Anda di halaman 1dari 26

TRANSPARANSI

Materi Kebanksentralan #2 – Bank Indonesia Institute


Outline

 Pendahuluan
 Konsep Transparansi Kebijakan Bank Sentral
 Model dan Metode Transparansi Bank Sentral
 Konsep dan Strategi Komunikasi Kebijakan Bank Sentral
 Praktek dan Studi Empiris : Transparansi dan Komunikasi
Kebijakan Bank Sentral di Beberapa Negara
 Transparansi dan Komunikasi Kebijakan Moneter di Indonesia
Pendahuluan

 Ketersediaan informasi publik sangat terbatas (Blinder et.al, 2001). Hal


ini mengakibatkan adanya distorsi alokasi sumber daya ekonomi.
 Bank sentral berkeinginan memanipulasi kebijakan moneter tidak
membuat keseluruhan perkonomian menjadi optimal, meskipun
kebijakan moneter yang tidak dapat diantisipasi berdampak pada
ekonomi riil (Lucas, 1972); (Sargent dan Walace, 1973, 1975); (Barro,
1977) ; dan (Cukierman dan Meltzer, 1986)
Pendahuluan

 Salah satu bentuk dari prinsip akuntabilitas demokrasi adalah tuntutan transparansi
kebijakan moneter sebagai kebijakan publik (Blinder et.al, 2001)
 Para pengambil kebijakan termasuk di lingkungan bank senrtal memiliki perbedaan
pandangan terhadap informasi
 Kerahasiaan, permasalahan komunikasi baik pihak internal maupun ekternal,
merupakan ciri umum banyak bank sental berbagai negara pada masa lalu
 Saat ini, penyatuan antara teori dan praktik transparansi kebijakan bank sentral,
terutama kebijakan moneter telah berubah, dengan banyaknya bank sentral yang
telah memperluas transparansi dan meningkatkan komunikasi kebijakan moneternya.
Konsep Transparansi Kebijakan

 3 faktor penentu meningkatnya transparansi dan komunikasi


kebijakan moneter di berbagai negara (Amato, Morris & Shin,
2003)
 Independensi.
 Inflation targeting framework
 Semakin majunya perkembangan pasar uang
Independensi

 Fischer (1995) mengemukakan terdapat tiga aspek yang membuat


suatu Bank sentral dikatakan independen.
 Independen pada instrument atau tujuaan akhir kebijakan moneter
 Independen dalam prosedur penentuan manajemen bank sentral
 independen dalam kemampuan pemerintah untuk menghukum bank
sentral dengan berbagai cara
Inflation Targeting Framework

 Menurut Stephen Grenville (2000:3), Inflation Targeting adalah strategi kebijakan


moneter yang meliputi lima komponen utama:
 Pemberitahuan publik tentang target angka pencapaian jangka menengah untuk inflasi
 Persetujuan institusioanal untuk kestabilan harga sebagai tujuan utama dari kebijakan moneter,
untuk tujuan lain itu setelahnya
 Strategi informasi termasuk dalam pemilihan banyak variabel, dan tidak hanya agregat moneter
atau nilai tukar yang digunakan untuk memutuskan pengaturan dari instrumen kebijakan
 Meningkatkan transparansi dari strategi kebijakan moneter siap berkomunikasi dengan
masyarakat dan pasar tentang rencana, sasaran dan keputusan dari kegiatan moneter
 Meningkatkan akuntabilitas dari bank sentral untuk pencapaian sasaran inflasi
Inflation Targeting Framework

 Menurut Stephen Grenville (2000:3), Inflation Targeting adalah strategi kebijakan


moneter yang meliputi lima komponen utama:
 Pemberitahuan publik tentang target angka pencapaian jangka menengah untuk inflasi
 Persetujuan institusioanal untuk kestabilan harga sebagai tujuan utama dari kebijakan moneter,
untuk tujuan lain itu setelahnya
 Strategi informasi termasuk dalam pemilihan banyak variabel, dan tidak hanya agregat moneter
atau nilai tukar yang digunakan untuk memutuskan pengaturan dari instrumen kebijakan
 Meningkatkan transparansi dari strategi kebijakan moneter siap berkomunikasi dengan
masyarakat dan pasar tentang rencana, sasaran dan keputusan dari kegiatan moneter
 Meningkatkan akuntabilitas dari bank sentral untuk pencapaian sasaran inflasi
Perkembangan Pasar Uang

 Perilaku transaksi dan pembentukan harga di pasar keangan sangat diperngaruhi oleh
ekspektasi para pelaku pasar mengenai arah perkembangan ekonomi di masa yang
akan datang termasuk inflasi dan arah suku bunga bank sentral
 Pengaruh kebijakan moneter terhadap transaksi dan harga asset finansial melalui
saluran transmisi yang lain, baik saluran suku bunga, uang beredar, kredit nilai tukar
dan harga asset
 Pengelolaan dan pengendalian ekspektasi di pasar keuangan merupakan bagian
penting dalam kebijakan moneter
Perkembangan Pasar Uang

 Perilaku transaksi dan pembentukan harga di pasar keangan sangat diperngaruhi oleh
ekspektasi para pelaku pasar mengenai arah perkembangan ekonomi di masa yang
akan datang termasuk inflasi dan arah suku bunga bank sentral
 Pengaruh kebijakan moneter terhadap transaksi dan harga asset finansial melalui
saluran transmisi yang lain, baik saluran suku bunga, uang beredar, kredit nilai tukar
dan harga asset
 Pengelolaan dan pengendalian ekspektasi di pasar keuangan merupakan bagian
penting dalam kebijakan moneter
Makna Transparansi Kebijakan

 Transparansi berarti bahwa bank sentral memberikan semua informasi


yang relevan kepada masyarakat umum dan pasar tentang strategi,
penilaian dan keputusan kebijakannya serta prosedurnya secara
terbuka, jelas, dan tepat waktu
 Poole (2003) mengemukakan bahwa akuntabilitas dan transparansi
terkait erat. Bank sentral yang lebih transparan akan mempermudah
akuntabilitasnya yang akan berdampak pada meningkatnya kinerja
bank sentral
Makna Transparansi Kebijakan

 Geraats (2001) lebih jauh membagi transparansi ke dalam lima aspek:


 Keterbukaan mengenai tujuan akhir kebijakan, seperti target inflasi secara eksplisit
(political transparency)
 Keterbukaan terkait dengan data ekonomi, model dan perkiraan (economic
transparency)
 Informasi terkait dengan strategi kebijakan moneter serta pertimbangan terkait
 Mengomunikasikan pengambilan keputusan
 Keterbukaan mengenai penerapan kebijakan, intervensi pasar, dan control errors
(operational transparency atau market transparency)
Transparansi Penuh

 Kebijakan moneter akan efektif apabila pasar dapat mengantisipasi secara


tepat
 Dasar pemikirannya terletak pada fenomena asimetri informasi, yaitu bank
sentral mempunyai pengetahuan yang lebih mengenai dirinya sendiri,
instrument dan keinginannya dibandingkan dengan public
 Pandangan transparansi penuh pada dasarnya menyarankan agar semua hal
perlu dikomunikasikan kepada public, kecuali untuk kasus khusus yang
memerlukan kerahasiaan
Transparansi Terbatas

 Tiga pertimbangan
 Hanya kebijakan moneter yang tidak dapat diantisipasi saja yang efektif dalam
mempengaruhi ekonomi
 Kebijakan transparansi yang terbatas akan meningkatkan kemampuan efektifitas
kebijakan moneter dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja
dalam jangka pendek
 Seberapapun terbukanya transparansi yang dilakukan oleh bank sentral, para pelaku
pasar dan pub lik belum tentu akan mampu menangkap sinyal kebijakan moneter
secara benar sehingga kasus asymmetric information tetap dapat terjadi
Transparansi, Rezim, dan
Akuntabilitas
 Rezim kebijkan moneter bervariasi, baik teori maupun praktik di bank
sentral, dari yang mendasari kaidah baku (rules-based) hingga
pertimbangan tertentu (discretion)
 Pada rezim kebijakan moneter bedasarkan discretion daripada rule
transparansi lebih kompleks. Hal ini umumnya berlaku pada bank-bank
sentral yang memiliki mandate yang jamak, seperti tidak hanya
mencapai kestabilan harga (inflasi) tetapi juga mendorong
pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja
Transparansi, Rezim, dan
Akuntabilitas

 Dalam satu dekade terakhir, tren demokratisasi terjadi di banyak negara telah
mendorong tuntutan transparansi kebijakan publik termasuk kebijakan moneter
 Tindakan dan kebijakan yang ditempuh bank sentral sebagai lembaga publik harus
bertanggung jawab
 Prinsip akuntabilitas merupakan landasan bagi bank sentral untuk mempublikasikan
kebijakan moneternya, kecuali terdapat pertimbangan yang kuat untuk hal sebaliknya
 Pengecualian ini dapat dibenarkan terhadap informasi yang sensitif dan dipandang
dapat merusak integritas operasi pasar keuangan
Transparansi, Rezim, dan
Akuntabilitas

 Implementasi prinsip akuntabilitas demokrasi merupakan strategi


komunikasi yang berperan penting dalam meningkatkan transparansi bank
sentral
 Tanpa dukungan luas dari stakeholders, bank sentral tidak mampu
melaksanakan tuganya dengan baik
 Penerapan prinsip akuntabilitas demokrasi yang menekankan pentingnya
bank sentral untuk berkomunikasi dan transparan dengan stakeholders, pada
kondisi baik ayau buruk, untuk menjelaskan kebijakn moneternya
Transparansi dan Komunikasi
Kebijakan:
Studi Empiris - IMF
 “Code of Good Practices on Transparency in Monetary and Financial Policies
(MFP)”
 Keikutsertaan penerapan pendoman tersebut pada tahun 2000 sebanyak 23
negara anggota kemudian meningkat 57 negara dari 184 anggota IMF
 Ketersediaan informasi bagi public terkait kebijakan moneter pada tahun
2003 melebihi penilaian tahun 2000
 Perkembangan ini menunjukkan bank sentral telah menggunakan berbagi
saluran komunikasi (publikasi periodik dan website) kepada public untuk
mempemudah askes informasi oleh publik
Transparansi dan Komunikasi
Kebijakan:
Studi Empiris - IMF
 Sudararajan, Das, dan Yossifow (2003) melakukan survei tentang
penerapan transparansi kebijakan moneter kepada 160 bank sentral
dari 178 negara anggota IMF sekitar 75% bank sntral mengisi kuisioner
 Hasil penelitian menunjukkan tingkat penerapan transparansi kebijikan moneter
tertinggi di negara-negara maju
 Transparansi terkait kejelasan peran, kewenangan dan tujuan otoritas moneter
pada umumnya cukup tinggi di banyak negara.
 Trasparansi paling lemah terdapat dalam aspek akuntabilitas dan jaminan
integritas otoritas kebijakan moneter.
Transparansi dan Komunikasi
Kebijakan:
Studi Empiris – Negara Maju
 Semua bank sentral negara maju menyampaikan informasi kepada
publik secara periodic terkait perkembangan ekonomi dan kebijakan
moneter berupa publikasi laporan analysis kondisi ekonomi dan
kebijakan moneter serta hasil prakiraan marko ekonomi
 Umumnya, publikasi secara kuartalan dan hanya dalam beberapa
kasus dilakukan tengah tahunan, bulanan, atau frekuensi lebih sering
 Publikasi prakiraan makro ekonomi umumnya diberikan pada hal-hal
pokok atau secara umum. Namun, RBNZ dan Swedish Riskbank
mempublikasikan prakiraan makro ekonomi secara rinci.
Transparansi dan Komunikasi
Kebijakan:
Studi Empiris – Negara Maju

 Publikasi risalah ringkas dilakukan oleh The Fed, BoJ, BoE,


Swedish Riskbank, dan RBNZ sedangkan bank sentral lainya tidak
melakukannya
 Bank sentral di negara maju berdasarkan undang-undang
diwajibkan menyampaikan laporan pelaksanaan kebijkan moneter
kepada parlemen, meskipun frekuensi yang berbeda-beda
Transparansi dan Komunikasi
Kebijakan:
Indonesia
 Dalam UU Np.23/1999 telah dijelaskan tentang pentingnya transparansi dan
akuntabilitas bank Indonesia (BI) dalam menyampaikan kebijakan
moneternya
 Hal ini seiring dengan pemberian independensi yang lebih besar kepada BI.
Dalam UU tersebut merinci hal-hal sebagai berikut:
 Peran, kewenangan dan tujuan kebijakan moneter melalui rapat dewan gubernur (RDG)
 Mengevaluasi kebijakan moneter pada tahun sebelumnya
 Rencana kebijakan dan penetapan sasaran atau target moneter untuk tahun yang
mendatang dengan mempertimbangkan target inflasi dan kondisi ekonomi serta
keuangan
Transparansi dan Komunikasi
Kebijakan:
Indonesia
 Selain itu, transparansi dan akuntabilitas BI diperkuat dengan amandemen
UU No. 3/2004 yang menambah perincian pertanggungjawaban BI secarfa
formal kepada DPR dan pemerintah setiap triwulan dan tahunan
 Dalam penyampaian pertanggungawaban BI, laporan tersebut juga
disampaikan kepada masyarakat agar memahami arah kebijakan yang
ditempuh
 Secara teknis, BI menyampaikan laporan kepada masyarakat melalui
konferensi press, penerbitan informasi di media massa, dan melalui diskusi
dengan akademisi, perbankan serta dunia usaha.
Transparansi dan Komunikasi
Kebijakan:
Indonesia
 Dalam hal ini, BI menghadapi setidaknya tiga bentuk ketidakpastian, antara
lain:
 Ketidakpastian dalam struktur ekonomi dan mengenai kondisi yang sedang
berlangsung. Hal ini terjadi karena 3 hal
 ketidaksempurnaan data
 karakteristik shock dari sisi penawaran yang sangat dominan ditengah proses penyesuaian
structural ekonomi
 keterkaitan structural dalam perekonomian
 Ketidakpastian mengenai interaksi antara pengambil kebijakan dan pelaku pasar
 Ketidakpastian dalam dinamika factor-faktor non ekonomi, terutama factor politik
Transparansi dan Komunikasi
Kebijakan:
Indonesia
 Secara teknis, acuan pejabat BI untuk menghadapi ketidakpastian
 substansi komunikasi menjawab secara logis terkait dengan latar belakang
diterapkannya suatu kebijakan oleh bank sentral
 substansi komunikasi bersifat forward looking
 substansi komunikasi memperhitungkan kondisi perkiraan ke depan yang
dipengaruhi oleh ketidakpastian
 BI secara periodic menjelaskan perumusan kebijakan moneternya
melalui Monetary Policy Reports.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai