Anda di halaman 1dari 23

STUDI KELAYAKAN BISNIS

ASPEK MANAJEMEN DAN SDM

ROOS PRIJOBOWO, DEPOK


1. Pendahuluan
Analisis aspek manajemen dan sumber daya manusia terdiri dari dua bahasan
penting yaitu aspek manajemen dan sub aspek sumber daya manusia. Analisis
sub aspek manajemen lebih menekankan pada proses dan tahap-tahap yang
dilakukan pada proses pembangunan bisnis, sedangkan analisis sub aspek
sumber daya manusia menekankan pada ketersediaan dan kesiapan tenaga
kerja, baik jenis / mutu maupun jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan
untuk menjalankan bisnis. Kesalahan pada analisis kelayakan sumber daya
manusia dapat menyebabkan bisnis tidak dapat dijalankan karena tidak dikelola
oleh orang-orang yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang dan
kebutuhanya.
2. Tujuan
Analisis aspek manajemen dan sumber daya manusia dilakukan untuk
menjawab pertanyaan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat dibangun
sesuai dengan waktu yang direncanakan dan apakah tersedia sumber daya
manusia yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis ? Suatu ide bisnis
dinyatakan layak berdasarkan aspek manajemen sumber daya manusia jika
terdapat kesiapan tenaga kerja untuk menjalankan bisnis dan bisnis dapat
dibangun sesuai dengan waktu yang telah diperkirakan. Secara spesifik analisis
aspek manajemen dan sumber daya manusia, dalam studi kelayakan bertujuan
untuk :
a. Menganalisis penjadwalan pelaksanaan pembangunan bisnis
b. Menganalisis jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan untuk pembangunan
bisnis
c. Menganalisis waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap jenis
pekerjaan yang diperlukan untuk pembangunan bisnis
d. Menganalisis biaya yang diperlukan untuk melaksanakan setiap jenis
pekerjaan yang diperlukan untuk pembangunan bisnis

1
e. Menganalisis persyaratan yang diperlukan untuk memangku pekerjaan pada
suatu bisnis
f. Menganalisis struktur organisasi yang cocok untuk menjalankan bisnis
g. Menganalisis metode pengadaan tenaga kerja untuk menjalankan bisnis
h. Menganalisis kesiapan tenaga kerja untuk menjalankan bisnis
3. Hal Yang Perlu Dipahami
a. Perencanaan dan Penjadwalan Proyek
Perencanaan proyek merupakan suatu usaha dan penjadwalan
pembangunan untuk membuat dan menentukan apa yang harus dicapai
pada suatu proyek, kapan dan bagaimana proyek tersebut dilaksanakan.
Pengertian perencanaan dan penjadwalan proyek dalam hal ini adalah
perencanaan adalah perencanaan dan pembangunan bisnis. Penjadwalan
proyek merupakan bagian dari perencanaan proyek secara keseluruhan.
Penjadwalan proyek bertujuan untuk menentukan kapan suatu proyek
dilaksanakan berdasarkan urutan tertentu, dari awal sampai akhir proyek.
Jadi penjadwalan proyek meliputi kegiatan menetapkan jangka waktu
kegiatan proyek yang harus diselesaikan dan waktu yang diperlukan untuk
setiap aktivitas dalam proyek.
Tahap perencanaan proyek merupakan tahap yang penting, seblum
kegiatan bisnis dijalankan karena kegagalan dalam menyusun perencanaan
proyek, akan berpengaruh terhadap kegiatan-kegiatan yang lain. Tahap ini
mengidentifikasikan berbagai kegiatan yang perlu dilakukan, lama waktu
kegiatan, pelaksana untuk masing-masing kegiatan, biaya untuk setiap
kegiatan yang harus dilakukan, serta bahan dan peralatan yang diperlukan
untuk setiap kegiatan. Tujuanya adalah agar kegiatan dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Dalam menyusun perencanaan proyek, ada beberapa hal perlu
diidentifikasi, antara lain :
1) Kegiatan-kegiatan yang diperlukan pada pembangunan proyek
2) Pihak / rekanan / sumber daya manusia yang akan melakukan setiap
tahap pelaksanaan kegiatan
3) Fasilitas yang diperlukan untuk setiap tahap pelaksanaan kegiatan

2
4) Waktu mulai setiap pelaksanaan tahap pekerjaan
5) Waktu pelaksanaan setiap tahap pekerjaan
6) Waktu berakhisrnya setiap pelaksanaan tahap pekerjaan
7) Bahan dan peralatan yang diperlukan untuk setiap tahap pekerjaan
8) Pengawasan yang diperlukan untuk setiap tahap pelaksanaan
pekerjaan
9) Usaha-uasaha yang diperlukan untuk melakukan perbaikan jika
terdapat ketidaksesuaian antara rencana dengan pelaksanaan pada
setiap tahap pelaksanaan pembangunan
10) Biaya yang diperlukan untuk melakukan percepatan setiap tahap
kegiatan

Penjadwalan proyek merupakan hal yang penting pada perencanaan


proyek. Hal ini karena pada penjadwalan proyek, terdapat beberapa
kegiatan yang sangat menentukan keberhasilan dalam pembangunan
proyek. Kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut :
1) Membagi proyek dalam bentuk tugas, dan mengestimasi waktu serta
sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tersebut
2) Pengorganisasian tugas yang bersamaan untuk membuat jadwal yang
optimum
3) Meminimumkan ketergantungan tugas untuk menghindari adanya
jedah waktu yang ditimbulkan oleh suatu tugas yang pengerjaanya
harus menunggu tugas lain selesai

Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk perencanaan dan penjadalan


proyek, adalah bagan GANTT, PERT, serta CPM.
1) Bagan GANTT
Bagan GANTT pertamakali dikembangkan oleh Hendry Laurent
Gantt. Bagan GANTT dapat memberikan informasi tentang jenis-jenis
pekerjaan yang akan dilakukan dan lama waktu untuk setiap kegiatan.
Meskipun bagan GANTT hanya dapat memberikan informasi yang
sedikit tentang perencanaan bisnis, tetapi teknik ini masih sangat

3
banyak digunakan karena sederhana dan mudah dipahami. Namun
bagan ini sulit digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang kompleks.
Contoh :
Berikut ini adalah contoh bagan GANTT proyek perencanaan dan
penjadwalan proyek pembangunan rumah makan “ Ueenak Banget “.

Tabel 3.1 Analisis Evaluasi Kelayakan Aspek Teknis dan Teknologi


BULAN
NO KEGIATAN I II III IV V VI
1 Perencanaan pembangunan
2 Pengurusan perijinan
3 Pembangunan gedung RM
4 Perekrutan karyawan
5 Promosi
6 Percoban
7 Pembukaan rumah makan

Penggunaan bahan GANTT sebagai alat untuk membuat perencanaan


proyek memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan
kekurangan dengan bagan GANTT sebagai alat untuk membuat
perencanaan dan penjadwalan pryek, dapat dilihat pada tabel 3.1
berikut ini.
Tabel 3.1 Kelebihan dan Kekurangan Bagan GANTT Untuk Perencanaan Proyek
KELEBIHAN KEKURANGAN
 Sederhana, sehingga mudah dibuat  Tidak menunjukan dengan jelas
dan dipahami adanya hubungan ketergantungan
 Dapat menggambarkan jadwal dari antara satu kegiatan dengan
suatu kegiatan dan kenyataan kegiatan lainya sehingga sulit
kemajuan sesungguhnya pada saat untuk mengetahui dampak yang
pelaporan diakibatkan oleh keterlambatan
suatu kegiatan terhadap jadwal
keseluruhan proyek
 Sulit melakukan penyesuaian atau
perbaikab , perubahan bila
diperlukan

2) Bagan PERT
PERT pertamakali diperkenalkan oleh Booz Allen Hamilton (1958). PERT
muncul untuk mengurangi keterbatasan-keterbatasan yang terdapat pada
bagan GANTT. Pada prinsipnya PERT adalah teknik penjadwalan suatu
proyek dengan cara membagi proyek atau kegiatan induk menjadi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil dan menyusunya menjadi jalur kerja

4
yang logis sehingga jangka waktu dan biaya pengerjaan program dapat
dioptimalkan. Pada teknik PERT, peristiwa digambarkan dalam bentuk
lingkaran, sedangkan aktivitas atau kegiatan digambarkan dalam bentuk
tanda panah yang menghubungkan dua buah lingkaran.
Pelaksanaan suatu aktivitas tidak selalu sesuai dengan apa yang
direncanakan. Oleh karena itu waktu optimistis, waktu pesimistis dan
waktu paling mungkin untuk menyelesaikan suatu aktivitas, perlu
diidentifikasi. Perhitungan waktu yang diharapkan untuk menyelesaikan
suatu aktivitas, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
(L x OE) + (4 x EM) + (L x PE
TE =
6

Keterangan :
TE = Estimasi waktu harapan yang diperlukan untuk menyelesaikan itas
adalah
OE = Estimasi waktu optimis (minimal) yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu aktivitas
EM = Estimasi waktu yang paling mungkin yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu aktivitas
PE = Estimasi waktu pesimistis (maksimal) yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu aktivitas

Contoh :
Untuk melaksanakan aktivitas suatu pengecatan pada proyek
pembangunan gedung, memiliki estimasi waktu operasi (OE) adalah 7
hari, waktu pesimistas (PE) adallah 14 hari, dan estimasi waktu yang
paling mungkin (EM) adalah 12 hari. Berdasarkan data tersebut, maka
estimasi waktu harapan untuk melaksanakan aktivitas pengecatan adalah :
(L x OE) + (4 x EM) + (L x PE
TE =
6
(1 x 7) + (4 x 12) + (1 x 14)
TE = = 11,5 hari
6

Untuk membantu memahami analisis PERT dalam penjadwalan proyek,


berikut ini diberikan contohnya.

5
Contoh :
Pembangunan proyek, memerlukan tujuh aktivitas dengan lama waktu
masing-masing aktivitas seperti yang tertera pada tabel 3.2. berikut ini.
Tabel 3.2 Data Penyelesaian Proyek XYZ
WAKTU
AKTIVITAS MASING-
NO AKTIVITAS YANG EVENT MASING
MENDAHULUI MULAI AKHIR AKTIVITAS
1 A TIDAK ADA 1 3 10
2 B TIDAK ADA 1 2 3
3 C A 3 5 4
4 D B 2 4 6
5 E B 2 5 3
6 F C, E 5 6 7
7 G D 4 6 8

Berdasarkan data tersebut, dapat digambarkan gambar 3.1 jaringan PERT


sebagai berikut :

TC = 3 TC = 9
TL = 7 TL = 13
S =4 S =4
2 6 4
TC = 0 TC = 21
D 8
TL = 0 1 TL = 21
S =0 B S =4
G
1 3 6
TC = 10 E TC = 14 7
10 TL = 10 TL = 14
S =0 S =0 F
A 4
3 C 5

Gambar 3.1 Jaringan Dengan TL, TE, dan TS Proyek XYZ

Keterangan :

TC : Waktu paling cepat untuk menyelesaikan suatu proyek


TC event 2 = 0 + 3 jalur (1 - 2)
TC event 3 = 0 + 10 = 10 jalur (1 - 3)
TC event 4 = 3 + 6 = 9 jalur (1 - 2 - 4)
TC event 5 = 10 + 4 = 14 jalur (1 - 3 - 5)
(bukan jalur 1 – 2 – 5) karena
hanya 3 + 3 = 6
TC event 6 = 14 + 7 = 21 jalur (1 - 3 - 5 - 6)
(bukan jalur 1 – 2 – 4 - 6)
karena hanya 9 + 8 = 17

6
TL : Waktu penyelesaian yang paling lambat yang diperkenankan untuk
suatu aktivitas tanpa memperlambat seluruh pekerjaan tersebut
TL event 5 = 21 - 7 = 14
TL event 4 = 21 - 8 = 13
TL event 3 = 14 - 4 = 10
TL event 2 = 13 - 6 = 7 bukan (14 - 3 = 1)
TL event 1 = 10 - 10 = 0 bukan ( 7 - 3 = 4)

TS : Waktu senggan, waktu untuk menunggu suatu event harus dimulai


agar tidak memperlambat penyelesaian event secara keseluruhan .
TL event 6 = 21 - 21 = 0
TL event 5 = 14 - 14 = 0
TL event 4 = 13 - 9 = 4
TL event 3 = 10 - 10 = 0
TL event 2 = 7 - 3 = 4
TL event 1 = 0 - 0 = 0

Seperti halnya bagan GANTT, metode PERT sebagai alat untuk membuat
perencanaan proyek memiliki kelebihan dan kelemahan, dan kelebihan dan
kekurangan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini.
Tabel 3.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode PERT Untuk Penjadwalan Proyek
KELEBIHAN KEKURANGAN
 Mudah mengidentifikasi tingkat  Tidak sesederhana bagan GANTT
prioritas suatu proyek  Tidak seperti bagan GANTT,
 Mudah mengetahui ketergantungan metode ini tidak dapat
antara kegiatan yang satu dengan menggambarkan jadwal suatu
yang lain pada sebuah proyek kegiatan dan kenyataan kemajuan
sesungguhnya pada saat pelaporan

3) CPM (Critical Path Method)


CPM pertamakali diperkenalkan oleh sebuah metode penjadwalan yang
dikembangkan oleh Du Pont dan Remington Rand. Metode ini dapat
digunakan untuk aktivitas yang durasinya telah diketahui.
CPM juga disebut dengan metode jalur kritis, yaitu jalur terlama antara
titik dimulai sampai dengan titik penyelesaian proyek. Perbedaan antara
metode PERT dan CPM, terletak pada faktor penekananya. PERT lebih
menekankan pada faktor waktu, sedangkan CPM lebih menekankan
pada faktor biayanya.
Contoh :

7
Berikut ini adalah jaringan pada kondisi estimasi waktu normal, dengan
waktu kritis selama 21 minggu dengan jalur 1 – 3 – 5 – 6, dan dengan
biaya sebesar Rp. 50 juta. Jaringan tersebut akan dipercepat menjadi 17
minggu dengan biaya percepatan yang paling optimal.

TC = 3 TC = 9
TL = 7 TL = 13
S =4 S =4
2 6 4
TC = 0 TC = 21
D 8
TL = 0 1 TL = 21
S =0 B S =4
G
1 3 6
TC = 10 E TC = 14 7
10 TL = 10 TL = 14
S =0 S =0 F
A 4
3 5
C

Gambar 3.2 Data Penyelesaian Proyek XYZ

Data tersebut dapat dipercepat dengan data percepatan seperti yang


terlihat pada tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3.4 Data Penyelesaian Proyek XYZ Dengan Biaya Percepatan
BIAYA
WAKTU WAKTU BIAYA BIAYA PERCEPATAN
N AKTIVITAS NORMAL DIPERCEPAT NORMA DIPERCEPAT / MINGGU
O (MINGGU) (MINGGU L (Rp) (Rp) (Rp)
1 A 10* 8* 12 juta 15 juta 1,5 juta
2 B 3 2 6 juta 8 juta 2 juta
3 C 4* 2* 4 juta 5 juta 0,5 juta
4 D 6 5 10 juta 11 juta 1 juta
5 E 3 2 4 juta 11 juta 7 juta
6 F 7* 5* 8 juta 13 juta 2,5 juta
7 G 8 6 6 juta 7 juta 0,5 juta
21 15 50 juta 70 juta

Jika semua aktivitas dipercepat seperti pada tabel 3.4 tersebut diatas,
maka jaringan akan berubah menjadi seperti pada gambar 3.3. berikut
ini dengan jalur kritis tetap 1 - 3 - 5 - 6, dengan waktu kritis
menjadi 15 minggu dan biaya meningkat menjadi Rp. 70.

8
2 5 4
D 6
2
B
G
1 2 6
E
5
8

A F
3 3 5
C
Gambar 3.3 Data Penyelesaian Proyek XYZ Dengan Percepatan

Dengan adanya percepatan, ternyata jalur kritis tidak mengalami


perubahan, yaitu tetap pada jalur 1 - 3 - 5 - 6, sehingga percepatan
harus pada jalur tersebut. Jika percepatan dilakukan diluar jalur kritis,
maka waktu pengerjaan akan tetap makan waktu 21 minggu. Pada
jalur 1 - 3 - 5 - 6, diidentifikasi biaya percepatan yang paling
murah terdahulu, yaitu C yang dapat dipercepat selama 2 minggu
dari 4 minggu menjadi 2 minggu dengan biaya percepatan 0,5 juta per
minggu, diikuti dengan aktivitas A yang dapat dipercepat selama 2
minggu, dari 10 minggu menjadi 8 minggu dengan biaya percepatan
1,5 juta. Dengan demikian, perbandingan antara biaya dengan wktu
normal 21 minggu dan waktu yang dipercepat 17 minggu menjadi
seperti pada tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5 Data Penyelesaian Proyek XYZ Yang Dipercepat

WAKTU WAKTU BIAYA BIAYA


N AKTIVITA NORMAL DIPERCEPA NORMA DIPERCEPA KETERANGA
O S (MINGGU T (MINGGU L (Rp) T (Rp) N
)
1 A 10* 8* 12 juta 15 juta Dipercepat
2 B 3 2 6 juta 6 juta Tidak
3 C 4* 2* 4 juta 5 juta Dipercepat
4 D 6 5 10 juta 10 juta Tidak
5 E 3 2 4 juta 4 juta Tidak
6 F 7* 5* 8 juta 8 juta Tidak
7 G 8 6 6 juta 8 juta Tidak
21 15 50 juta 56 juta

Keterangan :
* Jalur Kritis

9
Pada tabel 3.5 tersebut diatas, terlihat bahwa dengan waktu normal
jalur kritis 21 minggu, memerlukan biaya Rp. 50 juta, tetapi dengan
dipercepat menjadi 17 minggu dengan melakukan percepatan yang
memiliki biaya percepatan paling murah, yaitu pada aktivtas A dan
aktivitas B, maka biaya yang diperlukan akan meningkat menjadi Rp.
56 juta.
b. Analisis Jabatan
Analisis jabatan merupakan kegiatan mempelajari dan mengumpulkan
informasi tentang suatu pekerjaan berkaitan dengan berbagai operasi dari
kewajiban suatu jabatan. Analisis jabatan akan berusaha menganalisis
seluk beluk pekerjaan. Analisis ini berusaha menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan pekerjaan-pekejaan berikut :
1) Pekerjaan apa saja yang harus dilakukan ?
2) Bagaimana menjalankan pekerjaan ?
3) Mengapa pekerjaan tersebut harus dilakukan ?

Hasil yang diperoleh dari analisis jabatan adalah deskripsi jabatan dan
spesifikasi jabatan.
c. Deskripsi Jabatan
Merupakan uraian tentang tugas, kewajiban suatu jabatan tertentu. Dengan
adanya deskripsi jabatan, pembaca diharapkan mengetahui seluk beluk
pekerjaan, mulai dari fungsi pekerjaan, tugas, tanggung, jawab dan
wewenang pengawasan yang diberikan dan diterima, hubungan dengan
jabatan-jabatan lain , bahan dan alat yang akan digunakan, kondisi kerja,
penjelasan istilah dalam pekerjaan, dan keterangan tambahan yang
diperlukan.
Dekripsi jabatan, semestinya memuat hal-hal sebagai berikut :
1) Identifikasi jabatan
2) Ringkasan jabatan
3) Tugas yang harus dilaksanakan
4) Pengawasan yang diberikan dan diterima
5) Hubungan dengan jabatan-jabatan lainya

10
6) Bahan-bahan, alat-alat dan mesin yang digunakan
7) Kondisi kerja
8) Penjelasan istilah-istilah yang tidak lazim
9) Komentar tambahan untuk melengkapi penjelasan sebelumnya

Untuk lebih memahami mengenai deskripsi jabatan, pada tabel 3.6 berikut
ini diberikan contoh tentang deskripsi jabatan Kepala Cabang Bank
Perkreditan Rakyat (BPR).
Contoh :
Tabel 3.6 Deskripsi Jabatan Kepala Cabang Bank Perkreditan Rakyat (BPR) X
FUNGSI Membantu manajer utama dengan menyusun perencanaan,
melaksanakan koordinasi dan pelaksanan tugas, melaksanaan
pembinaan serta pengendalian terhadap bagian/sub/unit pemasaran
dan pelayanan berdasarkan azas keseimbangan keserasian.
TUGAS  Melaksanakan manajemen BPR di tingkat kantor cabang
berdasarkan kebijakan umum yang ditetapkan oleh Dewan
Pengawas
 Menetapkan kebijakan untuk melaksanakan pengurusan dan
pengelolaan BPR di tingkat kantor cabang berdasarkan kebijakan
umum yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas
 Menyusun dan menyampaikan rencana kerja tahunan dari
anggaran di tingkat kantor cabang kepada direktur
 Menyusun dan menyampaikan laporan perhitungan hasil usaha
berkala dan kegiatan BPR di tingkat kantor cabang
 Menyusun dan menyampaikan laporan tahunan yang terdiri dari
neraca dan perhitungan Laba / Rugi BPR di tingkat kantor cabang.
WEWENANG  Memberi nasihat, bimbingan dan petunjuk kepada bawahan
 Memberikan sangsi kepada bawahan
 Menilai bawahan dan mengusulkan promosi dan mutasi bawahan
 Mengusulkan inovasi-inovasi sistem kerja dan pelayanan
 Meminta nasihat, petunjuk, bimbingan atasan
 Meminta fasilitas yang dapat memperlancar pekerjaan
TANGGUNG  Bertanggung jawab terhadap target pencapaian kredit maupun
JAWAB penyimpanan dana
 Bertanggung jawab atas kebenaran informasi yang disampaikan
 Bertanggung jawab terhadap semua tugas-tugas yang
didelegasikan
 Bertanggung jawab terhadap pengeluaran biaya
HUBUNGAN  Atasan langsung : manajer utama
 Bawahan langsung : seksi pemasaran, seksi pelayanan, seksi
sumber daya manusia dan umum
HAK  Gaji pokok Rp. 2,5 juta per bulan
 Tunjangan kesehatan
 Tunjangan Hari Raya
 Uang transport
 Uang makan
 Kendaraan dinas sepeda motor
 Cuti 7 hari dalam setahun

11
d. Spesifikasi Pekerjaan
Setelah deskripsi pekerjaan dibuat, langkah selanjutnya adalah
menentukan siapa saja yang akan menjalankan pekerjaan tersebut.
Untuk dapat menjalankan pekerjaan sesuai dengan yang telah diuraikan
dalam deskripsi jabatan, diperlukan orang yang cocok atau mampu
melaksanakan segala tugas dan kewajiban sesuai dengan deskripsi
jabatanya. Proses penentuan kriteria orang-orang yang dapat memangku
jabatan, disebut dengan spesifikasi jabatan.
Spesifikasi jabatan adalah penentuan syarat-syarat minimum yang dapat
diterima agar orang dapat menjalankan suatu pekerjaan dengan baik.
Untuk lebih memahami mengenai spesifikasi, pada tabel 3.7 berikut ini
diberikan contoh tentang spesifikasi jabatan Kepala Cabang Bank
Perkreditan Rakyat (BPR).
Contoh :
Tabel 3.7 Spesifikasi Jabatan Teller BPR X
A. Identifikasi Jabatan
 Nama Jabatan Teller
 Kode Pekerjaan TL-001
 Bagian Pemasaran

B. Persyaratan Kerja
 Tingkat Pendidikan Minimal D-3
 Tingkat Kecerdasan Minimum IQ 115
 Pengalaman yang diperlukan Bekerja pada bidang pelayanan minimal 1
tahun
 Pengetahuan dan keterampilan  Pengetahuan perbankan
 Komunikasi
 Keterampilan komputer Ms Office
 Bahasa Inggris minimal pasif
 Persyaratan fisk  Tinggi badan minimal 160 cm
 Penampilan menarik
 Syarat Perkawinan Belum kawin
 Jenis Kelamin Perempuan
 Usia Maksimal 25 tahun
 Kewarganegaraan Indonesia

e. Proyek Kebutuhan Tenaga Kerja


Besarnya proyeksi kebutuhan tenaga kerja pada proyeksi penjualan
yang diperoleh pada perhitungan aspek pasar dan luas produksi yang
diperoleh dari perhitungan pada aspek teknis. Semakin besar proyeksi
penjualan dan luas produksi, semakin besar pula proyeksi kebutuhan

12
tenaga kerja, demikian pula sebaliknya. Hubungan antara proyeksi
penjualan, proyeksi produksi dan proyeksi kebutuhan tenaga kerja dapat
dilihat pada gambar 3.4 berikut ini.

PROYEKSI PENJUALAN

PROYEKSI PRODUKSI

PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA KERJA

Gambar 3.4. Hubungan Proyeksi Penjualan, Proyeksi Produksi dan proyeksi


kebutuhan pegawai

Cara-cara yang dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan tenaga


kerja antara lain adalah :
1) Work Force Analysis (WFA)
Diperoleh dengan menghitung :
Work Load Analysis + % Absensi + % Turn Over
Metode ini umumnya digunakan untuk menentukan kebutuhan
tenaga kerja pada bagian operasional dimana satuan hasil
pekerjaanya mudah diukur. Sedangkan pekerjaan untuk seorang
mandor, supervisor dan staf, metode ini sulit untuk diterapkan
karena satuan hasil kerjanya sulit diukur.
Penghitungan Work Load Analysis dilakukan dengan menghitung
man hour yang diperlukan untuk memproduksi satu barang, atau
memproses sebuah berkas, atau melayani satu orang konsumen
dan sebagainya. Proses perhitungan ini dilakukan dengan
menghitung beban kerja total (man hour) dibagi dengan man hour
per satuan barang, maka akan diperoleh man hour yang

13
diperlukan selama periode tertentu dibagi dengan lama kerja tiap
karyawan sehingga menghasilkan jumlah yang diperlukan.
Contoh :
Perusahaan sepatu merencanakan produksi sepatu selama satu
bulan, yaitu 25.000 sepatu, sedangkan proses untuk menghasilkan
satu pasang sepatu adalah 5 jam kerja per karyawan. Artinya
beban kerja yang diperlukan dalam satu bulan adalah 125.000 jam
yang diperoleh dari 25.000 x 5 jam. Jika satu orang karyawan
dalam satu bulan rata-rata bekerja selama 200 jam, yang diperoleh
dari (8 jam x 25 hari), maka dalam satu bulan perusahaan sepatu
tersebut membutuhkan tenaga kerja sebanyak 625 orang.
Perhitungan tersebut belum memperhitungkan absensi dan turn
over. Jika tingkat absensi dan turn over diperhitungkan, maka
akan menambah jumlah tenaga kerja untuk memenuhi target
produksi. Jika tingkat absensi 5 % dan perputaran tenaga kerja
sebesar 2 %, maka jumlah kebutuhan tenaga kerja adalah sebagai
berikut :
Work Load = 125.000
Absensi 125.000 x 5 % = 6.250
Turnover 125.000 x 2 % = 2.500 +
133.750

Dengan demikian, jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah :


133.750 : 200 jam = 699 orang
2) Metode Antrian
Metode antrian merupakan metode penentuan jumlah karyawan
yang optimal dengan berdasarkan pada teori antrian. Dasar
pemikiran teori ini adalah jika jumlah karyawan terlalu banyak,
maka akan terjadi pengangguran karyawan sehingga terjadi
pemborosan. Sebaliknya, jika jumlah karyawan terlalu sedikit,
maka akan terjadi antrian yang panjang sehingga optimalisasi
profit tidak akan tercapai. Metode ini cocok digunakan untuk
beban kerja yang bervariasi tiap harinya.

14
f. Rekrutmen Karyawan
Rekrutmen karyawan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan
bisnis pada masa yang akan datang karena bisnis akan dapat berjalan
dengan baik jika dijalankan oleh orang-orang yang kompeten atau
sesuai dengan spesifikasi jabatan yang telah ditentukan. Kesesuaian
orang-orang yang tepat dengan spesifikasi jabatan, ditentukan oleh
kualitas rekrutmen calon karyawan. Beberapa cara dapat dilakukan,
untuk menarik calon karyawan antara lain :
1) Melalui Iklan
Penarikan karyawan melalui iklan, dapat dilakukan melalui media
cetak maupun elektronik.
2) Kantor Penempatan Tenaga Kerja
Kantor Penempatan Tenaga Kerja dapat merupakan kantor
penempatan tenaga kerja pemerintah, misalnya Dinas Tenaga
Kerja maupun kantor penempatan tenaga kerja swasta.
3) Rekomendasi Dari Karyawan Yang Sedang Bekerja
Cara ini dilakukan dengan cara karyawan yang telah bekerja
memberikan rekomendasi kepada perusahaan untuk dapat bekerja
pada perusahaan tersebut. Kelebihan metode ini adalah tingkat
kepecayaan yang tinggi karena sebelum memberikan
rekomendasi, karyawan pasti telah memberikan pertimbangan
tertentu karena jika karyawan yang direkomendasikan bekerja
secara asal-asalan, maka karyawan yang merekomendasikan akan
ikut menerima beban.
4) Lembaga Pendidikan
Perusahaan dapat menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga
pendidikan yang menghasilkan lulusan yang sesuai dengan
spesifikasi karyawan yang dibutuhkan. Pada umumnya metode ini
dilakukan untuk merekrut tenaga terampil.
Rekrutmen karyawan sangat menentukan keberhasilan
pelaksanaan

15
5) Lamaran Yang Masuk Secara Kebetulan
Meskipun perusahaan tidak atau belum membuka lowongan
pekerjaan secara terbuka, seringkali ada lamaran pekerjaan yang
masuk ke perusahaan.
Pada saat perusahaan membutuhkan tenaga kerja, maka
perusahaan dapat membuka kembali lamaran yang masuk dan
memanggil pelamar yang sesuai dengan spesifikasi jabatan.
6) Nepotisme
Nepotisme merupakan pemberian kesempatan kepada sanak
saudara atau famili untuk ikut bergabung dengan perusahaan.
Metode ini memiliki kelebihan yaitu karyawan baru umumnya
lebih dapat dipercaya,meskipun seringkali belum tentu cukup
mampu untuk melaksanakan tugas tertentu.
7) Leasing
Leasing dilakukan dengan cara mengontrak tenaga kerja dalam
jangka pendek. Metode ini cocok jika pekerjaan berfluktuasi,
misalnya ada pesanan yang cukup besar sehingga perlu
menambah tenaga kerja dalam jangka pendek.
8) Serikat Buruh
Serikat Buruh yang telah baik, dapat memberikan informasi
tentang tenaga kerja yang sesuai dengan spesifikasinya masing-
masing, sehingga Serikat Buruh dapat menjadi sumber pengadaan
tenaga kerja.
g. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar
komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu organisasi.
Struktur organisasi menggambarkan peran formal prosedur, mekanisme
pengawasan, kewenangan dan proses pengumpulan kebijakan. Tujuan
disusunya struktur organisasi adalah agar pekerjaan dapat diselesaikan
dengan lebih baik dibandingkan dengan tanpa adanya pembagian tugas
kerja.

16
Pembagian departemen atau bagian-bagian dalam struktur organisasi
dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok, antara lain :
1) Struktur Organisasi Fungsional
Struktur Organisasi Fungsional merupakan struktur organisasi
yang mengelompokan individu-individu pada organisasi
berdasarkan pekerjaan yang sama. Struktur yang demikian cocok
diterapkan pada organisasi yang kecil dengan sumber daya
terbatas dan lini produk yang dihasilkan tidak banyak. Bentuk
dari struktur organisasi fungsional, dapat dilihat pada contoh
gambar 3.5 berikut ini :

DIREKTUR UTAMA

MANAJER KEUANGAN MANAJER SDM


MANAJER OPERASIONAL
MANAJER PEMASARAN

Gambar 3.5. Struktur Organisasi Fungsional

Struktur organisasi fungsional, memiliki kelebihan dan


kekurangan seperti diuraikan pada tabel 3.8 berikut ini.
Tabel 3.8 Kelebihan dan Kekurangan Struktur Organisasi Fungsional
KELEBIHAN KEKURANGAN
 Sangat sesuai untuk lingkungan yang  Respon organisasi terhadap
stabil perubahan kondisi lingkungan agak
lambat
 Dapat mencapai skala ekonomis pada  Pengambilan keputusan menumpuk
masing-masing bagian pada puncak organisasi
 Merangsang berkenbangnya  Koordinasi fungsi tidak terlalu baik
keterampilan yang bersifat fungsional
 Sesuai untuk organisasi berukuran  Inovasi relatif terbatasi
kecil sampai sedang
 Baik bagi organisasi yang  Pandangan terhadap sasaran
menghasilkan satu atau sejumlah organisasi agak terbaota organisasi
kecil jenis produk cenderungtas, anghanya
memperhatikan sasaran bagianya
sendiri

17
2) Struktur Organisasi Produk
Struktur Organisasi Produk merupakan struktur organisasi yang
mengelompokan individu-individu pada organisasi berdasarkan
jenis produk yang dihasilkan / dipasarkan. Pada struktur
organisasi ini, individu-individu yang memproduksi /
memasarkan produk yang sama dikelompokan menjadi satu.
Struktur organisasi ini cocok diterapkan jika organisasi tersebut
memproduksi lini produk yang banyak. Bentuk struktur organisasi
dapat dilihat pada contoh gambar 3.6 berikut ini.

DIREKTUR UTAMA

MANAJER SABUN CUCI


MANAJER PASTA GIGI
MANAJER SABUN MANDIMANAJER SHAMPO

Gambar 3.6 Struktur Organisasi Produk

Struktur organisasi produk, memiliki kelebihan dan kekurangan


seperti diuraikan pada tabel 3.9 berikut ini.
Tabel 3.9 Kelebihan dan Kekurangan Struktur Organisasi Produk
KELEBIHAN KEKURANGAN
 Mampu mencapai tingkat  Tidak mampu mencapai
koordinasi yang diperlukan untuk efisiensi ekonomis
menjawab tuntutan “ ganda “  Koordinasi antar produk sulit
lingkungan  Keahlian teknis hilang karena
 Dapat memanfaatkan karyawan tidak ada spesialisasi fungsional
secara fleksibel  Integrasi ataupun standardisasi
 Sesuai untuk pengambilan antar produk sulit tercapai
keputusan yang sifatnya rumit  Adanya wewenang ganda
serta lingkungan yang tidak stabil menyebabkan munculnya
 Sangat sesuai untuk organisasi kebingungan
ukuran sedang  Menghabiskan banyak waktu
untuk koordinasi
 Hanya dapat berjalan jika
hubungan bersifat kolegial,
bukan vertikal

18
4. Sumber Data
Sumber data untuk menganalisis pada manajemen dan sumber daya manusia
dalam studi kelayakan bisnis, berasal dari data primer maupun sekunder.
a. Data Primer
Data primer yang dibutuhkan untuk analisis aspek manajemen dan sumber
daya manusia pada studi kelayakan bisnis, antara lain sebagai berikut :
1) Tahap-tahap pelaksana pekerjaan, jenis-jenis pekerjaan pada bisnis,
persyaratan yang diperlukan untuk memangku pekerjaan, struktur
organisasi, dan metode pengadaan tenaga kerja.
2) Lama waktu dari setiap tahap penyelesaian pekerjaan pembangunan
proyek / bisnis
3) Kemampuan para calon karyawan untuk menjalankan pekerjaan
b. Data Sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan untuk analisis aspek manajemen dan
sumber daya manusia pada studi kelayakan bisnis, antara lain tentang
kondisi pasar tenaga kerja dan literatur yang berkaitan dengan
penjadwalan proyek, perencanaan tenaga kerja.
5. Responden / Narasumber
a. Pelaku usaha sejenis, untuk memperoleh data tentang tahap-tahap
pelaksanaan pekerjaan, jenis-jenis pekerjaan pada bisnis, persyaratan yang
diperlukan untuk memangku pekerjaan, struktur organisasi, dan metode
pengadaan tenaga kerja.
b. Konsultan / pemborong proyek pembangunan, untuk mengetahui lama
waktu dari setiap tahap peneyelesian pekerjaan pembangunan
c. Lembaga penempatan tenaga kerja / Dinas Tenaga Kerja, untuk
mengetahui pasar tenaga kerja yang ada
d. Calon karyawan, untuk mengetahui kemampuan para calon karyawan
untuk menjalankan pekerjaan.

19
6. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
1) Pelaku bisnis sejenis
2) Pihak / rekanan / sumber daya manusia yang melaksanakan setiap tahap
pembangunan bisnis
3) Calon pelaku bisnis
4) Calon pesaing pemasok
5) Calon pesaing (jika memungkinkan)
b. Studi Dokumentasi
1) Literatur tentang manajemen dan sumber daya manusia
2) Perkembangan pengetahuan manajemen dan sumber daya manusia
7. Instrumen Pengumpulan Data
Pedoman Wawancara
Contoh pedoman wawancara yang digunakan pada analisis aspek manajemen
dan sumber daya manusia pada studi kelayakan, khususnya perencanaan
pembangunan bisnis, dapat dilihat pada tabel 7.1 berikut ini.
Tabel 7.1 Pedoman Wawancara Aspek Manajemen dan SDM)
NO PERTANYAAN RESPONDEN HASIL
1 Kegiatan apa yang diperlukan dalam  Pelaku bisnis sejenis
pembangunan bisnis ?
2 Siapa pihak / sumber daya manusia  Pelaku bisnis sejenis
yang akan melakukan setiap tahap  Pihak/rekanan/SDM yang
pelaksanaan kegiatan ? akan melaksanakan tahap
kegiatan
3 Fasilitas ap[a yang diperlukan untuk  Calon pelaku bisnis
tahap pelaksanaan kegiatan ?  Pihak/rekanan/SDM yang
akan melaksanakan tahap
kegiatan
4 Kapan waktu mulai setiap  Calon pelaku bisnis
pelaksanaan kegiatan ?  Pihak/rekanan/SDM yang
akan melaksanakan tahap
kegiatan
5 Berapa lama waktu pelaksanaan  Calon pelaku bisnis
setiap tahap pekerjaan ?  Pelaku bisnis sejenis
 Pihak/rekanan/SDM yang
akan melaksanakan tahap
kegiatan
6 Kapan waktu berakhirnya setiap  Pelaku bisnis sejenis
pelaksanaan tahap pekerjaan?  Pihak/rekanan/SDM yang
akan melaksanakan tahap
kegiatan

20
7 Bahan dan peralatan apa yang  Pelaku bisnis sejenis
diperlukan untuk setiap tahap  Pihak/rekanan/SDM yang
kegiatan ? akan melaksanakan tahap
kegiatan
8 Berapa biaya yang diperlukan untuk  Pelaku bisnis sejenis
setiap pelaksanaan tahap  Pihak/rekanan/SDM yang
pekerjaan ? akan melaksanakan tahap
kegiatan
9 Pengawasan apa yang diperlukan  Pelaku bisnis sejenis
untuk setiap pelaksanaan tahap  Pihak/rekanan/SDM yang
pekerjaan ? akan melaksanakan tahap
kegiatan
10 Usaha-usaha apa yang harus  Pelaku bisnis sejenis
dilakukan untuk melakukan  Pihak/rekanan/SDM yang
perbaikan jika terdapat akan melaksanakan tahap
ketidaksesuaian antara rencana kegiatan
dengan pelaksanaan pada setiap
tahap pelaksanaan pembangunan ?
11 Kegiatan mana yang mungkin dapat  Pelaku bisnis sejenis
dipercepat ?  Pihak/rekanan/SDM yang
akan melaksanakan tahap
kegiatan
12 Berapa biaya yang diperlukan untuk  Pelaku bisnis sejenis
mempercepat setiap kegiatan yang  Pihak/rekanan/SDM yang
mungkin dapat dipercepat ? akan melaksanakan tahap
kegiatan

Sedangkan contoh pedoman wawancara yang digunakan untuk analisis aspek


manajemen dan SDM pada studi kelayakan, khususnya perencanaan SDM,
dapat dilihat pada tabel 7.2 berikut ini.
Tabel 7.2 Pedoman Wawancara Manajemen - SDM)
NO PERTANYAAN RESPONDEN HASIL
1 Berapa waktu yang diperlukan  Pelaku bisnis sejenis
untuk menghasilkan satu produk /
memproses satu berkas / melayani
satu pelanggan ?
2 Berapa jam waktu kerja dalam satu  Calon Pelaku bisnis
hari ?  Pelaku bisnis sejenis
3 Berapa hari kerja dalam 1 tahun ?  Calon Pelaku bisnis
 Pelaku bisnis sejenis
4 Bagian-bagian apa saja yang ada  Calon Pelaku bisnis
dalam satu organisasi ?  Pelaku bisnis sejenis
5 Bagaimana alur kerja dalam  Calon Pelaku bisnis
perusahaan ?  Pelaku bisnis sejenis
6 Bagaimana spesifikasi orang-orang  Calon Pelaku bisnis
yang dibutuhkan untuk menjalankan  Pelaku bisnis sejenis
masing-masing tugas dalam
perusahaan?
7 Bagaimana hubungan antar bagian  Calon Pelaku bisnis
dalam perusahaan ?  Pelaku bisnis sejenis

21
8. Analisis Data
Alat analisis data yang digunakan untuk analisis pada aspek manajemen dan
SDM adalah analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif dalam
perencanaan pembangunan proyek / bisnis digunakan untuk menganalisis
pihak-pihak yang akan melaksanakan setiap aktivitas dan fasilitas yang
dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas, sedangkan analisis kuantitatif
digunakan untuk perencanaan dan penjadwalan proyek, seperti analisis PERT
dan CPM. Analisis kualitatif pada perencanaan SDM digunakan untuk
menganalisis ketersediaan dan kesiapan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
menjalankan bisnis, sedangkan analisis kuantitatif pada perencanaan SDM
digunakan untuk menganalisis kebutuhan tenaga kerja seperti analisis Work
Faktor Analysis (WFA).
9. Kesimpulan
Kesimpulan aspek manajemen dan SDM dilakukan dengan menganalisis
kemampuan calon pelaku bisnis membangun bisnis sesuai dengan waktu yang
telah direncanakan dan menganalisis ketersediaan sumber daya manusia yang
dapat mengelola kegiatan bisnis pada masa yang akan datang. Sebuah ide
bisnis akan dinyatakan layak berdasarkan aspek manajemen dan SDM jika
berdasarkan hasil analisis calon pelaku bisnis, mampu membangun bisnis
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan dan SDM yang dapat mengelola
kegiatan bisnis pada masa yang akan datang, tersedia.
Tabel 9.1 Analisis Evaluasi Kelayakan Manajemen dan SDM
EVALUASI KETERANGAN
NO ASPEK PENILAIAN 1 2 3 4 5
1 Kemampuan
menyelesaikan
pembangunan bisnis
sesuai dengan waktu
yang direncanakan
2 Ketersediaan tenaga
kerja untuk menjalankan
bisnis
3 Kemampuan merekrut
tenaga kerja sesuai
dengan spesifikasi
jabatan yang ada

22
Keterangan :
1 = sangat jelek
2 = jelek
3 = cukup
4 = baik
5 = sangat baik

Evaluasi dilakukan berdasarkan hasil analisis pada masing-masing


aspek penilaian seperti yang dibahas sebelumnya. Ide bisnis
dinyatakan layak jika nilai rata-rata evaluasi penilaian manajemen dan
SDM diatas atau sama dengan 3, dengan tidak ada aspek penilaian
berada dibawah nilai tiga.

SOAL LATIHAN :
1. Jelaskan pentingnya analisis aspek manajemen dan SDM pada studi
kelayakan bisnis ?
2. Jelaskan tujuan dilakukan analisis manajemen dan SDM pada studi
kelayakan bisnis ?
3. Jelaskan jenis data yang diperlukan untuk analisis manajemen dan SDM
pada studi kelayakan bisnis ?
4. Jelaskan responden / narasumber untuk analisis manajemen dan SDM pada
studi kelayakan bisnis ?
5. Jelaskan metode pengumpulan data untuk analisis aspek manajemen dan
SDM pada studi kelayakan bisnis ?
6. Jelaskan alat analisis data untuk analisis aspek manajemen dan SDM pada
studi kelayakan bisnis ?
7. Lakukanlah analisis aspek manajemen dan SDM pada studi kelayakan
bisnis terhadap ide bisnis yang anda tentukan sendiri ?

23

Anda mungkin juga menyukai