Anda di halaman 1dari 114

MANAJEMEN PELAYANAN MANASIK HAJI PADA KBIH

SYEKH YUSUF DI KABUPATEN GOWA

SKRIPSI
n untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah da
UIN Alauddin Makassar

Oleh:
ERWIN JAYA
NIM: 50400112019

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2016

i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

: Erwin Jaya

NA 50400112019

Tempat/Tgl. Lahir : Ambon 15 Juli 1993

Jurusan . Manajemen Dakwah

Fakultas/Program : Dakwah dan Komunikasi

Alamat . Jl. Abd. Rasyid Dg. Lutang

Judul . Manajemen Pelayanan Manasik Haji Pada kBIH Syekh Yusuf

di Kabupaten Gowa

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi

ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia

merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya,

maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, 26 Agustus 2016

NI 00112019
Skripsi yang be;judul, "Manaemen Pelayanan Manask Haji Haji Pada KBIH
Syekh Yusuf Kabopaten Gowa dimisun oleh Erwin Jaya, MM: 50400112019,
mahasiswa Jurusau Marajemn Dakwah pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UI I Alauddin
, telah di usr dan di peuahaakm dalam siding Munaqasyah yang
pada hari Jum’at, tanggal 26 Agustus 2016 M atau 23
Dzulqaidah
1437 H, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah aatu syarat untñk
memperoleh gelar Sa;jam pada Fakultas Dakwah dan Komuifikasi pada Jurusan
Manajemen Dakwah.

Ma assar. 26 Aeustus 2016 M


23 Dzulqaidah 1437 H

DE]YANPENGUfl

xc‹»a : St. Nasriah, M.Sos.

Seloetaris : Dr. Hasarnddin, M.Ag

Pembimbing II : Dr. Nurhidayat Muh.

Said.M.Ag Mtmaqisy I : Drs. Mnh. Anwar,

M.Himi Mmiaqisy It : Dr. Irwan Misbach,

SE.,M.Si

Diketahui Oleh:
as Dakwah dan Komunikasi
uddin Makassar

' ' Masri S,A .M.Pd .M.Si


.MM “ :19690827 199603 1 044

IV
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Erwin Jaya

NIM 50400112019

Tempat/Tgl. Lahir : Ambon 15 Juli 1993

Jurusan : Manajemen Dakwah

Fakultas/Program : Dakwah dan Komunikasi

Alamat : Jl. Abd. Rasyid Dg.

Lurang

Judul : Manajemen Pelayanan Manasik Haji Pada KBIH Syekh Yusuf

di Kabupaten Gowa

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini

benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan

duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka

skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, 26 Agustus 2016


Penyusun,

Erwin Jaya
NIM: 50400112019

ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi yang berjudul, “ Manajemen Pelayanan Manasik Haji Pada KBIH Syekh
Yusuf Di Kabupaten Gowa” yang disusun oleh Erwin Jaya, NIM: 50400112019,
mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Alauddin Makassar, telah di uji dan di pertahankan dalam sidang Munaqasyah
yang diselenggarakan pada hari Jum’at,tanggal 24 Juni 2016 M atau 19 Ramadhan
1437 H, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi pada Jurusan Manejemen
Dakwah.

Makassar,24 Juni2016 M
19 Ramadhan 1437 H

DEWAN PENGUJI

Ketua :Dra. St. Nasriah, M.Sos. (…………….……..)

Sekretaris : Dr. Hasaruddin, M.Ag (…………….……..)

Pembimbing I : Dr. H. Mahmuddin, M.Ag (…………….……..)

Pembimbing II : Dr. Nurhidayat Muh. Said, M.Ag (…………….……..)

Munaqisy I : Drs. Muh. Anwar, M.Hum (…………….……..)

Munaqisy II : Dr. Irwan Misbach, SE.,M.Si (…………….……..)

Diketahui Oleh:
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Alauddin Makassar

Dr. H. Abd. Rasyid Masri, S.Ag,.M.Pd,.M.Si,.MM


NIP:19690827 199603 1 044

iii
KATA PENGANTAR

‫ِِ ُش‬
‫إِ َّن الْ َ ِله َن ْح َ ْستَِ ْع ي َ ْستَ َ ْستَ َوَن‬
‫ْر ِور‬
‫َم ُدهُ و نُُو و غِْ ُف ْره و ْه ِدْيِو ُعوذُ بِا ه م‬ ‫ح‬
‫َن‬ ‫َن‬ ‫َن‬ ‫ْم َِد‬
‫ل ْن‬
‫ل‬
‫ َم اهُلل َفاَل ُم ِض َّل لَُو ََوم ْن َفالَ َىا‬،‫أَْن ُ ف ِسنَا َوِم َ ِت أَ ْع َمالَِنا‬
‫ِد َي‬ ‫ُي ْضل ِ ْل‬ ِ‫ن ي ه ِده‬
ْ َ ْ ‫ن سي‬
ْ
‫ّئَا‬
‫َال إِلََو ُم َح َّم ًدا َ ْع ب ُدهُ َوَر َص ِّل‬ ‫ َأ ْش َه ُد َأ‬.‫لَُو‬
‫َو‬ .‫ُ ْس ولُُو‬ ‫إِال‬ ‫ْن‬
‫َسل‬ ‫َالل‬ ‫ّ اه لل َوَأ ْش َه ُد َأ َّن‬
‫ّ ْم‬ ‫ُّ ه َّم‬
‫و َعل َى آلِ و و ََو ا ْىتَ َدى ُبِ ه َدا هُ إِلَى َي الِْ قيَ َا مِ ة‬ ‫م‬
َ َ ُ ‫َوَبا ِ ْر ك َعل َى‬
‫َح َّم‬
‫ْ وِم‬ ‫ص حبِ و م ِن‬
ْ َ
‫ٍد‬
Syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah swt. atas limpahan

dan taufik-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan

waktu yang direncanakan.

Salam dan salawat tak lupa penulis curahkan kepada junjungan Nabi Besar

Muhammad saw., berserta para keluarga, sahabat, dan semua orang yang

mengikutinya hingga hari kiamat.

Tidak dapat dipungkiri bahwa selama penulisan skripsi ini terdapat berbagai

kendala yang dihadapi penulis. Akan tetapi berkat izin dan pertolongan Allah swt.
Kemudian bantuan dari berbagai pihak, maka semua kendala tersebut dapat dilalui

dengan semangat, ketulusan dan kesabaran. Oleh karena itu, pada kesempatan

berharga ini penulis sampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Teristimewa kepada Ayahanda Mustaring dan Ibunda Samsidar tercinta yang

telah melahirkan dan memberikan cinta dan kasih sayangnya, perhatian,

iv
motivasi, dukungan serta doa yang tulus dalam keberhasilan penulis sampai

sekarang ini.

2. Prof. Dr. Musafir Pababbari, M selaku Rektor, Prof. Dr. Mardan, M.Ag.,

Prof. Dr. H. Lomba Sultan, MA., dan Prof. Hj. St. Aisyah, M.A., Ph.D.,

masing-masing selaku Wakil Rektor I, II. dan III UIN Alauddin Makassar.

3. Dr. H. Abd. Rasyid Masri, S.Ag,.M.Pd,.M.Si,.MM., selaku Dekan, Dr.

Misbahuddin, M.Ag., Dr. H. Mahmuddin, M.Ag., dan Dr. Nur Syamsiah,

M.Pd.I., masing-masing selaku Wakil DekanFakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Alauddin Makassar.

4. Dra. St. Nasriah, M.Sos.I dan Dr. Hasaruddin, M.Ag., masing-masing Ketua

Jurusan dan Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah.

5. Dr. H. Mahmuddin, M.Ag. selaku Pembimbing I dan Dr. Nurhidayat Muh.

Said, M.Ag. selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran serta bertanggung jawab dalam membimbing dan mengarahkan

penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Drs. Muh. Anwar, M.Hum., selaku Munaqisy I dan Dr. Irwan Misbach,

SE.,M.Si. selaku Munaqisy II yang telah memberikan arahan, kritik dan saran

yang konstruktif kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Segenap para dosen-dosen pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN

Alauddin Makassar yang telah mencurahkan ilmunya tanpa pamrih terhadap

penulis.

v
8. Segenap Pengurus pengurus KBIH Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. Yang

meluangkan waktunya.

9. Saudari Sri Ratnasari, Spd kakak kandung penulis yang telah memberikan

motivasi kepada penulis.

10. Kepada saudara terbaik sepanjang waktu MD angkatan 2012, si PEKA, serta

adinda dan kakanda serta keluarga besar Manajemen Dakwah yang telah

memberikan semangat, kebersamaan dan bantuannya kepada penulis selama

penyelesaian skripsi..

11. Terima kasih juga kepada HMI Cab Gowa Raya dan UKM SB eSA yang

mengajarkan banyak ilmu.

12. Teman-teman KKN Profesi Angkatan Ke-6 UIN Alauddin Makassar di Dusun

Sapohiring Desa Balassuka Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa yang

menjadi tempat berbagi kehidupan selama dua bulan.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini terdapat kekurangan. Oleh karena

itu saran dan kritik konstruktif dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga

segala dukungan dan bantuan semua pihak mendapatkan pahala dari Allah swt.

Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua Amin.

Makassar, 26 Agustus 2016

Erwin Jaya
50400112019

vi
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................... iii
PENGESAHAN .................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
ABSTRAK .......................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1-13
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus....................................... 7
C. Rumusan Masalah...................................................................... 9
D. Kajian Pustaka/Penelitian Terdahulu......................................... 9
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................... 12
BAB II TINJAUAN TEORETIS...........................................................................14-40
A. Tinjauan tentang Manajemen KBIH.......................................... 14
B. Tinjauan tentang Manasik Haji………………………………... 22
C. Tinjauan tentang Standar Pelayanan Haji.................................. 28
BAB III METODOLOGI PENILITIAN...............................................................48-53
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 41
B. Pendekatan Penelitian................................................................ 42
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 43
D. Metode Analisis Data…………………………………………. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN.........................................................................47-66
A. Gambaran Umum KBIH Syekh Yusuf ...................................... 47
B. Manajemen Pelayanan Manasik Haji Pada KBIH Syekh Yusuf 50
C. Pelung dan Tantangan Yang Dihadapi Pihak KBIH Syekh
Yusuf dalam Melaksanakan Manasik Haji............ .................... 62
vii
BAB V PENUTUP.........................................................................................67-69
A. Kesimpulan ................................................................................ 67
B. Implikasi Penelitian ............................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................

viii
ABSTRAK

Nama : Erwin Jaya


Nim 50400112019
Judul skripsi : Manajemen Pelayanan Manasik Haji Pada KBIH Syekh Yusuf
di Kabupaten Gowa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Manajemen Pelayanan


Manasik Haji Pada KBIH Syekh Yusuf di Kabupaten Gowa dan kemudian
menyajikan dua subtansi permasalahan yaitu:(1) manajemen pelayanan manasik haji
pada KBIH Syekh Yusuf?(2) peluang dan tantangan yang dihadapi pihak KBIH
Syekh Yusuf dalam melaksanakan manasik haji.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
manajemen dakwah yaitu pendekatan dengan menekankan pada proses manajemen
sebagai fungsi dan dakwah sebagai model pelaksanaan. Dalam hal ini akan dikaji dari
aspek fungsinya sebagai sebuah yayasan yang bergerak dibidang manasik haji yakni
KBIH Syekh Yusuf. Informan berjumlah 5 orang yang terdiri dari ketua KBIH,
bidang bimbingan haji, pemateri manasik haji, anggota/staff dan peserta manasik.
Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa manajemen pelayanan manasik
haji pada KBIH Syekh Yusuf di Kabupaten Gowa sudah cukup baik manajemen yang
diterapkan dalam pelayanan manasik haji sudah sesuai dengan yang diinginkan oleh
Kementerian Agama sebagai mitra kerja dari KBIH Syekh Yusuf. Peluang
dantantangan yang dihadapi KBIH Syekh Yusuf dalam pelaksanaan Manasik Haji
yakni latar belakang pendidikan jamaah yang rendah, jamaah yang tidak mengikuti
aturan, jamaah yang mengidap penyakit kronis dan peluang yakni kepercayaan
jamaah pada KBIH Syekh Yusuf, tenaga ahli dalam bimbingan, sudah terkenal
sampai kepelosok Kabupaten Gowa, pengalaman kerja serta menjadi mitra kerja
pemerintah Kementerian Agama bidang haji dan umrah selama lebih dari 10 tahun.
Implikasi penelitian ini sebaiknya KBIH Syekh Yusuf lebih perhatian lagi
terhadap jamaah dalam hal pelaksanaan manasik haji karena maraknya buruk kinerja
KBIH yang membuat kepercayaan para jamaah dan pemerintah hilang Serta
Manajemen yang telah diterapkan KBIH Syekh Yusuf seharusnya lebih ditingkatkan
demi menjaga jumlah dan kepercayaan dari jamaah serta lebih memberikan perhatian
khusus bagi jamaah yang memiliki latar belakang pendidikan rendah, jamaah yang
memiliki penyakit kronis dan jamaah yang berusia lanjut agar mereka merasakan
kenyamanan yang berbeda terkait yang dialaminya.

ix
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang

Ibadah Haji adalah rukun Islam kelima. Kewajiban untuk berhaji, sekali

dalam hidup dan dibebankan hanya kepada seorang muslim yang mampu dalam

arti luas, yaitu mampu secara jasmani maupun rohani. Selain itu, “mampu” berarti

juga mampu secara finansial, dalam arti memiliki dana yang diperlukan untuk

menjalankan ibadah haji yang dilaksanakan ditempat yang ditentukan.1

Asal makna kata “haji” adalah menyengaja sesuatu. Haji yang dimaksud

menurut syarah’ adalah sengaja mengunjungi Ka’bah untuk melakukan beberapa

amal ibadah dengan syarat-syarat tertentu. 2 Kata haji banyak dijumpai dalam

beberapa ayat al-Qur’an, seperti QS Al-Baqarah/2: 189 dan 197, QS Ali Imran/3:

97, QS At-Taubah/9: 3, dan QS Al-Hajj/22: 27. Penyebutan kata haji dalam

beberapa ayat Al-Qur’an menyiratkan makna pentingnya haji bagi manusia.

Salah satu firman Allah swt yang menjelaskan tentang haji QS Ali

Imran/2: 97.

                 


       
      

         


         
      
 

1
Imam Syukani, Manajemen Pelayanan Haji di Indonesia, (Jakarta: CV. Prasasti, 2009),
h. 1.
2
Said Agil Husin Al Munawar dan Abdul Halim, FIqih Haji, (Jakarta: Ciputas Press,
2003), h. 1

1
2

Terjemahnya:

Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim;


barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia;
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya
(tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam3
Sebab hal tersebut, ibadah haji bisa dikatakan ibadah yang unik. Tidak

semata bentuk ritualnya itu sendiri, tetapi seperti dapat disarikan dari Encyclopedy

van Nederlandsch indie, pelaksanaan ibadah ini melibatkan unsur-unsur lain di

luar aspek ritual agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik, sehingga

seorang akan pulang dengan predikat haji yang mabrur. Dengan kata lain, unsur-

unsur di luar ritual ibadah haji yang menunjang suksesnya pelakasanaan rukun

Islam kelima itu tidak boleh dikesampingkan sedikitpun.

Nidjam dan Hanan menjelaskan, terdapat enam unsur pokok dalam

penyelenggaraan ibadah haji yang harus diperhatikan:

1. Haji

2. Pembiayaan

3. Kelengkapan administratif

4. Sarana transportasi

5. Hubungan bilateral antar negara

6. Organisasi pelaksana

Keenam poin penting di atas mempersyaratkan jaminan dalam

penyelenggaraan ibadah haji yang berkaitan dengan: pertama, jamaah haji yang

3
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Bandung: PT. Syamsil Cipta
Media, 1428H/2007 M), h. 365
telah terdaftar sah dan memenuhi syarat dapat diberangkatkan ke Arab Saudi;

kedua, seluruh jamaah haji yang telah berada di tanah suci dapat memenuhi

akomodasi, konsumsi dan transportasi; ketiga, seluruh jamaah haji yang telah

berada di tanah suci dapat menjalankan ibadah wukuf di Arafah dan rukun haji

lainnya; dan keempat, jamaah haji yang telah menunaikan ibadah haji seluruhnya
4
dapat dipulangkan ke daerah asal dengan selamat. Persoalaannya sekarang,

Kementerian Agama selaku penyelenggara ibadah haji berdasarkan UU No.17

Tahun 1999 tentang penyelenggaraan ibadah haji, dinilai tidak cukup serius dan

profesional untuk memenuhi jaminan tersebut. Terbukti, meski penyelenggaraan

ibadah haji sudah berlangsung puluhan tahun, akan tetapi tidak pernah sepi dari

masalah: mulai lolosnya jamaah haji yang hamil, terlambatnya jadwal

penerbangan, pemondokan tidak sesuai standar, petugas yang tidak ramah dan

tidak ada ditempat bila dibutuhkan, penipuan yang dilakukan oknum petugas atau

penyelenggaraan ibadah haji khusus, ongkos haji yang terus naik, jamaah haji

batal berangkat, sehingga seperti peristiwa tahun 2006 terjadinya kelaparan

jamaah haji. Semua peristiwa itu telah menempatkan Kementerian Agama sebagai

tertuduh, bahwa kendati setiap tahun ada evaluasi penyelenggaraan ibadah haji

pada tahun sebelumnya tetapi Kementerian Agama sebenarnya tidak pernah

sungguh-sungguh melakukan perbaikan.5

Berangkat dari kenyataan tersebut, penting kiranya mengetahui lebih jauh

manajemen pelayanan ibadah haji di Indonesia yang dilakukan Kementerian

4
Achmad Nidjam dan Alatif Hanan, Manajemen Haji: Studi Kasus dan Telaah
Implementasi Knowledge Workers, (Jakarta: Nizam Press, 2004), h. 101.
5
Imam Syukani, Manajemen Pelayanan Haji di Indonesia, (Jakarta: CV. Prasasti, 2009),
h. 2.
Agama. Munculnya persoalan-persoalan seputar penyelenggaraan ibadah haji

disebabkan buruknya manajemen ibadah haji. Artinya, sistem manajemen yang

semestinya dapat menjalankan fungsi-fungsi perencanaan, mengorganisasi,

mengarahkan, mengkoordinir, dan mengawasi kegiatan penyelenggaraan ibadah

haji yang aman, lancar, nyaman, tertib, teratur, dan ekonomis, tidak berjalan

dengan baik. Akibatnya, manajemen ibadah haji tidak mampu memberikan

kepuasan prima kepada haji.

Jamaah haji Indonesia yang umumnya masih awam, dijadikan objek

untuk mencari keuntungan, mereka juga sering mengabaikan mekanisme

kebijakan yang telah diatur oleh pemerintah, sehingga menimbulkan berbagai

masalah baik bagi pemerintah maupun masyarakat. Ironisnya, masyarakat yang

melihat jamaah haji dirugikan, umumnya mengalamatkan keselahan tersebut

kepada Kementerian Agama.6 Dengan demikian KBIH sebagai mitra kerja

pemerintah bidang biro Haji dan Umrah hadir membantu pemerintah dalam

mengatasi persoalan-persoalan bimbingan dan manasik haji.

KBIH adalah lembaga yayasan sosial Islam yang bergerak di bidang

manasik haji terhadap jamaah haji baik selama pembekalan di tanah air maupun

pada saat ibadah haji di Arab Saudi. KBIH merupakan lembaga sosial keagamaan

(non pemerintah) yaitu sebuah lembaga yang telah memiliki legalitas pembimbing

melalui undang-undang dan lebih diperjelas melalui sebuah wadah khusus dalam

struktur baru Kementerian Agama dengan Subdit Biro KBIH pada direktorat

pembinaan haji. KBIH merupakan mitra pemerintah dalam pelayanan ibadah haji.

6
Imam Syaukani Ed, Manajemen Pelayanan Haji Di Indonesia (Cet I; Jakarta: CV.
Prasati, 2009), h. 1-5.
KBIH sebagaimana Keputusan Dirjen Bimas Islam dan penyelenggaraan Haji No.

D/348 tahun 2003 pasal 17 ayat 2 bahwa KBIH hanya melaksanakan bimbingan

ibadah haji dan bukan sebagai penyelenggara haji. Dengan demikian KBIH tidak

melaksanakan pendaftaran jamaah dan pengaturan kloter serta pemondokan di

Arab tidak boleh mengambil living cost atau semacamnya.7

Di Indonesia jamaah haji KBIH menilai positif terhadap KBIH, namun

penilaian menjadi negatif setelah mereka di Arab Saudi. Perubahan penilaian dari

positif menjadi negatif diperkuat dengan analisis korelasi yang menemukan tidak

ada kaitan atau korelasi, antara pembimbingan KBIH selama di Indonesia, dengan

apa yang dirasakan ketika di Arab; tidak terdapat perbedaan penilaian jamaah haji

non KBIH, antara yang mereka rasakan atau terima di Indonesia, dengan apa yang

mereka rasakan setelah di Arab. Secara statistik, jamaah haji non KBIH,

menyakini bahwa apa yang dirasakan atau diterima mereka selama di Indonesia,

sama dengan apa yang mereka rasakan di Arab.

Di Sulawesi selatan sendiri terkhusus Kabupaten Gowa tidak terlepas pula

dari masalah, dimulai dari diundurnya pemberangkatan, lolosnya jamaah haji,

pengurusan visa yang terlambat, serta tidak sesusainya antara pembinaan dan

pelayanan yang diberikan di tanah air dengan yang mereka terapkan di tanah suci.

Studi kasus di KBIH Syekh Yusuf dalam manasik haji yang digelar bersama

Kementerian Agama Kabupaten Gowa pada tahun 2009 sejumlah CJH (calon

jamaah haji) terkena pengaturan kloter imbasnya para CJH KBIH Syekh Yusuf

merasa khawatir karena banyak dari mereka terpisah dengan keluarga serta

7
Achmad Nidjam dan Alatif Hanan, Manajemen Haji: Studi Kasus dan Telaah
Implementasi Knowledge Worker, (Jakarta: Nizam Press, 2004), h. 181.
kerabatnya. Ujar salah satu dari calon jamaah “kami ikut bimbingan haji supaya

kami dibimbing agar bisa melaksanakan ibadah haji tanpa adanya hambatan.

Pihak KBIH Syekh Yusuf menganggap kejadian ini tidak ada sangkut pautnya

dengan kami, karena terkait tentang pengaturan kloter tidak ada hubungannya

dengan kami, itu merupakan kewenangan penuh Pusat dan Kementerian Agama

Gowa.8

Pada hakekatnya jamaah haji perlu dituntun dan dibina agar mereka tahu

tugas dan hak serta kewajibannya sebagai haji yang insya Allah mabrur. Karena

pada prinsipnya, haji sebagai rukun Islam kelima yang pada tingkat individu wajib

di tunaikan. Maka sudah seharusnya KBIH sebagai lembaga non pemerintah

berfungsi sebagaimana mestinya, supaya ibadah haji berjalan sesuai dengan apa

yang menjadi ketentuan yang berlaku.9

Berdasarkan ulasan di atas tentang bagaimana menjadi haji yang baik, agar

tidak terjadi kekeliruan saat mendapat bimbingan di tanah air untuk diterapkan di

tanah Mekkah. Oleh karena itu, dibutuhkan manajemen yang baik dalam setiap

yang berkaitan tentang bimbingan jamaah haji untuk kemudian diberangkatkan di

tanah suci.

Dengan demikian, hakikat manajemen bimbingan ibadah haji adalah

bagaimana mengelolah kegiatan organisasi atau lembaga untuk mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen bimbingan ibadah haji

memberikan manfaat bukan hanya bagi organisasi, tetapi juga jamaah yang

tergabung dalam lembaga bimbingan ibadah haji. Manfaat manajemen bimbingan


8
http//blognatugowa.blogspot.ae//2009/10/kbih-syekh-yusuf-soroti-kandepag-
gowa.html?m=1, 18 februari 2016
9
Pasal 5 UU No. 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
ibadah haji antara lain sebagai berikut: menyesuaikan tujuan organisasi dan

individu, memperbaiki kinerja pelayanan, motivasi kerja, meningkatkan

konsistensi, etika dalam beribadah, dan penyesuaian diri, serta memberi

pemahaman ilmu pengetahuan untuk diterapkan di tanah Arab.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis bermaksud untuk mengetahui,

“Manajemen Pelayanan Manasik Haji Pada KBIH Syekh Yusuf di

Kabupaten Gowa” sebagai salah satu inisiatif penulis untuk mengetahui jauh

lebih dalam mengenai kinerja KBIH dalam melaksanakan pembinaan haji,

memonitori dan mengevaluasi pendapat, masukan serta kritik sehingga tercipta

korelasi antara lembaga yang dimaksud dengan jamaah haji, agar tercipta

pelayanan pembinaan jamaah haji yang efektif dan efisien sesuai landasan hukum

kepemerintahan di tanah air dan hukum secara Islami.

B. Fokus Penulisan dan Deskripsi Fokus

1. Fokus Penulisan

Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang keliru dari pembaca dan

keluar dari pokok permasalahan, maka dari itu penulis difokuskan pada

“Manajemen Pelayanan Manasik Haji Pada KBIH Syekh Yusuf di Kabupaten

Gowa”.

Bahwa yang penulis maksudkan tentang fokus manajemen manasik haji

pada KBIH Syekh Yusuf adalah tentang pelayanan manasik haji. Hal-hal terkait

pendaftaran, pengurusan visa, sampai bimbingan di tanah suci bukan merupakan

fokus dari penulisan ini.


2. Deskripsi Fokus

Orientasi penulisan ini dibatasi pada manajemen manasik haji yakni

tentang pelayanan manasik haji. Aspek-aspek terkait pembinaan manasik haji

antara lain meliputi 2 aspek yaitu:

a. Pelayanan Pembinaan Manasik Haji

Ketersediaannya peralatan manasik yang dibutuhkan seperti Kabbah Mini,

beberapa miniatur yang mendukung, pengeras suara, proyektor dan beberapa

alat peraga lainnya yang mendukung. Selain itu pelayanan yang diberikan

oleh pihak KBIH Syekh Yusuf terhadap jamaah haji sudah memenuhi

standar pelayanan sesuai yang menjadi aturan dan ketentuan yang berlaku.

b. Aspek Manajemen

Manajemen yang penulis maksud disini adalah segala hal yang terkait dengan

pengelolaan (fungsi manajemen) seperti planning/perencanaan,

organizing/pengorganisasian, actuating/pelaksanaan, controlling/pengawasan

dan evaluasi.

Dengan demikian, Manajemen Manasik Haji dimaksudkan agar pihak dari

pengurus KBIH Syekh Yusuf dapat mengembangkan potensi baik dari segi

pelayanan maupun materi-materi tentang bimbingan di tanah suci.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan apa

yang menjadi pokok masalahnya; yaitu, bagaimana manajemen pelayanan


manasik haji pada KBIH Syekh Yusuf di Kabupaten Gowa? Untuk menjawab

pertanyaan tersebut, maka dibutuhkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana manajemen pelayanan manasik haji pada KBIH Syekh Yusuf

Kabupaten Gowa?

2. Peluang dan tantangan yang dihadapi pihak KBIH Syekh Yusuf Dalam

Melaksanakan Manasik Haji?

D. Kajian Pustaka/Penulisan Terdahulu

1. Hubungan dengan Penulis Terdahulu

Dari beberapa rujukan skripsi yang penulis jadikan perbandingan

mempunyai referensi yang sangat kuat ditinjau dari segi manajemen bimbingan

ibadah haji, akan tetapi yang jadi perbedaan dari penulisan sebelumnya ditinjau

dari pendekatan yang dipakai oleh penulis, karena penulis fokus dengan

pendekatan Manajemen KBIH.

Skripsi Tirta Wijaya dengan judul “Manajemen Pembinaan Jamaah Haji

Pada KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) Ulul Al Baab Tanggerang”

pempunyai kesamaan dan perbedaan dengan judul yang penulis angkat yaitu

persamaannya tentang manajemen KBIH dan metode kualitatif yang digunakan

dan rumusan masalah yang saudara angkat memiliki kesamaan yaitu “bagaimana

manajemen manasik haji sedangkan perbedaannya yaitu lokasi penulisan dan

deskripsi fokus.10

10
Tirta Wijaya, Manajemen Pembinaan Jamaah Haji Pada KBIH Ulul Al Baab
Tanggerang (Jakarta: Syarif Hidayatullah Press, 2011)
Skripsi Asmahwati judul skripsi “ Penerapan Fungsi Perencanaan Pada

KBIH Bina Umat dalam Upaya Peningkatan Kualitas Bimbingan Ibadah Haji”

adapun beberapa persamaan dari penulisan ini ialah menggunakan metode

penulisan kualitatif, dan objek penulisan KBIH. Sedangkan perbedaannya yaitu

penulis lebih fokus kepada efektivitas manajemen pelayanan dan pembinaan

jamaah haji.11

Skripsi Shoimatur Rohmah dengan judul “Tingkat Kepuasan Jamaah

KBIH (Studi Kasus Pada Jamaah Haji Tahun 2011 KBIH Ar Raudhah

Yokyakarta)” kesamaan dari penulisan ini ialah memilik objek penulisan yang

sama yaitu KBIH sedangkan perbedaannya metode yang digunakan kwantitatif,

saudari ini lebih terfokus kepada kepuasan pelanggan dalam melaksanakan

pembinaan jamaah haji.12

Skripsi Angraini Frista Pratiwi Hatta dengan judul Manajemen Travel Haji

dan Umrah dalam Merekrut Jamaah ( Studi Kasus PT Aliyah Perdana Wisata).

Skripsi ini memiliki kesamaan yaitu mengenai metode penulisan, sedangkan

perbedaannya yaitu saudara ini membahas perekrutan jamaah Haji dan realita

pendaftan.13

2. Hubungan dengan Buku-Buku

Penulis dalam skripsi ini merupakan penelitian lapangan dan mengenai

masalah pokok yang dibahas dalam skripsi ini mempunyai relevan dengan

11
Asmahwati, Penerapan Fungsi Perencanaan Pada KBIH Bina Umat Dalam Upaya
Peningkatan
12
Kualitas Bimbingan Ibadah Haji¸ (Yokyakarta: Sunan Kalijaga Yokyakarta, 2008)
Shoimatur Rohmah, Tingkat Kepuasan Jamaah KBIH (Studi kasus pada jamaah haji
Tahun 2011 Ar Raudhah Yokyakarta (Yokyakarta: Sunan Kalijaga Yokyakarta Press, 2012)
13
Angraini Frista Pratiwi Hatta, Manajemen Travel Haji dan Umrah dalam Merekrut
Jamaah ( Studi Kasus PT Aliyah Perdana Wisata) (Alauddin: UIN Press, 2015)
sejumlah pembahasan yang ada dalam buku-buku pada umumnya serta buku-buku

anjuran pada khususnya yang menjadi rujukan penulis.

Adapun karya tulis ilmiah yang dijadikan rujukan awal dan perbandingan

dalam penulisan ini antara lain:

Dalam buku Manajemen Haji oleh Ahcmad Nidjam Alatif Hanan,

mengemukakan bahwa ibadah haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) untuk

melakukan beberapa amalan, antara lain: wukuf, tawaf, sa’i dan amalan lainnya

pada masa tertentu, demi memenuhi panggilan Allah swt dan mengharapkan

ridho-Nya.14

Dalam buku Pokok Pokok Manajemen oleh Azhar Arsyad mengemukakan

bahwa Menurut Mackenzie, ada tiga unsur dasar yang patut diingat; (1) unsur ide

yaitu berkaitan dengan pemikiran konseptual di mana perencanaan merupakan

suatu bagian terpenting, (2) unsur sesuatu yang berkaitan tentang administrasi; (3)

unsur manusia yang berkaitan dengan bagaimana mengarahkan manusia

(kepemimpinan).15

Dalam buku Manajemen Dakwah oleh H. M. Yunan Yusuf

mengemukakan bahwa pengertian manajemen secara etimologis, kata manajemen

berasal dari bahasa Inggris yaitu management, yang berarti ketatalaksanaan, tata

pimpinan, dan pengelolaan.16

Dalam buku Manajemen Pelayanan Haji Di Indonesia oleh Imam

Syaukani mengemukakan bahwa pelayanan merupakan kegiatan/keuntungan yang

14
Ahcmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji (Jakarta: Cet; 4, PT Media Cita,
2006), h. 5.
15
Azhar Arsyad, Pokok-Pokok Manajemen, (Yokyakarta: Cet.3, Pustaka Pelajar Offset,
2012), h. 17.
16
H. M. Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah.
ditawarkan oleh organisasi atau perorangan kepada konsumen/custumer yang

bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki.17

Dalam buku Problematika Pelaksanaan Ibadah Haji oleh Gazali Suyuti

mengemukakan bahwa sistem penyelenggaraan haji yang terdiri atas aspek

kelembagaan, manajemen, pengelolaan keuangan, peningkatan SDM, serta

dukungan sarana dan prasarana tidak efektif dalam meningkatkan pelayanan

kepada jamaah haji.18

Dalam buku Panduan Penulisan UIN Alauddin Makassar terkait tentang

metodologi penulisan da juga merupakan acuan resmi dalam hal penulisan karya

ilmiah.

E. Tujuan dan Kegunaan Penulisan

Tujuan dan kegunaan dari hasil penulisan yang dimaksudkan adalah

sebagai berikut:

1. Tujuan Penulisan

Maksud dari penulisan ini adalah untuk memperoleh data yang diperlukan

untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah.

Adapun tujuan dari penulisan ini antara lain:

a. Untuk mengetahui manajemen pelayanan manasik haji pada KBIH Syekh

Yusuf di Kabupaten Gowa.

17
Imam Syaukani, Manajemen Pelayanan Haji Di Indonesia , (Jakarta: Cet. 1, CV.
Prasasti, 18
2009), h. 12.
Gazali Suyuti, Problematika Pelaksanaan Ibadah Haji, (Makassar: Cet. 1, Alauddin
University Press, 2013), h. 200.
b. Untuk mengetahui peluang dan tantangan yang dihadapi pihak KBIH Syekh

Yusuf dalam melaksanakan manasik haji.

2. Kegunaan Penulisan

a. Secara akademik, hasil dari penulisan ini diharapkan mampu bermanfaat

dalam hal memberikan pemahaman tentang Manajemen KBIH sebagai

literatur dalam proses belajar mengajar dan kegunaan lainnya serta

memberikan sumbangsih ilmu di bidang haji sebagaimana yang dilakukan

oleh pihak pelaksana haji dalam proses keberangkatan ke tanah suci.

b. Secara praktis, hasil dari penulisan ini diharapkan dapat berguna bagi para

praktisi haji dalam hal ini pihak-pihak penyelenggara haji baik dari

pemerintah maupun non pemerintah atau para tokoh-tokoh pendidik agama

masyarakat secara umum yang ingin melaksanakan ibadah haji secara syariat

dan tidak melanggar dari yang sudah ditentukan dalam aturan main yang telah

ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia.


BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Tinjauan Manajemen KBIH

1. Ruang Lingkup Manajemen

Secara etimologi, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris, Management,

yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan. Artinya, manajemen

adalah sebagai suatu proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam

upaya-upaya koordinasi untuk mencapai suatu tujuan.1

Dalam bahasa Arab istilah manajemen diartikan sebagai an-nizam atau at-

tauzhim, yang merupakan suatu tempat untuk menyimpan segala sesuatu dan

penempatan segala sesuatu pada tempatnya.2

Pengertian tersebut dalam skala aktivitas juga dapat diartikan sebagai aktivitas

menertibkan, mengatur dan berpikir yang dilakukan yang dilakukan oleh seseorang,

sehingga ia mampu mengemukakan, menata dan merapikan segala sesuatu yang ada

di sekitarnya, mengetahui prinsip-prinsipnya serta menjadikan hidup selaras dan

serasi dengan yang lainnya.

Sedangkan secara terminologi pengertian manajemen yaitu kekuatan yang

menggerakkan suatu usaha yang bertanggungjawab atas sukses dan kegagalannya

1
2
Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2006), h. 9.
Al-Mu’jam al-wajiz, Majma’ul Lughoh al-Arabiyyah Huruf, Nuun.

14
15

suatu kegiatan atau usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kerja sama

dengan orang lain.3

Sedangkan manajemen menurut M. Manullang mengatakan bahwa

manajemen adalah seni atau ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,

pengarahan, dan daya untuk mencapai suatu tujuan.4

Manajemen juga menaruh perhatian pada aspek efektivitas yang penyelesaian

kegiatan-kegiatan agar sasaran organisasi tercapai. Sedangkan efektif adalah

kemampuan untuk mengukur tujuan dengan tepat. Manakala para manejer mencapai

sasaran organisasi mereka, dikatakan bahwa itu berhasil. Efektivitas sering

dilukiskan dengan melakukan hal yang tepat, artinya kegiatan kerja yang membantu

organisasi tersebut mencapai sasarannya.5

Sementara efisiensi ini lebih memperhatikan sarana-sarana dalam

melaksanakan segala sesuatunya, dan efektivitas itu berkaitan dan menunjang antara

satu dengan lainnya. Mengenai efesiensi dan efektivitas dapat dilihat dalam firman

Allah QS Al-Furqan/25: 67

        
        
      




Terjemahnya:

3
Lihat Yunun Yusuf, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2006), h. 10.
16

4
M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta: Galia Indonesia, 1996), h. 16.
5
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2006), h. 16.
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-
tengah antara yang demikian.6

Agar manajemen itu dilakukan mengarah kepada kegiatan yang biasa secara

efektif dan efesien, maka manajemen perlu dijelaskan berdasarkan fungsi-fungsinya

yang dikenal dengan fungsi-fungsi manajemen, yakni perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan.

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk

mengantisipasi kecenderungan dimasa yang akan datang dan penentuan strategi dan

taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.

b. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian adalah proses yang menyangkut bagaimana strategi dan

taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur

organisasi yang tepat dan tanggung, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif

dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif

dan efesien guna pencapaian tujuan.

c. Pelaksanaan (actuating)

Pelaksanaan adalah proses menerapkan program agar bisa dijadikan oleh

seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut

6
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: PT. Syamsil Cipta Media,
1428H/2007 M), h. 365.
dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas

yang tinggi.

d. Pengendalian dan pengawasan (controlling)

Pengendalian (pengawasan) adalah proses dilakukan untuk memastikan

seluruh kegiatan yang telah dirancang dari awal bisa berjalan dengan target yang

diharapkan.7

Dengan demikian, secara keseluruhan defenisi manajemen tersebut dapat

dijabarkan sebagai berikut:

a. Ketatalaksanaan proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai

sasaran tertentu.

b. Kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka

pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.

c. Seluruh perbuatan menggerakan sekelompok orang dan menggerakan suatu

fasilitas dalam suatu usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.8

Sedangkan dalam bahasa sederhananya, pengertian manajemen dapat

diartikan sebagai kemampuan bekerja dengan orang lain dalam suatu kelompok yang

terorganisasi guna mencapai sasaran yang ditentukan dalam organisasi atau lembaga.

7
Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana,
2008), h.88.
Ahmad Fadli, Organisasi dan Administrasi (Cet. III; Kediri: Manhalun Nasin Press, 2002),
h. 26.
Dalam Islam konsep dan prinsip menejer ini dapat dikaitkan dengan tugas

yang diembannya, yaitu bertanggung jawab terhadap semua aktifitas dan keputusan

dalam organisasi.9

Dari beberapa defenisi diatas tentang efektivitas dan manajemen maka dapat

disimpulkan bahwa efektivitas manajemen adalah pengukuran suatu proses kerja atau

mengatur yang melibatkan orang-orang dalam suatu organisasi untuk menjalankan

suatu usaha demi tercapainya suatu sasaran atau tujuan bersama.

2. KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji)

KBIH adalah lembaga dalam bentuk organisasi yang berbadan hukum dan

kedudukannya sebagai mitra kerja pemerintah dalam melakukan pembinaan dan

membimbing jamaah haji.

Sampai saat ini, belum ada buku atau literatur yang baku yang coba

membahas tentang KBIH. Akan tetapi dengan segala daya upaya penulis akan

mencoba menggunakan berbagai data tertulis yang masih berantakan untuk coba

dijadikan kerangka teori dalam penulisan ini. Terdapat tiga kata kunci kewajiban

pemerintah dalam Undang-Undang Penyelengaraan Ibadah Haji Dan Umrah. Yakni:

pembinaan, pelayanan, dan perlindungan.10

Dalam hubungannya dengan kegiatan pembinaan kepada jamaah haji,

pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama, membuka diri terhadap adanya peran

serta masyarakat. Bentuk peran serta dan keterlibatan masyarakat itu, kini telah

9
Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2006), h. 10.
10
Kelompok Empat Satu, Cara Mudah Naik Haji (Bandung: Cet VI; Penerbit Mizan, 1996) ,
h. 17
melembaga dalam bentuk organisasi, KBIH, dan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia

(IPHI). Kedudukan pemerintah adalah sebagai penyelenggara ibadah haji, sedangkan

KBIH adalah mitra kerja pemerintah membimbing jemaah calon haji (pra-haji dan

paska haji). KBIH adalah penyelenggara swasta yang merupakan perpanjangan

tangan Departemen Agama sebagai pengemban UU dalam hal memberikan

bimbingan manasik haji.11

Menurut sejarahnya keberadaan KBIH awalnya berangkat dari sebuah

yayasan berlatar belakang pesantren atau majelis ta‟lim yang kepentingannya untuk

menimba ilmu agama kepada para kyai, lebih khusus ilmu yang membahas tentang

masalah syariat termasuk didalamnya haji. Dari itu semua kemudian muncul

keyakinan dari para santri atau masyarakat yang merasa belum mampu melakuka

ibadah haji secara sempurna untuk meminta bimbingan haji secara langsung kepada

para kyai dan ustadz tersebut. Kemudian juga menurut Kepala Sub Dinas Direktorat

Informasi Haji Departemen Agama tahun 2001 Farid Hadjiry, keberadaan KBIH

berawal dari para warga muslim Indonesia yang saat itu sedang melakukan studi atau

bekerja di Arab Saudi. Yang coba menawarkan jasa untuk melakukan pembinaan

untuk melakukan aktivitas ibadah haji. Baik itu ikut secara resmi oleh orang Arab

yang sudah membuka biro jasa bimbingan ataupun melakukan bimbingan secara

indipenden (perorangan). Harapan pemerintah sendiripun pada awalnya mengizinkan

adanya KBIH adalah agar dapat membina dan membimbing para jamaah, agar para

11
Deswandi, Teguh Arif, Panduan Praktis Haji dan Umrah (Jakarta: PT. Alex Media
Kumpotindo, 2009), h. 12.
jamaah dapat menjalankan ibadahnya sesempurna mungkin. Selain itu adalah kondisi

obyektif jama‟ah haji memiliki keragaman pengetahuan tentang berhaji yang

disebabkan oleh latar belakang pendidikan agama yang beragam, sehingga

membutuhkan pencerahan tentang haji disamping keterbatasan pemerintah dalam

pelayanan dan pembinaan haji.12 hal ini dubutuhkan supaya jamaah lebih sistematis

dalam memahami KBIH Syekh Yusuf.

a. Tugas Pokok dan Fungsi KBIH:

1) Menyelenggarakan/melaksanakan bimbingan haji tambahan di tanah air

maupun sebagai bimbinga pembekalan

2) Menyelenggarakan/melaksanakan bimbingan lapangan di Arab Saudi

3) Melaksanakan pelayanan konsultasi informasi dan penyelesaian kasus- kasus

ibadah bagi jamaahnya di Indonesia dan di Arab Saudi.

4) Menumbuhkembangkan rasa percaya diri dalam penguasaan manasik dan

kesempurnaan ibadah bagi jamaah yang di bimbingnya.

b. Fungsi KBIH dalam pembimbingan meliputi:

1) Penyelenggara/pelakasana bimbingan haji tambahan di tanah air sebagai

bimbingam pembekalan

2) Penyelenggara/ pelaksana bimbingan lapangan di Arab Saudi.

3) Pelayan, konsultan dan sumber informasi perhajian

12
Abdul Aziz Kustini, Ibadah Haji dalam Sorotan Publik (Persepsi Calon/Jamaah Haji
tentang Pembimbingan dan Pelayanan Oleh KBIH dan Pemerintah di Indonesia dan Saudi Arabiah
(Jakarta: Puslitbang,2007), h. 3.
4) Motivator bagi anggota jamaahnya terutama dalam hal-hal penguasaan ilmu

manasik keabsahan dan kesempurnaan ibadah

c. Tata Laksana KBIH

KBIH dalam pelaksanaan tugasnya baik di Indonesia maupun di Arab Saudi meliputi

tata laksana sebagai berikut :

1) KBIH sebagai mitra pemerintah melaksanakan bimbingan sesuai dengan

kesepakatan jamahnya dengan jamaahnya dan melaporkan kepada

Kakandepag (Kepala Kantor Departemen Agama) setempat

2) Kakandepag melaksanakan pembinaan pemantaun dan pengendalian kegiatan

KBIH

3) Kakanwil (kepala Kantor Wilayah) atas nama mentri agama RI mengeluiarkan

izin operasional bagi KBIH yang memenuhi syarat.

4) Kakanwil melaksanakan akreditasi dan pengendalian lapangan setelah

beroperasi 1 tahun

5) Direktur merumuskan dan menyiapkan pedoman pembinaan, akreditasi dan

pengembangan KBIH

6) Direktur Jendral menetapkan kebijaksanaan bimbingan KBIH

7) Menteri Agama menetapkan pokok-pokok tentang kedudukan, fungsi dan

kewenangan KBIH.13Demikian hal-hal terkait tentang KBIH.

13
Abdul Aziz Kustini, Ibadah Haji dalam Sorotan Publik (Persepsi Calon/Jamaah Haji
tentang Pembimbingan dan Pelayanan Oleh KBIH dan Pemerintah di Indonesia dan Saudi Arabiah
(Jakarta: Puslitbang,2007), h. 5 dan 7.
B. Tinjauan tentang Manasik Haji

Manasik haji adalah tata cara dan pelaksanaan ibadah haji, dan merupakan

hak yang tidak bisa diabaikan bagi seorang muslim yang akan melaksanakan ibadah

haji, yang dilakukan sebelum melakukan perjalanan Haji.14 Dalam pengertian lain

manasik haji adalah peragaan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan rukun-

rukunnya. Dalam kegiatan manasik haji, calon jamaah haji akan dilatih tentang tata

cara pelaksanaan ibadah haji yang akan dilaksanakannya, misalnya rukun haji,

persyaratan, wajib, sunah, maupun hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama

pelaksanaan ibadah haji.[2] Selain itu, para calon jamaah haji juga akan belajar cara

melakukan praktik tawaf, sa‟i, wukuf, lempar jumrah, dan prosesi ibadah lainnya

dengan kondisi yang dibuat mirip dengan keadaan di tanah suci.

Manasik haji juga diperlukan guna memberikan pemahaman kepada setiap

calon jamaah haji tentang tujuan utama keberangkatan mereka ke tanah suci. Manasik

haji sangat bermanfaat bagi para calon jamaah haji, karena setelah melaksanakan

manasik haji, para calon jamaah haji akan dapat memahami hal-hal apa saja yang

harus dilakukan pada saat melakukan ibadah haji nantinya. Para calon jamaah haji

juga mempelajari budaya, bahasa, dan kondisi alam di Arab Saudi.15jamaah haji yang

telah dibekali dengan manasik haji akan terlihat berbeda dengan merreka yang haji

mandiri.

14
http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-dan-manfaat-manasik-haji.html,
15 April 2016
15
https://id.wikipedia.org/wiki/Manasik_Haji, 15 April 2016
1. Persiapan di Indonesia

Pemerintah Indonesia, sebagai penyelenggara perjalanan ibadah haji

melakukan administrasi sebagai berikut:

a. Menentukan ongkos haji (ONH) dan ONH-plus

b. Memeriksa, melayani dan memelihara kesehatan

c. Menerima dan mengelola ONH

d. Menerima pendaftaran

e. Mengeluarkan paspor perjalanan haji (PPH)

f. Membina dan membimbing calon haji (calhaj)

g. Menjaga keselamatan, ketertiban dan kesejahteraan calon haji

h. Menyediakan penginapan atau pemondokan

i. Menyediakan mobilisasi

j. Menjaga keamanan barang-barang16 hal ini dilakukan guna mencegah terjadi

sesuatu yang merugikan jamaah.

2. Persiapan pribadi yang harus dilakukan

a. Mental

Perjalanan ke Mekkah merupakan perjalanan untuk menunaikan seruan sang

Maha Cipta. Maka sebelumnya hati andapun harus bersih terlebih dahulu dengan cara

bertobat kepada Allah dengan sebenar-benarnya tobat dari segala dosa. Ikhlaskan hati

anda semata-mata untuk melaksanakan perintah-Nya untuk mengharapkan ridho-Nya

16
Kementerian Agama RI, Tuntunan Praktis Manasik Haji da Umrah ( Jakarta: kemenag,
2012), h. 3.
dan jauhkan diri anda dari rasa ingin dipandang , ingin tersohor, atau berbangga diri.

Mulailah dengan mebiasakan diri berzikir, mempererat tali silaturahim dan perbanyak

istighfar. Dengan membersihkan diri, insya Allah akan memperoleh kemudahan

dalam melaksanakan ibadah haji.

Perlu diigatkan bahwa orang yang melaksanakan ibadah haji berarti telah siap

menghadapi segala kemungkinan termaksud bila wafat ketika sedang menunaikan

ibadah haji. oleh sebab itu, sebaiknya anda membuat surat wasiat sebelum berangkat

untuk keluarga yang ditinggalkan agar dapat menghindari hal-hal yang tidak

dinginkan dikemudian hari.

b. Pengetahuan

Persiapkan diri anda pula dengan ilmu dengan cara lebih banyak mendalami

syariat tentang tata cara ibadah haji, dengan demikian pelaksanaannya nanti, anda

mampu dengan tenang karena yakin denganilmu anda miliki dan tidak bingung jika

melihat perbedaan beribadah dengan jamaah lain. Anda juga harus menghafal rute

tempat penting untuk itu kemampuan membaca peta itu juga penting dan banyak

manfaatnya.17

Dalam manasik haji, yang perlu dipersiapkan sejak awal ialah mengahafal

zikir-zikir penting dan doa-doa , karena haji pada hakikatnya adalah zikir dan doa.

c. Kesehatan jasmani

17
Kementerian Agama RI, Tuntunan Praktis Manasik Haji da Umrah ( Jakarta: kemenag,
2012), h. 4-5
Persiapkan kondisi fisik yang baik agar anda tetap sehat dan bugar selama

melaksanakan ibadah haji.lakukan senam dan berjalan kaki naik turun bukit setelah

waktu zhuhur dengan memakai sandal yang akan dipakai pada saat ibadah haji. hal

ini dilakukan sebagai langkah menyesuaikan cuaca di tanah suci kelak. Lakukan

latihan ini minimal sebulan sebelum keberangkatan dan selalu pula mengkonsumsi

makanan yang bergizi.

d. Materi (uang)

Sebaiknya membawa uang sedikit lebih banyak dari yang dibutuhkan untuk

menghadapi hal-hal yang tidak terduga. Seperti mebayar dam (denda) yang tiba-tiba

naik, menolong pengurus anggota kelompok yang meninggal, menolong kawan yang

kehilangan atau kehabisan uang, dan bersedekah kepada pengemis yang jumlahnya

cukup banyak.18 Mempersiapkan uang yang lebih demi penjagaan ketika terjadi

sesuatu yang tidak diinginkan.

e. Peralatan Yang Perlu Dibawa

Alat-alat yang dibutuhkan selama menjalankan ibadah haji ialah:

1) Spidol (menulis kardus yang berisi barang)

2) Lakban/plaster besar (untuk merekatkan barang-barang yang sudah dipak ke

dalam kardus

3) Kertas tulis (untuk menuliskan pesan atau petunjuk)

4) Lem atau isolasi (untuk menempelkan kertas berisi pesan atau petunjuk)

18
Kelompok Empat Satu, Cara Mudah Naik Haji (Bandung: Cet VI; Penerbit Mizan, 1996), h.
40
5) Krim pelembab kulit

6) Payung

7) Syal (untuk melindungi kepala dari terik matahari)

8) Sprayer (penyemprot air)

9) Sandal

10) Pakaian sebaiknya yangberwarnah putih

11) Tafsir al-Qur‟an (dalam bahasa Indonesia)

12) Perlengkapan mansi

13) Karet gelang secukupnya, tali untuk jemuran, paku kecil, palu, obeng dan tang

14) Peniti, jarum, benang tipis dan tebal, gunting lipat, pisau lipat dan guntimg

kuku dll.

Disamping barang dan perlengkapan tersebut di atas, ada beberapa barang

keperluan khusus pria dan wanita yang perlu dibawa yaitu:

b) Untuk pria

(1)Pakaian ihram ± 2 stel

(2)Celana panjang ± 3 buah

(3)Kemeja, kain sarung dan piyama masing-masing 2 buah

(4)Kaos kaki ± 2 pasang

(5)Kaos oblong dan pakaian dalam masing-masing 4 lembar

(6)Alat cukur jenggot

c) Untuk wanita

(1) Mukena ± 2 buah


(2)Kain sarung ± 3 lembar

(3)Pakaian dan pakaian dalam

seperlunya (4)Dan keperluan wanita

lainnya.

f. Muhrim (Bagi Wanita)

Sesuai dengan ketentuan syariat. Jamaah haji wanita harus disertai dengan

muhrimnya atau suaminya, atau bermuhrim kepada orang lain (sesuai dengan

ketentuan agama). Di samping itu, dalam setiap regu harus ada pria yang mengatur

dan memimpin.19wanita diharuskan untuk membawa muhrimnya sesuai dengan

ketentuan agama yang berlaku.

3. Mengikuti Bimbingan Haji

Materi yang diberikan antara lain:

a. Manasik merujuk kepada telaah intensif tafsir ayat-ayat haji

b. Ibadah di luar dari ibadah haji yang dilakukan di Masjidil Haram, misalnya

shalat-shalat sunnat, doa-doa, shalat jenazah, dan sujud tilawah.

c. Pengenalan peta medan haji (Mekkah, Mina, Arafah, dan Madinah)

d. Pengenalan sosial budaya bangsa Arab

e. Bimbingan tata cara belanja

f. Pengenalan dan pendalaman bahasa Arab (bahasa ibadah dan sehari-hari):

membantu para calon haji yang kurang atau tidak memahami bahasa Arab;

memberikan kunci-kunci doa (doa-doa penting) agar calon haji dapat

19
Kementerian Agama RI, Tuntunan Praktis Manasik Haji da Umrah (Jakarta: Kemenag,
2012), h. 4-5.
menghayati makna doa yang diucapkan serta mudah menghafalkannya dan tidak

terikat pada buku bimbingan ziarah

g. Bimbingan kesehatan sebelum berangkat dan setelah tiba di Arab Saudi

h. Shalat Safar

i. Dan hal-hal tehnis yang nantinya akan dihadapi dalam pelaksanaan ibadah haji.

Sebagian besar dari mereka menyelenggarakan manasik dengan pendekatan

fiqih seperti rukun-rukun haji syarat-syarat haji dan sunnah-sunnahnya. 20 Adapun

manfaat dari mansik haji adalah sebagai berikut:

4. Manfaat Manasik Haji

a. Dapat Mengetahui Tentang doa-doa sunah mulai dari keluar rumah untuk

melaksanakan ibadah haji sampai kembali ke Indonesia dari Makkah.

b. Dapat memberikan pemahaman mana yang wajib, rukun, sunah, dan haram saat

melaksanakan ibadah haji.

c. Dapat Mengetahui kondisi Makkah dan Madinah yang akan berguna untuk

persiapan ibadah haji nantinya.

d. Dapat saling mengenal jamaah lain sehingga saat di Makkah dapat saling

membantu.

e. Diajarkan Bahasa Arab untuk percakapan ringan di Makkah nantinya.

20
Kementerian Agama RI, Tuntunan Praktis Manasik Haji da Umrah ( Jakarta: kemenag,
2012), h. 6.
Berdasakan penjelasan diatas bahwa manasik haji itu penting guna untuk

membekali jamaah agar mereka lebih paham apa yang akan mereka lakukan pada saat

di tanah suci nantinya.

C. Tinjauan Tentang Standar Pelayanan haji

1. Standar Pelayanan

a. Pelayanan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan pengertian pelayanan

bahwa “pelayanan adalah suatu usaha untuk membantu menyiapkan (mengurus) yang

diperlukan orang lain. Oleh karenanya, pelayanan berfungsi sebagai sebuah sistem

yang menyediakan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pelayanan pada dasarnya dapat

didefinisikan sebagai aktivitas seseorang, sekelompok dan atau organisasi baik

langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan.21

Menurut Barata dalam konsep pelayanan, dikenal dua jenis pelaku pelayanan,

yaitu penyedian layanan dan penerima layanan atau service provider adalah pihak

yang dapat memberikan suatu layanan tertentu kepada konsumen, baik berupa

layanan dalam bentuk penyedian dan penyerahan barang atau jasa-jasa. Penerima

layanan adalah pelanggan (custumer) yang menerima layanan dari para penyedia

layanan.22

b. Pelayanan Publik

21
http://kamusbesarbahasaindonesia/online.web.id/layan, 17 februari 2016
22
http://ribuanpengunjung.wordpress.com/2009/12/28/konsep-pelayanan-prima/, 18 februari
2016
Dalam Undang-undang No 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, terdapat

pengertian pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam

rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau

pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Dalam

konteks ke-Indonesia-an, penggunaan istilah pelayanan publik (public service)

dianggap memiliki kesamaan arti dengan istilah pelayanan umum atau pelayanan

masyarakat.23 Oleh karenanya ketiga istilah tersebut dipergunakan secara bergantian,

dan dianggap tidak memiliki perbedaan mendasar. Keputusan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara (Meneg PAN) eJournal Ilmu Pemerintahan

Volume3, Nomor 1, tahun 2015 Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003, memberikan

pengertian pelayanan publik yaitu segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima

pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang undangan.24

c. Jenis-jenis Pelayanan Publik

Menurut Widodo pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian

layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan

pada organisasi tersebut sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah

ditetapkan. Adapun jenis-jenis pelayan publik berdasarkan Kepmen PAN No. 63

Tahun 2003 tantang Pedoman Umun Penyelenggaraan Pelayanan Publik, yaitu;

23
24
uu No 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik
eJournal Ilmu Pemerintahan Volume 3, Nomor 1, 2015, h. 328, 20 Februari 2016
1) Pelayanan Administratif yaitu pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan

berupa pencatatan, penulisan, pengambilan keputusan, dokumentasi dan

kegitan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan produk

akhir berupa dokumen. Dokumen-dokumen ini antara lain Kartu Tanda

Penduduk (KTP), Akte (pernikahan, kelahiran, kematian), Buku Pemilik

Kendaraan Bermotor (STNK), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor,

Sertifikat Kepemilikan/Penguasaan Tanah dan sebagainya.

2) Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa

kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk

distribusi dan penyampainnya kepada konsumen langsung (sebagai unit atau

individual) dalam suatu sistem. Secara keseluruhan kegiatan tersebut

menghasilkan produk akhir berwujud benda (berwujud fisik) atau yang

dianggap benda yang memberikan nilai tambah secara langsung bagi

penggunanya. Misalnya jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik, air bersih

dan sebagainya.

3) Pelayanan jasa yaitu pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa

sarana dan prasarana dan penunjangnya. Pengoprasiannya berdasarkan suatu

sistem pengoprasian tertentu dan pasti. Produk akhirnya berupa jasa yang

mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis terpakai


dalam jangka waktu tertentu. Misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan,

penyelenggraan trasportasi, pos, dan lain sebagainya.25

d. Standar Pelayanan publik

Adapun standar pelayanan haji diambil dari studi tentang pelayanan haji di

samarinda antara lain sebagai berikut:

1) Mendorong akses dan pilihan

2) Memperlakukan semua secara adil

3) Mengembalikan ke jalan yang benar ketika terjadi kesalahan;

4) Memanfaatkan sumberdaya secara efektif

5) Inovatif dan memperbaiki

6) Bekerja sama dengan penyedian layanan lainnya.26

Di Indonesia, upaya yang menetapkan standar pelayanan publik dalam

kerangka peningkatan kualitas pelayanan publik sebenarnya telah lama dilakukan.

Upaya tersebut antara lain ditunjukan dengan terbitnya berbagai kebijakan seperti:

1) Inpres No. 5 Tahun 1984 tentang pedoman penyederhanaan dan pengendalian

perijinan di bidang usaha,

2) Surat keputusan menteri pendayagunaan aparatur negara No. 81 tahun 1993

tentang pedoman tatalaksana pelayanan umum.

3) Inpres No 1 Tahun 1995 tentang perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan

aparatur pemerintah kepada masyarakat.

26
Muhammad Ali Yusni Studi Tentang Pelayanan Haji Di Kota Samarinda (Samarida,
Samarida Press, 2015), h.328
4) Surat edaran menko wasbangpan No. 56 wasbangpan/6/98 tentang langkah-

langkah nyata memperbaiki pelayanan masyarakat. Intruksi mendagri no.

20/1996.

5) Surat edaran menkowasbangpan no. 56/MK. Wasbangpan/6/98; surat

menkowasbangpan No. 145/MK. Waspan/3/1999; hingga surat edaran

mandagri No. 503/125/PUOD/1999 yang kesemuanya itu bermuara pada

peningkatan kualitas pelayanan.

6) Kep. Menpan NO. 81/1993 tentang pedoman tatalaksana pelayanan umum.

7) Surat edaran depdagri No. 100/757/OTDA tentang pelaksanan kewenagan

wajib dan standar pelayanan minimum, pada tahun 2002 8. Kep. Menpan No:

63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan

publik.27

Namun sejauh ini standar pelayanan publik sebagai mana yang dimaksud

masih lebih banyak berada pada tingkat Konseptual, sedangkan inplementasinya

masih jauh dari harapan. Pentingnya Standar Pelayanan Publik Standar pelayanan

publik wajib dimiliki oleh institusi penyelenggara layanan publik untuk menjamin

diberikannya pelayanan yang berkualitas oleh penyedia layanan publik sehingga

masyarakat penerima pelayanan publik merasakan adanya nilai yang tinggi atas

pelayanan tersebut. Tanpa adanya standar pelayanan publik maka akan sangat

mungkin terjadi pelayanan yang diberikan jauh dari harapan publik. Dalam keadaan

seperti itu akan timbul kesenjangan harapan (expectation gap) yang tinggi.

27
http://Journal Ilmu Pemerintahan Volume 3, Nomor 1, 2015, 28 Februari, 2016.
eJournal Ilmu Pemerintahan Volume 3, No 1, 2015: 318-332 Standar

pelayanan publik berfungsi untuk memberikan arah bertindak bagi institusi penyedia

pelayanan publik. Standar tersebut akan memudahkan instansi penyedia pelayanan

untuk menentukan strategi dan prioritas. Bagi pemerintah sebagai otoritas yang

bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan publik, penetapan standar pelayanan

untuk menjamin dilakukannya akuntabilitas pelayanan publik sangat penting. Standar

pelayanan publik dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk selalu meningkatkan

mutu pelayanan. Selain itu, standar pelayanan juga dapat dijadikan salah satu dasar

untuk menghitung besarnya subsidi yang harus diberikan oleh pemerintah atau

lembaga untuk pelayanan publik tertentu.28 Hal-hal di atas terkait standar pelayanan

yang berlaku bagi segala bidang lembaga maupun yayasan.

2. Ruang Lingkup haji

a. Pengertian dan Syarat Haji

Secara etimologi, haji berasal dari kata “hajja-yahujja-hajjan”. Artinya

menyengaja atau menuju. Kata haji banyak dijumpai dalam beberapa ayat al-Qur‟an

seperti QS Al-Baqarah/2: 189 dan 197, QS Ali Imran/3: 97, QS At-Taubah/9: 3, dan

QS Al-Hajj/22: 27. Penyebutan kata haji dalam beberapa ayat Al-Qur‟an menyiratkan

makna pentingnya haji bagi manusia.

Secara terminologi, haji berarti menyengaja pergi ke tempat yang di

agungkan. Syeikh Hasan Muhammad Ayyud mendefenisikan bahwa haji adalah pergi

28
Muhammad Ali Yusni Studi Tentang Pelayanan Haji Di Kota Samarinda (Samarida,
Samarida Press, 2015), h.332
ke Masjidil Haram untuk melaksanakan ibadah tertentu, seperti tawaf, sa‟I dan wukuf

di Arafah. Senada dengan itu itu, Prof. Dr. Muhmud Syaltut menjelaskan bahwa haji

adalah ibadah yang dilaksanakan manusia sebagai ibadah ruh (hati), fisik, dan harta

benda, yang berbeda dengan ibadah lainnya, baik dari segi waktu maupun tempat. 29

Ibadah haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka‟bah) untuk melakukan

beberapa amalan, antara lain: wukuf, tawaf, sa‟i dan amalan lainnya pada masa

tertentu, demi memenuhi panggilan Allah swt dan mengharapkan ridho-Nya. Haji

merupakan rukun Islam yang kelima yang pelaksanaannya hanya dapat dilakukan

pada waktu tertentu antara tanggal 8 samapai dengan 13 Dzulhijjah setiap tahun,

sebagaimana dapat dipahami dari ayat berikut: QS Al-Baqarah/2: 197

             


      
      

            


             

     
   
 
 


Terjemahnya:

(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, Barangsiapa yang menetapkan
niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak boleh rafats, berbuat
Fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan apa yang
kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah,
dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwah, dan bertakwalah kepada-
Ku Hai orang-orang yang berakal.30

29
Masrul Huda, Isyubahat Seputar Haji dan Umrah (Solo: Tinta Media Solo, 2012), h. 1-2.
30
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: PT> Syamsil Cipta Media,
1428H/2007 M), h. 48.
Rangkaian kegiatan manasik haji, baik yang berupa rukun maupun syarat

wajib haji seluruhnya dilakukan di tempat-tempat yang telah ditetapkan oleh Syari‟at,

antara lain miqat-miqat yang berlokasi permanen: Makkah, „Arafah, Mina dan

Musdalifah, termaksud ziarah ke makam nabi Muhammad saw di Madinah. Semua

tempat ini beraada di wilayah kerajaan Arab Saudi dan tidak berubah hingga akhir

zaman.

Menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu

(istitho’ah) mengerjakannya sekali seumur hidup. Kemampuan yang harus dipenuhi

untuk melaksanakan ibadah haji dapat digolongkan ke dalam dua penertian, yaitu:

Pertama, kemampuan personal yang harus dipenuhi oleh masing-masing

individu yang antara lain meliputi kesehatan jasmani dan rohani, kemampuan

ekonomi yang cukup bagi dirinya maupun keluarga yang ditinggalkan, dan didukung

oleh pengetahuan agama khususnya tentang manasik haji. Kedua, kemampuan umum

yang bersifat eksternal yang harus dipenuhi oleh lingkungan (Negara dan pemerintah)

mencakup keamanan dalam perjalanan, fasilitas akomodasi, transportasi dan

hubungan antar negara khususnya antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah

Kerajaan Arab Saudi.

Ibadah haji diwajibkan Allah swt kepada kaum muslimin yang telah

mencukupi syarat-syaratnya, menunaikan ibadah haji diwajibkan hanya sekali seumur


hidup yang kedua kali dan seterusnya adalah sunnah. Akan tetapi bagi mereka yang

bernazar (berkaul) haji menjadi wajib melaksanakannya.31

Ibadah haji diwajibkan berdasarkan firman Allah swt yang terkandung dalam

al-Qur‟an surah Al- Hajj/2: 27 yang berbunyi:

            


     

  


Terjemahnya:

“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka


akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang
kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh”.32

Dan dikatakan pula dalam firman Allah swt yang lain dalam al-Qur‟an surah

Al-Imran/2: 96-97 yang berbunyi:

         


       
  

             


            
     


     
 
 
        

Terjemahnya:

Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat)


manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi
petunjuk bagi semua manusia

31
KH. Nuruddin Shiddiq, Tuntunan Manasik Haji, (Jakarta: Cet. I, T. Syamsil Cipta,2001), h.
2.
32
Kementerian Agama RI, Al-Quran, Tajwid, Dan Terjemahannya (Bogor: PT. Syigma
Examedia Arkanleema, 2007), h. 335.
padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim;
Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan
haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang
sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari
(kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari semesta alam.33

Dengan ayat al-Quran di atas, maka menunaikan ibadah haji bagi seorang

muslim atau muslimah yang memenuhi syarat-syaratnya menjadi wajib hukumnya.

Menunaikan ibadah haji hendaklah sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh

Rasulullah. Oleh karena itu, dalam mengerjakannya harus berpedoman pada syarat,

hukum, dan sunnahnya.34

Dalam melaksanakan ibadah haji terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi,

adapun syarat-syarat tersebut adalah:

a. Islam

b. Baligh (dewasa)

c. Aqil (berakal sehat)

d. Merdeka (bukan hamba sahaya)

e. Istitho‟ah (mampu) artinya mampu, yaitu mampu melaksanakan ibadah haji

ditinjau dari segi jasmani dan rohani, ekonomi, dan keamanan yaitu sebagai

berikut:

1) jasmani, sehat dan kuat agar tidak sulit melaksanakan ibadah haji

33
Kementerian Agama RI, Al-Quran, Tajwid, Dan Terjemahannya (Bogor: PT. Syigma
Examedia34 Arkanleema, 2007), h.
Said Agil Husin AlMunawar dan Abdul halim, Fiqih Haji (Jakarta Selatan: Ciputas Press,
2002), h. 1.
2) rohani, mengetahui dan memahami manasik haji, kemudian berakal sehat dan

memiliki kesiapan mental untuk melakukan ibadah haji dengan perjalanan

yang jauh

3) ilmu, yakni memahami pengetahuan dan pemahaman yang cukup untuk

melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan ibadah haji

4) ekonomi, mampu membayar Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH),

adapun biaya tersebut bukan berasal dari satu-satunya sumber kehidupan yang

apabila dijual menimbulkan kedharatan bagi dan keluarganya

5) keamanan, amam dalam perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji, aman bagi

keluarga dan harta benda serta tugas dan tanggung jawab yang ditinggalkan.

Kemudian tidak terhalang permasalahan seperti pencekalan/mendapat

kesempatan atau izin perjalanan ibadah haji.35

b. Rukun dan Wajib Haji

Rukun haji ialah rangkaian amalan yang harus dilakukan dalam ibadah haji

dan tidak diganti dengan yang lain dan apabila ditinggalkan maka hajinya menjadi

tidak sah. Adapun rukun-rukun haji adalah sebagai berikut:

1) Ihram yaitu pernyataan mulai mengerjakan ibadah haji atau umrah dengan

memakai pakaian Ihram disertai niat haji atau umrah di Miqat

2) Wukuf di Arafah ialah berdiam diri, dzikir dan berdoa di Arafah pada tanggal

9 Zulhijjah

35
Said Agil Husin AlMunawar dan Abdul halim, Fiqih Haji (Jakarta Selatan: Ciputas Press,
3) Tawaf ifadah berarti mengelilingi Ka‟bah sebanyak 7 kali, dilakukan sesudah

melempar jumrah Aqabah pada tanggal 10 Zulhijjah.

4) Sa‟i adalah berjalan atau berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah sebanyak

7 kali, dilakukan sesudah Tawaf Ifadah

5) Tahallul yaitu cukur menggunting rambut setelah melaksanakan Sa‟i

6) Tertib yaitu mengerjakan kegiatan sesuai dengan urutan dan tidak ada yang

tertinggal.

Rukun haji dimaksudkan untuk menjadikan rangkaian amalan-amalan yang

digunakan untuk syarat sah dalam melakukan ibadah haji.

Wajib haji adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji

sebagai pelengkap rukun haji, jika salah satu dari wajib haji ini ditinggalkan, maka

hajinya tetap sah, namun harus membayar Dam (denda). Yang termaksud wajib haji

adalah:

a. Niat Ihram, untuk haji atau umrah dari Miqat Makani, dilakukan setelah

berpakaian ihram.

b. Mabit (bermalam) di Muzdalifah, pada tanggal 9 Zulhijjah (dalam perjalanan dari

Arafah ke Mina).

c. Melontar jumrah Aqabah, pada tanggal 10 Zulhijjah yaitu dengan cara

melontarkan 7 butir kerikil berturut-turut dengan mengangkat tangan. Pada setiap

melempar krikil sambil berucap “Allahu Akbar,Allahumma’jallhu hajjan wa

zanban magfurah”. Setiap kerikil harus mengenai kedalam jumrah jurang besar

tempat jumrah.
d. Mabit di Mina, pada hari tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijjah).

e. Melontar jumrah Ula, Wustha dan Aqabah, pada hari tasyrik.

f. Tawaf Wadah yaitu melakukan Tawaf perpisahan sebelum meningglkan kota

Mekkah.

g. Meninggalkan perbuatan yang dilarang saat ihram.36

Berdasarkan materi-materi di atas dapat penulis simpulkan bahwa poin-poin

di atas satu sama lain saling berhubungan untuk sebuah penulisan terkait rumusan

masalh yang penulis angkat.

36
Djufri M. Mangkuto, Panduan Praktis Manasik Haji Sesuai Sunnah Rasulullah saw
(Jakarta: Cet: III, Sinar Grafika Offset,2009), h. 7.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Dan Lokasi Penelitian

Metodologi ialah suatu pengkajiaan dalam mempelajari peraturan-peraturan

suatu metode. Jadi metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari

peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian dan dari sudut filsafat metodologi

penelitian merupakan epistemologi penelitian. Dan adapun rangkaian metodologi

yang di gunakan penulis sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dalam pengumpulan

datanya dari informan.

Penelitian kualitatif adalah penelitian secara holistik bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian, baik itu

perilakunya, persepsi, motivasi maupun tindakannya, dan secara dekskriptif dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.1 Diantaranya adalah penggunaan studi

kasus dekskriptif dalam penelitian ini bermaksud agar dapat mengungkap atau

memperoleh informasi dari data penelitian secara menyeluruh dan mendalam.2

1
Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Kerta Karya, 1998),
h. 6.
2
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian ( Bandung: Alfabeta, 2006 ), h. 35.

41
42

1. Lokasi, Objek dan Waktu Penelitian

Penentuan lokasi penelitian ini yaitu di KBIH Syekh Yusuf Kabupaten Gowa,

yang menjadi narasumber pada penelitian ini adalah beberapa orang yang dianggap

berkompoten dan memiliki ilmu pengetahuan tentang objek yang akan diteliti. Seperti

beberapa orang dari anggota KBIH Syekh Yusuf, jamaah Haji yang telah

diberangkatkan, dan CJH yang sementara melaksanakan pelatihan manasik. Waktu

penelitian ini berkisar satu bulan sejak pengesahan draf proposal yaitu dari tanggal

tanggal 15 Maret 2016 s/d 20 April 2016, penerbitan surat rekomendasi penelitian,

hingga tahap pengujian hasil penelitian.

B. Pendekatan Penelitian

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan

manajemen dakwah, yaitu secara langsung mendapat informasi dari informan.

Peneliti akan menggunakan metode pendekatan manajemen ini kepada pihak-pihak

yang dianggap relevan dijadikan narasumber untuk memberikan keterangan terkait

penelitian yang akan dilakukan. Pendekatan manajemen pada hakikatnya sangatlah

komplit karena didalamnya sudah mencakup unsur-unsur manajemen yang secara

garis besar sudah mencakup semuanya. Ini menandakan bahwa setiap disiplin ilmu

dan elemen kehidupan membutuhkan manajemen, terlebih lagi pada disiplin ilmu

haji dalam penelitian ini, yang mengandung unsur-unsur tentang pelaksanaan ibadah

haji.
C. Metode Pengumpulan Data

Seorang peneliti harus melakukan kegiatan pengumpulan data. Kegiatan

pengumpulan data merupakan prosedur yang sangat menentukan baik tidaknya suatu

penelitian. Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan pariset untuk mengumpulkan data.3 Adapun metode pengumpulan data

yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Penelitian Pustaka adalah suatu kegiatan mencari dan mengelolah data-data

literature yang sesuai untuk dijadikan referensi dan dijadikan sebagai acuan dasar

untuk menerangkan konsep-konsep penelitian. Berdasarkan bentuk penelitian ini,

data literatur yang dimaksud adalah berupa buku, ensiklopedia, karya ilmiah dan

sumber data lainnya yang didapatkan diberbagai perpustakaan.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Jenis pengumpulan data ini menggunakan beberapa cara yang dianggap

relevan dengan penelitian, yaitu sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala

gejala yang diteliti.4 Penggunaan metode observasi dalam penelitian diatas

pertimbangan bahwa data yang dikumpulkan secara efektif bila dilakukan secara

3
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, dengan kata pengantar oleh Burhan
Bungin, Edisi
4
Pertama ( Cet. IV; Jakarta: Kencana, 2009), h. 93.
Husaini Usman Poernomo, Metodologi Penelitian Sosial ( Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h.
54.
langsung mengamati objek yang diteliti. Teknik ini penulis gunakan untuk

mengetahui kenyataan yang ada di lapangan. Alat pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengamati dan mencatat, menganalisa secara sistematis. Observasi ini

penulis akan gunakan untuk mendapatkan data tentang Manajemen Manasik Haji

Pada KBIH Syekh Yusuf di Kabupaten Gowa.

b. Metode wawancara (interview)

Metode wawancara (interview) merupakan suatu teknik pengumpulan data

yang dilakukan secara tatap muka, pertanyaan diberikan secara lisan dan jawabannya

pun diterima secara lisan pula.5

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

mendalam yaitu suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung

bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.6

c. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan benda-benda

tertulis seperti buku, majalah, dokumentasi, peraturan-peraturan, notulen rapat,

catatan harian, dan sebagainya.7 Berdasarkan pengertian tersebut, penulis dalam

pengumpulan data dengan teknik dokumentasi berarti peneliti melakukan pencarian

dan pengambilan segala informasi yang sifatnya teks dan gambar serta beberapa yang

5
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek ( Bandung:
Remaja Rosdakarya,
6
2009 ), h. 222.
Husaini Usman dan Pornomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial ( Cet. VI;
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011 ), h. 73.
7
Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: UGM Press, 1999 ), h. 72.
terkait untuk menjelaskan dan menguraikan mengenai hubungannya dengan arah

penelitian.

Data yang ingin diperoleh dari metode dokumentasi adalah data mengenai

gambaran umum lokasi penelitian, dan historikalnya.

D. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis data kualitatif

yang bersifat induktif yaitu dengan cara menganalisis data yang bersifat khusus (fakta

empiris) kemudian mengambil kesimpulan secara umum (tataran konsep).8

Menurut Kirk dan Muller yang dikutip Moleong, penelitian kualitatif adalah

tradisi dari ilmu sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada

manusia dalam kawasan sendiri. Senada dengan itu, Lincoln dan Guba mengatakan

bahwa penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada

konteks dan suatu kebutuhan.9 Hal ini sangat berpengaruh agar dalam pengumpulan

informasi lebih akurat dan sistematis.

E. Metode Penentuan Informan

8
9
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Cet .I; Jakarta: Kencana, 2007 ), h. 196.
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h.
24.
Penelitian yang menggunakan metode kualitatif, peran informan merupakan

hal yang sangat penting dan perlu. Penentuan sampel atau informan dalam penelitian

kualitatif berfungsi untuk mendapatkan informan yang maksimum.10

Selain kelima tahapan teknik di atas, penulis juga tetap melaksanakan teknik

pengumpulan data melalui tinjauan pustaka (literature review) guna melengkapi

landasan konsep yang relevan. Dalam penelitian kepustakaan ini teknik yang

digunakan diantaranya.

a. Kutipan langsung, yaitu mengutip secara langsung suatu buku-buku atau karya

ilmiah lainnya tanpa mengubah keaslian kata-kata atau redaksinya.

b. Kutipan tidak langsung, yaitu mengutip suatu buku atau literature lainnya dengan

mengubah redaksi dan kalimatnya tanpa mengubah maknanya.

10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2009 ), h. 221.
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

ALAUDDtN
M A K A S S A R
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum KBIH Syekh Yusuf

1. Sejarah singkat KBIH Syech Yusuf

KBIH Syekh Yusuf merupakan kelompok bimbingan pertama di Kabupaten

Gowa dan terkenal dikalangan para haji. namun tidak semua dari pelosok atau daerah

yang tahu tentang keberadaan KBIH Syekh Yusuf karena pada saat itu KBIH ini

belum menjadi lembaga atau yayasan melainkanhanya melakukan bimbingan secara

langsung atas permintaan calon jamaah haji yang mau di manasik secara pribadi yang

pada saat itu yang melakukan bimbingan adalah H. Hijaz yang pada saat itu menjabat

sebagai imam desa yang dimulai sejak tahun 1980-an.

Sebelum resmi menjadi KBIH Syekh Yusuf pada mulanya calon jamaah haji

yang telah mendaftar di Departemen Agama meminta bimbingan langsung kepada

Ayah dari H. Dg. Sanre (ketua KBIH Syekh Yusuf sekarang) yang dimulai sejak

tahun 1980-an. Sejak itu bimbingan manasik haji dilakukan dirumah H. sanre atas

permintaan calon jamaah haji. setiap tahun permintaan calon jamaah haji untuk di

bimmbing masanik haji semakin meningkat sehingga beliau berinisiatif untuk

memdirikan suatu kelompok bimbingan manasik haji dimaksudkan agar bisa

memenuhi permintaan jamaah haji yang terus meningkat.

Tahun 1992 M, H. Dg. Sanre atau dengan nama lengkap H. Abd. Djabbar,

Hijjaz, M.Si menggantikan posisi orang tuanya menjadi pembimbing calon haji.

47
48

setelah beliau menjadi pembimbing calon haji tidak sedikit jamaah yang berminat

untuk dibimbing manasik haji, beliau mencatat ada 20 orang yang telah

diberangkatkan dengan bimbingan dari beliau. Di tahun berikutnya calon jamaah haji

yang dibimbing manasik semakin meningkat sampai angka 40 orang, hal ini

disebabkan jamaah haji yang telah diberangkatkan bercerita tentang bimbingan

manasik yang laksanakan oleh pihak H. Dg. sanre. Di tahun- tahun berikutnya jamaah

meningkat pesat sampai ratusan jamaah sampai pelosok-pelosok Kabupaten Gowa.

Di tahun 1999 M, beliau mendirikan yayasan yang bernama Yayasan Al-

Hijjazy Al-Makky KBIH Syekh Yusuf namun pada saat itu belum resmi diakui oleh

pemerintah. Beliau menyusun struktur organisasi dengan mengambil pengurus dari

keluarganya yang telah berangkat menunaikan ibadah haji.

Kemudian di tahun 2003 M pemerintah resmi mengakui Yayasan Al-Hijjazy

Al-Makky KBIH Syekh Yusuf sebagai mitra untuk pemerintah Departemen Agama

dan dibuktikan dengan Surat Keputusan (SK) bidang yang mengurusi haji dan umrah.

Demikian sejarah singkat yang penulis tangkap dari pernyataan ketua KBIH

Syekh Yusuf yakni H. Abd. Jabbar Hijaz.

2. Profil Lembaga

Nama : yayasan Al-Hijazy Al-Makky KBIH Syekh Yusuf

Alamat : Jl. Masjid Raya No. 37A

Provinsi : Sulawesi Selatan

Kecamatan : sumba Opu

Kabupaten : Gowa
Daerah : Perkotaan

Kode Pos 865217

Telp. / Fax : (0411) 865217

Tahun Berdiri 2003

Lokasi manasik : Masjid Raya Syekh Yusuf

Organisasi : Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)1

penyelenggara

3. Visi dan Misi serta Tujuan

a. Visi

Terwujudnya pelaksanaan ibadah haji yang terbimbing dengan baik serta berbudi

pekerti yang luhur dan berakhlaqul karimah

b. Misi

1) Membimbing jamaah haji dengan penuh kesabaran dan kejujuran

2) Membimbing jamaah dengan bimbingan yang terbaik mulai dari tanah

air sampai ke tanah suci.

3) Memberikan pemahaman tentang pelaksanaan haji sesuai dengan rukun-

rukun haji.

c. Tujuan

1) Menjadi mitra kerja bagi pemerintah

2) Membantu jamaah meraih title haji Mabrur

1
H. Abd. Djabbar Hijaz , Ketua KBIH Syekh Yusuf Kabupaten Gowa, Wawancara, Gowa,
21 Mei 2016
B. Manajemen Pelayan Manasik Haji Pada KBIH Syech Yusuf di Kabupaten

Gowa

Management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan.

Artinya, manajemen adalah sebagai suatu proses yang diterapkan oleh individu atau

kelompok dalam upaya-upaya koordinasi untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Manajemen pelayanan manasik haji yang ada di KBIH Syekh Yusuf sangat erat

kaitannya dengan manajemen dan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri.

. KBIH Syekh Yusuf Kabupaten Gowa merupakan lembaga bimbingan ibadah

haji yang bertujuan untuk membantu dan mengarahkan calon jamaah haji yang ada di

Kabupaten Gowa sebelum berangkat melaksanakan ibadah haji di tanah suci.

Manajemen yang diterapkan KBIH Syekh Yusuf dalam membimbing calon

ibadah haji sebagai berikut:

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk

mengantisipasi kecenderungan dimasa yang akan datang dan penentuan strategi dan

taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.

Dalam perencanaan, ada baberapa faktor yang dipertimbangkan, yaitu :

1) Specific, yaitu berarti sebuah perencanaan harus jelas apa maksud dan

tujuanya beserta ruang lingkupnya.

2) Measurable, yaitu suatu tingkat keberhasilan yang harus dapat diukur dari

program kerja dan rencana yang dibuat.


3) Achievable, yaitu sesuatu tersebut bisa tercapai dan diwujudkan, bukan hanya

sekedar fiktif dan khayalan belaka.

4) Realistic, yaitu sesuatu yang sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang

ada, harus seimbang tetapi tetap ada tantangan didalamnya.

5) Time, yaitu ada batas waktu yang jelas, sehingga bisa dinilai dan dievaluasi.2

Sejalan dengan hasil wawancara saya dengan salah satu narasumber selaku

pemilik dari KBIH Syekh Yusuf yakni Drs. H. Abd. Djabbar Dg.Sanre, M.Si beliau

mengatakan bahwa

“hal-hal yang kami lakukan jauh hari sebelum musim haji adalah melakukan
persiapan-persiapan terkait manasik haji seperti membuat jadwal manasik haji,
menentukan lokasi manasik, nara sumber, dan menyiapkan alat peraga manasik
haji.”3

Berdasarkan dari hasil wawancara penulis dengan nara sumber dapat penulis

rumuskan sebagai berikut:

1) Persiapan manasik haji

“Dalam menyusun perencanaan yang efektif untuk suatu kegiatan, sangat

dibutuhkan kemampuan untuk memperhitungkan situasi dan kondisi. Menurut

keterangan dari ketua KBIH Syekh Yusuf Drs. H.Abd. Djabbar Hijaz, M.Si (H.

Sanre) ada beberapa persiapan yang dilakukan sebelum memulai manasik haji antara

lain:”

2
Azhar Arsyad, Pokok-pokok Manajemen (Yokyakarta, Pustaka Pelajar; cet: 2, 2003), h 16
3
H. Abd. Djabbar Hijaz , Ketua KBIH Syekh Yusuf Kabupaten Gowa, Wawancara, Gowa,
26 Mei 2016
a) Membuat jadwal kegiatan bimbingan manasik haji hal ini dimaksudkan agar

jamaah haji dapat menghadiri kegiatan tepat waktu.

b) Menentukan tempat atau lokasi manasik haji

c) Menetukan nara sumber atau pemateri untuk mempersiapkan pembawa hikmah

dalam bimbingan manasik haji

d) Memperkirakan kondisi jamaah bimbingan manasik haji hal ini dimaksudkna

agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terkait kondisi fisik atau rohani

dari calon jamaah haji

e) Mempersiapkan alat-alat peraga manasik haji yaitu segala bentuk peraga yang

digunakan demi kelancaran manasik haji.

2) Pelaksanaan manasik haji

Adapun alur pekerjaan pelaksanaan manasik haji menurut Hj. Fauzia Hijaz

“yang kami laksanakan dalam persiapan manasik haji adalah registrasi jamaah,
mengatur jamaah di ruangan, menyampaikan materi manasik haji dan memandu
praktek manasik haji.”4
Berdasarkan pernyataan diatas penulis berkesimpulan sebagai berikut:
a) Registrasi jamaah yaitu mengikuti prosedur administrasi awal

b) Mengatur jamaah di ruangan agar dalam proses manasik haji dapat berjalan

dengan efektif dan efisien

4
Hj. Fauzia Hijaz, Staff/Anggota KBIH Syekh Yusuf Kabupaten Gowa, Wawancara, 24 Juli
2016
c) Menyampaikan materi manasik haji memberikan pemahaman tentang rukun-

rukun haji sistematika dalam pelaksanaan haji, dam (denda), wajib haji, dan lain

sebagainya

d) Memandu praktek manasik haji

Hal ini dilakukan agar perjalanan bimbingan manasik haji bisa berjalan dngan

efektif dan efisien sesuai yang diharapkan kedua pihak yakni pihak KBIH dan dengan

calon jamaah haji.

b. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian adalah proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik

yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur aorganisasi

yang tepat dan tanggung, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif dan bisa

memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan

efesien guna pencapaian tujuan.

Pengorganisasian ini sangat penting sebagai proses pembagian kerja ke dalam

tugas-tugas yang lebih kecil dan sekaligus membebankan tugas-tugas tersebut kapada

orang yang sesuai dengan keahlian dan kemampuannya. Selain itu, proses

pengorganisasin juga akan membantu mengalokasikan sumber daya manusia dan

mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapai tujuan organisasi atau

lembaga. Berikut struktur organisasi dari KBIH Syekh Yusuf menurut keterangan

nara sumber:
Gambar 1: Struktur Organisasi KBIH

KETUA : DRS.H.ABD.JABBAR HIJAZ


W. KETUA : H.NUR AS’AD HIJAZ

SEKRETARIS: ASHAR DAHLAN DENDAHARA: HJ. HAJAR SAIN


W. SEKRETARIS : H. FAISAL HIJAZ W. BENDAHARA : HJ. INRAWATI HIJAZ

PENASEHAT KESEHATAN DR.H.BOY MAX MUNTU,ANGGOTA/STAFF


M.PEMBIMBING
Kes

RIDHA RIDWAN
DRS. HJ. FAUZIA
H. ABU BAKARHIJAZ
PAKA DRS. MUKMININ GAFFAR
HJ. RIZQIAYAH HIJAZ
H. ABD .CALIK MONE DRS. H. ARINI BAHRU
H. ICHWAN JUSLIN HJ. NURWANDAH HIJAZ HJ.CHIAR
H. MU. NARDAWATI HIJAZ
HIJAZ MA INDRI
DRS. HASFARI
H. USMAN HUSAIN
TATE DRS. H. JURAID HI
H. MUH. SALEH RAHIM KH. PATONANGI
H. ABD. SAMD. LC DRS. H. MUH. ILYAS
H. MUH. TAUFIQ KARIM

Sumber: Papan Struktur Organisasi Yayaasan Al-Hijjazy Al-Makky KBIH Syekh Yusuf
Berdasarkan struktur organisasi yang disusun, maka dapat diuraikan tugas dan

tanggung jawab para karyawan KBIH Syekh Yusuf sebagai berikut:

1) Ketua

a) Memimpin, mengawasi serta menyusun perencanaan kegiatan tehnis, operasional

pelayanan calon jamaah haji


b) Mengawasi pelaksanaan kinerja karyawan KBIH Syekh Yusuf

c) Bertanggung jawab atas segala kegiatan, pemberian pelayanan serta pemanfaatan

sarana perkantoran yang ada.

d) Bertanggung jawab atas pemberangkatan dan pemulangan jamaaah haji

e) Memberikan informasi kepada wakil ketua dan staf mengenai caon jamaah haji

yang akan mendaftar serta jamaah yang mau membayar.

2) Sekretaris

a) Bertugas mengurusi segala bentuk administrasi dan persuratan

b) Menangani kepengurusan passport dan membuat laporan keuangan perusahaan.

3) Bendahara

a) Mengatur dan bertanggungjawab terhadap keuangan lembaga

b) Pemegang kebijakan umum dalam hal pengelolaan dan pengaturan keuangan.

c) Mengatur, menyimpan, mengaudit dan mencatat pemasukan maupun

pengeluaran keuangan

4) Pembimbing

Adapun tugas pembimbing secara umum adalah melakukan proses penyampaian

materi dan praktik manasik haji yang meliputi, manasik ibadah, perjalanan dan

pelayanan haji, kesehatan, serta hak dan kewajiban jamaah haji. Sebagai pembimbing

target paling utama adalah agar para calon jama’ah haji menjadi jama’ah yang

mandiri tidak mengantungkan ibadahnya kepada pembimbing.(UU penyelanggaraan

Haji tahun 2008)


5) Staf/anggota

a) memberikan informasi kepada ketua

b) memberikan bantuan kepada pengurus yang lain dalam memecahkan masalah

jika diperlukan

c) membantu menjalankan rencana-rencana yang telah ditentukan oleh seorang

pemimpin dan masih banyak lagi

6) Penasehat Kesehatan

a) Memberikan informasi dan diagnosa tentang penyakit yang dideritajamaah haji

b) Memberikan informasi terkait pantangan-pantangan yang dilarang untuk

dikonsumsi

c. Pelaksanaan (actuating)

Salah satu fungsi manajemen yang ikut berperan di dalam pengelolaan

organisasi KBIH adalah pelaksanaan. Setiap kegiatan yang dilakukan itu melibatkan

beberapa orang didalamnya yang bekerja sama, dalam hal ini sebagai pelaksana

kegiatan. Dalam pelaksanaan pelayanan manasik haji pada lembaga KBIH diperlukan

tenaga kerja yang bukan hanya mahami pekerjaannya, tetapi juga harus memiliki

kemampuan atau pemahaman yang luas tentanh haji itu sendiri. Namun jangan lupa

bahwa dalam pelaksanaan kegiatan dalam suatau lembaga maupun organisasi itu hal

yang paling utam itu adalah kerja sama, kerena keberhasilan suatu kegiatan itu tidak

hanya mengandalkan individu melainkan kerja sama yang bagus dari personil yang

ada dalam lembaga atau organisasi tersebut.


Proses pelaksanaan bimbingan manasik haji di KBIH Syekh Yusuf adalah

melaksanakan apa yang telah direncanakan dari awal. Adapun yang akan

dilaksanakan oleh KBIH Syekh Yusuf adalah sebagai berikut:

1) Penetapan jadwal manasik haji

Jadwal manasik haji dibuat atas musyawarah pengurus KBIH Syekh Yusuf

berdasarkan kebutuhan dan kenyamanan jamaah agar proses manasik berjalan dengan

baik sesuai apa yang diinginkan masing-masing pihak.

Dari hasil wawancara penulis kepada Hj. Nardawati Hijaz bahwa “penetapan

jadwal dan lokasi ditentukan langsung oleh ketua KBIH Syekh Yusuf Bpk. Drs. H.

Jabbar Hijaz, M.Si”.5

Tabel 1: Jadwal Bimbingan Manasik Haji KBIH Syekh Yusuf Kabupaten

Gowa

NO TANGGAL MATERI KETERANGAN


1 10 Januari - Pembukaan manasik haji muslim - Manasih haji
2016 haji dilaksanakan pada hari
- Penjelasan umum tentang KBIH ahad
Syech Yusuf - Bertempat di
2 24 Januari - Kebujakan pemerintah Masjid Agung
2016 tentang penyelenggaraan Sungguminasa
ibadah haji - Manasik haji
- Penjelasan tentang akidah dan dimulai dari pukul
akhlak 09.00 s/d
3 07 Februari - Penjelasan tentang akidah dan 13.00 WITA
2016 akhlak
- Mengenal adat istiadat di tanah
suci
4 21 Februari - Petunjuk proses perjalanan haji
2016 - Tata cara tayammum, sholat

5
Hj. Nardawati Hijaz, Staff/anggota KBIH Syekh Yusuf Kabupaten Gowa, Wawancara, 24
Juli 2016
jama’ dan qashar Pembimbing:
5 06 Maret - Bimbingan manasik haji tahap I
2016 Drs. H. Abd.
6 20 Maret - Bimbingan manasik haji tahap II Djabbar Hijaz,
2016 M.Si
7 03 April - Bimbingan manasik haji tahap Drs. H. Abu Bakar Paka,
2016 III M.Ag
8 17 April - Pemantapan pemahaman DR. H. Abustani
2016 Manasik Haji Ilyas Ir. H. Usman
- Peragaan manasik haji Tate Dg. Rani
9 01 Mei - Penyusunan regu dan H. Muh. Yusuf
2016 rombongan Limpo, S.Ag
- Pemantapan pemahaman Drs. H. M. Ilyas
manasik haji H. Chiyar Hijaz,
10 15 Mei - Praktek perjalanan ibadah haji MA Drs. H. M.
2016 (Masjid) Yunus Hj. St.
11 29 Mei - Praktek manasik haji di Hajar Jabbar
2016 Asramah Hijaz
haji Sudiang Hj. Haniba
12 02 Juni - Pemantapan bimbingan manasik H. Nur As’ad Hijaz, SE
2016 haji H. Zulkifly Hijaz, SE
- Pemantapan ketua regu dan H. Faisal Hijaz
rombongan Hj. Fauziah Hijaz
13 19 Juni - Pemantapan bimbingan manasik
2016 haji
- Simulasi pelaksanaan haji
14 26 Juni - Pemantapan bimbingan manasik
2016 haji
- Simulasi pelaksanaan haji
15 03 Juli 2016 - Pemantapan bimbingan manasik
haji
- Simulasi pelaksanaan haji
16 17 Juli 2016 - Pemantapan bimbingan manasik
haji
- Pemantapan ketua regu dan
rombongan
17 24 Juli 2016 - Pemantapan bimbingan manasik
haji
18 31 Juli 2016 - Simulasi perjalanan haji
19 07 Agustus -Penentuan bimbingan manasik
2016 haji muslim haji tahun 2016
M/1437 H
Sumber data: Yayasan Al-Hijazy Al-Makky Kelompok Bimbingan Haji (KBIH)
Syech Yusuf

2) Penetapan pemateri dan pelaksanaan

Dari hasil wawancara penulis kepada Drs. H. Muh. Ilyas selaku bidang

pembimbing haji bahwa:

“Penetapan pemateri dan pelaksana di koordinir langsung oleh ketua KBIH

Syekh Yusuf yaitu Bapak H. Abd. Djabbar Hijaz Dg. Sanre”6

3) Penyampaian undangan jamaah

Dari hasil wawancara kepada bapak Ashar Dahlan selaku sekretaris,

mengatakan bahwa:

“Penyampaian undangan kepada jamaah dilakukan sebanyak tiga kali yaitu


pada waktu satu bulan pelaksanaan kegiatan, satu minggu sebelum kegiatan dan
satu hari sebelum kegiatan manasik haji dilaksanakan agar jamaah bisa
mengikuti manasik sebelum keberangkatan ke tanah suci. Dalam pelaksanaan
ibadah haji calon jamaah haji tidak kebingungan sehingga ibadah menjadi
mabrur sesuai dengan harapan semua jamaah.”7

4) Mengatur jamaah di ruangan

Dari hasil wawancara penulis kepada ketua KBIH Syech Yusuf bahwa:

“Yang mengatur jamaah dalam ruangan adalah para pembingbing manasik haji
yang ditunjuk langsung oleh ketua KBIH dalam hal ini adalah H. Sanre.

5) Penyampaian materi manasik

6
H. Muh. Ilyas bidang Bimbingan Haji KBIH Syekh Yusuf, Wawancara, Gowa, 26 Mei
2016
7
Ashar Dahlan, Sekretaris Umum KBIH Syekh Yusuf, Wawancara, Gowa, 30 Mei 2016
Penyampaian materi manasik pada kegiatan bimbingan manasik haji biasanya

dilakukan oleh pembimbing manasik haji sesuai dengan table jadwal manasik haji

diatas.

6) Memandu praktek manasik

Pemandu praktek manasik adalah beberapa pembimbing yang sudah cakap dan

ahli dalam bidang pelaksanaan manasik haji.

Begitu pula kelengkapan sarana dan prasarana yang tersedia mempunyai arti

penting dalamkegiatan manasik, seperti ruang lokal/aula sebagai tempat pembelajaran

berlangsung, maket mini perjalanan haji, alat pengeras suara, papan tulis , laptop,

infokus, tempat melakukan praktik manasik haji atau setidaknya ada alat peraga yang

dapat menggairahkan jamaah. Dengan tersedianya sarana dan prasarana yang

memadai akan membuat jamaah bimbingan ibadah haji lebih terfokus dan

bersemangat mengikuti kegiatan manasik haji.

d. Pengawasan (controlling)

Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang dibutuhkan untuk

menjmain agar semua keputusan rencana dan pelaksana kegiatan mencapai suatu

tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien.

Dalam pengertian lain pengawasan pada hakikatnya merupakan usaha memberi

petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana.

Lebih lanjut dikatakan bahwa pengawasan terdiri dari penentuan-penentuan standar

kegiatan atau pemeriksaan, pembandingan hasil dengan standar serta mengoreksi

kegiatan atau standar dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh KBIH Sekh Yusuf
terkait dengan pelayanan manasik haji perlu adanya pengawasan dan pengendalian.

Pengawasan atau pengendalian merupakan sebuah proses untuk memastikan bahwa

segala yang sudah diatur mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan telah

berjalan dengan baik.

Dari hasil wawancara penulis dengan salah satu pengurus KBIH Syekh Yusuf

yakni Bpk. H. Ichwan Juslin mengatakan bahwa:

“Kami tidak membuat program khusus di bagian pengawasan atau


pengendalian akan tetapi pengawasan dilakukan langsung oleh ketua KBIH
Syekh Yusuf (H. Sanre) atau pembimbing yang ditunjuk langsung”.8

Penulis berkesimpulan bahwa dalam fungsi pengawasan tidak ada sistem yang

diterapkan khusus untuk menangani salah satu fungsi manajemen ini.

e. Evaluasi

Evaluasi salah satu yang harus diperhatikan dalam mengelolah suatu lembaga

dan menjalankan suatu kegiatan, Mengevalusi pelaksanaan kegiatan administrasi dan

pelaksanaan peserta menasik haji. evaluasi yang dilakukan oleh pihak KBIH Syekh

Yusuf antara lain:

1) Jadwal manasik haji yaitu terkait apa saja yang kurang dalam pembuatan jadwal

manasik

2) Lokasi di tanah suci yang selalu berubah

3) Nara sumber atau pemateri yang kompeten dibidang pengajaran

8
H. Ichwan Juslin, Staf/Anggota KBIH Syekh Yusuf Kabupaten Gowa, Wawancara, Gowa
10 Juli 2016
4) Jumlah calon jamaah haji yaitu meningkatnya atau menurunnya jumlah jamaah

dilihat dari sejak 3 tahun terakhir.

Berdasarkan beberapa penjelasan terkait manasik haji diatas dapat disimpulkan

bahwa manajemen manasik haji pada KBIH Syekh Yusuf dilakukan untuk mengukur

sejauh mana pemahaman calon jamaah haji terkait manasik haji serta kemampuan-

kemampuan yang didapat oleh jamaah dalam melaksanakan peraga manasik haji.

C. Peluang dan Tantangan Yang Dihadapi Pihak KBIH Syekh Yusuf Dalam

Melaksanakan Manasik haji

Dalam sebuah lembaga tidak terlepas dari yang namanya peluang dan

tantangan seperti halnya KBIH Syekh Yusuf yang marak terjadi akibat ulah dari

beberapa KBIH yang tidak memfungsikan dirinya sebagaimana mestinya. Berikut

beberapa penjelasan mengenai peluang dan tantangan KBIH Syekh Yusuf dalam

melaksanakan manasik haji adalah sebagai berikut:

1. Peluang

Menurut ketua KBIH Syekh Yusuf H. Abd. Jabbar Hijaz, Dg. Sanre mengenai

peluang dalam manasik haji adalah:

“ Jamaah mungkin melihat bahwa KBIH Syekh Yusuf ini sudah lama berdiri
dan sudah banyak memberangkatkan jamaah sampai dipelosok-pelosok
KabupatenGowa. Bukan Cuma itu kami juga menggunakan tenaga pembimbing
yang ahli dibidang manasik dan tentu berpengalaman juga dan terpercaya lebih
dari 10 tahun terakhir sebagai mitra dari pemerintah bidang biro haji dan umrah
serta kami juga sebelum memberangkatkan jamaah kami cek lokasi dulu
mengenai perubahan-berubahan yang terjadi di tanah suci supaya nanti kami
tidak kebingungan membimbing manasik haji.”9

Sejalan dengan pendapat salah seorang jamaah yang telah mengikuti

bimbingan manasik haji di KBIH syekh Yusuf yakbi H. Amirullah mengatakan

bahwa:

“Saya mengikuti manasik haji di KBIH Syekh Yusuf karena saya melihat
mereka sangat berpengalaman, sudah banyak meberangkatkan jamaah, dan
pelayanan yang saya dapatkan sangat baik karena kami benar-benar dibimbing
dari penerimaan materi manasik di tanah air sampai pembimbingan di tanah
suci”10

Dari pernyataan diatas penulis berkesimpulan bahwa yang menjadi peluang

terkait pelaksanaan manasik haji adalah sebagai berikut:

a. KBIH Syekh Yusuf merupakan kelompok bimbingan ibadah haji yang terbesar

dan dikenal luas dikalangan masyarakat, baik itu di pelosok-pelosok maupun di

sekitar KBIH Syekh Yusuf itu sendiri.

b. KBIH Syekh Yusuf merupakan mitra kerja Departemen Agama Kabupaten

Gowa, dengan demikian calon jammah haji tidak lagi merasa khawatir akan

adanya penipuan-penipuan yang sering terjadi pada calon anggota jamaah haji.

c. Tenaga ahli pembimbing. KBIH Syekh Yusuf sangat disiplin dalam membimbing

jamaahnya karena selau memperhatikan apa yang yang menjadi kebutuhan

jamaahnya.

9
H. Abd. Hijjaz Jabar, Ketua KBIH Syekh Yusuf, Wawancara, Gowa, 1 Juli 2016
10
H. Amirullah, Jamaah Yang Telah Bimbingan di KBIH Syekh Yusuf, Wawancara, Gowa, 6
Juli 2016
d. Mendapa kepercayaan dari jamaah yang dibimbing. Hal ini juga menjadi peluang

bagi KBIH Syekh Yusuf karena kapercayaan dari jamaah merupakan sesuatu

yang tidak dapat dibeli dengan apapun.

e. Pengalaman kerja, Sudah lebih 10 tahun KBIH Syekh Yusuf menjalankan

tugasnya sebagai sebuah yayasan yang bergerak dibidang bimbingan haji.

2. Tantanga

Meskipun fungsi manajemen telah berjalan cukup baik, bukan berarti KBIH

Syekh Yusuf ini tidak memiliki faktor penghambat dan beberapa persoalan dalam

memberikan pelayanan manasik haji. menurut pengamatan penulis dari beberapa

pernyataan nara sumberada beberapa tantangan-tantangan mengenai issu keburukan

kinerja KBIH terkait persoalan manasik haji sampai dengan masalah-masalah yang

ada pada calon jamaah yang akhirnya berimbas pada KBIH Syekh Yusuf sehingga

tidak terlaksana dengan baik.

a. Terlantarnya jamaah KBIH

Hal ini mengakibatkan calon jamaah manasik ragu melaksanakan manasik

haji di KBIH dan lebih memilih menjadi calon haji mandiri. Jamaah calon haji yang

dibimbing KBIH SyekhYusuf belum pernah menelantarkan jamaahnya sehingga

jamaah tidak ragu sama sekali terkait bimbingan KBIH Syekh Yusuf.

b. Materi tidak sesuai dengan lapangan

Salah seorang staff/anggota dari KBIH Syekh Yusuf yakni Ridha Ridwan

mengatakan bahwa:
“Menanggapi hal ini, memang ada beberapa KBIH yang kurang pengalaman
sehingga jamaah merasakan perbedaan materi yang didapat dengan apa yang
ada di lapangan. Pihak KBIH Syekh Yusuf yang bertugas membimbing
jamaah mereka yang telah cek lokasi mengenai perubahan-perubahan yang
terjadi di tanah suci seperti pintu masuk yang berubah, infrastuktur yang
berkembang terus dan ditambah dengan beberapa mahasiswa Indonesia yang
kuliah di tanah suci ditunjuk sebagai pembimbing calon jamaah haji dan lain
sebagainya.”11

c. Wisuda Haji

Wisuda haji memang sering dilakukan bagi orang-orang yang memiliki

kepercayan tersendiri terkusus bagi pihak-pihak yang memanfaatkan hal ini sebagai

ladang pendapatan atau bisnis bagi pendapatan KBIH namun hal ini tidak bagi KBIH

Syekh Yusuf karena mereka lebih mengutamakan rukun haji dan ketentuan yang

berlaku dalam pelaksanaan ibadah haji.

Demikian tantangan yang dihadapi KBIH Syekh Yusuf terkait issu-issu

keburukan KBIH. Adapun tantangan-tantangan yang kami dapatkan dalam proses

manasik haji adalah Menurut hasil wawancara penulis dengan nara sumber H. Abd.

Jabbar Hijaz dan H. Nur As’ad Hijaz mengatakan bahwa:

“Masalah yang kami hadapi ketika proses manasik haji adalah pendidikan
jamaah yang rendah, banyak jamaah berusuai lanjut usia akibatnya
pendengarannya tidak berfungsi dengan baik dan daya tangkapnya yang
kurang baik, jamaah yang tidak mengikuti aturan serta jamaah yang memiliki
penyakit kronis.”12

Dari pernyataan di atas dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

11
Ridwan Ridha, Staff/Anggota KBIH Syekh Yusuf Kabupaten Gowa, Wawancara, Gowa 11
juli 2016
12
H. Abd. Jabbar Hijaz dan H. Nur As’ad Hijaz, Ketua dan Wakil Ketua KBIH syekh Yusuf ,
Wawancara, Gowa, 6 Juli 2016
a. Latar belakang pendidikan jamaah, hal ini bisa mempengaruhi pemahaman

jamaah dalam menangkap materi yang diberikan karena jamaah yang kurang

lacar dalam membaca tulisan Indonesia akan sulit mendapatkan bimbingan yang

baik dari KBIH Syekh Yusuf

b. Jamaah yang berusia lanjut, jamaah ini akan kesulitan dalam menerima materi

karena beberapa diantara mereka secara fisik sudah tidak bisa diberikan asumsi

dan beban pada otaknya. Para pembimbing khususnya KBIH Syekh Yusuf

memberikan saran bagi jamaah yang lanjut usia agar didampingi oleh anaknya

atau siapa saja yang secara fisik dan rohani masih sehat dan kuat.

c. Jamaah yang mengidap penyakit kronis, jamaah ini akan menjadi jamaah

bersyarat karena penyakit yang dideritanya, KBIH Syekh Yusuf juga memiliki

pembimbing Kesehatan mereka inilah yang akan mendiagnosa dan memutuskan

jamaah bisa ikut manasik atau tidak dengan beberapa pertimbangannya.

d. Jamaah yang tidak mengikuti aturan yang berlaku dalam kegiatan manasik haji,

jamaah yang seenaknya saja memutuskan ikut manasik atau tidak. Hal ini juga

akan membuat pihak KBIH kesulitan terutama ketika praktek manasik

dilaksanakan karena jamaah yang tidak sepenuhnya ikut manasik kurang materi

yang didapatkan sehingga mereka akan kesulitan menyesuaikan diri ketika

sedang peragaan haji. sebaliknya jamaah yang mengikuti pelaksanaan manasik

haji mendapat bekal yang lebih dan tidak kebingungan lagi pada saat praktek

dilapangan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan pada

bab sebelumnya, berikut akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang dapat diambil

mengenai manajemen manasik haji pada KBIH Syekh Yusuf Kab. Gowa.

1. Manajemen yang diterapkan kbih syekh yusuf dalam melaksanakan manasik haji

meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi.

perencanaan meliputi persiapan manasik haji dan pelaksanaan manasik haji.

pengorganisasian kbih syech yusuf terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara,

pembimbing kesehatan dan staf/anggota. pelaksanaan meliputi penetapan jadwal

manasik haji, penetapan pemateri dan pelaksanaan, penyampaian undangan

jamaah, mengatur jamaah di ruangan, penyampaian materi manasik dan

memandu praktek manasik. Pengawasan yaitu ketua KBIH Syekh Yusuf terjun

langsung dalam proses manasik haji. evaluasi yang harus dilakukan oleh KBIH

Syech Yusuf antara lain jadwal manasik haji, lokasi di tanah suci yang selalu

berubah, nara sumber atau pemateri dan jumlah calon jamaah haji.

2. Peluang Dan Tantangan Yang Dihadapi Pihak KBIH Syekh Yusuf Dalam

Melaksanakan Manasik haji adalah

67
68

a. Peluang yang dimaksud adalah jumlah jamaah yang meningkat dari tahun ke

tahun karena pengalaman kerja pembimbing mendapat apresiasi baik dari

masyarakat sebab tenaga ahli pembimbing dalam pelaksanaannya telah teruji

dengan baik.

b. Adapun tantangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah KBIH harus

selalu memberikan pelayanan yang baik bagi setiap jamaahnya termasuk

menjauhkan setiap jamaah dari keraguan dengan banyaknya kasus

penelantaran jamaah dalam melaksanakan ibadah haji, memberikan

pemahaman dan meyakinkan masyarakat bahwa materi yang diberikan oleh

KBIH akan sesuai dengan pelaksanaan di lapangan, dan KBIH Syekh Yusuf

lebih mengutamakan rukun haji dan ketentuan yang berlaku dalam

pelaksanaan ibadah haji.

B. Implikasi Penelitian

1. Manajemen yang telah diterapkan KBIH Syekh Yusuf seharusnya lebih

ditingkatkan demi menjaga jumlah dan kepercayaan dari jamaah serta lebih

memberikan perhatian khusus bagi jamaah yang memiliki latar belakang

pendidikan rendah, jamaah yang memiliki penyakit kronis dan jamaah yang

berusia lanjut agar mereka merasakan kenyamanan yang berbeda terkait yang

dialaminya.
2. Sebaiknya KBIH Syekh Yusuf lebih perhatian lagi terhadap jamaah dalam hal

pelaksanaan manasik haji karena maraknya buruk kinerja KBIH yang

membuat kepercayaan para jamaah dan pemerintah menjadi hilang.


70

DAFTAR PUSTAKA

Agil Said Husin Al Munawar dan Abdul Halim, FIqih Haji, Jakarta: Ciputas Press, 2003

Arsyad Azhar, Pokok-pokok Manajemen (Yokyakarta, Pustaka Pelajar; cet: 2,


2003), h 16

Asmahwati, Penerapan Fungsi Perencanaan Pada KBIH Bina Umat Dalam Upaya
Peningkatan Kualitas Bimbingan Ibadah Haji¸ Yokyakarta: Sunan Kalijaga
Yokyakarta, 2008

Ashar Dahlan, Sekretaris Umum KBIH Syekh Yusuf, Wawancara, Gowa, 30 Mei
2016

Arsyad Azhar, Pokok-Pokok Manajemen, Yokyakarta: Cet.3, Pustaka Pelajar Offset,


2012

Angraini Frista Pratiwi Hatta, Manajemen Travel Haji dan Umrah dalam Merekrut
Jamaah, (Studi Kasus PT Aliyah Perdana Wisata) Alauddin: UIN Press,2015

Al-Mu’jam al-wajiz, Majma’ul Lughoh al-Arabiyyah Huruf, Nuun.

Bungin Burhan, Penelitian Kualitatif, Cet .I; Jakarta: Kencana, 2007

BP4 DKI Jakarta, Membina Keluarga Saqinah, Jakarta: Gema Insani Press, 1999

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: PT. Syamsil Cipta


Media, 1428H/2007
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 1997

Djufri M. Mangkuto, Panduan Praktis Manasik Haj Sesuai Sunnah Rasulullah saw,
Jakarta: Cet: III, Sinar Grafika Offset,2009

H. Abd. Djabbar Hijaz , Ketua KBIH Syekh Yusuf Kab. Gowa, Wawancara, Gowa,
21 Mei 2016

Hj. Nardawati Hijaz, Staff/anggota KBIH Syekh Yusuf Kab. Gowa, Wawancara, 24
Juli 2016
eJournal Ilmu Pemerintahan Volume 3, Nomor 1, 2015: 318 – 332

Fadli Ahmad, Organisasi dan Administrasi, Cet. III; Kediri: Manhalun Nasin Press,
2002

Hj. Hijaz Fauzia, Staff/Anggota KBIH Syekh Yusuf Kab. Gowa, Wawancara, 24
Juli 2016

H. Amirullah, Jamaah Yang Telah Bimbingan di KBIH Syekh Yusuf, Wawancara,


Gowa, 6 Juli 2016

H. Abd. Hijaz Jabbar dan H. Nur As’ad Hijaz, Ketua dan Wakil Ketua KBIH syekh
Yusuf , Wawancara, Gowa, 6 Juli 2016

Huda Masrul, Isyubahat Seputar Haji dan Umrah, Solo: Tinta Media Solo, 2012

Hilali Madji, 38 Sifat Generasi Unggulan, Jakarta: Gema Insani Press 2002
Husaini Usman dan Pornomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Cet. VI;
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011

H. Juslin Ichwan, Staf/Anggota KBIH Syekh Yusuf Kab. Gowa, Wawancara, Gowa 10 Juli
2016

J. Moleong Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001

KH. Shiddiq Nuruddin, Tuntunan Manasik Haji, Jakarta: Cet. I, T. Syamsil Cipta,
2001
Kementerian Agama RI, Al-Quran, Tajwid, Dan Terjemahannya, Bogor: PT. Syigma
Examedia Arkanleema, 2007

Ali Muhammad Yusni Studi Tentang Pelayanan Haji, Di Kota Samarinda Samarida,
Samarinda Press, 2015

Moh. E. Ayub dkk, Manajemen Masjid, Jakarta: Gema Insani Press, 1996

M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Galia Indonesia, 1996

M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana, 2006

Muhammad Ibrahim bin Abdullah Al Buraikan, Pengantar Studi Aqidah Islam,


Jakarta: Robbani Press, 1998
Nidjam Ahcmad dan Latief Hanan, Manajemen Haji: Studi kasus dan Telaah
Implementasi Knowledge Workers, Jakarta: Zikrul Hakim, 2001

Nidjam Ahcmad dan Alatief Hanan, Manajemen Haji, (Jakarta: Cet; 4, PT Media
Cita, 2006

Pasal 5 UU No. 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Prisma Creative, RIsalah Penybur Iman, Jakarta: Prisma Creative, 2007

Rohmah Shoimatur, Tingkat Kepuasan Jamaah KBIH (Studi kasus pada jamaah haji
Tahun 2011 Ar Raudhah Yokyakarta, Yokyakarta: Sunan Kalijaga
Yokyakarta Press, 2012

Ridwan Ridha, Staff/Anggota KBIH Syekh Yusuf Kab. Gowa, Wawancara, Gowa 11
juli 2016

Syaukani Imam Ed, Manajemen Pelayanan Haji Di Indonesia, Cet I; Jakarta: CV.
Prasati, 2009
Suyuti Gazali, Problematika Pelaksanaan Ibadah Haji, Makassar: Cet. 1, Alauddin
University Press, 2013

Syaodih Nana Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,


Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009

Supriyono, Sistem Pengendalian Manajemen, Surabaya: 2000

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: UGM Press, 1999

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2009


Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2006

Tisnawati Erni Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, Jakarta:


Kencana, 2008
Wijaya Tirta, Manajemen Pembinaan Jamaah Haji Pada KBIH Ulul Al Baab
Tanggerang, Jakarta: Syarif Hidayatullah Press, 2011

Usman Husaini Poernomo, Metodologi Penelitian Sosia,l Jakarta: Bumi Aksara,


1996
Yusuf Yunan, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana, 2006

DAFTAR PUSTAKA ONLINE

http://kamusbesarbahasaindonesia/online.web.id/layan, 17 februari 2016

http://ribuanpengunjung.wordpress.com/2009/12/28/konsep-pelayanan-prima/, 18
februari 2016

https://www.academia.edu/3724853/Efektivitas_Manajemen 17 Februari 2016

Http//blognatugowa.blogspot.ae//2009/10/kbih-syekh-yusuf
sorotikandepaggowa.html?m=1, 10 Februari 2016
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA

Teks Wawancara

A. Fokus I (Gambaran Umum KBIH Syekh Yusuf Kabupaten Gowa)

1. latar belakang berdirinya KBIH syekh Yusuf ini?

2. tugas dan kewajiban KBIH Syekh Yusuf terhadap calon jamaah hajinya?

3. visi dan misi serta tujuan KBIH Syekh Yusuf?

B. Fokus II (manajemen pelayanan manasik haji pada KBIH Syekh Yusuf

Kab. Gowa)

1.Langkah-langkah awal yang terapkan sebelum menghadapi jamaah

haji? 2.Bagaimana pembuatan jadwal manasik haji dilakukan?

3.Bagaimana proses manasik haji berlangsung?

4.Siapa-siapa yang ditunjuk sebagai pelaksana manasik haji?

5.Apa yang di evaluasi setelah proses bimbingan haji telah selesai?

C. Fokus III (peluang dan tantangan yang dihadapi KBIH Syekh Yusuf dalam

melakukan manasik haji.

1.Peluang apa saja yang dimiliki KBIH Syekh Yusuf dalam pelaksanaan

manasik haji?

2.Tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan manasik haji?


Gambar 1, 2 dan 3 wawancara dengan Ketua KBIH Syekh Yusuf
(Drs.H. Abd. Jabbar Hijaz, M.Si)
Gambar 4 wawancara dengan Gambar 5 wawancara peserta
staff KBIH Syekh Yusuf Manasik yang telah Bimbingan Haji

Gambar 7 wawancara dengan staff KBIH Syekh Yusuf

Gambar 6 wawancara jamaah yang sedang Manasik


Gambar 8 Proses Penerimaan Materi dan bimbingan Manasik Haji
(Masjid Raya Syekh Yusuf)
Assalam cdl&kumMr. WS.
Dengan ini bermaksud bahwa untuk melakukan pen litian dalamrangka
menyusun skripsi yang la judul “Manajemen Pelayanen M ik Zfa,y Pada KBZiZ
yekb YusufdlI nk 'rowa
Pembimbing : 1.Dr. H. Mahimiddin, M.Ag
2. Dr. Nurhidayat Muh. Said, M.Ag
F. Identitas Peneliti
Nama : Erwin Jaya
Nim 50400112019
Fakultas/Junisan : Dakwah dan Komunikasi/MmajemenDakwah
Universitas : UIN Alauddin Makassar
No. Hp : 0821-6924-0609
B. Identitas Informan
Nama : Ridha Ridwan
Jabatan : Staff/anggota K8IH Syekh Yusuf
Pendidikan : S1
Alamat : Ti. Masjid Raya Syekh Yusuf
Demikian, Atas waktunya bapak/ibu diucapkati terimakaaih.

Gowa, 2 Agustus 20td

Peneliii

Erwin Jaya
SURAT KETERANGAN WAWANCARA

Dengan ini bermaksud bahwa untuk melakukan penelitian dalamrangka


menyusun skripsi yang berjudul “3f anajemen PeLzyanan Manasik Hi Pada
KBZZf Syekh Yuzuf di K‹& Cdna
Pembimbing . 1.Dr. H. Mahmuddin, M.Ag
2. Dr. Nurhidayat Muh. Said, M Ag
D. Identitas Peneliti
Nama : Erwin Jaya
Nim 50400112019
Fakultas/Jurusan . Dakwah dan Komunikasi/h4anajemenDakwah
Universitas . UIN Alaiiddin Makassar
No. Hp : 0821-ñ9ii4-0609
R. Identitas Informan
Nama : H. Ichwan Juslin
Jabatan : Stafi7anggota KBIH Syekh Yusuf
Pendidikan . S1
Alamat : Sungguminasa
Demikian, Atas waktunya bapak/ibu diucapkan terimakasih.
Wassal laikumWr.Wb.
Gowa, 29 Juli 2016

Erwin Jaya
Dengan ini bernaksud bahwa untuk melakukan penelitian dalainrangka
menyusun skripsi yang beljudul “3fon‹yemc Pe£;yonan 3fnnesiâ fZ‹yi Pride
&BZFf 5yekh Yusufdi K‹& Gowa
Pembimbing : 1.Dr. I-£ Mahmuddin, M.Ag
2. Dr. Nurhidayat Muh. Said, M.Ag
E. Identitas Peneliti
Nama : Erwin Jaya
Nim 50400112019
Fakultas/Junisan : Dakwah dan Komunikasi/ManajemenDakwah
Universitas : UIN Alauddin Makassar
No. Hp : 0821-6924-0609
B. Identitas Informan
Nama : H. Amirullah
Jabatan : Masyarakat
Pendidikan : SMA
Alamat . Jl. Abd. Rasyid, Kasumberang
Demikian, Ata4 waktunya bapak/ibu dincapkan
teriinakaaih.

Gowa, 2 Agustus 2016

Peneliti Inti

Bfivin Jaya
SURAZ KETERANGAN
WAWANCARA

AmalamuAlaikumMr. Wb.
Dengan ini bermaksud bahwa untuk melakukan penelitian dalamrangka
rnenyusun skripsi yang beijudul “ñf«a iemen I e£;yoonn ñfenasi£ fZ@ Pride &8ZZZ
&£ Fast/di job Gowa
Pembimbing : 1.Dr. H. Mahmuddin, M.Ag
2. Dr. Nurhidayat Muh. Said, M.Ag
G. Identitas Peneliti
Nama : Eqn Jaya
Nim 50400112019
Fakultas/Jurusan : Dakwah dan komunikasi/ManajemenDakwah
Universitas : UIN Alauddin Makassar
No. Hp : 0821-6924-0609
B. Identitas Inforinan
Nama : H. Nur As’ad Hijaz
Jabatan : Wakil Ketua KBIH Syekh Yusuf
Pendidikan SI
Alamat : Jl. Masjid Raya Syekh Yusuf
Demikian, Atas waktunya bapak/ibu diucapkan terimakaaih.
WassnfamuAlaiM mW’r.g'L
Gowa, 2 Agustus 2016

Peneliti

Erwin Jaya
SURAT KETERANGAN
WAWANCARA

Dengan ini bermaksud bahwa untuk melakukan penelitian dalainrangka


menyusun skripsi yang beijudul “M emen Pe ;yanan Mn asi4 Tfa,fl Pada KBZi'Z
Sye h Yu fdi K‹& Gowa
Pembinibing : 1.Dr. H. Mahmuddin, M.Ag
2. Dr. Nurhidayat Muh. Said, M.Ag
B. Identitas Peneliti
Nama : Erwin Jaya
Nim 50400112019
Fakultas/Junisan : Dakwah dan Komonikasi/ManajemenDakwah
Universitas : UIN Alauddin Makassar
No. Hp : 0821-6924-0609
B ldeefu lofnma
Nama : Hj. Fauzia Hijaz
Jabatan . StafPanggota KBIH Syekh Yusuf
Pendidikan : S1
Alamat : JI. Masjid Raya Syekh Yusuf
Demikian, Atas waktunya apak/ibu diucapkan terimakasili.

Gowa, 24 Juli 2016

Peneliti

in fa
Dengan ini bermaksud bahwa untuk melakukan penelitian dalamrangka
menyusun skripsi yang beijudul “Unnqfe-n Pet rnnnn finn ac Zf‹ifi Pride
fZtffZ Syekh FusnJdi Ink Gas
Pembimbing : 1.Dr. H. Mahmuddin, M.Ag
2. Dr. Nurhidayat Muh. Said, M.Ag
A. Identitas Peneliti
t’ima : Erwin Jaya
Nim 50400112019
Fakultas/Jurusaii : Dakwah dan itomunikasi/ManajemenDakwah
Uoiversitas : UIN Alaiiddin
Makassar No. Hp : 0821-6924-
0609
B, Identitas Informal
Nama : Drs. Abd. Djabbar Hijaz, M.Si
Jabatan : Ketua KBIH Syekh Yusuf
Pendidikan : S2
Alamat : Jl. Masjid Raya Syekh Yusuf
Demikian, Atas waktunya bapak/ibu diucapkan terimakasih.

Gowa, 24 Juli 2016

Peneliti Informan
RIWAYAT HIDUP

Erwin Jaya, lahir di Ambon, 15 Juli 1993


dari seorang ibu yang bernama Samsidar dan
seorang ayah bernama Mustaring, penulis
dibesarkan penuh kasih sayang dan dedikasi
yang selalu menanamkan nilai-nilai agama dan
pengajaran terhadap tradisi dan budaya sebagai
pemuda bugis Bone tempat dimana penulis
dididik dan dibesarkan. Penulis anak kedua dari
dua bersaudara dan empat sodara penlis lainnya
dari ibu dari ayah yang berbeda. Penulis terdaftar
di kampus UIN Alauddin Makassar pada tahun
2012 tepatnya di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah
dengan penuh kesadaran.
Riwayat pendidikan penulis, Pada tahun 2000-2006 penulis bersekolah di
SDN 158 Pattuku Limpoe, 2006-2009 bersekolah di SMP N 4 Lappariaja Kab. Bone
kemudian 2009- 2012 penulis bersekolah di MAN 1 Lappariaja Kab. Bone.
Pengalaman organisasi penulis selama menjadi mahasiswa yaitu penulis
menjabat sebagai Ketua Bidang Bakat dan Minat periode 2014 di Himpunan
Mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah (HMJ-MD). Penulis juga menjabat sebagai
Ketua Bidang Bakat dan Minat pada Badan Eksekutif tertinggi di tataran Fakultas
yakni Dewan Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi DEMA FDK 2016 dan
terakhir penulis tergabung sebagai anggota di UKM SB eSA.
Pengalaman organisasi di luar kampus adalah Anggota Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI Cab. Gowa Raya), menjadi Owner disalah satu industri makanan yang
sementara berkembang yakni Krepgis.
Selama menjadi mahasiswa di kampus tersebut penulis sangat bangga karena
banyak pengalaman yang didapat baik dan buruk, susah dan senang itu semua
menjadi dinamika pembelajaran bagi penulis. Terima kasih juga buat FDK yang telah
menjadi wadah berkarya bagi penulis terhadap terciptanya Mars FDK.
Mudah-mudahan apa yang penulis lakukan selama ini semata-mata hanya
mengharap ridha Allah, menjadi kebanggaan orang tua sekaligus pencapaian atas
sebuah cita. Amin
sei•rei»iai: >. ueajio naya no. azx up. o«:‹-aasaivaunpg«ana»a
uow«

LOMPOKBD4EINOANTSADAR BAR(XB 8YEKHY0BDPSDRGGDDRNAEA


xoslza aaaz raaox so e/ i•3‘7 a
NO TANGGAL MATERI KETERANGAN
- Pembukaan manasik haji musim haji
1. 10 Januari 2016
- Penjelasan umum tentang KBIH Syekh Yusuf - Manasik haji dilaksanakan pada
- Kebijakan pemerintah tentang hari Ahad
2. 24 Januari 2016 penyelenggaraan ibadah haji - Bertempat di Masjid Agung Syekh
- Penjelasan tentang akidah dan akhlak Yusuf Sungguminasa
- Penjelasan tentang akidah
3. 07 Februari 2016 Manasik haji dimulai dari pukul
- Men enal adat istiadat
- Petunjuk proses perj 09.00 s/d 13.00 WITA
4. 21 Februari 2016 - Tata cara tayammu
sha
5. 06 Maret 2016 - Bimbingan ma tahat› I
Pembimtiing :
6. 20 Maret 2016 - Bimbingan ma
7. 03 April 2016 - Bimbingan manasik haji tahap III 1. Drs. H. Abd. Djabbar Hijaz,
- Pemantapan p hama M.Si Drs. H. Abu Bakar
8. 17 April 2016
Pera ian man Paka, M.Ag DR. H. Abustani
- Penyusunan regu dan rombangan Ilyas
01 Mei 2016
- Pemantapan pemahaman manasik tiaji
’- Ir. H. Usn an Tate Dg. Bani
10. 15 Mei 2016 - Praktek perjalanan ibadah haji (Masjid) 5. H. Muh. Yusuf Limpo, S.Ag
11. 29 Mel 2016 - Praktek tYlanasik haji di asrama haji Sudiang *- Drs. H. M. llyas
Pemanta n manasik Haji 7' H. Chiyar Hijaz, MA
12. 02 Juni 2016
- Pennants n ket u dan rom on n 8s Drs. H. M. Yunus
- Pemantapan bimbingan inanasik haji
13. 19Juni2016 Hj. St. Hajar Jabbar Hijaz
- Simulasi pel ksanaan ha ’”
1 0 Hj. Haniba
- Pemantapgzl bimbingan manasik haj:
14. 26 Junl 2016 11. H. Nur As’ad Hijaz, SE
- Simulasi pelaksanaan haji
- Pemantapan bimbingan manasik haj‹ 12. I i. Zulkitly Hijaz, SE
15. 03 Juli 2016 13. H. Faizal Hijaz
- Simulasi pelaksanaan haji
- Pemantapan bimbingan manasik haji 4 Hj. Fauziah Hijaz
16. 27Juli 2016
- Pemantapan ketua regu dan rombongan
17. 24 JuII 2016 - Pemantapan bimbingan manasik haji
18. 31 Juli 2016 - Simulasi perjalanan haji
- Penutupan bimbingan manasik haji musim
19. 07 Agustus 2016
haJi tahun 2016 M / 1437 H
01 Januari 2G16
NAMA - NAMA CALON JAMAAH HAI
UMUM TAHUN 2016 KBIH SYEKH YUSUF
KAB.GOWA

4 212g/1 fP6 28/01/2009 NASARUDDIN DG.TANGNGA BIN MANGNGOTTONG BAJENG 2300092787 MUAMALAT
5 BB$i BgBB y N - B I BOggBNlN
6 3124/1774 29/01/2009 ERNI YUSNITA BT H.ACHMAD TAJU SOMBAOPU 2300093131 MUAMALAT
7 2165/1816 10/2/2009 ZAKIAH BINTI HADAMING PALLANCGA 2300094663 MUAMALAT
a 2 /ia s 1o/2/2009 SUBAEDAH BINTI HADAMING PALLANGGA 2300094667 MUAMALAT
9 2163/1814 10/2/2009 KENNA DG.NGONA BINTI BASO PALLANGGA 2300094668 MUAMALAT
10 2169/1820 10/2/2009 NURHAYATI BINTI MASSIRI BAJENG 2300094957 MUAMALAT
11 2166/1817 12/2/2009 ALAUDDIN BIN NEKO BUNGAYA 2300095031 MUAMALAT
12 2168/2819 12/2/2009 ERNAWATI BINTI RASENG B BUNGAYA 2300095039 MUAMALAT
13 2170/1821 12/2/2009 AWING BIN H.TUTU SOMBAOPU 2 ooogso43 MUAM T
14 2171/1822 12/2/2009 NORMA BINTI BONTO SOMBAOPU 2300095052 MUAMALAT
15 2174/1823 12/2/2009 HASNIA BINTI SIDDI SOMBAOPU 2300095059 MUAMALAT
16 2167/1818 12/2/2009 NURLIAH BINTI MAWANG BUNGAYA 2300095066 MUAMALAT
17 2179/1836 23/02/2009 SUPRIADI BIN H.MANGKA SOMBAOPU 2300095870 MUAMALAT
18 2181/1837 23/02/20Q9 HASMAWATI 8INTI JAMALUDDIN PALLANGGA 2300095873 MUAMALAT
19 2177/1834 23/02/2009 JAMILAH BINTI H.BASO PALLANGGA zzooogs876 MUAMALAT
20 2176/1833 23/02/2009 MARHAEN\ BINTI PA'GA BONTO MARANN U 2300095877 MUAMALAT
21 2173/1832 23/02/2009 HASNIAH BINTI SEHU PALLANGGA 2300095878 MUAMALAT
22 2212/1854 13/03/2009 HIKMAWATI BINTI 8UDDIN SOMBAOPU 2300097199 MUAMALAT
23 2211/1853 16/03/2009 SUNUSI BIN DENOENG TOMPOBULU 2300097211 MUAMALAT
TANGGAL KEC BANK
16/03/2009 SITTI ANi BINTI MUTU PALLANGGA 2300097218 MUAMALAT
16/03/2009 MUH.RUSLAN IMBAH BIN JAWANG BONTONOMPO 2300097261 MUAMALAT
,25/03/2009 JUHARiAH BINTI H.BAXKARA PALLANGGA 2300097910 MUAMALAT
25/03/2009 YULIATI BINTI KAMARUDDIN SOMBAOPU 23 16 MUAMALAT
25/03/Z009 MANSYUR BIN ABD SALAM BOE 2g u MALAT
25/03/2009 SYAMSUDDIN BIN MUH.DIN MUAMALAT
25/03/2009 RUSMIAT\ BINTI SALAMUN 23 938 MUAMALAT
858 27/03/2009 MARIANTI BINTI H.NASSA S PU 009 MUAMALAT
9/1852 27/03/2009 HASRA BINTI TOLLENG 20 MUAMALAT
70/1851 27/03/2009 NURBADRI BIN HADINIH MUAMALAT
2230/1863 31/03/2009 JUMASAN BIN JATO MUAMALAT
35 2227/1862 31/03/2009 HASNAH DG.MINNE BI 140 MUAMALAT
36 2232/1879 31/03/2009 GANI BIN BE'OU 2300098 MUAMALAT
37 1480/1865 21/03/2009 NANENG B NTI BUNDU MUAMALAT
38 2226/1861 31/03/2009 INAWATI SANGGING BINTI 23 MUAMALAT
39 2233/1880 31/03/2009 BARA BINTI UMBA 23 15 MUAMALAT
NAMA - NAMA CALON JAMAAH HAI
UMUM TAHUN 2016 KBIH SYEKH YUSUF
KAB.GOWA
NO DAFT TANGGAL NAMA KEC NO.PORSI BANK KET
1 @ I\IfiItJg I@gܤ ,g$9dg6 lL9i I g@fl@IN
2 2100/1760 28/01/2009 RAINTANG BT PA’GO SOMBAOPU 2300092767 S.MANDIRI
3 2101/1761 28/01/2009 NURHANI BT ARIFIN TOMPOBULU 2300092770 S.MANDIRI
4 2099/1759 28/01f20O9 SYAMSANI BT MAJID TOMPOBULU 2200092782 S.MANDIRI
s ’•“ sas -aas‹a9f'ax
6 B
s«•w+
BO 9i
s«›wax -— m ,&'“
-CONN—
“= ” m'u
“NI3.
sz3u
-£k^
*.•o so,a•,s
7 •¥ §ittj NToIVI .— ^ 2 wuvy/9C
I » meo•• a¥•o•aa Ou••a••'=•i°»B a'w + '9i¥*'^Lu*i ñW° a«ma*g ••a••a•
9 2109/1766 28/01/2009 ABD.HAKIM DG.NGAWING BIN SEHU BONTOMARANNU 230009283 1 S.MANDIRI
10 2117/1773 28/01/2009 HASAN BASMA BIN MANGKI PALLANGGA 2300092B35 S.MANDIRI
11 2116/1772 28/01/2009 MUSKIRA BT KASIM BAJENG 2300092838 S.MANDIRI
12 2107/1764 29/01/2009 BASO DG.NGALA BIN MANGGERANGI SOMBAOPU 2300093344 S.MANDIRI
13 2103/1763 29/01/2009 DAWANG JINTU BT TIMBO PALLANGGA 2300093354 S.MANDIRI
14 Z102/1762 29/01/2009 HAMRIANA BT MAKKU TOMPOBULU 2300093372 S.MANDIRI
15 2071/J7s8 2g/o1/2009 HASRAWATI BT H.KULLE BAJENG 2300093395 S.MANDIRI
16 2149/1784 30/01/2009 NURSYAMSI BT H.ABD.SALAM SOMBAOPU 2300093600 S.MAND1RI
17 2153/1787 30/01/2009 ABD.JALIL BIN HANAPING PALLANGGA 2300093605 S.MANDIRI
18 2137/1782 30/01/2009 BASO DJAPANG BIN DJAPANG BONTONOMPO 2300093608 S.MANOIRI
19 2128/1778 30/01/2009 JIBO DG.SANGNGING BT BASO SOMBAOPU 2300093613 S.MANDIRI
20 2158/1810 2/2/2009 NURSIAH DG.TANANG BT NYAMPA BAJENG 2300093855 S.MAfJDIRI
21 2159/1811 2/2/2009 SINA BT BALATU BUNGAYA 2300093857 S.MANDIRI
22 2157/1809 2/2/2009 NURBIA 8T TUGA SOMBAOPU 2300093859 S.MANDIRI
23 2197/1824 2/2/Z0O9 ABD.JABBAR HIJAZ BIN DJASI SOMBAOPU 2300093861 S.MANDtRI
NO DAFT TANGGAL NAMA KEC NO.PORSI BANK KET
24 3156/1807 2/2/2009 SUDARMINA BT H.MABE SOMBAOPU 2300093863 S.MANDiRl
25 2160/1812 2/2/2009 NIYA BT RAJJA BUNGAYA 2300093865 S.MANDIRI
26 2154/1806 2/2/2009 NURULHUDA BINTI ABD.AZIS SOMBAOPU 2300093866 S.MANDIRI
27 2138/1804 2/2/2009 ST.HAYANI BT DG RUPPA SOMBAOPU 2300093868 S.MANDIRI
25 2161/1813 2/2/2009 SUODING BIN MAWANG BUNGAYA 2300093869 S.MANDIRI
29 2156/1808 5/2/2009 SAHARI BT DOLO SOMBAOPU 2300094332 S.MANDIRI
30 1521/1788 6/2/2009 DAMING BIN RAM MAN TOMPOBULU 2300094496 S.MANOIRI
31 2152/180S 6/2/2009 SUBAEDAH BINTI SALIM SOMBAOPU 2300094498 5.MANDIRI
32 2147/1802 12/2/2009 AIDHA BINTI AMIN SOMBAOPU 2300094966 S.MANDIRI
33 2142/1797 I2/Z/2009 MUHAMMAD IDRIS BIN MASJIDI SOMBAOPU 2300094967 S.MANDIRI
34 2145/1800 12/2/2009 AGUS SALIM BIN H.NURDtN SOMBAOPU 2300094968 S.MANOIRI
35 2139/1794 12/2/2009 JUHAENA BINTI MAPPE SOMBAOPU 2300094969 S.MANDIRI
36 2146/1801 12/2/2009 RAHMAN BIN H.SAMSUDDIN SOMBAOPU 2300094970 S.MANDIRI
37 2144/1799 12/2/Z009 FITRIANTI BINTI HUSAIN SOMBAOPU 2300094971 S. MANDIRI
38 2055/1792 12/2/2009 RAFIKA BINTI H. ABD. RAHMAN SOMBAOPU 2300094972 S.MANDIRI
29 20S6/1793 12/2/2009 RISMAH BINTI H.ABD.RAHMAN SOMBAOPU 2300094973 S. MANDIRI
4O 2143/1498 12/2/2009 MACITA BINTI MADDO AMIN SOMBAOPU 2300094975 S.MANDIRI
41 2053/1790 12/2/2009 NURDAYA BINTI MATTA SOMBAOPU 2300094977 S.MANDIRI
42 2141/1796 12/2/2009 /SUARNI BINTI”H.ALI SOM8ACIPU 2300094978 I "” S.MANDIRI
) 43 | 2054/1791 12/2/2009" | ISMI RIANI LATIF BT H.LATIF SOMBAOPU 2300094980 )" S.MANDIRI t
|
44 [ 2172/1803 l l 12/2/2009 tNOER CHALIS HUSNUL SOMBAOPU 230009498 1 S,MANDIRI
l ^* l 2052/178+ I2/2/2009 JUMIATI BINTI MAPPI SOMBAOPU | 2300094984 I S.MANDIRI l
) 46 | 2192/1842 I 25/02/2009 |XARTINI DG.TAXE’NANG BIN DADU l PALANGGA ) 2300096093 S.MANDIRI I
[ 47 | 2193/1843 25/02/2009 (SUKMAWATI BINTI SYAMSUODIN PALANGGA 2300096096 t S.MANDIRI l J
48 I * 185/1839 25/02/2009 ) HASNIAH DG.NGASI BT SANRA PALLANGGA 2300096105 | 5.MANDIRI (
1 491915/1829 t 25/02/2009 /SITTI ROHANI BINTI BAHA SOMBAOPU2300096111 S.MANDIRI
) S0 1 21 /1824 | 25/02/ 9 I NU SIAH BINTI HASMULLAH BAJENG)2300096122 I S.MANDRl)
TANGGAL KEC NO.PORSI BANK
5/02/2009 MULIAJ I BINTI MANNL AYA 23 S.M
1835 25/02/2009 HASMAWATI BT ABO.HAMIO OPU S.MANDIRI
845 26/02/2009 JUMARIAH BINTI COANG GA 2 626 S.MANOIRI
1841 3/3/2009 AZIZ B N OAU OPU 503 S.MANDIRI
1/1830 3/3/2009 CONNI BIN ABOUL MAJID YA S.MANDIRI
1568/1827 3/3/2009 JUMASIA BINTI JASIMONG S.MANDIRI
57 1567/1826 3/3/2009 MUHAMMAD YUSUF BI S.MANDIRI
2203/1847 6/3/2009 ABD.RAHMAN BIN PA PALLA 6778 S.MANDIRI
2205/1849 6/3/2009 RAMLI BIN TO’LENG PA 230009 S.MANDIRI
2206/1850 6/3/2009 JUNAEDAH BINTI CECE S.MANDiRI
KEPUTUSAN DTRFKTI JR JFN ERAL
PENYELENGGARAAN HAJI DAN
UMRAH NOMOR D/ 912 TAHUN 2011

TENTANG
PENETAPAN KEMBALI IZIN OPERASIONAL KELOI'dPOK BIMBINGAN
SYEKH YUSUF
DI PROVINSI SULAWESI SELATAN
SEBAGAI PEMB1MBING IBADAH HAJI

DENGAN"RAHNAT TUHAN YANG PIAHA ESD


DIREKTUR JENDERAL PENYELENGG*RAAN HMI DAN UNRAH,

araan Ibadah HajiMenimbanq


dan Umrah sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 396 Tahun 200
Bimbingan Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diberikan kembali Izin O

bahwa a dan rtimb ana dimaksud pada huruf


menetapkan kembali izin operasional Kelompok
Bimbinf di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji da

Mengingat 1. Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 13 Tahun 2008 tentang


Penyefenggaraan Ibadah Haji; (Lembaran N°gara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4845) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Republ“k Indonesia Nomor 34 Tahun 2009 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 13
Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi
Undang-Undang;
2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 Tentang Pembentukan
dan Organisasi Kementerian Negara;
3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi,
Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;
4. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Apama;
Memperhatikan 1. Surat Direktur Jenderal Penyele,nggaraan Haji dan Umrah
Nomor Dt.VII.I/4/Hj.01/t024/2008 perihal Ketentuan-ketentuan bagi
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dalam Penyelenggaraan Haji Tahun
1429 H/2008 M.
2 Surat Kepada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi
*elatan Nomor : Kw.21.3/3/Hj.00/12/2011 Tanggal 18 Januari 2011,
perihal Perpanjangan izin operational kR¿H

MEMUTUSKAN:
Menetapka XEPUTUSAN DIREKTUR 3ENDERAL PE”NYELENGGARAAN HA3I
n DAN UMRAH TENTANG PENETAPAN KENBALI IZIN
OPERASIONAL KELO!MPOK 8IN8INGAN SYEKH YUSUF DI
PROVINSf SULAVVESI SELATAN SEBAGAI PEMBIPIBING I
BADAH HA3I

KESATU Nenetapkan kembali Izin operasional Kelompok Bimbingan Ibadah Haji


Syekh Yusuf di Provinsi....Sulawesi Selatan Pimpinan Drs. H. Abd. Jabhar
i iijaz, M.Si, Alamat . Ji. Mesjid Raya No. 37 A Sungguminasa Kecamatan
Somba Opu, Kabupaten Gowa Telp. (O411) B65217, g2110O1 yang
selanjutnya disebut Kelompok Bimbingan Ibadah.
KEDUA Kelompok Bimbingan sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU hanya
melaksanakan Bimh!ngan Ibadah Haji dan bukan sebagai Penyele?ggara
Ibadah Haji.
KETIGA Kelompok Bimbingan Syekh. Yusuf wajib mentaati peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
KEEMPAT Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan
melakukan Pembinaan, Pengawasan dan Akreditasi kegiatan Operasional
Kelompok Bimbingan Syekh Yusuf di Provinsi Sulawesi Selatan.

KELIMA Izin Operasional Kelompok Bimbingan diberikan untuk jangka waktu


3 (tiga) tahun.
KEENAM Keputu* an ini m

Ditetapkan di : Jakarta
- pada tanggal 29 Oeseahec 2011
% ENDERAL
I GARAAN HMI DAN UMRAH,

ET RIYANTO
4’AYASAN “ AL- HIuAZY AL- MAftKY “
KABU PATE hi GOWA

KEPUTUSAN SET UA BADAN PliNDl Rl AL-H1JAZ\’ AL-MAKKY


KABLIPATEN GOWA
NOMOR : u 1 / Y l!M / 01 / 2011

TENTANG

PENGANG KATAN PENGURUS KELOMPOK DI MBING AN IBADAH HAJI ( KDIH )


SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

BADAN PENDIRI YAYASAN AL-HUA Z -A4#.KKY KABtJ PATEN GOW .

gka lebih
Dahwa dalam Ibadah mengangk YUSUF K mengefektifkan pengelolaan Bimbingan
‹a Yayasan Al-Hijazy Al-kJakky Kabupaten Gowa
rms Kelompok Bimbingan Ibadah Haji SYEKH

b. Bahwa rue cakaaiy dalam keputusan ini dipandang ntuk diangI melaksanakan tug•as sebagai
Pen •menuhi
Babu ompok Bimbingan Ibadah i ( KBIH ) SYEKH YUSUF
Und Gowa.
epublik
MENGINGAT ' 17 Tahun 1999 tentang 15 /\yat ( I )
penye;araan ibadah H

n 4!cgara Republik Indonesia Nomor 4845 ) sebagaimana telah diubah ‹lengan Undang-Undang Republik 1ndonesi x »o 3‹ r hun 2009 tentang Pen

3. Peraturan Presid•ri Nomor 47 Tahun 2009 Tentang Pembentukan dan


Organisasi Kementerian Negara;

4. Peraturan Presides Nomor 24 Tahun 2010 tentang kedudukan, Tugas, dan


Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi
F.selon i Kementerian Negara.

5. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Organisasi


danTata Kerja Kementerian Agama;

6. Anggaran Dasar D‹.n Anggaran Rumah Tangga Yayasan #-I-Hiiazy Al-

7. Akte Notaris Nomor 28 Tanggal 11 Juni 200c tentang Yayasan A1-


Hijazy Al-Makky;
sAN"AL-H!9AZY AL-M&KKY
IKABUP ATEN GOWA

MEMUTUSKAN
KEPUTUSAN KETUA BADAN PENDIR I ¥ AYASAN AL-HIJAZY AL-MAKKYKABUPATENGOWATENTANG PENGANGKAT.6N PENGURUS KELOMPOK BI
PERTAMAMengaugkat Penguru5 sebagai berikut :

Ketua : Drs.H.Abd.Jabbar Hijaz

WakilKetua : H.Nur As'ad Hijaz

2. Sekretaris : Ansar Dahlan


Wakil Sekretaris : H.Faisal Hijaz

3. Bendahara : Hj.Hajar Sain

Wakil Bendahara : Hj.lndra•aaty Hijaz

4. AnggoWStaf : Ridha Ridwan


Hj. Fauziah Hijaz
Hj. Rizqiyah Hijaz
H. Ichwan iuslin

Hj. Nurwandah Hijaz


Hj. Nardawati Hijaz
H.Taufik Karim

S. Pembimbing Ihadah Haji

1. Drs.rl.Abd,Jabbar Hijaz

2. Drs.H.Abu Bakar Paka h4.Ag

3. Drs.H.Mukminin Gaffar, MM

4. H.Muh.Yusuf Limpo

5. Drs.H.Arifin Bahru

6, H.MuirChiar Hijaz Lc.MA

7. Drs.H.Usman Tate

8. Drs.H.Muh.llyas

"9. H.Taufik Karim


AL- HIJAZY AL- MAKXY "
KABU PATEM GOWA

KEDUA Peiiguriis Kelompok Bimbingan Ibadah ilJ I ( LV 1 ) SYEKH-1 Y UsL1 F


Kabiipaten Gowa Oertugas :

• M mbantu Masyarakat Khusrlsnya ba g i para calon jemaa)i ldaj i


untuk memberikan pemahaman, dan mampu melaksanakan
rangkaian Ibadah 1-Iaji dengan benar.
• Memudahkan pelaksana Ibadah Haji dan Umrah bagi masyarakat
muslim.
• Mendorong tumbuhnya gagasan pemikiran islam dalam kegiatannya
dengan pelaksanaan lhadah Haji dan Umrah bagi Umat Islam.

KETIGA Segala biaya yang timbul akibat diterbitkannya Surat Keputusan ini
dibebankan kepada Anggaran Belanja Yayasan Al-Hijazy Al-Makky
Kabupaten Gowa.
KEEMPAT Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkannya dengan
ketentuan, apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan didalamnya, akan
diubah dan diperbaiki sebagaimana inestinya.

Ditetapkan Sungguminasa
Pada
llJanunri 201 I
Tangga

KETUA BAD.4N YAY.1SAN


AL-HTfAZY AL-1Y'tAKKY KABUPA’I N GOWA

Drs.H.A bHiia

Anda mungkin juga menyukai