Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANAJEMEN OPERASIONAL

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpa
han rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan makal
ah Manajemen Oprasional yang berjudul “Strategi tata lokasi”.

Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntun
an Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesem
patan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada s
emua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesemp
urnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya deng
an segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan
oleh karenanya, penulis dengan rendah hati menerima masukan, saran dan usul guna penyem
purnaan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembac
a.

Pontianak, 10 November 2020

Penyusun

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A.    Latar Belakang.........................................................................................................................1
B.     Rumusan Masalah...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................2
A.    Definisi Tata Letak..................................................................................................................2
B.     Pentingnya Perencanaan Tata Letak.....................................................................................2
C.    Tujuan Perencanaan Tata Letak............................................................................................5
D.    POLA LAYOUT......................................................................................................................5
E.     KASUS TATA LETAK..........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bagi keseluruhan perusahaan jenis apapun, baik yang bergerak dalam bidang
manufaktur ataupun jasa tentu menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan jauh lebih
penting dibanding hanya laba yang besar semata.

Untuk mendapatkan keuntungan, produk yang dihasilkan harus sesuai dengan


keinginan konsumen dan mampu menjadikan konsumen merasakan kepuasan terhadap
produk yang disediakan. Biasanya masalah yang akan timbul adalah lokasi dimana
perusahaan akan didirikan serta letak-letak dari masing-masing departemen dari perusahaan
tersebut.

Hal ini sangatlah penting, karena lokasi berdirinya perusahaan tersebut akan
mempengaruhi bukan saja komponen internal perusahaan tetapi juga komponen eksternal
serta variable yang berkaitan. Begitu juga dengan perencanaan tata letak yang tepat akan
bermanfaat bagi efisiensi  dan kelancaran aktifitas dari perusahaan tersebut, sehingga beban
atau biaya aliran material yang tidak diperlukan bisa dihilangkan atau diminimalisasikan.

Manajemen produksi dan operasi mencakup penyediaan dan pemeliharaan bangunan-


bangunan dan berbagai pelayanan yang dibutuhkan untuk menempatkan, menyimpan,
melindungi dan melayani orang-orang dan mesin-mesin yang digunakan untuk membuat
produk dan menyediakan berbagai jasa.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud tata letak?

2.      Bagaimana pentingnya perencanaan tata letak?

3.      Apa tujuan perencanaan tata letak?

4.      Apa saja pola tata letak?


BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Strategi
Kata "strategi" adalah turunan dari kata dalam bahasa Yunani, stratēgos. Adapun stratēgos
dapat diterjemahkan sebagai 'komandan militer' pada zaman demokrasi Athena. Strategi adalah
pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan
eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi
tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip
pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai
tujuan secara efektif.

Menurut Johnson dan Scholes, yang dimaksud strategi ialah arah dan ruang lingkup dari
sebuah organisasi atau lembaga dalam jangka panjang yang mencapai keuntungan melalui konfigurasi
dari sumber daya dalam lingkungan yang menantang, demi memenuhi kebutuhan pasar dan suatu
kepentingan

B. Definisi Tata Letak


Tata letak (layout) adalah susunan letak fasilitas operasional perusahaan, baik yang
ada didalam bangunan maupun yang ada diluar.[1]

Tata letak atau layout merupakan salah satu keputusan strategis operasional yang turut
menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang.

Tata letak yang tepat menunjukkan ciri-ciri adanya penyesuaian tata letak fasilitas
operasional itu dengan jenis produk atau jasa yang dihasilkan, dan proses konversinya. Tata
letak yang baik akan memberikan suatu kontribusi terhadap peningkatan produktifitas
perusahaan. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kelancaran arus faktor-faktor produksi yang
akan diproses, mulai sejak disiapkan  dan diserahkan kedalam pemrosesan sampai menjadi
produk akhir (final product). Disamping itu, karyawan yang terlibat secara langsung dalam
pemrosesan dapat bergerak lebih leluasa tanpa kekhawatiran akan kemungkinan kecelakaan.
Dengan demikian, tata letak yang baik juga akan menyebabkan karyawan bekerja dengan
aman dan jauh dari tekanan perasaan.

Tata letak mencakup desain dari bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan yang
membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Tata letak merupakan
suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang.

2
Tata letak memiliki beberapa dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing
perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya.

C. Pentingnya Perencanaan Tata Letak

Pada umumnya perencanaan tata letak dan modifikasinya akan senantiasa diperlukan
disetiap perusahaan. Kebutuhan memodifikasi itu disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya yaitu :

1.Terjadinya perubahan desain produk secara terus menerus

Perubahan desain dari suatu produk secara terus menerus untuk membuat produk baru
dalam suatu perusahaan akan mengakibatkan terdapatnya perencanaan tata letak yang baru
pula bagi perusahaan tersebut. Perubahan desain produk ini sering kali akan mengakibatkan
pula terjadinya perubahan didalam pelaksanaan proses produksi di perusahaan yang
bersangkutan.

2.Adanya perubahan volume permintaan

Terjadinya perubahan volume permintaan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan


akan berakibat pula terhadap volume produksi. Perubahan itu harus dilakukan penyesuaian
agar volume produksi selalu sama dengan, atau mampu menjawab volume permintaan yang
ada. Perubahan volume aktivitas tersebut tentu akan berdampak pada tata letak yang ada dan
dipergunakan oleh perusahaan pada waktu sekarang ini. Perubahan atas volume permintaan
dapat berbentuk kenaikan permintaan dan dapat pula merupakan penurunan permintaan.

3.Kemungkinan penggantian fasilitas agar selalu baru (up to date)

Dengan adanya perkembangan teknologi yang cepat, dan kemunduran kemampuan alat
secara teknis akibat penggunaan, maka dalam beberapa periode waktu kemudian, mesin dan
peralatan produksi yang ada sudah harus diganti. Penggantian tersebut ditujukan untuk dapat
menyamai dan bila perlu, melampaui keandalan mesin dan peralatan produksi perusahaan
saingan. Dengan kondisi teknis yang lebih modern, maka perusahaan mampu memproduksi
produk dengan lebih efisien. Pada saat yang sama, penggunaan teknologi yang jauh lebih
maju akan meningkatkan daya saing perusahaan. Pada umumnya, mesin dan peralatan
produksi dengan teknologi yang lebih maju akan dapat dipergunakan untuk melaksanakan
proses produksi dengan biaya produksi yang lebih murah serta mempunyai tingkat
produktifitas yang lebih tinggi.

3
Sehubungan dengan hal itu, perusahaan harus sudah memiliki rancangan untuk
melakukan penggantian mesin dan peralatan produksi lainnya dimasa yang akan datang.
Dengan mesin dan peralatan produksi yang teknologinya lebih maju, akan memampukan
manajemen perusahaan untuk memperbaiki daya saing perusahaan. Sejalan dengan
penjelasan itu, maka pengadaan suatu perencanaan penggantian mesin dan peralatan produksi
harus sudah dilakukan oleh manajemen perusahaan. Penggantian mesin akan mengakibatkan
perlunya manajemen melakukan pembuatan tata letak baru yang sesuai dengan karakteristik
mesin dan peralatan produksi yang baru itu.

4.Adanya penambahan produk baru

Penambahan produk baru serta pengembangan produk yang sudah ada akan menjadi
kegiatan yang selalu ada didalam sebuah perusahaan manufaktur.

Apabila proses produksi dari produk yang baru memiliki banyak perbedaan dibandingkan
dengan produk-produk yang sudah ada maka perubahan-perubahan pelaksanaaan proses
produksi di dalam perusahaan yang bersangkutan menjadi cukup besar pula. Perubahan
mendasar yang terjadi didalam pelaksanaan proses produksi untuk menyesuaikan tata letak
dengan proses produksi perlu dilakukan untuk menjamin arus pengerjaan produk di dalam
pabrik benar-benar dapat dipertahankan pada tingkat yang paling optimal. Apabila perubahan
atas kebutuhan pelaksanaan proses produksi tidak diselaraskan dengan tata letak pabrik akan
berakibat terhadap kurang lancarnya pelaksanaan pengerjaan.

5.Adanya kondisi lingkungan kerja yang tidak memuaskan

Didalam suatu perusahaan, kondisi lingkungan kerja akan sangat berpengaruh


terhadap tingkat produktifitas kerja para karyawan. Diantara faktor kondisi lingkungan kerja
yang memerlukan perhatian adalah, suara bising yang dapat menimbulkan gangguan
ketenangan kerja, penerangan yang tidak sesuai atau kurang terang, uhu udara yang panas
ataupun terlalu dingin, warna ruang kerja yang dipergunakan mencolok sehingga
mengganggu penglihatan, dan sebagainya.

Untuk melakukan perbaikan kondisi lingkungan kerja ini, manajemen perusahaan


perlu menyusun perencanaan tata letak pabrik yang cocok dengan berbagai hal yang
dibutuhkan oleh pelaksanaan pekerjaan yang dibebankan kepada para karyawan. Dengan cara
demikian, segenap karyawan perusahaan dapat bekerja dengan lebih baik, produktif, efektif,
efisien, dan ekonomis.

4
6.Resiko kecelakaan kerja dalam proses produksi

Dihubungkan dengan usaha meminimumkan kecelakaan kerja ini, maka tata letak
mesin dan peralatan produksi harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dicapai derajat
kesesuaian yang tinggi dengan kebutuhan kerja. Kesesuaian tata letak dengan kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan, serta dilengkapinya mesin dan peralatan produksi dengan alat-alat
pencegah bahaya, akan menurunkan resiko kecelakaan kerja. Dengan demikian, penyusunan
tata letak pabrik, peletakan, penataan mesin dan peralatan produksi, harus menciptakan
lingkungan kerja yang aman kepada para karyawan pabrik yang bersangkutan.

7.Kebutuhan akan penghematan biaya

Diantara berbagai kegiatan yang perlu mendapatkan perhatian dalam merumuskan


tata letak adalah jarak tempuh dari pemindahan bahan baku, barang setengah jadi, atau
barang jadi yang dihasilkan. Jarak angkat dan angkut tersebut harus diminimalkan. Jarak
angkat, volume dan berat bahan, produk yang sedang dalam pekerjaan, dan hasil selesai, akan
menentukan jenis peralatan material handling yang diperlukan. Faktor-faktor itu jika tidak
dicermati dari awal, akan mengakibatkan terjadinya kelambatan proses, pemborosan waktu,
dan sumber daya lainnya sehingga dapat mengakibatkan rendahnya produktifitas dan efisiensi
perusahaan pabrik yang bersangkutan.

8.Mendukung pergeseran/perluasan lokasi pasar produk perusahaan

Kenyataan menunjukkan bahwa, beberapa perusahaan yang berhasil dalam


melaksanakan bisnisnya, akan mendapatkan pasar yang lebih luas. Perluasan pasar kadang-
kadang diikuti oleh suatu pertambahan lokasi pemasaran atas produk yang dihasilkan oleh
perusahaan. Terjadinya pergeseran dan perluasan lokasi pasar dapat berdampak pada
penataan pabrik.

D. Tujuan Perencanaan Tata Letak

Secara umum, tujuan dari perencanaan tata letak adalah untuk mendapatkan susunan
tata letak yang paling optimal dari fasilitas-fasilitas produksi yang tersedia didalam
perusahaan. Dengan adanya susunan tata letak yang optimal, maka diharapkan pelaksanaan
proses produksi di dalam perusahaan tersebut akan dapat berjalan dengan lancar dan para
karyawan akan dapat menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada mereka dengan baik
pula.

5
Secara lebih rinci, tujuan perencanaan tata letak mencakup beberapa hal, diantaranya yaitu:

1.       Meminimumkan material handling cost

2.      Efektifitas penggunaan ruangan pabrik

3.      Tingkat penggunaan tenaga kerja pabrikasi

4.      Mengurangi kendala kelancaran proses produksi

5.      Memudahkan komunikasi[2]

E. POLA LAYOUT

Ada 4 pola dasar umum layout, diantaranya:

1.    Layout Fungsional

Layout fungsional dapat disebut dengan layout proses, pada dasarnya layout proses
adalah penataan letak fasilitas dan mesin atau peralatan produksi yang dikelompokkan
menurut fungsinya.

Ciri-ciri tata letak ini adalah a) arus kegiatan pengolahan atau pengerjaan produk
berbeda antara batch yang satu dengan yang lainnya, atau antara pesanan pelanggan yang satu
dengan yang lainnya, b) produk yang dibuat tergolong produk ynag tidak terstandarisasi,
spesifikasinya disesuaikan degan pesanan pelanggan, c) volume produksi terbatas tapi
ragamnya banyak, d) mesin atau peralatan produksi yang dipergunakan adalah multipurpose
machine, dan e) pelanggan yang menentukan desain produk.

2.    Layout Produk

Layout produk lazim pula disebut flow shop or continuous production system layout
adlah penataan dari mesin, fasilitas, dan penataan produksi menurut urutan pengerjaan untuk
menyelesaikan jasa yang akan diserahkan. Unit-unit produksi akan memiliki urutan proses
pengerjaan yang sama.

Ciri-ciri  tata  letak ini adalah  a) produk yang dihasilkan adalah produk yang sudah
terstandarisasi, b) volume produksi tinggi, c) urutan proses pengerjaan tetap, dan d) proses
produksi bersifat kontinu.

3.    Layout Kelompok

6
Layout kelompok memisah-misahkan daerah-daerah dan kelompok-kelompok mesin
bagi pembuatan “keluarga” komponen-komponen yang memerlukan pemrosesan yang
sejenis. Setiap komponen diselesaikan di daerah-daerah spesialisasi ini dengan keseluruhan
urutan pengerjaan mesin dilakukan di tempat tersebut.

Beberapa keunggulan dari layout kelompok adalah

a) penghematan biaya penanganan bahan,

b) waktu pengiriman dapat lebih tepat diperkirakan dan sceduling menjadi sederhana,

c) biaya penyimpanan sering dapat dikurangi karena dapat mendasarkan diri pada operasi
yang lalu, jadi membuatnya mungkin untuk mempergunakan bagian dari set up yang telah
tersusun.

4.    Layout Posisi Tetap

Layout posisi tetap lazim pula disebut dengan layout proyek, tata letak ini sering
digunakan untuk produk-produk yang besar dan kompleks, seperti pertanian pabrik-pabrik,
turbin listrik, kapal terbang dan lain-lain.

Dalam tata letak posisi tetap, produk yang dikerjakan tetap berada di posisinya di
suatu tempat pengerjaan yang ditentukan.

Pada umumnya, tata letak posisi tetap menjadi rumit karena dipengaruhi oleh faktor:

a) ruang geraknya terbatas, proses harur berada dilokasi pengerjaan,

b) pada tahap-tahap konstruksi diperlukan bahan baku yang berbeda-beda, sehingga


diperlukan penjadwalan yang cermat,

c) jumlah bahan baku bervariasi.[3]

F. KASUS TATA LETAK

Tata letak produk[4]

Pada tata letak produk sebagaimana telah dikemukakan di depan bahwa kendala
utama yang harus dipecahkan adalah teciptanya keseimbangan beban antara sesama work
station atau pekerja yang ada dalam lini. Keseimbangan beban ini lazim dikenal dengan line
balancing.

Efisiensin dihitung dengan formulasi sebagai berikut:

7
E = T Nd ( Cd)
Nd = T/Cd
Cd =waktu yang tersedia untuk produksi dibagi dengan volume keluaran yang disyaratkan.
Waktu menganggur dari lini pengerjaan diperoleh melalui operasi :

1 – E.
Dimana:
E   = derajat efisiensi
T   = waktu total pengerjaan 1 unit produk
Nd = jumlah aktual pekerja
Cd = waktu siklus yang disyaratkan
Contoh:

Sebuah usaha rumah tangga mengelola usaha konveksi antara lain memproduksi kemeja laki-
laki dewasa. Kegiatan yang ada, urutan dan waktu derada dalam tabel dibawah ini:

No Kegiatan Simbol Pendahuluan Waktu / menit


1 Meletakkan kain dan pola A - 2
2 Menggunting B A 4
3 Jahit lengan dan manset C B 5
4 Jahit kerah/leher D B 4
5 Jahit pinggir badan baju E B 4
6 Menyatukan komponen F C,D,E 6
7 Membuat lubang kancing G F 4
8 Pasang kancing dan H G 6
setrika
9 Lipat dan rapikan I H 3
10 Kemas dan finishing J I 4
Total 42
Jam kerja efektif per hari 7 jam. Manajemen mentargetkan per hari menghasilkan 42 lembar.
Dengan T = 42 menit.

Penyelesaian:

8
b. Cd  = 7 jam x 60 menit  = 10 menit/lembar

42 lembar

c.  Nt = T/Cd  =  42/10 = 4,2 buah dibulatkan menjadi 5 buah

d.  Proses alokasi tugas sebagai berikut:

9
WS Tugas Waktu Waktu Tugas Kriteria Kriteria Kpts.
Tersisa Lain Waktu Pengikut
Terlama Terbanyak
I A 2 8 B - - B

B 4 4 D,E D,E D,E E

E 4 0 - - - -
II C 5 5 E - - E

D 4 1 - - - -
III F 6 4 G - - G

G 4 0 - - - -
IV H 6 4 I - - I

I 3 1 - - - -
V J 4 6 - - - -

e.       Efisiensi alokasi beban:

E =    42      x 100 = 84 %

       5 x 10

Fasilitas akan menganggur sekitar 100% - 84% = 16%

10
DAFTAR PUSTAKA

Justin G Longenecker dkk, Kewira Usahaan Manajemen Usaha Kecil, Salemba Empat,


Jakarta, 2001

Murdifin Haming Dan Mahfud Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern:Operasi


Manufaktur Dan Jasa, Bumi Aksara, Jakarta, 2007

T Hani Handoko, Dasar-dasar Manajemen Produksi Dan Operasi, BPFE, Yogyakarta, 2000

[1] Justin G Longenecker dkk, Kewira Usahaan Manajemen Usaha Kecil, Salemba Empat,


Jakarta, 2001, hlm 240

[2] Murdifin Haming Dan Mahfud Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern:Operasi


Manufaktur Dan Jasa, Bumi Aksara, Jakarta, 2007, hlm 285-296

[3] T Hani Handoko, Dasar-dasar Manajemen Produksi Dan Operasi, BPFE, Yogyakarta,


2000, hlm 106-111

[4] Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin, Op.Cit., hlm 315-319

11

Anda mungkin juga menyukai