MANAJEMEN OPERASIONAL
Disusun oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat limpahan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang strategi lokasi
dalam penentuan fasilitas-fasilitas produksi.
Dengan sepenuh hati penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak memiliki
kekurangan, Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat dan sumbangan ilmiah yang sebesar-besarnya
bagi penulis dan pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
6.1 Kesimpulan..........................................................................................................25
6.2 Saran ....................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Dalam bab ini akan dibahas berbagai faktor yang mempengaruhi dan menentukan
pemilihan lokasi yang paling menguntungkan bagi organisasi, penentuan tempat, dan
metoda-metoda yang dapat digunakan dalam pemilihan lokasi fasilitas-fasilitas produksi
organisasi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Lingkungan Masyarakat
Kesediaan masyarakat suatu daerah menerima segala konsekuensi, baik konsekuensi
positif maupun negatif didirikannya suatu pabrik tersebut merupakan suatu syarat
penting. Perusahaan perlu memperhatikan nilai-nilai lingkungan dan ekologi di mana
5
perusahaan akan berlokasi, karena pabrik-pabrik sering memproduksi limbah dalam
berbagai bentuk dan sering menimbulkan suara bising. Di pihak lain, masyarakat
membutuhkan industri atau perusahaan karena menyediakan berbagai lapangan
pekerjaan dan uang yang dibawa industri ke masyarakat. Lingkungan masyarakat
yang menyenangkan bagi kehidupan para karyawan dan eksekutif juga
memungkinkan mereka melakukan pekerjaan dengan lebih baik.
2. Kedekatan dengan Pasar
Dekat dengan pasar akan membuat perusahaan dapat memberikan pelayanan yang
lebih baik kepada para langganan, dan sering mengurangi biaya distribusi. Perlu
dipertimbngkan juga apakah pasar perusahaan tersebut luas ataukah hanya melayani
sebagian kecil masyarakat, produk mudah rusak atau tidak, berat produk, dan
proporsi biaya distribusi barang jadi pada total biaya. Perusahaan besar dengan
jangkauan pasar yang luas, dapat mendirikan pabrik-pabriknya di banyak tempat
yang terebar untuk mendekati pasar.
Dalam sector jasa, daerah pasar biasanya ditentukan oleh waktu perjalanan para
pelanggan ke fasilitas atau waktu perjalanan para pemberi pelayanan ke para
pelanggan. Dalam banyak kasus, lokasi suatu fasilitas dapat juga lebih menentukan
daerah pasarnya, disbanding daerah pasar menentukan lokasi fasilitas.
3. Tenaga Kerja
Cukup tersedianya tenaga kerja merupakan hal mendasar. Penarikan tenaga kerja,
kuantitas dan jarak, tingkat upah yang berlaku, serta persaingan antar perusahaan
dalam merebutkan tenaga kerja yang berkualitas tinggi, perlu diperhatikan
perusahaan.
Suatu metoda sederhana yang dapat digunakan untuk membantu dalam pemilihan
di antara alternatif-alternatif lokasi adalah dengan membentuk sebuah “tim” para
pembuat keputusan yang bertugas mengevaluasi setiap lokasi atas dasar sejumlah faktor
keinginan relatif dan mengevaluasi derajat relative pentingnya setiap faktor dalam
keputusan lokasi. Sebagai contoh, anggap berbagai lokasi sedang dipertimbangkan atas
dasar lima faktor. Untuk setiap faktor, setiap anggota tim memberikan penilaian relatif
diantara berbagai alternatif lokasi (nilai 1 sampai dengan 10). Distribusi beberapa nilai
ini kemudian dirata-rata untuk mendapatkan nilai distribusi gabungan.
8
Kerja Mentah
Yogyakarta 2 3 5 4 3
Jakarta 5 3 1 4 2
Surabaya 3 4 4 2 5
Hasil penilaian dalam tabel di atas dapat dijumlahkan secara horizontal untuk
mendapatkan skor total setiap kota, tetapi bila hal ini dilakukan berarti perusahaan
memberikan bobot yang sama bagi setiap faktor. Kenyataannya, dalam analisa ini
perusahaan memutuskan untuk mempergunakan bobot, sebagai berikut :
Pasar potensi 30%, biaya tenaga kerja 20%, tersedianya air 30%, biaya bahan
mentah 10%, dan pajak 10%. Kemudian penilaian tabel di atas dikalikan dengan bobot,
menghasilkan angka-angka seperti dibawah ini:
Bila dijumlahkan secara horizontal nilai tertimbang total tertinggi adalah kota
Surabaya sebagai kota pilihan alternatif lokasi. Metoda ini memang mendasarkan diri
pada pendapat dari beberapa orang ahli yang berpartisipasi dan berdiskusi samapai
memperoleh konsensus pemilihan berbagai alternatif lokasi. Pendekatan ini sering
disebut sebagai metoda “Delphi”.
Konsep biaya tetap dan biaya variabel dapat membantu penentuan lokasi.
Kombinasi biaya tetap dan variabel bagi lokasi yang berbeda-beda dapat menciptakan
persamaan biaya yang menunjukkan hubungan antara biaya dan volume produksi yang
berlaku bagi masing-masing lokasi.
9
Jenis biaya A B C D
(dalam ribuan
rupiah)
Tenaga kerja Rp0,75 Rp1,10 Rp0,80 Rp0,90
(per unit)
Biaya 4.600.000 3.900.000 4.000.000 4.800.000
konstruksi
pabrik
Material dan 0,43 0,60 0,40 0,55
peralatan (per
unit)
Listrik (per 30.000 26.000 30.000 28.000
tahun)
Air (per 7.000 6.000 7.000 7.000
tahun)
Transportasi 0,02 0,10 0,10 0,05
(per unit)
Pajak (per 33.000 28.000 63.000 35.000
tahun)
Penyelesaian:
Biaya-biaya A B C D
tetap (dalam
10
ribuan rupiah)
10% investasi 460.000 390.000 400.000 480.000
Listrik 30.000 26.000 30.000 28.000
Air 7.000 6.000 7.000 7.000
Pajak 33.000 28.000 63.000 35.000
TOTAL 530.000 450.000 500.000 550.000
Biaya-biaya A B C D
variabel
(dalam ribuan
rupiah)
Tenaga kerja Rp0,75 Rp1,10 Rp0,80 Rp0,90
Material dan 0,43 0,60 0,40 0,55
Peralatan
Transportasi 0,02 0,10 0,10 0,05
TOTAL 1,2 1,8 1,3 1,5
Data biaya tetap dan variabel diatas dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan
biaya sebagai berikut:
A = 530.000.000 + 1200x
B = 450.000.000 + 1800x
C = 500.000.000 + 1300x
D = 550.000.000 + 1500x
Kemudian dibuat grafik, dimana titik-titik break even diperoleh dari perpotongan
diantara persamaan-persamaan biaya total setiap lokasi.
11
Dari grafik, dapat disimpulkan bahwa bila kapasitas atau volume produksi
dibawah 100.000 unit, sebaiknya pabrik didirikan di lokasi B. Sedangkan bila volume
produksi di atas 100.000 unit,pabrik sebaiknya didirikan di lokasi C. Pada volume
produksi sama dengan 100.000 unit, lokasi C dan B mempunyai biaya total yang sama.
Metode transportasi adalah suatu teknik riset operasi (operation research) yang
dapat sangat membantu dalam pembuatan keputusan-keputusan lokasi pabrik atau
gudang.
Optimumkan :
12
m n
Z=∑ ∑ C ij X ij
i=1 j=1
dengan syarat :
dimana,
Cij :biaya transportasi per unit dari tempat asal ke i ke tempat tujuan ke j
Algorithma merupakan suatu metoda secara sistematik membawa kita pada alokasi
optimal , darimanapun kita memulai perhitungan kita. Proses algorithma dimulai dengan
penentuan ‘alokasi pertama’ yaitu pola alokasi yang memenuhi syarat- syarat mengenai
‘permintaan’ dan ‘kapasitas penawaran’, tetapi belum tentu optimal.
Prosedur alokasi sistematis pertama yang dikenal adalah metoda sudut barat laut
(northwest corner rule) atau sering disebut metoda sudut kiri atas.
Semarang 5 8 13
Cilacap 2 10 12
Kebutuhan 5 10 10 25
13
Alokasi Jumlah unit Biaya per unit Biaya total
(dalam ribuan) (dalam ribuan)
Semarang Surakarta 5 Rp. 10 Rp. 50
Semarang Yogyakarta 8 15 120
Cilacap Yogyakarta 2 12 24
Cilacap Magelang 10 14 140
Rp. 334
Alokasi pertama belum tentu optimal maka sebuah prosedur evaluasi –sel perlu
digunakan.
1. Memilih sel (kotak) kosong untuk dievaluasi. Menentukan jalur tertutup (jalur
“minus plus”) melalui pemindahan secara horizontal dan vertikal sampai suatu
nilai yang dilingkari dicapai oleh nilai berlingkaran lainnya dalam kolom atau baris
yang sama.
2. Pemindahan sepanjang jalur tersebut mulai dari sel kosong yang dipilh secara
horizontal atau vertikal sampai mencapai sel kosong yang sama
3. Memberi tanda plus (+) dan minus (-) untuk setiap sel dalam jalur, selalu
dimulai dengan tanda plus sel untuk sel kosong dievaluasi.
4. Hitung jumlah biaya transportasi per unit untuk semua sel dalam jalur dengan
memperhatikan nilai- nilai plus dan minus.
5. Ulangi prosedur- prosedur ini sampai semua sel kosong dievaluasi dan
masukan hasil- hasil tanpa lingkaran.
6. Suatu nilai positif setelah evaluasi sel menunjukkan kenaikan biaya dengan
adanya realokasi, suatu nilai negatif mencerminkan penurunan biaya.
14
Kebutuhan 5 10 10 25
Dengan cara sama kita mengevaluasi sel Cilacap- Surabaya, di mana realokasi akan
menghasilkan kenaikan biaya sebesar Rp. 1000, (-2 + 3= 1), sehingga tidak perlu
dilakukan. Jadi, niai positif menunjukkan kenaikan biaya, sedangkan nilai negatif
menunjukkan penurunan. Alokasi pertama daoat diperbaiki dengan realokasi.
Realokasi dilakukan melalui suatu jalur tertutup (closed path) seperti terlihat dalam tabel
3-8. Jalut tertutup selalu mulai dari sel kosong dan diberi tanda plus (+), kemudian
bergerak ke bawah pada kolom yang sama dan sampai pada sel yang berisi serta ditandai
minus (-) dan seterusnya sampai mencapai sel terisi yang terletak pada baris yang sama.
Perbaikan alokasi. Penyelesaian alokasi pertama seperti ditunjukkan dalam tabel 3-7
belum merupakan penyelesaian optimal. Hasil evaluasisel dalam tabel 3-8 menunjukkan
bahwa alokasi pertama dapat diperbaiki (untuk mengurangi biaya transportasi total). Bila
sel X23 berisi -6, kita tahu bahwa realokasi akan mengurangi biaya transportasi.
Alokasi kedua menghasilkan biaya transportasi total Rp. 286.000 yang lebih murah Rp.
48.000 (Rp 6.000,- x8) daripada alokasi pertama. Walaupun telah ada perbaikan, tetapi
hal ini belum merupakan alokasi optimal. Sel kosong Cilacap- Surakarta masih berisi
bilangan negatif bila sel- sel kosong di evaluasi. Kita mengulang prosedur realokasi ini
untuk memperbaiki penyelesaian.
15
Alokasi baru yang disajikan dalam tabel 3-10 merupakan alokasi optimal, karena evaluasi
sel menghasilkan bilangan- bilangan positif dalam sel- sel kosong. Biaya transportasi total
alokasi optimal ini sebesar Rp. 276.000 yang Rp. 10.000 (5.000 x 2 ) lebih kecil
daripada alokasi kedua.
Metoda Vogel atau Vogel’s Approximation method (VAM) adalah salah satu
prosedur alokasi yang berdasarkan elemen biaya. Metoda ini lebih efisien dan
praktis. Alokasi pertama mungkin optimal atau mendekati optimalitas, seingga
waktu perhitungan lebih cepat. Adapun langkah-langkah pengerjaan metoda VAM
adalah sebagai berikut :
Ke
gudang
Dari K L M N Kapasitas
Pabrik
16
A 8 13 12 11 20
B 10 10 14 7 35
C 15 9 14 12 45
Kebutuhan 20 35 15 30 100
3) Pilih selisih yang terbesar diantara selisih-selisih yang telah dihitung dalam
langkah (1). Dari contoh, kolom N terpilih. Kolom ini adalah “calon” untuk
alokasi.
4) Alokasikan sejumlah maksimum tanpa melanggar syarat-syarat kebutuhan dan
kapasitas pada kolom atau baris terpilih yang mempunyai biaya terendah. Dalam
contoh, baris B mempunyai biaya terendah (Rp 7,-), sehingga kita alokasikan 30
unit pada sel BN (kolom N baris B). Alokasi sebanyak 30 unit adalah maksimal
untuk sel tersebut karena kebutuhan gudang N adalah 30 unit, meskipun
kapasitas pabrik B adalah 35 unit. Karena “kebutuhan” gudang N telah
terpenuhi, maka kolom N dapat dihilangkan pada langkah berikutnya (atau tidak
diberikan alokasi). Lihat tabel 3-12.
Gudang Perbedaan
Kapasitas
K L M N Baris
A 8 13 12 11 20 3
Pabrik B 10 10 14 7 35 3
C 15 9 14 12 45 3
Kebutuhan 20 35 15 30
Pilihan XBN = 30
Perbedaan 2 1 2 4
Hilangkan kolom N
kolom
17
perlu dicatat bahwa perhitungan selisih ke dua ini tidak memperhatikan baris
atau kolom yang telah diberi alokasi. Dari hasil perhitungan selisih ke dua ini
kita ulangi prosedur yang sama dalam langkah (3), (4), dan (5) yang
menunjukkan bahwa kotak CL diberi alokasi sebesar maksimal 35 unit tanpa
melanggar syarat kebutuhan dan kapasitas. Kita lakukan perhitungan selisih ke
tiga dan seterusnya sampai semua baris dan kolom sepenuhnya teralokasi seperti
terlihat dalam tabel 3-13.
Bila terdapat 2 atau lebih selisih biaya yang besarnya sama (pada
perbedaan kolom maupun baris), maka dicari biaya transportasi per unit
terendah di antara sel-sel pada baris atau kolom itu, dan kemudian isikan alokasi
maksimum pada sel tersebut. Bila biaya terendah tidak ada, maka pilihlah sel
yang diisi berdasar salah satu baris atau kolom terpilih.
18
Dalam masalah-masalah transportasi sebelumnya “suplai” total dari sumber-
sumber adalah sama dengan “permintaan” total tempat-tempat tujuan (balanced
transportation problems). Dalam operasi-operasi organisasi senyatanya kondisi ini tidak
selalu terpenuhi. Sering kali terjadi kapasitas total melebihi kebutuhan atau sebaliknya,
yang menghasilkan surplus atau kekurangan. Masalah ini disebut “unbalanced”, dimana
kebutuhan tidak sama dengan kapasitas yang tersedia. Bila kapasitas lebih besar daripada
kebutuhan, masalah dapat dipecahkan melalui penambahan kolom semu (dummy colom).
Kita memasukkan biaya transportasi sebesar ( 0 ) dalam sel-sel pada kolom semu dan
jumlah surplus, sehingga masalah “unbalanced” menjadi masalah yang “balanced”. Kita
dalam hal ini menganggap bahwa biaya penyimpanan per unit untuk produk surplus
sama di semua tempat asal (sumber). Bila biaya penyimpanan per unit berbeda, maka
harus dimasukkan sebagai pertimbangan. Di lain pihak bila kebutuhan lebih besar
daripaa kapasitas, kita dapat menambahkan baris semu (dummy row) untuk membuat
masalah transportasi “balanced”. Dalam kasus ini masalahnya tidak semudah surplus.
Kita mungkin memerlukan tambahan anggapan-anggapan untuk menentukan skedul
alokasi optimal. Penyedia (supplier) mungkin berkeinginan untuk meminimumkan biaya
transportasi tanpa memperhatikan situasi permintaan. Dia mungkin berkeinginan untuk
memproduksi jumlah kekurangan dengan kerja lembur sehingga menimbulkan biaya
tambahan. Dia mungkin berkeinginan untuk membatasi permintaan yang tidak terpenuhi
pada setiap tempat tujuan, misal 20% dari setiap permintaan tempat tujuan, dan
seterusnya. Untuk menggambarkan masalah transportasi “unbalanced” berikut ini akan
diberikan contoh.
G K
P UDAN apasita
ABRIK G s
P
K L M N abrik
1 1 1 1 4
A 5 4 2 0 0
19
1 1 2
B 9 1 2 6 5
1 1 2
C 7 5 2 0 5
1 1 1 1 3
D 0 3 5 4 0
K
ebutuh 2 3 2 3
an 0 0 0 0
G
udang
20