garuda_pancasila_by_daruism-d37dobs
Sebagai warga negara yang taat terhadap peraturan dan norma-norma yang ada dalam negara
Indonesia, sepatutnya kita harus mengetahui dan mengenal lebih dalam tentang Ideologi Bangsa
Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang telah tertuang dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pentingnya Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia
menjadi pilar dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Pilar-pilar itu tercermin dalam kehidupan
tiap-tiap nilai atau sila Pancasila. Penerapan atau implementasi sila-sila dalam Pancasila merupakan hal
yang wajib dilakukan bagi tiap-tiap warga negara. Akan tetapi saat ini semakin lama pemahaman
terhadap nilai-nilai Pancasila justru semakin memudar. Pengaruh masuknya budaya asing dan
perkembangan teknologi di tengah kehidupan masyarakat yang selalu diikuti tanpa adanya penyaringan
atau seleksi merupakan salah satu penyebab semakin terkikisnya rasa patriotisme dan nasionalisme
bangsa Indonesia.
Pada era globalisasi saat ini peran peran Pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga
eksistensi identitas kepribadian bangsa Indonesia. Sejauh yang saya rasakan implementasi Pancasila
hanya menjadi teori di sekolah, kampus, atau lembaga pendidikan lainnya. Bahkan teori-teori yang saya
dapatkan selama perkuliah masih belum cukup. Apalagi selama masa perkuliahan saya hanya
mendapatkan kuliah tentang Pancasila hanya satu semester. Menurut saya, Pancasila hanya dijadikan
suatu symbol tanpa adanya tindakan yang konkret bagi terwujudnya masyarakat yang berbangsa dan
bernegara.
Pemahaman sekaligus implementasi Pancasila sangat penting bagi mahasiswa yang merupakan actor
perubahan dalam pemerataan pembangungan. Mahasiswa seharusnya menjadi roda penggerak
implementasi Pancasila namun akhir-akhir ini semangat itu mulai terkikis dan jarang kita temukan. Pada
kesempatan kali ini saya akan sedikit membahas implementasi Pancasila dalam kehidupan kampus.
Sebelum berbicara tentang implementasi Pancasila, alangkah baiknya kita mengenal lagi tentang sila-sila
yang ada pada Pancasila. Terlebih kita sebagai mahasiswa tentunya jarang sekali mendengar, melihat,
bahkan membaca sila-sila Pancasila. Mungkin sebagian dari kita terakhir kali mendengar sila-sila
Pancasila saat ketika masih duduk di bangku SMA. Berikut ini sila-sila yang ada pada Pancasila:
Sebenarnya implementasi Pancasila dapat kita lakukan kapan saja dan dimana saja terlebih lagi bagi
mahasiswa seperti saya. Sebagai mahasiswa tentunya memiliki lingkungan yang tepat untuk
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Implementasi Pancasila sebagai paradigm kehidupan kampus
tidak berbeda jauh dengan kehidupan bernegara karena pada dasarnya tananan kehidupan di kampus
memiliki kesamaan dengan tatanan negara. Jadi kampus itu memiliki tatanan pembangunan seperti
tatanan negara yaitu politik, ekonomi, budaya, hukum, dan kehidupan beragama.
Untuk mencapai tujuan dari sebuah tatanan kehidupan bermasyarakat terutama masyarakat kampus
maka mahasiswa perlu merefleksikan nilai-nilai Pancasila tersebut dalam kesehariannya. Sebagai
mahasiswa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta rasa intelektual yang besar kita dapat
memanfaatkan kemampuan yang kita punya serta dukungan fasilitas kampus untuk mencapai tujuan
bersama. Pembangunan merupakan realisasi praktis dalam kampus untuk mencapai tujuan seluruh
mahasiswa harus mendasarkan pada hakikat manusia sebagai subyek pelaksanan sekaligus tujuan
pembangunan. Oleh karena itu, hakikat manusia merupakan sumber nilai bagi pembangunan
pengembangan kampus itu sendiri.
Berikut ini bentuk implementasi Pancasila dalam kehidupan kampus terutama di lingkungan Kampus
Universitas Gadjah Mada:
Sila pertama memiliki pengertian bahwa warga negara harus mengakui Tuhan yang Maha Esa sebagai
zat yang Utama di atas kehidupan yang ada. Bentuk pengakuan dapat berupa meyakini dalam hati,
perkataan, dan perilaku. Oleh karena itu, Pancasila menuntut warga negara Indonesia untuk taat dalam
beragama. Terlebih lagi kehidupan beragama di Indonesia sangatlah kompleks terdapat beberapa
keyakinan yang dianut oleh warga negara Indonesia dari mulai Islam, Budha, Kristen, Katolik, Protestan,
Hindu, dan lain sebagainya. Kehidupan yang seperti ini tercermin dalam kehidupan kampus di UGM.
Mahasiswa-mahasiswa yang ada di Kampus UGM terdiri dari berbagai jenis keyakinan yang dianut dan
diyakini oleh masing-masing individu. Oleh karena itu, jika sebagai mahasiswa tidak dapat merefleksikan
sila pertama ini bias jadi kehidupan kampus akan sangat kacau dan nilai toleransi antar umat beragama
akan rusak dan dapat menyebabkan kekacauan dalam proses pembangunan. Contoh lain adalah dalam
pengembangan teknologi, saya sebagai mahasiswa yang menekuni bidang teknologi jaringan juga harus
merefleksikan sila pertama ini dalam mengembangkan system jaringan atau aplikasi. Kenapa demikian?
Tentunya kembali lagi pada nilai di atas, dalam membuat suatu system jaringan saya harus membuat
suatu system tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang saya yakini dalam agama saya supaya kedepannya
nanti system jaringan atau aplikasi yang saya buat tidak bertentangan dengan nilai atau aturan di agama
saya dan aplikasi yang saya buat tidak membeda-bedakan kepentingan agama.
Sila kedua memiliki pengertian bahwasannya setiap warga negara Indonesia harus menjunjung tinggi
dan memberlakukan setiap manusia atau orang lain dengan derajat yang sama tidak adanya kasta atau
kelas social, memiliki hak-hak yang sama sebagai manusia, dan martabat yang mulia. Kehidupan
bernegara di Indonesia sangat penuh dengan kemajemukan atau keberagaman baik itu suku, ras,
budaya, dan tentunya agama. Hal tersebut menjadikan sila ini menjadi penting adanya dalam kehidupan
bernegara. Sila ini harus kita implementasikan dalam kehidupan kampus terutama kampus UGM dimana
kampus ini memiliki mahasiswa yang terdiri dari berbagai suku, ras, budaya, dan agama dari seluruh
penjuru Indonesia. Kehidupan kampus yang beragam membutuhkan nilai toleransi antar mahasiswa
yang cukup tinggi. Kita sebagai mahasiswa harus bias menghormati perbedaan-perbedaan yang ada di
antara mahasiswa-mahasiswa yang lain. Rasa menghormati antar mahasiswa dapat menimbulkan
keharmonisan dalam kehidupan kampus dan menjaga keberlangsungan pembangunan dalam kehidupan
kampus. Sebagai mahasiswa teknologi jaringan, saya harus merefleksikan nilai ini dalam hal membuat
system jaringan supaya system atau aplikasi yang saya buat tidak bersifat diskriminatif dan berbau
rasisme. Jadi system yang saya buat dapat diterima di semua kalangan mahasiswa maupun masyarakat
di Indonesia.
Persatuan Indonesia
Sila ketiga yang memiliki pengertia yaitu satu, bulat tidak terpecah-pecah. Sila ini ditujukan untuk
menciptakan rasa mencintai tanah air, bangsa, dan negara. Jika persatuan Indonesia dikaitkan dengan
pengertian modern sekarang ini, maka disebut juga dengan nasionalisme. Nasionalisme merupakan
perasaan mencintai suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat. Dengan
begitu diharapkan warga negara juga turut memperjuangkan kepentingan negara dan memiliki rasa
solidaritas yang tinggi terhadap sesama warga negara Indonesia. Bila dikaitkan dalam kehidupan kempus
adalah sebagai contoh organisasi kemahasiswaan, mereka membentuk suatu organisasi atau
perkumpulan mahasiswa dari berbagai macam latar belakang disiplin ilmu. Hal tersebut merupakan
salah satu bukti bahwa adanya sikap dan upaya untuk menjalin rasa kebersamaan diantara para
mahasiswa sebagai bagian dari pembangunan dan pemuda Indonesia. Selanjutnya sebagai mahasiswa
teknologi jaringan saya juga harus menyadari bahwa penting rasa persatuan harus saya tanamkan dalam
diri saya supaya ketika saya nanti membuat system jaringan atau aplikasi dapat menyatukan kehidupan
berbangsa bukan malah memecah pelah persatuan bangsa.
Sial ini mengandung makna yaitu adil atau dapat saya katakan sesuai porsi masing-masing. Sebagai
warga negara kita harus menjunjung tinggi nilai keadilan. Karena demi kepentingan bersama dan banyak
orang rasa keadilan perlu kita hadirkan dalam proses pembangunan supaya nantinya tidak ada
ketimpangan social yang terjadi dalam pembangunan. Dalam kehidupan kampus nilai ini sangat kita
perlukan supaya proses pembelajaran dan pengembangan ilmu tidak terjadi ketimpangan antara disiplin
ilmu satu dengan yang lain. Dengan begitu akan tercipta keharmonisan dalam proses pengembangan
ilmu.
Penjabaran nilai-nilai sila Pancasila di kehidupan kampus diatas merupakan salah satu contoh apa yang
dapat kita lakukan untuk mengimplementasikan Pancasila. Nilai-nilai Pancasila antara sila satu dengan
yang saling berkaitan dan memiliki prioritas bedasarkan urutan silanya. Mungkin kita masih belum
tersadarkan betapa pentingnya kita harus mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Mungkin kita juga
berpikir “ah, gak penting” justru malah sebaliknya Pancasila itu penting dalam kehidupan kampus, tanpa
adanya nilai-nilai Pancasila dalam diri kita keharmonisan tidak akan tercipta terlebih tujuan kita bersama
bisa jadi tidak akan tercapai.
Pancasila merupakan senjata bagi kita sebagai mahasiswa dalam menghadapi arus globalisasi yang kian
kesini kian mengancam eksistensi kepribadian bangsa. Kini kita mau tak mau, suka tak suka harus
terlibat dalam arus globalisasi dunia. Dan jika kita kehilangan pegangan atau pun jati diri di tengah
pergaulan dunia, mungkin dari sisi positifnya kita akan mendatangkan kemajuan sebagai dampak
globalisasi akan tetapi kita bisa saja menjadi asing terhadap diri kita sendiri. Mungkin kita bertanya-
tanya apakah Pancasila masih mampu menjawab tantangan-tantangan dalam era globalisasi? Menurut
saya “ya, Pancasila masih mampu asalkan kita mau meyakini dan mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila tersebut dalam kehidupan kita.”. lalu apakah kita bisa dan mau? jawabannya adalah “kita
harus bisa”.
Implementasi Mahasiswa Terhadap Nilai-Nilai Pancasila
Pancasila mengandung nilai-nilai dalam setiap sila yang terdapat didalamnya. Nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila tersebut harus kita aplikasikan atau terapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama
sebagai Mahasiswa.
Implikasi atau penerapan terhadap nilai-nilai Pancasila khususnya sebagai Mahasiswa adalah sebagai
berikut.
Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa. Setiap umat harus mempelajari agama dan
mengamalkannya sesuai dengan kepercayaan yang dianut, yakni menjalankan semua perintah-Nya dan
menjauhi laranganNya.
Percaya dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai ajaran agama yang dianut.
Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan kepada Mahasiswa atau orang lain.
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengandung nilai-nilai perikemanusiaan, sebagai berikut :
Pengakuan adanya harkat dan martabat manusia dengan segala hak dan kewajiban asasinya.
Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam sekitar dan terhadap Tuhan.
Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan
keyakinan.
Penerapan Sila ini dalam kehidupan sebagai Mahasiswa, yaitu :
Mengakui persamaan derajat, tidak membeda-bedakan Mahasiswa berdasarkan suku budaya, agama,
warna kulit, maupun tingkat ekonomi.
Menyadari bahwa setiap mahasiswa mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
Sila Persatuan Indonesia mengandung nilai persatuan bangsa. Sila ini berhubungan dengan perilaku kita
sebagai warga Negara Indonesia untuk bersatu membangun negeri ini. Hal-hal yang menyangkut
persatuan bangsa, yakni :
Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia serta wajib membela
dan menjunjung tinggi Indonesia.
Pengakuan terhadap suku bangsa dan kebudayaan bangsa yang memberikan arah dalam pembinaan
kesatuan bangsa.
Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
mengandung nilai-nilai kerakyatan, yakni :
Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat mempunyai kedudukan, hak dan
kewajiban yang sama.
Keputusan diambil berdasarkan musyawarah .
Mewujudkan dan meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab para pengambil keputusan.
Mewujudkan dan meningkatkan kesadaran akan hak dan tanggung jawab masyarakat.
Selalu mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam menyelesaikan suatu masalah.
Mengutamakan kepentingan
Menerima apapun hasil musyawarah dan melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab.
Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengandung nilai keadilan sosial. Sila ini berhubungan
dengan perilaku kita dalam bersikap adil pada semua orang. Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan terutama di bidang politik, ekonomi dan sosial budaya.
Keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak milik orang lain.
Meskipun sudah ada Pancasila, namun nilai-nilai dari Pancasila sudah mulai tidak diterapkan lagi dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini terjadi kebanyakan pada kalangan muda. Banyak kalangan muda yang
terkena dampak negatif dari globalisasi yang akhirnya melakukan tindakan negatif seperti minum-
minuman keras, mengonsumsi narkoba, seks bebas, dan lain sebagainya.
Implementasi nilai-nilai Pancasila akan dapat terlaksana dengan baik dengan adanya kemauan kita
sebagai Mahasiswa untuk mengimplementasikan nilai-nilai tersebut untuk perbaikan kehidupan dan
menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup. Pengenalan akan pentingnya implementasi nilai-nilai
Pancasila yang baik harus dikenalkan sejak dini. Pengenalan itu dapat dimulai dengan pemberian contoh
perilaku yang sesuai dengan nilai Pancasila di lingkungan keluarga, lalu diterapkan di masyarakat.
Pengenalan akan pentingnya Pancasila juga dapat dilakukan melalui pendidikan formal, contohnya
dengan adanya pelajaran PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) di tingkat sekolah dan mata kuliah
Pendidikan Pancasila di tingkat perguruan tinggi.
Implementasi pancasila sebagai paradigma kehidupan kampus tidak jauh berbeda dengan kehidupan
tatanan Negara. Jadi kampus juga harus memerlukan tatanan pumbangunan seperti tatanan Negara
yaitu politik, ekonomi, budaya, hukum dan antar umat beragama.
Untuk mencapai tujuan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara maka sebagai makhluk
pribadi sendiri dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
pada hakikatnya merupakan suatu hasil kreativitas rohani manusia.
Unsur jiwa manusia meliputi aspek akal, rasa, dan kehendak. Sebagai mahasiswa yang mempunyai rasa
intelektual yang besar kita dapat memanfaatkan fasilitas kampus untuk mencapai tujuan bersama.
Pembangunan yang merupakan realisasi praksis dalam Kampus untuk mencapai tujuan seluruh
mahasiswa harus mendasarkan pada hakikat manusia sebagai subyek pelaksana sekaligus tujuan
pembangunan. Oleh karena itu hakikat manusia merupakan sumber nilai bagi pembangunan
pengembangan kampus itu sendiri.
Contoh lain:
· Di dalam kampus jam – jam, untuk mata kuliah sudah diatur sedemikian rupa sehingga, jam kuliah
tidak mengganggu jam untuk beribadah.
· Mahasiswa baru diwajibkan untuk mengikuti pelatihan LSP untuk mendapatkan nilai mata kuliah
Pendidikan Agama Islam
· Di Untirta terdapat UKM ( Unit Kegiatan Mahasiswa) yang menjadi wadah berkumpulnya mahasiswa
yang beragama islam
· Kita sebagai mahasiswa saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing
Mahasiswa Untirta terdiri dari berbagai macam latarbelakang budaya agama, ras dan suku bangsa,
tetapi dalam perbedaan itu, kita bersatu dalam kebersamaan. Di Untirta tidak ada suatu pembedaan
antara orang per orang, khususnya di Untirta yang dalam penerimaan mahasiswanya dibuka melalui
beberapa jalur, tetapi semua diperlakukan sama. Entah itu yang masuk melalui jalur SNMPTN, SBMPTN,
dan Ujian Mandiri. Contoh lainnya dapat diwujudkan dalam bentuk kepedulian akan hak setiap orang
untuk memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat; hak setiap orang untuk mendapatkan
informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup; hak
setiap orang untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai dengan
ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku dan sebagainya. Dalam hal ini banyak yang bisa dilakukan
oleh mahasiswa untuk mengamalkan Sila ini, misalnya mengadakan pengendalian tingkat polusi udara
agar udara yang dihirup bisa tetap nyaman; menjaga kelestarian tumbuh-tumbuhan yang ada di
lingkungan kampus, mengadakan gerakan penghijauan dan sebagainya.
3. Persatuan Indonesia
Sila Ketiga Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia” merupakan sila yang bunyinya paling pendek
diatara sila yang lain. Namun sila mempunyai pengaruh sangat besar bagi sejarah bangsa Indonesia.
Karena itu Sila Persatuan Indonesia merupakan pedoman dan kunci keberlangsungan bangsa Indonesia
yang terdiri dari berbagai macam suku, agama dan ras serta kebudayaan ini, terutama dalam
mendongkrak semangat generasi pemuda Indonesia untuk mempertahankan keutuhan bangsanya.
Makna persatuan hakikatnya adalah satu, yang artinya bulat tidak terpecah. Jika persatuan Indonesia
dikaitkan dengan pengertian modern sekarang ini, maka disebut nasionalisme. Nasionalisme adalah
perasaan satu sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat.
Contoh dalam kampus Untirta, melalui organisasi kemahasiswaannya mereka membentuk suatu
jaringan perkumpulan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia. Hal tersebut merupakan salah
satu bukti ada sikap dan upaya untuk memjalin rasa kebersamaan diantara para mahasiswa sebagai
bagian dari pemuda Indonesia.
Permusyawaratan diusahakan agar dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang diambil secara bulat.
Apabila pengambilan keputusan secara bulat itu tidak bisa tercapai, baru diadakan pemungutan suara.
Kebijakan ini merupakan suatu prinsip bahwa yang diputuskan itu memang bermanfaat bagi
kepentingan orang banyak.
Contohnya di kampus Untirta baik dikalangan dosen, BEM, dan mahasiswa mereka menerapkan suatu
kebiasaan untuk melakukan musyawarah dan diskusi bersama terkait dengan berbagai hal. Dari hal ini
menunjukkan adanya penerapan sila ke-4 dalam Pancasila.
Implementasi sila keadilan juga ada di kampus. Contohnya adalah dimana kita sebagai mahasiswa
diperlakukan sama oleh dosen kita. Dosen tidak membedakan kita apakah kita seorang mahasiswa
SNMPTN, UM, bidik misi, maupun mahasiswa penerima beasiswa lain.
Keadilan berarti adanya persamaan dan saling menghargai karya orang lain dengan tidak mencontek
atau membuat plagiat atas hasil karya ilmiah teman.