1
e. Menganalisis persyaratan yang diperlukan untuk memangku pekerjaan pada
suatu bisnis
f. Menganalisis struktur organisasi yang cocok untuk menjalankan bisnis
g. Menganalisis metode pengadaan tenaga kerja untuk menjalankan bisnis
h. Menganalisis kesiapan tenaga kerja untuk menjalankan bisnis
3. Hal Yang Perlu Dipahami
a. Perencanaan dan Penjadwalan Proyek
Perencanaan proyek merupakan suatu usaha dan penjadwalan
pembangunan untuk membuat dan menentukan apa yang harus dicapai
pada suatu proyek, kapan dan bagaimana proyek tersebut dilaksanakan.
Pengertian perencanaan dan penjadwalan proyek dalam hal ini adalah
perencanaan adalah perencanaan dan pembangunan bisnis. Penjadwalan
proyek merupakan bagian dari perencanaan proyek secara keseluruhan.
Penjadwalan proyek bertujuan untuk menentukan kapan suatu proyek
dilaksanakan berdasarkan urutan tertentu, dari awal sampai akhir proyek.
Jadi penjadwalan proyek meliputi kegiatan menetapkan jangka waktu
kegiatan proyek yang harus diselesaikan dan waktu yang diperlukan untuk
setiap aktivitas dalam proyek.
Tahap perencanaan proyek merupakan tahap yang penting, seblum
kegiatan bisnis dijalankan karena kegagalan dalam menyusun perencanaan
proyek, akan berpengaruh terhadap kegiatan-kegiatan yang lain. Tahap ini
mengidentifikasikan berbagai kegiatan yang perlu dilakukan, lama waktu
kegiatan, pelaksana untuk masing-masing kegiatan, biaya untuk setiap
kegiatan yang harus dilakukan, serta bahan dan peralatan yang diperlukan
untuk setiap kegiatan. Tujuanya adalah agar kegiatan dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Dalam menyusun perencanaan proyek, ada beberapa hal perlu
diidentifikasi, antara lain :
1) Kegiatan-kegiatan yang diperlukan pada pembangunan proyek
2) Pihak / rekanan / sumber daya manusia yang akan melakukan setiap
tahap pelaksanaan kegiatan
3) Fasilitas yang diperlukan untuk setiap tahap pelaksanaan kegiatan
2
4) Waktu mulai setiap pelaksanaan tahap pekerjaan
5) Waktu pelaksanaan setiap tahap pekerjaan
6) Waktu berakhisrnya setiap pelaksanaan tahap pekerjaan
7) Bahan dan peralatan yang diperlukan untuk setiap tahap pekerjaan
8) Pengawasan yang diperlukan untuk setiap tahap pelaksanaan
pekerjaan
9) Usaha-uasaha yang diperlukan untuk melakukan perbaikan jika
terdapat ketidaksesuaian antara rencana dengan pelaksanaan pada
setiap tahap pelaksanaan pembangunan
10) Biaya yang diperlukan untuk melakukan percepatan setiap tahap
kegiatan
3
banyak digunakan karena sederhana dan mudah dipahami. Namun
bagan ini sulit digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang kompleks.
Contoh :
Berikut ini adalah contoh bagan GANTT proyek perencanaan dan
penjadwalan proyek pembangunan rumah makan “ Ueenak Banget “.
2) Bagan PERT
PERT pertamakali diperkenalkan oleh Booz Allen Hamilton (1958). PERT
muncul untuk mengurangi keterbatasan-keterbatasan yang terdapat pada
bagan GANTT. Pada prinsipnya PERT adalah teknik penjadwalan suatu
proyek dengan cara membagi proyek atau kegiatan induk menjadi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil dan menyusunya menjadi jalur kerja
4
yang logis sehingga jangka waktu dan biaya pengerjaan program dapat
dioptimalkan. Pada teknik PERT, peristiwa digambarkan dalam bentuk
lingkaran, sedangkan aktivitas atau kegiatan digambarkan dalam bentuk
tanda panah yang menghubungkan dua buah lingkaran.
Pelaksanaan suatu aktivitas tidak selalu sesuai dengan apa yang
direncanakan. Oleh karena itu waktu optimistis, waktu pesimistis dan
waktu paling mungkin untuk menyelesaikan suatu aktivitas, perlu
diidentifikasi. Perhitungan waktu yang diharapkan untuk menyelesaikan
suatu aktivitas, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
(L x OE) + (4 x EM) + (L x PE
TE =
6
Keterangan :
TE = Estimasi waktu harapan yang diperlukan untuk menyelesaikan itas
adalah
OE = Estimasi waktu optimis (minimal) yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu aktivitas
EM = Estimasi waktu yang paling mungkin yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu aktivitas
PE = Estimasi waktu pesimistis (maksimal) yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu aktivitas
Contoh :
Untuk melaksanakan aktivitas suatu pengecatan pada proyek
pembangunan gedung, memiliki estimasi waktu operasi (OE) adalah 7
hari, waktu pesimistas (PE) adallah 14 hari, dan estimasi waktu yang
paling mungkin (EM) adalah 12 hari. Berdasarkan data tersebut, maka
estimasi waktu harapan untuk melaksanakan aktivitas pengecatan adalah :
(L x OE) + (4 x EM) + (L x PE
TE =
6
(1 x 7) + (4 x 12) + (1 x 14)
TE = = 11,5 hari
6
5
Contoh :
Pembangunan proyek, memerlukan tujuh aktivitas dengan lama waktu
masing-masing aktivitas seperti yang tertera pada tabel 3.2. berikut ini.
Tabel 3.2 Data Penyelesaian Proyek XYZ
WAKTU
AKTIVITAS MASING-
NO AKTIVITAS YANG EVENT MASING
MENDAHULUI MULAI AKHIR AKTIVITAS
1 A TIDAK ADA 1 3 10
2 B TIDAK ADA 1 2 3
3 C A 3 5 4
4 D B 2 4 6
5 E B 2 5 3
6 F C, E 5 6 7
7 G D 4 6 8
TC = 3 TC = 9
TL = 7 TL = 13
S =4 S =4
2 6 4
TC = 0 TC = 21
D 8
TL = 0 1 TL = 21
S =0 B S =4
G
1 3 6
TC = 10 E TC = 14 7
10 TL = 10 TL = 14
S =0 S =0 F
A 4
3 C 5
Keterangan :
6
TL : Waktu penyelesaian yang paling lambat yang diperkenankan untuk
suatu aktivitas tanpa memperlambat seluruh pekerjaan tersebut
TL event 5 = 21 - 7 = 14
TL event 4 = 21 - 8 = 13
TL event 3 = 14 - 4 = 10
TL event 2 = 13 - 6 = 7 bukan (14 - 3 = 1)
TL event 1 = 10 - 10 = 0 bukan ( 7 - 3 = 4)
Seperti halnya bagan GANTT, metode PERT sebagai alat untuk membuat
perencanaan proyek memiliki kelebihan dan kelemahan, dan kelebihan dan
kekurangan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini.
Tabel 3.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode PERT Untuk Penjadwalan Proyek
KELEBIHAN KEKURANGAN
Mudah mengidentifikasi tingkat Tidak sesederhana bagan GANTT
prioritas suatu proyek Tidak seperti bagan GANTT,
Mudah mengetahui ketergantungan metode ini tidak dapat
antara kegiatan yang satu dengan menggambarkan jadwal suatu
yang lain pada sebuah proyek kegiatan dan kenyataan kemajuan
sesungguhnya pada saat pelaporan
7
Berikut ini adalah jaringan pada kondisi estimasi waktu normal, dengan
waktu kritis selama 21 minggu dengan jalur 1 – 3 – 5 – 6, dan dengan
biaya sebesar Rp. 50 juta. Jaringan tersebut akan dipercepat menjadi 17
minggu dengan biaya percepatan yang paling optimal.
TC = 3 TC = 9
TL = 7 TL = 13
S =4 S =4
2 6 4
TC = 0 TC = 21
D 8
TL = 0 1 TL = 21
S =0 B S =4
G
1 3 6
TC = 10 E TC = 14 7
10 TL = 10 TL = 14
S =0 S =0 F
A 4
3 5
C
Jika semua aktivitas dipercepat seperti pada tabel 3.4 tersebut diatas,
maka jaringan akan berubah menjadi seperti pada gambar 3.3. berikut
ini dengan jalur kritis tetap 1 - 3 - 5 - 6, dengan waktu kritis
menjadi 15 minggu dan biaya meningkat menjadi Rp. 70.
8
2 5 4
D 6
2
B
G
1 2 6
E
5
8
A F
3 3 5
C
Gambar 3.3 Data Penyelesaian Proyek XYZ Dengan Percepatan
Keterangan :
* Jalur Kritis
9
Pada tabel 3.5 tersebut diatas, terlihat bahwa dengan waktu normal
jalur kritis 21 minggu, memerlukan biaya Rp. 50 juta, tetapi dengan
dipercepat menjadi 17 minggu dengan melakukan percepatan yang
memiliki biaya percepatan paling murah, yaitu pada aktivtas A dan
aktivitas B, maka biaya yang diperlukan akan meningkat menjadi Rp.
56 juta.
b. Analisis Jabatan
Analisis jabatan merupakan kegiatan mempelajari dan mengumpulkan
informasi tentang suatu pekerjaan berkaitan dengan berbagai operasi dari
kewajiban suatu jabatan. Analisis jabatan akan berusaha menganalisis
seluk beluk pekerjaan. Analisis ini berusaha menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan pekerjaan-pekejaan berikut :
1) Pekerjaan apa saja yang harus dilakukan ?
2) Bagaimana menjalankan pekerjaan ?
3) Mengapa pekerjaan tersebut harus dilakukan ?
Hasil yang diperoleh dari analisis jabatan adalah deskripsi jabatan dan
spesifikasi jabatan.
c. Deskripsi Jabatan
Merupakan uraian tentang tugas, kewajiban suatu jabatan tertentu. Dengan
adanya deskripsi jabatan, pembaca diharapkan mengetahui seluk beluk
pekerjaan, mulai dari fungsi pekerjaan, tugas, tanggung, jawab dan
wewenang pengawasan yang diberikan dan diterima, hubungan dengan
jabatan-jabatan lain , bahan dan alat yang akan digunakan, kondisi kerja,
penjelasan istilah dalam pekerjaan, dan keterangan tambahan yang
diperlukan.
Dekripsi jabatan, semestinya memuat hal-hal sebagai berikut :
1) Identifikasi jabatan
2) Ringkasan jabatan
3) Tugas yang harus dilaksanakan
4) Pengawasan yang diberikan dan diterima
5) Hubungan dengan jabatan-jabatan lainya
10
6) Bahan-bahan, alat-alat dan mesin yang digunakan
7) Kondisi kerja
8) Penjelasan istilah-istilah yang tidak lazim
9) Komentar tambahan untuk melengkapi penjelasan sebelumnya
Untuk lebih memahami mengenai deskripsi jabatan, pada tabel 3.6 berikut
ini diberikan contoh tentang deskripsi jabatan Kepala Cabang Bank
Perkreditan Rakyat (BPR).
Contoh :
Tabel 3.6 Deskripsi Jabatan Kepala Cabang Bank Perkreditan Rakyat (BPR) X
FUNGSI Membantu manajer utama dengan menyusun perencanaan,
melaksanakan koordinasi dan pelaksanan tugas, melaksanaan
pembinaan serta pengendalian terhadap bagian/sub/unit pemasaran
dan pelayanan berdasarkan azas keseimbangan keserasian.
TUGAS Melaksanakan manajemen BPR di tingkat kantor cabang
berdasarkan kebijakan umum yang ditetapkan oleh Dewan
Pengawas
Menetapkan kebijakan untuk melaksanakan pengurusan dan
pengelolaan BPR di tingkat kantor cabang berdasarkan kebijakan
umum yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas
Menyusun dan menyampaikan rencana kerja tahunan dari
anggaran di tingkat kantor cabang kepada direktur
Menyusun dan menyampaikan laporan perhitungan hasil usaha
berkala dan kegiatan BPR di tingkat kantor cabang
Menyusun dan menyampaikan laporan tahunan yang terdiri dari
neraca dan perhitungan Laba / Rugi BPR di tingkat kantor cabang.
WEWENANG Memberi nasihat, bimbingan dan petunjuk kepada bawahan
Memberikan sangsi kepada bawahan
Menilai bawahan dan mengusulkan promosi dan mutasi bawahan
Mengusulkan inovasi-inovasi sistem kerja dan pelayanan
Meminta nasihat, petunjuk, bimbingan atasan
Meminta fasilitas yang dapat memperlancar pekerjaan
TANGGUNG Bertanggung jawab terhadap target pencapaian kredit maupun
JAWAB penyimpanan dana
Bertanggung jawab atas kebenaran informasi yang disampaikan
Bertanggung jawab terhadap semua tugas-tugas yang
didelegasikan
Bertanggung jawab terhadap pengeluaran biaya
HUBUNGAN Atasan langsung : manajer utama
Bawahan langsung : seksi pemasaran, seksi pelayanan, seksi
sumber daya manusia dan umum
HAK Gaji pokok Rp. 2,5 juta per bulan
Tunjangan kesehatan
Tunjangan Hari Raya
Uang transport
Uang makan
Kendaraan dinas sepeda motor
Cuti 7 hari dalam setahun
11
d. Spesifikasi Pekerjaan
Setelah deskripsi pekerjaan dibuat, langkah selanjutnya adalah
menentukan siapa saja yang akan menjalankan pekerjaan tersebut.
Untuk dapat menjalankan pekerjaan sesuai dengan yang telah diuraikan
dalam deskripsi jabatan, diperlukan orang yang cocok atau mampu
melaksanakan segala tugas dan kewajiban sesuai dengan deskripsi
jabatanya. Proses penentuan kriteria orang-orang yang dapat memangku
jabatan, disebut dengan spesifikasi jabatan.
Spesifikasi jabatan adalah penentuan syarat-syarat minimum yang dapat
diterima agar orang dapat menjalankan suatu pekerjaan dengan baik.
Untuk lebih memahami mengenai spesifikasi, pada tabel 3.7 berikut ini
diberikan contoh tentang spesifikasi jabatan Kepala Cabang Bank
Perkreditan Rakyat (BPR).
Contoh :
Tabel 3.7 Spesifikasi Jabatan Teller BPR X
A. Identifikasi Jabatan
Nama Jabatan Teller
Kode Pekerjaan TL-001
Bagian Pemasaran
B. Persyaratan Kerja
Tingkat Pendidikan Minimal D-3
Tingkat Kecerdasan Minimum IQ 115
Pengalaman yang diperlukan Bekerja pada bidang pelayanan minimal 1
tahun
Pengetahuan dan keterampilan Pengetahuan perbankan
Komunikasi
Keterampilan komputer Ms Office
Bahasa Inggris minimal pasif
Persyaratan fisk Tinggi badan minimal 160 cm
Penampilan menarik
Syarat Perkawinan Belum kawin
Jenis Kelamin Perempuan
Usia Maksimal 25 tahun
Kewarganegaraan Indonesia
12
tenaga kerja, demikian pula sebaliknya. Hubungan antara proyeksi
penjualan, proyeksi produksi dan proyeksi kebutuhan tenaga kerja dapat
dilihat pada gambar 3.4 berikut ini.
PROYEKSI PENJUALAN
PROYEKSI PRODUKSI
13
diperlukan selama periode tertentu dibagi dengan lama kerja tiap
karyawan sehingga menghasilkan jumlah yang diperlukan.
Contoh :
Perusahaan sepatu merencanakan produksi sepatu selama satu
bulan, yaitu 25.000 sepatu, sedangkan proses untuk menghasilkan
satu pasang sepatu adalah 5 jam kerja per karyawan. Artinya
beban kerja yang diperlukan dalam satu bulan adalah 125.000 jam
yang diperoleh dari 25.000 x 5 jam. Jika satu orang karyawan
dalam satu bulan rata-rata bekerja selama 200 jam, yang diperoleh
dari (8 jam x 25 hari), maka dalam satu bulan perusahaan sepatu
tersebut membutuhkan tenaga kerja sebanyak 625 orang.
Perhitungan tersebut belum memperhitungkan absensi dan turn
over. Jika tingkat absensi dan turn over diperhitungkan, maka
akan menambah jumlah tenaga kerja untuk memenuhi target
produksi. Jika tingkat absensi 5 % dan perputaran tenaga kerja
sebesar 2 %, maka jumlah kebutuhan tenaga kerja adalah sebagai
berikut :
Work Load = 125.000
Absensi 125.000 x 5 % = 6.250
Turnover 125.000 x 2 % = 2.500 +
133.750
14
f. Rekrutmen Karyawan
Rekrutmen karyawan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan
bisnis pada masa yang akan datang karena bisnis akan dapat berjalan
dengan baik jika dijalankan oleh orang-orang yang kompeten atau
sesuai dengan spesifikasi jabatan yang telah ditentukan. Kesesuaian
orang-orang yang tepat dengan spesifikasi jabatan, ditentukan oleh
kualitas rekrutmen calon karyawan. Beberapa cara dapat dilakukan,
untuk menarik calon karyawan antara lain :
1) Melalui Iklan
Penarikan karyawan melalui iklan, dapat dilakukan melalui media
cetak maupun elektronik.
2) Kantor Penempatan Tenaga Kerja
Kantor Penempatan Tenaga Kerja dapat merupakan kantor
penempatan tenaga kerja pemerintah, misalnya Dinas Tenaga
Kerja maupun kantor penempatan tenaga kerja swasta.
3) Rekomendasi Dari Karyawan Yang Sedang Bekerja
Cara ini dilakukan dengan cara karyawan yang telah bekerja
memberikan rekomendasi kepada perusahaan untuk dapat bekerja
pada perusahaan tersebut. Kelebihan metode ini adalah tingkat
kepecayaan yang tinggi karena sebelum memberikan
rekomendasi, karyawan pasti telah memberikan pertimbangan
tertentu karena jika karyawan yang direkomendasikan bekerja
secara asal-asalan, maka karyawan yang merekomendasikan akan
ikut menerima beban.
4) Lembaga Pendidikan
Perusahaan dapat menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga
pendidikan yang menghasilkan lulusan yang sesuai dengan
spesifikasi karyawan yang dibutuhkan. Pada umumnya metode ini
dilakukan untuk merekrut tenaga terampil.
Rekrutmen karyawan sangat menentukan keberhasilan
pelaksanaan
15
5) Lamaran Yang Masuk Secara Kebetulan
Meskipun perusahaan tidak atau belum membuka lowongan
pekerjaan secara terbuka, seringkali ada lamaran pekerjaan yang
masuk ke perusahaan.
Pada saat perusahaan membutuhkan tenaga kerja, maka
perusahaan dapat membuka kembali lamaran yang masuk dan
memanggil pelamar yang sesuai dengan spesifikasi jabatan.
6) Nepotisme
Nepotisme merupakan pemberian kesempatan kepada sanak
saudara atau famili untuk ikut bergabung dengan perusahaan.
Metode ini memiliki kelebihan yaitu karyawan baru umumnya
lebih dapat dipercaya,meskipun seringkali belum tentu cukup
mampu untuk melaksanakan tugas tertentu.
7) Leasing
Leasing dilakukan dengan cara mengontrak tenaga kerja dalam
jangka pendek. Metode ini cocok jika pekerjaan berfluktuasi,
misalnya ada pesanan yang cukup besar sehingga perlu
menambah tenaga kerja dalam jangka pendek.
8) Serikat Buruh
Serikat Buruh yang telah baik, dapat memberikan informasi
tentang tenaga kerja yang sesuai dengan spesifikasinya masing-
masing, sehingga Serikat Buruh dapat menjadi sumber pengadaan
tenaga kerja.
g. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar
komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu organisasi.
Struktur organisasi menggambarkan peran formal prosedur, mekanisme
pengawasan, kewenangan dan proses pengumpulan kebijakan. Tujuan
disusunya struktur organisasi adalah agar pekerjaan dapat diselesaikan
dengan lebih baik dibandingkan dengan tanpa adanya pembagian tugas
kerja.
16
Pembagian departemen atau bagian-bagian dalam struktur organisasi
dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok, antara lain :
1) Struktur Organisasi Fungsional
Struktur Organisasi Fungsional merupakan struktur organisasi
yang mengelompokan individu-individu pada organisasi
berdasarkan pekerjaan yang sama. Struktur yang demikian cocok
diterapkan pada organisasi yang kecil dengan sumber daya
terbatas dan lini produk yang dihasilkan tidak banyak. Bentuk
dari struktur organisasi fungsional, dapat dilihat pada contoh
gambar 3.5 berikut ini :
DIREKTUR UTAMA
17
2) Struktur Organisasi Produk
Struktur Organisasi Produk merupakan struktur organisasi yang
mengelompokan individu-individu pada organisasi berdasarkan
jenis produk yang dihasilkan / dipasarkan. Pada struktur
organisasi ini, individu-individu yang memproduksi /
memasarkan produk yang sama dikelompokan menjadi satu.
Struktur organisasi ini cocok diterapkan jika organisasi tersebut
memproduksi lini produk yang banyak. Bentuk struktur organisasi
dapat dilihat pada contoh gambar 3.6 berikut ini.
DIREKTUR UTAMA
18
4. Sumber Data
Sumber data untuk menganalisis pada manajemen dan sumber daya manusia
dalam studi kelayakan bisnis, berasal dari data primer maupun sekunder.
a. Data Primer
Data primer yang dibutuhkan untuk analisis aspek manajemen dan sumber
daya manusia pada studi kelayakan bisnis, antara lain sebagai berikut :
1) Tahap-tahap pelaksana pekerjaan, jenis-jenis pekerjaan pada bisnis,
persyaratan yang diperlukan untuk memangku pekerjaan, struktur
organisasi, dan metode pengadaan tenaga kerja.
2) Lama waktu dari setiap tahap penyelesaian pekerjaan pembangunan
proyek / bisnis
3) Kemampuan para calon karyawan untuk menjalankan pekerjaan
b. Data Sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan untuk analisis aspek manajemen dan
sumber daya manusia pada studi kelayakan bisnis, antara lain tentang
kondisi pasar tenaga kerja dan literatur yang berkaitan dengan
penjadwalan proyek, perencanaan tenaga kerja.
5. Responden / Narasumber
a. Pelaku usaha sejenis, untuk memperoleh data tentang tahap-tahap
pelaksanaan pekerjaan, jenis-jenis pekerjaan pada bisnis, persyaratan yang
diperlukan untuk memangku pekerjaan, struktur organisasi, dan metode
pengadaan tenaga kerja.
b. Konsultan / pemborong proyek pembangunan, untuk mengetahui lama
waktu dari setiap tahap peneyelesian pekerjaan pembangunan
c. Lembaga penempatan tenaga kerja / Dinas Tenaga Kerja, untuk
mengetahui pasar tenaga kerja yang ada
d. Calon karyawan, untuk mengetahui kemampuan para calon karyawan
untuk menjalankan pekerjaan.
19
6. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
1) Pelaku bisnis sejenis
2) Pihak / rekanan / sumber daya manusia yang melaksanakan setiap tahap
pembangunan bisnis
3) Calon pelaku bisnis
4) Calon pesaing pemasok
5) Calon pesaing (jika memungkinkan)
b. Studi Dokumentasi
1) Literatur tentang manajemen dan sumber daya manusia
2) Perkembangan pengetahuan manajemen dan sumber daya manusia
7. Instrumen Pengumpulan Data
Pedoman Wawancara
Contoh pedoman wawancara yang digunakan pada analisis aspek manajemen
dan sumber daya manusia pada studi kelayakan, khususnya perencanaan
pembangunan bisnis, dapat dilihat pada tabel 7.1 berikut ini.
Tabel 7.1 Pedoman Wawancara Aspek Manajemen dan SDM)
NO PERTANYAAN RESPONDEN HASIL
1 Kegiatan apa yang diperlukan dalam Pelaku bisnis sejenis
pembangunan bisnis ?
2 Siapa pihak / sumber daya manusia Pelaku bisnis sejenis
yang akan melakukan setiap tahap Pihak/rekanan/SDM yang
pelaksanaan kegiatan ? akan melaksanakan tahap
kegiatan
3 Fasilitas ap[a yang diperlukan untuk Calon pelaku bisnis
tahap pelaksanaan kegiatan ? Pihak/rekanan/SDM yang
akan melaksanakan tahap
kegiatan
4 Kapan waktu mulai setiap Calon pelaku bisnis
pelaksanaan kegiatan ? Pihak/rekanan/SDM yang
akan melaksanakan tahap
kegiatan
5 Berapa lama waktu pelaksanaan Calon pelaku bisnis
setiap tahap pekerjaan ? Pelaku bisnis sejenis
Pihak/rekanan/SDM yang
akan melaksanakan tahap
kegiatan
6 Kapan waktu berakhirnya setiap Pelaku bisnis sejenis
pelaksanaan tahap pekerjaan? Pihak/rekanan/SDM yang
akan melaksanakan tahap
kegiatan
20
7 Bahan dan peralatan apa yang Pelaku bisnis sejenis
diperlukan untuk setiap tahap Pihak/rekanan/SDM yang
kegiatan ? akan melaksanakan tahap
kegiatan
8 Berapa biaya yang diperlukan untuk Pelaku bisnis sejenis
setiap pelaksanaan tahap Pihak/rekanan/SDM yang
pekerjaan ? akan melaksanakan tahap
kegiatan
9 Pengawasan apa yang diperlukan Pelaku bisnis sejenis
untuk setiap pelaksanaan tahap Pihak/rekanan/SDM yang
pekerjaan ? akan melaksanakan tahap
kegiatan
10 Usaha-usaha apa yang harus Pelaku bisnis sejenis
dilakukan untuk melakukan Pihak/rekanan/SDM yang
perbaikan jika terdapat akan melaksanakan tahap
ketidaksesuaian antara rencana kegiatan
dengan pelaksanaan pada setiap
tahap pelaksanaan pembangunan ?
11 Kegiatan mana yang mungkin dapat Pelaku bisnis sejenis
dipercepat ? Pihak/rekanan/SDM yang
akan melaksanakan tahap
kegiatan
12 Berapa biaya yang diperlukan untuk Pelaku bisnis sejenis
mempercepat setiap kegiatan yang Pihak/rekanan/SDM yang
mungkin dapat dipercepat ? akan melaksanakan tahap
kegiatan
21
8. Analisis Data
Alat analisis data yang digunakan untuk analisis pada aspek manajemen dan
SDM adalah analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif dalam
perencanaan pembangunan proyek / bisnis digunakan untuk menganalisis
pihak-pihak yang akan melaksanakan setiap aktivitas dan fasilitas yang
dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas, sedangkan analisis kuantitatif
digunakan untuk perencanaan dan penjadwalan proyek, seperti analisis PERT
dan CPM. Analisis kualitatif pada perencanaan SDM digunakan untuk
menganalisis ketersediaan dan kesiapan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
menjalankan bisnis, sedangkan analisis kuantitatif pada perencanaan SDM
digunakan untuk menganalisis kebutuhan tenaga kerja seperti analisis Work
Faktor Analysis (WFA).
9. Kesimpulan
Kesimpulan aspek manajemen dan SDM dilakukan dengan menganalisis
kemampuan calon pelaku bisnis membangun bisnis sesuai dengan waktu yang
telah direncanakan dan menganalisis ketersediaan sumber daya manusia yang
dapat mengelola kegiatan bisnis pada masa yang akan datang. Sebuah ide
bisnis akan dinyatakan layak berdasarkan aspek manajemen dan SDM jika
berdasarkan hasil analisis calon pelaku bisnis, mampu membangun bisnis
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan dan SDM yang dapat mengelola
kegiatan bisnis pada masa yang akan datang, tersedia.
Tabel 9.1 Analisis Evaluasi Kelayakan Manajemen dan SDM
EVALUASI KETERANGAN
NO ASPEK PENILAIAN 1 2 3 4 5
1 Kemampuan
menyelesaikan
pembangunan bisnis
sesuai dengan waktu
yang direncanakan
2 Ketersediaan tenaga
kerja untuk menjalankan
bisnis
3 Kemampuan merekrut
tenaga kerja sesuai
dengan spesifikasi
jabatan yang ada
22
Keterangan :
1 = sangat jelek
2 = jelek
3 = cukup
4 = baik
5 = sangat baik
SOAL LATIHAN :
1. Jelaskan pentingnya analisis aspek manajemen dan SDM pada studi
kelayakan bisnis ?
2. Jelaskan tujuan dilakukan analisis manajemen dan SDM pada studi
kelayakan bisnis ?
3. Jelaskan jenis data yang diperlukan untuk analisis manajemen dan SDM
pada studi kelayakan bisnis ?
4. Jelaskan responden / narasumber untuk analisis manajemen dan SDM pada
studi kelayakan bisnis ?
5. Jelaskan metode pengumpulan data untuk analisis aspek manajemen dan
SDM pada studi kelayakan bisnis ?
6. Jelaskan alat analisis data untuk analisis aspek manajemen dan SDM pada
studi kelayakan bisnis ?
7. Lakukanlah analisis aspek manajemen dan SDM pada studi kelayakan
bisnis terhadap ide bisnis yang anda tentukan sendiri ?
23