Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN RISIKO
“JENIS RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI SEBUAH BISNIS ”
Dosen : Yuga Pratama S.Kom, MM.

Disusun Oleh :
Kelompok V
1. Anwar Supriatna (171010501880)
2. Nurhalimah (171010501842)
3. Rifki Munandar (171010501881)

Ruang D206 / Reguler C

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG (UNPAM)

Jl. Surya Kencana No. 1, Pamulang Barat, Kec. Pamulang , Kota Tangerang Selatan , Banten, 15417
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan RahmatNya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Manajemen Risiko ini yang berjudul “JENIS RISIKO UTAMA YANG
DIHADAPI SEBUAH BISNIS”. Penulis berterima kasih kepada Bapak Yuga
Pratama S.Kom, MM selaku dosen yang sudah memberikan bimbingannya
kepada penulis.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu penulis mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis
juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini t idak akan terwujud
tanpa adanya bantuan pihak-pihak yang terkait begitu juga mungkin dalam
penyajiannya jauh dari kesempurnaan karena masih banyak terdapat
kekurangan serta kelemahan dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan
bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Tangerang Selatan, Maret 2020


Tim Penulis,

Kelompok V

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Risiko ............................................................................ 3
B. Motivasi Mengambil Risiko ............................................................ 3
C. Jenis-jenis Risiko Dalam Bisnis ...................................................... 4
D. Cara Mengatasi Risiko Dalam Bisnis ……………………………… 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................... 12
BAB IV DAFTAR PUSTAKA ……………………………………… 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam kehidupan sehari-hari sering kali mendengar istilah
kata “Resiko” dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh
kebanyakan orang. Resiko merupakan bagian dari kehidupan kerja individual
maupun organisasi. Berbagai macam Resiko, seperti Resiko kebakaran,
Resiko kecelakaan, resiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya,
sehingga mau tidak mau harus menanggung kerugianya jika Resiko-Resiko
tersebut tidak di antisipasi dari awal. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan
kejadian atau keadaan yang belum pasti yang dapat mengancam pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana yang telah penulis pahami dan
sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan
memperluas keuntungan kompetitif organisasi.
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian terjadi karena kurang atau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak
pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut
Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan
dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang
menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah
Resiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen Resiko menjadi
trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini
secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen Resiko dalam bisnis pada
masa kini.
Secara umum Resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi
seseorang atau perusahaan di mana terdapat kemungkinan yang merugikan.
Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan keuntungan yang
sangat besar, dan walaupun mengalami kerugian sangat kecil sekali. Misalnya
membeli seperti lotere, jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat

1
besar, tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli lotere relatif
kecil. Apakah ini juga tergolong Resiko? Jawabannya adalah hal ini juga
tergolong Resiko. Selama mengalami yang namanya kerugian walau sekecil
apapun hal itu dianggap Resiko.
Mengapa Resiko harus dikelola? Jawabannya mudah yaitu karena Resiko
mengandung biaya yang mungkin tidak sedikit. Bayangkan suatu kejadian di
mana suatu perusahaan sepatu yang mengalami kebakaran. Kerugian langsung
dari peristiwa tersebut adalah kerugian finansial akibat asset yang terbakar
(misalnya gedung, material, sepatu setengah jadi, maupun sepatu yang siap untuk
dijual). Namun juga dilihat kerugian tidak langsungnya, seperti tidak bisa
beroperasinya perusahaan selama beberapa bulan sehingga menghentikan arus
kas. Akibat lainnya adalah macetnya pembayaran hutang kepada supplier dan
kreditor karena terhentinya arus kas yang akhirnya akan menurunkan kredibilitas
dan hubungan baik perusahaan dengan partner bisnis tersebut.
Resiko dapat diminimalisir dan bahkan dihindari melalui manajemen
Resiko. Peran dari manajemen Resiko diharapkan dapat mengantisipasi
lingkungan yang cepat berubah, mengembangkan corporate governance,
mengoptimalkan strategic management, mengamankan sumber daya dan asset
yang dimiliki organisasi, serta mengurangi reactive decision making dari
manajemen puncak. dari pernyataan diatas menimbulkan pertanyaan “bagaimana
melakukan manajemen Resiko yang baik dalam perusahaan?”

B. Rumusan Masalah
Adapun penulis dapat menyimpulkan beberapa rumusan masalah yang terkait
dengan Peran Manajemen Resiko Terhadap Perusahaan/Bisnis Ritel. sebagi
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Risiko ?
2. Seperti apakah Manajemen Risiko itu ?
3. Apa motivasi mengambil Risiko ?
4. Bagaimana cara mengatasi Risiko ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Risiko
Risiko adalah suatu kejadian atau peristiwa yang apabila terjadi dapat
menghambat pencapaian tujuan atau sasaran divisi atau perusahaan. Kejadian atau
peristiwa tersebut dapat disebabkan karena faktor internal maupun eksternal
perusahaan. Risiko dapat menimpa siapa saja dan apa saja, mulai dari direksi
sampai office boy, dari logistik sampai pemasaran, dari aset berwujud sampai aset
tidak berwujud. Aset informasi, reputasi, dan nama baik juga tidak terlepas dari
risiko.

Contoh kejadian atau peristiwa yang disebabkan karena faktor internal


perusahaan adalah rusaknya mesin produksi, terlambatnya proses pengiriman,
pemborosan sumber daya, dan lain sebagainya. Sedangkan contoh kejadian atau
peristiwa yang disebabkan karena faktor eksternal perusahaan (diantaranya)
adalah terkait dengan kompetisi global, kemajuan teknologi, regulasi pemerintah,
perubahan perilaku konsumen, kenaikan upah buruh, dan lain sebagainya.

Menurut ISO 31000:2009, risiko adalah pengaruh ketidakpastian terhadap


pencapaian sasaran atau target perusahaan. Pengaruh (the effect) didefinisikan
sebagai ketidaksesuaian (penyimpangan) terhadap sesuatu yang telah
diperkirakan, bisa positif dan atau negatif. Sedangkan ketidakpastian (uncertainty)
didefinisikan sebagai kurangnya informasi (baik informasi mengenai
kemungkinan kejadiannya maupun dampaknya) terkait dengan suatu peristiwa.

B. Motivasi Mengambil Risiko


Meskipun risiko cenderung memberikan dampak merugikan bagi perusahaan,
tetapi risiko ini pun tetap harus diambil oleh para pengusaha. Ada beberapa alasan
yang mendorong seseorang mau mengambil risiko ini. Motivasi mengambil risiko
dapat didasari keinginan mendapat tingkat keuntungan atau pengembalian yang
sepadan dengan pengorbanan yang dikeluarkannya terlebih dahulu. Ketika

3
seorang pengusaha melakukan kegiatan yang berisiko dengan motivasi
mendapatkan keuntungan, maka biasanya Ia akan mengkalkulasi besarnya risiko
yang dihadapi tersebut. Berdasarkan pada kalkulasi tersebut, Ia akan menetapkan
target keuntungan yang diinginkan.

Pada saat suatu perusahaan menetapkan sasaran strategisnya, naka tentu saja
bahwa dalam rangka mencapai sasaran tersebut perusahaan harus berani
mengambil risiko, karena pada dasarnya selalu terdapat trade off antara potensi
keuntungan (hasil) dengan risiko. Semakin tinggipotensi keuntungan yang
diharapkan akan diimbangi oleh potensi risiko yang semakin besar.

Selain itu, alasan seseorang mau mengambil risiko juga bisa karena faktor
keterpaksaan. Dalam hal ini, seseorang mengambil risiko karena kondisi yang
menyertainya sudah sangat mendesak. Kondisi yang mendesak ini membuat
seseorang jadi tidak terlalu menghiraukan risiko yang harus dihadapi. Kalau pun
Ia memahami risiko yang dihadapi, Ia juga tidak memiliki waktu untuk
mengkalkulasi besarnya risiko-risiko yang dihadapi tersebut.

C. Jenis-jenis Risiko Usaha


Dalam suatu kegiatan bisnis, risiko adalah hal yang tidak dapat dihindari.
Risiko memang merupakan hal yang wajar dalam kegiatan bisnis. Untuk itu,
penting untuk memahami apa itu risiko atau dan jenis-jenis risiko dalam bisnis.
Dengan mengetahui konsep risiko dalam bisnis, maka diharapkan kita dapat lebih
siap ketika melangkah menjalankan bisnis. Motivasi serta manajemen
pengambilan risiko pun dapat dipersiapkan dengan lebih baik.

1. Risiko Strategik
Dilihat dari namanya, sudah jelas bahwa risiko ini sangat erat
kaitannya dengan strategi. Dengan kata lain risiko ini dapat disimpulkan
sebagai risiko atau ketidakpastian yang diakibatkan dari kurang matangnya
strategi dalam menjalankan bisnis. Strategi sangat dibutuhkan dan
dipersiapkan secara matang dalam menjalankan sebuah bisnis. Strategi
juga perlu diterapkan ketika muncul kompetitor baru yang dapat
mengancam bisnis.

4
Dalam risiko ini terdapat beberapa contoh pertanyaan spesifik yang
dapat ditanyakan antara lain :
 Apakah bisnis ini sangat tergantung pada teknologi khusus yang
dapat dilampaui?
 Dapatkah orang bertahan tanpa produk / pelayanan kita?
 Apa yang akan terjadi jika sebuah kompetitor yang sangat kuat
memasuki pasar dan memulai perang harga?
 Adakah sebuah kesempatan yang dapat kita sediakan yang akan
menjadi terobosan, dan apakah kita mempunyai rencana untuk
menyesuaikannya?

Salah satu contoh yang dapat kita lihat misal pada kasus
produsen smartphone Nokia yang salah mengambil strategi bisnis. Nokia
dianggap gagal melihat peluang ketika mereka mengabaikan sistem
operasi Android besutan Google yang kala itu baru saja diluncurkan, dan
lebih memilih sistem operasi Windows Phone buatan Microsoft.
Sedangkan beberapa pesaingnya seperti Sony, HTC, dan Samsung
memilih android sebagai sistem operasi di smartphone buatannya.
Hasilnya, Nokia mengalami kerugian yang luar biasa dan kehilangan
pangsa pasar yang sangat besar.
Solusi yang dapat dilakukan dalam menanggapi risiko ini adalah
menyusun suatu strategi yang benar-benar matang. Salah satu langkah
yang bisa diambil adalah melakukan analisis SWOT untuk mengetahui
kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang mungkin muncul
dalam keberlangsungan bisnis.

2. Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan berarti risiko atau ketidakpastian yang
disebabkan karena ketidakpatuhan terhadap peraturan, regulasi atau
hukum yang ditetapkan pemerintah setempat secara tertulis maupun tidak
tertulis. Seperti kita ketahui, suatu daerah memiliki hak, wewenang, dan

5
kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undang. Risiko kepatuhan dalam berbisnis contohnya di suatu daerah
melarang kegiatan bisnis yang bertema dengan permainan
anak seperti playstation karena dapat menyebabkan anak malas belajar.
Selain itu misalnya daerah Aceh yang secara umum melarang perdagangan
minuman beralkohol, sehingga Aceh bukanlah lokasi yang strategis bagi
kita yang berbisnis dalam bidang tersebut. Jika kita tidak mematuhi aturan
tersebut, kita sendirilah yang akan merasakan kerugiannya, karena
dianggap melanggar hukum yang berlaku.
Dalam risiko ini maka akan menimbulkan beberapa pertanyaan,
misalnya antara lain :
 Bagaimana kita bisa yakin bahwa kita telah mematuhi setiap aturan
dan regulasi yang diterapkan pada bisnis kita?
 Bagaimana jika ada sebuah aturan yang tidak sengaja kita langgar,
dan kita harus membayar denda?
 Jika kita memperkerjakan lebih banyak karyawan, bukankah hal itu
akan menghadapkan kita kepada regulasi ketenagakerjaan terbaru?
 Bagaimana jika pemerintah memutuskan untuk meletakkan
larangan terbaru yang menyulitkan aktivitas bisnis utama kita?
Solusi yang dapat dilakukan adalah kita perlu memperhatikan
aturan-aturan yang berlaku. Pelajari aturan mana saja yang sekiranya dapat
bergesekan dengan bisnis kita. Dengan demikian, kita dapat meminimalisir
risiko yang mungkin muncul akibat aturan tersebut.

3. Risiko Operasional
Risiko operasional lebih mengarah pada sebuah kegagalan yang
sangat tidak diharapkan dan biasanya terjadi dalam kegiatan sehari-hari
dalam perusahaan. Hal itu dapat terjadi karena beberapa kegagalan teknis,
seperti server yang sudah error, perseorangan (karyawan) maupun proses
pada kegiatan operasional perusahaan Anda.

6
Dalam beberapa kasus, risiko operasional biasanya memiliki lebih
dari satu penyebab. Sebagai contoh, salah satu karyawan Anda yang
menulis jumlah salah dalam sebuah cek atau pembukuan keuangan
perusahaan. Angka yang ditulis seharusnya Rp10.000.000 (sepuluh juta
rupiah). Akan tetapi, tertulis sebesar Rp100.000.000 (seratus juta
rupiah). Maka hal itu akan dapat menyebabkan kerugian, terlebih jika hal
tersebut sering terjadi.
Dalam beberapa kasus lainnya, risiko operasional juga dapat
muncul dari kejadian yang terjadi di luar kendali seperti bencana alam,
kebakaran perusahaan, pemutusan daya atau masalah dengan website
hosting. Apapun yang dapat mengganggu operasi utama perusahaan maka
hal itu dikategorikan dalam risiko operasional.
Kejadian tersebut terlihat lebih kecil jika dibandingkan risiko
strategik yang dapat membawa dampak kerugian lebih besar yaitu
kebangkrutan. Namun, risiko operasional juga tetap dapat memiliki
dampak yang besar bagi perusahaan. Bukan hanya menimbulkan biaya
tambahan untuk perbaikan masalah. Namun, isu kegagalan operasional
juga dapat memengaruhi nilai pelanggan seperti pesanan pelanggan tidak
terkirim.
Di dalam risiko ini, terdapat beberapa pertanyaan yang akan
muncul, misalnya :

 Seberapa dapat diandalkan sistem dan teknologi kita? Seberapa


sering itu gagal?
 Apa yang akan terjadi jika kita kehilangan daya selama lebih dari
24 jam?
 Apakah kita memiliki kendali yang cukup pada aliran uang masuk
dan keluar perusahaan? Apakah cenderung dapat merugi baik dari
pemalsuan / scam atau dari kesalahan manusia?
 Apakah ada kemungkinan bencana alam dapat terjadi di lokasi
kita?

7
Risiko operasional dapat diminimalisir misalnya dengan
menggunakan SDM yang terlatih dan profesional, ataupun dengan
meningkatkan kualitas SDM yang sudah ada. Kita juga perlu melakukan
revitalisasi terhadap aspek-aspek yang berkaitan langsung dalam kegiatan
operasional perusahaan dalam jangka waktu tertentu, misalnya 3 bulan
sekali.

4. Risiko Finansial
Risiko ini dalam istilahnya sering juga dikaitkan dengan biaya
ekstra atau kerugian pemasukan perusahaan. Namun, kategori risiko
finansial biasanya lebih mengacu secara khusus terhadap arus masuk dan
keluar uang dalam perputaran bisnis. Risiko finansial lainnya adalah
mengenai utang. Memiliki utang yang banyak tentu juga meningkatkan
risiko finansial bagi perusahaan, khususnya jika kebanyakan utang yang
sedang dimiliki adalah utang jangka panjang dan akan jatuh tempo dalam
waktu dekat. Kemudian suku bunga tiba-tiba naik. Dimana seharusnya
cukup membayar 8% pinjaman, namun sekarang harus membayar 15%.
Tentu risiko finansial adalah risiko yang termasuk sulit untuk
dicegah, mengingat hal ini terjadi karena perubahan yang tidak dapat Anda
duga sebelumnya. Tentu akan lebih baik jika sistem jual beli dilakukan
dengan ketentuan yang lebih aman, contohnya penjualan dengan kredit
sebaiknya diamankan dengan jaminan dari pelanggan. Jika
memungkinkan, sebaiknya perusahaan tidak mengambil utang, cukup
dengan menjual beberapa saham jika ingin mengembangkan bisnisnya dan
jika transaksinya sudah ke dalam skala internasional tentu sebaiknya
diperhitungkan terlebih dahulu sebelum melakukan persetujuan karena
tentu harga produk akan berubah sewaktu-waktu.
Di dalam risiko ini, terdapat beberapa pertanyaan yang akan
muncul, misalnya :
 Bagaimana jika klien terbesar kita bangkrut dan tidak dapat
membayar tagihan terakhirnya?

8
 Apakah kita memiliki hutang yang tinggi? Seberapa banyak hutang
tersebut dalam nilai variabel?
 Bagaimana jika nilai bunga pinjaman kita meningkat secara
dramatis? Apakah kita dapat tetap membayar?
 Seberapa banyak hutang klien kepada kita, dan apa yang akan
terjadi jika banyak dari mereka yang terlambat membayar?

5. Risiko Reputasional
Reputasi dapat dibilang sebagai nama baik perusahaan. Jika nama
baik perusahaan hancur atau reputasinya buruk tentu hal tersebut akan
menyebabkan kerugian yaitu ketidakpercayaan pelanggan terhadap bisnis.
Jika reputasi perusahaan rusak, Anda akan melihat kerugian dalam waktu
singkat, seperti klien yang tentu akan mulai ragu berbisnis dengan kita.
Lalu pekerja yang bekerja di perusahaan kita akan menurun moralnya
bahkan akan memutuskan untuk pergi meninggalkan perusahaan. Anda
akan kesulitan untuk mencari pekerja dan pelanggan pengganti yang bagus
karena calon kandidat sudah mendengar reputasi perusahaan yang jelek
dan tidak ingin bergabung karena ketakutan mereka. Pemasok juga mulai
tidak menawarkan produk dan jasanya kepada kita.
Risiko reputasional juga terjadi karena sesuatu yang tidak terduga,
maka sebaiknya untuk menghindari risiko tersebut, kita harus menjaga
semua karyawan agar selalu berlaku baik di dalam maupun di luar
perusahaan. Jaga selalu kualitas produk dan pelayanan prima. Jangan
mudah tergiur dengan sesuatu yang terkesan instan dan meragukan. Tetap
loyal terhadap produk dan mutu yang kita berikan kepada pelanggan.
Dalam risiko ini, maka akan muncul beberapa pertanyaan di dalam
benak kita, misalnya :
 Apa yang akan terjadi jika kita mendapat review negatif dari
sebuah majalah atau website yang sangat berpengaruh?
 Bagaimana jika salah satu karyawan kunci kita terlibat dalam
skandal?

9
 Apakah kita memiliki cara efektif dalam menaikkan sentimen
publik? Apakah kita memiliki humas atau staf lain yang mampu
menangani krisis?
 Bagaimana bisnis kita akan dipengaruhi kumpulan review jelek
atau komentar negatif pada media sosial?
D. Cara Mengatasi Risiko Dalam Bisnis
Pada dasarnya rencana untuk mengatasi risiko bisnis adalah reaksi kita
dalam menghadapi risiko bisnis yang muncul. Berikut adalah beberapa cara
mengatasi risiko bisnis yang mungkin terjadi :
1. Menulis rencana bisnis (business plan)
Proses membuat dan menyusun rencana bisnis merupakan langkah
pertama yang harus dilakukan dengan tujuan untuk menilai, mengevaluasi
dan merencanakan risiko pada saat menjalankan bisnis dari berbagai sudut
padang termasuk dari segi operasional, keuangan atau pemasaran.
2. Membuat perencanaan manajemen risiko
Rencana manajemen risiko harus di buat secara terpisah dari rencana
bisnis yang ada. perencanaan manajemen risiko harus mencantumkan
langkah-langkah, prosedur serta cara untuk mengatasi resiko ketika risiko
untuk muncul. Misalkan saja bisnis kita merupakan bisnis yang
memproduksi barang yang mudah rusak maka kita harus memiliki
persiapan bagaimana kita meminimalkan risiko yang terkait dengan
pendistribusian barang agar tidak mudah rusak.
3. Mengikuti rencana yang telah dibuat
Ketika kita telah membuat dan mengembangkan rencana dalam bisnis,
maka langkah selanjutnya adalah menguraikan semua aspek operasional
termasuk pemasaran dan proyeksi pendapatan. Walaupun kita bisa
mengalami perbedaan antara realita dan rencana pada saat menjalankan
bisnis, tapi dengan rencana tersebut kita dapat mengelola potensi risiko
yang mungkin terjadi dalam bisnis. Dengan mengikut segala rencana yang
telah dibuat maka kita dapat mengevaluasi kembali rencana tersebut untuk
mengetahui efektivitasnya. Dengan rencana bisnis yang fleksibel dan

10
efisien dapat membantu untuk mengatasi resiko yang mungkin timbul
ketika menjalankan bisnis.
4. Melatih karyawan
Salah satu cara mengatasi resiko bisnis yang efektif adalah dengan
melatih karyawan untuk menangani segala resiko yang mungkin terjadi.
Hal ini dapat membantu untuk menghindari dampak negatif yang timbul
dari resiko yang mungkin muncul.
5. Selalu memperbarui strategi penanganan risiko
Sebaik-baiknya perencanaan resiko pasti memiliki kemungkinan atau
peluang untuk mengalami kegagalan untuk mengatasi resiko. Oleh sebab
itu kita harus bereaksi dan beradaptasi dengan meletakkan rencana dan
prosedur jika terjadi resiko yang sama. Untuk itu kita harus meluangkan
waktu untuk menganalisis pasar dan menentukan target pasar. Kita juga
harus memantau aktivitas bisnis yang sedang dijalankan dan mencoba
menganalisa bagian bisnis yang mungkin mengalami resiko. Hal ini
termasuk pemantauan terhadap pesaing, perubahan tren pasar, penipuan
pelanggan atau konsumen. Dengan menemukan berbagai risiko tersebut
maka dapat mengembangkan prosedur kontrol. Dengan
mengidentifikasasi potensi risiko maka dapat membantu kita untuk
mengatasi risiko usaha.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kondisi yang penuh ketidak pastian dan ketatnya persaingan usaha,
Anda tidak mungkin menghindari risiko. Salah satu cara yang efektif dan efesien
dalam menghadapi risiko adalah dengan negenali jenis-jenis risiko itu sendiri.
1. Di dalam berwira usaha kita harus memperhatikan faktor-faktor yang
menyebabkan munculnya risiko usaha
2. Seorang wirausaha perlu mengindentifikasi risiko agar meminimalkan
dampak yang terjadi nantinya misalnya metode Analisa Dari Pengalaman
dan Metode Pengamatan dan Survei
. B. Saran
Berdasarkan kesimpulan mengambil resiko usaha di atas tersebut diatas, maka
dapat di sarangkan senbagai berikut.
1. Tentukan tujuan dan sasaran (visi dan misi) Anda ketika menghadapi suatu
permasalahan.
2. Carilah kemungkinan adanya alternatif lain dari risiko yang akan terjadi.
3. Pikiran risiko lain yang bisa muncul berdasarkan tabel perbadingan sebab
akibat.
4. Kumpulkan semua informasi yang bisa Anda peroleh sebagai bahan
pertimbangan.
5. Tanya terlebih dahulu kepada pakar atau ahli tentang hal ini sebelum
mengambil keputusan.
6. Putuskan dan yakinlah bahwa Anda telah menyusun rencana Anda dengan
sangat baik.

12
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Utami, Novia Widya . 2020. “Jenis-jenis Risiko Bisnis dan Solusinya”,


http://jurnal.id/id/blog/jenis-risiko-bisnis-dan-solusinya/, diakses pada 3
Maret 2020

Xendit. 2019. “Mengenal 4 Jenis Risiko Bisnis dan Solusi yang Bisa Anda
Ambil”, http://blog.xendit.co/id/mengenal-4-jenis-risiko-bisnis-dan-solusi-
yang-bisa-anda-ambil/, diakses pada 3 Maret 2020

Hery. 2019. Manajemen Risiko Bisnis. Jakarta: Grasindo.

13

Anda mungkin juga menyukai