Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANAJEMEN OPERASI

OLEH:
KELOMPOK 6

Ega Malinda Angeliza Siahaan 1907521110


Ni Kadek Sri Wahyuni 1907521111
Ronaldo Saiolo Ni Togu 1907521160
I Gusti Wisnu Nananjaya 1907521200

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


MANAJEMEN
UNIVERSITAS UDAYANA
2019/2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
rahmat-Nya, kami dari Kelompok 6 dapat menyusun makalah ini hingga selesai. Tidak lupa
juga, kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dosen Manajemen Operasi yaitu Bapak
Drs. Kastawan Mandala, MM serta teman-teman yang ikut membantu menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyusun makalah ini dengan harapan agar dapat menambah wawasan serta
pengetahuan bagi para pembaca mengenai materi yang ada dalam makalah ini. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun wawasan kami, kami meyakini terdapat beberapa
kekurangan dalam makalah kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran serta
kritik yang membangun dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik.

Jimbaran, 21 Februari 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................4

1.3 TUJUAN...........................................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

2.1 STRATEGI PROSES OPERASI................................................................................5

2.2 PEMILIHAN TEKNOLOGI.......................................................................................7

2.3 KONSEP KAPASITAS...............................................................................................9

2.4 PERENCANAAN KAPASITAS..............................................................................14

BAB III.....................................................................................................................................19

PENUTUP................................................................................................................................19

3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Di dalam manajemen operasional terdapat suatu strategi proses dimana merupakan


sebuah pendekatan dari organisasi untuk mengubah sumber daya menjadi barang dan jasa.
Tujuan dari strategi proses ini sendiri adalah untuk menciptakan sebuah proses yang bisa
menghasilkan produk yang memenuhi keinginan pelanggan yang sesuai dengan biaya dan
batasan manajerial lainnya. Selain itu, Teknologi telah menjadi suatu faktor dominan dalam
operasional. Pemilihan teknologi mempengaruhi seluruh aspek operasi-operasi lainnya,
termasuk produktifitas dan kualitas produk. Keputusan teknologi yang akan digunakan juga
mempengaruhi strategi perusahaan dengan keterikatannya pada proses, peralatan, fasilitas
dan prosedur yang akan dipilih. Dalam manajemen operasi terdapat juga Konsep Kapasitas,
dimana Kapasitas (capacity) dapat diartikan sebagai hasil produksi (throughtput), atau jumlah
unit yang dapat ditahan, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam suatu
periode waktu tertentu. Selain itu, terdapat juga Perencanaan Kapasitas yang merupakan
proses untuk menentukan kapasitas produksi yang diperlukan sebuah organisasi untuk
memenuhi permintaan yang terus berubah.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari pemaparan latar belakang tersebut, terdapat beberapa rumusan masalah yang
akan dibahas, yaitu:
1. Apa itu Strategi Proses Operasi?
2. Apa itu Pemilihan Teknologi?
3. Apa itu Konsep Kapasitas?
4. Apa itu Perencanaan Kapasitas?

1.3 TUJUAN
Tujuan dari adanya rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi dari Strategi Proses Operasi
2. Untuk mengetahui pengertian dari Pemilihan Teknologi
3. Untuk mengetahui tentang Konsep Kapasitas
4. Untuk mengetahui tentang Perencanaan Kapasitas

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 STRATEGI PROSES OPERASI

Sebuah strategi proses (process strategy) merupakan sebuah pendekatan dari


organisasi untuk mengubah sumber daya menjadi barang dan jasa. Tujuannya adalah untuk
menciptakan sebuah proses yang bisa menghasilkan produk yang memenuhi keinginan
pelanggan yang sesuai dengan biaya dan batasan manajerial lainnya. Proses yang dipilih akan
memiliki efek jangka panjang pada efisien dan fleksibilitas dari produksi selain juga biaya
dan mutu dari barang yang dihasilkan.

Hampir setiap barang dan jasa dibuat dengan menggunakan beberapa variasi dari satu
diantara empat strategi proses yaitu:

1.      Fokus Proses


Mayoritas produksi global ditunjukkan untuk membuat produk dengan volume kecil,
tinggi keragamannya dalam tempat yang disebut dengan “job shops”.(top kerja). Fasilitas
tersebut diorganisasikan di sekitar aktivitas-aktivitas atau proses-proses tertentu. Dalam
sebuah pabrik, proses yang ada mungkin berupa departemen yang menangani pengelasan,
penghalusan,dan pengecatan. Dalam sebuah kantor, proses ini bisa saja berupa utang,
penjualan, dan gaji.
Fasilitas ini memiliki biaya variabel yang tinggi, dengan penggunaan fasilitas yang rendah
sebesar 5%. Padahal, biasanya terdapat hubungan erat antara harga dan permintaan. Dengan
demikian, harga harus pada tingkat tepat untuk menciptakan produk untuk bersaing atau
memukul saingannya.

2.      Fokus yang Repetitif


Proses repetitif,seperti yang kita lihat dalam profil perusahaan Global mengenai
Harley-Davidson, menggunakan modul. Modul (modules) merupakan bagian atau komponen
yang dipersiapkan sebelumnya, sering kali dalam sebuah proses berfokus pada produk
(berkelanjutan).
Proses repetitif (repetitive process) merupakan lini perakitan klasik. Digunakan secara luas
hampir di seluruh perakitan mobil dan peralatan rumah tangga, memiliki banyak struktur dan
pada akhirnya kurangnya fleksibilitas dibandingkan dengan fasilitas berfokus pada proses.

5
3.      Fokus Produk
Proses dengan volume yang tinggi, variasi yang rendah adalah proses fokus produk
( product focused) fasilitas yang diatur di sekitar produk. Mereka juga disebut dengan proses
yang berkelanjutan karena mereka memiliki pengerjaan produksi yang sangat panjang dan
berkelanjutan. Contoh poduk seperti kaca, kertas, bohlam, dan keripik kentang dibuat melalui
sebuah proses yang berkelanjutan. Sifat khusus dari fasilitas memerlukan biaya tetap yang
tinggi dan variasi yang rendah, yang menyebabkan tingginya penggunaan fasilitas.

4.      Fokus Kustomisasi Massal


Kustomisasi massal merupakan produk barang dan jasa yang cepat dan berbiaya
rendah (low-cost) yang memenuhi keinginan pelanggan yang semakin berbeda. Akan tetapi,
kustomisasi massal bukan hanya tentang karagaman, tetapi juga mengenai membuat secara
tepat apa yang diinginkan pelanggan ketika pelanggan menginginkannya secara ekonomi.
Namun, untuk mencapai kustomisasi massal merupakan sebuah tantangan yang memerlukan
kemampuan operasional yang canggih. Membangun proses yang lincah yang secara cepat dan
murah menghasilkan produk-produk kustom memerlukan sebuah lini produk yang terbatas
dan desain modular. Hubungan antara penjualan, desain, rantai pasokan, dan logistik harus
kuat.
Masing-masing dari keempat proses memiliki karakteristik, kelebihan dan kekurangannya.
Hal itu terdapat di seluruh rangkaian proses, dan proses jika disesuaikan pada volume dan
variansi secara benar, dapat menghasilkan keunggulan biaya rendah.

6
2.2 PEMILIHAN TEKNOLOGI

Teknologi telah menjadi suatu faktor dominan dalam operasional. Kemajuan dari
teknologi juga mempunyai pengaruh yang besar dalam manajemen operasi. Sebagai manajer
operasi, kita dituntut tidak hanya menjadi “pemakai teknologi” tetapi lebih menjadi “manajer
teknologi”. Terdapat dua definisi umum dari teknologi. Definisi pertama yaitu Teknologi
adalah aplikasi ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah manusia. Pada
definisi pertama, cakupannya sangat luas dan terdiri dari hampir semua kegiatan manusia.
Sedangkan definisi kedua yaitu Teknologi merupakan sekumpulan proses, peralatan, metode,
prosedur dan perkakas yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa. pada definisi
kedua ini lebih mengandung arti teknologi proses dan bukan teknologi produk. Pemilihan
teknologi mempengaruhi seluruh aspek operasi-operasi lainnya, termasuk produktifitas dan
kualitas produk. Keputusan teknologi yang akan digunakan juga mempengaruhi strategi
perusahaan dengan keterikatannya pada proses, peralatan, fasilitas dan prosedur yang akan
dipilih. Jadi, pemilihan teknologi bukan merupakan keputusan yang tertutup, tetapi
mempengaruhi semua bagian operasi dan juga bisnis.
7
 Teknologi yang Tersedia
Seorang manajer tidak dapat memilih suatu teknologi tanpa adanya pemahaman
terhadap berbagai macam teknologi yang tersedia. Teknologi yang tersedia dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Teknologi pabrik.
Ada 3 tingkatan teknologi pabrik:
a. pertama adalah pekerjaan tangan (handmade) dimana manusia merupakan

sumber tenaga dan pengendali bagi alat-alat yang digunakan.


b. Tingkatan kedua adalah pekerjaan mesin (machine made), dimana mesin
menyediakan tenaga, tetapi manusia masih harus mengendalikan peralatan-
peralatan. Teknologi ini menghilangkan pekerjaan-pekerjaan manual tetapi
masih memerlukan manusia untuk mengendalikan mesin.
c. Tingkatan ketiga, dimana proses telah diotomatisasikan, mesin merupakan

sumber tenaga dan pengendali. Teknologi ini banyak digunakan dalam


industry-industri mobil. Perkembangan teknolgi ini juga ditandai dengan
dimulainya penggunaan robot-robot dalam industri-industri di Jepang dan
negara-negara maju lainnya.

2. Teknologi perkantoran.
Teknologi perkantoran telah berkembang pesat dengan diketemukannya
mesin-mesin ketik elektrik, mesin fotocopy elektronik dan mesin imla (dicta-
phones). Teknologi pengolahan kata yang dikomputerisasikan sekarang menjadi
semakin ekonomikal dan akan merubah secara drastic tata kerja perkantoran
dimasa mendatang.
3. Industri jasa.
Teknologi pelayanan atau penyediaan jasa juga semakin otomatik. Karena
industri jasa sekarang dipandang lebih sebagai aspek teknikal dari pada
humanistic. Maka hal ini tidak hanya dapat menghasilkan biaya-biaya yang lebih
rendah tetapi juga kualitas yang lebih seragam. 

 Dasar Pemilihan Teknologi


Pemilihan teknologi sering dipandang sebagai suatu masalah dalam
penganggaran modal (capital budgeting). Secara sederhana, pemilihan teknologi

8
dapat dilakukan dengan penghitungan Return on Investment (ROI) untuk masing-
masing alternative dan memilih salah satu alternative yang memiliki ROI terbesar.
Bagaimanapun juga, walaupun penghitungan ROI ini penting, tetapi hal ini hanya
merupakan suatu bagian proses pembuatan keputusan.
Bagian kedua adalah penyajian apakah teknologi baru sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan tenaga kerja dan lingkungan. Para manajer hendaknya
menyadari bahwa ROI bukan merupakan satu-satunya kriteria. Perhitungan ROI
sering tidak mencerminkan secara tepat pengaruh ekonomik perputaran personalia
dan peningkatan polusi yang ditimbulkan mesin-mesin yang mungkin kita perlukan
dalam keputusan pemilihan teknologi. Jadi, baik pengaruh kuantitatif maupun
kualitatif teknologi harus dipertimbangkan. Manajemen operasi sangat terlibat dalam
pemilihan teknologi karena teknologi yang digunakan akan mempengaruhi biaya,
kualitas, fleksibilitas, dan kendala operasi.

2.3 KONSEP KAPASITAS

a. Pengertian Kapasitas
Kapasitas (capacity) juga dapat diartikan sebagai hasil produksi (throughtphut), atau
jumlah unit yang dapat ditahan, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas
dalam suatu periode waktu tertentu. Keputusan kapasitas sering menetapkan kebutuhan akan
permodalan dan oleh karenanya terdapat biaya tetap yang besar jumlahnya. Kapasitas juga
menentukan apakah permintaan telah terpenuhi atau tidak atau apakah tempat fasilitas akan
menganggur atau tidak. Jika sebuah fasilitas berukuran terlalu besar, maka banyak tempat
yang tidak digunakan dan akan menambah biaya pada produksi yang ada. Apabila sebuah
fasilitas terlalu kecil, pelanggan dan mungkin seluruh pasar akan hilang. Sehingga
menentukan ukuran tempat fasilitas, bertujuan untuk mencapai level pemanfaatan yang tinggi
dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi, itu sangat penting.
Salah satu masalah sehubungan dengan konsep kapasitas adalah unit (satuan)
keluaran. Unit produksi adalah tidak homogeny oleh karena itu perusahaan penting untuk
mempertimbangkan konsep campuran produk ketika menyusun rencana untuk masa
mendatang, yaitu dengan merinci kapasitas masing-masing jenis dan ukuran produk secara
individual. Waktu juga menimbulkan masalah lain dalam konsep kapasitas dimana setiap
perusahaan akan berbeda-beda dalam menentukan berapa lama tingkat keluaran (output) yang
harus dicapai. Konsep “tingkat pengoperasian terbaik” perlu digunakan untuk mengatasi
masalah yang ada dalam setiap perusahaan.

9
Terdapat beberapa pengertian kapasitas menurut para ahli:
1. Berdasarkan pendapat Freddy Rangkuti (2005, p94):
Kapasitas adalah tingkat kemampuan berproduksi secara optimum dari sebuah
fasilitas biasanya dinyatakan sebagai jumlah output pada satu periode waktu tertentu.
Manajer Operasional memperhatikan kapasitas karena; pertama, mereka ingin mencukupi
kapasitas untuk memenuhi permintaan konsumen. Kedua, kapasitas mempengaruhi efisiensi
biaya operasi. Ketiga, kapasitas sangat bermanfaat mengetahui perencanaan output, biaya
pemeliharaan kapasitas, dan sangat menentukan dalam analisis kebutuhan investasi.
2. Berdasarkan pendapat Lalu Sumayang, (2003, p99):
Kapasitas adalah tingkat kemampuan produksi dari suatu fasilitas biasanya
dinyatakan dalam jumlah volume output per periode waktu. Peramalan permintaan
yang akan datang akan memberikan pertimbangan untuk merancang kapasitas.
3. Berdasarkan pendapat T. Hani Handoko, (1999, p297):
Kapasitas adalah suatu tingkat keluaran suatu kuantitas keluaran dalam periode
tertentu dan merupakan kuantitas keluaran tertinggi yang mungkin selama periode waktu itu.

Menurut T. Hani Handoko jenis Kapasitas dapat di bagi atas:


a. Design Capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu untuk mana pabrik
dirancang.
b. Rated Capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu  yang  menunjukan  bahwa
fasilitas secara teoritik mempunyai kemampuan memproduksinya.
c. Standard Capacity yaitu, tingkat keluaran per satuan waktu yang ditetapkan
sebagai sasaran pengoperasian bagi manajemen, supervisi, dam para operator mesin,
dapat digunakan sebagai dasar bagi penyusunan anggaran.
d. Actual / Operating Capacity, yaitu tingkat keluaran rata-rata per satuan waktu
selama periode-periode waktu yang telah lewat.
e. Peak Capacity, yaitu jumlah keluaran per satuan waktu (mungkin lebih rendah dari
pada rated, tetapi lebih besar daripada standar) yang dapat dicapai melalui
maksimisasi keluaran, dan akan mungkin dilakukan dengan kerja lembur, menambah
tenaga kerja, menghapuskan penundaan-penundaan, mengurangi jam istirahat, dan
sebagainya.

10
                   Kapasitas adalah kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam
waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam bentuk keluaran (output) per satuan waktu.

Pengertian kapasitas ini harus dilihat dari tiga perspektif, yaitu:


1. Kapasitas Desain: Menunjukkan output maksimum pada kondisi ideal dimana tidak
ada produk yang rusak atau cacat, hanya untuk  perawatan  yang rutin.
2. Kapasitas Efektif: Menunjukkan output maksimum pada tingkat operasi tertentu.
Pada umumnya kapasitas efektif lebih rendah dari pada kapasitas desain. Kapasitas
efektif sering kali lebih rendah daripada kapasitas desain karena fasilitas yang ada
mungkin telah didesain untuk versi produk sebelumnya atau bauran produk yang
berbeda daripada yang sekarang sedang diproduksi.
3. Kapasitas Aktual: Menunjukkan output nyata yang dapat dihasilkan oleh fasilitas
produksi. Kapasitas aktual sedapat mungkin harus diusahakan sama dengan kapasitas
efektif.

b. Desain dan Kapasitas yang Efektif

Kapasitas Desain (design capacity) merupakan output yang maksimum secara teori
pada suatu sistem dalam suatu periode waktu tertentu berdasarkan pada kondisi idealnya.
Biasanya dicerminkan sebagai tingkat, misalnya berton-ton baja yang dapat diproduksi per
minggu, per bulan, atau per tahun. Sebagian besar kapasitas mengoperasionalkan tempat
fasilitas mereka pada tingkat yang lebih rendah daripada desain kapasitas. Mereka melakukan
demikian karena mereka telah menemukan bahwa mereka dapat mengoperasionalkan secara
lebih efesien ketika sumber daya mereka tidak dipaksakan hingga batasnya. Sebagai contoh,
Ian Bistro memiliki meja set dengan 2 atau 4 kursi bagi total 270 tamu. Akan tetapi, meja
tersebut tidak pernah terisi hingga penuh. Beberapa meja hanya terisi 1 atau 3 tamu; meja
dapat digabungkan bersama untuk pesta bagi 6 sampai 8 tamu. Selalu terdapat kursi yang
tidak digunakan. Kapasitas desain adalah 270, tetapi kapasitas yang efektif sering kali
mendekati 220, yang mana hanya sekitar 80% dari desain kapasitas.

Kapasitas efektif (effective capacity) adalah kapasitas yang mana suatu perusahaan
mengharapkan untuk mencapai hambatan operasional yang tersedia saat ini. Kapasitas yang
efektif sering kali lebih rendah dari desain kapasitas karena tempat fasilitas mungkin telah
dirancang untuk versi produk yang terdahulu atau campuran produk yang berbeda daripada
yang saat ini sedang di produksi.

11
Dua ukuran kinerja sistem, khususnya berguna untuk pemanfaatan dan efesiensi.
Pemanfaatan (utilization) merupakan presentase desain kapasitas yang benar-benar dicapai.
Sedangkan efesiensi (efficiency) adalah presentase dari kapasitas yang efektif yang benar-
benar dicapai. Kunci untuk meningkatkan efesiensi sering kali ditemukan dalam
memperbaiki permasalahan mutu dan dalam pengaturan penjadwalan, pelatihan, dan
pemeliharaan yang efektif. Pemanfaatan dan efisiensi dapat dihitung dengan rumus:

 Pemanfaatan = Output actual / Kapasitas Desain


 Efisiensi = Aktual Output / Kapasitas Efektif

Contoh Soal:

Sara James Bakery memiliki sebuah pabrik untuk pemrosesan rol makan pagi Deluxe dan
ingin lebih memahami mengenai kapabilitasnya. Tentukan kapasitas desain, pemanfaatan
serta efisiensi untuk pabrik ini ketika memproduksi Delluxe roll tersebut.

Pendekatan: Minggu lalu tempat fasilitas memproduksi 148.000 rol. Kapasitas yang efektif
adalah 175.000 rol. Lini produksi beroperasional 7 hari per minggu dengan 3 pergantian
selama 8 jam per hari.

Jawaban:

 Kapasitas Desain = (7 hari x 3 pergantian x 8 jam) x (1.200 roll per jam) = 201.600
roll
 Pemanfaatan = Output actual / Kapasitas Desain = 148.000 / 201.600 x 100% =
73,4%
 Efisiensi = Output actual / Kapasitas Efektif = 148.000 / 175.000 x 100% = 84,6%

Desain Kapasitas, pemanfaatan serta efisiensi seluruhnya merupakan pengukuran


yang penting bagi manajer operasional. Akan tetapi, manajer operasional juga perlu untuk
mengetahui perkiraan output dari tempat fasilitas atau proses. Untuk mendapatkannya
digunakan rumus:

 Output actual (atau yang diperkirakan) = Kapasitas Efektif / Efisiensi

c. Kapasitas dan Strategi


Keuntungan secara terus-menerus didapatkan dari pembentukkan keunggulan
bersaing, bukan hanya dari tingkat pengembalian keuangan yang baik pada proses

12
tertentu.  Keputusan kapasitas harus dipadukan ke dalam misi dan strategi organisasi. 
Investasi tidak dibuat sebagai pengeluaran tersendiri, tetapi sebagai bagian dari
rencana yang terpadu yang dapat menempatkan perusahaan dalam posisi yang
menguntungkan.  Pertanyaan yang harus ditanyakan adalah “Apakah investasi ini
pada akhirnya akan memikat pelanggan?” dan “Keunggulan bersaing apakah yang
didapatkan (seperti fleksibilitas proses, kecepatan pengantaran, peningkatan kualitas
dan lainnya)?”
Kesepuluh keputusan MO begitu juga elemen organisasi lain terpengaruh oleh
adanya perubahan kapasitas.  Perubahan kapasitas akan berdampak pada penjualan
dan arus kas, begitu juga kualitas, rantai pasokan (suply chain), sumber daya manusia,
dan pemeliharaan.

d. Pertimbangan Kapasitas
Terdapat 4 pertimbangan khusus untuk pengambilan keputusan yang tepat
mengenai kapasitas, yaitu:
a. Meramalkan tingkat permintaan (demand) secara akurat
Peramalan yang akurat adalah puncak dari peramalan kapasitas. Apapun jenis
produk barunya, prospeknya dan life cycle produk yang sudah ada harus ditentukan.
Manajemen harus mengetahui produk yang akan ditambah dan produk yang akan
dikurangi, sebagaimana volume yang diinginkan.
b. Memahami peningkatan teknologi dan kapasitas
Jumlah alternatif padasaat awal mungkin besar, tetapi begitu volume produksi
ditentukan, keputusan teknologi juga ditentukan oleh analisis biaya, sumber daya
yang digunakan, kualitas dan kehandalan. Review seperti ini biasanya mengurangi
alternatif teknologi yang ada menjadi lebih sedikit. Teknologi dapat menentukan
kenaikan kapasitas. Manajer operasi memegang tanggung jawab atas teknologi dan
peningkatan kapasitas.
c. Menemukan level operasi optimum (volume)
Menentukan teknologi dan kapasitas seringkali menentukan ukuran optimal
fasilitas, Kebanyakan bisnis memiliki ukuran optimal, paling tidak ditemukannya satu
model bisnis baru.
d. Dibuat untuk perubahan
Dalam dunia yang cepat berubah, perubahan tidak dapat dihindarkan. Oleh
karena itu, manajer operasi membuat fleksibilitas dalam peralatan dan fasilitas.
13
Mereka mengevaluasi sensitivitas keputusan dengan menguji beberapa proyeksi
pendapatan pada kedua sisi bagian atas maupun bagian bawah resiko. Bangunan dan
peralatan dapat didesain untuk mengakomodasi perubahan produk, bauran produk,
dan proses di masa yang akan datang. Alih – alih mengelola kapasitas secara strategis,
manajer dapat mengelola permintaan secara taktis.

2.4 PERENCANAAN KAPASITAS

a. Pengertian Perencanaan Kapasitas

Perencanaan Kapasitas adalah proses untuk menentukan kapasitas produksi yang


diperlukan sebuah organisasi untuk memenuhi permintaan yang terus berubah. Istilah
“kapasitas” adalah jumlah maksimum pekerjaan yang organisasi tersebut mampu untuk
menyelesaikannya dalam waktu yang ditentukan.

Terdapat beberapa pengertian Perencanaan Manajemen dari para ahli, yaitu:

1. Perencanaan Kapasitas berdasarkan pendapat T. Hani Handoko (1999, p302):


Perencanaan Kapasitas adalah kegiatan penentuan dan pembaharuan
kebutuhan- kebutuhan kapasitas.
2. Perencanaan Kapasitas berdasarkan pendapat Lalu Sumayang (2003, p100):
Merancang suatu Kapasitas adalah tahapan pertama yang harus dilakukan
sebelum perusahaan memutuskan suatu produk baru atau perubahan jumlah
volume produk. Besar kapasitas menentukan rancangan sebuah fasilitas baru atau
perluasan fasilitas.

3. Perencanaan Kapasitas berdasarkan pendapat Freddy Rangkuti (2005, p94):


Perencanaan kapasitas produksi adalah langkah pertama ketika sebuah
organisasi memutuskan untuk memproduksi lebih banyak atau ingin membuat sebuah
produk baru. Apabila ingin meningkatkan jumlah produksi yang sudah ada, organisasi
itu perlu mengevaluasi kapasitas yang ada sebelumnya. Jadi perencanaan kapasitas
adalah langkah awal yang dilakukan perusahaan untuk menentukan jumlah produk
yang akan dihasilkan perusahaan.
Perusahaan  berusaha untuk memanfaatkan faktor-faktor  produksinya agar dapat
menghasilkan tingkat output yang optimum. Tingkat output ini dibatasi oleh kapasitas

14
produksi. Atas dasar ini maka perusahaan perlu mempertimbangkan konsep kombinasi
produk ketika menyusun rencana produksi, yaitu dengan merinci kapasitas masing-masing
jenis dan ukuran produk. Perencanaan produksi yang baik akan dapat menjaga
keseimbangan antara permintaan dengan terbatasnya faktor produksi yang dimiliki
perusahaan.
Berdasarkan pendapat  Freddy  Rangkuti  (2005,  p96)  Ada  tahap-tahap  kegiatan
dalam penyusunan Perencanaan Kapasitas meliputi kegiatan berikut:
1.   Mengevaluasi kapasitas yang ada.
2.   Memprediksi kebutuhan kapasitas yang akan dating.
3.   Mengidentifikasi alternative terbaik untuk mengubah kapasitas
4.   Menilai aspek keuangan, ekonomi, dan teknologi alternative
5.   Memilih alternative kapasitas yang paling sesuai untuk mencapai misi strategik
Keputusan perencanaan kapasitas adalah salah satu keputusan terpenting yang dibuat
oleh manajer. Hal ini dapat mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang maupun jangka
pendek. Oleh karena itu, dalam memproduksi produk harus memperhatikan berapa jumlah
yang akan diproduksi agar dapat mencapai keuntungan yang maksimum. Selain itu, kita harus
membuat beberapa strategi khusus agar produk yang kita jual tidak sampai kalah saing di
pasaran.

Kapasitas menentukan:

a. Persyaratan modal sehingga mempengaruhi sebagian besar biaya tetap.


b. Menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi atau apakah fasilitas yang ada
berlebihan. Jika kapasitas terlalu besar, sebagian fasilitas akan menganggur dan akan
terdapat biaya tambahan yang dibebankan pada produksi yang ada.

Kapasitas dihitung berdasarkan = (jumlah dari mesin atau pekerja) x (jumlah waktu
kerja) x (waktu penggunaan) x (efisiensi)

 Dalam produksi dan manajemen operasi, terdapat tiga tipe dari kapasitas yaitu:
1) Potential Capacity
Kapasitas yang dapat dibentuk untuk membantu pimpinan untuk mengambil
keputusan. Ini merupakan inti dari keputusan jangka panjang yang tidak akan
terpengaruh oleh manajemen produksi per hari.
2) Immediate Capacity

15
Jumlah dari kapasitas produksi yang dapat dibentuk menjadi tersedia dalam
jangka waktu yang singkat. Ini merupakan kapasitas maksimum dari kapasitas
Potensial (diasumsikan digunakan secara produktif).
3) Effective Capacity
Merupakan suatu konsep penting. Tidak seluruh kapasitas produksi
sesungguhnya dapat digunakan atau terbuang. Ini merupakan hal penting untuk
seorang manager produksi untuk apakah kapasitas sesungguhnya dapat tercapai.

Perbedaan antara kapasitas dari sebuah organisasi dan permintaan dari seluruh
pelanggan adalah mengenai ketidakefisien, begitu juga ketika sumber tidak dapat digunakan
atau tidak dapat dipenuhi oleh customer. Permintaan untuk kapasitas sebuah organisasi
bervariasi berdasarkan perubahan produk yang tersedia, seperti peningkatan dan penurunan
kuantitas produksi dari produk yang tersedia, atau menciptaka produk yang baru. Penggunaan
yang terbaik dari kapasitas yang tersedia dapat memenuhi pembaharuan dalam overall
equipment effectiveness (OEE). Kapasitas dapat meningkat melalui pengenalan teknik baru,
peralatan dan bahan, penambahan jumlah tenaga kerja atau mesin, peningkatan jumlah jam
kerja, atau penyediaan fasilitas produksi.

Tujuan Perencanaan Kapasitas


Tujuan perancanaan kapasitas adalah pencapaian tingkat utilitas tinggi dan tingkat
pengembalian investasi yang tinggi, dimana penetapan ukuran fasilitas sangatlah
menentukan.
Perencanaan kapasitas dapat dilihat dari tiga horizon waktu, yaitu:

1. Perencanaan dalam kisaran waktu yang panjang


Kapasitas yang memiliki rentang waktu yang panjang (umumnya lebih dari 3
tahun) adalah suatu fungsi penambahan tempat fasilitas dan perlengkapan yang
memiliki waktu tunggu yang lama.
Perencanaan kapasitas jangka pajang merupakan strategi operasi dalam
menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah dapat diperkirakan
sebelumnya. Misalnya, rencana untuk menurunkan biaya produksi per unit, dalam
jangka pendek sangat sulit utuk dicapai karena unit produk yang dihasilkan masih
berskala kecil, tetapi dalam jangka panjang rencana tersebut dapat dicapai dengan
meningkatkan kapasitas produksi. Persoalan yag timbul adalah berapa jumlah produk
yang dihasilkan agar biaya produksi seminimum mungkin.

16
Penentuan jumlah produksi yang dapat menghasilkan biaya minimum perlu
diperhatikan berbagai faktor seperti:

a. Pola permintaan jangka panjang

b. Siklus kehidupan produk yan dihasilkan

Dalam kaitan dengan kapasitas jangka panjang, terdapat dua strategi yang dapat
ditempuh perusahaan:

a. Strategi melihat dan menuggu (wait and see strategy)

Strategi ini dapat dikatakan pula sebagai strategi hati-hati, karena kapasitas produksi
akan dinaikkan apabila yakin permintaan konsumen sudah naik. Strategi ini diperoleh dengan
pertimbangan bahwa, setiap kali terjadi kelebihan kapasitas perusahaan harus menanggung
risiko karena investasi yang dilakukan hanya ditanggung dalam unit yang sedikit, akibatnya
biaya produksi menjadi tinggi.

b. Strategi ekspansionis

Strategi ekspansionis yaitu kapasitas selalu melebihi atau diatas permintaan. Dengan
strategi perusahaan berharap tidak terjadi kekurangan produk di pasaran yang dapat
menyebabkan adanya peluang masuknya produsen lain. Selain itu perusahaan untuk
memberikan pelayanan terbaik dengan cara menjamin tersedianya produk di pasaran.

2. Perencanaan dalam kisaran waktu menengah


Dalam rentang waktu menengah (biasanya 3 hingga 36 bulan), kita dapat
menambah perlengkapan, personel, dan shift; kita dapat melakukan subkontrak dan
membangun atau menggunakan persediaan. Hal ini merupakan tugas “perencanaan
secara menyeluruh”.
3. Perencanaan dalam kisaran waktu yang pendek
Dalam jangka waktu yang pendek (biasanya sampai dengan 3 bulan), pada
umumnya akan memusatkan perhatian pada menjadwalkan pekerjaan, dan orang-
orang, seiring dengan mengalokasikan mesin. Memodifikasikan kapasitas dalam
jangka pendek biasanya kita akan dihambat oleh kapasitas yang ada.

Perencanaan kapasitas jangka pendek diguakan untuk menangani secara ekonomis


hal-hal yang sifatnya mendadak di masa yang akan datang, misalnya untuk memenuhi

17
permintaan yang bersifat mendadak atau seketika dalam jangka waktu pendek. Kebanyakan
perusahaan tidak beroperai penuh selama 24 jam per hari dan tidak pernah beroperasi penuh
tujuh hari per minggu. Jika perusahaan beroperasi penuh delapan jam per hari (satu shift) dan
lima hari per minggu, maka kapasitas normal jam kerja perusahaan adalah 40 jam per
minggu. Namun demikian 40 jam per minggu bukanlah kapasitas maksimum yang dimiliki.
Dalam banyak kasus perusahaan dimungkinkan untuk bekerja melebihi kapasitas normal;
sehingga kapasitas output maksimumnya lebih dari 40 jam kerja.

Menghadapi kondisi seperti ini, untuk menambah atau menurunkan kapasitas


mungkin perusahaan melakukan penambahan dan pengurangan jam kerja, melakukan sub-
Kontrak dengan perusahaan lain apabila terjadi 1989.di perubahan permintaan. Untuk
meningkatkan kapasitas jangka pendek terdapat lima cara yang dapat digunakan perusahaan
(krajewzki & Ritzman),

1. Meningkatkan jumlah sumber daya;

a. Penggunaan kerja lembur

b. Penambahan regu kerja

c. Memerikan kesempatan kerja secara part-time

d. Sub-Kontrak

e. Kontrak kerja

2. Memperbaiki penggunaan sumber daya:

a. Mengatur regu kerja

b. Menetapkan skedul

3. Memodifikasi produk:

a. Menentukan standar produk

b. Melakukan perubahan jasa operasi

c. Melakukan pengawasan kualitas

4. Memperbaiki permintaan:

a. Melakukan perubahan harga

18
b. Melakukan perubahan promosi

5. Tidak memenuhi permintaan:

a. Tidak mensuplai semua permintaan

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Strategi proses (process strategy) merupakan sebuah pendekatan dari organisasi


untuk mengubah sumber daya menjadi barang dan jasa dengan tujuan untuk menciptakan
sebuah proses yang bisa menghasilkan produk yang memenuhi keinginan pelanggan yang

19
sesuai dengan biaya dan batasan manajerial lainnya. Terdapat 4 strategi proses, yaitu: Fokus
Proses, Fokus yang Repetitif, Fokus Produk dan Fokus Kustomisasi Massal.
Teknologi merupakan sekumpulan proses, peralatan, metode, prosedur dan
perkakas yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa. Pemilihan teknologi
mempengaruhi seluruh aspek operasi-operasi lainnya, termasuk produktifitas dan kualitas
produk. Teknologi yang tersedia dapat digolongkan menjadi 3 yaitu Teknologi Pabrik,
Teknologi Perkantoran dan Industri Jasa.
Sedangkan Kapasitas (capacity) merupakan suatu “terobosan” atau sejumlah unit
yang mana tempat fasilitas dapat menyimpan, menerima, atau memproduksi dalam suatu
periode waktu tertentu. Pengertian kapasitas ini harus dilihat dari tiga perspektif, yaitu:
Kapasitas Desain, Kapasitas Efektif dan Kapasitas Aktual. Terdapat 4 pertimbangan khusus
untuk pengambilan keputusan yang tepat mengenai kapasitas, yaitu: Meramalkan tingkat
permintaan (demand) secara akurat, Memahami peningkatan teknologi dan kapasitas,
Menemukan level operasi optimum (volume), Dibuat untuk perubahan.
Perencanaan Kapasitas adalah proses untuk menentukan kapasitas produksi yang
diperlukan sebuah organisasi untuk memenuhi permintaan yang terus berubah. Tujuan
perancanaan kapasitas adalah pencapaian tingkat utilitas tinggi dan tingkat pengembalian
investasi yang tinggi, dimana penetapan ukuran fasilitas sangatlah menentukan. Perencanaan
kapasitas dapat dilihat dari tiga horizon waktu, yaitu: Perencanaan dalam kisaran waktu yang
panjang, Perencanaan dalam kisaran waktu menengah, serta Perencanaan dalam kisaran
waktu yang pendek.

DAFTAR PUSTAKA

Heizer, Jay. & Render Barry. 2017. Manajemen Operasi: Manajemen


Keberlangsungan dan Rantai Pasokan. Jakarta Selatan. Salemba Empat.

Hani Handoko, T. 2014. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi.


Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta

20

Anda mungkin juga menyukai