasi, kejelasan wewenang dan tanggung
jawab setiap pegawai. Standar Operasinal Prosedur yang baik adalah prosedur yang
memiliki informasi dan langkah-langkahnya dapat dipahami secara akurat, sehingga
memfasilitasi terjadinya ketaatan terhadap lingkungan.

20
B. Fungsi dan Tujuan dari Standard Operating Procedure (SOP)
Adapun fungsi SOP itu sendiri yaitu:
a. Membentuk sistem kerja dan aliran kerja yang teratur, sistematis dan dapat
dipertanggungjawabkan
b. Menggambarkan bagaimana tujuan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan dan peraturan yang berlaku
c. Menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan kegiatan berlangsung
d. Sebagai sarana tata urutan dari pelaksanaan dan pengadministrasian pekerjaan
harian sebagaimana metode yang ditetapkan
e. Menjamin konsistensi dan proses kerja yang sistematik
f. Menetapkan hubungan timbal balik antar satuan kerja
Sedangkan adanya Standar Operating Procedure (SOP) dalam organisasi akan
memberikan tujuan sebagai berikut:
a. Mempertahankan konsistensi kerja karyawan
b. Mengetahui peran dan fungsi kerja pada setiap bagian
c. Memperjelas langkah-langkah tugas, wewenang dan tanggung jawab
d. Menghindari kesalahan administrasi
e. Menghindari kesalahan, keraguan, duplikasi dan ketidak efisiensian
C. Indikator Standard Operating Procedure (SOP)
a. Konsisten
Setiap perusahaan bagaimanapun bentuk dan apapun jenisnya, membutuhkan
sebuah panduan untuk menjalankan tugas dan fungsinya setiap unit perusahaan.
Standard Operating Procedure yang digunakan haruslah konsisten (tetap) agar
menjadi sebuah pedoman bagi pelaksanaannya.
b. Efektif
Efektif adalah pencapaian tujuan atau target yang telah ditetapkan dalam batas
waktu tertentu dalam mencapai hasil akhir yang diinginkan oleh suatu
perusahaan.
c. Efisiensi
Efisiensi yang di harapkan adanya SOP adalah kemampuan atau aktivitas untuk
meminimalisir kerugian atau pemborosan sumber daya dalam menghasilkan
atau melaksanakan suatu pekerjaan.
d. Sistematis
Sistematis adalah berpikir serta berbuat yang bersistem, yaitu berurutan, rustun,

21
serta tidak tumpang tindih.
e. Terkelola dengan baik
Standard Operating Procedure (SOP) dikendalikan dan dijalankan oleh
perusahaan dengan baik maksudnya memiliki dengan standar yang telah
ditetapkan.
2.4.2 Perumusan Fungsi Kontrol Produksi
A. Pengertian Kontrol Produksi
Kontrol produksi atau pengendalian produksi adalah suatu proses yang
dirancang untuk memastikan bahwa kegiatan produksi suatu organisasi berjalan
sesuai dengan rencana dan standar yang telah ditetapkan. Kontrol produksi perlu
dilakukan untuk mencapai efisiensi, konsistensi, serta efektivitas dalam proses
produksi, sehingga produk atau layanan yang dihasilkan memenuhi standar kualitas
yang diinginkan perusahaan dan sesuai permintaan konsumen.
B. Aspek Utama Kontrol Produksi
1. Perencanaan Produksi
Penetapan rencana produksi yang mencakup alokasi sumber daya, jadwal
produksi, dan target output.
2. Pemantauan Produksi
Memantau secara terus-menerus jalannya proses produksi untuk memastikan
bahwa semuanya berjalan sesuai dengan rencana.
3. Kendali Kualitas
Memastikan bahwa produk atau layanan yang dihasilkan memenuhi standar
kualitas yang telah ditetapkan.
4. Manajemen Persediaan
Memantau dan mengendalikan tingkat persediaan bahan baku, produk dalam
proses, dan produk jadi untuk menghindari kelebihan atau kekurangan stok.
5. Pengaturan Jadwal Produksi
Menyusun jadwal produksi yang efisien untuk memaksimalkan penggunaan
sumber daya dan menghindari waktu henti yang tidak diinginkan.
6. Manajemen Tenaga Kerja
Mengelola tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan produksi dan memastikan
keterampilan yang diperlukan telah tersedia.
7. Evaluasi Kinerja
Melakukan evaluasi secara berkala terhadap proses produksi untuk menilai

22
kinerja dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.
C. Tujuan Kontrol Produksi
1. Mencapai Efisiensi Produksi
Pengendalian produksi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam
penggunaan sumber daya, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan peralatan.
Dengan meminimalkan pemborosan dan mengoptimalkan penggunaan sumber
daya, perusahaan dapat mencapai produksi yang lebih efisien.
2. Mengendalikan Kualitas
Salah satu tujuan utama pengendalian produksi adalah memastikan bahwa
produk atau layanan yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang telah
ditetapkan. Hal ini melibatkan pemantauan dan pengendalian kualitas di setiap
tahap produksi untuk mencegah cacat dan memastikan kepuasan pelanggan.
3. Menjaga Kesesuaian dengan Rencana Produksi
Rencana produksi mengatur target output, jadwal, dan alokasi sumber daya.
Pengendalian produksi bertujuan untuk menjaga konsistensi dengan rencana
tersebut dan memastikan bahwa produksi berjalan sesuai dengan jadwal serta
target yang telah ditetapkan.
4. Optimasi Persediaan
Tujuan lain dari pengendalian produksi adalah untuk mengelola persediaan
dengan baik, termasuk menghindari adanya kelebihan atau kekurangan stok,
meminimalkan biaya penyimpanan, serta memastikan ketersediaan bahan baku
dan produk jadi sesuai kebutuhan.
5. Pengelolaan Biaya
Dengan mengoptimalkan proses produksi dan mengendalikan penggunaan
sumber daya, perusahaan dapat mengelola biaya produksi. Pengendalian
produksi membantu mengidentifikasi potensi pemborosan dan mengejar
efisiensi dalam pengeluaran.
6. Pengaturan Jadwal Produksi
Tujuan ini mencakup penyusunan jadwal produksi yang baik untuk memastikan
penggunaan sumber daya yang efisien, menghindari penundaan yang tidak
diinginkan, serta merespon perubahan permintaan atau kondisi pasar dengan
cepat.
7. Meningkatkan Fleksibilitas Produksi
Pengendalian produksi juga bertujuan untuk membuat sistem produksi lebih

23
fleksibel, memungkinkan perusahaan untuk merespon perubahan dalam
kebutuhan pasar, desain produk, atau perubahan kondisi lainnya.
8. Meningkatkan Produktivitas Tenaga Kerja
Pengendalian produksi juga bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tenaga
kerja dengan mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja, baik dalam hal
keterampilan maupun alokasi waktu.
D. Jenis-jenis Kontrol Produksi
Pengendalian produksi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Pengendalian Berdasarkan Pesanan
Merupakan pengendalian yang dilakukan untuk memastikan bahwa produk
yang dihasilkan sesuai dengan pesanan konsumen. Jenis pengendalian ini
biasanya digunakan oleh perusahaan yang memproduksi produk berdasarkan
pesanan, seperti perusahaan skala kecil dan menengah.
2. Pengendalian Berdasarkan Produk Standar
Merupakan pengendalian yang dilakukan untuk memastikan bahwa produk
yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. Jenis
pengendalian ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang memproduksi
produk standar, seperti perusahaan manufaktur massal.
E. Tahapan Kontrol Produksi
Secara umum, proses pengendalian produksi terdiri atas empat tahapan, yaitu
sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada tahap ini, perusahaan akan menentukan jenis produk yang akan diproduksi,
sasaran pasar, dan jumlah produk yang akan diproduksi. Perencanaan ini
dilakukan untuk memastikan bahwa perusahaan dapat memenuhi kebutuhan
konsumen dengan efisien dan efektif.
2. Routing
Pada tahap ini, perusahaan akan menentukan jalur produksi yang akan
digunakan untuk memproduksi produk. Routing dilakukan untuk memastikan
bahwa produk dapat diproduksi secara efisien dan dengan kualitas yang baik.
3. Scheduling
Pada tahap ini, perusahaan akan menentukan waktu pelaksanaan proses
produksi. Scheduling dilakukan untuk memastikan bahwa produk dapat selesai
diproduksi tepat waktu.

24
4. Dispatching
Pada tahap ini, perusahaan akan memberikan perintah kepada karyawan untuk
memulai proses produksi. Dispatching dilakukan untuk memastikan bahwa
proses produksi dapat dimulai secara tepat waktu.

25
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Salah satu keputusan yang paling penting yang dibuat oleh perusahaan adalah dimana
mereka akan menempatkan kegiatan operasional mereka, maka keputusan yang harus
diambil selanjutnya oleh manajer operasional adalah strategi lokasi. Selain itu suatu tata
letak yang terencana baik akan banyak membantu pendayagunaan elemen-elemen
produksi secara lebih efektif dan lebih efisien. Selain itu, standar mutu produk dan bahan
juga penting untuk diperhatikan. Standar mutu adalah kesepakatan yang telah disepakati
bersama oleh sekelompok orang atau organisasi dan telah didokumentasikan yang terdiri
dari spesifikasi teknis dan kriteria akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk atau
definisi tertentu untuk menjamin kualitas suatu barang, produk, proses atau jasa sesuai
dengan yang telah dinyatakan dan disepakati. Tujuan penyusunan standar mutu adalah
unuk memfasilitasi perdagangan, pertukaran dan alih teknologi. Dalam produksi, metode
forecasting biasa digunakan untuk merencanakan kapasitas produksi, budgeting, sampai
pengadaan barang dan jasa untuk operasional bisnis. Standard Operating Procedure
(SOP), atau disebut juga sebagai “Prosedur” adalah dokumen yang lebih jelas dan rinci
untuk menjabarkan metode yang digunakan dalam mengimplementasikan dan
melaksanakan kebijakan dan aktivitas produksi seperti yang ditetapkan dalam pedoman.

26
DAFTAR PUSTAKA

Arini T. Soemohadiwidjojo. (2014). Mudah Menyusun Standard Operating Procedure (SOP).


Perum Bukit Permai: Jakarta.
B. Romney, S. & Steinbart, P. J. (2015). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta Selatan: Salemba
Empat.
Heizer, Jay and Render Barry. (2015). Manajemen Operasi: Manajemen Keberlangsungan dan
Rantai Pasokan, edisi 11. Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga. Penerbit Salemba Empat:
Jakarta.
Ninda Agustya, S. C. (2015). Pengertian Siklus, Produksi dan Keuangan. Siklus Produksi Dan
Keuangan, 3.
wqa.co.id. (Maret 30, 2022). Standar Mutu – Pengertian Dan Manfaatnya. Bersumber dari
https://wqa.co.id/standar-mutu-pengertian-dan-manfaatnya/

27

Anda mungkin juga menyukai