Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

STRATEGI TATA LETAK (DESAIN) PRODUKSI

Disusun Guna Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Manajemen Operasional

Dosen Pengampu: Faizatul Almas, S.E.I., M.Si.

Disusun Oleh:

Alvina Roudhotul Jannah

63040190159

PROGRAM PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
TAHUN AKADEMIK 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat dan hidayahnya
makalah yang berjudul “STRATEGI TATA LETAK (DESAIN) PRODUKSI” ini dapat selesai
tepat waktu. Makalah ini saya susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Operasional.

Sekaligus pula saya menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk


Ibu Almas selaku dosen mata kuliah Manajemen Operasional yang telah menyerahkan
kepercayaannya kepada saya guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Saya juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna serta
bermanfaat dalam kajian ilmu manajemen yang ada, sehingga dapat menambah wawasan
pegetahuan bagi kita untuk kedepannya .

Selain itu saya juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya benar-benar menanti kritik dan
saran.

Di akhir saya berharap makalah yang saya buat dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca. Saya pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah saya
terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Jumat, 18 Juni 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1. Latar Belakang ................................................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 5
3. Tujuan................................................................................................................................. 5
BAB II........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
1. Definisi Tata Letak (Layout) .............................................................................................. 6
2. Tujuan Tata Letak .............................................................................................................. 7
3. Prinsip Penyusunan Tata Letak .......................................................................................... 8
4. Jenis-jenis Tata Letak ......................................................................................................... 9
5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tata Letak ............................................................... 11
6. Study Kasus Analisis Tata Letak Fasilitas Produksi Pada Proses Produksi Mie Telor UD
Sumber Rezeki di Kota Makassar ........................................................................................ 13
BAB III .................................................................................................................................... 15
PENUTUP................................................................................................................................ 15
1. Kesimpulan....................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

3
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Secara umum semua organisasi baik besar maupun kecil akan memikirkan bagaimana
kegiatan operasional organisasi tersebut berjalan dengan efektif. Dalam membangun suatu
perusahaan harus sesuai dengan perencanaan dan perancangan yang sesuai dengan syarat
pendirian suatu perusahaan. Dengan adanya perencanaan dan perancangan tata letak fasilitas
ini, diharapkan agar aliran proses serta pemindahan bahan yang ada di dalam suatu perusahaan
berjalan dengan lancar.

Layout juga memiliki banyak dampak strategis karena layout menentukan daya saing
perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontrak
pelanggan, dan citra perusahaan. Di dalam menjalankan kegiatannya, sering kali suatu
perusahaan dihadapkan dengan berbagai permasalahan. Permasalahan yang timbul ini
menghalangi perusahaan untuk mencapai tujuannya dengan lancar. Oleh karena itu, perusahaan
perlu mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah yang timbul. Solusi yang dipakai
tentunya telah dianggap tepat bagi perusahaan, setidaknya pada saat solusi itu dipakai.
Permasalahan yang dihadapi perusahaan dapat dirumuskan, “strategi layout perusahaan yang
kurang tepat”.

Di Indonesia, banyak perusahaan yang belum menyadari pentingnya tata letak pabrik yang baik
sehingga kinerja perusahaan tidak dapat berjalan dengan maksimal. Pada prinsipnya, tujuan
utamanya layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif
dalam sebuah cara yang dapat menerima informasi yang disajikan.

4
2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud tata letak?


2. Apa tujuan perencanaan tata letak?
3. Apa saja prinsip-prinsip penyusunan tata letak?
4. Apa saja jenis-jenis tata letak?
5. Faktor yang mempengaruhi tata letak produksi?
6. Adakah study kasus pada tata letak produksi?

3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian tujuan adanya tata letak.


2. Dapat mengetahui prinsip penyusunan tata letak.
3. Untuk mengetahui jenis jenis dari tata letak.
4. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi tata letak produksi.
5. Dapat mengetahui study kasus dari tata letak.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Tata Letak (Layout)

Secara definisi, tata letak yaitu pengaturan dan penempatan alat-alat, tenaga kerja, dan
tahapan kegiatan di dalam proses produksi, baik barang maupun jasa. Bukan hanya peralatan,
tetapi juga keseluruhan yang berkaitan dengan penciptaan produk walaupun tidak langsung
berhubungan (Utama, 2019). Sedangkan menurut (Handoko, 2016) Tata letak atau layout harus
dirancang untuk memungkinkan perpindahan yang ekonomis dari orangorang dan bahan-bahan
dalam berbagai proses dan operasi perusahaan. Tata letak (layout) merupakan salah satu
keputusan strategis operasional yang turut menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam
jangka panjang. Tata letak yang tepat menunjukkan ciri-ciri adanya penyesuaian tata letak
fasilitas operasional itu dengan produk atau jenis jasa yang dihasilkan dan proses konversi nya.
Tata letak yang efektif dapat membantu perusahaan dalam mempertimbangkan berbagai factor
yaitu:

1. Pemanfaatan yang lebih besar atas ruangan, peralatan, dan manusia.


2. Arus informasi, bahan baku, dan manusia yang lebih baik.
3. Peningkatan moral karyawan dan kondisi kerja yang lebih aman.
4. Lebih memudahkan konsumen.
5. Flexsibel.

Dengan kata lain, tata letak merupakan desain dari bagian – bagian, pusat kerja dan peralatan
yang menentukan efisiensi sebuah operasi secara jangka panjang. Dalam hal ini tata letak
mempunyai sejumlah implikasi strategis karena hal tersebut dapat digunakan untuk menyusun
prioritas persaingan perusahaan yang berkaitan dengan kapasitas, proses, fleksibilitas, dan
biaya.1

Menurut Monks,2 layout suatu perusahaan pada dasarnya dikelompokkan dalam tiga
kategori, yaitu (1) layout by process, (2) layout by product, dan (3) layout by fixed position.

D
1
Heizer, Jay dan Barry Render. 2009. Manajemen Operasi Buku 1 Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat.
2
Monks dalam Sobarsa Kosasih (2009: 188).

6
Namun dengan adanya perkembangan dalam bidang teknologi, Heizer3, membagi layout
menjadi tujuh kategori, yaitu:

1. Fixed position layout


2. Process oriented layout
3. Work-cell
4. Office layout
5. Retail layout
6. Warehouse layout
7. Product oriented layout.

2. Tujuan Tata Letak

Tujuan layout adalah mengatur areal kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis
untuk operasi produksi, aman, dan nyaman sehingga dapat meningkatkan moral kerja yang
baik dari operator (Suryawati et al., 2021). Dalam penyusunan tata letak, para manajer pasti
mempertimbangkan banyak hal seperti ruang gerak bahan dan karyawan, ruang untuk
perbaikan dan pemeliharaan, tempat untuk mesin dan peralatan pendukungnya, atau perubahan
kebijakan akan tata letak pada waktunya yang akan datang (re-layout) sesuai dengan kebutuhan
produksi. Untuk itu penting mengetahui tujuan dari tata letak yaitu sebagai berikut (Assauri,
2016) :

1. Mengurangi jarak perpindahan material dan barang untuk meminimalisir biaya material
handling.
2. Memberikan ruang gerak yang memadai dalam perbaikan dan pemeliharaan mesin atau
peralatan lain.
3. Mendukung penerapan kesehatan dan keselamatan kerja sehingga keamanan dan
keselamatan pekerjaan terjamin.
4. Menghasilkan produk yang baik dan sesuai standar.
5. Mempermudah pengawasan untuk mengurangi keterlambatan pekerjaan juga
mengontrol kehilangan atau kerusakan material atau barang hilang dalam proses
produksi.

D
3
Heizer dalam Sobarsa Kosasih (2009: 188)

7
6. Mendukung fleksibilitas dalam menghadapi perubahan desain produk yang dinamis
karena perubahan kebutuhan dan perilaku konsumen.
7. Meminimalisir penggunaan gedung atau ruangan yang padat sementara ada ruang lagi
yang kosong delapan mengoptimalkan penggunaan peralatan dan fasilitas lain dalam
aktivitas operasi.
8. Menekan biaya produksi efisien penggunaan tenaga kerja.
9. Mengoptimalkan modal investasi dengan penggunaan ruangan yang efisien.
10. Memberikan pelayanan prima bagi konsumen terlebih tuntutan pelanggan yang
menginginkan layanan cepat dan tepat dengan kualitas terbaik.
11. Membangun persepsi atau image dari pelanggan terhadap tata letak yang berhubungan
langsung dengan pelanggan.

Melihat banyaknya tujuan yang hendak dicapai dari tata letak yang baik maka penting
memutuskan penyusunan tata letak yang efektif dengan strategi.

3. Prinsip Penyusunan Tata Letak


Terdapat 6 prinsip yang digunakan dalam penyusunan tata letak, yaitu:

a. Principle of Overall Integration


Untuk menghasilkan koneksi yang harmonis serta tata letak yang baik dan benar yaitu
dengan melakukan integrasi tenaga kerja, bahan, mesin, peralatan, dan perlengkapan,
serta semua faktor yang mempengaruhi proses produksi menjadi satu unit organisasi
yang besar.
b. Principle of Minimum Distance Movemen
Prinsip ini menerapkan jarak tempuh yang pendek, seperti pergerakan tenaga kerja,
bahan, barang jadi dan setengah jadi dapat dihemat dengan mengurangi jarak
perpindahan dengan seminimum mungkin.4
c. Principle of Work Flow
Prinsip ini menerapkan cara kerja yang cepat dan lancar tanpa adanya halangan dalam
pergerakan bahan, barang, peralatan serta perlengkapan. Hal ini akan membuat tata
letak yang baik dan benar.

d. Principle of Maximum Space Utilization


D
4
Charles Soetyono Iskandar, Samrius Upa’ dan Margaret Iskandar, Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis
Technopreneurship, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), hlm. 40.

8
Prinsip tata letak yang baik dan benar pada prinsip ini yaitu ruangan yang tersedia telah
dipergunakan secara efektif dan efisien baik secara vertikal maupun horizontal.
e. Principle of Satisfaction and Safety
Prinsip tata letak yang baik dan benar. Pada prinsip ini yaitu membuat rasa puas akan
keselamatan dan memberikan rasa aman dengan tidak menimbulkan kecelakaan kerja.
f. Principle of Flexibility
Prinsip penyusunan tata letak pada prinsip ini yaitu dapat melakukan penyesuaian
akibat perubahan dalam hal pengeluaran yang dihasilkan sehingga dapat
meminimalisasikan biaya operasi produksi.5
4. Jenis-jenis Tata Letak
Dalam industry manufaktur, secara umum tata letak bisa dikelompokkan dalam tiga jenis
(Herjanto, n.d.) :
a. Tata letak proses
b. Tata letak produk
c. Tata letak posisi tetap
a. Tata letak proses
Tata letak proses (process layout) atau tata letak fungsional adalah penyusunan
tata letak dimana alat yang sejenis atau yang mempunyai fungsi sama ditempatkan
dalam yang sama. Misalnya mesin bubut ditempatkan dengan mesin-mesin bubut yang
lainnya. Demikian mesin potong diletakkan pada bagiannya.

Proses layout umumnya digunakan untuk industry manufacturing yang bekerja dengan
jumlah/volume produksi yang relatif kecil untuk produk yang tidak standar. Tipe ini
akan terasa lebih fleksibel dibandingkan dengan tata letak berdasarkan aliran produk.

D
5
Muhammad Arsyad dan Ahmad Zubair Sultan, Manajemen Perawatan, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm.
73.

9
Pabrik yang beroperasi berdasarkan job order (Job lot production), akan lebih tepat
menerapkan layout tipe ini untuk mengatur segala fasilitas produksinya(A. Hasibuan,
2017).

b. Tata Letak Produk


Tata letak produk (Product Layout) dipilih apabila proses produksinya telah
distandardisasikan dan berproduksi dalam jumlah yang besar. Setiap produk akan
melalui tahapan operasi yang sama sejak dari awal sampai akhir.

Gambar tersebut menunjukan aliran suatu proses produksi dari produk yang terdiri dari
empat komponen. Setiap komponen mempunyai lini produksi masing-masing yang
tidak tergantung satu sama lain. Penyusunan di susun dengan sedemikian rupa sehingga
dari lini itu dapat dihasilkan suatu jenis komponen/produk tertentu. Biasa digunakan di
industri otomotif, elektronika, tempat cuci mobil otomatis, atau kafetaria.6

c. Tata Letak Posisi Tetap


Tata letak posisi tetap (Fixed Position Layout) dipilih karena ukuran, bentuk, ataupun
karakteristik lainnya, menyebabkan produk tidak mungkin atau sukar untuk
dipindahkan. Dengan begitu produk tetap ditempat sedangkan peralatan atau tenaga
kerja yang menghampiri produk. Biasanya digunakan pada kapal laut, pesawat terbang,
lokomotif, atau proyek-proyek kontruksi.

D
6
Herjanto, Eddy.2017. Manajemen Operasi edisi ketiga. Jakarta: Grasindo.

10
Prinsip tata letak berdasarkan lokasi material tetap digunakan untuk produk yang
berukuran besar seperti kapal dan pesawat terbang.

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tata Letak


Efektifitas dari pengaturan tata letak suatu kegiatan produksi dipengaruhi oleh beberapa
factor sebagai berikut (Herjanto, 2007):
1. Penangan Material
Gerakan material akan berdampak pada biaya penangan material, biasanya mempunyai
pengaruh yang signifikan bagi biaya produksi. Untuk itu gerakan material harus diusahakan
seminimal mungkin.
2. Utilitasi Ruangan
Utilitas ruangan dan enerji merupakan salah satu factor yang mempengaruhi dalam
perencaaan tata letak. Perkembangan teknologi memungkinkan penataan mesin-mesin tidak
dalam arah horizontal, berada dalam satu lantai, melainkan dapat kearah vertical.
3. Mempermudah Pemeliharaan
Pemeliharaan/perawatan mesin selain berpengaruh terhadap mutu produk juga
berpengaruh terhadap usia mesin. Tata letak mesin harus menyiapkan ruang gerak yang cukup
bagi pemeliharaan mesin. Oleh karena itu perencanaan harus mempertimbangkan karakteristik
pekerjaan yang dilakukan oleh mesin yang besar/bentuk perawatan yang diperlukan dalam
perawatan mesin.
4. Kelonggaran Gerak
Perencanaan tata letak juga harus memperhatikan keloggaran gerak bagi
operator/karyawan, selain meningkatkan kepuasan karyawan atas kondisi kerja, kelonggaran
gerak juga bisa mengurangi kecelakaan kerja.

11
5. Orientasi Produk
Jenis produk yang dibuat sangat berpengaruh dalam perencanaan tata letak. Misalnya,
produk dengan ukuran besar dan berat, atau memerlukan perhatian khusus pada
penanganannya umunya menghendaki tata letak yang tidak membuat produknya berpindah-
pindah. Perlu adanya pemisahan tata letak mesin dari kegiatan proses produksi lainnya.
6. Perubahan Produk atau Desain Produk
Bagi perusahaan yang jenis produk atau desainnya sering berubah, tata letak mesin
harus sefleksibel mungkin dalam mengadaptasi perubahan. Dalam hal ini tata letak proses yang
lebih efisien.
Dalam bidang manufaktur, tata letak yang ideal bergantung pada factor :

1. Merupakan jenis produk serta kualitas produk.


Produk yang diproduksi harus terpenuhi oleh pesanan dan untuk persediaan. Produk
yang dihasilkan harus memiliki penanganan khusus, seperti daya tahan terhadap produk
baik daya tahan kerusakan maupun kebusukan dan mengukur bahan baku untuk
produksi.
2. Jenis Proses Produksi
Proses produksi seperti teknologi yang digunakan untuk produksi, jenis bahan baku,
sarana penyedia jasa, dan persyaratan proses mengenai jumlah operasi dan interaksi
antara departemen dan pusat kerja.
3. Pertimbangan Ergonomis
Hal ini memastikan untuk keselamatan kerja agar terhindar dari kecelakaan, dan untuk
meningkatkan produktivitas.
4. Pertimbangan Ekonomis
5. Ketersediaan Ruangan dalam Fasilitas
Tersedianya ruangan untuk fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh perusahaan7
Secara lebih rinci, Heizer (heizer, 2007), menguraikan bahwa untuk membuat rancangan layout
yang baik, faktor-faktor berikut harus diperhatikan.
a. Peralatan material handling yang akan digunakan. Misalnya, apakan perusahaan akan
menggunakan conveyor, crane, forklift, aoutomated storage, atau automatic cart untuk
menangani bahan-bahan yang digunakan.
D
7
Thomas W. Zimmerer, Norman M. Scarborough, dan Doug Wilson, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha
Kecil Edisi 5, (Jakarta: Salemba Empat, 2008), hlm. 345.

12
b. Space dan kapasitas ruangan yang diperlukan untuk bahan-bahan, peralatan, dan orang-
orang.
c. Aliran informasi yang dibutuhkan, apakah hanya untuk internal, eksternal, atau untuk
kedua-duanya. Estetika dan lingkungan yang diperlukan. Ini berkaitan dengan
penyediaan tanam-tanaman, fasilitas olah raga, tingkat kebisingan, dan lain sebagainya.
d. Biaya pergerakan dari tempat kerja ke tempat kerja yang lainnya.

6. Study Kasus Analisis Tata Letak Fasilitas Produksi Pada Proses Produksi Mie Telor
UD Sumber Rezeki di Kota Makassar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tata letak fasilitas produksi pada proses
produksi mie telor Usaha Dagang (UD) Sumber Rezeki di Kota Makassar. Jenis penelitian yang
digunakan yaitu deskriptif kualitatif adalah suatu penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan data dan informasi tentang suatu gejala dan fakta terhadap obyek dan tempat
penelitian sesuai dengan apa adanya pada saat penelitian berlangsung.
Tata letak fasilitas produksi mempunyai dampak terhadap proses operasi perusahaan
bila ditinjau dari segi kegiatan proses produksi, dimana terjadinya perpindahan material dari
satu unit ke unit lainnya sehingga tata letak fasilitas pada proses produksi sangat diperlukan
untuk dapat menunjang aspek kelancaran proses produksi. Oleh karena itu perlu adanya suatu
pertimbangan dalam membuat atau mendesain tata letak fasilitas produksi yang lebih efektif
dan efisien untuk menghasilkan proses produksi yang lancar, serta kualitas hasil produksi yang
terjamin. Penentuan layout peralatan dan proses produk meliputi pengaturan letak fasilitas-
fasilitas operasi termasuk mesin-mesin, personalia, bahan-bahan, perlengkapan untuk operasi,
penanganan bahan (material handling), dan semua peralatan serta fasilitas untuk terlaksananya
proses produksi dengan lancar dan efisien.
Penelitian ini memfokuskan mengenai bagaimana tata letak fasilitas produksi dalam
proses produksi mie telur pada UD Sumber Rezeki di kota Makassar. Berdasarkan hasil
wawancara dengan pemilik pabrik dan beberapa pekerja pada bagian produksi dan pemasaran
yang terdapat pada pabrik tersebut, Tata letak fasilitas produksi yang digunakan pada proses
produksi yaitu tata letak produk atau yang lebih dikenalnya yaitu tata letak garis. Dalam
penerapan tata letak fasilitas produksi yang digunakan pada pabrik tersebut membuat pekerja
lebih bebas bergerak karena pabrik tersebut bisa dikatakan sempit. Selain itu dengan tata letak
produk atau tata letak garis yang digunakan pekerjaan lebih terarah sehingga proses produksi
lebih lancar dan waktu proses juga lebih cepat. Pada penerapan tata letak garis yang digunakan
dapat menghemat ruangan yang sempit karena fasilitas-fasilitas hanya berjajar dan berjalan

13
sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dengan penerapan tata letak garis yang telah
digunakan pada pabrik mie UD Sumber Rezeki juga memiliki kendala yang terdapat pada
mesin yaitu kerusakan yang terjadi pada salah satu menyebabkan proses produksi terhambat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pabrik mie Usaha Dagang (UD) Sumber Rezeki
telah menggunakan tata letak yang hampir sama dengan tata letak sebelumnya namun pada
fasilitas produksi yang digunakan itu jauh berbeda dengan yang sebelumnya.Tata letak fasilitas
produksi yang digunakan sebelumnya sudah efektif namun kurangnya fasilitas serta penataan
tata letak yang membuat pekerjaan terhambat karena sempitnya akan ruangan produksi. Oleh
karena itu, pemilik pabrik maupun bagian teknisi menggunakan Layout atau tata letak garisdan
membuka mesin-mesin yang tidak dibutuhkan lagi sehingga ruangan proses produksi menjadi
luas dan fasilitas produksi ditambah untuk memperlancar proses produksi. Dengan peletakan
fasilitas dengan menggunakan tata letak garis yang digunakan dapat mengefesienkan waktu
dalam proses produksi serta tidak terjadi pemborosan dalam penyiapan bahan-bahan produksi,
keunggulan dari tata letak garis tersebut adalah mudah dalam pengaturan fasilitas produksi
yang terletak di dalam 362 pabrik UD Sumber Rezeki di Kota Makassar.
Berdasarkan penelitian ini Tata letak fasilitas produksi yang digunakan pada UD
Sumber Rezeki di Kota Makassar sudah efektif karena mudah dalam pengaturan fasilitas
produksi yang terletak di dalam pabrik mie tersebut. Tata letak fasilitas yang digunakan pada
UD Sumber Rezeki Kota Makassar adalah tata letak garis sehingga dapat menjadikan proses
produksi lebih cepat serta dalam memproduksi bahan mulai dari bahan baku sampai menjadi
bahan jadi menjadi lebih terarah.

14
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Tata letak (layout) merupakan salah satu keputusan strategis operasional yang turut
menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tata letak yang tepat
menunjukkan ciri-ciri adanya penyesuaian tata letak fasilitas operasional itu dengan produk
atau jenis jasa yang dihasilkan dan proses konversi nya. Lalu tujuan layout adalah mengatur
areal kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi, aman,
dan nyaman sehingga dapat meningkatkan moral kerja yang baik dari operator. Prinsip dari
tata letak ada 6 meliputi, principle of overall integration, principle of minimum distance
movemen, principle of work flow, principle of maximum space utilization, principle of
satisfaction and safety, dan principle of flexibility. Jenis tata letak ada tiga yaitu, tata letak
proses, tata letak produk, tata letak posisi tetap. Faktor yang memprngaruhi tata letak, penangan
material, utilitasi ruangan, mempermudah pemeliharaan, kelonggaran gerak, orientasi produk,
perubahan produk atau desain produk. Hasil dari study kasus pada perusahaan UD Sumber
Rezeki sudah efektif karena mudah dalam pengaturan fasilitas produksi yang terletak di dalam
pabrik mie tersebut. Tata letak fasilitas yang digunakan pada UD Sumber Rezeki Kota
Makassar adalah tata letak garis sehingga dapat menjadikan proses produksi lebih cepat serta
dalam memproduksi bahan mulai dari bahan baku sampai menjadi bahan jadi menjadi lebih
terarah.

15
DAFTAR PUSTAKA

Assauri, S. (2016). Manajemen Operasi Produksi. Raja Grafindo Persada.


Handoko, H. . (2016). Dasar dasar Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE Yogyakarta.
Hasibuan, A. (2017). Etika Profesi Profesionalisme Kerja (A. F. H. Hasibuan (ed.)). UISU
Press. https://doi.org/https://doi.org/10.31219/osf.io/7ezmq
Herjanto, E. (n.d.). Manajemen Operasi. Grasindo.
Herjanto, E. (2007). Manajemen Operasional. Grasindo.
Suryawati, B. N., Permadi, L. A., & Wardani, L. (2021). Buku Ajar Manajemen Operasional
(R. Watrianthos & J. Simarmata (eds.)). Yayasan Kita Menulis.
Utama, R. (2019). Manajemen Operasional. UM Jakarta Press.
Thomas W. Zimmerer, Norman M. Scarborough, dan Doug Wilson, Kewirausahaan dan
Manajemen Usaha Kecil Edisi 5, (Jakarta: Salemba Empat, 2008), hlm. 345.
Muhammad Arsyad dan Ahmad Zubair Sultan, Manajemen Perawatan, (Yogyakarta:
Deepublish, 2018), hlm. 73

16

Anda mungkin juga menyukai