Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN OPERASI

“PERENCANAAN TATA LETAK (LAYOUT) FASILITAS”

KELOMPOK 6 :

1. Tasya Febristi Salsabila (2019210596)

2. Intan Emilia (2019210681)

3. Farach Aliyyah Putri S. (2019210703)

4. Anggie Tri Wahyuni (2019210707)


5. Aditya Dwi Pramasta R. (2019210711)
6. Setyo Wicaksono Khoiri (2019210724)

STIE PERBANAS SURABAYA


PROGRAM STUDI MENEJEMEN
PERIODE 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Perencanaan
Tata Letak Fasilitas ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Operasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Perencanaan Tata Letak Fasilitas, bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 20 November 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... 3
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 4
BAB I .................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 5
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 5
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 6
C. Tujuan ........................................................................................................................ 6
BAB II ................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 7
A. Definisi Tata Letak .................................................................................................... 7
B. Pengertian Perancangan Tata Letak Fasilitas atau Pabrik....................................... 7
C. Pentingnya Tata Letak Dan Pemindahan Bahan ..................................................... 8
D. Tujuan Perancangan Fasilitas................................................................................... 8
E. Tipe Tata Letak Fasilitas Produksi .......................................................................... 11
F. Urutan Proses Tata Letak yang Sistematis ................................................................ 13
BAB III ................................................................................................................................ 17
PENUTUP ........................................................................................................................... 17
A. Kesimpulan............................................................................................................... 17
B. Saran ........................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tata letak (plant layout) dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan
fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi (Wignjosoebroto,
1996). Perancangan fasilitas merupakan salah satu istilah penting dalam
penyusunan unsur fisik pabrik dan juga layanan jasa seperti pergudangan, kantor
pos, toko, restoran dan rumah sakit (Apple, 1990). Home Industry merupakan salah
satu yang memerlukan perancangan fasilitas, diantaranya adalah perancangan dan
pengaturan tata letak produksi. Permasalahan yang sering dijumpai dalam
pengaturan tata letak adalah apakah pengaturan dari semua fasilitas produksi
tersebut telah dibuat sedemikian rupa sehingga bisa mencapai suatu proses produksi
yang paling efisien dan bisa mendukung kelangsungan serta kelancaran proses
produksi secara optimal (Irawan, 2007).
Perancangan tata letak fasilitas merupakan rancangan dari fasilitas -
Fasilitas industri yang akan didirikan atau dibangun. Di dunia industri, perencanaan
fasilitas dimaksudkan sebagai sarana untuk perbaikan tata letak fasilitas, yan
g digunakan dalam penanganan material (material handling),
menentukan peralatan dalam proses produksi, serta digunakan dalam
perencanaan fasilitas secara keseluruhan. Tujuan perancangan fasilitas yaitu
memenuhi kapasitas produksi dan kebutuhan kualitas dengan cara paling ekonomis
melalui pengaturan dan koordinasi yang efektif dari fasilitas fisik. Perancangan
fasilitas akan menentukan bagaimana aktivitas -aktivitas dari fasilitas -fasilitas
produksi dapat diatur sedemikian rupa sehingga mampu menunjang upaya
pencapaian tujuan pokok secara efektif dan efisien. Dalam kenyataannya,
rancangan fasilitas merupakan kegiatan tata letak ulang dari suatu proses yang telah
ada atau perubahan beberapa bagian dari susunan peralatan tertentu. Permasalahan
tata letak terutama sekali menyangkut minimasi dari biaya material handling
(penanganan material), memanfaatkan area yang ada, memberi
kenyamanan bagi tenaga kerja, memudahkan proses manufaktur dan sebagainya
Salah satu perencanaan yang harus diperhatikan adalah mengenai
perencanaan tata letak dan penempatan tempat usaha yang bersangkutan. Hal ini
penting, karena suatu perusahaan yang tidak memperhitungkan bagaimana
sebaiknya penataan dan penempatan tempat usaha dan produksi yang baik maka
akan berpengaruh pada kegiatan perusahaan itu nantinya. Perencanaan itu dapat
meliputi bagaimana sebaiknya susunan bangunan yang akan digunakan agar sesuai

3
dengan kegiatan perusahaan atau juga bagaimana sebaiknya pembagian dan
penempatan ruang–ruang dan mesin atau peralatan kerja dan produksi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan penempatan setiap stasiun kerja pada sistem produksi?
2. Bagaimana merancang ulang tata letak fasilitas pada lantai produksi?
3. Bagaimana perancangan ulang tata letak fasilitas produksi dan dapat
meminimalkan biaya material handling

C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan
yaitu :
1. Untuk mengetahui penempatan setiap stasiun kerja pada system produksi.
2. Untuk mengetahui rancangan ulang tata letak fasilitas pada lantai produksi.
3. Untuk meminilkan biaya material handling.

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Tata Letak
Tata letak atau pengaturan dari fasilitas produksi dan area kerja yang ada
merupakan landasan utama dalam dunia industri. Pada umumnya tata letak pabrik
yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi dan dalam beberapa hal
akan juga menjaga kelangsungan hidup ataupun kesuksesan kerja suatu industri.
Dalam membangun suatu perusahaaan harus sesuai dengan perencanaan dan
perancangan yang sesuai dengan syarat pendirian suatu perusahaan. Dengan adanya
perencanaan dan perancangan tata letak fasilitas ini, diharapkan agar aliran proses
serta pemindahan bahan yang ada di dalam suatu perusahaan berjalan dengan
lancar. Kelancaran proses produksi dapat meminimumkan biaya dan
mengoptimalkan keuntungan yang diperoleh. Selain itu, perencanaan dan
perancangan tata letak fasilitas ini juga berguna untuk mengoptimalkan hubungan
antar aktivitas.
B. Pengertian Perancangan Tata Letak Fasilitas atau Pabrik
Perencanaan tata letak pabrik atau tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai
tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses
produksi. Pengaturan tersebut akan berguna untuk luas area penempatan mesin atau
fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan perpindahan material,
penyimpanan material baik yang bersifat temporer maupun permanen, personel
pekerja dan sebagainya. Tata letak pabrik ada dua hal yang diatur letaknya yaitu
pengaturan mesin dan pengaturan departemen yang ada dari pabrik. Bilamana kita
menggunakan istilah tata letak pabrik seringkali hal ini akan kita artikan sebagai
pengaturan peralatan/fasilitas produksi yang sudah ada ataupun bisa juga diartikan
sebagai perencanaaan tata letak pabrik yang baru sama sekali.
Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut
menentukan efisiensi dan dalam beberapa hal akan juga menjaga kelangsungan
hidup ataupun kesuksesan kerja suatu industri. Peralatan dan suatu desain produk
yang bagus akan tidak ada artinya akibat perencanaan tata letak yang sembarangan

5
saja. Karena aktivitas produksi suatu industri secara normalnya harus berlangsung
lama dengan tata letak yang tidak selalu berubah-ubah, maka setiap kekeliruan yang
dibuat didalam perencanaan tata letak ini akan menyebabkan kerugian-kerugian
yang tidak kecil.
Tujuan utama didalam desain tata letak pabrik pada dasarnya adalah untuk
meminimalkan total biaya yang antara lain menyangkut elemen-elemen
biayaseperti biaya untuk kontruksi dan instalasi baik untuk bangunan mesin,
maupun fasilitas produksi lainnya. Selain itu biaya pemindahan bahan, biaya
produksi, perbaikan, keamanan, biaya penyimpanan produk setengah jadi dan
pengaturan tata letak pabrik yang optimal akan dapat pula memberikan kemudahan
di dalam proses supervisi serta menghadapi rencana perluasan pabrik kelak
dikemudian hari.

C. Pentingnya Tata Letak Dan Pemindahan Bahan


Keuntungan-keuntungan yang didapat berupa kenaikan jumlah produksi,
mengurangi waktu tunggu, mengurangi waktu proses pemindahan bahan,
penghematan penggunaan area untuk produksi, gudang, dan pelayanan, kemudian
pendayagunaan yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, dan fasilitas
produksi. Selain itu, proses manufakturing yang lebih singkat, mengurangi resiko
bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari operator, memperbaiki moral dan
kepuasan kerja, mempermudah aktivitas supervisi, mengurangi kemacetan dan
kesimpangsiuran, dan mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi
kualitas dari bahan baku ataupun produk jadi.

D. Tujuan Perancangan Fasilitas


Tata letak dan pemindahan bahan berpengaruh paling besar pada produktifitas
dan keuntungan dari suatu perusahaan bila dibandingkan dengan faktor-faktor
lainnya. Selain itu, material handling sangat berpengaruh sebagai 50% penyebab
kecelakaan yang terjadi dalam industri dan merupakan 40% dari 80% seluruh biaya
operasional. Dalam pelaksanaanya, tata letak dan material handling memiliki
hubungan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

6
Secara garis besar, tujuan utama dari perancangan tata letak adalah mengatur area
kerja beserta seluruh fasilitas produksi di dalamnya untuk membentuk proses
produksi yang paling ekonomis, aman, nyaman, efektif, dan efisien. Selain itu,
perancangan tata letak juga bertujuan untuk mengembangkan material
handling yang baik, penggunaan lahan yang efisien, mempermudah perawatan, dan
meningkatkan kemudahan dan kenyamanan lingkungan kerja.
Terdapat beberapa keuntungan tata letak fasilitas yang baik, yaitu:
1. Menaikkan output produksi
Pada umumnya, tat letak yang baik akan memberikan output yang lebih besar
dengan ongkos kerja yang lebih kecil atau sama, dengan jam kerja pegawai yang
lebih kecil dan jam kerja mesin yang lebih kecil.
2. Mengurangi delay
Mengatur keseimbangan antara waktu operasi dan beban dari tiap-tiap departemen
atau mesin adalah bagian dari tanggung jawab perancang tata letak fasilitas.
Pengaturan yang baik akan mengurangi waktu tunggu atau delay yang berlebihan
yang dapat disebabkan oleh adanya gerakan balik (back-tracking), gerakan
memotong (cross-movement), dan kemacetan (congestion) yang menyebabkan
proses perpindahan terhambat.
3. Mengurangi jarak perpindahan barang
Dalam proses produksi, perpindahan barang atau material pasti terjadi. Mulai dari
bahan baku memasuki proses awal, pemindahan barang setengah jadi, sampai
barang jadi yang siap untuk dipasarkan disimpan dalam gudang. Mengingat begitu
banyaknya perpindahan barang yang terjadi dan betapa besarnya peranan
perpindahan barang, terutama dalam proses produksi, maka perancangan tata letak
yang baik akan meminimalkan biaya perpindahan barang tersebut.
4. Penghematan pemanfaatan area
Perancangan tata letak yang baik akan mengatasi pemborosan pemakaian ruang
yang berlebihan.
5. Pemaksimalan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan/atau fasilitas produksi lainnya.
6. Proses manufaktur yang lebih singkat

7
Dengan memperpendek jarak antar proses produksi dan mengurangi bottle neck,
maka waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu produk akan lebih singkat
sehingga total waktu produksi pun dapat dipersingkat.
7. Mengurangi resiko kecelakaan kerja
Perancangan tata letak yang baik juga bertujuan untuk menciptakan lingkungan
kerja yang aman, dan nyaman bagi para pekerja yang terkait di dalamnya.
8. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman
Dengan penataan lingkungan kerja yang baik, tertata rapi, tertib, pencahayaan yang
baik, sirkulasi udara yang baik , dsb, maka suasana kerja yang baik akan tercipta
sehingga moral dan kepuasan kerja para pekerja akan meningkat. Hal ini
berpengaruh pada kinerja karyawan yang juga akan meningkat sehingga
produktivitas kerja akan terjaga.
9. Mempermudah aktivitas supervisor
Tata letak yang baik akan mempermudah seorang supervisor untuk mengamati
jalannya proses produksi.
Dalam PTLP ini pada dasarnya akan merupakan proses pengurutan dari suatu
perencanaan tata letak yang sistematis. Urutan proses tersebut dapat dikemukakan
sebagai berikut :
1. Pemilihan Lokasi
2. Opeation Process Chart (OPC)
3. Routing Sheet
4. Multi Product Process Chart (MPPC)
5. Menentukan Gudang
6. Ongkos Material Handling (OMH)
7. From To Chart (FTC)
8. Outflow, Inflow
9. Tabel Skala Prioritas (TSP)
10. Activity Relationship Diagram (ARD)
11. Activity Relationship Chart (ARC)
12. Area Alocation Diagram (AAD)

8
E. Tipe Tata Letak Fasilitas Produksi
Menurut Wignjosoebroto (2009), pemilihan dan penempatan alternatif tata letak
merupakan langkah yang kritis dalam proses perencanaan fasilitas produksi, karena
tata letak yang dipilih akan menentukan hubungan fisik dari aktivitas produksi yang
berlangsung. Penetapan mengenai macam spesifikasi, jumlah dan luas area dari
fasilitas produksi yang diperlukan merupakan langkah awal sebelum perencanaan
pengaturan tata letak fasilitas.
Salah satu alasan orang cenderung untuk memusatkan perhatian terlebih
dahulu pada tata letak baru kemudian sistem pemindahan bahannya terletak
pada penekanan terhadap proses manufacturing yang berlangsung. Ada empat
macam atau tipe tata letak yang secara klasik umum diaplikasikan dalam desain tata
letak, yaitu :
1. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Aliran Produksi
Menurut Wignjosoebroto (2009), jika suatu produk secara khusus memproduksi
suatu macam produk atau kelompok produk dalam jumlah besar dan waktu
produksi yang lama, maka semua fasilitas produksi dari pabrik tersebut diatur
sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berlangsung seefisien mungkin.
Dengan tata letak berdasarkan aliran produksi seperti terdapat pada gambar 1, maka
mesin dan fasilitas produksi lainnya akan diatur menurut prinsip mesin sesudah
mesin atau prosesnya selalu berurutan sesuai dengan aliran proses, tidak peduli
macam mesin yang dipergunakan.

2. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Lokasi Material Tetap


Menurut Wignjosoebroto (2009), tata letak fasilitas berdasarkan proses tetap,
material atau komponen produk utama akan tetap pada posisi/lokasinya. Sedangkan
fasilitas produksi seperti alat, mesin, manusia serta komponenkomponen kecil
lainnya akan bergerak menuju lokasi material atau komponen produk utama
tersebut. Pada proses perakitan tata letak tipe ini alat dan peralatan kerja lainnya
akan cukup mudah dipindahkan. Berikut skema diagram dari tata letak fasilitas
produksi yang diatur berdasarkan posisi material tetap.

9
3. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Kelompok Produk
Tata letak tipe ini didasarkan pada pengelompokkan produk atau komponen yang
akan dibuat. Produk-produk yang tidak identik dikelompok berdasarkan langkah-
langkah proses, bentuk, mesin atau peralatan yang dipakai dan sebagainya. Disini
pengelompokkan tidak didasarkan pada kesamaan jenis produk akhir seperti halnya
pada tipe produk tata letak. Pada tipe kelompok produk, mesin-mesin atau fasilitas
produksi nantinya juga akan dikelompokkan dan di tempatkan dalam sebuah
manufacturing sel. Karena disini setiap kelompok produk akan memiliki urutan
proses yang sama maka akan menghasilkan tingkat efisien yang tinggi dalam proses
manufakturingnya. Efisiensi tinggi tersebut akan dicapai sebagai konsekuensi
pengaturan fasilitas produksi secara kelompok atau sel yang menjamin kelancaran
aliran kerja. Tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk

4. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Fungsi atau Macam Proses


Menurut Wignjosoebroto (2009), tata letak berdasarkan macam proses sering
dikenal dengan proses atau tata letak berdasarkan fungsi adalah metode pengaturan
dan penempatan dari segala mesin serta peralatan produksi yang memiliki tipe atau
jenis sama ke dalam satu departemen. Dalam tata letak menurut macam proses,
seperti terdapat pada gambar 4, jelas sekali bahwa semua mesin dan peralatan yang
mempunyai cirri operasi yang sama akan dikelompokkan bersama sesuai dengan
proses atau fungsi kerjanya.

10
F. Urutan Proses Tata Letak yang Sistematis
Perancangan tata letal pabrik pada dasarnya meupakan proses pengurutan dari
suatu perencanaan tata letak yang sistematis. Urutan proses tersebut dapat
dikemukakan sebagai berikut :

1. Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi pada dasarnya adalah menentukan suatu tempat atau lokasi yang
tepat untuk suatu perisahaan atau perkantoran atau lokasi untuk tujuan tertentu,
dengan memperhitungkan kelebihan dan kekurangan lokasi tersebut. Dalam
pemilihan lokasi kita akan membandingkan suatu lokasi dengan lokasi lainnya,
berdasarkan nilai break even point lokasi tersebut.

2. Opeation Process Chart (OPC)

Operation Process Chart adalah suatu diagram yang menggambarkan langkah-


langkah proses yang dialami oleh bahan baku yag meliputi urutan proses operasi
dan pemeriksaan. Pembuatan OPC ini merupakan tahap pertama dalam urutan
untuk merencanakan tata letak pabrik.

Pada OPC ini berisi informasi mengenai :

• Deskripsi proses bagi setiap kegiatan/aktivitas


• Waktu penyelesaian masing-masing kegiatan
• Peralatan/mesin yang digunakan
Persentase scrap dari aktivitas.

11
3. Routing Sheet

Langkah selanjutnya dalam merencanakan tata letak pabrik adalah pembuatan


routing sheet. Routing sheet ini digunakan untuk :

• Menghitung jumlah mesin yang diperlukan


• Menghitung jumlah part yang harus dipersiapkan dalam usaha memperoleh
sejumlah produk jadi yang diinginkan.

4. Multi Product Process Chart (MPPC)


Setelah kita memahami OPC dan Routing Sheet maka langkah selanjutnya adalah
pengisian tabel MPPC dimana dalam pengisiannya terlebih dahulu mengetahui
OPC dan Routing Sheet

5. Menentukan Gudang

Dalam hal ini gudang terbagi atas 2 bagian, yaitu gudang untuk receiving dan
shipping, dimana pada masing-masing gudang tersebut dihitung tempat yang paling
memungkinkan dengan perhitungan pada bahan atau material yang akan
ditempatkan, ditambag dengan allowance yang diperlukan. Dilihat dari cara
penyimpanannya terdiri atas dua bagian, yaitu rak dan tumpukan.

6. Ongkos Material Handling (OMH)

Aktivitas pemindahan bahan (material handling) merupakan salah satu yang cukup
penting untuk diperhatikan dan diperhitungkan. Aktivitas pemindahan bahan
tersebut dapat ditentukan dengan terlebih dahulu memperhatikan aliran bahan yang
terjadi dalam operasi. Kemudian harus diperhatikan tipe layout yang akan
digunakan.

12
7. From To Chart (FTC)

From to chart merupakan penggambaran tentang berapa total ongkos material


handling, OMH, dari suatu bagian aktivitas menuju aktivitas yang lainnya dalam
suatu pabrik. FTC diisi berdasarkan data dari OMH.

8. Outflow-Inflow

Outflow Ialah untuk melihat koefisien ongkos yang keluar dari suatu mesin dan
inflow Ialah untuk melihat koefisien ongkos yang masuk dari ke mesin

9. Tabel Skala Prioritas (TSP)

TSP adalah menentukan urutan prioritas berdasarkan data yang diperoleh dari
OutFlow atau InFlow (pilih salah satu).

10. Activity Relationship Diagram (ARD)

ARD adalah menerapkan hasil dari TSP ke dalam suatu diagram untuk menyusun
tingkat kedekatan berdasarkan prioritas yang telah dibuat.

11. Activity Relationship Chart (ARC)


Dalam industri pada umumnya terdapat sejumlah kegiatan atau aktivitas yang
menunjang jalannya suatu industri. Setiap kegiatan atau aktivitas tersebut saling
berhubungan (berinteraksi) antara satu dengan lainnya, dan yang paling penting
diketahui bahwa setiap kegiatan tersebut membutuhkan tempat untuk
melaksanakannya. Aktivitas atau kegiatan tersebut diatas dapat berupa aktivitas
produksi, administrasi, assembling, inventory, dll. Teknik yang digunakan sebagai
alat untuk menganalisa hubungan antar aktifitas yang ada adalah Activity
Relationship Chart.

13
12. Area Alocation Diagram (AAD)

Area Alocation Diagram merupakan lanjutan dari ARC. Dimana dalam ARC telah
diketahui kesimpulan tingkat kepentingan antar aktivitas dengan demikian berarti
bahwa ada sebagian aktivitas harus dekat dengan aktivitas yang lainnya dan ada
juga sebaliknya. Atau dapat dikatakan bahwa hubungan antar aktivitas
mempengaruhi tingkat kedekatan antar tata letak aktivitas tersebut. Kedekatan tata
letak aktivitas tersebut ditentukan dalam bentuk Area Alocation Diagram

13. Template

Template merupakan suatu gambaran yang telah jelas dari tata letak pabrik yang
akan dibuat dan merupakan gambaran detail dari AAD yang telah dibuat.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan masalah dan pembahasan pada makalah ini maka dapat
disimpulkan yaitu sebagai berikut:
1. Bahwa penempatan untuk setiap stasiun kerja pada sistem produksi perlu adanya
perencanaan dengan menentukan setiap stasiun kerja yang akan digunakan.
2. Dengan melakukan suatu rancangan pada setiap lantai produksi yang lebih baik

B. Saran
Pertimbangan pemilihan lokasi untuk pembuatan pabrik baru dalam sebuah
perancangan tata letak fasilitas hendaklha diperhitungan secara nyata,
mempertimbangkan lokasi tata letak fasilitas juga perlu mempertimbangkan aspek
lainnya seperti aspek finansial.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://zainalaf08.blogspot.com/2019/11/makalah-perancangan-tata-
letak.html
https://www.academia.edu/30512470/TATA_LETAK_FASILITAS_MAN
AJEMEN_OPERASIONAL
https://singgihsing.wordpress.com/konsep-jenis-jenis-tata-letak-gudang/
https://text-id.123dok.com/document/dzx9nenoz-perencanaan-tata-letak-
secara-sistematis.html
https://ipqi.org/perancangan-tata-letak-fasilitas/

16

Anda mungkin juga menyukai