Anda di halaman 1dari 11

STUDI KELAYAKAN BISNIS

(ALAT ANALISIS ASPEK TEKNIS)

Oleh Kelompok 1 :

1. Ni Pande Putu Intan Jati Pertiwi (19)


2. Ni Putu Pitawati Piesiestya (20)
3. Ni Putu Riska Arini (21)
4. Ni Wayan Anggreni (23)
5. Putri Bonita Wiantari (28)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2021
2

PEMBAHASAN

1 ALAT ANALISIS ASPEK TEKNIS


Aspek-aspek yang dikaji dalam studi kelayakan adalah berbagai bidang yang
berkaitan dengan keadaan objek-objek tertentu dari berbagai fungsi bisnis (pemasaran,
operasi, sumber daya manusia, hukum, lingkungan dan keuangan. Pelaksanaan studi atau
penelitian tentang fungsi-fungsi bisnis tersebut disesuaikan dengan kebutuhan analis atau
stakeholder. Apabila didasarkan pada disiplin ilmu dasarnya, aspek teknis dan operasi
dalam studi kelayakan digolongkan dalam aspek primer. Aspek ini perlu dikaji untuk
mengetahui, memahami, dan mengevaluasi produk yang akan dihasilkan objek studi.
Sebelum menghasilkan produk, dilakukan langkah-langkah praoperasional seperti
desain, pemilihan dan penggunaan material bahan baku, pemilihan jenis perangkat
teknologi, mesin dan peralatan yang akan digunakan, proses produksi, pemilihan dan
penentuan lokasi bisnis, serta layout (Subagyo, 2008:55-58).

1.1 PENENTUAN LOKASI PABRIK


Sebelum memulai suatu bisnis, hal pertama yang dipikirkan adalah lokasi dimana
bisnis akan dijalankan. Kesalahan dalam penentuan lokasi bisnis akan berdampak pada
kerugian, namun sebaliknya pemilihan lokasi bisnis yang tepat akan dapat mendatangkan
keuntungan. Bagi perusahaan manufaktur, letak pabrik sebagai tempat proses produksi
perlu dianalisis secara seksama karena sangat berpengaruh terhadap banyak aspek,
seperti biaya (murah atau mahalnya harga produk, tergantung pula pada jarak),
kemampuan pasar (berujung pada laba yang dihasilkan). Sedangkan bagi perusahaan
jasa biasanya diletakkan dekat pasar karena bahan dikumpulkan dari berbagai tempat dan
diproses menjadi satu unit (Helmi, 2006:128).
1.1.1 Tujuan Penentuan Lokasi
Tujuan dari penentuan lokasi strategis secara garis besarnya adalah benefit dari lokasi
yang terdiri dari :
 Efisiensi waktu
 Biaya yang minimum
 Citra perusahaan
 Keuntungan
 Kredibilitas
3

1.1.2 Faktor-Faktor Pemilihan Lokasi Pabrik


Pemilihan lokasi pabrik secara umum dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa
faktor yaitu :
1) Letak pasar
Faktor ini sangat penting, khususnya bagi perusahaan jasa (bank,restoran, toko,
jasa konsultan, dan lain-lain) atau manufaktur (meskipun jarang- jarang) yang
memang memiliki karakteristik dekat dengan pasar.
2) Bahan baku
Berbeda dengan perusahaan jasa, perusahaan manufaktur umumnya didirikan di
lokasi yang dekat dengan bahan baku misalnya perusahaan pengolahan kayu,
minuman, makanan, dan lain-lain).
3) Tenaga kerja
Ketersediaan tenaga kerja juga menjadi faktor penting didalam menentukan
lokasi usaha, terutama bagi perusahaan manufaktur yang umumnya
membutuhkan banyak tenaga kerja dalam proses produksinya.
4) Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor penting dalam penentuan lokasi usaha mengingat
keberadaan perusahaan disamping dapat memberi manfaat tapi juga dapat
menimbulkan kerugian bagi masyarakat, di sekitar usaha khususnya. Oleh
karena itu penerimaan masyarakat akan keberadaan perusahaan menjadi sangat
penting. Sebagai contoh, perusahaan yang mempekerjakan masyarakat sekitar
biasanya tidak mengalami masalah ini, namun perusahaan yang mengolah
sampah atau limbah sering kali ditolak keberadaannya oleh masyarakat sekitar.
5) Peraturan Pemerintah
Pemerintah selama ini telah menentukan mana kawasan untuk pemukiman dan
mana untuk industri. Dengan demikian perusahaan akan mengalami kesulitan
jika memilih lokasi yang bukan untuk kawasan industri. Termasuk juga disini
masalah ijin mendirikan bangunan, ketinggian maksimal bangunan, pembuangan
limbah, dan kebijakan pemerintah lainnya.
6) Listrik, air, telepon
Sarana pendukung ini tidak dapat diabaikan, karena hamper setiap aktivitas
perusahaan membutuhkan listrik, air, dan alat komunikasi.
7) Transportasi
4

Faktor ini juga penting, karena dengan transportasi ini bahan baku didatangkan
dan bahan jadi akan dikirim. Terabaikannya masalah transportasi akan
menimbulkan kesulitas produksi karena keterlambatan pengiriman bahan baku
dan terhambatnya distribusi hasil produksi ke pasar.
8) Sarana prasarana pendukung
Ketersediaan lahan parkir yang memadai, pembuangan limbah, keamanan,
fasilitas kesehatan kerja, merupakan faktor yang juga tidak kalah penting di
dalam penentuan lokasi usaha.
Sedangkan, dalam sektor jasa, pemilihan lokasi yang strategis biasanya bertujuan
untuk memaksimalkan penerimaan. Beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam
penentuan lokasi bisnis jasa, yaitu :
1. Daya beli pelanggan disekitar lokasi
2. Kesesuaian layanan dan citra dengan demografinya
3. Persaingan di area lokasi
4. Kualitas persaingan
5. Keunikan lokasi perusahaan

1.1.3 Metode Evaluasi Alternatif Lokasi


Dalam menganalisis lokasi, harus dilakukan analisis kuantitatif terlebih dahulu
dilengkapi dengan analisis kualitatif agar pilihan lokasi memenuhi harapan. Beberapa
metode evaluasi alternatif lokasi, yaitu :
1. Metode Pemeringkat Faktor (The Factor Rating Method)
Merupakan metode penentuan lokasi yang menekankan tujuan pada proses
identifikasi biaya yang sulit untuk dievaluasi. Dilakukan melalui pengkonversian
data-data yang sifatnya kualitatif menjadi data kuantitatif. Faktor Rating
dilakukan melalui prosedur :
 Memberi bobot terhadap faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan lokasi,
 Mengalikan bobot faktor-faktor yang dipertimbangkan tersebut dengan
penilaian (skor) dari lokasi yang dipilih,
 Memilih bobot yang paling tinggi untuk ditentukan sebagai lokasi yang dipilih.
5

2. Analisis Titik Impas Lokasi (Locational Break Event Analysis)


Merupakan suatu analisis biaya volume untuk membuat perbandingan alternative
lokasi. Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi berbeda-beda dikarenakan
lokasi yang berbeda, maka perusahaan dapat membandingkan biaya antara
alternatif lokasi dimana biaya yang paling rendah atau murah dipilih sebagai lokasi
perusahaan dan diperhatikan pula tingkat kapasitas yang diproduksi. Kemudian
dicari titik impas (Location Break Event Point) dengan menyamakan biaya di 2
lokasi alternatif dengan tingkat kapasitas produksi yang sama.
3. Metode Pusat Graviti (Center of Gravity Method)
Merupakan metode yang mencari lokasi ditengah-tengah dari beberapa
lokasi alternatif. Tujuannya adalah memperoleh jarak yang efisien dari segi biaya
perpindahan barang atau jasa dari lokasi yang ada.
4. Metode Transportasi (Transportation Method)
Merupakan teknik untuk memecahkan masalah program linier yang bertujuan
untuk menentukan pola yang terbaik untuk pengiriman barang beberapa
lokasi sumber (supply) ke beberapa lokasi tujuan (demand) dengan meminimalkan
biaya produksi dan transportasi.

1.2 PENENTUAN LUAS PRODUKSI


Luas produksi adalah suatu ukuran berapa banyak barang yang dipakai untuk kegiatan
produksi suatu perusahaan. Semakin banyak barang yang diproduksi, maka akan semakin
besar luas produksinya. Luas produksi juga dikenal sebagai penentuan target
produksi. Berapa target produksi untuk waktu yang akan datang merupakan persoalan
yang harus ditetapkan oleh manajer produksi. Dengan target itulah maka rencana
pengadaan bahan, tenaga kerja, bahan pembantu, dan sebagainya dapat direncanakan
lebih cermat. Oleh karena itu, luas produksi perlu ditentukan lebih dahulu. Untuk
menentukan luas atau target produksi ada banyak faktor yang diperhatikan, yaitu :
 Ketersediaan bahan baku,
 Ketersediaan tenaga kerja,
 Dana yang diperlukan untuk pembiayaan,
 Besarnya potensi pasar yang terbuka.
6

1.3 LAYOUT PABRIK


Perencanaan layout perlu dilakukan untuk menjamin kelancaran proses kegiatan
produksi. Bagi perusahaan manufaktur, perencanaan layout pabrik perlu diperhatikan
untuk efektivitas dan efisiensi kegiatan produksi. Hal tersebut berkaitan dengan
penyusunan fasilitas-fasilitas pabrik seperti mesin-mesin, alat-alat kantor, alat-alat
pengangkutan tempat penyimpanan barang jadi maupun bahan baku, tempat makan
beserta dapurnya, rest-room bagi tenaga kerja, dan showroom. Dalam hal ini, zonning
perlu dilakukan. Zonning merupakan pembagian lahan-lahan yang ada kedalam zone-
zone untuk berbagai keperluan produksi.
Ma’arif dalam Helmi (2006) menyatakan beberapa tujuan pengaturan layout fasilitas
yaitu:
 Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik,
 Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja,
 Mengusahakan agar aliran bahan dan produk lancer,
 Meminimumkan hambatan pada kesehatan,
 Meminimumkan usaha membawa bahan,
 Memaksimumkan pemanfaatan ruang yang tersedia,
 Memaksimumkan keluwesan layout,
 Memberi kesempatan berkomunikasi bagi karyawan,
 Memaksimumkan hasil produksi,
 Meminimumkan kebutuhan pengawasan dan pengendalian.
Tujuan penyusunan layout yaitu agar peralatan dapat ditemukan sesuai
denganfungsinya sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancer, efektif,
ekonomis,aman, dan nyaman. Sebelum menyusun layout, perlu dilakukan analisis
produk, proses produksi, dan peralatan sehingga jenis produk dan kapasitas produksi dari
setiap peralatan dapat diketahui dengan pasti. Hal ini diperlukan dalam penentuan
kebutuhan ruangan dan tata letak peralatan. Peralatan ditata secara keseluruhan
mengikuti aliran proses produksi. Efektivitas dari tata letak suatu kegiatan produksi
dipengaruhi oleh 6 faktor yaitu (Helmi, 2006:133) :
 Material Handling yang baik,
 Utilisasi Ruang ( Penggunaan ruang yang efektif ),
 Mempermudah Pemeliharaan,
7

 Kelonggaran Gerak (Luwes), yang diartikan sebagai kemampuan layout


menampung perubahan kombinasi produk,
 Orientasi Produk,
 Perubahan Produk atau desain produk.

Heryanto dalam Helmi (2006) menyatakan bahwa pemilihan layout biasanya


didasarkan pada dua hal, yaitu jenis produk dan volume poduksi. Dalam hal ini, ada tiga
jenis tata letak (layout) ;
1) Layout Proses atau Fungsional
Merupakan salah satu model tata letak yang berkaitan dengan proses produksi
dengan volume rendah dan variasi tinggi sehingga mesin-mesin dan peralatan yang
mempunyai fungsi yang sama dikelompokkan dalam satu tempat tertentu.
Keunggulan layout fungsional adalah :
 Dengan adanya spesialisasi mesin dan tenaga kerja, mesin dimanfaatkan
secara optimal,
 Bagian fungsional yang luwes karena dapat memproses berbagai jenis
produksi,
 Menekan biaya produksi karena dapat menggunakan mesin serbaguna,
 Fasilitas lain pada layout fungsional tidak terpengaruh dengan adanya
kemungkinan satu mesin rusak.
Sedangkan kelemahan layout fungsional adalah :
 Karena tiap pesanan harus dikerjakan secara tersendiri, maka akan
menimbulkan kesulitan dalam penentuan jalannya proses, penentuan jadwal,
dan penghitungan akuntansi biaya,
 Pengendalian bahan dan biaya angkut bahan dalam pabrik relatif tinggi,
 Persediaan barang dalam proses relatif besar karena pergerakan bahan dalam
pabrik yang realtif lambat
 Sering terjadi pesanan hilang,

2) Layout Produk
Dalam model tata letak ini, mesin dan perlengkapan disusun berdasarkan urutan
operasi yang diperlukan untuk produk yang dibuat. Biasanya, dalam model ini
8

perusahaan memproduksi satu jenis produk secara terus menerus dalam jumlah
yang besar.
Keunggulan Layout Produk adalah :
 Biaya variabel per unit lebih rendah,
 Biaya penanganan bahan yang rendah,
 Mengurangi persediaan barang setengah jadi,
 Proses pengawasan yang lebih mudah,
 Hasil keluaran produksi yang lebih cepat.
Sedangkan kelemahan dari Layout Produk adalah :
 Diperlukan ruangan bervolume tinggi, karena modal yang diperlukan untuk
menjalankan proses cukup besar,
 Adanya pekerjaan yang berhenti pada satu titik yang mengakibatkan seluruh
operasi terganggu,
 Kurangnya fleksibilitas saat menangani tingkat produksi yang berbeda,

3) Layout Kelompok :
Pada model tata letak kelompok dibuat pemisahan daerah atau tempat serta
kelompok mesin yang membuat serangkaian komponen yang memerlukan
pemrosesan sama. Setiap komponen diselesaikan ditempat tersebut. Layout
kelompok dibagi menjadi lini produksi (tempat pembuatan komponen) dan lini
perakitan (peletakan komponen yang dipabrikasi pada sekumpulan stasiun kerja).
Keunggulan Layout Kelompok :
 Menghemat biaya pengendalian bahan,
 Mudah mengetahui keberadaan tiap kelompok produk.
Sedangkan kelemahan Layout Kelompok adalah :
 Pemanfaatan fasilitas tidak penuh,
 Perlu pengendalian bahan yang baik.
Langkah-langkah dalam merencanakan layout adalah sebagai berikut :
 Melihat perencanaan produk berupa spesifikasi yang menunjukkan fungsi yang
dimiliki produk,
 Menetapkan perlengkapan yang dibutuhkan dan memilih mesin,
 Analisis keseimbangan urutan pengerjaan, pemetaan, dan aliran.
9

Ruangan yang diperlukan untuk usaha pengolahan pangan meliputi ruang


penyimpanan bahan baku, ruang persiapan, ruang produksi, ruang pengemasan, ruang
penyimpanan produk, dan ruang administrasi.

1. Ruang Penyimpanan Bahan


Bahan baku yang digunakan harus diperhatikan dengan baik penyimpanannya, jika
tidak maka bahan tersebut akan mengalami kerusakan. Ruang penyimpanan harus
bersih dan kering, kedap udara dan air, lantai mudah dibersihkan, serta bebas
binatang perusak, seperti tikus dan kecoa.
2. Ruang Produksi
Ruang produksi merupakan ruangan utama tempat peralatan pengolahan pangan
diletakkan. Selain bersih, ruangan ini juga dilengkapi dengan sarana air bersih untuk
mencuci peralatan dan menjaga kebersihan pekerja. Penerangan diruangan ini harus
mencukupi agar memudahkan para pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Proses
persiapan juga dapat dilakukan di ruangan ini.
3. Ruang Pengemasan
Ruang pengemasan digunakan untuk mengemas dan memberikan label pada produk.
Oleh karena itu, peralatan pengemasan dan pelabelan diletakkan diruangan ini.
Ruangan ini harus bersih dan kering.
4. Ruang Penyimpanan Produk
Produk yang sudah dikemas dan siap dipasarkan disimpan dalam ruang penyimpanan
produk sampai waktu pengiriman. Ruangan ini harus bersih, lantai kering, memiliki
ventilasi yang cukup, tidak terkena sinar matahari secara langsung, dan bebas dari
binatang perusak.
5. Ruang Administrasi
Ruang ini digunakan untuk melaksanakan semua kegiatan administrasi
industri,seperti pencatatan barang yang masuk dan keluar, pemesanan, perencanaan
kerja, dan lain-lain.
10

Contoh Layout Pabrik dapat dilihat pada gambar dibawah ini :


11

DAFTAR PUSTAKA

Helmi, Syafrizal. Buku Ajar Studi Kelayakan Bisnis. Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2006.
https://blog.ub.ac.id/blankcanvas/2015/03/13/studi-kelayakan-bisnis/ (Diakses, 1 September
2021)
https://www.academia.edu/5579781/3_PENENTUAN_LOKASI_PABRIK (Diakses 1
September 2021)
Ma’arif, M.Syamsul. Manajemen Operasi.Penerbit Grasindo: Jakarta. 2003.
Subagyo, Ahmad. Studi Kelayakan. PT Media Elex Komputindo: Jakarta. 2008.

Anda mungkin juga menyukai