Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Identitas Buku Utama


 Judul Buku : Ekonomi Manajerial dengan Pendekatan Matematis
 Penulis : Prof. DR. H. Aulia Tasman, SE, MSc.
Prof. DR. H. M. Havidz Aima, M.S.
 Penerbit : PT Rajagrafindo Persada
 Tahun Cetak : I, Januari 2013 II, Mei 2013
 Tebal : 268 halaman

1.2 Identitas Buku Pembanding I


 Judul buku : Ekonomi Manajerial
 Nama Penulis : ElisabetSiahaan
 Nama Penerbit : USU Press, 2014
 Tahun Cetak : 2014
 Ukuran : 15,5 x 23cm; cvii + 239 Halaman
 ISBN : 979-458-620-X

1.3 Identitas Buku Pembanding II


 Judul buku : Ekoomi Manajerial dalam Perekonomian Global
 Nama Penulis : Dominic Salvatore
 Nama Penerbit : Salemba Empat
 Tahun Cetak : 2005
 Ukuran : 26 cm ; xvii + 427 Halaman
 ISBN : 979 – 691 -258 – 9

[1]
1.4 Rigkasan Buku

BAB I

PENDAHULUAN

(Ekonomi Manajerial dengan Pendekatan Matematis, Prof. DR. H. Aulia Tasman,


SE, MSc. dan Prof. DR. H. M. Havidz Aima, M.S.)

1.1. Pengertian Ekonomi Manajerial


Ekonomi Manajerial dapat dipergunakan untuk ˸
a. Mengidentifikasi cara – cara untuk secara efisien mencapai, pada
dasarnya, setiap sasaran perusahaan.
b. Mengidentifikasi strategi penetapan harga dan produksi yang akan
membantu memenuhi tujuan jangka pendek secara efektif.
c. Memiliki aplikasi preskriptif diluar sector laba dari sebuah perekonomian.
d. Dapat menetapkan alokasi yang optimal dari sumber daya yang digunakan
dalam kegiatan operasional perusahaan secara efisien.
e. Dapat digunakan untuk menentukan “penyakit – penyakit” perusahaan.

Ekonomi manajerial juga relevan bagi manajemen organisasi nirlaba


nonbisnis,seperti instansi pemerintah, koperasi, sekolah, rumah sakit, dan
sebagainya. Sama dengan relevansinya bagi bisnis yang berorientasi pada laba.

1. Fungsi ˸ Menyediakan pengetahuan umum bagi manajer dalam bidang


teori ekonomi, pengetahuan keputusan manajemen, dan kajian administrasi
bisnis lainnya.
2. Definisi ˸ Manajerial ekonomi adalah aplikasi dari teori ekonomi dan
pengetahuan alat analisis untuk menerangkan bagaimana organisasi
(orientasi profut atau nonprofit) dapat mencapai tugas atau tujuan secara
paling efisien.

Manajerial sampai kepada keptusan melalui beberapa tahap ˸

 Identifikasi permasalahan atau keputusan yang akan dibuat.


 Pernyataan solusi alternative terhadap permasalahan.

[2]
 Pilihan terhadap solusi terbaik yang konsisten dengan tujuan perusahaan.

Ekonomi manajerial menerapkan teori dan metode ekoomi dalam bisnis dan
pengambilan keputusan administrative, karena menggunakan alat – alat, dan
teknis analisis ekonomi untuk memecahkan masalah manajerial. Pada sisi lain,
ekonomi manajerial menjelaskan aturan main dalam penetapan harga dan output
yang harus dicapai agar tercapai output yang optimal ( artinya biaya minimum dan
keuntungan tertinggi) agar perusahaan mencapai tujuan pertumbuhannya.

Dengan demikian, keputusan manajerial berlandaskan dua hal yaitu ˸


pertama, teori ekonomi (kerangka teori pengambilan keputusan), kedua, alat dan
teknik analisis untuk memecahkan masalah – masalah ekonomi manajerial
sehingga diperoleh solusi optimal. Peribahasa megatakan bahwa “if you have
choise, choose the best, and if you do not have choise do the best”, jika banyak
pilihan, pilih yang terbaik, dan jika tidak ada pilihan kerjakan yang terbaik.
Artinya ketika tidak ada pilihan, masih ada pilihan tentang cara melakukan atau
mengerjakan sesuatu dengan cara yang terbaik.

1.2. Perusahaan dan Lingkungannya


a. Pengertian perusahaan

Suatu perusahaan adalah organisasi yang mengombinasikan sumber daya


(factor produksi) untuk tujuan menghasilkan barang/ jasa untuk dijual. Tujuan
utama suatu perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai suatu
perusahaan. Model dasar dari perusahaan bisnis diturunkan dari apa yang disebut
teori perusahaan.

Kebanyakan keputusan manajerial dibuat berdasarkan batasan yang


dikenakan oleh teknologi, kelangkaan sumber daya, kewajiban kontrak dan
batasan – batasan pemerintahan. Untuk mengambil keputusan yang
memaksimumkan nilai, para manajer harus mempertimbangkan baik implikasi
jangka pendek maupun jangka panjang serta bagaimana berbagai batasan
eksternal tersebut memengaruhi kemampuan mereka untuk mencapai tujuan
organisasi.

[3]
b. Perusahaan dan Lingkungan

Dalam mengetahui perusahaan dan lingkungannya, terdapat empat aspek


kajian, yaitu ˸

1. Permintaan

Dalam analisis ekonomi “permintaan – demand” digunakan untuk


menentukan berbagai jumlah barang dan jasa yang diminta oleh konsumen (single
consumer atau group consumers), yang ingin dan mampu dibeli pada berbagai
tingkat harga.

Antara jumlah barang/jasa yang dibeli dengan harga barang tersebut


merupakan sebuah fungsi hubungan yang akan diambil keputusannya oleh
pembeli.

Fungsi Permintaan

Fungsi permintaan (demand function) adalah persamaan yang


menunjukkan hubungan antara jumlah permintaan akan sesuatu barang dengan
semua faktor – faktor yang mempengaruhinya.

Qx = f (Px’Ps’Pk’Y,S,Pdd,H)

Dimana ˸ Qx ˸ Jumlah barang X yang diminta

Px’ ˸ Harga barang X

Ps’ ˸ Harga barang substitusi

Pk’ ˸ Harga barang komplementer

M ˸ Jumlah pendapatan

Pdd ˸ Jumlah penduduk

Hr ˸ Harapan masa datang

[4]
2. Penawaran

Dalam ilmu ekonomi “penawaran - supply” digunakan untuk menentukan


berbagai jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen (single producer
atau grup producers atau penawar), yang ingin menjual produk/jasanya pada
berbagai tingkat harga.

Fungsi Penawaran

Fungsi penawaran (supply function) adalahpersamaan yang menunjukkan


hubungan antara jumlah penawaran akan sesuatu barang dan jasa dengan semua
faktor – faktor yang memengaruhinya.

3. Mekanisme Harga di Pasar

Dalam ilmu ekonomi Pasar diartikan tidak harus dikaitkan dengan suatu
tempat yang dinamakan pasar dalam pengertian sehari – hari. Wujud fisik pasar
boleh tidak ada atau tidak kelihatan. Suatu pasar dalam ilmu ekonomi adalah
dimana saja terjadi transaksi (antara penjual dan pembeli) mengenai harga
transaksi dan volume transaksi bagi barang/jasa tersebut.

Dalam menganalisis suatu pasar, ahli ekonomi tidak membayangkan suatu


tempat terjadinya transaksi, tetapi melihatnya secara lebih konseptual (atau
abstrak), selalu membayangkan bahwa suatu passar adalah pertemuan antara
kurva permintaan dan kurva penawaran.

4. Keseimbangan Pasar

Transaksi pasar terjadi apabila kedua belah pihak di pasar telah mencapai suatu
persetujuan mengenai tingkat harga dan volume dari transaksi tersebut. Secara
grafis, persetujuan ini tercapai apabila kurva permintaan berpotongan dengan
kurva penawaran, persetujuan ini tercapai apabila kurva permintaan berpotongan
dengan kurva penawaran, sebab hanya pada posisi inilah apa yang dikehendaki
oleh pembeli persis sama dengan apa yang dikehendaki oleh penjual.

[5]
[6]
BAB I

KONSEP EKONOMI MANAJERIAL

(Ekonomi Manajerial, Elisabeth Siahaan, USU Press)

A. Pengertian Dan Konsep Ekonomi Manajerial

Menurut Mc Connel (1993) “Ekonomi manajerial adalah alat analisis yang


sangat berguna bagi manajer dalam pengambilan keputusan bisnis. Sesuai dengan
namanya, ekonomi manajerial merupakan hibrid dari ilmu ekonomi dan ilmu
manajemen. Ilmu ekonomi adalah studi tentang perilaku manusia dalam
memproduksi, mendistribusi dan mengkonsumsi barang dan jasa,sedangkan
sumber daya yang tersedia untuk mewujudkannya”.

A. Pelaku Ekonomi
1. Masyarakat
a. Masyarakat sebagai produsen

Masyarakat sebagai produsen adalah anggota kelompok dengan penghasilan


pendapatan dari menjual produksi produk barang atau jasa, seperti berdagang,
membuat kerajinan, hewan ternak, dll.

b. Masyarakat sebagai distributor

Peran ini dapat terwujud jika masyarakat menjadi penyalur bahan produks
konsumen ke konsumen.

c. Masyarakat keluarga sebagai konsumen

Setiap kelompok masyarakat tentu membutuhkan barang dan jasa untuk


kelangsungan usaha dan hidupnya. Hal ini menjadikan sebagai konsumen dari
produsen lain. Masyarakat adalah pengguna produk-produk umum, seperti jalan
raya, sekolah, dll. Jika masyarakat tidak memiliki penghasilan, atau hanya
berperan sebagai konsumen saja, maka mereka disebut pengangguran.
Kebanyakan pengangguran merupakan status ekonomi sangat rendah. Sehingga
diperlukan bagi kita untuk produktif, tidak sebatas mengkonsumsi saja.

[7]
2. Perusahaan

Perusahaan adalah suatu badan usaha yang menjalankan suatu kegiatan yang
menghasilkan produk dan jasa yang bertujuan memperoleh keuntungan.
Perusahaan sering dikaitkan dengan rumah tangga, Tetapi banyak perbedaan
didalamnya, yaitu dari segi tujuannya. Tujuan utama Rumah tangga keluarga
adalah memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan tujuan utama perusahaan
adalah mmperoleh keuntungan. Peran perusahaan dalam kegiatan ekonomi adalah
sebagai berikut :

a. Perusahaan sebagai produsen

Peran utama perusahaan untuk produksi dengan menghasilkan keuntungan.


Tentu saja perusahaan berperan sebagai produsen.

b. Perusahaan sebagai distributor

Peran utama perusahaan adalah mengalami kerugian, sehingga mereka harus


berperan sebagai distributor agar produknya sampai ke konsumen. Pada umumnya
kegiatan distribusi yang dilakukan adalah :

 Membuka cabang perusahaan


 Membuat kegiatan dan promosi
 Mengadakan kegiatan perdagangan
 Memiliki armada angkatan

3. Pemerintahan

Pemerintah adalah lembaga kepemerintahan yang tugasnya untuk


memperhatikan kegiatan perekonomian tetap berjalan. Peran pemerintah dalam
kegiatan perekonomian adalah :

a. Pemerintah sebagai produsen

Pemerintah terlibat dalam peran untuk mewujudkan sebesar-besarnya


kemakmuran rakyat Indonesia. Menurut UUD 1945 pasal 33 ayat 2 "Cabang-
cabang yang penting bagi negara dan menguasai hidup orang banyak dikuasai

[8]
oleh negara. Sedangkan pelaksanaannya sebagai produsen diwujudkan hampir
dalam seluruh bidang perekonomian. Sebagai pelaksana kegiatan produksi
pemerintah membuat Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

b. Pemerintah sebagai distributor

Peran pemerintah sebagai distributor berfungsi untuk sebesar-besarnya


mensejahterakan rakyat. Pada umumnya, peran pemerintah sebagai distributor
adalah penyaluran sesuatu dari yang berlebihan kepada yang kekurangan agar
terwujudnya kesejahteraan secara merata.

c. Pemerintah sebagai konsumen

Dalam pemenuhan kebutuhan untuk menjalankan tugasnya, pemerintah


membutuhkan dana yang akan digunakan. Kata pemenuhan kebutuhan yang
dikatakan pemerintah adalah konsumen. Contohnya adalah untuk membeli
peralatan. Kegiatan konsumsi pemerintah memiliki tujuan dalam meningkatkan
kesejahteraan rakyat, dan membangun sarana prasarana negara.

B. Ekonomi Manajerial Dalam Perusahaan

Setiap manajer pasti menghadapi masalah-masalah manajerial dalam kegiatan


bisnis sehari-hari, Masalah timbul ketika terhadap kesenjangan antara kondisi
empiris (di lapangan) dengan apa yang diinginkan oleh manajer. Dengan ekonomi
manajerial, masalah tersebut akan dapat diminimisasikan oleh para manajerial
untuk mempengaruhi kinerja dan perilaku manajerial ekonomi. Manajerial
memanfaatkan sejumlah analisis seperti Metode kuantitif, Statis/ekonometri,
Konsep manajemen strategis, serta analisis keuangan. Ekonomi manajerial dapat
menggabungkan :

1. Ilmu ekonomi
a. Mikro ekonomi

Mikro ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku ekonomis secara
individual sebagai unit pengambil keputusan, seperti konsumen individu, pemilik
sumberdaya, dan perusahaan bisnis, didalam sistem perdagangan bebas.

[9]
b. Makro ekonomi

Makro ekonomi adalah ilmu yang membahas tentang output, pendapatan,


pekerjaan, konsumsi, investasi, dan harga secara total atau agregat di
perekonomian dilihat secara keseluruhan.

2. Ilmu keputusan

Ilmu keputusan terdiri dari perangkat matematika ekonomi dan ekonometri


(statistika) untuk membentuk dan mengestimasi model keputusan yang ditujukan
untuk menentukan prilaku optimum perusahaan yaitu mencapai tujuannya dengan
cara yang paling efisien. Matematika ekonomi juga dapat digunakan untuk
menggambarkan dalam bentuk persamaan model ekonomi dalam teori ekonomi.
Dan Ekonometri kemudian menerapkan peralatan stastistik (terutama analisis
regresi) pada data dunia nyata untuk mengestimasi model yang dikemukakan oleh
teori ekonomi dan digunakan untuk peramalan(forecasting). Tugas utama manajer
adalah membuat keputusan yang mampu meningkatkan performasi organisasi
(bisnis).

BAB II

OPTIMASI EKONOMI

(Ekonomi Manajerial dengan Pendekatan Matematis, Prof. DR. H. Aulia Tasman,


SE, MSc. dan Prof. DR. H. M. Havidz Aima, M.S.)

2.1 Memaksimumkan Nilai Perusahaan

Tujuan utama manajemen dalam pengelolaaan unit usaha menurut


ekonomi manajerial adalah memaksimumkan keuntungan yang diperoleh,
melainkan bagaiman memperbesar nilai perusahaan secara berkesinambungan.
Tujuan jangka pendek perusahaan dapat saja memaksimumkan keuntungan yang
diperoleh, melainkan bagaimana memperbesar nilai perusahaan dapat saja
memaksimumkan keuntungan namun dalam jangka panjang banyak pertimbangan
yang harus diambil oleh perusahaan agar konsumen tetap setia pada produk yang
ditawarkan.

[10]
Teori perusahaan menyatakan bahwa para manajer memaksimumkan nilai
perusahaan dengan dikenakan batassan – batasan sumber daya,
teknologi,masyarakat, dan lainnya. Proses keputusan, baik berkaitan dengan
masalah optimasi yang sepenuhnya terintegrasi maupun optimasi parsial, terjadi
dalam dua langkah. Pertama, hubungan ekonomi harus diekspresikan dalam
bentuk yang sesuai untuk dianalisis. Pada umumnya, hal ini berarti
mengekspresikan masalah dalam bentuk analisis. Kedua,berbagai teknik
diterapkan untuk mengevaluasi alternative dan menetapkan pemecahan yang
optimal untuk masalah yang ada tersebut.

2.2 Metode Penyajian Hubungan Ekonomi

Dalam ilmu ekonomi, metode penyajian hubungan – hubungan ekonomi


dilakukan tiga cara ˸ dalam bentuk table, grafik, dan persamaan matematis. Table
dan grafik hanya mungkin memadai untuk menggambarkan hubungan ekonomi
yang sederhana, namun jika hubungannya kompleks, maka kedua bentuk
penyajian ini tidak dapat digunakan, sehingga alternative ekonom menggunakan
model persamaan matematis sehingga dapat digunakan alat analisis matematis dan
simulasi computer dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

2.3 Kaidah Penurunan Fungsi

Mendapatkan turunan dari suatu fungsi bukanlah merupakan pekerjaan yang sulit.
Kaidah – kaidah dasar untuk derivasi akan diilustrasikan dalam beberapa contoh
berikut ˸

 Kaidah Konstanta, turunan dari sebuah konstanta selalu nol, oleh karena
itu jika Y = konstanta ˸ Misal Y= 50, makaa ˸

dy
=0
dx

 Kaidah Pangkat, jika suatu fungsi adalah fngsi pangkat seperti berikut ˸

Y = aXb

[11]
Contoh jika fungsi adalah ˸

dy
=4 .3 X ❑3−1=12 X ❑2
dx

 Kaidah Penjumlahan dan Selisih, notasi ini akan digunakan untuk


menujukan sejumlah aturan diferensiasi (derivative).

 Kaidah Perkalian

 Kaidah Pembagian

 Kaidah Parsial, jika suatu fungsi mempunyai nilai variable independennya


lebih dari satu maka akan terdapat turunan parsial sebanyak jumlah
variable independennya.

 Optimasi Terkendala, dapat dipecahkan dengan menggunakan berbagai


cara. Dalam beberapa kasus, jika persamaan kendala tidak terlampau
rumit, maka persamaan ini dengan mensubsitusikan variable dimasuk ke
dalam fungsi tujuan, apakah perusahaan bertumpuan untk
memaksimumkan atau meminimumkan.

 Optimasi Terkendala dengan Metode Lagrange, bila persamaan cukup


rumit atau tidak dapat dipecahkan dengan menggunakan satu variable
keputusan sebagai fungsi eksplisit variable lain, teknik subtitusi untuk
memecahkan masalah optimalisasi terkendala kadang kala tidak mungkin
dipechkan, dalam kasus demikian, permasalahan dapat dipecahkan
menggunakan metode pengali Lagrange.

BAB 2

OPTIMASI

(Ekonomi Manajerial, Elisabeth Siahaan, USU Press)

A. Optimasi

[12]
Metode Dalam Menggambarkan Hubungan Ekonomi Hubungan Ekonomi
dapat digambarkan dalam bentuk persamaan, tabel, atau grafik. Bila hubungannya
sederhana, tabel atau grafik dapat mencukupi, namun bila hubungannya rumit,
menggambarkan hubungan ekonomi dalam bentuk persamaan mungkin
diperlukan. Menggambarkan hubungan ekonomi dalam bentuk persamaan juga
berguna, karena bisa menggunakan teknik yang kuat dari kalkulus diferensial
dalam menentukan solusi optimal dari suatu masalah.

B. Analisis Optimasi

Analisis optimasi dapat mudah dijelaskan dengan mempelajari proses


perusahaan dalam menentukan tingkat output. yang mana memaksimalkan laba
total, dengan mempergunakan kurva penerimaan total dan biaya total dari bab
yang menentukan tahap analisis marjinal berikutnya yang merupakan perhatian
utama kita.

C. Kalkulus Diferensial: Turunan Dan Aturan Diferensiasi

Analisis optimisasi dapat dilakukan lebih efisien dan tepat, dengan kalkulus
diferensiasi yang didasarkan pada konsep turunan.

1. Konsep Turunan

Sangat berhubungan erat dengan konsep marjinal. Sebagai contoh, bila


keluaran naik dari 2 menjadi 3 unit, penerimaan total meningkat dari $ 160
menjadi $ 210.

Rumus

MR = TR

Nilai ini merupakan kemiringan dari busur BC pada kurva penerimaan total.
Namun demikian, bila jumlahnyasangat kecil (bila ΔQ diasumsikan memiliki nilaiQ diasumsikan memiliki nilai
yang lebih kecil dan bahkan mendekati nol)

2. Aturan aturan Diferensiasi

[13]
Diferensiasi adalah proses menentukan turunan suatu fungsi, yang
menentukan perubahan y untuk perubahan X, pada saat perubahan X mendekati
nol. Aturan untuk fungsi konstan (Constant Function Rule). Turunan dari fungsi
konstan Y = F(X) = a, adalah nol untuk semua nilai a (konstantanya). Jadi untuk
fungsi,sebagai contoh: Y = F(X) = a

D. Optimasi Dengan Kalkulus

Dalam hal ini menentukan atau membedakan antara maksimum dan minimum

1. Menentukan Maksimum atau minimum dengan kalkulus

Optimasasi sering kali diperlukan untuk menemukan nilai maksimum atau


minimum suatu fungsi, misalnya suatu perusahaan memaksimumkan penerimaan
tetapi miminimumkan biaya produksi. Untuk suatu fungsi agar mencapai
maksimum atau minimum, turunan dari fungsi tersebut harus nol. Secara
geometris hal ini berhubungan dengan titik dimana kurvanya mempunyai
kemiringan nol.

2. Membedakan antara maksimum dan minimum: Turunan Kedua

Turunan kedua adalah turunan dan diperoleh dari penerapan kembali aturan
turunan (pertama) dari diferensial, contoh :

Y = x³

dy/dx = 3x²

Dengan cara yang sama, untuk TR = 100Qm- 10 Q²

D(TR)/dQ = 100m- 20Q

d²(TR)/dQ² = – 20Q

E. Optimasi Multivariat

Multivariat adalah proses menentukan titik maksimum atau minimum suatu


fungsi yang mempunyai lebih dari dua variabel, diantaranya turunan
diferensial.Turunan Parsial, Turunan parsial dipergunakan sebagai pengukur dari

[14]
dampak variabel terikat, misalkan laba total yang diakibatkan karena perubahan
kuantitas setiap variabel secara individu, misalkan jumlah komoditas x dan y yang
dijual, dan yang dianalisis secara terpisah.

Turuna parsial dari variabel terikat atau variabel disisi sebelah kiri tanda sama
dengan setiap variabel bebas atau variabel disebelah kanan tanda sama dengan
diperoleh dengan aturan diferensial, kecuali bahwa semua variabel bebas selain
variabel yang dicari turunan parsialnya dianggap tetap.Memaksimalkan Fungsi
dengan Banyak Variabel.

F. Optimasi Terkendala

Optimasi terkendala, yaitu maksimisasi atau minimisasi fungsi tujuan dengan


beberapa kendala, sehingga mengurangi kebebasan dari perusahaan untuk
pencapaian optimisasi tanpa terkendala. Optimisasi terkendala dapat dipecahkan
dengan substitusi atau dengan metode pengali lagrange.

1. Optimasi terkendala dengan substitusi

Masalah optimasi terkendala dapat dipecahkan mula-mula dengan


memecahkan persamaan kendala, untuk satu dari variabel keputusan, dan
kemudian mensubtitusikan nilai variabel ini dalam fungsi tujuan yang dicari
perusahaan untuk dimaksimumkan atau diminimumkan. Prosedur ini mengubah
masalah optimisasi terkendala menjadi masalah optimisasi tanpa kendala.

2. Optimisasi terkendala dengan metode pengali lagrange

Metode ini dipergunakan apabila dengan mempergunakan satu variabel


keputusan sebagai fungsi eksplisit variabel yang lain, teknik substitusi untuk
memecahkan masalah optimisasi terkendala dapat menyulitkan. Sehingga dapat
mempergunakan metode pengali lagrange. Tahap pertama dalam metode ini
adalah membentuk fungsi lagrange, yang ditunjukkan oleh fungsi tujuan awal
yang berusaha dimaksimumkan atau diminimumkan oleh perusahaan, ditambah
dengan ….. yang biasadi gunakan untuk mengali lagrange, dikali fungsi tujuan
yang dibuat sama dengan nol, yaitu x + y – 12 sama dengan nol dan memperoleh
x + y – 12 = 0.

[15]
G. Peralatan Manajemen Baru Untuk Optimasi

Peralatan yang paling penting adlah perbandingan, manajemen mutu terpadu,


rekayasa ulang dan organisasi pembelajar, bagaimana peralatan tersebut
berhubungan dengan area fungsional tradisional dan ekonomi manajerial.

1. Perbandingan(Benchmarking)

Perbandingan berarti menemukan dengan cara terbuka dan jujur, bagaimana


perusahaan lain dapat mengerjakan sesuatu dengan lebih baik, lebih murah,
sehingga perusahaan lain bisa meniru dan memperbaiki cara yang lebih baik dan
efisien.

2. Manajemen Mutu Terpadu

Usaha ini untuk memperbaiki kualitas produk dan proses oreusahaan


sedemikian rupa, sehingga secara konsisten memberikan nilai kepuasan yang
mungkin meningkat kepada pelanggan. Untuk membuat produk lebih murah,
cepat, lebih baik harus melibatkan tim pekerja dan perbandingan. Dalam bentuk
yang lebih luas, TQM menerapkan metode perbaikan kualitas pada semua proses
perusahaan dari produksi sampai ke pelayanan pelanggan, penjualan, dan
pemasaran bahkan keuangan. Berbagai Peralatan Manajemen yang lain.

3. Perluasan Pembatasan (bredbanding)

Menghapus berbagai tingkat gaji yang terlalu banyak untuk mendorong


perpindahan antar pekerjaan didalam peusahaan, untuk meningkatkan fleksibilitas
tenaga kerja dan menurunkan biaya.

4. Model Bisnis Langsung

Perusahaan berhubungan langsung dengan konsumen, menghilangkan waktu


dan biaya distribusi dari pihak ketiga.

5. Membuat Jaringan Kerja

Pembentukan aliansi strategis temporer agar setiap perusahaan dapat


mengembangkan kemampuan terbaiknya.

[16]
H. Hubungan Penerimaan

Hubungan Antara Nilai Total, Rata-Rata, dan Marginal sangat berguna dalam
analisis optimisasi. Hubungan Marginal adalah perubahan variable dependen dari
suatu fungsi yang disebabkan oleh perubahan salah satu variable independen
sebesar satu unit.

Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan nilai dari variabel-variabel
independen yang bisa mengoptimalkan fungsi tujuan dari para pembuat
keputusan..

I. Hubungan Biaya dan Keuntungan

Biaya atau ongkos pengertian secara ekonomis merupakan beban yang harus
dibayar produsen untuk menghasilkan barang dan jasa sampai barang tersebut
siap untuk dikonsumsi. Biaya merupakan fungsi dari jumlah produksi, dengan
notasi C = f(Q).

C = biaya total

Q = jumlah produksi.

Fungsi biaya merupakan hubungan antara biaya dengan jumlah produksi yang
dihasilkan, fungsi biaya dapat digambarkan ke dalam kurva dan kurva biaya
menggambarkan titik-titik kemungkinan bsarnya biaya di berbagai tingkat
produksi. Dalam membicarakan biaya ada beberapa macam biaya, yaitu:

a. Biaya Total ( Total Cost = TC = C)


b. Biaya Variabel (Variable Cost = VC)
c. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)
d. Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost = AC)
e. Biaya Variabel Rata Rata ( Average Variable Cost = AVC)
f. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC)
g. Biaya Marginal

Rumus:

[17]
1. C = AC x Q atau C = FC + VC
2. FC = AFC X Q
3. VC = AVC X Q

Dalam menganalisa biaya umumnya tidak terlepas dari analisa penerimaan


atau revenue atau total revenue. Pengertian revenue atau penerimaan adalah
seluruh pendapatan yang diterima dari hasil penjualan barang pada tingkat harga
tertentu.

BAB III

TEORI PERILAKU KONSUMEN

(Ekonomi Manajerial dengan Pendekatan Matematis, Prof. DR. H. Aulia


Tasman, SE, MSc.dan Prof. DR. H. M. Havidz Aima, M.S.)

Berkaitan dengan konsep perilaku konsumen, perlu dipahami beberapa hal


sebagai berikut . Tujuan utama dalam mengonsumsi suatu produk yang dijual
dipasar adalah untuk memaksimumkan kepuasan total (total satisfaction. Para
ekonomi menyebut kepuasan total ini sebagai utilitas total (total
utility)konsumen yang diperoleh ketika mengkonsumsi suatu produk.

Dengan demikian utilitas total yang diperoleh konsumen ketika


mengkonsumsi produk itu dapat didefinisikan sebagai kepuasan total yang
diperoleh dari sejumah item per periode waktu. Berkaitan hal ini, fungsi utilitas
total (total utility function) menunjukkan hubungan antara kepuasan total yang
ditrima melalui konsumsi produk dan tingkat konsumsi konsumen tersebut.

3.1 Pendekatan Utility

Jika konsumen membeli barang karena memperoleh manfaat atau nilai


gunanya (utulity), tentu saja secara rasional konsumen berharap memperoleh
utility yang optimal. Secara rasional utility meningkat jika jumlah barang yang
dikonsumsi meningkat. Dalam hal ini ada dua cara pengukuran nilai manfaat dari
suatu komoditas yakni ꞉ secara secara kardinal (dengan menggunakan nilai absolut) dan
secara ordinal (dengan menggunakan pendekatan nilai relatif, order atau ranking).

[18]
Pendekatan utilitas kardinal, dianggap bahwa manfaat atau kepuasan yang
diperoleh secara kuantitatif dan dapat diukur secara pasti. Dalam teori nilai guna
total ( Total Utility – TU) dan nilai guna marginal (Marginal Utility – MU.
Nilai guna total berkenaan dengan jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari
mengkonsumsi sejumlah komoditas tertentu.

Asumsi – asumsi Pendekatan Utility ꞉ secara

1. Konsumen rasional, bertujuan memaksimumkan kepuasan dengan batasan


pendapatannya.

2. Tingkat utility total yang dicapai seorang konsumen merupakan fungsi


dari kuantitas berbagai barang yang dikonsumsinya.

3. Konsumen akan memaksimumkan utilitasnya dengan tunduk kepada


kendala anggaran.

4. Utility dapat diukur secara cardinal.

5. Marginal Utility (MU) dari setiap unit tambahan barang yang dikonsumsi
akan menurun.

6. Pendapatan konsumen tetap.

7. Constant marginal utility of money, artinya uang yang mempunyai nilai


subjektif yang tetap.

3.2 Pendekatan Kurva Indiferens

Pendekatan kurva indiferens menggunakan konsep ordinal utility dimana


tingkat utility diukur melalui order atau rangkingg, tetapi tidak disebutkan utility
secara pasti. Tingkat – tingkat utility yang ditetapkan pada beberapa kelompok
barang menunjukkan peringkat dari barang – barang tersebut. Dalam hal ini
misalnya, mengonsumsi empat komoditas pada umumnya lebih memuaskan

[19]
daripada mengonsumsi satu komoditas, tetapi beberapa nilai kepuasannya tidak
dapat diketahui dengan pasti.

Asumsi – asumsi Pendekatan Kurva Indiferens ꞉ secara

1. Konsumen rasional dan Konsumen mempunyai pola preferensi.

2. Konsumen selalu berusaha mendapatkan kepuasannya.

3. Konsumen akan memaksimumkan kepuasannya dengan tunduk kepada


kendala anggaran.

4. Marginal Rate Substitution (MRS) akan menurun setelah melampaui suatu


tingkat utilitas tertentu.

Ciri – ciri Kurva Indiferens ˸

 Semakin ke kanan atas (menjahui titik origin), semakin tinggi tingkat


kepuasannya.

 Kurva Indiferens tidak berpotongan satu sama lain.

 Kurva Indiferens berslope negatif

 Kurva Indiferens cembung ke arah origin

3.3 Marginal Rate of Substitution (MRS)

Jika konsumen dapat menukar kombinasi X dan Y satu utility yang sama,
maka dalam hal ini sebenarnya konsumen menukar utility dari barang X dan Y.
Menambah atau mengurangi konsumsibarang X berarti menambah atau
mengurangi total utility (MU)-nya. Jadi perubahan jumlah barang X dan Y sama
dengan perubahan marginal utility. Perubahan konsumsi dari satu kombinasi ke
kombinasi lainnya menunjukkan slope (kemiringan) dari kurvanya.

[20]
Kemiringan dari kurva indifererns selalu bernilai negatif dan mengukur
pertukaran trade – off dua barang pada kondisi utility konsumen yang tidak
berubah. MRS akan menurun sepanjang suatu kurva indiferens, dan nilai
absolutnya akan positif, karena prinsip inilah maka suatu kurva indiferens
mempunyai kecenderungan cembung terhadap titik asal convex to origin.

3.4 Garis Anggaran (Budget Line)

Secara Rasional konsumen ingin mengonsumsi barang sebanyak mungkin,


tetapi mereka dibatasi oleh pendapatannya. Dengan suatu tingkat pendapatan
tertentu maka konsumen harus mengatur kombinasi barang yang akan dibelinya
sehingga utilitynya maksimal. Kendala pendapatan ini dikenal dengan baris
anggaran (budget line), yaitu sebagai garis yang menunjukan jumlah barang yang
dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan atau anggaran tertentu, pada tingkat
harga tertentu.

Konsumen hanya mampu membeli sejumlah barang yang terletak pada


atau sebelah kiri garis anggaran. Titik – titik pada sebelah kiri garis anggaran
tersebut menunjukkan tingkat pengeluaran yang lebih rendah. Persamaan garis
anggaran adalah ˸ M = Px + PyY

Dimana ˸ M = jumlah anggaran yang tersedia

Px = harga barang X

Py = harga barang Y

Garis anggaran mempunyai ciri – ciri sebagai berikut ˸

1. Berslope negatif.

2. Berbentuk linier selama harga tidak berubah.

3. Nilai dari garis anggaran semakin ke kanan semakin besar.

4. Garis anggaran akan bergeser jika terjadi perubahan anggaran atau harga.

[21]
3.5 Keseimbangan Konsumen

Seorang konsumen akan memilih sekelompok barang yang


memaksimumkan kepuasannya dengan tunduk kepada kendala anggaran yang
ada. Sekelompok barang yang memberikan tingkat kepuasan tertinggi harus
mempunyai dua syarat ˸

1. Keadaan tersebut terjadi pada saat kurva indiferens tertinggi


bersinggungan dengan garis anggaran.

2. Keadaan tersebut akan terjadi pada titik singgung antara kurva indiferens
tertinggi dengan garis anggaran.

BAB IV

TEORI PERMINTAAN

(Ekonomi Manajerial dengan Pendekatan Matematis, Prof. DR. H. Aulia


Tasman, SE, MSc.dan Prof. DR. H. M. Havidz Aima, M.S.)

4.1 Penurunan Kurva Permintaan

Teori konsumen digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan produk –


produk yang akan dipilih oleh konsumen (rumah tangga), pada tingkat
pendapatan dan harga tertentu. Teori ini juga dignakan untuk menjelaskan
teori permitaan. Dalam teori ekonomi modern, teori perilaku konsumen sering
dijelaskan dengan Pendekatan Kurva Indiferens. Pendekatan kurva indiferens

[22]
menggunakan pengukuran ordinal dalam menganalisis pilihan dan
menurunkan fungsi permintaan. Kurva indiferens akan bergeser ke kiri atau ke
kanan disebabkan oleh ˸

4.1.1 Perubahan Harga

Jika harga maka kemampuan untuk membeli barang juga berubah,


turunnya harga menyebabkan jumlah barang yang dibeli bertambah dengan
ditunjukkan oleh garis anggaran yang bergeser ke kanan untuk salah satu sisi
garis anggaran, dan sebaliknya. Perubahan daya mampu beli ditunjukkan oleh
perubahan pendapatan dan harga akan sekaligus diiringi oleh bergesernya
kurva indiferens yang bersinggungan dengan garis anggaran agar kepuasan
maksimum tercapai, pada titik singgung kedua kurva di atas.

Bila titik – titik keseimbangan A, B dan seterusnya pada kurva BL


dihubungkan menjadi satu garis, hasil yang diperoleh dikenal dengan Price
Consumption Curve (PCC), yaitu garis yang menunjukkan keseimbangan
konsumen karena perubahan harga, dengan asumsi tingkat pendapatan tetap.

Dervasi Kurva Permintaan Marshall ˸

Naiknya harga X dari px0 ke px1 menyebabkan kurva BL bergeser ke kiri


(swing). Akan didapat keseimbangan baru bergeserdari titik E1 ke titik E2.
Kurva perimintaan ini disebut TheMarshall Demand Curve untuk x, atau
disebut juga The Ordinary Demand Curve.

Derivasi Kurva Permintaan Hicks ˸

Naiknya harga X dari ke px1 menyebabkan kurva BL bergeser ke kiri


(swing). Akan didapat keseimbangan baru bergeser dari titik E 1 ke titik E2
namun konsumen akan mengalihkan pembeliaan (substitusi) kepada harga
yang lebih rendak atau tidak naik sehingga kurva garis anggaran bergeser ke

[23]
kurva garis anggaran baru (garis terputus – putus). Kurva permintaan ini
sering juga disebut sebagai The Compensated Demand untuk x bila harga
adalah px1.

Kurva permintaan Hicks, merupakan kurva permintaan yang dari pengaruh


substitusi akibat dari kenaikan atau penurunan harga barang yang
bersangkutan sehingga menggeser kombinasi permintaan dari titik a ke titik c.

Kurva permintaan Marshall, diturunkan dari pengaruh peningkatan


kemampuan beli akibat dari turunnya harga barang yang bersangkutan
sehingga kurva garis anggaran bergeser ke kurva garis anggaran kedua dan
sekaligus menggeser kurva indiferens dari I1 ke I2. Meningkatnya permintaan
akibat dari peningkatan daya beli secara relatif ditunjukkan dengan
bergesernya permintaan dari titik a ke titik b. Garis yang menghubungkan
kedua titik tersebut dikenal dengan kurva permintaan Marshall (marshallian
demand).

4.1.2 Perubahan Pendapatan

Jika pendapatan berubah menyebabkan daya mampu beli seseorang akan


berubah. Naiknya pendapatan akan menyebabkan semakin banyak jumlah barang
yang mampu untuk dibeli, seperti ditunjukkan oleh bergesernya garis anggaran ke
sebelah kanan, demikian pula sebaliknya.

Kurva Permintaan Individu dapat diturunkan dengan menggunakan


perubahan – perubahan baik terhadap harga atau terhadap pendapatan. Biasanya
menurut hukum permintaan bahwa pendapatan adalah ceteris paribus, maka
perubahan harga barang itu sendiri menyebabkan bervariasinya permintaan
konsumen.

Keunggulan lain dari pendekatan kurva indiferen adalah dapat


ditunjukkannya beberapa faktor lain yang sangat penting yang memegaruhi
permintaan konsumen akan suatu barang. Faktor – faktor ini (yang didalam
Hukum Permintaan dianggap tidak berubah atau ceteris paribus), adalah ˸

[24]
1) Pegahasilan atau income riil kosmen. Kenaikan pendapatan riil konsumen,
yang dicerminkan oleh kenaikan M bila harga – harga barang dianggap
tetap, biasanya menaikkan permintaan konsumen.

2) Perubahan harga barang lain. Perubahan harga barang yang mempunyai


“hubungan” dekat dengan suatu barang dapat pula memengaruhi
permintaan akan barang tersebut.

3) Selera Konsumen. Perubahan selera konsumen dapat ditunjukkan oleh


perubahan bentuk posisi dari indifference map. Tanpa ada perubahan harga
barang – barang maupun pendapatan, perimntaan akan suatu barang dapat
berubah karena selera.

4.2 Permintaan Pasar

Permitaan diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yang akan dibeli oleh
konsumen pada harga, periode waktu dan keadaan tertentu. Harga tertentu ˸ harga
barang sendiri, harga – harga barang saingan/ komplementer, dan harapan akan
terjadinya perubahan harga. Periode waktu tertetu ˸ satu hari, minggu, bulan,
semester, tahunan, dan lain – lain. Keadaan tertentu ˸ perubahan pendapatan
konsumen, selera, dan preferensi konsumen, biaya iklan, dan lain – lain.

Jumlah barang yang akan dibeli konsumen permintaan akan barang


tergantung kepada semua factor diatas. Dalam pembuatan keputusan manajerial,
titik perhatian utama adalah pada permintaan pasar yang merupakan penjumlahan
dari permintaan individu.

Fungsi permintaan pasar akan sebuah produk menunjukkan hubungan


antara jumlah produk yang diminta dengan semua factor yang memengaruhi
permintaan tersebut. Permintaan ditentukan oleh beberapa variable ˸

 Variable strategis, adalah harga barang yang bersangkutan, advertensi,


kualitas, desain barang, dan saluran distribusi barang.

[25]
 Variable konsumen, adalah tingkat pendapatan, selera konsumen, dan
harapan konsumen terhadap harga di masa yang akan datang.

 Variable pesaing, adalah mencakup harga barang subtitusi dan barang


komplementer, advertensi dan promosi, saluran distribusi, serta kualitas
dan desain barang lain.

 Variable lain, kebijakan pemerintah, jumlah penduduk, iklim, dan


keadaan politik lainnya.

Variable strategis merupakan variable yang dapat digunakan secara


langsung untuk memengaruhi permintaan barang yang dihasilkan perusahaan.
Oleh sebab itu, variable strategis ini disebut pula sebagai variable yang dapat
dikendalikan langsung oleh perusahaan. Sedangkan variable – variable lain diluar
itu merupakan variable yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan tersebut.

BAB 3

PERMINTAAN

(Ekonomi Manajerial, ElisabetSiahaan, USU Press)

A. Hukum Permintaan

Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya


hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang
diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga
rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum
permintaan berbunyi:“Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah
barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin
sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.”

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan (Demand)


a. Perilaku konsumen / selera konsumen

Misalnya pada Saat ini handphone yang sedang trend dan banyak di beli oleh
konsumen, terutama para muda - mudi adalah handphone merk blackberry. Akan

[26]
tetapi beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap kuno. Ini
bisa terjadi karena adanya perubahan dan perkembangan teknologi dari waktu ke
waktu yang semakin pesat.

b. Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap

Misalnya jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises,
selai dan margarin akan turun permintaannya.

c. Pendapatan atau penghasilan konsumen

Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang
yang dia inginkan, akan tetapi jika pendapatan orang tersebut rendah maka orang
tersebut mungkin akan menghemat pemakaian barang yang dibelinya, agar jarang
membeli barang tersebut.

d. Perkiraan harga di masa depan

Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun
atau membeli ketika harganya masih rendah misalnya seperti perhiasan emas dan
bahan bakar minyak (BBM).

e. Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen

Ketika pencemaran atau polusi udara akibat asap atau debu yang ditimbulkan
dari kebakaran hutan atau meletusnya gunung berapi, maka produk masker
pelindung akan sangat laris dan di beli oleh masyarakat. Ini dikarenakan fungsi
atau kegunaan dari barang tersebut sangatlah penting untuk kesehatan tubuh agar
terhindar dari polusi udara dan infeksi pernafasan .

Misalnya Pada bulan puasa (ramadhan) permintaan konsumen terhadap


belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya akan
sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya. Ini dikarenakan banyaknya orang yang
mengkonsumsi barang tersebut.

C. Kurva Permintaan

[27]
Kurva permintaan adalah kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara
harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang yang diminta pembeli. Dengan
menggunakan skedul permintaan, besarnya permintaan barang dan jasa pada
berbagai tingkat harga dapat diketahui dengan mudah.

Dalam menganalisis permintaan perlu diketahui perbedaan antara dua istilah


yaitu permintaan dan jumlah barang yang diminta. Permintaan adalah keseluruhan
dari kurva permintaan. Jadi permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan dari
hubungan antara harga dan jumlah permintaan.

D. Elastisitas Permintaan

Elasstisitas permintaan adalah suatu alat atau konsep yang digunakan untuk
mengukur derajat kepekaan atau respon perubahan jumlah atau kualitas barang
yang dibeli sebagai akibat perubahan factor yang mempengaruhi. Dalam hal ini
pada dasarnya ada tiga variable pertama yang mempengaruhi, maka dikenal tiga
elastisitas permintaan, yaitu: “Elastisitas Harga Permintaan, Elastisitas Silang,
Dan Elastisitas Pendapatan”.

E. Elastisitas Harga Permintaan

Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan atau respon jumlah


permintaan akibat berubahan harga barang atau dengan kata lain merupakan
perbandingan dari pada presentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan
prosentase perubahan dengan harga dipasar, sesuai dengan hokum permintaan,
dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun dan sebaliknya.

Dalam analisis, elastisitas harga permintaan lebih kerap dinyatakan sebagai


elastisitas permintaan.Nilai perbandingan antara persentasi perubahan jumlah
diminta dengan persentasi perubahan harga disebut koefisien elastisitas
permintaan.

F. Jenis-jenis elastisitas permintaan


 Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak
mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya
berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun

[28]
harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah.
Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah
(meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas).
 Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas
permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak
elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya
beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi
beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat
dihemat penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan
harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak
akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena
konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang).
 Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas
permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang
elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis
permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan
elastis dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat
dikatakan memiliki permintaan uniter elastis.
 Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas
permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk
yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan,
dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah
menemukan barang penggantinya.
 Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu
harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar.
Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi
0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang
permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa
yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan
fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh
produsen yang berbeda.

BAB V

[29]
TEORI PRODUKSI

(Ekonomi Manajerial dengan Pendekatan Matematis, Prof. DR. H. Aulia


Tasman, SE, MSc.dan Prof. DR. H. M. Havidz Aima, M.S.)

5.1 Mekanisme Sistem Produksi

Mekanisme sistem produksi dapat dilihat pada gambar 5.1

5.2 Fungsi Produksi

Dalam teori ekonomi seorang produsen atau pengusaha harus mampu


untuk memutuskan :

1) Beberapa output yang harus diproduksikan, dan

2) Beberapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor – faktor produksi


(input)
dipergunakan.

Semuanya
diputuskan
dengan menganggap
bahwa
produsen/ pengusaha
selalu berusaha
mencapai keuntungan
yang maksimum.
Asumsi dasar lainnya
adalah bahwa produsen beroperasi dalam pasar persaingan sempurna.

Dalam pasar persaingan tidak sempurna dan pasar monopoli, ada satu
keputusan lagi yang harus diambil produsen yaitu menentukan harga outputnya.
Dasar pasar persaingan sempurna harga output (atau input) ditentukan oleh pasar.

[30]
Produsen tidak punya kekuasaan untuk memengaruhi pasar. (ini berlainan dengan
produsen dalam pasar persaingan tidak sempurna dan monopoli.

Teori ekonomi memang menyederhanakan kenyataan. Tetapi keputusan


tersebut merupakan hakekat dari keputusan yang harus diambil untuk setiap
pengusaha/produsen. Setiap proses produksi mempunyai landasan teknis, yang
dalam teori ekonomi disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu
fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output
dan tingkat (atau kombinasi) penggunaan input – input.

Setiap produsen dalam teori dianggap mempunyai suatu fungsi produksi


untuk perusahaannya :

Q = f(X1,X2,X3,…,Xn)

Dimana Q = tingkat produksi dan

X1,X2,X3,…,Xn = berbagai input yang digunakan

Kebanyakan teori produksi berfokus pada efisiensi, yaitu (1).


Memproduksi output semaksimum mungkin dengan tingkat pengunaan input yang
tetap, atau (2) Memproduksi output pada tingkat tertentu dengan biaya produksi
yang seminimmungkin. Sistem produksi modern lebih memfokuskan perhatian
pada pendekatan kedua, yaitu memproduksi pada tingkat tertentu sesuai dengan
permintaan pasar, dengan biaya produksi seminimum mungkin. Sebaliknya,
system produksi konvensional lebih memfokuskan perhatian pada pendekatan
pertama, yaitu memproduksi output semaksimum mungkin dengan tingkat input
yang tetap.

Secara konseptual, produksi diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu


produksi jangka pendek (short-run production) dimana terdapat satu atau lebih
input tetap(fixed inputs) dan produksi jangka panjang (long-run production)
dimana semua input dalam produksi merupakan input variable (variable input).

Beberapa indicator pengukuran yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi


kinerja produksi adalah :

[31]
 Kuantitas output yang diproduksi (Q)

 Kuantitas penggunaan input produksi, seperti : tenaga kerja (L), modal


(K), energy (E), material (M), dan lain- lain.

 Produk marginal (marginal product – MP) setiap input yang mengukur


tambahan output per unit tambahan input yang digunakan dalam proses
produksi, diukur sebagai : ∆ Q /∆ I . Jika input adalahtenaga kerja (L),
maka : MPL = ∆ Q /∆ I . Produk marginal dari input sering digunakan untuk
mengukur produktivitas marginal dari input itu..

 Produk rata – rata (average product – AP) dari setiap input yang mengukur
rata – rata output per unit input yang digunakan, diukur sebagai : AP =
Q/I. Produk rata – rata input sering digunakan untuk mengukur
produktivitas rata – rata input tersebut.

 Elastisitas produksi input (EI) yang mengukur persentase perubahan


output (%DQ ¿ sebagai akibat presentase perubahan penggunaan kuantitas
input %DI ¿. Elastisitas produksi input diukur :

EI = (% ∆ Q¿ /(% ∆ I )

EI = (∆ Q /Q ¿/(∆ I /I )

Atau (Q/I) = MP1/AP1

Fungsi produksi menghubungkan input dengan output. Fungsi produksi


menentukan tingkat output maksimum yang dapat diproduksi dengan sejumlah
input tertentu, atau sebaliknya jumlah input minimum yang diperlukan untuk
memproduksi suatu tingkat output tertentu. Fungsi produksi ini ditentukan oleh
teknologi yang digunakan dalam proses produksi. Oleh sebab itu, hubungan input/
output untuk setiap system produksimerupakan suatu fungsi dari tingkat teknologi
pabrik, tenaga kerja, peralatan, bahkan bahan baku dan lain – lain yang digunakan
dalam suatu perusahaan.

5.3 Produksi Optimal

[32]
Masalah yang dihadapi, dan harus diputuskan, produsen adalah berapa
tingkat penggunaan input X (tidak sekaligus dapat ditetapkan tingkat output Q)
yang menghasilkan keuntungan maksimum baginya. Ambil contoh seorang
produsen mempunyai fungsi produksi ( atau fungsi TPP).

Fungsi Produksi dengan Variable Input :

Jika Total Physical Product (TPP) adalah fungsi dari tenaga kerja (atau
hanya modal), Marginal Physical Product (MPP) dari tenaga kerja (MPP L) adalah
perubahan dari total produk atau output ekstra per unit perubahan dalam
penggunaan tenaga kerja. Average Physical Product (APP) dari tenaga kerja
(APPL) sama dengan total produk dibagi dengan kuantitas dari labor yang
digunakan.

Fungsi Produksi dua Variable Input atau Lebih :

Tujuan utama produsen melakukan aktivitas produksi pada situasi


persaingan sangat kompetitif dalam pasar global sekarang ini adalah untuk
memproduksi sejumlah output sesuai permintaan pasar dengan tingkat
pengeluaran anggaran produksi yang minimum.

Kurva keseimbangan produsen (producer’s equilibrium curve) merupakan


alat utama dalam analisis produksi yang menunjukkan pencapaian kombinasi
penggunaan input pada kondisi biaya terkecil (least cost combination of inputs)
untuk memproduksi outpt dalam jumlah tertentu.

Isocost

Kendala biaya menunjukkan ketersediaan dana untuk melakukan produksi, atau


membeli bahan baku. Kendala biaya dapat dianologikan dengan “garis
anggaran”. Garis anggaran dari dana yang tersedia ditulis sebagai berikut :

C = wL + Rk

Kesimbangan Produsen

[33]
Kesimbangan produsen (kondisi optimal) diartikan sebagai tingkat output
maksimal yang dapat dihasilkan dengan sejumlah biaya tertentuatau jumlah dana
minimal yang diperlukan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu. Kegunaan
dari isocost dan isoquant adalah untuk menentukan cost combination yakni
kombinasi penggunaan input – input untuk menghasilkan suatu tingkat output
tertentu dengan ongkos total minimum.

5.4 Skala Pengembalian

Skala pengembalian (returns to scale) merupakan hal yang ‘paling sering’


diteliti dalam topik produksi. Skala pengembalian menunjukkan hubungan
perubahan input secara bersama – sama (dalam persentase) terhadap perubahan
output. Fungsi produksi jangka panjang yang paling umum dipakai adalah fungsi
produksi Cobb-Douglas dengan persamaan Q = αLβLββ 1 Kββ 2. Jumlah pangkat (
β 1+ β 2 ¿ pada fungsi ini mempunyai signifikan ekonomi, yaitu menunjukkan
skala pengembalian.

BAB VI

TEORI PRODUKSI DAN ESTIMASI PRODUKSI

(Ekoomi Manajerial dalam Perekonomian Global, Dominic Salvatore)

Organisasi Perusahaan

Perusahaan merupakan organisasi yang mengkombinasikan dan


mengorganisasikan tenaga kerja, modal, tanah, atau bahan mentah dengan tujuan
memproduksi barang dan jasa untuk dijual. Produksi merujuk pada perubahan
bentuk berbagai input atau sumber daya yang menjadi output berupa barang dan
jasa. Produksi berkenaan dengan seluruh aktivitas yang terlibat dalam
memproduksi barang dan jasa, contohnya, meminjam untuk membangun,
ekspansi fasilitas produksi, merekrut tenaga kerja, menjalankan pengendalian
mutu, dan Akuntansi biaya.

Input dan Periode Waktu Produksi

[34]
 Input : berbagai sumber daya yang digunakan dalam memproduksi barang
dan jasa
 Input Tetap : input yang tidak dapat berubah dengan mudah selama
periode waktu tertentu, kecuali dengan mengeluarkan biaya yang besar.
Misalnya pabrik.
 Input Variabel : input yang dapat divariasikan atau diubah secara mudah
dan cepat.
 Periode Jangka Pendek : periode waktu dimana paling tidak ada satu input
tetap.
 Periode Jangka Panjang : periode waktu dimana seluruh input adalah
variable.

Fungsi Produksi

Fungsi produksi merupakan persamaan, table, atau grafik yang


menunjukkan output komoditas maksimum perusahaan yang bias diproduksi pada
setiap periode waktu dengan kombinasi berbagai input.

Q = f(K L R T)

Q = Quantity ( jumlah yang dihasilkan)

f = fungsi (simbol persamaan fungsional)

K = Capital (modal yang digunakan)

L = Labor (tenaga kerja)

R = Resources (sumber daya)

T = Tecnology (teknologi dan kewirausahaan)

Tahap – tahap Produksi

Pada hakikatnya the low of demishing retrun menyatakan bahwa hubungan


antar tingkat produksi dan jumlah input tenaga kerja yang digunakan dapat
dibedakan menjadi tiga tahap yaitu :

[35]
 Tahap pertama, pada tahap ini terjadi produksi total yang mengalami
pertambahan yang semakin cepat. Tahap ini dimulai dari titik orgin
semakin kesatu titik pada kurva total produk dimana AP (produksi rata –
rata)maksimum , dan pada titik ini AP = MP (marginal prodk).

 Tahap kedua, pada tahap ini terjadi produksi total yang mengalami
pertambahan semakin lama semakin kecil. Tahap ini dimulai dari titk AP
maksimum sampai titik dimana MP = 0, atau TP maksimum.

 Tahap ketiga, tahap ini terjadi produksi total yang mengalami pertambahan
semakin lama menurun. Tahap ini meliputi dimana daerah MP negative.

Skala Hasil (return to scale)

Skala hasil (return to scale) adalah derajat sejauh mana output berubah
akibat perubahan tertentu dalam kuantitas semua input yang dipakai dalam
produksi.

 Skala hasil tetap, jika kuantitas semua input yang digunakan dalam
produksi ditingkatkan secara proposional.

 Skala hasil meningkat, jika output meningkat dalam proporsi yang lebih
besar.

 Skala hasil menurun, jika output menurun dalam proporsi yang kecil.

BAB VI

TEORI BIAYA

[36]
(Ekonomi Manajerial dengan Pendekatan Matematis, Prof. DR. H. Aulia
Tasman, SE, MSc.dan Prof. DR. H. M. Havidz Aima, M.S.)

Biaya produksi atau operasional dalam sistem industry memainkan peran


yang sangat penting, karena biaya menciptakan keunggulan kompetitif dalam
persaingan antarindustri dalam pasar global. Beberapa strategi pengendalian biaya
produksi dapat menggunakan scenario sebagai berikut :

 Pertama, biaya harus dipandang sebagai keuntungan potensial(potential


profit), bukan sekedar pengeluaran atau ongkos produksi yang memang
harus dikeluarkan.

 Setelah persepsi tentang biaya produksi diatas berubah, ,manajemen harus


melaksanakan aktivitas produksi bernilai tambah dengan jalan berproduksi
pada biaya produki minimum.

 Keunggulan kompetitif produk dopasar akan meningkatkan pangsa pasar


(market share) yang berarti akan meningkatkan penerimaan total (TR) dari
penjualan produk – produk itu.

 Strategi reduksi biaya produksi dan penempatan harga produk yang


kompetitif di pasar akan meningkatkan keuntungan perusahaan, karena
keuntungan adalah net benefit antara total revenue dan total cost.

Penggunaan konsep biaya relevan untuk pengambilan keputusan penentuan


tingkat output dan harga membutuhkan suatu pemahaman mengenai hubungan
antara biaya dengan output suatu perusahaan. Fungsi biaya tergantung pada :

1. Fungsi produksi dari perusahaan

2. Fungsi penaewaran pasar dari input – input yang digunakan perusahaan


tersebut.

[37]
6.1 Biaya Produksi Jangka Pendek

Biaya produksi jangka pendek diturunkan dari fungsi produksi jangka


pendek. Biaya produksi jangka pendek adalah :

Biaya Tetap (fixed cost), biaya – biaya yang tidak tergantung pada tingkat
output disebut biaya tetap, termasuk dalam biaya tetap ini adalah bunga
pinjaman modal, biaya sewa peralatan dan pabrik, tingkat depresiasi yang
ditetapkan, pajak kekayaan, dan gaji para manajer eksekutif.

Biaya Variabel (variable cost, biaya yang berubah – ubah sesuai dengan
perubahan output. Jadi biaya VC ini merupakan fungsi dari tingkat output.
Yang termasuk dari biaya variabel ini adalah pengeluaran bahan baku,
depresiasi yang dibebankan oleh penggunaan peralatan, biaya tenaga kerja,
komisi – komisi penjualan dan semua biaya input lainnya yang berubah –
ubah sesuai dengan tingkat output.

Biaya Total (total cost), TC adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan


dalam menghasilkan output, atau merupakan penjumlahan biaya tetap dengan
biaya variabel. TC = TFC + TVC

Biaya Marginal (marginal cost = MC), MC menunjukkan perubahan


pada biaya total sebagai akibat perubahan jumlah output sebanyak satu satuan,

ΔTC Δ T VC
sehingga dapat ditulis : MC = =
ΔQ ΔQ

Biaya Tetap Rata – rata (average fixed cost – AFC ), AFC adalah rata –
rata biaya tetap yang dikeluarkan untuk membuat satu satuan output. AFC
diperoleh dari membagi biaya tetap total dengan jumlah output. Karena TFC
konstan maka nilai AFC akan semakin kecil jika output yang dihasilkan

TFC
semakin bertambah : AFC =
Q

[38]
Biaya Variabel Rata – rata (average variable cost – AVC ), AVC adalah
rata – rata biaya variabel yang dikeluarkan untuk membuat satu – satu output.
AVC diperoleh dari membagi biaya variabel total dengan jumlah output :

TVC
AVC =
Q

Biaya Total Rata – rata (average cost – AC), AC adalah biaya rata – rata
yang dikeluarkan untuk membuat satu – satuan output. AC dapat diperoleh
dengan membagi biaya total dengan output :

TC
ATC = AC = = AFC + AVC
Q

6.2 Hubungan Antara Biaya Produksi dengan Fungsi Produksi

Biaya produksi perusahaan ditentukan oleh bagaimana produksi


perusahaan tersebut, yang menunjukkan kombinasi input yang diperlukan
untuk menghasilkan sejumlah output tertentu, beserta harga yang harus
dikeluarkan untuk mendapatkan input tersebut.

Dalam jangka pendek fungsi produksi menghubungkan output dengan jumlah


input variabel saja, karena besarnya input tetap tidak berubah. Hubungan
antara fungsi produksi dengan biaya produksi digambarkan dengan ilustrasi
berikut :

Diketahui fungsi produksi jangka pendek perusahaan adalah :

Q = f ( Kβ
´ , L)

Dimana :

Q = output (fungsi perubahan L dan pemakaian K tetap)

L = tenaga kerja (input variabel)

K = kapital dalam hal ini adalah mesin(input tetap)

[39]
6.3 Biaya Produksi Jangka Panjang

Perbedaan antara biaya jangka pendek dan panjang tidaklah ditentukan


oleh waktu kalender saja tetapi lebih merujuk pada fungsi produksi. Fungsi
produksi dinyatakan berada dalam jangka pendek jika dalam produksinya
masih menggunakan input tetap dan disebut jangka panjang jika semua
inputnya bersifat variabel. Hal ini juga menentukan kategorisasi apakah biaya
itu termasuk ke dalam jangka pendek atau jangka panjang.

Fungsi biaya dimasukkan ke dalam jangka panjang atau jangka pendek


tergantung apakah biaya tetap dapat diubah menjadi baiay variabel,
disesuaikan dengan tingkat produksi. Sebagai contoh jika mesin dapat
disesuaikan untuk tingkat – tingkat produksi tertentu maka dinyatakan sebagai
biaya jangka panjang. Dengan demikian, secara teoritis dapat disimpulkan
bahwa biaya jangka panjang akan lebih rendah dari biaya jangka pendek.

Kurva biaya jangka panjang lebih mudah untuk dianalisis dibandingkan


kurva biaya jangka pendek. Pada kurva biaya jangka pendek, kurva biaya total
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu : biaya tetap total, biaya variabel total,
dan biaya total.

Dalam jangka panjang semua input adalah variabel sehingga hanya


terdapat satu kurva biaya total yang disebut biaya total jangka panjang (LTC =
Long- run Total Cost). Selanjutnya kurva biaya rata – rata juga hanya satu
yaitu biaya rata – rata jangka panjang ( LAC = Long- run Average Cost,
dibandingkan dengan kurva biaya rata – rata jangka pendek ada tiga macam.

6.4 Hubungan Fungsi Kepuasan, Biaya, dan Permintaan

Berdaarkan kajian sebelumnya mengenai fungsi kepuasan yang


menyatakan bahwa kepuasan dihubungkan secara langsung dengan jumlah
barang yang langsung dikonsumsi (indirect utility function).

TU = f (X,Y)

Dimana :

[40]
TU = menunjukkan total kepuasan

X dan Y = jumlah barang konsumsi X dan Y

Dapat dihubungkan dengan fungsi kepuasan tidak langsung (indirect


utility function) yaitu fungsi kepuasan yang menyatakan hubungannya dengan
tingkat harga barang yang dikonsumsi dari tingkat pendapatan atau uang yang
tersedia.

V = v (Px,Py,U)

Dimana :

Px = harga barang X

Py = harga barang Y

M = tingkat pendapatan konsumen

Dengan mengetahui fungsi kepuasan tidak langsung itu dapat diperoleh


fungsi permintaan terhadap barang X dan barang Y dengan menggunakan
identitas ROY (Roy Identity) yaitu :

∂V /∂ Px ∂V /∂ Py
X= dan Y =
∂ V /∂ M ∂ V /∂ M

Fungsi permintaan ini seperti sebelumnya disebut fungsi permintaan


Marshall (Marshallian demand function) yang menyatakan bahwa jumlah barang
yang diminta merupakan fungsi dari harga barang dan tingkat pendapatan.

X = f (PX,Py,M)

Selanjutnya fungsi permintaan bentuk lain yang disebut, sebagai fungsi


permintaan yang dikompensasi (compensated demand function) yaitu fungsi
permintaan yang menyatakan bahwa jumlah barang yang diminta merupakan
fungsi dari harga barang dan tingkat kepuasan tertentu.

X = f (Px.PyU)

[41]
dapat dicari dari fungsi pengeluaran konsumsi.

E = e (Px,Py,U)

Fungsi pengeluaran ini merupakan kebalikan fungsi kepuasan tidak


langsung. Dengan menggunakan Shephard’s Lemma, dapat diperoleh jumlah
barang yang diminta dengan mencari turunan fungsi biaya dalam kaitannya
dengan harga masing – masing :

∂E
X = f (Px, Py,U) = dan
∂ Px

∂E
Y = f (Px, Py,U) =
∂ Py

Ini disebut fungsi permintaan yang dikompensasi (compensated demand


function).

BAB VII

TEORI DAN ESTIMASI BIAYA

(Ekoomi Manajerial dalam Perekonomian Global, Dominic Salvatore)

Karakteristik Biaya

 Biaya Eksplisit, pengeluaran actual untuk memperkerjakan tenaga kerja,


menyewa atau membeli input yang dibutuhkan produksi.
 Biaya Implisit, nilai input yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan
dalam aktivitas produksinya sendiri.
 Biaya Alternatif, seluruh input baik yang dimiliki atau dibeli perusahaan
untuk alternative bisnis yang lain.
 Biaya Akuntansi, pengeluaran actual perusahaan tentang akuntansi dan
biaya historis untuk laporan keuangan perusahaan.
 Biaya Relevan, biaya relevan yang patut dihitung .
 Biaya Tambahan, perubahan biaya total dari implementasi keputusan
manajerial tertentu.

[42]
 Biaya Terbenam, biaya – biaya yang tidak termasuk karakteristik biaya
diatas (biaya tidak relevan).

Fungsi Biaya Jangka Pendek

Merupakan suatu periode dimana beberapa input perusahaan adalah tetap


(tidak dapat dirubah), kecuali mungkin dengan beban yang benar.

 Biaya Total (total cost), TC = f (Q)


 Biaya Tetap Total (total fixed cost), (TFC)
 Biaya Variabel Total (total variable cost), TVC = f (Q)
 Biaya Total (total cost), TC = TFC + TVC
 Biaya Total Rata – rata (average total cost), ATC = TC/Q = AFC + AVC
 Biaya Tetap Rata – rata (average fixed cost), AFC = TFC/Q
 Biaya Variabel Rata – rata (average variable cost), AVC = TVC/Q
∆TC ∆ TVC
 Biaya Marjinal (marginal cost) , =
∆ AQ ∆Q

Fungsi Biaya Jangka Panjang

Kurva biaya total jangka panjang (long run total cost/ LTC) diturunkan
dari pada ekspansi perusahaan dan menunjukkan biaya total jangka panjang
minimal dalam berbagai tingkat output. Kurva LTC dapat menurunkan kurva
biaya rata – rata jangka panjang (long run average cost/ LAC).

 Total Biaya Jangka Panjang (long run total cost/ LTC), LTC = f(Q).
 Biaya Rata – rata Jangka Panjang (long run average cost/ LAC), LAC =
LTC/Q.
 Biaya Marginal Jangka Panjang (long run marginal cost/ LMC), LMC =

∆ LβTC
∆Q

Ukuran Pabbrik dan Skala Ekonomis

Skala ekonomis merujuk pada suatu situasi dimana pertumbuhan output


secara proposional lebih cepat dibandingkan input. Skala hasil meningkat atau
menurun tergantung pada :

[43]
 Alsan Teknologi, peningkatan skala operasi, pembagian kerja dan
spesialisasi, dan lebih banyak mesin yang diproduksi dan terspesialisasi.
 Alasan Keuangan, besar kecilnya jumlah pembelian, penerimaan pinjaman
dan bunga yang lebih besar bila perusahaan besar, biaya iklan dan promosi
yang besar dapat menekan biaya.

BAB VII

STRUKTUR PASAR DAN HARGA

(Ekonomi Manajerial dengan Pendekatan Matematis, Prof. DR. H. Aulia Tasman,


SE, MSc.dan Prof. DR. H. M. Havidz Aima, M.S.)

7.1 Pengertian

Pasar adalah suatu institusi atau badan yang menjalankan aktiivitas jual
beli barang atau jasa: untuk selanjutnya akan disebut komoditas atau produk.
Pasar tidak selalu harus merupakan tempat atau bangunan tertentu. Pengertian
pasar dibatasi oleh komoditas homogeny, sehingga akan banyak sekali dijumpai
pasar. Pasar tida.klah selalu harus merupakan tempat atau bangunan tertentu.

7.2 Pasar Persaingan Sempurna

Pasar persaingan sempurna dibuat atas dasar dua asumsi penting yang
berkenaan dengan perilaku perusahaan individual dan yang berkenaan dengan
industry. Dalam kaitan ini, perusahaan diasumsikan hanya sebagai penerima harga
(price taker).

Dalam hal ini asumsikan bahwa perusahaan dapat mengubah tingkat


produksi dan penjualannya dalam batas-batas yang mungkin, tanpa menimbulkan
efek yang berarti pada harga barang yang dijual.

7.3 Pasar Persaingan Tidak Sempurna


 Monopoli

Pasar monopoli murni adalah pasar yang pengusaha tunggal, sehingga


tidak memungkinkan terjadinya subtitusi yang sempurna terhadap barang yang

[44]
ditawarkan oleh si pengusaha monopoli. Pengusaha tunggal tersebut menetapkan
kebijakan harga jual, kuantitas produksi serta kebijakan lainnya. Dalam pasar
monopoli pengusahanya adalah tunggal, tetapi penjual dari komoditas monopoli
bisa saja banyak.

 Pasar Oligopoli

Pasar oligopoly adalah pasar yang terdiri dari beberapa produsen yang
menghasilkan seluruh atau sebagian besar total output dipasar. Dengan kata lain
bahwa pasar oligopoly terdiri dari sekelompok kecil perusahaan besar yang
memiliki market share sekitar 70 % ssampai 80% dan disamping itu terdapat pula
perusahaan dengan pangsa yang lebih kecil. Pasar Oligopoli lebih menyerupai
pasar monopoli murni yang dicirikan oleh sejumlah kecil perusahaan besar yang
menghasilkan komoditas homogeny seperti baja atau komoditas yang berbeda
corak seperti mobil.

 Pasar Persaingan Monopolistik

Pasar monopolistic didefenisikan sebagai pasar dengan banyak produsen


yang mneghasilkan komoditas yang berbeda cirinya (differentiated product).
Pasar persaingan monopolistik lebih mendekati struktur pasar persaingan
sempurna (dicirikan dengan banyak perusahaan yang berpartisipasi di pasar, tanpa
batasan masuk industry yang serius) tetapi perusahaan-perusahaan yang ada di
pasar tersebut menghasilkan komoditas dengan karakteristik tersebut.

7.4 Determinasi Harga


 Pasar Persaingan Sepurna

Sebagian besar harga produk pertanian ditentukan menurut struktur pasar


PC walaupun perusahaan yang menghasilkan produk tersebut sedikit. Sedikit
konsep yang penting diketahui dalam mengkaji penetapan harga produk pertanian
dapat dijelaskan melalui konsep equilibrium harga.

 Persaingan Tidak Sempurna

[45]
Dalam pasar persaingan tidak sempurna, dikondisikan di mana hanya
sedikit saja perusahaan yang menghasilkan suatu produk sehingga harga di pasar
tidak ditentukan oleh interaksi pasar, melainkan ditentukan oleh perusahaan itu
sendiri

BAB VIII

KONSEP MAKSIMAL KEUNTUNGAN

(Ekonomi Manajerial dengan Pendekatan Matematis, Prof. DR. H. Aulia Tasman,


SE, MSc.dan Prof. DR. H. M. Havidz Aima, M.S.)

8.1 Pengantar

Keuntungan adalah pendapatan dikurangi dengan biaya total. Pendapatan


perusahaan diperoleh dari penjualan output (Y) dengan harga (p). Biaya total yang
dikeluarkan produsen adalah biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi Y, yaitu
sebesar jumlah Input yang digunakan Xi dikalikan dengan harga factor input
tersebut, Wi, dengan demikian, keuntungan (laba) dapat dirumuskan

8.2 Memaksimalkan Keuntungan Dua-Input

Kondisi yang dimaksud adalah menentukan satu titik dari maksimal profil
global, mengansumsi bahwa fungsi produksi itu sendiri mempunyai hanya satu
maksimum. Titik profit maksimasi tunggal akan membutuhkan sedikit X1 dan X2
dari yang dibutuhkan untuk memaksimumkan output, kecuali satu atau kedua
input itu gratis.

8.3 Maksimisasi dengan Kendala Biaya

Dalam menghasilkan output, produsen dihadapkan pada keternatasan


sumber daya yang tersedia. Kendala atau keterbatasan oleh produsen diperlakukan
dalam dua kategori: (1) kendala internal terjadi sebagai hasil dari keterbatasan
dalam jumlah dana yang tersedia untuk pembeli input, dan (2) keterbatasan
eksternal yang diperlukan oleh pemerintah atau lembaga lain. Sebagai contoh
keterbatasan yang dimaksud adalah luas lahan yang ditetapkan sesuai dengan
kebijakan yang diambil oleh pemerintah.

[46]
Jika produsen berhadapan dengan budget constraint dalam membeli input
X1 dan X2 dan hasilnya tidak dapat ditentukan secara global maksimasi
keuntungan, alternative terbaik berikutnya adalah memilih titik least cost-
combination berikutnya dimana budget line bersinggungan dengan isokun
masing-masingnya.

8.4 Isocline

Istilah isoclines digunakan untuk menyatakan setiap garis yang


berhubungan dengan titik yang mempunyai kemiringan (slope) yang sama pada
berbagai seri isokuan. Ridge line seperti yang diterangkan sebelumnya adalah
contoh dari isoclines. Ridge line I menghubungkan semua titik yang mempunyai
kemiringan nol dari seri isoquant. Ridge line II menghubungkan semua titik titik
dari kemiringan tak terbatas pada seri isokuan yang sama.

8.5 Penurunan Fungsi Permintaan Faktor

Fungsi yang memberikan pilihan optimal dari faktor input disebut dengan
dengan fungsi permintaan faktor input dapat diperoleh dari turunan pertama sama
dengan nol dari maksimisasi laba.

8.6 Fungsi Penawaran Output

Fungsi yang memberikan pilihan optimal dari output yang merupakan


fungsi dari harga-harga faktor input (w1) disebut dengan fungsi penawaran
output. Fungsi Y merupakan fungsi produksi yang merupakan fungsi dari faktor-
faktor input, yaitu Y = f(X1,X2,…Xn). Untuk tingkat optimal maka X adalah Xi
adalah Xi,sehingga fungsi produsi optimal adalah Y= f(X1, X2,…, Xn) Nilai Y
menunjukkan tingkat output yang menghasilkan profit maksimum.

8.7 Fungsi Laba Maksimum

Fungsi laba maksimum dapat dicari dengan mensubtitusikan nilai-nilai


optimal ke dalam fungsi tujuan laba sebagai berikut. Jika fungsi laba maksimum
yang diketahui, maka fungsi permintaan input, X(wi,p) dan fungsi penawaran

[47]
output, Y (wi, p) akan lebih mudah didapatkan dengan menggunakan Hotellings
Lemma.

8.8 Propertas Fungsi Laba Maksimum

Laba tidak menurun terhadap p, yaitu jika p sama atau naik, maka laba
tidak akan turun. Properti ini dapat dibuktikan sebaga berikut ini. Jika w dan p
tetap, maka yang menentukan laba adalah pY. Jika Y’> maka pY > pY. Ini
terbukti bahwa Y’ > Y tidak akan menurun laba, yaitu laba baru p’Y paling tidak
sama atau lebih besar pY.

BAB IX

PENGUKURAN ANGKA INDEKS

(Ekonomi Manajerial dengan Pendekatan Matematis, Prof. DR. H. Aulia Tasman,


SE, MSc.dan Prof. DR. H. M. Havidz Aima, M.S.)

9.1 Pengantar

Angka Indeks adalah instrumen yang sangat sering digunakan untuk


mengukur perubahan dalam level dari bermacam variable ekonomi. Angka indeks
berhubungan dengan bermacam fenomena ekonomi yang secara teratur
dikumpulkan dan diperbanyak atau disertakan. Indeks harga konsumen (CPI),
yang mengukur perubahan dalam harga dari seperangkat barang dan jasa
konsumen, yang digunakan secara sebagian besar dan luas sebagai indicator
ekonomi. Kepentingan lain dari angka indeks meliputi deflator harga untuk
pendapatan nasional agregat; indeks keuangan seperti semua ordinary indeks
(Australia)dan Dow Jones Indeks (USA); dan indeks hargaimpor dan ekspor

9.2 Kerangka Konseptual dan Notasi

Suatu angka Indeks didefenisikan sebagai angka riil yang mengukur


perubahan dalam satu set variable yang berhubungan. Secara konseptual, angka
indeks mungkin saja digunakan untuk perbandingan atas waktu atau ruang atau
keduanya. Angka indeks digunakan untuk mengukur perubahan harga dan

[48]
kuantitas atas waktu, sekaligus sebaik pengukuran perbedaan dalam level
antarperusahaan, industry, daerah atau Negara.

9.3 Indeks harga output

Fungsi ini dapat diformulasikan dengan melihat kurva


kemungkinanproduksi (production possibility curve-PPC) dan garis iso-revenue
(Untuk kasus dua output) diplotkan dalam gambar. Titik singgung antara PPC
dengan garis iso-revenue mengindikasikan kombinasi dari dua vector inout X,
Vektor harga output, Pt dan teknologi St.

9.4 Indeks Harga Input

Mengikuti kerangka untuk indeks harga input yang secara esensial


diadaptasi dari Konus (1924) indeks biaya hidup yang mengukur perubahan dalam
biaya pemeliharaan terhadap tingkat utilitas tertentu pada setting harga yang
berbeda. Perluasan dari konsep ini dapat mengukur angka indeks harga input
dengan membadingkan biaya menghasilkan vector output tertentu, dihubungkan
dengan teknologi teknologi produksi yang tersedia,dan level output yang ada,
sehingga dapat diringgkaskan menjadi.

9.5 Indeks Kuantitas Output

Dua pendekatan dapat digunakan dapat digunakan dalam mengukur


perubahan kuantitas. Pendekatan pertama adalah pendekatan langsung, dimana
kita menderivasi formula yang mengukur semua perubahan kuantitas dari
perubahan kuantitas spesifik komoditas individu, diukur oleh Y. Indeks-indeks
Laspeyres, paasche, fisher, dan Tornqvist dapat diaplikasikan secara langsung
terhadap kuantitas relative.

9.6 Indeks Kuantitas Input

Sekarang akan didiskusikan metode pengukuran perubahan dalam


penggunaan input oleh perusahaan atas dua periode, t dan s. Strategi nyata,
dimana kita tidak akan mencari metode lebih lanjut mengukur perubahan dengan

[49]
mendeflasikan perubahan pengeluaran input dalam periode t dan s, dengan angka
indeks harga input.

Menggunakan konsep fungsi jarak output, kita sekarang dapat


mendefenisikan indeks kuantitas input. Sepanjang garis yang sama sebagai indeks
output, kita dapat membandingkan level input vector Xt dan Xs dengan
mengukur fungssi jarak masing-masing dari vector output yang tersedia dibawah
kondisi teknologi yang tersedia.

9.7 Transitivitas dalam Perbandingan Multilateral

Dalam bagian ini kita pertimbangkan permasalahan penurunan angka


indeks harga dan kuantitas pada titik tertentu. Masalah ini muncul bila kita
tertarik dalam perbandingan tingkat produktivitas, output dan input antarnegara,
daerah, perusahaan, pabrik dan lainnya. Dalam kasus demikian, diperlukan
perbandingan berpasangan, misalnya perbandingan antarselisih pasangan
perusahaan.

BAB X

PENGUKURAN EFISIENSI

(Ekonomi Manajerial dengan Pendekatan Matematis, Prof. DR. H. Aulia Tasman,


SE, MSc.dan Prof. DR. H. M. Havidz Aima, M.S.)

10.1 Pengertian

Efesiensi ekonomi dinyatakan bila sumber daya yang digunakan sebaik


mungkin untuk memaksimalkan tujuan tertentu. Pendekatan normative dalam
ilmu ekom=nomi menyatakan bahwa maksimasi keuntungan adalah salah tujuan
umum suatu perusahaan.

Model Farrel , dalam gambar 10.3 berikut berhubungan efisiensi teknis


(OQ/OP) untuk memilih fungsi produksi yang cocok dan efesiensi harga (OR/OQ)
merefleksikan kecocokan (ketidakcocokan) memilih kombinasi input.

[50]
Gambar 10. 3 Model Farrel Efisiensi Harga dan Efisiensi Teknis

Dimana Q’ = kombinasi optimal

P = kombinasi perusahaan

Nerlove (1965) mengungkapkan perbedaan antar perusahaan, mencakup


efisiensi harga, efisiensi teknis, dan lingkungan. Efisiensi harga merupakan
kemampuan memaksimumkan profit dalam jangka pendek (short run)pada fungsi
produksi dan lingkungan tertentu. Efisiensi teknis adalah fungsi produksi itu
sendiri yang menggambarkan kondisi pengetahuan teknis dan kepemilikan input
tertentu. Nerlov menyebut efisiensi teknis sebagai efisiensi jangka panjang (long
run).

Perbedaan dalam efisiensi berhubungan dengan variasi beberapa faktor,


seperti input manajerial atau kualitas, harga, dan modal, serta elemen dinamis
perilaku produsen. Gap tersebut bermakna sebagai bentuk penundaan penyesuaian
terhadap kondisi yang berubah atau disebabkan oleh biaya yang diperlukan untuk
membuat perubahan, lag perilaku, dan ketidakpastian (uncertainty). Yotopoulos
dan Nugent (1976) mencatat bahwa efisien mengacu pada capaian maksimum
output dari set sumberdaya tertentu dan menurut mereka, ada dua macam
efisiensi, yaitu efisiensi teknis dan efisiensi harga. Efisiensi harga (price
efficiency) berkenaan dengan keputusan manajerial tentang alokasi faktor
produksi, yakni faktor yang berada dalam kontrol produsen.Efisiensi teknis
(technical efficiency) terkait dengan sumberdaya tertentu dari usahatani, paling
tidak dalam jangka pendek yang sifatnya eksogen dan menjadi bagian dari

[51]
lingkungan.Kondisi sufficient condition dari efisiensi ekonomi terjadi jika
sekaligus dicapai efisiensi teknis dan efisiensi harga.

10.2 Fungsi produksi dan efisiensi input

Fungsi produksi adalah sebuah hubungan inputoutput dan biasanya lebih


mengacu pada hubungan yang kontinyu.Meskipun ide sebuah fungsi merupakan
hal yang abstrak, konsep itu sangat bermanfaat.Ilmu ekonomi berkaitan erat
dengan hubungan antar variabel. Secara umum, fungsi produksi dapat ditulis
sebagai Y = f(X1, X2, ….. Xn).

Produksi merupakan fungsi atau dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang


terlibat dalam proses produksi. Fungsi produksi menggambarkan transformasi set
input (yang mewakili jumlah minimal input) untuk menghasilkan kuantitas output
tertentu. Para ekonom telah memberikan perhatian pada karakteristik fungsi
produksi.Meskipun fungsi produksi serupakan fenomena fisik atau pertimbangan
teknologi, sifatnya yang spesifik memiliki beberapa implikasi ekonomis. Ilmu
ekonomi berurusan dengan optimasi kuantitas yang diyakini penting dalam
kehidupan individu, komunitas, dan bangsa dan akan terwujud kalau tersedia
pengetahuan terkait production possibilities dan pengetahuan harga (atau nilai lain
bagi individu sebagai konsumen). Bentuk fungsi produksi bisa saja linier terhadap
input (Liebig), tetapi hal itu telah lama diabaikan sejakditerimanya temuan
Mitcherlich tentang diminishing margnal product.).

Fungsi produksi yang telah diaplikasikan secara luas dalam bidang


ekonomi adalah Cobb-Douglas, Constant Elesticity of Substitution (CES), input-
output (Leontief) (Yotopulos dan Nugent, 1976), dan model Linear Programming
(LP) (Darmawan, 2001, 2011a). Buku ini difokuskan pada fungsi produksi
CobbDouglas karena alasan pemilihan alat analisis dengan prinsip parsimous.
Fungsi produksi Cobb-Douglas memiliki karakteristik fungsi homogenous
sehingga memungkinkan mengukur return to scale dan menginterpretasi koefisien
elastisitas dengan mudah (Darmawan, 1994). Meskipun telah secara luas
digunakan dalam literatur ekonomi, fungsi produksi Cobb-Douglas memiliki
beberapa restriksi asumsi: constan elasticity of production, unitary elasticity of

[52]
input substitution, zero output on zero input, linear output expantion path melalui
titik origin, dan no maximum output (Widodo, 1988). Fungsi produksi jenis lain
adalah kuadratik atau second degree polinomial berikut.

10.3 Ukuran Orientasi Input

Ali dan Chaudry (1990) mengilustrasikan ketiga jenis efisiensi tersebut


dalam kurva berikut ini. Kurva TPPm menunjukkan kemungkinan output
maksimum selagi X meningkatdan juga memperlihatkan fungsi Frontier produksi
dan TPPa menunjukkan data produksi biasanya diestimasikan dengan
menggunakan teknik OLS.

Orientasi pengukuran output bagi efisiensi teknis diarahkan untuk


mengukur pertanyaan dengan seberapa banyak dapat jumlah input secara
proporsional dikurangi tanpa mengubah jumlah output yang dihasilkan sebagai
alternatif pertanyaan lain dengan Berapa banyak jumlah output dapat secara
proporsional ditambah tanpa mengubah penggunaan jumlah inputnya.

BAB XI

KONSEP DASAR PRODUKTIVITAS

(Ekonomi Manajerial dengan Pendekatan Matematis, Prof. DR. H. Aulia Tasman,


SE, MSc.dan Prof. DR. H. M. Havidz Aima, M.S.)

11.1 Pengantar

Produktivitas secara umum mengukur rasio output per satu input, seperti
produktivitas tenaga kerja, atau per kapital output, produktivitas modal,
produktivitas lahan, dan lain sebagainya. Dengan arti lain bahwa jumlah
outputfisik yang dihasilkan dibagi dengan satu unit faktor produksi tersedia pada
waktu yang tertentu. Indikator produktivitas secara alaminya berhubungan dengan
output dengan satu faktor produksi, menciptakan ukuran seperti produktivitas
tenaga kerja, produktivitas modal, dan sebagainya. Sebaliknya, produktivitas

[53]
multifaktor (faktor total) mengukur output per unit dari satu set kombinasi faktor
produksi dan memberikan satu ukuran keseluruhan dari produktivitas.

11.2 Total Factor Productivity (TFP)

Secara konsep, produktivitas didefinisikan sebagai tingkat output yang


dihasilkan per unit input yang digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi
diluar kasus outputdan input tunggal, definisi dan pengukuran dari produktivitas
menjadi sangat tegas. Produktivitas secara umum mengukur rasio output per satu
input, seperti produktivitas tenaga kerja, atau per kapital output, produktivitas
modal, produktivitas lahan, dan lain sebagainya.

Pengukuran produktivitas seperti ini hanya sebagai konsep rata-rata


produktivitas atau konsep produktivitas parsial yang dinyatakan dalam
perbandingan indeks output agregat (Nadiri, 1970).

11.3 Perubahan Teknologi dan Fungsi Produksi

Produktivitas dan perubahan dalam produktivitas sebenarnya dapat diukur


dengan menggunakan teknik yang berbeda. Sebagai contoh Diewert (1992)
memperlihatkan bahwa perubahan produktivitas dapat dihitung menggunakan
pendekatan angka indeks (indeks produktivitas Fisher, 1922 atau Tornqvist,
1936). Kedua ndeks ini membutuhkan informasi output dan harga, dan juga
asumsi yang melatarbelakangi struktur teknologi dan perilaku produsen, tetapi tak
satu pun membutuhkan estimasi secara ekonometrik.

11.4 Produktivitas Total dan Perubahan Teknologi

Diasumsikan sampai sekarang bahwa fungsi produksi agregat dan eksis


dan dispesifikasi secara akurat, dan bahwa input diukur dengan benar, apa yang
dapat kita katakan dengan kekuatan yang menerangkan pergerakan dari indeks
produksi total digambarkan secara murni dalam persamaan (11.2a) dan (11.2b).
Banyak kekuatan terlingkup dan tugas untuk menyaring mereka ke dalam kategori
spesifikasi terbaik adalah sukar dan berbahaya. Namun demikian, dua set faktor
utama telah disarankan sebagai determinan dari produktivitas total: karakteristik
teknis dari proses produksi dan pergerakan relatif harga faktor.

[54]
11.5 Perubahan Teknologi Autonomous dan Induced

Dalam banyak literaturatas produktivitas faktor dan fungsi produksi,


diasumsikan bahwa perubahan teknologi adalah autonomous, netral, dan
berkembang pada tingkat konstan; tujuan utama dari bagian tulisan ini adalah
mengkaji lebih detail penentu kontribusi dari perubahan teknologi terharap
pertumbuhan output. Hicks (1964) telah secara eksplisit mempertimbangkan
harga relatif atas arah perubahan teknologi.

Argumen dasarnya bahwa bila pengusaha antisipasi peningkatan relatif


dalam upah rill, dalam jangka pendek, mereka akan mensubtitusikan modal
terhadap tenaga kerja (menyediakan elastisitas subtitusi positif) dan kemudia
konsentrasi atas innovasi inilah penghematan tenaga kerja. Pengusaha tersebut
dapat mengalokasikan sumber daya untuk mengadopsi ketersediaan teknoloogi
yang bersifat labor-saving atau melalui penelitian mendesain metode labor-
saving mereka sendiri.

11.6 Endegenous Theory Perubahan Teknologi

Perusahaan, organisasi non profit, dan agen pemerintah menyediakan


pertimbangan sumber daya untuk menghasilkan pengetahuan dasar baru, aplikasi
teknis, dan peningkatan rancangan yang sudah ada. Bukti empiris menyarankan
bahwa instansi pemerintah dan universitas berkonsentrasi pada penelitian ilmiah
murni dari pada penelitian insdustrial, semakin berkebangannya bagian R&D
(research and development), akan menjadi penggerak utama peningkatan
racangan teknis yang ada dan penciptaan produk baru. Penemuan oleh pihak luar
negeri juga menjadi sumber utama dari ide baru; penemu individu sangatlah
penting, walaupun secara tetap berkurang, akan merupakan sumber penemuan
teknologi.

11.7 Difusi Teknologi

Di samping produksi dari teknik baru terdapat pula pertanyaan terhadap


entuk tranformasi teknologi dari satu industrike industri lainnya.Kecepatan dan
waktu dar difusi tergantung kuat pada kondisiekonomi dan keberagaman antara

[55]
perusahaan (Selter, 1960). Faktor yang menyebabkan satu perusahaan mengadopsi
teknik baru lebih cepat dari yang lain adalah: tingginya harapan profit, peroide
perlunasan singkat, konsentrasi lebih kecil terhadap penyerapan teknik baru dan
umur stok kapital yang ada masih sedikkit.

Akan tetapi, kesulitan penting utama difusi teknik baru adalah keberadaan
perangkat modal lama dan produk.Perlengkapan baru harus bersaing dengan
perangkat modal yang ada, tergantung dapa kebijakan keuasangan perusahaan.
Pada prinsipnya, setiap bagian peralatan harus diganti bila biaya operasinya
melebihi total biaya peralatan baru. Saling melengkapi yang kuat antarelemen
barang modal yang adamembuat sukar mengganti yang bagian-bagian saja; lantas
yang investasi keseluruhan akan menentukan kecepatanadopsi teknologi baru.

BAB XII

DEKOMPOSISI TOTAL FACTOR PRODUCTIVITY (TFP)

(Ekonomi Manajerial dengan Pendekatan Matematis, Prof. DR. H. Aulia Tasman,


SE, MSc.dan Prof. DR. H. M. Havidz Aima, M.S.)

12.1 Pengantar

Produktivitas memang dipengaruhi karena kehadiran inevisiensi demikian


juga degan pertumbuhan produktivitas, kecuali inevisiensi adalah invarian
terhadap waktu.Model teknik ekonometrik tradisional dari perubahan
produktivitas mengabaikan kontribusi perubahan efisiensi terhadap perubahan
produktivitas.Perubahan produktivitas didekomposisikan atas perubahan teknis
dan skala ekonomis.Akan tetapi jika inefisiensi ada, kemudian perubahan efisiensi
menyediakan suatu kontribusi independen terhadap perubahan produktivitas.

12.2 Pengukuran TFP – Pendekatan Angka Indeks

Pendekatan angka indeks dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Pendekatan indeks divisia


b. Pendekatan angka indeks pasti

[56]
12.3 Pengukuran TFP – Pendekatan Nonparametrik

Dalam pengukuran perubahan produktivitas, angka indeks digunakan juga dalam


mengukur perubahan dalam proses produksi atas dua periode waktu atau antardua
perusahaan. Ini dapat dicapai menggunakan satu formula yang cocok untuk
menghitung angka indeks dari kuantitas input dan output.

Pengukuran TFP – Pendekatan Eknometrik

Pengukuran ini dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:

a. Derivasi TFP melalui distance fuction


b. Derivasi TFP melalui fungsi produksi
c. Derivasi TFP melalui fungsi biaya
d. Derivasi TFP melalui fungsi profit

[57]
BAB II

PEMBAHASAN

2.1Kelebihan Buku

Buku ekonomi manajerial dengan pendekatan matematis ini memberikan


dasar-dasar pengambilan keputusan manajerial yang orientasi akhirnya adalah
pemecahan optimal terhadap masalah-masalah keputusan manajerial. Dan Banyak
terdapat gambar yang menarik, Penjelasannya sangat rinci, Terdapat indeks untuk
kata-kata yang sulit dimengerti, Terdapat daftar gambar yang memudahkan
mencari gambar, dan Terdapat daftar tabel untuk memudahkan mencari tabel.

Dengan komponen preskriptif dan deskriptifnya, ekonomi manajerial


menyediakan aplikasi yang menyeluruh dari teori dan metodologi ekonomi
terhadap pengambilan keputusan manajerial. Ekonomi manajerial juga relevan
bagi manajemen organisasi nirlaba nonbisnis, seperti instansi pemerintah,
koperasi, sekolah, rumah sakit, museum, dan lembaga serupa lainnya, sama bagi
relevansinya bagi bisnis yang berorientasi pada laba.

Pada buku Dominic Salvatore, buku ini bagus, membahas tentang


ekonomi manajerial secara global, dan juga buku ini merupakan buku terjemahan,
materi yang ada dalam buku ini juga bagus dan mencakup pembahasan global.

1.2 Kelemahan Buku


Buku ini dalam memaparkan ilmu ekonomi kurang mengaitkan dengan
kelangkaan sumber daya, baik sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable
resources) maupun sumber daya yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable
resources).
Sehingga kurang dalam menjelaskan solusi bagi pembaca dimana kita ketahui
bahwa bumi dan kekayaan alam yang tekandung di dalamnya diciptakan Sang
Khalik, Allah swt. Untuk memenuhi kebutuhan umat manusia dalam rangka
mensejahterakan masyarakat. Inti dari ilmu ekonomi adalah “pilihan (choice)”,
pengambilan keputusan terbaik dalam berbagai situasi dan kondisi yang dihadapi.

[58]
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
. Tujuan pokok ekonomi manajerial adalah pengambilan keputusan yang
berhubungan denganproses penetapan pemecahan masalah tertentu dalam suatu
unit usaha dari berbagai alternatif suatu tindakan. Berkaitan dengan konsep
perilaku konsumen, perlu dipahami beberapa hal sebagai berikut. Tujuan utama
dalam mengonsumsi suatu produk yang dijual di pasar adalah untuk
memaksimumkan kepuasan total. Para ekonom menyebut kepuasan total ini
sebagai utilitas total konsumen yang diperoleh ketika ia mengonsumsi suatu
produk.

3.3 Saran

Berbicara ilmu ekonomi berkaitan dengan kelangkaan sumber daya, baik


sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) maupun sumber daya
yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources).

Mungkin untuk kedepanya buku – buku tentang ekonomi manajerial harus


dibuat mudah dipahami dan dimengerti oleh pembaca. Dan untuk saya sendiri
mohon maaf jika masih terdapat kekurangan dalam penulisan CBR ini.

[59]
DAFTAR PUSTAKA

Tasman, Aulia dkk. 2013. Ekonomi Manajerial dengan Pendekatan Matematis.


Raja Grafindo Persada.

Sihaan, Elisabeth. 2014. Ekonomi Manajerial. USU: USU Press

Salvatore, Dominick. 2003. Mangerial Economics dalam Perekonomian Global.


Salemba Empat

[60]

Anda mungkin juga menyukai