Anda di halaman 1dari 20

PAPER MATA KULIAH MANAJEMEN OPERASIONAL BC

KELOMPOK 3
PLANT LOCATION

Disusun Oleh:

PROGAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
DAFTAR ISI

Daftar Isi ..............................................................................................................................................................


BAB 1 PEMBAHASAN
1.1 PERAN STRATEGIS LOKASI..............................................................................................................
1.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN LOKASI...........................................................
1.3 METODE PENGEVALUASIAN ALTERNATIF LOKASI..................................................................
1.4 STRATEGI LOKASI JASA....................................................................................................................
BAB 2 PENUTUP ...............................................................................................................................................
2.1 Kesimpulan..............................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................................

i
BAB 1
PEMBAHASAN

1.2 Peran Strategis Lokasi

1. Definisi Lokasi
Letak, tempat atau penempatan suatu benda, keadaan pada
permukaan bumi dapat disebut sebagai Lokasi. Lokasi juga merupakan
tempat dimana orang-orang biasa berkunjung. Lokasi dalam hubungannya
dengan pemasaran adalah tempat yang khusus dan unik dimana lahan
tersebut dapat digunakan untuk berbelanja.
Lupiyoadi (2009;42), mengemukakan bahwa “Lokasi berhubungan
dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau
kegiatannya”. Ujang Suwarman (2004:280), juga berpendapat bahwa
“Lokasi merupakan tempat usaha yang sangat mempengaruhi keinginan
seseorang konsumen untuk datang dan berbelanja”. Berdasarkan teori
diatas dapat disimpulkan bahwa lokasi itu sendiri merupakan suatu letak
atau tempat yang tetap dimana orang bisa berkunjung untuk berbelanja,
tempat disini dapat berupa daerah pertokoan, suatu stand toko atau
counter yang ada di dalam maupun di luar gedung.
Lokasi yang strategis dapat mempengaruhi seseorang dalam
menimbulkan keinginan mereka untuk melakukan pembelian, karena
lokasinya yang strategis, terletak di arus bisnis, dan sebagainya. Keputusan
tentang lokasi, baik untuk perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa
bisa menentukan keberhasilan perusahaan, kesalahan yang dibuat pada
saat ini dapat menghambat efisiensi. Dalam melakukan seleksi lokasi bagi
perusahaan barang atau manufaktur diharapkan untuk lebih dekat ke bahan
baku atau tenaga kerja, sedangkan untuk seleksi lokasi bagi perusahaan
jasa perlu diharapkan untuk lebih dekat dengan pelanggan.
Nugroho dan paramita, (2009) dalam (Wibowo,2010;22),
berpendapat bahwa suatu lokasi disebut strategis bila berada dipusat kota,
kepadatan populasi, kemudahan mencapainya menyangkut kemudahan

1
transportasi umum, kelancaran lalu lintas dan arahnya tidak
membingungkan konsumen. Sejalan dengan menjamurnya bisnis atau
usaha yang menawarkan produk atau jasa yang sejenis,perbedaannya yang
sangat tipis sekalipun pada lokasi dapat berdampak kuat pada pangsa pasar
dan kemampulabaan sebuah produk. Disamping itu, keputusan pemilihan
suatu lokasi juga mencerminkan komitmen jangka panjang perusahaan
dalam hal keuangan, karena merubah lokasi yang buruk kadangkala sulit
dilakukan dan sangat mahal.
Oleh karena itu, lokasi usaha adalah hal utama yang perlu
dipertimbangkan dalam suatu bisnis. Lokasi strategis menjadi salah satu
faktor penting dan sangat menentukan keberhasilan suatu usaha. Dalam
memilih lokasi usahanya, pemilik lokasi usaha harus mempertimbangkan
faktor-faktor pemilihan lokasi, hal ini dikarenakan lokasi usaha akan
berdampak pada kesuksesan usaha itu sendiri. Kesuksesan usaha adalah
suatu keadaan dimana usaha mengalami peningkatan dari hasil yang
sebelumnya. Keberhasilan usaha merupakan tujuan utama dari sebuah
perusahaan, dimana segala aktifitas yang ada di dalamnya ditujukan untuk
mencapai suatu keberhasilan.

2. Definisi Perencanaan Lokasi


Perencanaan lokasi merupakan suatu kegiatan strategis yang
bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan
sehingga perusahaan atau pabrik dapat beroperasi dengan lancar, dengan
biaya yang rendah, dan memungkinkan perluasan di masa yang akan
datang. Hal ini sejalan dengan pendapat Kotler (2008;51) bahwa “Salah
satu kunci menuju sukses adalah lokasi, lokasi dimulai dengan memilih
komunitas”.
Dalam perencanaan lokasi perusahaan, diperlukan perencanaan
mengenai kedudukan perusaan pula. Lokasi Perusahaan merupakan suatu
tempat di mana perusahaan itu melakukan kegiatan fisik. Sedangkan
kedudukan perusahaan merupakan kantor pusat dari kegiatan fisik

2
perusahaan. Contoh bentuk lokasi perusahaan adalah pabrik tempat
memproduksi barang.
3. Peran Strategi Lokasi
Salah satu keputusan yang paling penting yang dibuat oleh
perusahaan adalah dimana mereka akan menempatkan kegiatan
operasional mereka, maka keputusan yang harus diambil selanjutnya oleh
manajer operasional adalah strategi lokasi. Buchari Alma (2003:105)
mengungkapkan bahwa memilih lokasi usaha yang tepat sangat
menentukan keberhasilan dan kegagalan usaha dimasa yang akan datang.
Lokasi yang strategis adalah wilayah penempatan operasi produksi
sebuah perusahaan yang dapat memberikan keuntungan maksimal
terhadap perusahaan tersebut, karena tujuan strategi lokasi adalah untuk
memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan. Keputusan yang
paling penting yang perlu dibuat oleh perusahaan adalah dimana mereka
harus menempatkan operasi mereka. Aspek Internasional keputusan ini
adalah sebuah indikasi bahwa keputusan lokasi bersifat global.
Lokasi sangat mempengaruhi biaya, baik biaya tetap maupun biaya
variabel. Lokasi sangat mempengaruhi risiko dan keuntungan perusahaan
secara keseluruhan. Sebagai contoh, biaya transportasi saja bisa mencapai
25% harga jual produk (tergantung kepada produk dan tipe produksi atau
jasa yang diberikan). Hal ini berarti bahwa seperempat total pendapatan
perusahaan mungkin dibutuhkan hanya untuk menutup biaya
pengangkutan bahan mentah yang masuk dan produk jadi yang keluar dari
perusahaan. Biaya lain yang dapat dipengaruhi oleh lokasi antara lain
adalah pajak, upah, biaya bahan mentah, dan sewa.
Lokasi sepenuhnya memiliki kekuatan untuk membuat atau
menghancurkan strategi bisnis sebuah perusahaan. Kerja keras yang
dilakukan manajemen untuk menetapkan lokasi fasilitas yang optimal
merupakan investasi yang baik. Keputusan lokasi sering bergantung pada
tipe bisnis. Untuk keputusan lokasi industri, strategi yang digunakan
biasanya adalah strategi untuk meminimalkan biaya, sedangkan untuk

3
bisnis eceran dan jasa professional, strategi yang digunakan terfokus pada
memaksimalkan pendapatan.
Tujuan strategi lokasi adalah untuk memaksimumkan keuntungan
lokasi perusahaan. Maka dari itu, sejumlah perusahaan di dunia
melakukannya mengingat lokasi untuk operasional sangat mempengaruhi
biaya, baik biaya tetap maupun biaya variable. Lokasi sangat
mempengaruhi resiko dan keuntungan perusahaan secara keseluruhan.

1.2 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Lokasi


Banyak perusahaan mempertimbangkan untuk membuka kantor, pabrik,
gerai ritel atau bank yang baru di luar negara mereka. Pada dasarnya dalam
kegiatan keputusan lokasi, hal pertama yang seringkali dilakukan adalah
dengan memilih negara mana yang akan menjadi lokasi kegiatan operasi
mereka.
Salah satu pendekatan yang digunakan beberapa perusahaan untuk
memilih negara tujuan mereka adalah dengan Faktor Kunci Keberhasilan
(KSF). Selain itu, ketika suatu perusahaan telah memutuskan negara manakah
yang terbaik bagi keputusan lokasinya, mereka akan fokus pada kawasan
negara yang dipilih dan komunitasnya Hal ini dikarenakan perusahaan harus
mencari lokasi yang sesuai untuk kegiatan pengiriman dan penerimaan,
penetapan wilayah, utilitas, ukuran dan biaya. Namun saat ini memilih lokasi
menjadi semakin rumit dengan adanya globalisasi tempat kerja yang terjadi
karena adanya pembangunan dari:
A. Ekonomi pasar.
B. Komunikasi internasional yang lebih baik.
C. Perjalanan dan pengiriman yang lebih cepat dan dapat diandalkan.
D. Kemudahan perpindahan arus modal antar negara.
E. Diferensiasi biaya tenaga kerja yang tinggi.

Selain globalisasi, masih ada sejumlah faktor lainnya yang mempengaruhi


keputusan lokasi. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah:

4
i. Produktivitas tenaga kerja, yang dapat dihitung dengan membagi biaya
tenaga kerja per hari dengan produksi (unit per hari).
ii. Nilai tukar mata uang dan resiko mata uang, hal ini berhubungan
dengan nilai mata uang asing yang terus menerus meningkat dan
menurun di beberapa negara.
iii. Biaya, yang dapat dibagi menjadi 2 yakni biaya berwujud (biaya yang
mudah diidentifikasi dan diukur secara tepat dan persis) dan biaya tak
berwujud (biaya yang kurang dapat dihitung kuantitasnya dengan
mudah).
iv. Resiko politik, Nilai dan Budaya.
v. Kedekatan dengan pangsa pasar, para pemasok dan pesaing.
vi. Perubahan sikap terhadap industri, serikat kerja, penetapan zona,
polusi, pajak, dan sebagainya.

Oleh karena itu, berikut merupakan beberapa hal yang harus


dipertimbangkan ketika sebuah perusahaan memilih dan menentukan
keputusan lokasi mereka:
1. Kepadatan Penduduk

Gambar 1: Kepadatan Penduduk di Kairo, Mesir 2017


Sumber: https://internasional.kompas.com/

Kepadatan penduduk adalah suatu keadaan yang dikatakan


semakin padat bila jumlah manusia pada suatu batas ruang tertentu
semakin banyak dibandingkan dengan luas ruangannya (Sarwono,
1992).

5
Kepadatan penduduk menjadi salah satu indikator besarnya potensi
keberhasilan dan kesuksesan sebuah bisnis pada suatu pasar usaha.
Namun faktor kepadatan penduduk ini juga belum tentu menjadi
ukuran final dalam penentu kesuksesan sebuah bisnis.

2. Penghasilan
Jika kepadatan penduduk tidak linier dengan daya beli
masyarakatnya, maka itu artinya lokasi yang dipilih tidak tepat untuk
menjadi lokasi perbelanjaan. Oleh karena itu, perlu dicermati
bagaimana penghasilan penduduk di suatu trade area tertentu. Apakah
lingkungan dekat menyukai jika mereka ditawarkan produk dari usaha
franchise atau pusat perbelanjaan yang Anda miliki.

3. Jumlah Usaha
Adakalanya, lokasi yang dipilih merupakan shopping centre atau
sentra perdagangan. Banyaknya usaha pada suatu lokasi juga dapat
mempengaruhi bisnis yang akan di tetapkan. Bergantung kepada tipe
bisnis seperti apa yang berada pada area tersebut.

4. Tempat

Gambar 1: Toko Circle-K di Tebet, Jakarta


Sumber: https://magicpin.com/

Ada beberapa tipe tempat dapat dijadikan pilihan untuk suatu


usaha atau bisnis. Tempat-tempat tersebut dapat berupa mal (shopping

6
mall), sentra usaha, perumahan, pinggir jalan dan sebagainya.
Kebanyakan suatu usaha memiliki tempat tersendiri dalam penempatan
lokasinya. Contohnya saja Circle-K yang lebih cocok berada di
kawasan perumahan daripada di tempat kawasan industri, pada gambar
yang tertera toko Circle-K yang berlokasi di Tebet, Jakarta ini juga
berada di kawasan perumahan bukan kawasan industri.

5. Jumlah Traffic
Banyaknya aktifitas kendaraan atau orang-orang yang berada pada
suatu lokasi juga mempengaruhi suatu usaha. Padatnya aktifitas-
aktifitas lalu lalang ini membuktikan bahwa lokasi yang akan dipilih
ini sering dilalui dan banyak orang yang melewati tempat tersebut.
Kemudian akses lokasi juga perlu diperhatikan sehingga memudahkan
orang-orang untuk memasuki area usaha itu.

6. Pusat Keramaian

Gambar 1: Mall Depok Town Square


Sumber: Facebook.com

Sama dengan point sebelumnya, jika lokasi berada di bagian mal


misalnya Mall Depok Town Square, maka kebanyakan pusat lalu
lalang yang terbaik adalah di outlet-outlet makanan. Kadang-kadang,
di seberang jalan mall juga menjadi tempat yang di penuhi orang lalu
lalang, selain itu biasanya harga sewa disana juga relatif lebih murah.

7
Lokasi seperti rumah sakit, kampus atau di pusat-pusat orang datang
juga dapat menjadi pilihan.

7. Akses Karyawan
Jarak usaha dengan akses usaha juga perlu diperhatikan. Apabila
usaha yang jarak tempuhnya sangat jauh dari tempat tinggal karyawan
akan menjadi kontra produktif buat seorang karyawan. Oleh karena itu,
lokasi sebaiknya terbilang cukup dekat terutama bagi para karyawan
utama.

8. Zona
Jika lokasi yang dipilih bukan daerah perdagangan semacam
shopping mall atau tidak cocok dengan usaha, sebaiknya tidak
dipaksakan. Contohnya apabila pada zona industri dibangun sebuah
usaha seperti Carrefour, hal ini dapat memberikan dampak yang
negatif bagi perusahaan itu sendiri, seperti rendahnya daya jual atau
menurunnya pendapatan perusahaan.

9. Kompetisi
Menurut Chaplin (1999), kompetisi adalah saling mengatasi dan
berjuang antara dua individu, atau antara beberapa kelompok untuk
memperebutkan objek yang sama.
Pertimbangan mengenai tingkat kompetisi usaha juga perlu. Jika di
lokasi tersebut sudah jenuh dengan usaha yang menawarkan produk
sejenis, bisa jadi lokasi tersebut menjadi tidak strategis untuk
ditetapkan sebagai lokasi bisnis atau usaha.

10. Apperance
Keamanan, kredibilitas, harga sewa, kenyamanan serta keamanan
suatu lokasi juga dapat mempengaruhi suatu usaha. Kondisi
lingkungan sekitar bisnis juga perlu diperhatikan. Jika lokasi tersebut
memenuhi kriteria itu, maka memungkinkan penempatan lokasi usaha.

8
Hal ini juga memungkinkan usaha yang dijalankan dapat menarik dan
menjaring pasar di daerah sekitar. Karena dalam suatu kasus tertentu,
karena lokasi usaha yang memenuhi criteria ini dibutuhkan oleh pasar
lain. Contohnya saja, suatu mall dapat menarik pasar real estate untuk
melakukan pembangunan di sekitarnya.

1.3 Metode Pengevaluasian Alternatif Lokasi


Terdapat empat metode utama yang dapat digunakan oleh perusahaan
untuk memecahkan permasalahan lokasi mereka. Metode-metode
Pengevaluasian Alternatif Lokasi ini diantaranya adalah, metode
pemeringkatan faktor, analisis biaya-volume lokasi, metode pusat gravitasi
dan model transportasi.

1. Metode Pemeringkatan Faktor


Dalam mempertimbangkan pemilihan lokasi, terdapat banyak
faktor baik itu kuantitatif maupun kualitatif untuk dipilih. Beberapa faktor
dinilai lebih penting daripada faktor lainnya, oleh karena itu manajer
dapat melakukan pembobotan sehingga proses keputusan akan lebih
objektif. Metode Pemeringkatan Faktor (Factor Rating Method) memiliki
6 langkah sebagai berikut:
A. Membuat daftar faktor yang relevan, faktor ini disebut faktor
penentu keberhasilan.
B. Memberikan bobot untuk setiap faktor berdasarkan pentingnya
dalam tujuan perusahaan secara relatif.
C. Kembangkan skala untuk tiap-tiap faktor (bisa 1 hingga 10 atau 1
hingga 100).
D. Beri penilaian manajemen pada masing-masing lokasi untuk tiap-
tiap factor.
E. Kalikan nilai dengan bobot tiap faktor dan jumlahkan nilai total
untuk setiap lokasi.
F. Membuat rekomendasi yang didasarkan pada skor poin
maksimum, dan mempertimbangkan hasil pendekatan kuantitatif.

9
Gambar 1: Tabel Bobot Skor dengan Metode Pemeringkatan
Faktor
Sumber: Buku Manajemen Operasi, 2019

2. Analisis Biaya-Volume Lokasi


Analisis Biaya-Volume Lokasi (Locational Cost-volume Analysis)
merupakan teknik untuk membuat suatu perbandingan ekonomi di antara
berbagai alternatif lokasi yang ada. Dengan mengidentifikasi biaya tetap
dan variabel, serta menggambar grafiknya untuk tiap-tiap lokasi yang ada,
maka kita dapat menemukan pilihan mana yang memberikan biaya
terendah. Analisis Biaya-Volume Lokasi dapat ditentukan dengan 3
langkah berikut:
a. Menentukan biaya tetap dan variabel untuk setiap lokasi.
b. Memplot biaya untuk tiap-tiap lokasi dengan biaya pada sumbu
vertikal grafik dan volume tahunan pada sumbu horizontal.
c. Memilih lokasi dengan total biaya terendah untuk volume produksi
yang diharapkan.

3. Metode Pusat Gravitasi


Metode pusat gravitasi (center-of-gravity method) merupakan
teknik matematis dalam menemukan lokasi pusat distribusi yang akan
meminimalkan biaya distribusi. Dalam menemukan lokasi terbaik untuk
menjadi pusat distribusi, metode ini memperhitungkan lokasi pasar,
volume barang yang dikirim ke pasar tersebut dan biaya pengangkutan.

10
Langkah pertama dalam metode ini adalah menempatkan lokasi pada
sistem koordinat. Titik asal sistem koordinat dan skala yang digunakan
bersifat berubah-ubah atau acak selama jarak relatif (antar lokasi)
dinyatakan secara tepat, hal ini dapat dilakukan dengan menempatkan
titik-titik pada peta biasa.
Metode pusat gravitasi mengasumsikan biaya secara langsung
berimbang pada jarak dan jumlah yang dikirim. Lokasi yang ideal adalah
lokasi yang meminimalkan jarak berbobot antar gudang dan toko
ecerannya, di mana pembobotan jarak dilakukan sesuai dengan jumlah
kontiner yang dikirim.

4. Model Transportasi
Anwar dan Nasandi (dalam Barani, 2002, hlm. 35) mengemukakan
bahwa model transportasi (transportation models) merupakan salah satu
bentuk khusus atau variasi dari linier programming yang dikembangkan
khusus untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan
transportasi (pengangkutan) dan distribusi produk atau sumber daya dari
berbagai sumber (pusat pengadaan atau titik suplai) ke berbagai tujuan
(titik permintaan).

Gambar 1: Ilustrasi distribusi Volkswagen dan suku cadangnya di


seluruh dunia
Sumber: Buku Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, 2000

11
Model Transportasi (transportation model) memiliki tujuan untuk
menetapkan pola pengiriman terbaik dari beberapa titik penawaran
(pasokan/sumber daya) ke beberapa titik permintaan (tujuan) agar dapat
meminimalkan produksi total dan biaya transportasi. Teknik yang dapat
digunakan untuk memecahkan permasalahan ini adalah pemrograman
linier serta algoritma yang telah dikembangkan khusus untuk penerapan
transportasi.

1.4 Strategi Lokasi Jasa

Fokus dalam analisis lokasi sektor industrial/manufaktur adalah berbeda


dengan fokus analisis lokasi sektor jasa. Fokus dalam analisis lokasi sektor
industrial adalah pada meminimalisasi biaya. Sedangkan fokus analisis lokasi
sektor jasa adalah memaksimalkan pendapatan. Hal ini dikarenakan pada
lokasi yang spesifik, perusahaan indusrial/manufaktur memiliki biaya
pengeluaran yang cenderung bervariasi,sedangkan pada perusahaan jasa hal
ini sering kali mempengaruhi pendapatan dari pada mempengaruhi biaya
pengeluarannya.
Terdapat delapan komponen besar volume dan pendapatan untuk perusahaan
jasa:

A. Daya beli pada area lokasi konsumen yang diseleksi.


B. Kecocokan pelayanan jasa dan citra dengan demografi wilayah
konsumen.
C. Persaingan di wilayah tersebut.
D. Mutu persaingannya.
E. Keunikan lokasi perusahaan dan lokasi pesaing.
F. Mutu fisik fasilitas perusahaan dan mutu fisik fasilitas perusahaan
yang berdekatan letaknya.
G. Kebijakan operasi perusahaan.
H. Mutu dari manajemen.

Analisis yang realistis dari faktor-faktor diatas dapat memberikan


gambaran yang terbaik mengenai pendapatan yang diharapkan nantinya.

12
Berbagai teknik yang dapat digunakan dalam sektor jasa untuk memberikan
gambaran atas pendapatan mereka adalah:

i. Analisis Regresi.
ii. Perhitungan Lalu Lintas.
iii. Analisis Demografis.
iv. Analisis Daya Beli.
v. Metode Pemeringkatan Faktor.
vi. Metode Pusat Gravitasi.
vii. Sistem Informasi Geografis.

Oleh karena itu strategi lokasi antara perusahaan sektor


industrial/manufaktur dan perusahaan sektor jasa tentunya berbeda hal ini
dapat dilihat dari table diferensiasi antara keputusan sektor jasa dan sektor
industrial/manufaktur berikut:

Gambar 1: Tabel Diferensiasi Strategi Lokasi Antara Organisasi


Jasa dan Manufakturing

13
Sumber: Buku Manajemen Operasi, 2019
1. Fokus Analisis
a. Pendapatan: area cakupan, daya beli, kompetisi, iklan, penetapan
harga.
b. Kualitas fisik: akses, parkir, keamanan, tampilan/citra.
c. Penentu Biaya: Sewa, Kemampuan manajemen, kebijakan operasi
(jam, upah).
2. Teknik Analisis
Model regresi, metode peringkat faktor, analisis demografik, analisis daya
beli, metode pusat gravitasi dan GIS.
3. Asumsi
Lokasi adalah penentu utama pendapatan; Masalah interaksi pelanggan
yang tinggi sangat penting; Biaya relatif konstan untuk area tertentu;
fungsi pendapatan sangat penting.

Sistem Informasi Geografis

Murai (1999) mengungkapkan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai


suatu sistem informasi yang digunakan untuk menyimpan, memasukan,
memanggil kembali, mengolah, menganalisis hingga menghasilkan data
dengan referensi geografis, tujuannya mendukung pengambilan keputusan
dalam pengelolaan dan perencanaan penggunaan lahan, lingkungan,
transportasi, fasilitas kota, sumber daya alam, dan pelayanan umum lainnya.

Menurut Anon (2002) Sistem Informasi Geografis (GIS) merupakan


suatu sistem informasi yang dapat memadukan antara data grafis (visual)
dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geografis di bumi
(geo reference).

Sedangkan Gistut (1994) berpendapat bahwa Sistem Informasi Geografis


(SIG) merupakan sistem yang kemudian dapat membantu suatu pengambilan
keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan karakteristik-karakteristik
fenomena dan deskripsi-deskripsi lokasi yang ditemukan di lokasi tersebut.
Sistem Informasi Geografis (SIG) mencakup teknologi dan metodologi yang

14
kemudian diperlukan, diantaranya data spasial pada perangkat keras atau
hardware, juga perangkat lunak (software) dan struktur organisasi.

Berdasarkan berbagai definisi dari para ahli diatas, dapat disimpulkan


bahwa Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan tool pendukung
keputusan untuk analisis lokasi. SIG menyimpan, mengakses, menyajikan, dan
menghubungkan informasi demografik pada suatu lokasi geografik.

Sistem Informasi Geografis mempunyai kemampuan analisis demografik yang


lebih kompleks dan didalamnya tersedia beberapa basis data geografis yang
meliputi:

a. Data sensus detil berdasarkan blok, daerah, kota, distrik, area


metropolitan, negara bagian, dan kode pos.
b. Peta detail, mulai dari peta seluruh jalan, jalan tol, jembatan, hingga
terowongan.
c. Utilitas, misalnya listrik, air, dan saluran gas.
d. Fitur geografis, Fitur geografis disini dapat berupa sungai, gunung,
danau dan hutan.
e. Lokasi layanan-layanan utama, seperti sekolah, kampus dan rumah
sakit.

Gambar 1: Titik-titik lokasi perdagangan dan jasa dengan


menggunakan SIG
Sumber: Gisforyourbussiness.blogspot.com

15
Dalam hubungannya dengan pengambilan keputusan lokasi, para
pengusaha membangun gedung perkantoran menggunakan Sistem Informasi
Geografis (SIG) di dalam pemilihan kota untuk konstruksi di masa yang akan
datang. Sistem Informasi Geografis (SIG) digunakan untuk menganalisis
faktor yang mempengaruhi keputusan lokasi dengan melaksanakan 5 elemen
untuk tiap kota, yakni:

i. Area residental.
ii. Toko ritel.
iii. Pusat budaya dan hiburan.
iv. Insiden kejahatan.
v. Opsi transportasi.

16
BAB 2
PENUTUP

2.1 KESIMPULAN
Lokasi dalam hubungannya dengan pemasaran adalah tempat yang khusus
dan unik dimana lahan tersebut dapat digunakan untuk berbelanja. Maka dapat
disimpulkan bahwa lokasi merupakan suatu letak atau tempat yang tetap dimana
orang bisa berkunjung untuk berbelanja. Lokasi yang strategis mempengaruhi
seseorang dalam menimbulkan keinginan untuk melakukan pembelian. Keputusan
tentang lokasi, baik untuk perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa bisa
menentukan keberhasilan perusahaan.

Dalam memecahkan permasalahan lokasi terdapat 4 metode yang dapat


dilakukan oleh perusahaan, yakni metode pemeringkatan faktor, analisis biaya-
volume lokasi, metode pusat gravitasi dan model transportasi. Peran Strategi
Lokasi menjadi salah satu keputusan penting mengenai dimana sebuah perusahaan
akan menempatkan kegiatan operasional mereka. Oleh karena itu, dalam memilih
lokasi usaha, pemilik lokasi usaha harus mempertimbangkan faktor-faktor
pemilihan lokasi, karena lokasi usaha akan berdampak pada kesuksesan usaha itu
sendiri.

17
DAFTAR PUSTAKA

Heizer, J. dan B. Render. 2015. Manajemen Operasi: Manajemen


Keberlangsungan dan Rantai Pasokan. Edisi Kesebelas. Jakarta: Salemba
Empat.
Efendi, S., Pratiknyo, D., dan Sugiono, E. 2019. Manajemen Operasional. Jakarta:
LPU-UNAS
Eka Yana Hidayat. 2013. MANAJEMEN OPERASI, [online] Tersedia di:
<http://ekayanahidayat.blogspot.com/2013/11/strategi-lokasi.html>.
[Diakses 17 September 2021]

18

Anda mungkin juga menyukai