Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL

PENENTUAN LOKASI, BANGUNAN, DAN LAYOUT PABRIK

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3 :

Zakia Zahra (64222299)

Callista Permadani Yunus (2210030223)


Oktaviana Lipat Helan (2210030047)

Cecilia Miranda br Lumban Gaol (7223210008)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
2.1 Penentuan Lokasi Pabrik .................................................................................................. 2
2.2 Bangunan Pabrik .............................................................................................................. 5
2.3 Layout Pabrik ................................................................................................................... 8
BAB III .................................................................................................................................... 21
PENUTUP................................................................................................................................ 21
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 21
3.2 Saran ............................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah
dengan judul PENENTUAN LOKASI, BANGUNAN, DAN LAYOUT PABRIK
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas kelompok semester IV pada mata
kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan
menambah wawasan kepada pembaca tentang PENENTUAN LOKASI, BANGUNAN, DAN
LAYOUT PABRIK dalam sebuah perusahan atau organisasi.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak selaku dosen pengampuh
mata kuliah manajemen operasional. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima
kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah
ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta
saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Kupang, 17 Februari 2024

Penulis

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tempat proses produksi yang kita kenal sebagai pabrik perlu dibangun di daerah
yang relatif baik bagi kepentingan perusahaan yang bertujuan memaksimumkan
keuntungan. Penempatan pabrik yang tepat akan berkontribusi dalam usaha
meminimumkan biaya. Penempatan yang baik ini akan menghasilkan biaya
transportasi, biaya pengadaan bahan baku, biaya produksi dan biaya distribusi barang
jadi yang relatif minim, sehingga makin sedikit problema yang dihadapi pengusaha,
sehingga dapat lebih banyak mencurahkan waktunya pada usaha-usaha perencanaan
dibidang lain karena dia sudah menikmati pemilihan tempat pabrik yang relatif tepat.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana Penentuan Lokasi Pabrik?

1.2.2 Apa yang dimaksud Bangunan Pabrik?


1.2.3 Apa yang dimaksud Layout Pabrik?

1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan tentang Penentuan Lokasi Pabrik.
1.3.2 Menjelaskan tentang Bangunan Pabrik.

1.3.3 Menjelaskan tentang Layout Pabrik.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penentuan Lokasi Pabrik


Lokasi suatu perusahan mempakan salah satu faktor yang cukup penting, karena hal
tersebut akan mempengaruhi kedudukan pemsahaan dalam persaingan dan menentukan
kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Penentuan lokasi pemsahaan sangat berkaitan erat
dengan aspek-aspek lain, diantaranya lokasi tersebut harus mempunyai keuntungan jangka
panjang termasuk pertimbangan untuk memperluas pemsahaan pada masa yang akan datang.

Tujuan penentuan lokasi pemsahaan dengan tepat, adalah untuk dapat membuat operasi
pemsahaan berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Dalam penentuan lokasi pabrik, perlu
diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya produksi dan biaya distribusi
dari barang yang dihasilkan, sehingga biaya-biaya ini dapat ditekan serendah mungkin. Serta
mampu menyediakan barang tepat pada waktunya dengan jumlah, kualitas dan harga yang
sesuai serta memperoleh keuntungan.

Dengan adanya penentuan lokasi pabrik yang tepat atau baik akan menentukan:
1. Kemampuan melayani konsumen dengan memuaskan
2. Mudah mendapatkan bahan-bahan baku yang cukup secara kontinyu
1. dengan harga yang layak/memuaskan.
2. Mendapatkan jumlah tenaga kerja dalam jumlah yang cukup
3. Memungkinkan diadakannya perluasan pabrik di kemudian hari
Banyak faktor fisik yang dimiliki oleh suatu daerah menentukan didirikannya suatu
pabrik di daerah tersebut misalnya tersedianya sumber-sumber alam yang diperlukan
bagi proses produksi, kecakapan tenaga kerja yang ada, fasilitas transportasi dan
sebagainya.
Secara umum penentuan letak pabrik harus memikirkan masukan proses, proses itu
sendiri serta keluaran proses. Perusahan atau pabrik yang proses produksinya tergantung pada
bahan mentah dalam jumlah besar biasanya diletakkan atau dibangun didekat sumber bahan
mentah (resource-baced). Industri jenis analitis biasanya dibangun dekat sumber bahan mentah
ini. Misalnya kilang minyak dan pabrik cokelat. Dilain pihak industri sintetis, yaitu yang
mengkombinasikan berbagai bahan biasanya diletakkan dekat pasar (market- based). Misalnya
pabrik bir dan asembling kendaraan. Demikian pula bila perusahan bersifat padat karya,
biasanya diletakan dilokasi dimana upah rendah.
Proses produksi mungkin memerlukan lingkungan khusus. Misalnya pabrik kertas
memerlukan air. Oleh karena itu pabrik tersebut harus didirikan dekat sumber daya air dan
perlu dihindari kemungkinan pencemaran terhadap lingkungan.

2
Keluaran proses juga mempengaruhi lokasi pabrik. Biasanya industri jasa diletakan
dekat pasar karena bahan dikumpulkan dari berbagai tempat dan diproses menjadi satu unit.
Tetapi sebaliknya untuk perusahan penelitian dan pengembangan biasanya ditempatkan
didaerah yang nyaman jauh dari keramaian agar supaya yang bekerja di situ dapat
mengkonsentrasikan diri menemukan hal-hal baru.
1. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan lokasi pabrik ialah
sebagai berikut :
a. Rencana Masa Depan
Lokasi suatu pabrik merupakan persoalan jangka panjang. Oleh karena itu, perlu
diperhatikan tentang rencana kedepan menyangkut kebutuhan sumber daya dan
kemungkinan perubahan teknologi.
b. Kemungkinan Ekspansi Perusahaan
Perlu pula dipertimbangkan kemungkinan berkembangnya perusahaan dimasa yang
akan datang. Karena itu lokasi yang dipilih harus mampu menampung kemungkinan
tersebut.
c. Kemungkinan Perluasan Kota
Kemungkinan perluasan kota juga harus dipertimbangkan, karena dapat saja menggeser
lokasi yang dipilih. Lokasi yang dulu layak akan menjadi tidak layak jika telah
diakukan perluasan kota.
d. Terdapat Fasilitas Service Bagi Perusahaan
Hal ini penting bagi pabrik-pabrik yang tidak terlalu besar, yang tidak memiliki bengkel
sendiri untuk memperbaiki mesin-mesin dan peralatan produksinya.
e. Terdapat Fasilitas Pembelanjaan Perusahaan
Yang dimaksud dengan fasilitas pembelanjaan perusahaan adalah, terdapatnya
lembaga- lembaga keuangan seperti bursa atau pasar modal, bank-bank, koperasi
simpan pinjam dan sebagainya,
f. Terdapat Persediaan Air yang Cukup
Pada umumnya air dibutuhkan oleh semua pabrik. Hanya saja, banyaknya air yang
dibutuhkan oleh satu pabrik berbeda dengan pabrik lainnya.
g. Terdapatnya Keamanan Lingkungan
Untuk keselamatan aset yang dimiliki perusahaan maka lokasi yang dipilih harus cukup
terjamin keamanan lingkungannya.
h. Biaya Tanah dan Gedung
Hal ini turut menjadi pertimbangan, karena besarnya berbeda untuk masing-masing
lokasi. Investor akan cendrung untuk memilih lokasi yang rendah biayanya menekan
total biaya.
i. Sikap Masyarakat Setempat
Kesediaan masyarakat setempat menerima keberadaan pabrik kita perlu dipikirkan. Hal
ini terutama bagi pabrik-pabrik yang menimbulkan gangguan baik berupa polusi udara,
bunyi, limbah dan sebagainya.
j. Iklim dan Suhu Udara

3
Iklim dan suhu udara menjadi pertimbangan, terutama bagi perusahaan yang karena
sifat proses produksinya memerlukan dukungan iklim dan suhu udara yang baik.
Misalnya perusahaan yang bergerak pada bidang agribisnis dan agro industri.
k. Keadaan Tanah
Pabrik kadang-kadang membutuhkan jenis dan sifat tanah yang tertentu, sehingga
adanya faktor ini perlu diperhatikan pula.
l. Peraturan Pemerintah Daerah Setempat
Adanya peraturan pemerintah setempat setidak-tidaknya akan ikut mengatur dan
membatasi lokasi pabrik yang akan kita pilih. Misalnya dengan adanya penataan
kawasan industri dan sebagainya.

2. Langkah-langkah Dalam Pemecahan Masalah Penentuan Lokasi Pabrik


Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menentukan lokasi pabrik adalah
sebagai berikut :
a. Mengadakan penelitian lapangan untuk mengumpulkan informasi atau data-
data terutama tentang berbagai faktor yang berpengaruh terhadap penentuan
lokasi pabrik seperti yang telah dikemukakan diatas.
b. Dari hasil pengumpulan data tersebut maka langkah berikut adalah melakukan
penilaian terhadap data yang terkumpul, bailk data kuanlitatif maupun
kuantitatif.
c. Pengambilan keputusan dari hasil penilaian dan evaluasi terhadap daerah
tersebut sebagai rencana lokasi pabrik.

3. Cara Penilaian Lokasi Pabrik


a. Penilaian Secara Kualitatif, Cara penilaian kualitatif dilakukan dengan membuat
beberapa kategori atas hasil temuan yang ada. Misalnya, sangat baik, baik,
sedang, kurang,dan sangat kurang. Selanjutnya, dari hasil penilaian tersebut
dibuat skoring sehingga dapat ditentukan alternatif yang paling baik untuk dipilih.
Melibatkan penggunaan data numerik dan analisis statistik untuk mengevaluasi
faktor-faktor seperti jarak ke pasar, tenaga kerja, bahan baku, infrastruktur, dan
lainnya.
b. Penilaian secara kuantitatif, Penilaian kuantitatif dilaksanakan terhadap data-data
hasil penelitian yang detail menyangkut dana dan pembiayaan serta keuntungan
yang diperoleh dari masing-masing alternatif daerah usulan. Data-data yang
diperlukan meliputi :
• Besarnya investasi
• Besarnya penjualan yang akan dicapai
• Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk bahan, tenaga kerja, overhead, serta
biaya umum dan operasi
• Keuntungan yang didapat pada investasi tersebut.
Cara penilaian ini disebut dengan pendekatan finansial manajemen atau
evaluasi proyek. Pembahasan lebih mendalam tentang cara ini akan ditemui
dalam mata kuliah riset operasi.

4
c. Pendekatan Biaya Transportasi, Suatu daerah dapat dipilih berdasarkan penilaian
bahwa daerah tersebut dapat meminimalkan biaya pengangkutan yang akan
dikeluarkan. Karena itu, pendekatan ini hanya didasarkan pada salah satu aspek
yaitu biaya transportasi Model transportasi ini merupakan salah satu alat
pembagian keputusan dalam riset operasi yang ditemukan pada tahun 1941 oleh
FL Hitchcook. Model transportasi terdiri atas tiga metode pemecahan, yaitu
metode stepping stone, MODI, dan Vogel’s approximation (VAM). Metode-
metode ini dapat pembaca dalami dalam mata kuliah riset operasi. Melibatkan
analisis biaya transportasi untuk menghitung biaya pengiriman bahan baku dan
produk jadi dari dan ke lokasi pabrik. Lokasi dengan biaya transportasi lebih
rendah sering dianggap lebih menguntungkan.
d. Metode Timbangan, Metode ini menggunakan angka timbangan sebagai nilai
kuantitatif pada semua factor yang bertalian dengan setiap alternatif putusan
sehingga diperoleh nilai kombinasi untuk pembandingan.
e. Metode Impas
Dengan anggapan bahwa pendapatan yang diperoleh masing-masing lokasi yang
dipilih itu sama maka metode impas dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi
lokasi dengan biaya terendah.
f. Metode Programsi Linier
Tujuan metode ini adalah menentukan pola pengiriman terbaik dari beberapa
pusat penawaran ke beberapa pusat penerimaan/tujuan sedemikian rupa sehingga
meminimumkan biaya produksi dan transportasi dengan adanya kebutuhan
tertentu pada setiap pusat tujuan serta metode matematis yang digunakan untuk
memaksimalkan atau meminimalkan fungsi tujuan dalam batasan tertentu. Dalam
konteks penilaian lokasi pabrik, programasi linier dapat digunakan untuk
menemukan lokasi yang mengoptimalkan berbagai faktor seperti biaya produksi,
biaya transportasi, dan kapasitas produksi.

2.2 Bangunan Pabrik

1. Perencanaan Bangunan Pabrik


Untuk perencanaan bangunan pabrik, maka bentuk dari bangunan pabrik itu sendiri
perlu pula untuk dipertimbangkan. Bangunan pabrik yang akan didirikan ini apakah akan
merupakan bangunan lantai satu, dua, tiga dan seterusnya. Keputusan dalam hal ini akan
sangat tergantung pada sifat dan jenis pada proses produksinya, jenis mesin-mesin yang
dipergunakan dalam perusahan yang bersangkutan, serta kondisi tanah dimana pabrik
tersebut didirikan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diharapkan pabrik yang didirikan
oleh perusahan yang bersangkutan ini akan dapat mendatangkan manfaat yang
sebesarbesarnya.

5
a. Manfaat perencanaan bangunan pabrik
Adapun manfaat dari perencanaan bangunan pabrik yang baik ini antara lain sebagai berikut
;
•Dapat mempermudah jalannya proses produksi didalam perusahan yang bersangkutan
• Dapat membantu penurunan biaya-biaya material handling
• Dapat membantu menekan jumlah persediaan barang setengah jadi
• Dapat memperoleh penggunaan luas lantai (pabrik) yang efektif
• Dapat menambah tingkat keamanan kerja dari para karyawan perusahan
• Dapat menaikkan tingkat produktivitas kerja para karyawan perusahan
• Dapat membantu untuk menghindarkan beberapa pengeluaran kapital yang tidak begitu
penting

• Dapat menekan jumlah waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan proses produksi
• Dapat dipergunakan untuk dasar penyederhanaan pengawasan proses produksi dalam
perusahan yang bersangkutan
• Dapat mengurangi terjadinya kelambatan ataupun kemacetan di dalam pelaksanaan proses
produksi
• Dapat menekan biaya pemeliharaan yang harus dikeluarkan untuk gedung yang
bersangkutan
• Dapat memperbesar tingkat fleksibilitas dari gedung pabrik tersebut.

b. Pertimbangan Dalam Perencanaan Bangunan Pabrik


Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun rencana bangunan pabrik,
faktor-faktor tersebut ialah ;
• Fleksibilitas.
Fleksibilitas gedung merupakan bangunan yang dapat disesuaikan dengan perubahan.
Artinya apabila bangunan tersebut memerlukan beberapa perubahan maka perubahan
tersebut akan dapat segera dilaksanakan tanpa mengakibatkan gangguan yang cukup berarti
terhadap proses produksi yang sedang dilaksanakan.
• Kemungkinan perluasan perusahan Perencanaan gedung pabrik harus diarahkan untuk masa
yang akan datang. Hal yang tidak dapat dihindari ialah kemungkinan berkembangnya usaha
sehingga memerlukan perluasan yang membutuhkan tambahan bahan, peralatan, tenaga kerja
maupun lokasi.
• Fasilitas bagi karyawan
Fasilitas bagi karyawan meliputi fasilitas olah raga, rekreasi dan hiburan. Dengan adanya
fasilitas ini maka akan menimbulkan moral kerja dan gairah kerja yang tinggi.
• Halaman parkir
Halaman parkir dalam perusahan sering kali dilupakan ketika menyusun perencanaan
bangunan pabrik. Kondisi seperti ini yang menyebabkan ganguan arus lalu lintas karena
kenderaan-kenderaan yang datang ke perusahan ini memarkirkan kendaraan mereka pada
ruas jalan umum.
6
• Kamar mandi dan kamar kecil
Faktor ini merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan dalam suatu gedung pabrik.

• Peralatan untuk tanda bahaya


Peralatan ini amat sangat diperlukan dalam setiap gedung pabrik.

2. Hubungan Bangunan Pabrik Dan Layout Pabrik

Perencanaan bangunan pabrik memiliki kaitan erat dengan tata ruang pabrik (plant
layout). Dengan demikian berarti perencanaan bagun pabrik harus disesuaikan dengan jenis
mesin dengan peralatan produksi yang akan dipakai serta bagaimana susunan peralatan
produksi tersebut. Selain itu urutan operasi proses produksi juga perlu diperhatikan dalam
pembuatan bangunan pabrik. Berdasarkan pembahasan tersebut, terlihat bahwa walaupun
bangunan pabrik belum dibangun tetapi secara konseptual dan skematis sudah harus
diketahui jenis mesin dan peralatan produksi yang akan dipakai, serta dibuat skema layout
pabrik. Hal ini merupakan masukan dalam merancang jumlah serta ukuran ruangan yang
akan dibangun.

3. Jenis-Jenis Bangunan Pabrik


Dalam praktik, bangunan gedung pabrik yang biasa dipakai oleh perusahaan pada
umumnya terbagi atas 4 (empat) bagian, yaitu sebagai berikut ;
a. Gedung tidak bertingkat (single storey)
Jenis bangunan seperti ini merupakan bangunan yang paling umum dipergunakan oleh
perusahaan-perusahaan kecil dan menengah serta sebagian dari perusahaan-perusahaan
besar. Jenis seperti ini dipilih karena biaya pembangunan gedung tersebut relatif murah dan
dapat mempermudah serta mempercepat proses pembangunan gedung tersebut.
b. Hinge bay and monitor building
Jenis seperti ini merupakan jenis bangunan gedung tidak bertingkat yang dibuat
sedemikian rupa untuk memberi ruang gerak diatas kepala yang maksimal (maximal
overhead space), serta semua dindingnya yang vertikal dapat diberi jendela.
Gedung seperti ini biasanya dipakai oleh perusahan-perusahaan yang membutuhkan
pertukaran hawa segar dan suatu ruangan diatas kepala yang luas dan memungkinkan mesin
derek serta fasilitas-fasilitas yang berada di atas kepala dapat bekerja.

c. Gedung Bertingkat
Bangunan bertingkat biasanya dibuat untuk mendapatkan suatu ruang kerja yang
semaksimal mungkin. Bangunan seperti ini dibuat karena keterbatasan lahan dan pada
umumnya terdapat pada daerah-daerah yang harga tanahnya relatif mahal.
Walaupun bangunan seperti ini mudah disesuaikan untuk pembuatan produkproduk ringan,
akan tetapi bangunan seperti ini mempunyai kesulitan dalam mengelola produk-produk berat,
pemindahan barang pun lebih sulit dan memakan waktu. Selain itu, fleksibilitas gedung
bertingkat pada umumnya rendah.

7
d. Gedung Khusus
Gedung khusus merupakan gedung yang dibangun berdasarkan kombinasi dari ketiga
jenis gedung terdahulu. Bangunan seperti ini dibuat khusus sesuai dengan kebutuhan proses
produksi serta dibuat sebagai tempat penempatan peralatan produksi yang khusus pula.
Fleksibilitas dari bangunan ini sangat rendah.

4. Bentuk Atap Pabrik


Dalam perencanaan bangunan pabrik, perihal konstruksi dan bentuk atap pabrik sangat
perlu untuk diperhatikan dan dipertimbangkan dengan baik. Misalnya pertimbangan akan
daya tahan, banyaknya sinar matahari yang akan masuk, kemungkinan perubahan dan lain
sebagainya.
Secara umum ada tiga bentuk atap pabrik yang digunakan oleh perusahan-perusahan, yaitu
sebagai berikut ;
a. Bentuk atap datar
b. Bentuk atap miring
c. Bentuk atap lengkung

5. Lantai Bangunan Pabrik


Di dalam perencanaan bangunan pabrik yang akan didirikan oleh perusahaan ini, maka
sebelum pendirian bangunan tersebut dilaksanakan perlu pula manajemen perusahaan yang
bersangkutan ini memikirkan lantai yang akan dipergunakan di dalam bangunan pabrik
tersebut. Pada umumnya dalam perencanaan lantai pabrik ini perlu dipertimbangkan tentang
pemakaian lantai tersebut, yaitu apakah lantai pabrik ini akan dipergunakan untuk
menyangga mesin, peralatan produksi yang lain atau bahan-bahan, barang setengah jadi dan
barang jadi cukup berat, ataukah sekedar untuk menyangga beban normal saja. Dengan
demikian maka lantai yang akan dibuat dalam pabrik tersebut akan disesuaikan dengan beban
yang akan ditanggung oleh lantai tersebut.

Sehubungan dengan pendirian bangunan gedung pabrik ini, maka lantai pabrik yang baik
adalah lantai pabrik yang mempunyai beberapa keadaan antara lain sebagai berikut ini :
a. Daya tahan (umur pemakaian) lantai yang cukup lama.
b. Mempunyai biaya material dan instalasi yang rendah.
c. Dapat dibersihkan dengan mudah.
d. Tidak licin, sehingga karyawan tidak mudah terpeleset.
e. Tidak terpengaruh oleh kelembaban udara.
f. Dapat kedap suara.
g. Dapat menyerap getaran.
h. Dapat diberi warna yang sesuai dengan kebutuhan ruangan tersebut.
i. Tidak terpengaruh oleh perubahan suhu dan iklim.

2.3 Layout Pabrik

8
1. Pengertian Layout Pabrik
Layout pabrik adalah tata letak atau tata ruang atau cara penempatan fasilitasfasilitas
yang digunakan di dalam pabrik. Fasilitas-fasilitas itu misalnya mesin-mesin, alat-alat
produksi, alat pengangkutan barang, tempat pembuangan sampah, kamar kecil, jam dan
alat-alat pengawasan. Letak dari fasilitas-fasilitas itu harus diatur sedemikian rupa
sehingga proses produksi dapat berjalan lancar dan efisien. Efisiensi dapat dicapai
dengan menekan jumlah biaya-biaya produksi dan transportasi selama dalam pabrik.

Fasilitas pabrik tidak hanya mencakup mesin-mesin, tetapi juga service area termakuk
tempat penerimaan dan pengiriman barang, tempat maintenance, gudang dan
sebagainya. Selain itu juga harus diperhatikan efisiensi dan aspek keamanan para
pekerja. Layout fasilitas harus dirancang untuk memungkinkan perpindahan yang
ekonomis dari orang-orang dan bahan-bahan dalam berbagai proses dan operasi
perusahaan. Jarak angkut hendak sependek mungkin dan pengambilan serta peletakan
produk-produk dan peralatan diminimalkan. Hal ini seharusnya menghasilkan
minimisasi biaya penaganaan dan transportasi, seperti juga penurunan waktu proses
kerja dan mesin menganggur.

Tujuan layout fasilitas dan proses produksi adalah penggunaan ruangan yang seefektif
mungkin, meminimumkan biaya penanganan bahan dan jarak angkut, menciptakan
proses produksi, mendorong semangat dan efektivitas kerja para karyawan, menjaga
keselamatan karyawan dan barang-barang yang sedang diproses, serta menghindari
berbagai bentuk pemborosan.

2. Macam-macam Layout Pabrik

Ada yang mengelompokkannya menjadi dua macam layout, yaitu layout garis dan
layout fungsional. Akan tetapi, kesulitannya bahwa kebanyakan layout yang digunakan
oleh suatu pabrik itu biasanya tidak sepenuhnya berbentuk layout fungsional. Oleh
karena itu, ada yang membaginya menjadi tiga macam dan ada pula yang membaginya
menjadi empat macam. Agar lebih jelas, maka dalam buku ini layout dibagi dalam 4
macam, yaitu layout fungsional, layout garis, layout kelompok dan layout dengan posisi
tetap.

1. Layout Garis

9
Layout garis sering juga disebut sebagai layout produk. Artinya pengaturan letak
mesin-mesin atau fasilitas produksi dalam suatu pabrik yang berdasarkan atas urut-
urutan proses produksi dalam membuat suatu barang. Barang yang dikerjakan setiap
hari selalu sama dan arus barang yang dikerjakan setiap hari juga selalu sama seolah-
olah menyerupai garis (meskipun tidak selalu garis lurus) sehingga dikatakan sebagai
layout tersendiri, yang tidak dapat digunakan untuk mengerjakan produk yang lain.

Mesin 3
Mesin 1 Mesin 2

Mesin 6 Mesin 5 Mesin 4

Gambar 5.1
Layout Garis

a. Sifat-sifat layout garis


Sifat-sifat yang dimiliki layout garis ini sangat berbeda bahkan
berlawanan dengan layout garis fungsional. Adapun sifat-sifat dari layout garis
adalah sebagai berikut :
1) Macam produk yang dihasilkan sedikit dan jumlah setiap macam
banyak.
2) Mesin yang digunakan biasanya mesin khusus, yang hanya dapat
mengerjakan satu macam pekerjaan sesuai dengan kebutuhan pada
urutan penempatan mesin itu.
3) Perencanaan layout biasanya didasarkan pada routing. Jadi, routing
dibuat dahulu sebagai dasar perencanaan layout.
4) Tenaga kerja yang diperlukan adalah tenaga khusus, yang sesuai dengan
kebutuhan mesin yang dilayani.
5) Kualitas barang hasil produksi lebih banyak ditentukan oleh mesin
daripada karyawan.
6) Memiliki keseimbangan kapasitas mesin, artinya kapasitas mesin satu
dengan yang lain harus sama.
b. Kebaikan-kebaikan layout garis
Layout garis ini memiliki kebaikan-kebaikan antara lain sebagai berikut :
1) Biaya produksi lebih murah

10
Biaya produksi lebih murah sebab barang yang dikerjakan selalu sama
sehingga biaya memulai produksi (setup) rendah. Jumlah barang yang
dikerjakan banyak sehingga biaya per satuan murah dan sebagian
besar pekerjaan pada umumnya dikerjakan oleh mesin sehingga
menghemat biaya tenaga kerja.
2) Pengawasan lebih mudah
Pengawasan lebih mudah dilakukan karena proses produksi dan jalan
yang ditempuh setiap barang selalu sama. Apabila proses produksi
sudah berjalan, biasanya tinggal menjaga kelancaran kerja dan
menetapkan berapa jumlah yang akan dibuat setiap hari.
3) Pengangkutan barang di dalam pabrik lebih mudah
Pengangkutan barang di dalam pabrik lebih mudah sebab arus barang
selalu sama. Untuk melaksanakan itu dapat digunakan alat
pengangkutan yang permanen. Misalnya, ban berjalan yang selalu
bekerja dengan sendirinya tidak banyak melibatkan tenaga manusia.
c. Kelemahan-kelemahan layout garis
Meskipun memiliki kebaikan-kebaikan, tetapi juga banyak
kelemahannya. Kelemahannya adalah sebagai berikut ini :
1) Apabila terjadi kemacetan pada salah satu mesin, akan menyebabkan
kemacetan seluruh kegiatan pabrik.
2) Nilai investasi mahal karena mesin yang digunakan banyak sekali serta
biasanya menggunakan mesin khusus. Mesin khusus harus dipesan
pada pabrik pembuatnya dengan harga yang relatif lebih mahal daripada
mesin serba guna.
3) Kurang fleksibel karena suatu layout hanya dapat membuat satu macam
barang saja dalam jangka panjang.
4) Untuk dapat bekerja secara efisien biasanya volume produksi harus
banyak sehingga penggunaan layout garis hanya terbatas untuk
produksi beberapa macam barang.

2. Layout Fungsional
Layout fungsional ini sering disebut juga dengan layout proses. Artinya dari
layout ini adalah pengaturan letak fasilitas produksi di dalam pabrik yang
didasarkan atas fungsi bekerjanya setiap mesin atau fasilitas yang ada. Mesin atau
fasilitas yang memiliki kegunaan yang sama dikelompokkan dan diletakkan pada
ruangan atau tempat yang sama. Layout ini biasanya digunakan untuk membuat
barang yang bermacam-macam.

11
Cara membuat setiap macam barang selalu berbeda-beda sehingga
meletakkan mesin-mesinnya tidak mungkin didasarkan pada urutan pembuatan
suatu macam barang. Dalam layout ini arus barang selalu berubah-ubah. Hal
tergantung pada kebutuhan mesin apa yang digunakan untuk membuat suatu
barang.
Contoh dari layout fungsional adalah pabrik yang mengerjakan berbagai
macam barang-barang dari besi.

Bubut Gerinda Bor

Cor Poles

Potong Vercroom

Gambar 5.2
Layout fungsional

a. Sifat-sifat layout fungsional


1) Macam barang yang dibuat banyak, selalu berubah-ubah dan jumlah barang
yang dibuat setiap macam sedikit.
2) Mesin yang digunakan biasanya bersifat serba guna. Artinya, dapat dipakai
untuk mengerjakan beberapa macam. Apabila macam barang dan cara
mengerjakannya berubah, maka mesin dapat disetel sesuai kebutuhan.
3) Routing atau penentuan urut-urutan proses pembuatan barang biasanya
selalu berubah-ubah. Hal ini tergantung dari macam barang yang akan

12
dibuat. Oleh karena itu, perencanaan layout biasanya dilakukan terlebih
dahulu berdasarkan prakiraan kebutuhan penggunaannya tanpa berdasarkan
routing.
4) Keahlian tenaga kerja yang mengerjakan biasanya bersifat fleksibel.
Artinya, karyawan yang bekerja dapat mengerjakan beberapa macam
barang sesuai dengan kebutuhan.
5) Banyak memerlukan instruksi kerja serta instruksi kerja harus jelas.
6) Kualitas barang hasil produksi sangat tergantung pada keahlian karyawan
yang mengerjakan.
b. Kebaikan-kebaikan layout fungsional
1) Fleksibel, dapat digunakan untuk mengerjakan berbagai macam barang.
2) Investasi pada mesing-mesin dan fasilitas produksi yang lain lebih murah
daripada layout garis sebab menggunakan mesin serba guna. Mesin serba
guna biasanya oleh produsen mesin dibuat dalam macam bentuk standar
sehingga harga mesin itu di pasar lebih murah.
c. Kelemahan-kelemahan layout fungsional
1) Biaya produksi setiap barang lebih mahal karena macam barang yang
dikerjakan selalu berganti-ganti. Apabila barang yang dikerjakan
bergantiganti, sering dilakukan setup atau persiapan memulai produksi akan
lebih mahal daripada menggunakan layout garis.
2) Pekerjaan perencanaan dan pengawasan produksi lebih sering dilakukan
karena macam barang yang dikerjakan berganti-ganti dan urutan prosesnya
berubah-ubah. Misalnya, kegiatan pembuatan rancang bangun produk,
routing dan scheduling atau penjadwalan lebih sering dilakukan.
3) Pengangkutan barang di dalam pabrik lebih sulit dan simpang-siur karena
arus pekerjaan selalu berubah-ubah.
4) Tidak terjadi keseimbangan kerja setiap mesin.

3. Layout Kelompok
Layout kelompok atau grouped layout adalah suatu pengaturan letak
fasilitas suatu pabrik berdasarkan atas kelompok barang yang dikerjakan. Biasanya
pabrik yang menggunakan layout kelompok memiliki produk yang bermacam-
macam, tetapi garis besar urutan prosesnya dapat dibagi dalam beberapa kelompok
yang sama. Untuk setiap kelompok produk dibuatkan layout tersendiri.

13
Sebagai contoh dari penggunaan layout ini adalah pada perusahaan
pemroses kulit. Perusahaan itu menghasilkan sepatu, sandal, sepatu sandal, baik
untuk pria maupun wanita, berbagai dompet, berbagai tas, dan berbagai macam ikat
pinggang. Proses untuk mengerjakan setiap macam barang tidak sama, tetapi pada
dasarnya produk dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok produk yang
garis besar urutan proses pembuatannya hampir sama, misalnya :
a. Kelompok sepatu terdiri atas macam dan model sepatu, sandal, dan sepatu
sandal, baik untuk pria maupun wanita.
b. Kelompok tas terdiri atas segala model tas, dompet dan koper.
c. Kelompok ikat pinggang terdiri atas segala macam model dan ukuran ikat
pinggang.
Semua produk dalam setiap kelompok memiliki garis produksi yang sama,
meskipun cara mengerjakan setiap barang secara rinci berbeda-beda. Misalnya,
pembuatan kelompok sepatu mesti melalui bagian sol, bagian atas, bagian perakitan
atau assembling dan finishing atau penyelesaian. Hanya cara pembuatan sol setiap
macam dan model sepatu agak lain, meskipun garis besarnya sama. Demikian juga
pembuatan bagian atas dan assembling-nya. a. Sifat-sifat layout kelompok
Sifat-sifat layout kelompok sebagai berikut :
1) Barang hasil produksi dapat dikelompokkan dalam beberapa macam
kelompok yang memiliki garis besar urutan proses yang sama
2) Mesin yang digunakan bersifat fleksibel. Artinya, dapat disesuaikan dengan
ukuran serta model barang yang dikerjakan.
3) Memerlukan karyawan yang keahliannya fleksibel. Artinya, dapat
menyesuaikan dengan macam ukuran pekerjaan yang dibuat.

Bagian atas assembling finishing


SEPATU
sol
Jahit finishing bungkus
IKAT
Potong
PINGGANG Jahit
Pasang
perlengkapan finishing TAS DAN KOPER

Gambar 5.3
Layout Kelompok
b. Kebaikan-kebaikan layout kelompok

14
1) Bersifat fleksibel sehingga dapat menghasilkan beberapa macam barang.

2) Meskipun barang yang dikerjakan bermacam-macam, arus barang tidak


terlalu simpang-siur.
3) Meskipun perusahaan mengerjakan berbagai macam produk, biaya produksi
dapat lebih murah dibandingkan dengan layout fungsional.

c. Kelemahan-kelemahan layout kelompok

1) Untuk dapat menggunakan layout semacam ini maka kelompok produk


yang memiliki kesamaan urutan proses harus jelas.
2) Instruksi kerja harus jelas.

3) Memerlukan pengawasan yang cermat.

4. Layout posisi tetap

Layout dengan posisi tetap sering diebut dengan layout by fixed materials
position atau fixed layout. Pengertian layout semacam ini adalah pengaturan
fasilitas produksi dalam membuat barang dengan letak barang yang tetap atau tidak
dipindahpindah. Mesin, karyawan, serta fasilitas produksi yang lain berpindah-
pindah mengelilingi barang yang dikerjakan sesuai dengan kebutuhan. Sebagai
contoh : layout pembuatan jembatan, layout pembangunan gedung, layout
pembuatan jalan, dan layout penghijauan.

a. Sifat-sifat layout dengan posisi tetap

1) Barang yang dikerjakan biasanya berat atau tidak mungkin dipindah-pindah.

2) Volume pekerjaan biasanya besar. Setiap kegiatan biasanya memerlukan


urutan dan hubungan kerja yang kompleks.
3) Biasanya pekerjaan berupa proyek, yang harus selesai pada waktu yang
telah direncanakan.
4) Fasilitas produksi yang digunakan biasanya mudah dipindah-pindah.
5) Komponen produk atau bagian produk yang tidak mungkin dikerjakan di
lokasi biasanya dikerjakan di dalam pabrik atau di tempat lain.

15
b. Kebaikan-kebaikan layout dengan posisi tetap

1) Fleksibel dapat ditetapkan pada setiap pekerjaan yang berbeda-beda.

2) Dapat diletakkan di mana saja sesuai dengan kebutuhan.

3) Tidak memerlukan bangunan pabrik. Apabila ada bangunan biasanya hanya


untuk penyimpanan, kantor atau kegiatan-kegiatan pembantu.
c. Kelemahan-kelemahan layout dengan posisi tetap

1) Tidak ada standar atau pedoman yang jelas untuk merencanakan layout-
nya.

2) Kegiatan pengawasan harus sering dilakukan dan relatif sulit.

3) Biasanya keamanan barang-barang harus dijaga dengan baik karena rawan


pencurian.

3. Faktor-Faktor Yang Harus Dipertimbangkan Dalam Menyusun Layout

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun layout.


Untuk pabrik, kantor, gudang, dan toko faktor-faktor itu agak berbeda.

• Perusahaaan Manufakturing

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun layout untuk


perusahaan manufakturing sebagai berikut :

a. Sifat produk yang dibuat

Sifat produk yang dibuat sangat menentukan layout yang akan dibuat. Misalnya,
jika ada produknya berupa benda padat, layout-nya akan berbeda jika produknya
cair atau gas. Kalau produknya cair atau gas pengangkutan barang dapat
dilakukan dengan pipa, berarti menghemat tempat. Bila produknya besar dansulit
dipindahkan maka digunakan layout dengan posisi tetap.

b. Jenis-jenis produksi yang digunakan

Jenis produksi biasanya juga sangat mempengaruhi jenis layout yang akan
disusun. Layout garis biasanya digunakan pada pabrik yang memiliki proses
produksi continous atau memiliki line flow, sedangkan layout fungsional biasanya
digunakan pada proses produksi intermittent.

16
c. Jenis barang serta volume produksi barang yang dihasilkan
Apabila perusahaan menghasilkan bermacam-macam barang produk yang jumlah
setiap jenis hanya sedikit, biasanya menggunakan layout fungsional. Akan tetapi,
jika produknya selalu sama serta jumlah setiap jenis banyak, sebaiknya
menggunakan layout garis.

d. Jumlah modal yang tersedia

Meskipun memerlukan layout garis, perusahaan tidak dapat menggunakan jika


modal yang tersedia kurang. Hal ini diebabkan layout garis memerlukan investasi
yang sangat mahal.

e. Keluwesan atau fleksibilitas

Biasanya layout diusahakan agar fleksibel. Maksud dari fleksibel adalah jika
terjadi perubahan macam barang yang dihasilkan atau terjadi penambahan
kapasitas pabrik/penambahan mesin, maka letak mesin dan fasilitas-fasilitas
pabrik mudah disesuaikan.

f. Pengangkutan barang

Pengangkutan barang biasanya dilakukan seefisien mungkin. Untuk layout garis


biasanya dapat diusahakan dengan menggunakan convenyor karena jalan yang
dilalui barang selalu sama sehingga biaya pengangkutannya murah. Dalam layout
fungsional biasanya selalu diusahakan mendekatkan tempat-tempat yang sering
berhubungan atau yang banyak dilakukan pengangkutan barang.

g. Aliran barang

Mesin-mesin sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga aliran barang


yang dikerjakan tidak saling mengganggu.

h. Efektivitas penggunaan ruangan

Penempatan mesin-mesin sebaiknya sedemikian rupa sehinggga ruangan dapat


dimanfaatkan sebaik-baiknya dan pemborosan ruangan dapat dihindari.
Misalnya, jangan sampai ada ruangan yang menganggur, jangan pula meletakkan
mesin terlalu jauh supaya menghemat ruangan dan mengurangi pengangkutan dan
peletakan mesin juga jangan terlalu rapat karena akan saling mengganggu.

i. Lingkungan dan keselamatan kerja

17
Dalam merencanakan layout sebaiknya dipertimbangkan pengaruh layout yang
disusun terhadap keselamatan kerja serta lingkungan kerja, jangan sampai
penempatan mesin membahayakan keselamatan karyawan. Jadi, mesin-mesin
yang membahayakan sebaiknya diletakkan di tempat yang jarang dilewati
karyawan atau diberi pengaman yang cukup.

j. Pemeliharaan

Pemeliharaan mesin-mesin harus memungkinkan pelaksanaan pemeliharaan


mesin dengan mudah. Misalnya, selain untuk tempat mesin, juga disediakan
ruangan untuk pemeliharaan.

k. Letak kamar kecil

Letak kamar kecil jangan terlalu jauh dari ruangan kerja sebab kalau terlalu jauh
akan terlalu banyak waktu yang terbuang oleh karyawan dalam perjalanan ke
kamar kecil.

l. Pengawasan

Sebaiknya mesin atau fasilitas produksi yang lain diletakkan sedemikian rupa
sehingga memudahkan pengawasan.
• Kantor

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun layout kantor sebagai


berikut :

a. Nilai investasi

Perbedaan layout membawa konsekuensi perbedaan investasi. Penjelasannya


seperti telah diuraikan dalam perusahaan manufakturing.

b. Komunikasi

Dalam suatu kantor biasanya komunikasi ini sangat penting. Oleh karena itu,
peletakan fasilitas-fasilitas kantor biasanya diusahakan agar memudahkan
komunikasi.

c. Fleksibilitas

Keluwesan layout kantor kadang-kadang sangat diperlukan. Misalnya, apabila


ruang kantor sering digunakan untuk rapat terpaksa letak meja kursi sering

18
digesergeser. Maka penempatan perabot kantor diatur sedemikian rupa sehingga
mudah digeser.

d. Struktur organisasi
Struktur organisasi juga menentukan perencanaan layout kantor sebab dalam
organisasi yang berbeda terdapat perbedaan macam jumlah bagian, seksi dan unit
yang ada. Tentu saja ini menyebabkan perbedaan layout.

e. Jenis lembaga

Jenis lembaga juga menentukan bentuk layout yang digunakan. Untuk bank
dengan kantor Pemda layout-nya berbeda. Bagian satu dengan bagian lain di
kantor Pemda biasanya terpisah. Pada bank antara karyawan satu dengan yang
lain biasanya dipisahkan dengan pembatas kaca karena bank memerlukan
ketelitian, pengawasan, serta keamanan yang lebih ketat dibanding dengan
Pemda.

• Gudang

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun layout gudang,
yang agak berbeda dengan layout pabrik.

a. Nilai investasi

Penjelasan nilai investasi seperti pada uraian sebelumnya.

b. Bongkar muat barang

Penempatan barang di dalam gudang harus membantu kegiatan bongkar muat


barang. Jangan meletakkan barang di sembarang tempat agar tidak mengganggu
kegiatan bongkar muat barang.

c. Fleksibilitas

Dalam gudang pun perlu dipertimbangkan fleksibilitas. Artinya, penempatan


barang di dalam gudang harus sedemikian rupa sehingga memudahkan
pengaturan kembali jika jumlah barang yang disimpan bertambah atau berubah
macamnya. Misalnya, barang-barang yang keras dan kuat sebaiknya ditaruh di
bawah supaya dapat ditumpangi dengan barang-barang yang kuat.

d. Lingkungan kerja

19
Agar tidak mengganggu lingkungan kerja, penempatan barang dalam gudang
harus terencana dengan baik. Misalnya, barang-barang yang beracun atau berbau
busuk sebaiknya dijauhkan dari kesibukan atau kantor gudang.

e. Keselamatan barang yang disimpan

Keselamatan barang yang disimpan juga harus dilindungi. Misalnya, barang-


barang yang mudah terbang sebaiknya ditaruh di tempat yang aman dari tiupan
angin.

Barang-barang yang jika berdekatan dapat menimbulkan reaksi kimia atau dapat
menurunkan kualitas, sebaiknya dijauhkan.
• Toko
Dalam menyusun layout toko kita juga harus mempertimbagkan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut ini :

a. Nilai investasi

Tersedianya dana mempengaruhi keluasan dalam mengatur layout toko. Layout


yang baik kadang-kadang harus didukung dengan dana yang banyak karena untuk
tambahan rak, dekorasi, dan sarana-sarana pengaman.

b. Daya tarik untuk pembeli

Toko harus menarik bagi para pembeli sehingga layout diusahakan sedemikian
rupa agar menyenangkan pembeli. Misalnya, pengaturan harus memudahkan
pembeli dalam mencari barang yang dibutuhkan. Peletakan beberapa macam
barang dagangan yang biasanya dibeli bersamaan sebaiknya berdekatan supaya
pembeli tidak usah mondar-mandir. Pengaturan letak barang dagangan menarik
sehingga enak dipandang oleh pembeli. Penempatan AC atau kipas angin harus
tepat agar pembeli tidak merasa kepanasan dalam toko.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lokasi suatu perusahan merupakan salah satu faktor yang cukup penting, karena hal
tersebut akan mempengaruhi kedudukan pemsahaan dalam persaingan dan menentukan
kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Penentuan lokasi pemsahaan sangat berkaitan
erat dengan aspek-aspek lain, diantaranya lokasi tersebut harus mempunyai keuntungan
jangka panjang termasuk pertimbangan untuk memperluas pemsahaan pada masa yang
akan datang.

Tujuan penentuan lokasi pemsahaan dengan tepat, adalah untuk dapat membuat operasi
pemsahaan berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Dalam penentuan lokasi pabrik,
perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya produksi dan biaya
distribusi dari barang yang dihasilkan, sehingga biaya-biaya ini dapat ditekan serendah
mungkin. Serta mampu menyediakan barang tepat pada waktunya dengan jumlah, kualitas
dan harga yang sesuai serta memperoleh keuntungan.

3.2 Saran

Dalam menentukan lokasi dan layout pabrik Perusahaan harus


mempertimbangkan banyak hal agar tidak terjadinya hal hal tidak menguntungkan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Ahyari A. 1996. Materi Pokok Manajemen Produksi I. Karunika. Jakarta. hal 6.1 – 6.22
Assauri S. 1998. Manajemen Produksi dan operasi. LPFE UI. Jakarta. hal 40 – 44

Ahyari A. 1996. Materi Pokok Manajemen Produksi I. Karunika. Jakarta.


EL Qodri Z. M. Dan Supardi 1984. Alat-Alat Analisis Perencanaan dan Pengawasan
Produksi. Andi Offset. Yogyakarta.
Subagyo P. Dkk. 1985. Dasar-Dasar Operations Research. BPFE. Yogyakarta

22

Anda mungkin juga menyukai