MAKALAH
Dalam MK : Manajemen Industri
DI SUSUN OLEH
Daniel Maradat Nainggolan (1803311019)
Mega Kristina (1803311025)
TL 5C
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat rahmat Nyalah sehingga, tugas ini dapat
diselesaikan tanpa suatu halangan yang amat berarti. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Perencanaan Layout Pabrik”. yang
disajikan berdasarkan referensi dari berbagai sumber.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Manajemen Industri yang telah
membimbing dan memberikan kesempatan kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini. Tak lupa juga penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
dukungannya dalam pembuatan makalah ini
Penyusun menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna, untuk itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran, baik dari dosen pembimbing maupun teman-teman atau pembaca agar makalah ini dapat lebih
sempurna. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca, dan semoga
dengan adanya tugas ini teman-teman mengetahui apa yang terkandung dalamnya dan akhirnya membawa
hikmah untuk semuanya.
KELOMPOK 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................................................ i
BAB I .................................................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................................................. 1
BAB III.................................................................................................................................................................................. 8
PENUTUP ............................................................................................................................................................................. 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Diupayakan untuk menghindari gerakan balik (back tracking), gerakan memotong (cross
movement), dan gerak macet (congestion), dengan katalain material diusahakan bergerak terus
tanpa adanya interupsi oleh gangguan jadwal kerja.
4. Kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga memberikan suasana kerja yang menyenangkan.
5. Fleksibilitas
yaitu dapat mengantisipasi perubahan teknologi, komunikasi, kebutuhan konsumen. Untuk
menjaga fleksibilitas, sebaiknya diadakan penyesuaian kembali (relayout), yaitu suatu perubahan
kecil dalam suatu penataan ruangan, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya perubahan
desain produk yang memungkinkan berubahnya layout secara total. Yang perlu diperhatikan
adalah relayout maupun layout jika ada perubahan sedikit saja tidak akan mengganggu proses
produksi.
2
BAB II
PERENCANAAN LAYOUT PABRIK
3
6. Keamanan
7. Penyerahan
8. Keadaan pengembangan
9. Pengaruh terhadap organisasi yang ada.
Faktor-faktor tersebut menjadi bahan pertimbangan manajer operasi sehingga tidak terjadi
pembelian mesin yang kelebihan atau kekurangan beban dan terlalu mahal dibanding dengan tingkat
produksi yang dihasilkan. Selain faktor pemilihan mesin, juga harus dipertimbangkan penentuan jumlah
mesin karena terkait dengan jumlah sumber daya manusia yang dimiliki, khususnya operasi mesin,
pertimbangan lain didasarkan pada aspek ternis dan ekonomis.
4
3. Pengendalian prduksi lebih rumit
Oleh karena aliran kerja terputus-putus, maka setiap pesanan harus dialirkan dan
dijadwalkan tersendiri. Semua persiapan bahan mesin, gambar teknikdan sebagainya harus dibuat
khusus perpesanan.
3. Batch Processing
Batch processing sama juga dengan job shop yang memproduksi pesanan tertentu dalam
jumlah yang besar. Tata letak fasilitas pabrik juga sama dengan job shop. Dengan cara ini,
perusahaan dapat mencapai skala ekonomis produksi. Karena jumlah produk yang dibuat relative
banyak (belum mencapai jumlah massal) untuk setiap pesanan.
4. Lintas produksi
Lintas produksi adalah penataan mesin-mesin berdasarkan urutan pengerjaan produk yang
dibuat, dari awal sampai akhir. Tata letak ini bisa juga disebut tata letak produk. Karena mesin-mes
in diatur berdasarkan urutan pengerjaan produk tertentu. Biasanya pabrik menggunakan tata letak
ini untuk memproduksi produk dala jenis yang terbatas.
5
letak yang baik dari segala fasilitas produksi dalam suatu pabrik adalah dasar untuk membuat operasi
kerja menjadi lebih efektif dan efisien.
Prosedur berikut ini adalah suatu hal yang umum dilaksanakan sebagai langkah didalam proses
pengaturan tata letak pabrik, baik yang merupakan pengaturan fasili tas produksi daripada pabrik yang baru
ataupun yang sudah ada (relayout). Secara singkat langkah-langkah yang diperlukan dalam perencanaan
layout pabrik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Analisa Produk
Adalah aktivitas untuk menganalisa macam dan jumlah produk yang harus dibuat. Dalam
langkah ini analisa akan didasarkan pada pertimbangan kelayakan teknis dan ekonomis. Hasil
dari analisa produk ini berupa keputusan apakah untuk suatu komponen tertentu sebaiknya kita
harus membuat sendiri (sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki), ataukah cukup
kalau komponen tersebut, dengan pertimbangan ekonomisnya kita beli bebas saja di pasaran atau
bisa juga disubkontrakkan pada pabrik lain.
2. Analisa Proses
Adalah langkah untuk menganalisis macam dan urutan proses pengerjaan produk/komponen
yang telah ditetapkan untuk dibuat.
3. Rute produksi (Production Routing)
Pada analisa proses ini kita menentukan langkah-langkah yang harus diambil dalam suatu
operasi manufaktur dari sebuah benda kerja. Langkah- langkah operasi ini secara spesifik diatur dalam
proses routing yang biasanya dibuat oleh Departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi.
Proses routing ini akan menyimpulkan langkah-langkah operasi yang diperlukan untuk merubah
bahan baku menjadi produk jadi yang dikehendaki. Rute produksi agar jelas dipahami sebaiknya
dibuat dalam bentuk grafik atau flow diagram.
4. Peta Proses (Process Chart)
Dalam menguraikan tahapan pengerjaan suatu benda dari phase analisa sampai kephase
akhir operasi dapat diperjelas dengan menggunakan peta proses. Peta proses adalah alat yang sangat
penting dalam pelaksanaan studi mengenai operasi manufaktur dalam suatu sistem produksi. Diagram
aliran proses ini terlihat akan lebih mmpunyai arti didalam usaha menganalisa tata letak
pabrik, karena disini digambarkan bukan saja dalam bentuk peta aliran proses tetapi juga layout
sebenarnya dari pabrik yang direncanakan. Dengan mengamati arah aliran proses, maka kita akan
bisa mempertimbangkan pada lokasi mana suatu kondisi pemindahan bahan akan terlihat kritis, yaitu
lokasi dimana perpotongan lintasan akan terlihat paling banyak. Prosedur penggambaran diagram
aliran dalam hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu menggambarkan layout dan fasilitas pabrik
yang ada kemudian dibuatkan sketsa aliran proses yang berlangsung dari awal sampai ke akhir
proses seperti apa yang dilaksanakan dalam pembuatan peta aliran proses.
Pembuatan diagram aliran proses terlihat akan lebih mempunyai arti didalam upaya
menganalisa tata letak fasilitas produksi dan proses peimindahan bahannya. Dengan mengamati
arah aliran proses operasi maka akan bisa dilihat dan dipertimbangkan lokasi-lokasi kerja mana yang
kritis dengan memperhatikan terutama banyak garis perpotongan yang menggambarkan
lintasan pemindahan material. Demikian pula akan dapat diidentifikasikan secara jelas adanya
gerakan perpindahan material yang bolak-balik (back-tracking ) yang justru harus dihindari dalam
perancangan tata letak fasilitas pabrik dan pimindahan material.
5. Peta Proses Operasi
Peta proses operasi (Operation Process Chart) akan menunjukkan langkah- langkah secara
kronologis dari semua operasi inspeksi, waktu longgar dan bahan baku yang digunakan dalam suatu
proses manufaktur yaitu mulai dari datangnya bahan baku sampai ke proses pembungkusan
(packing) dari produk jadi yang dihasilkan. Beberapa keguanaan yang diperoleh dari peta proses
operasi adalah :
Dapat diketahui data kebutuhan bahan baku d engan memperhitungkan efisiensi pada setiap
elemen operasi kerja
Dapat diketahui pola tata letak fasilitas kerja dan aliran pemidahan material
6
Dapat diketahui alternative-aternatif perbaikan prosedur dan cara kerja yang sedang dipakai
Dapat diketahui kebutuhan jenis proses atau mesin yang diperlukan dalam pelaksanaan operasi
kerja dan penganggaranya.
6. Pengembangan Alternatif Layout
Hal ini merupakan pokok pembahasan dari permasalahan yang ada. Dari mesin-mesin atau
fasilitas produksi yang telah dipilih macam dan jumlahnya maka persoalan yang dihadapi adalah
bagaimana harus diatur tata letaknya didalam pabrik. Didalam pemilihan pengembangan alternatif
layout, harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berkut : Analisa ekonomi yang didasarkan pada
macam tipe layout yang dipilih
Perencanaan pola aliran material yang harus bergerak pindah dari satu proses kerja ke proses kerja
lainnya
Pertimbangan-pertimbangan yang berhubungan dengan luas area yang tersedia, letak kolom
bangunan, struktur organisasi dan lain-lain Analisa aliran material (material handling) dengan
memperhatikan volume, frekuensi dan jarak perpindahan material. Menentukan bentuk aliran
material adalah langkah pertama dalam membangun layout. Selanjutnya desainer harus
menentukan tipe layout yang digunakan.
7. Perancangan Tata Letak Mesin Dalam Pabrik
Hasil dari analisis terhadap alternatif layout, selanjutnya akan dipakai sebagai dasar pengaturan
fasilitas fisik dari pabrik yang terlibat dalam proses produksi baik secara langsung maupun
tidak langsung. Penetapan departemen-departemen penunjang (office, storage, personal
facilities, parking area dan lain-lain) serta pengaturan tata letak departemen masing- masing akan
dilaksanakan pada kebutuhan, struktur organisasi yang ada dan derajat hubungannya.
7
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Sebelum perencanaan layout pabrik dilakukan, harus diketahui dengan pasti untuk apa pabrik tersebut
didirikan, apakah jenis usaha yang akan dilakukan, dan bagaimana proses produksi yang
direncanakan. Hal-hal pokok tersebut harus diketahui dengan pasti, sehingga perencanaan layout
pabrik dapat bejalan dengan pasti dan lancar.
2. Layout pabrik disebut juga tata letak atau tata ruang didalam pabrik. Layout pabrik adalah cara
penempatan fasilitas-fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien.
Fasilitas pabrik yang dimaksud dapat berupa mesin-mesin, alat-alat produksi, alat pengangkutan
bahan, dan peralatan pengawasan, serta ruangan kerja.
3. Sasaran layout suatu pabrik adalah meminimumkan biaya dan meningkatkan efisiensi dalam
pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja, sehingga proses produksi dapat berjalan lancar.
4. Dalam mengevaluasi layout suatu pabrik ada dua hal yang harus dievaluasi yaitu, evaluasi secara
grafis dan evaluasi aliran bahan. Jika keduanya sudah dirasa pas dan sudah harmonis, maka
dapat dikatakan layout dari pbrik tersebut sudah layak digunakan.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://library.unisba.ac.id/jurnal_text/TI-05-01-2004-full-darmawan.pdf http://digilib.its.ac.id/public/ITS-
Undergraduate-7050-2502100051-bab2.pdf
http://www.energyefficiencyasia.org/docs/casestudies/languages/Indo/Hardcopy
Guide Indonesia/Company examples of methodology (Bahasa Indonesia).pdf
http://www.its.ac.id/personal/files/pub/2845-m_sritomo-ie-JurnalTADwiPramono.pdf
Apple, James M., 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Penerbit ITB: Bandung.
Nu’man, A. Harist, Ir, 2002. Diktat Perancangan Tata Letak Pabrik Program Studi Teknik Industri. UNISBA:
Bandung.
Sri, Kusumadewi. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Graha Ilmu: Yogyakarta.